bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
MENGERTI TAFSIR
1.
2. PENGERTIANTAFSIR
PENGERTIANPARA ULAMA
Menurut Al-kilabi tafsir adalah menjelaskan al-
qur’an, menerangkan maknanya dan menjelaskan
apa yang dikehendaki dengan nashnya atau dengan
isyaratnya atau tujuannya.
Menurut Syekh Al-Jazairi tafsir pada hakikatnya
adalah menjelaskan lafadzyang sukar dipahami oleh
pendengar dengan mengemukakan lafadz
sinonimnya atau makna yang mendekatinya, atau
dengan jalan mengemukakan salah satu dialah
lafadz tersebut.
Menurut Az-Zakkasyi tafsir adalah ilmu yang
digunakan untuk memahami dan menjelaskan
makna-makna kitab allah yang diturunkan kepada
rasulullah serta menyimpulkan kandungan-
kandungan hukum dan hikmahnya.
Menurit Abu Hayyan tafsir adalah ilmu mengenai
cara pengucapan lafadz-lafadz AL-Qur’an serta cara
mengungkapkan petunjuk, kandungan-kandungan
hukum,dan makna yang terkandung didalamnya.
Menurut Al-Jurjani tafsir pada asalnya, ialah
membuka dan melahirkan. Dalam istilah
syara’,ialah menjelaskan makna ayat, urusannya,
kisahnya, dan sebab diturunkannya ayat, dengan
lafadz yang menunjukkan secara terang.
Secara Bahasa: al-ibanah,
al-kasyf, idzhar, al-makna al-
maq’quul
Secara Istilah (Zarkasy: Al-
Itqon):
Ilmu untuk memahami
kitabullahi yang diturunkan
pada nabi muhammad SAW,
dan penjelasan makna-
maknanya, serta
mengeluarkan hukum-hukum
dan hikmah-hikmah yang
terkandung didalamnya.
3. Tafsir pada masa Rasulullah SAW dan
Sahabat
Tafsir pada masa Tabi’in
Tafsir pada masa Tadwiin
Takfir Pada masa Modern
4. TAFSIR MASA RASUL & SAHABAT
Penafsiran AL-Qur’an dengan al-Qur’an
Penafsiran Al-Qur’an dengan Sunnah
Penafsiran dengan pemahaman dan
ijtihad Sahabat
5. TAFSIR MASA TABIIN
Madrasah Ibnu Abbas di Mekkah (Saiid
Bin Jubair, Mujahid, Ikrimah..)
Madrasah Ubai Bin KZaid Bin Aslam, Abu
Aliyah..)a’b di Madinah (
Madrasah Ibnu Mas’uh (Pioner Madrasah
Ahlu Ar-ro’yi): Amir As-syabi, Hasan
Bashori..)
6. TAFSIR MASA TADWIN
Tumbuh seiring dengan berkembangnya masa
pembukuan hadis, dan belum dalam bentuk tafsir secara
tersendirinya.
Mulai ada pembukuan Tafsir secara tersendiri per ayat:
Ibnu Jarir At-Tobari (310H)
Setelah penulisan berkembang luas, mulai muncul
banyak ikhtilaf dan penyimpangan.
Munculnya penulisan Tafsir Maudhu’I : Ibnul Qayyim-
AqsamAl-Quran, Al-Jassos-Ayatul Ahkam
7. TAFSIR MASA MODERN
Berkembang penafsiran u/
menjawab tantangan zaman
(Tafsir Realitas Sosial dan
Budaya) tanpa meninggalkan
Tafsir bil Ma’tsur
Diantara tokohnya: Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha, Musthofa
Maraghi, Sayyid Quthub
Berkembangnya pula bentuk
9. TAFSIR BIL MA’TSUR
Yaitu penafsiran yang berdasarkan pada
riwayat shohih sesuai urutan: Tafsir Al-
Qur’an dengan Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an
dengan Sunnah, Tafsir al-Qur’an dengan
perkataan sahabat dan tabiin.
Hukum Tafsir bil Ma’tsur: Wajib
mengikutinya karena iitu adalah cara yang
paling BENAR dan SELAMAT.
Contoh Kitab: tafsir Ibnu Abbas, Tafsir
At-Thobari, Tafsir Ibnu Katsier.
10. TAFSIR BIR RO’YI
Penafsiran dengan menggunakan LOGIKA dan
pemahaman MUFASSIR secara tersendiri.
Pada awalnya banyak digunakan untuk membela
MADZHAB dan kepentingan tertentu.
Hukumnya: Jika benar-benar tanpa landasan dalil
maka HARAM.
Contoh Kitab: Mafatihul Ghoib ar-Rozi, Al-
Kassyah Li Zamahsyari.
11. TAFSIR ISYARI
Yaitu penafsiran tidak berlandaskan zhahir
lafadz tapi dengan mencari isyarat tersembunyi
Dalil: Kisah Umar dan Ibnu Abbas
Hukumnya: Boleh dengan syarat:
1. Tidak bertentangan dengan makna ayat
2. Makna harus benar
3. Bisa dirasakan hubungannya dengan lafadz
4. Talazum (sesuai) dengan makna ayat