1. Siswa SMK Negeri 5 Surakarta kesulitan memahami materi Gambar Konstruksi Bangunan dan mengerjakan tugas tepat waktu, yang berdampak pada rendahnya hasil belajar.
2. Penelitian ini bertujuan menerapkan model pembelajaran kontekstual tipe examples non-examples untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila
seorang guru mampu mendorong siswa untuk belajar, sehingga dalam diri
siswa dapat membayangkan dan merasakan dalam proses pembelajaran
dan dirasakan manfaatnya secara langsung dalam perkembangan siswa.
Dalam bukunya Warsita (2008: 85) menyatakan bahwa pembelajaran
(instruction) adalah sesuatu usaha untuk membuat peserta didik belajar
atau suatu kegiatan untuk membelajarkan. Dengan kata lain, pembelajaran
merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.
Namun di lapangan kegiatan pembelajaran tidak semulus dengan
konsep yang telah dibuat. Ada masalah-masalah yang timbul, mulai dari
kurang mengertinya siswa terhadap materi pembelajaran yang
disampaikan, kejenuhan siswa dalam belajar, fasilitas pembelajaran,
kurang sesuainya metode pembelajaran, dan lain-lain.
SMK Negeri 5 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan yang memiliki program keahlian Teknik Gambar Bangunan.
Mata Pelajaran Gambar Konstruksi Bangunan merupakan produktif yang
bermuatan materi-materi yang berkaitan dengan kemampuan kejuruan
siswa. Pada mata pelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki tingkat
pemahaman tinggi dikarenakan menjadi landasan dalam penerapan pada
gambar bangunan.
Berdasarkan wawancara guru–guru bersangkutan pada tanggal 15
Februari 2015, banyak siswa kelas XI TGB SMK Negeri 5 Surakarta
kurang paham dengan gambar yang akan mereka buat. Banyak dari siswa
yang hanya menggambar ulang dari teman yang dianggap lebih pintar
tanpa mengetahui fungsi dan informasi dari apa yang mereka gambar. Hal
ini terlihat dari ungkapan siswa atas gambarnya dan banyaknya kesalahan
pada gambar yang dibuat, sehingga mereka harus menggambarnya
2. 2
berulang–ulang. Hal tersebut membuat sebagian siswa merasa malas untuk
menyelesaikan tugas gambarnya.
Kendala yang dialami siswa tersebut berdampak pada
keterlambatan pengumpulan tugas menggambar siswa dari waktu yang
telah ditentukan guru. Ini tentunya menjadi masalah yang cukup serius.
Karena siswa tidak hanya menggambar satu bagian saja dalam bangunan,
namun beberapa komponen–komponen penyusun bangunan itu sendiri.
Keterlambatan pengumpulan gambar satu akan mempengaruhi pada waktu
pengumpulan bagian–bagian gambar lainnya, sehingga masih banyak
gambar yang belum dikumpulkan siswa pada akhir semester yang
mengakibatkan hasil belajar pada semester genap tahun ajaran 2014/2015
SMK Negeri 5 Surakarta kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan pada
mata pelajaran Gambar Konstruksi Bangunan dengan persentase kelulusan
sebanyak 36,67% dari 30 siswa, dan 63,33% dibawah KKM, sedangkan
nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 75.
Dalam hal inilah peran guru sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran, sehingga kemungkinan permasalahan ini disebabkan karena
kekurang sesuainya cara pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran
masih terpusat hanya pada guru saja. Hal ini membuat sebagian besar
siswa kurang dapat memahami dan mengembangkan apa yang sedang dan
akan mereka lakukan. Dengan demikian tentunya akan berdampak pada
penyelesaian tugas yang terlambat dan gambar yang dikerjakan siswa
belum tentu kebenarannya. Sehingga akan berefek pada hasil penilaian
yang kurang memuaskan.
Pada saat ini telah ditemukan oleh para ahli yang membuat proses
pembelajaran lebih efektif dan inovatif. Dalam penelitian ini penulis
mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran lebih baru dari
pembelajaran konvesional yaitu Model Pembelajaran Kontekstual tipe
Examples Non-Examples.
Munculnya model pembelajaran kontekstual dilatarbelakangi oleh
rendahnya mutu keluaran/hasil pembelajaran yang ditandai dengan
3. 3
ketidakmampuan sebagian besar siswa menghubungkan apa yang telah
mereka pelajari dengan cara pemanfaatan pengetahuan tersebut pada saat
ini dan dikemudian dalam kehidupan siswa (Komalasari, 2011: 1).
Sehingga siswa diarahkan untuk menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan situasi dalam kehidupan nyata. Siswa ditekankan bahwa
belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi juga membangun
pengetahuan dan keterampilan baru. Contoh-contoh dapat dari
kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar, sehingga
memudahkan siswa dalam memahami materi dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari (Kiranawati, 2007).
Pembelajaran kontekstual tipe examples non examples
mengelompokan siswa dalam kelompok kecil dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menganalisis sesuatu obyek yang
kemudian diaplikasikan kebentuk gambar oleh siswa, kesulitan-kesulitan
yang didapat akan dapat dipecahkan bersama.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis mencoba mengadakan
penelitian yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
TIPE EXAMPLES NON-EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA
KELAS XI TGB DI SMK NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN
AJARAN 2015/2016”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis
memiliki identifikasi masalah sebagai berikut:
a. Siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5
Surakarta kurang memahami informasi dan fungsi dalam tugas mata
pelajaran Gambar Konstruksi Bangunan.
4. 4
b. Siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5
Surakarta malas mengerjakan tugas mata pelajaran Gambar
Konstruksi Bangunan.
c. Siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5
Surakarta tidak tepat waktu dalam pengumpulan tugas mata pelajaran
Gambar Konstruksi Bangunan.
d. Kurang sesuainya model pembelajaran yang diterapkan pada mata
pelajaran Gambar Konstruksi Bangunan siswa kelas XI Jurusan
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan tersebut di atas, maka pokok masalah yang timbul dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana menerapkan pembelajaran dengan model Kontekstual tipe
Examples Non-Examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada Mata Pelajaran Gambar Konstruksi Bangunan kelas XI TGB
SMK Negeri 5 Surakarta?
b. Bagaimana efektivitas penerapan model Kontekstual tipe Examples
Non-Examples dalam pembelajaran Gambar Konstruksi Bangunan
kelas XI TGB SMK Negeri 5 Surakarta?
D. Tujuan Penelitian
Dalam bagian ini akan diuraikan tujuan penelitian, adapun
uraiannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Kontekstual tipe
Examples Non-Examples dalam meningkatkan hasil belajar pada Mata
Pelajaran Gambar Konstruksi Bangunan kelas XI TGB SMK Negeri 5
Surakarta.
5. 5
2. Untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran
Kontekstual tipe Examples Non-Examples dalam pembelajaran
Gambar Konstruksi Bangunan kelas XI TGB SMK Negeri 5
Surakarta.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, manfaat secara praktis dan teoritis, yaitu:
1. Manfaat Praktis:
a. Membantu perkembangan guru menjadi lebih professional.
b. Membantu guru berinovasi dalam pembelajaran agar tercapai hasil
pembelajaran yang lebih baik.
c. Membantu guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
d. Meningkatkan kepercayaan dari guru.
e. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam mencari pembelajaran yang
ditugaskan oleh guru.
f. Siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
g. Siswa mampu bekerja sama dengan kelompok dalam
menyelesaikan tugas pembelajaran serta dapat lebih berani
mengemukakan pendapat.
h. Siswa dalam mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang
ditentukan guru.
i. Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
2. Manfaat Teoritis:
a. Sebagai bahan pustaka oleh pihak jurusan atau lembaga
pendidikan sebagai salah satu varian model pembelajaran yang
diharapkan akan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dan
meningkatkan mutu pendidikan.
6. 6
b. Untuk pengembangan penetahuan yang didapat di bangku
perkuliahan, penambahan wawasan khususnya dalam proses
pembelajaran, serta sebagai perbandingan terhadap penelitian–
penelitian pembelajaran lain yang pernah di terapkan.