1. Dokumen membahas dukungan fasilitasi Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, Aneka dan Energi Baru Terbarukan (IKMA) untuk meningkatkan daya saing industri kecil menengah garam rakyat;
2. Terdapat permasalahan kualitas bahan baku dan proses produksi yang belum sesuai standar, serta kendala pemasaran produk;
3. Program pengembangan diantaranya memberikan bimbingan teknis, fasilitasi mesin produ
1. DUKUNGAN FASILITASI DITJEN IKMA
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
IKM GARAM RAKYAT BERDAYA SAING
Disampaikan
pada
Kegiatan
Webinar
“Meningkatkan
Value
Garam
melalui
Digitallisasi
Produk
Garam
Lokal
Berdaya
Saing”
Jakarta,
5
Oktober
2020
2. POTENSI INDUSTRI PENGOLAHAN GARAM
1. Terdapat 106 unit usaha Industri Menengah (IM) KBLI 10774 – Industri Pengolahan
Garam dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3456 orang yang tersebar di 12
provinsi diantaranya Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Adapun jenis-jenis garam
yang diproduksi antara lain garam beryodium, garam briket, garam halus, garam bata
dan pengemasan garam.
2. Garam merupakan salah satu komoditi strategis yang ketersediaannya dipasar harus
selalu terjaga untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi manusia.
3. Garam juga merupakan sarana fortifikasi zat yodium menjadi garam konsumsi
beryodium dalam rangka penanggulan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
2
2
3. PETA SENTRA IKM PENGOLAHAN GARAM
3
ACEH
Pidie, Biereun, Aceh Besar dan
Aceh Timur
1
3
2
JAWA
TENGAH
PaF,
Rembang,
Demak,
Jepara
dan
Brebes
4
JAWA
TIMUR
Sampang,
Pamekasan,
Sumenep,
Surabaya,
dan
Gresik
5
6
7
8
9
BALI
Buleleng
NTB
Bima,
Sumbawa,
Lombok
Timur,
dan
Lombok
Barat
SENTRA
NTT
Kupang,
Alor,
Nagekeo,
Ende,
TTU,
TTS,
Flores
Timur,
Lembata,
Rotendau,
dan
Manggarai.
SULSEL
Jeneponto, Takalar, dan Pangkep
SULTENG
Palu
dan
Donggala
JAWA BARAT
Cirebon dan Indramayu
4. GAMBARAN SENTRA IKM GARAM
1. Teknologi
proses
pegaraman
yang
masih
sederhana
(konvensional)
dengan
infrastruktur
dan
sarana
produksi
kurang
memadai.
2. Kelompok
Usaha
Bersama
(KUB)
pegaram
belum
berkembang
dengan
terbatasnya
akses
informasi
dan
teknologi
pegaraman.
3. Usaha
garam
rakyat
Fdak
berorientasi
terhadap
kualitas
hal
ini
dapat
dilihat
dengan
banyaknya
petani
garam
yang
membuat
produk
garam
krosok
berkualitas
rendah
(K
2
dan
K3).
4
5. STANDAR MUTU GARAM
5
No
SNI
Parameter
Bau
Warna
No
SNI
Judul
NaCl
(%)
KCL
(%)
Air
(%)
KI03
(%)
1
3556:
2016
Garam
konsumsi
beryodium
min.
94
adbk
N/A
maks.
7
min.
30
adbk
N/A
N/A
2
4435:
2017
Garam
bahan
baku
garam
konsumsi
beryodium
K1
min.
94
adbk/
87
adbb
N/A
maks.
7
N/A
Normal,
Fdak
berbau
PuFh
K2
min.
90
adbk/
83
adbb
N/A
maks.
7
N/A
Normal,
Fdak
berbau
PuFh
-‐
kecoklatan
K3
min.
85
adbk/
78
adbb
N/A
maks.
7
N/A
Normal,
Fdak
berbau
Selain
warna
K1
dan
K2
7. PENGEMBANGAN PRODUK GARAM RAKYAT
1. Garam
spa
dan
kosmeFk
(foot
salt,
face
scrub,
body
scrub,
sabun
dan
lainnya).
2. Garam
souvenir.
3. Garam
Indikasi
Geografis
yang
merupakan
salah
satu
inovasi
produk
pangan
dimana
Fdak
boleh
ada
pencampuran
apapun
dalam
produk
termasuk
forFfikan
dikarenakan
akan
menggugurkan
serFfikat
IG
(Garam
Amed
Bali,
Garam
Gunung
Krayan
dan
Garam
Kusamba
Bali).
4. Garam
kesehatan.
5. Tambak
ikan
dan
artemia
(pakan
alami
esensial
untuk
larva
ikan
dan
udang).
7
8. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
a. IKM
garam
konsumsi
mengalami
kesulitan
dalam
akses
bahan
baku
garam
knsumsi
dari
petani
yang
sesuai
standar
SNI
dimana
pada
umumnya
memiliki
kadar
NaCl
yang
rendah
dan
kadar
air
yang
Fnggi
sehingga
iodium
mudah
menguap.
b. Akses
terhadap
forFfikan
yang
belum
merata
pada
sentra
IKM
garam
konsumsi
(ketersediaan
barang
dan
harga).
Selain
itu,
forFfikan
umumnya
dijumpai
dalam
kemasan
yang
besar
sehingga
sulit
untuk
dijangkau
IKM.
Produsen
forFfikan
di
Indonesia
hanya
ada
1
(satu)
yaitu
Kimia
Farma.
c. Adanya
persepsi
masyarakat
yang
berbeda
terhadap
garam
konsumsi
beryodium
diantaranya
(a)
penggunaan
garam
beryodium
akan
menyebabkan
kegagalan
dalam
pembuatan
asam
sunF
(Aceh);
(b)
garam
beryodium
terasa
pahit
(Bali);
(c)
garam
yang
penFng
rasanya
sudah
asin
(Fdak
memperhaFkan
kandungan
yodium).
d. Masih
terbatasnya
pembinaan
produksi
garam
rakyat
dan
garam
beryodium
untuk
meghasilkan
garam
bahan
baku
dan
garam
beryodium
sesuai
SNI,
yang
diikuF
dengan
kurang
sinerginya
sistem
monitoring
mutu
garam
beryodium
di
Fngkat
produksi,
pasar
dan
konsumen
(masyarakat).
8
9. 9
Bahan
Baku
Kualitas
rendah
SerNfikasi
Biaya
serFfikasi
Kualitas
Belum
memenuhi
SNI
SDM
Garam
Kurangnya
pengetahuan
teknologi
pengolahan
garam
Kendala
Pengembangan
IKM
GARAM
Proses
Produksi
belum
sesuai
CPPOB
11. Program
Pengembangan
Garam
Beryodium
• Bimbingan
Teknis
Produksi
IKM
Garam
Beryodium
• Fasilitasi
Mesin/Peralatan
Bagi
IKM
Garam
Konsumsi
Beryodium
• Mesin/
peralatan
yang
diberikan
antara
lain:
mesin
pencuci,
pengering,
penggiling,
dan
alat
iodisasi
1.
Peningkatan
kapasitas
produksi
IKM
garam
konsumsi
beryodium
• Berupa
potongan
harga
sebesar
25
%
-‐
30
%
dari
harga
mesin/
peralatan
dari
seFap
pembelian
mesin/
peralatan
baru
bagi
IKM
2.
Restrukturisasi
mesin/
peralatan
bagi
IKM
garam
konsumsi
beryodium
• Menggunakan
Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
di
daerah
• Contoh
:
pengunaan
DAK
di
Kabupatan
Pahuwato,
Gorontalo
untuk
memperbaiki
infrastrukstur
sentra
garam
agar
memenuhi
aspek
higienitas
dan
keamanan
pangan
3.
Revitalisasi
sentra
IKM
garam
konsumsi
beryodium
11
12. • Sosialisasi
serFfikasi
SNI
Garam
Konsumsi
Beryodium
• Bimbingan
dan
pendampingan
serFfikasi
SNI
Garam
Konsumsi
Beryodium
• Fasilitasi
SerFfikasi
SNI
Garam
Konsumsi
Beryodium
(minimal
3
IKM
per
tahun)
4.
SNI
garam
konsumsi
beryodium
• Desain
logo,
merek
dan
kemasan
• Pendafataran
merek
• Program
digital
markeFng
melalui
e-‐Smart
dan
Bangga
Buatan
Indonesia
5.Peningkatan
Daya
Saing
IKM
Garam
Beryodium
Program
Pengembangan
Garam
Beryodium
12
13. Bali Creative
Industry Center
(CreaNve
Industry
Startup)
PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU
13
Accelerate Program
Wirausaha yang sudah mulai
merintis dan menjalankan usaha
Basic Program
Penumbuhan Wirausaha melalui
Fasilitasi Keahlian, Startup Capital
dan Perizinan.
WUB
Santripreneur
WUB
Sinergitas
Dengan
K/L
Lainnya
WUB
Daerah
TerNnggal,
Perbatasan,
Terluar
Dan
Pasca
Bencana
1
2
IFI
INDONESIA
FOOD
INOVATION
14. PENGUATAN DAYA SAING IKM
Fasilitasi
Teknologi
dan
Sarana
Prasarana
Produksi
Peningkatan
Kualitas
Produk
(Standar
&
SerNfikasi)
dan
Keahlian
SDM
Peningkatan
Akses
Pasar
Akses
Sumber
Bahan
Baku
/
Penolong
Restrukturisasi
Mesin/Peralatan
DAK
Revitalisasi
&
Pembangunan
Sentra
Pameran
&
Promosi
e-‐Smart
IKM
(Literasi
Digital)
Link
n
Match
(Kemitraan)
Standar
Produk
SerNfikasi
Keahlian
Manajemen
&
Teknis
Fasilitasi
Permesinan
Rumah
Kemasan
Material
Center
Awarding
2
1
3
4
Unit
Pelayanan
Teknis
(UPT)
5
Akses
Pembiayaan
KUR
Literasi
Fintech
14
15. RESTRUKTURISASI MESIN DAN PERALATAN
DIREKTORAT INDUSTRI KECIL,
MENENGAH DAN ANEKA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
TAHUN 2020 15
16. Periode
1
Agustus
2019
–
30
September
2020
Mulai
1
April
2020
s.d.
30
Oktober
2020
16
RESTRUKTURISASI MESIN DAN PERALATAN
17.
18. Standar
Nasional
Indonesia
HALAL
Good
Manufacturing
PracNces
Penerapan
SNI
wajib
bagi
garam
konsumsi
SerFfikasi
bagi
produk
pangan,
obat
dan
kosmeFk
dan
telah
berlaku
wajib
pada
Oktober
2019
Hazard
AnaliNcal
CriNcal
Control
Point
SerNfikasi
SNI
14
SerNfikasi
Halal
500
SerNfikasi
HACCP
33
SerNfikasi
GMP/CPPOB
64
Sistem
manajemen
mutu
untuk
produk
pangan
Sistem
manajemen
mutu
untuk
produk
pangan
*Kurun
waktu
2012-‐2019,
belum
termasuk
dari
Dana
Dekonsentrasi
18
BIMBINGAN & SERTIFIKASI BAGI IKM PANGAN
19. DANA ALOKASI KHUSUS
19
Dana Pusat yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional.
DASAR HUKUM
1. UU No. 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian;
2. PP No. 29 Tahun 2018 tentang
Pemberdayaan IKM; dan
3. Perpres 141 Tahun 2018 tentang Petunjuk
Teknis DAK Fisik.
SENTRA IKM adalah Kelompok IKM dalam
satu lokasi/tempat yang menggunakan bahan
baku atau menghasilkan produk sejenis, dan/
atau melakukan proses produksi yang sama.
MENU DAK FISIK BIDANG IKM
Pembangunan Sentra IKM
Pembangunan sentra baru berdasarkan atas suatu
perencanaan terpadu (by design) terpisah dari
tempat tinggal dan dikelola oleh suatu lembaga
pengelola dan berada dalam Kawasan Peruntukan
Industri (KPI) atau yang direncanakan sebagai KPI
Revitalisasi Sentra IKM
Kegiatan untuk meningkatkan sarana dan
prasarana pada sentra yang telah ada.
23. cc
DATABASE E-SMART IKM
Data
IKM
Kajian
Pasar
Marketplace
Data
Lainnya
Database
e-‐Smart
IKM
Profiling
IKM
Consumer
Behaviour
Market
Behaviour
Capacity
Building
IKM
Literasi
Digital
Commerce
23