SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
PENDAHULUAN
Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap
pemenuhan gizi masyarakat, maka Tidak mengherankan jika semua negara baik
negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai
pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai
cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan perlindungan
terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi. Seiring dengan kemajuan
teknologi, manusia terus melakukan perubahan-perubahan dalam hal pengolahan
bahan makanan. Hal ini wajar sebab dengan semakin berkembangnya teknologi
kehidupan manusia semakin hari semakin sibuk sehingga tidak mempunyai
banyak waktu untuk melakukan pengolahan bahan makanan yang hanya
mengandalkan bahan mentah yang kemudian diolah didapur. Dalam keadaaan
demikian, makanan cepat saji (instan) yang telah diolah dipabrik atau telah
diawetkan banyak manfatnya bagi masyarakat itu sendiri.
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang
mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat
proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba.
Akan tetapi, tidak jarang produsen menggunakannya pada pangan yang relatif
awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau memperbaiki
tekstur. Pengertian bahan pengawet sangat bervariasi tergantung dari negara yang
membuat batasan pengertian tentang bahan pengawet. Meskipun demikian,
penggunaan bahan pengawet memiliki tujuan yang sama, yaitu mempertahankan
kualitas dan memeperpanjang umur simpan bahan pangan. Bahan pengawet
adalah senyawa yang mampu menghambat dan menghenrtikan proses fermentasi,
pengasaman, atau bentuk kerusakan lainnya, atau bahan yang dapat memberikan
perlindungan bahan pangan dari pembusukan (Margono, 2000).
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
PEMBAHASAN
Pengawet yang banyak digunakan untuk mengawetkan berbagai bahan
pangan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium benzoat
atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Bahan pengawet merupakan
salah satu bahan tambahan pangan yang paling tua penggunaannya. Pada
permulaan peradaban manusia, asap telah digunakan untuk mengawetkan daging,
ikan, dan jagung. Demikian pula pengawetan dengan menggunaka garam, asam,
dan gula telah dikenal sejak dulu kala. Kemudian dikenal penggunaan bahan
pengawet, untuk mempertahankan pangan dari gangguan mikroba sehingga
pangan tetap awet seperti semula. Secara ideal, bahan pengawet akan
menghambat atau membunuh mikroba yang penting kemudian memecah senyawa
berbahaya menjadi tidak berbahaya dan toksik. Bahan pengawet akan
mememngaruhi dan menyeleksi jenis mikroba yang dapat hidup pada kondisi
tersebut. Derajat penghambatan terhadap kerusakan bahan pangan oleh mikroba
bervariasi dengan jenis bahan pengawet yang digunakan dan besarnya
penghambatan ditentukan oleh konsentrasi bahan pengawet yang digunakan.
Secara umum penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai
berikut :
1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat
patogen maupun yang tidak patogen.
2. Memperpanjang umur simpan pangan.
3. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang
diawetkan.
4. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah.
5. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau
yang tidak memenuhi persyaratan.
6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan. Keamanan
senyawa-senyawa kimia dalam bahan pangan sangat perlu diperhatikan, baik
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
senyawa kimia yang ditambahkan dari luar bahan pangan maupun senyawa kimia
yang terdapat secara alami dalam bahan pangan itu sendiri.
10 tahun terakhir banyak diadakan penelitian tentang bagaimana
mekanisme suatu zat yang bisa berpotensi sebagai pengawet makanan. Penelitian
Kiran (2016) meneliti tentang Cinnamomum zeylanicum Blume essential oil.
Dalam penelitiannya Kiran dan tim yang berasal dari Institut Sains Banaran Hindu
University, India meneliti tentang CZEO yang berasal dari daun Cinnamomum
zeylanicum yang diekstrak, hidrodistilasi clevenger, dan dipisahkan oleh senyawa
anhydrous sodium sulphate, kemudian didapat EO dan disterilisasi di kaca vial
4˚C dan diinkubasi. Hasil yang didapatkan setelah tim peneliti menyiapkan
perlakuan gandum dan mengkultur kapang atau mikoflora yang dapat
mendegradasi gandum. Setelah diberi perlakuan CZEO, senyawa ini dapat
dijadikan alternatif pengawet organik untuk gandum karena mengadung
antioksidan spesifik yang secara proses dapat menghambat sekresi aflotoxin b1
dari beberapa mikoflora atau kapang yang berpotensi sebagai racun dan
mengoksidasi makanan.
Terdapat beberapa persyaratan untuk bahan pengawet kimiawi lainnya, selain
persyaratan yang dituntut untuk semua bahan tambahan pangan, antara lain
sebagai berikut :
1. Memberi arti ekonomis dari pengawetan (secara ekonomis menguntungkan).
2. Digunakan hanya apabila cara-cara pengawetan yang lain tidak mencukupi atau
tidak tersedia.
3. Memperpanjang umur simpan dalam pangan.
4. Tidak menurunkan kualitas (warna, cita rasa, dan bau) bahan pangan yang
diawetkan.
5. Mudah dilarutkan.
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
6. Menunjukkan sifat-sifat antimikroba pada jenjang pH bahan pangan yang
diawetkan.
7. Aman dalam jumlah yang diperlukan.
8. Mudah ditentukan dengan analisis kimia.
9. Tidak menghambat enzim-enzim pencernaan.
10. Tidak mengalami dekomposisi atau tidak bereaksi untuk membentuk suatu
senyawa kompleks yang bersifat lebih toksik.
11. Mudah dikontrol dan didistribusikan secara merata dalam bahan pangan.
12. Mempunyai spektra antimikroba yang luas, meliputi macam-macam
pembusukan oleh mikroba yang berhubungan dengan bahan pangan yang
diawetkan.
Melihat persyaratan tersebut di atas, dapatlah dikatakan bahwa
penambahan bahan pengawet pada bahan pangan adalah untuk memperpanjang
umur simpan bahan pangan tanpa menurunkan kualitas dan tanpa mengganggu
kesehatan. Penggunaan bahan pengawet untuk mengawetkan bahan pangan ini
diharapkan tidak akan menambah atau sangat sedikit menambah biaya produksi,
dan tidak akan mempengaruhi harga bahan pangan yang diawetkan, tetapi
pengusaha mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari lamanya umur simpan
sehingga bahan pangan yang diawetkan tersebut dapat terjual cukup banyak
dibandingkan tanpa pengawetan (Winarno, 1982).
Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah
atau menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap
makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan pangan ini
biasanya ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak, atau makanan yang
disukai sebagai media tumbuhnya bakteri atau jamur, misalnya pada produk
daging, buah-buahan, dan lain-lain. Definisi lain bahan pengawet adalah senyawa
atau bahan yang mampu menghambat, menahan atau menghentikan, dan
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
memberikan perlindungan bahan makanan dari proses pembusukkan (Cahyadi,
2008).
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
Bahan Pengawet Organik
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan
bahan pengawet bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik
yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan gangguan keracunan atau
gangguan kesehatan lainnya maupun mikroba yang nonpatogen yang dapat
menyebabkan kerusakan bahan pangan. Namun dari sisi lain, bahan pengawet
pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk
bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila penggunaan jenis pengawet dan
dosisnya tidak diatur maka menimbulkan kerugian bagi si pemakai. Misalnya,
keracunan atau terakumulasinya pengawet dalam organ tubuh dan bersifat
karsinogenik.
Efek beberapa pengawet pangan terhadap kesehatan :
a. Asam benzoat dan garamnya ( Ca, K, dan Na )
Metabolisme ini meliputi dua tahap reaksi, pertama dikatalisis oleh enzim
syntetase dan pada reaksi kedua dikatalisi oleh enzim acytransferase. Asam
hipurat yang disinpengujiana dalam hati ini, kemudian diekskresikan melalui urin.
Jadi, di dalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat
yang tidak diekskresi sebagai asam hipurat dihilangkan toksisitasnya berkonjugasi
dengan asam glukoronat dan diekskresi melalui urin. Pada penderita asma dan
orang yang menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat, jika
dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung.
b. Asam sorbat dan garamnya
Asam sorbat dalam tubuh dimetabolisme seperti asam lemak biasa, dan
tidak bereaksi sebagai antimetabolit. Rendahnya tingkat toksisitas, memberikan
kenyataan bahwa asam sorbat dan sorbat dimetabolisme seperti asam lemak
lainnya. Pada kondisi yang ekstrem (suhu dan konsentrasi sorbat tinggi) asam
sorbat dapat bereaksi dengan nitrit membentuk produk mutagen yang tidak
terdeteksi di bawah kondisi normal penggunaan. Asam sorbat juga kemungkinan
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
memeberikan efek iritasi kulit apabila langsung dipakai pada kulit, sedangkan
untuk garam sorbat belum diketahui efeknya terhadap tubuh.
c. Asam propionat dan garamnya
Asam propionat dalam tubuh dimetabolisme menjadi senyawa yang lebih
sederhana seperti pada asam lemak menjadi CO2 dan H2O. natrium propionat
apabila diberikan dalam dosis per oral sehari 6 gram untuk laki-laki tidak
menimbulkan toksik, namun asam propionat dan garamnya memepunyai aktivitas
anti histamin lokal. Natrium dan kalium propionat dilaporkan ada hubungan
antara pemakaian propionat dengan migrain, sedangkan untuk kalsium propionat
tidak diketahui efek pemakainnya terhadap kesehatan.
d. Ester dan asam benzoat ( paraben )
Ester asam benzoat (metil-p-hidroksi benzoat dan propil-p-hidroksi
benzoat) memeberikan gangguan berupa reaksi yang spesifik. Ester asam benzoat
(paraben) pada pemakaiannya memberikan efek terhadap kesehatan dengan
timbulnya reaksi alergi pada mulut dan kulit.
e. Nisin
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hara dkk, di jepang tahun 1992,
didapat harga LD50 pada tikus kira-kira 7g/kg berat badan, kemudian
dikonfirmasi bahwa nisin tidak menimbulkan efek. Pada tahun 1969, para ahli
dari FAO/WHO dapat menerima nisin sebagai bahan tambahan pangan. Namun,
perlu juga diperhatikan timbulnya neprotoksik akhir-akhir ini.
Bahan Pengawet Anorganik
Penetapan apakah tambahan yang digunakan untuk bahan pangan pada
batas aman dari segi kesehatan maka diperlukan 2 tahap pengujian toksisitas
terhadap bahan tambahan yang dimaksud. Pertama, pengumpulan data yang
relevan yang diperoleh dari percobaan laboratorium dengan hewan percobaan, dan
apabila mungkin dari hasil pengamatan pada manusia. Kedua, interpretasi dan
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
analisis data untuk memperoleh kesimpulan tentang akseptabilitas atau penolakan
bahan yang diuji sebagai bahan tambahan pangan, dengan prosedur pengujian
yang telah ditetapkan dan dapat dirumuskan pula konsep jumlah yang
diperkenankan untuk dikonsumsi setiap harinya atau dengan istilah Acceptable
Daily Intake (ADI). Suatu hasil penelitian menyatakan bahwa anak-anak pengidap
asma ternyata hipersinsitivitas atau intoleransinya terhadap pengawet lebih kecil
dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengurangi resiko kambuhnya
penyakit bagi pengidap asma adalah memilih bahan pangan yang bebas dari
belerang dioksida khususnya, dan bahan tambahan pangan lain pada umumnya
(Cahyadi, 2008).
Natrium Benzoat
Rumus kimia natrium benzoat yaitu C7H5NaO2, banyak terdapat pada
sayuran dan buah-buahan dan sayuran. Termasuk kedalam zat pengawet organik.
Pengawet yang banyak dijual dipasaran dan digunakan untuk mengawetkan
bebagai bahan makanan adalah benzoat, yang biasanya terdapat dalam bentuk
natrium benzoat dan kalium benzoat karena lebih mudah larut. Benzoat sering
digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah,
minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan, kecap, dan lain-lain
(Cahyadi, 2008). Garam atau ester dari asam benzoat secara komersil dibuat
dengan sintesis kimia. Bentuk aslinya asam benzoat terjadi secara alami dalam
bahan gum benzoin. Natrium benzoat berwarna putih, granula tanpa bau, bubuk
kristal atau serpihan dan lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat dan
jugah dapat larut dalam alkohol. Dalam bahan pangan garam benzoat terurai
menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoatyang tidak terdisosiasi. Memiliki
fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5-4,0 untuk menghambat
pertumbuhan kapang dan khamir.
Asam benzoat sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi larut dalam air
panas, dimana ia akan mengkristal setelah didinginkan; asam benzoat larut dalam
alkohol dan eter dan jika direaksikan dengan larutan besi klorida akan
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
memebentuk endapan besi benzoat basa berwarna jingga kekuningan dan
larutanlarutan netral. Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, asam benzoat juga
berperan sebagai anti oksidan karena pada umumnya antioksidan mengandung
struktur inti yang sama, yaitu mengandung cincin benzena tidak jenuh disertai
dengan gugus hidroksik atau gugus amina. Antioksidan dapat menghambat setiap
tahap proses oksidasi, dengan penambahan antioksidan maka energi
persenyawaan aktif ditampung oleh antioksidan sehingga reaksi oksidasi berhenti.
Dalam tubuh terdapat mekanisme detoksifikasi terhadap asam benzoat, sehingga
tidak terjadi penumpukan asam benzoat. Asam benzoat akan bereaksi dengan
glisin menjadi asam hipurat yang akan dibuang oleh tubuh. Asam benzoat secara
alami terdapat dalam rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis (Winarno,
1980).
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
Daftar bahan pengawet organik yang diizinkan pemakaiannya dan dosis
maksimum yang diperkenankan oleh Dirjen POM (Lampiran Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88)
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
Agung Putra Nugraha
24020113140095
FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan)
Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
Winarno, 1980. Pangan, Gizi, Teknologi dan konsumsi. Jakarta; Gramedia
Pustaka
Cahyadi, 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Kiran, S. Kujur, A. Prakash, B. 2016. Assessment of preservative potential of
Cinnamomum zeylanicum Blume essential oil against food borne molds,
aflatoxin B1 synthesis, its functional properties and mode of action.
Innovative Food Science and Emerging Technologies. India.
10.1016/j.ifset.2016.08.018
Margono, 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

More Related Content

What's hot (20)

Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Biosintesis Karbohidrat
Biosintesis KarbohidratBiosintesis Karbohidrat
Biosintesis Karbohidrat
 
Teknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de cocoTeknologi Fermentasi Nata de coco
Teknologi Fermentasi Nata de coco
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
5 lipid
5 lipid5 lipid
5 lipid
 
Komponen Non Gizi
Komponen Non GiziKomponen Non Gizi
Komponen Non Gizi
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
 

Similar to Pengawet Makanan

14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makananJujul Fatur Felisha
 
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan Ernalia Rosita
 
bahan tambahan makanan
bahan tambahan makananbahan tambahan makanan
bahan tambahan makananputrirayyan
 
Probiotik presentasi Mulya.ppt
Probiotik presentasi Mulya.pptProbiotik presentasi Mulya.ppt
Probiotik presentasi Mulya.pptMulya33
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapSariana Csg
 
TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME MAKANAN - SMAN 17 BANDUNG
TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME MAKANAN - SMAN 17 BANDUNGTEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME MAKANAN - SMAN 17 BANDUNG
TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME MAKANAN - SMAN 17 BANDUNGWulan Marayani
 
Penawaran probiotik untuk corporate (Industri makanan&minuman).
Penawaran probiotik untuk corporate (Industri makanan&minuman).Penawaran probiotik untuk corporate (Industri makanan&minuman).
Penawaran probiotik untuk corporate (Industri makanan&minuman).Irwansyah Irwansyah
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptdanangpamungkas11
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptHilmanAnbari2
 
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan PanganKimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan PanganRatnawati Sigamma
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETHani Ani
 
Presentasi zat additive
Presentasi zat additivePresentasi zat additive
Presentasi zat additiveRiska Dadong
 
Pascapanen TM 12.pdf
Pascapanen TM 12.pdfPascapanen TM 12.pdf
Pascapanen TM 12.pdfMochVicky2
 

Similar to Pengawet Makanan (20)

14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
 
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
 
bahan tambahan makanan
bahan tambahan makananbahan tambahan makanan
bahan tambahan makanan
 
Pangan tradisional
Pangan tradisionalPangan tradisional
Pangan tradisional
 
Makalah bahan pengawet 1
Makalah bahan pengawet 1Makalah bahan pengawet 1
Makalah bahan pengawet 1
 
Probiotik presentasi Mulya.ppt
Probiotik presentasi Mulya.pptProbiotik presentasi Mulya.ppt
Probiotik presentasi Mulya.ppt
 
Zat berbahaya
Zat berbahayaZat berbahaya
Zat berbahaya
 
Bahan tambahan pangan.pdf
Bahan tambahan pangan.pdfBahan tambahan pangan.pdf
Bahan tambahan pangan.pdf
 
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk KecapMakalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
Makalah Pencemaran Makanan pada Produk Kecap
 
TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME MAKANAN - SMAN 17 BANDUNG
TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME MAKANAN - SMAN 17 BANDUNGTEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME MAKANAN - SMAN 17 BANDUNG
TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN METABOLISME MAKANAN - SMAN 17 BANDUNG
 
Penawaran probiotik untuk corporate (Industri makanan&minuman).
Penawaran probiotik untuk corporate (Industri makanan&minuman).Penawaran probiotik untuk corporate (Industri makanan&minuman).
Penawaran probiotik untuk corporate (Industri makanan&minuman).
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Addiktif
AddiktifAddiktif
Addiktif
 
Bahan tambahan makanan
Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan
Bahan tambahan makanan
 
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan PanganKimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
 
Presentasi zat additive
Presentasi zat additivePresentasi zat additive
Presentasi zat additive
 
Pascapanen TM 12.pdf
Pascapanen TM 12.pdfPascapanen TM 12.pdf
Pascapanen TM 12.pdf
 

More from Agung Nugraha

Essay sel punca neural
Essay sel punca neuralEssay sel punca neural
Essay sel punca neuralAgung Nugraha
 
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centreHnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centreAgung Nugraha
 
Tugas pasca uts reklamasi
Tugas pasca uts reklamasiTugas pasca uts reklamasi
Tugas pasca uts reklamasiAgung Nugraha
 
Laporan pencemaran lingkungan
Laporan pencemaran lingkunganLaporan pencemaran lingkungan
Laporan pencemaran lingkunganAgung Nugraha
 
Makalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUS
Makalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUSMakalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUS
Makalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUSAgung Nugraha
 
Kajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipidKajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipidAgung Nugraha
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHAgung Nugraha
 
Studi kasus animal bioetika
Studi kasus animal bioetikaStudi kasus animal bioetika
Studi kasus animal bioetikaAgung Nugraha
 

More from Agung Nugraha (13)

Essay sel punca neural
Essay sel punca neuralEssay sel punca neural
Essay sel punca neural
 
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centreHnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance    building centre
Hnn 2016 esai agung putra nugraha fmbc fisher maintenance building centre
 
Tugas pasca uts reklamasi
Tugas pasca uts reklamasiTugas pasca uts reklamasi
Tugas pasca uts reklamasi
 
Laporan pencemaran lingkungan
Laporan pencemaran lingkunganLaporan pencemaran lingkungan
Laporan pencemaran lingkungan
 
Paper agung
Paper agungPaper agung
Paper agung
 
Makalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUS
Makalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUSMakalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUS
Makalah agung : Defisiensi Karbohidrat MARASMUS
 
Kajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipidKajian pustaka lipid
Kajian pustaka lipid
 
Paper genetika
Paper genetikaPaper genetika
Paper genetika
 
Plant Cells
Plant CellsPlant Cells
Plant Cells
 
Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pH
 
Rangkuman chapter 5
Rangkuman chapter 5Rangkuman chapter 5
Rangkuman chapter 5
 
Studi kasus animal bioetika
Studi kasus animal bioetikaStudi kasus animal bioetika
Studi kasus animal bioetika
 
Cutis ProtoTheca
Cutis ProtoThecaCutis ProtoTheca
Cutis ProtoTheca
 

Recently uploaded

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (7)

Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Pengawet Makanan

  • 1. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus PENDAHULUAN Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka Tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi. Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia terus melakukan perubahan-perubahan dalam hal pengolahan bahan makanan. Hal ini wajar sebab dengan semakin berkembangnya teknologi kehidupan manusia semakin hari semakin sibuk sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan pengolahan bahan makanan yang hanya mengandalkan bahan mentah yang kemudian diolah didapur. Dalam keadaaan demikian, makanan cepat saji (instan) yang telah diolah dipabrik atau telah diawetkan banyak manfatnya bagi masyarakat itu sendiri. Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba. Akan tetapi, tidak jarang produsen menggunakannya pada pangan yang relatif awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur. Pengertian bahan pengawet sangat bervariasi tergantung dari negara yang membuat batasan pengertian tentang bahan pengawet. Meskipun demikian, penggunaan bahan pengawet memiliki tujuan yang sama, yaitu mempertahankan kualitas dan memeperpanjang umur simpan bahan pangan. Bahan pengawet adalah senyawa yang mampu menghambat dan menghenrtikan proses fermentasi, pengasaman, atau bentuk kerusakan lainnya, atau bahan yang dapat memberikan perlindungan bahan pangan dari pembusukan (Margono, 2000).
  • 2. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus PEMBAHASAN Pengawet yang banyak digunakan untuk mengawetkan berbagai bahan pangan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Bahan pengawet merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang paling tua penggunaannya. Pada permulaan peradaban manusia, asap telah digunakan untuk mengawetkan daging, ikan, dan jagung. Demikian pula pengawetan dengan menggunaka garam, asam, dan gula telah dikenal sejak dulu kala. Kemudian dikenal penggunaan bahan pengawet, untuk mempertahankan pangan dari gangguan mikroba sehingga pangan tetap awet seperti semula. Secara ideal, bahan pengawet akan menghambat atau membunuh mikroba yang penting kemudian memecah senyawa berbahaya menjadi tidak berbahaya dan toksik. Bahan pengawet akan mememngaruhi dan menyeleksi jenis mikroba yang dapat hidup pada kondisi tersebut. Derajat penghambatan terhadap kerusakan bahan pangan oleh mikroba bervariasi dengan jenis bahan pengawet yang digunakan dan besarnya penghambatan ditentukan oleh konsentrasi bahan pengawet yang digunakan. Secara umum penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai berikut : 1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun yang tidak patogen. 2. Memperpanjang umur simpan pangan. 3. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan. 4. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah. 5. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan. 6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan. Keamanan senyawa-senyawa kimia dalam bahan pangan sangat perlu diperhatikan, baik
  • 3. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus senyawa kimia yang ditambahkan dari luar bahan pangan maupun senyawa kimia yang terdapat secara alami dalam bahan pangan itu sendiri. 10 tahun terakhir banyak diadakan penelitian tentang bagaimana mekanisme suatu zat yang bisa berpotensi sebagai pengawet makanan. Penelitian Kiran (2016) meneliti tentang Cinnamomum zeylanicum Blume essential oil. Dalam penelitiannya Kiran dan tim yang berasal dari Institut Sains Banaran Hindu University, India meneliti tentang CZEO yang berasal dari daun Cinnamomum zeylanicum yang diekstrak, hidrodistilasi clevenger, dan dipisahkan oleh senyawa anhydrous sodium sulphate, kemudian didapat EO dan disterilisasi di kaca vial 4˚C dan diinkubasi. Hasil yang didapatkan setelah tim peneliti menyiapkan perlakuan gandum dan mengkultur kapang atau mikoflora yang dapat mendegradasi gandum. Setelah diberi perlakuan CZEO, senyawa ini dapat dijadikan alternatif pengawet organik untuk gandum karena mengadung antioksidan spesifik yang secara proses dapat menghambat sekresi aflotoxin b1 dari beberapa mikoflora atau kapang yang berpotensi sebagai racun dan mengoksidasi makanan. Terdapat beberapa persyaratan untuk bahan pengawet kimiawi lainnya, selain persyaratan yang dituntut untuk semua bahan tambahan pangan, antara lain sebagai berikut : 1. Memberi arti ekonomis dari pengawetan (secara ekonomis menguntungkan). 2. Digunakan hanya apabila cara-cara pengawetan yang lain tidak mencukupi atau tidak tersedia. 3. Memperpanjang umur simpan dalam pangan. 4. Tidak menurunkan kualitas (warna, cita rasa, dan bau) bahan pangan yang diawetkan. 5. Mudah dilarutkan.
  • 4. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus 6. Menunjukkan sifat-sifat antimikroba pada jenjang pH bahan pangan yang diawetkan. 7. Aman dalam jumlah yang diperlukan. 8. Mudah ditentukan dengan analisis kimia. 9. Tidak menghambat enzim-enzim pencernaan. 10. Tidak mengalami dekomposisi atau tidak bereaksi untuk membentuk suatu senyawa kompleks yang bersifat lebih toksik. 11. Mudah dikontrol dan didistribusikan secara merata dalam bahan pangan. 12. Mempunyai spektra antimikroba yang luas, meliputi macam-macam pembusukan oleh mikroba yang berhubungan dengan bahan pangan yang diawetkan. Melihat persyaratan tersebut di atas, dapatlah dikatakan bahwa penambahan bahan pengawet pada bahan pangan adalah untuk memperpanjang umur simpan bahan pangan tanpa menurunkan kualitas dan tanpa mengganggu kesehatan. Penggunaan bahan pengawet untuk mengawetkan bahan pangan ini diharapkan tidak akan menambah atau sangat sedikit menambah biaya produksi, dan tidak akan mempengaruhi harga bahan pangan yang diawetkan, tetapi pengusaha mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari lamanya umur simpan sehingga bahan pangan yang diawetkan tersebut dapat terjual cukup banyak dibandingkan tanpa pengawetan (Winarno, 1982). Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan pangan ini biasanya ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak, atau makanan yang disukai sebagai media tumbuhnya bakteri atau jamur, misalnya pada produk daging, buah-buahan, dan lain-lain. Definisi lain bahan pengawet adalah senyawa atau bahan yang mampu menghambat, menahan atau menghentikan, dan
  • 5. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus memberikan perlindungan bahan makanan dari proses pembusukkan (Cahyadi, 2008).
  • 6. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus Bahan Pengawet Organik Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan pengawet bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan gangguan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun mikroba yang nonpatogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan. Namun dari sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila penggunaan jenis pengawet dan dosisnya tidak diatur maka menimbulkan kerugian bagi si pemakai. Misalnya, keracunan atau terakumulasinya pengawet dalam organ tubuh dan bersifat karsinogenik. Efek beberapa pengawet pangan terhadap kesehatan : a. Asam benzoat dan garamnya ( Ca, K, dan Na ) Metabolisme ini meliputi dua tahap reaksi, pertama dikatalisis oleh enzim syntetase dan pada reaksi kedua dikatalisi oleh enzim acytransferase. Asam hipurat yang disinpengujiana dalam hati ini, kemudian diekskresikan melalui urin. Jadi, di dalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidak diekskresi sebagai asam hipurat dihilangkan toksisitasnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan diekskresi melalui urin. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung. b. Asam sorbat dan garamnya Asam sorbat dalam tubuh dimetabolisme seperti asam lemak biasa, dan tidak bereaksi sebagai antimetabolit. Rendahnya tingkat toksisitas, memberikan kenyataan bahwa asam sorbat dan sorbat dimetabolisme seperti asam lemak lainnya. Pada kondisi yang ekstrem (suhu dan konsentrasi sorbat tinggi) asam sorbat dapat bereaksi dengan nitrit membentuk produk mutagen yang tidak terdeteksi di bawah kondisi normal penggunaan. Asam sorbat juga kemungkinan
  • 7. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus memeberikan efek iritasi kulit apabila langsung dipakai pada kulit, sedangkan untuk garam sorbat belum diketahui efeknya terhadap tubuh. c. Asam propionat dan garamnya Asam propionat dalam tubuh dimetabolisme menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti pada asam lemak menjadi CO2 dan H2O. natrium propionat apabila diberikan dalam dosis per oral sehari 6 gram untuk laki-laki tidak menimbulkan toksik, namun asam propionat dan garamnya memepunyai aktivitas anti histamin lokal. Natrium dan kalium propionat dilaporkan ada hubungan antara pemakaian propionat dengan migrain, sedangkan untuk kalsium propionat tidak diketahui efek pemakainnya terhadap kesehatan. d. Ester dan asam benzoat ( paraben ) Ester asam benzoat (metil-p-hidroksi benzoat dan propil-p-hidroksi benzoat) memeberikan gangguan berupa reaksi yang spesifik. Ester asam benzoat (paraben) pada pemakaiannya memberikan efek terhadap kesehatan dengan timbulnya reaksi alergi pada mulut dan kulit. e. Nisin Pada penelitian yang dilakukan oleh Hara dkk, di jepang tahun 1992, didapat harga LD50 pada tikus kira-kira 7g/kg berat badan, kemudian dikonfirmasi bahwa nisin tidak menimbulkan efek. Pada tahun 1969, para ahli dari FAO/WHO dapat menerima nisin sebagai bahan tambahan pangan. Namun, perlu juga diperhatikan timbulnya neprotoksik akhir-akhir ini. Bahan Pengawet Anorganik Penetapan apakah tambahan yang digunakan untuk bahan pangan pada batas aman dari segi kesehatan maka diperlukan 2 tahap pengujian toksisitas terhadap bahan tambahan yang dimaksud. Pertama, pengumpulan data yang relevan yang diperoleh dari percobaan laboratorium dengan hewan percobaan, dan apabila mungkin dari hasil pengamatan pada manusia. Kedua, interpretasi dan
  • 8. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus analisis data untuk memperoleh kesimpulan tentang akseptabilitas atau penolakan bahan yang diuji sebagai bahan tambahan pangan, dengan prosedur pengujian yang telah ditetapkan dan dapat dirumuskan pula konsep jumlah yang diperkenankan untuk dikonsumsi setiap harinya atau dengan istilah Acceptable Daily Intake (ADI). Suatu hasil penelitian menyatakan bahwa anak-anak pengidap asma ternyata hipersinsitivitas atau intoleransinya terhadap pengawet lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengurangi resiko kambuhnya penyakit bagi pengidap asma adalah memilih bahan pangan yang bebas dari belerang dioksida khususnya, dan bahan tambahan pangan lain pada umumnya (Cahyadi, 2008). Natrium Benzoat Rumus kimia natrium benzoat yaitu C7H5NaO2, banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan dan sayuran. Termasuk kedalam zat pengawet organik. Pengawet yang banyak dijual dipasaran dan digunakan untuk mengawetkan bebagai bahan makanan adalah benzoat, yang biasanya terdapat dalam bentuk natrium benzoat dan kalium benzoat karena lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan, kecap, dan lain-lain (Cahyadi, 2008). Garam atau ester dari asam benzoat secara komersil dibuat dengan sintesis kimia. Bentuk aslinya asam benzoat terjadi secara alami dalam bahan gum benzoin. Natrium benzoat berwarna putih, granula tanpa bau, bubuk kristal atau serpihan dan lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat dan jugah dapat larut dalam alkohol. Dalam bahan pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoatyang tidak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5-4,0 untuk menghambat pertumbuhan kapang dan khamir. Asam benzoat sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas, dimana ia akan mengkristal setelah didinginkan; asam benzoat larut dalam alkohol dan eter dan jika direaksikan dengan larutan besi klorida akan
  • 9. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus memebentuk endapan besi benzoat basa berwarna jingga kekuningan dan larutanlarutan netral. Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, asam benzoat juga berperan sebagai anti oksidan karena pada umumnya antioksidan mengandung struktur inti yang sama, yaitu mengandung cincin benzena tidak jenuh disertai dengan gugus hidroksik atau gugus amina. Antioksidan dapat menghambat setiap tahap proses oksidasi, dengan penambahan antioksidan maka energi persenyawaan aktif ditampung oleh antioksidan sehingga reaksi oksidasi berhenti. Dalam tubuh terdapat mekanisme detoksifikasi terhadap asam benzoat, sehingga tidak terjadi penumpukan asam benzoat. Asam benzoat akan bereaksi dengan glisin menjadi asam hipurat yang akan dibuang oleh tubuh. Asam benzoat secara alami terdapat dalam rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis (Winarno, 1980).
  • 10. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus Daftar bahan pengawet organik yang diizinkan pemakaiannya dan dosis maksimum yang diperkenankan oleh Dirjen POM (Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88)
  • 11. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
  • 12. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus
  • 13. Agung Putra Nugraha 24020113140095 FOOD PRESERVATIF (Pengawet Makanan) Pengertian, Tujuan, Syarat, dan studi kasus DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 Winarno, 1980. Pangan, Gizi, Teknologi dan konsumsi. Jakarta; Gramedia Pustaka Cahyadi, 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta. Kiran, S. Kujur, A. Prakash, B. 2016. Assessment of preservative potential of Cinnamomum zeylanicum Blume essential oil against food borne molds, aflatoxin B1 synthesis, its functional properties and mode of action. Innovative Food Science and Emerging Technologies. India. 10.1016/j.ifset.2016.08.018 Margono, 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta