SlideShare a Scribd company logo
1 of 122
Download to read offline
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN
ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika dan Melengkapi
Sebagai dari Syarat-syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Oleh
IKA OKTAVIA
2011420040
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Ika Oktavia, 2011420040, PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR,
PROFESIONALISME DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA
AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI
WILAYAH JAKARTA TIMUR
Jumlah Hal : xii + 90 hal
Kata Kunci : Independensi Auditor, Profesionalisme, Etika Profesi dan Kinerja
Auditor Eksternal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan
bukti empiris tentang Pengaruh Independensi Auditor, Profesionalisme dan Etika
Profesi terhadap Kinerja Eksternal pada wilayah Jakarta timur. Populasi penlitian ini
adalah para auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Pubik di Jakarta Timur
Variabel independen dalam penelitian ini adalah independensi auditor,
profesionalisme, dan etika profesi. Untuk variable dependen dalam penelitian ini
adalah kinerja auditor eksternal. Data dalam penelitian ini merupakan data primer
yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada beberapa auditor
pada lima Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur.
Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier
berganda, pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi, analisis
determinasi (R2
), uji t dan uji F . Analisis ini didasarkan pada data dari 80 Responden
yang penelitiannya melalui kuesioner dengan teknik simple random dengan
pengolahan data menggunakan program SPSSversi 20.0 dengan nilai signifikan 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial profesionalisme, dan etika
profesi, berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja auditor, tetapi yang memiliki
pengaruh terbesar terhadap kinerja auditor adalah independensi secara parsial.
Sedangkan secara simultan independensi, profesionalisme dan etika profesi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di
Jakarta Timur.
Daftar Acuan : 2008 - 2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT atas segala
anugerah dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada peneliti, baik berupa
kesehatan fisik dan mental sehingga penelitian dapat menyelesaikan skripsi ini, yang
merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan
akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh independensi auditor, Profesionalisme, dan
etika profesi terhadap kinerja auditor eksternal dikantor akuntan publik
diwilayah jakarta” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di
Universitas Darma Persada.
Dalam penyusunan skripsi ini, penelitian mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini terwujud. Dengan kerendahan
hati peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis, papa dan mama tercinta yang tak pernah putus
mengucap doa dan member semangat serta motivasi kepada penulis selama
kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Darma Persada.
Terima kasih untuk waktu, tenaga dan semua yang telah dikorbankan untuk
ananda. Tante dan Om tersayang, terima kasih untuk semua doa, pengorbanan,
cinta kasih saying, perhatian, dukungan dan motivasi baik moril dan materiil
yang tidak pernah putus, semoga penulis dapat selalu memberikan yang terbaik
dan menjadi anak yang berbakti untuk Om dan Tante, Adikku tersayang,
keponakan tersayang, beserta keluarga besar yang selalu mendukung dan
mendoakan penulis.
2. Bapak Ahmad Basid Hasibuhan, SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
yang telah memberikan masukan kepada penulis.
3. Bapak Drs, Boedi Setyo Hartono, Ak.,MM. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan saran, nasihat, dukungan dan motivasi yang membangun
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas waktu yang
telah diberikan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Ari Sri Wahyuningsih, Dra, MM., selaku Dosen Wali dan Pembimbing
Akademik yang telah sabar mengajari dan menasehati penulis, serta dosen dan
staf karyawan yang tidak bias disebutkan satu persatu dalam membantu dalam
penyusunan skripsi penulis dan memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pemahaman dan
ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan. Staf dan Administrasi Fakultas
Ekonomi, yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
6. Kantor KAP Drs. Haryo Tienmar, KAP Doli, Bambang, Sudarmadji Dadang
dan Ali, KAP Djaja Rizki, KAP Yuwono H dan Rekan, KAP Aziz Fiby Ariza,
KAP Kanaka Purradiredja,Suhartono, KAP Husni Mucharam dan Rasidi, KAP
Ishak, Saleh, Soewondo dan Rekan.
7. Teman-teman tersayang My besties Novitasari Tirtajaya, Annisa Melia Dwi
Handayani, Siti Noviani Sagita dan teman-teman seperjuangan angkatan 2011
akuntansi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu mendukung dan
berjuang untuk menyelesaikan kuliah.Best Friend Maulidya Khodizah Salas,
dan Ervina Yulia Candra terima kasih atas tanda tawa, support, refreshing, sedih
bareng, ketawa bareng, curhat bareng dan udah mau anterin keliling Jakarta
untuk cari kantor KAP. Thank dear untuk persahabatan selama ini.
Semoga Allah SWT Yang Maha Pemurah memberikan balasan yang sesuai atas
segala kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat
bagi kita semua khususnya bagi peneliti sendiri maupun bagi pihak lain yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Jakarta, 5 September 2015
Ika Oktavia
ix
DAFTAR ISI
JUDUL SKRIPSI ........................................................................................ . i
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................... 6
1.3. Tujuan Masalah ……………….................................. 7
1.4. Ruang Lingkup Penelitian …….................................. 7
1.5. Kegunaan Penelitian ………………........................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 9
2.1. Audit …………………………................................... 9
2.1.1. Pengertian Audit ........................................... 9
2.1.2. Tujuan Audit ................................................ 11
2.1.3. Jenis – Jenis Audit …………........................ 13
2.1.4. Golongan Audit …………............................ 14
2.1.5. Auditor ……………….……........................ 15
2.2. Independensi Auditor ................................................. 16
2.2.1. Pengertian Independensi .............................. 16
2.2.2. Klasifikasi Independensi Auditor ................ 18
x
2.2.3. Pentingnya Independensi bagi Akuntan
Publik ........................................................... 19
2.2.4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Independensi
Akuntan Publik ........................................... 20
2.2.5. Aspek – Aspek dalam Independensi ............ 24
2.3. Profesionalisme……................................................. 24
2.3.1. Pengertian Profesionalisme ........................ 24
2.3.2. Konsep Profesionalisme ……..................... 26
2.3.3. Cara Auditor mewujudkan Perilaku
Profesionalisme ........................................... 27
2.4. EtikaProfesi ............................................................... 30
2.4.1. Pengertian Etika Profesi …………………… 30
2.4.2. Prinsip – Prinsip Dasar Etika Profesi ……… 31
2.5. Kinerja Auditor Eksternal …………………………... 35
2.6. Kerangka Berpikir ...................................................... 37
2.7. Hipotesis ……………………………………………. 39
2.8. Penelitian Terdahulu ………………………………… 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................... 42
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................... 42
3.2. Jenis Penelitian………............................................... 42
3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................... 42
3.3.1. Jenis Data ………………………………….. 42
3.3.2. Sumber Data ………………………………. 43
3.4. Populasi dan Sampel................................................... 43
3.4.1. Populasi ……………………………………. 43
3.4.2. Sampel ……………………………………... 43
3.5. Metode Pengumpulan Data ........................................ 44
3.6. Model dan Teknik Analisis Data …………………… 45
xi
3.7. Teknik Analisis Data …………………………….…. 46
3.8. Definisi Variabel Operasional ……………………… 52
BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................... 54
4.1. Deskripsi Data ............................................................ 54
4.1.1. Deskripsi Data .............................................. 54
4.1.2. Karakteristik Responden……........................ 56
4.1.3. Hasil Analisis Data….................................... 57
4.1.4. Pembahasan Hasil Penelitian ……………….. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 74
5.1. Kesimpulan ................................................................. 74
5.3. Saran ………………………………………………… 75
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Pengumpulan Data ............................................................... 55
Tabel 4.2. Karakteristik Responden ...................................................... 56
Tabel 4.3. Uji Validitas Variabel Independensi .................................... 57
Tabel 4.4. Uji Validitas Variabel Profesionalisme ................................ 58
Tabel 4.5. Uji Validitas Variabel Etika Profesi ...................................... 58
Tabel 4.6. Uji Validitas Variabel Kinerja Auditor Eksternal ................. 59
Tabel 4.7. Uji Reabilitas Variabel Penelitian ………............................. 60
Tabel 4.8. Uji Statistik Deskriptif Penelitian ......................................... 61
Tabel 4.9. Uji Multikolinierlitas ............................................................. 63
Tabel 4.10. Uji Multikolinelitas……………………………………........ 65
Tabel 4.11. Uji Parameter Individual (Uji t) …………………………… 68
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ................................................................ 37
Gambar 4.1. GrafikUji Normalitas ........................................................... 63
Gambar 4.2. GrafikUji Heteroskedastistas ................................................ 67
Gambar 4.3. Uji Hipotesis1 ....................................................................... 69
Gambar 4.4. Uji Hipotesis2 ………………………………………………. 70
Gambar 4.5. Uji Hipotesis 3 ………………………………………………. 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan profesi akuntan publik disuatu negara sejalan dengan
berkembangnya perusahaan dan juga bentuk badan hukum perusahaan
lainnya. Ketika perusahaan-perusahaan disuatu negara berkembang sangat
pesat tentunya tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya saja, namun
juga memerlukan modal dari kreditur. Sedangkan, perusahaan yang berbentuk
badan hukum perseroan terbatas modalnya berasal dari masyarakat. Oleh
karena itu profesi atau jasa akuntan publik sangat diperlukan karena
memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis global saat ini.
Mulyadi (2010:121), menyatakan bahwa Profesi akunn publik
merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik,
masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap
informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan
keuangan. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikan tingkat
keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh
informasi keuangan yang andal sebagai daras pengambilan keputusan. Norika
(2011), menyatakan agar informasi yang disajikan dalam bentuk laporan
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan keputusan, maka bagian
akuntansi dituntut untuk dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat,
dan tepat waktu.
2
Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan
opini kewajaran terhadap laporan keuangan mulai banyak dipertanyakan
apalagi setelah didukung oleh bukti yang semakin meningkatnya tuntutan
hukum terhadap kantor akuntan. Kurangnya independensi auditor dan
maraknya manipulasi akuntan korporat membuat kepercayaan para pemakai
laporan keuangan mempertanyakan eksistensi akuntan publik sebagai pihak
independen. Padahal profesi akuntan mempunyai peran penting dalam
menyediakan informasi keuangan yang handal bagi pemerintah, investot,
kredotor, pemegang saham, karyawan, debitur, juga bagi masyarakat dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Sebagai penunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik, sangatlah diperlukan kinerja auditor yang baik dan
berkualitas. Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor
menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan dari kegiatan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim
pemeriksa. Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebutkan prestasi
atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu.
Kondisi kerja yang kurang konduktif mempengaruhi kinerja auditor,
sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan
publik sebagai pihak yang independen dalam penguditan laporan keuangan.
Skandal akuntansi perusahaan-perusahaan yang besar di Amerika seperti
Enron,Wordcom dan Rite Aid hamper semuanya melibatkan kantor akuntan
publik (KAP) besar seperti The Big Five. KAP kelas menegah juga tidak
3
luput dari masalah tersebut, seperti RSM Salustro Reydel di Perancis yang
melakukan kesalahan saat melakukan audit atas Vivendi Universal. Di
Indonesia juga pernah terjadi hal yang sama pada kasus Kimia Farma Tbk.,
yaitu terjadi overstated pada laba bersih per 31 desember 2001. Setidaknya
hal ini menjadi pembelajaran bersamaa bagi perkembangan profesi auditor di
Indonesia untuk lebih meningkatkan kerja mereka.
Salah satu kriteria profesionalisme adalah ketepatan waktu
penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan dalam
mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam
menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketetapan waktu ini terkait dengan
manfaat laporan keuangan itu sendiri. Perbedaan waktu tanggal laporan
keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan
mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian pekerjaan auditnya.
Hal yang terpenting adalah bagaimana agar penyajian laporan keuangan bisa
tepat waktu atau tidak terlambat dan kerahasian informasi terhadap laporan
keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan kompetensinya untuk
ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang sebaliknya yaitu
terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat informasi yang
disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat.
Alim, M. Nizarul (2010) menyatakan bahwa ketepatan waktu terkait
dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri . Nilai dari informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan akan benilai, jika disajikan secara akurat
4
dan tepat waktu, yakni tersedia pada saat yang dibutuhkan oleh para
pengguna laporan keuangan. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan
merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut
Audit Delay yang melewati batas waktu ketentuan akan berakibat pada
keterlambatanpublikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi lapoaran
keuangan bias mengindikasikan adanya masalah dalam lapoaran keuanagn,
sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesian audit. Lama
dalam penyelesian audit oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu dan tanggal
lapoaran keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan.
Perbedaan waktu ini disebut dengan audit delay.
Rick Antle (2008), menyebutkan bahwa independensi dianggap sebagai
atribut penting dari auditor eksternal. Akuntan publik tidak dibenarkan
memihak kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak
hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada
kreditur dan pihak lain yang melakuakn kepercayaan atas pekerjaan akuntan
publik.
Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh
oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksa. Idealnya
didalam menjalankan profesinya,seorang auditor hendaknya memperhatikan
dan menaati aturan etika profesi yang meliputi pengaturan tentang
independensi, integritas dan obyektivitas, standar umum dan prinsip
akuntansi, tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab kepada rekan
5
seprofesi, serta tanggung jawab dan praktik lainnya. Dalam hal etika, sebuah
profesi harus memiliki komitmen yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk
aturan khusus. Aturan ini merupakan aturanmain dalam menjalankan atau
mengemban profesitersebut, yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode etik
harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa
pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi
masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap
professional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang
diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas. Menunjukkan
kode etik Iktan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), aturan etika kompartemen
Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan stanadar
pengendalaian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu
auditing. Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan Ikatan Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) dan dianggap menjadi kode etik perilaku akuntan Indonesia
adalah :
1. Tanggung Jawab
2. Kepentingan Masyarakat
3. Integritas
4. Obyektifitas dan independen
5. Kompetensi dan ketentuan profesi
6. Kerahasiaan
7. Perilaku profesional
6
Penelitian ini akan dilakukan pengujian secara empiris tentang
pengaruh independensi auditor, profesionalisme, etika profesi terhadap
kinerja auditor eksternal pada KAP di Jakarta. Selain itu juga untuk
membuktikan apakah hasil penelitian selanjutnya akan sama atau berbeda
apabila dilakukan pada auditor independen yang berbeda sebagi objeknya,
dimana dengan adanya perbedaan lokasi dan lingkungan kerja pada KAP bias
jadi menyebabkan perbedaan pola piker dan cara pandang, nilai-nilai yang
diyakini ataupun cara auditor bekerja dan secara tidak langsung dapat
membawa kepada perbedaan pemahaman tentang bagaimana menghasilkan
kinerja yang baik.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian berinisiatif untuk
menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH INDEPENDENSI
AUDITOR, PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI TERHADAP
KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN
PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang
masalah, permasalahan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah independensi Auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor
eksternal pada KAP diwilayah Jakarta timur ?
b. Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal
pada KAP diwilayah Jakarta timur ?
7
c. Apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal pada
KAP diwilayah Jakarta timur ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
a. Untuk mengetahui, mengevaluasi dan mendapat bukti empiris mengenai
pengaruh independensi auditor terhadap kinerja auditor eksternal pada
KAP diwilayah Jakarta timur.
b. Untuk mengetahui, mengevaluasi dan mendapat bukti empiris mengenai
pengaruh profesionalisme terhadap kinerja auditor eksternal pada KAP
diwilayah Jakarta timur.
c. Untuk mengetahui, mengevaluasi dan mendapat bukti empiris mengenai
pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor pada KAP diwilayah
Jakarta timur.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian ingin meneliti kualitas auditor di kantor
akuntan publik, yang meliputi :
a. Untuk objek penelitian, peneliti mengambil data dengan menyebarkan
kuisioner kepada beberapa auditor yang bekerja dikantor akuntan publik
yang berlokasi dijakarta.
8
b. Peneliti melakukan pengujian hipotesis terdapat pengaruh dengan
menggunakan SPSS.
1.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman,
kemampuan intelektual tentang pengaruh independensi auditor,
profesionalisme dan etika profesi terhadap kinerja auditor eksternal.
b. Bagi auditor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran tentang independensi auditor, profesionalisme dan etika
profesi serta kinerja auditor eksternal.
c. Bagi peneliti lain, peneliti ini diharapkan memperkaya hasil penelitian
dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang
sama.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Audit
Jasa auditing digunakan secara meluas baik pada perusahaan swasta
maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukan auditing
dilatar belakangi oleh pada kondisi masyarakat yang semakin kompleks dan
mengindari ketidak akuratan suatu laporan.
2.1.1 Pengertian Audit
Adapun pengertian yang berbeda dari beberapa ahli sebagai berikut :
Menurut (Agoes : 2010) auditing adalah “Suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen,
terdapat laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.”
Menurut (Arens, Eider dan Beasley (2010:4) auditing sebagai:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established kriteria. Auditing should be
done by a competent, independent person.”
Menurut (Mulyadi : 2011), auditing merupakan :
“Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara bobjektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapakan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriterian
10
yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.”
Maka dari itu menurut (Mulyadi : 2011), berdasarkan beberapa pengertian
auditing di atas maka audit mengandung unsur-unsur :
a. Suatu proses sistematik. Auditing merupakan suatu proses sistematik,
yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis,
berkerangka dan terorganisasi. Auditng dilaksanakan dengan suatu urutan
langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.
b. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Proses
sistematik tersebut ditunjukan untuk memperoleh bukti yang mendasari
pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk
mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti
tersebut.
c. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi. Pernyataan
mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses
akuntansi.
d. Menetapkan tingkat kesesuaian. Pengumpulan bukti mengenai
pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut
dimaksudkan untuk menetapkan kesesuai pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan
dengan kriterian tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan,
kemungkinan pula bersifat kuantitatif.
11
e. Kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dipakai
sebagian dasar untuk menilai pernyataan ( berupa hasil akuntansi) dapat
berupa:
1. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif
2. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen
3. Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (generally accepted
accounting principles)
f. Penyampaian hasil (Atestasi). Penyampaian hasil auditing sering disebut
dengan atestasi (attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis
dalam bentuk laporan audit (audit report).
g. Pemakai yang berkepentingan. Dalam dunia bisnis, pemakian yang
berkepentingan terhadap laporan audit adalahpara pemakian informasi
keuangan, seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor dan
kreditur, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak ( KPP).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa auditing merupakan suatu
rangkaian proses secara sistematis dengan mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti-bukti oleh pihak yang independen dan kompeten untuk memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan dan mengkomunikasikan hasil
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2.1.2 Tujuan Audit
Bagi perusahaan merupakan hal yang sangat cukup penting karena
memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada
awal perkembangan auditinghanya dimaksudkan hanya dimaksudkan untuk
12
mencari dan menemukan kesalahan dan kecurangan, kemudian berkembang
menjadi pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas
kebenaran penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu
faktor dalam pengambilan keputusan.
Seiring berkembangnya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan
timbul kebutuhan dari pemerintah, pemegang saham, analisis keuangan, bankir,
investor, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari hasil operasi dan
prestasi para manajer. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, timbul audit
manajemen sebagian saranan yang terpercaya dalam membantu pelaksanaan
tanggung jawab mereka dengan memberikan analisis, penilaian,rekomendasi
terhadap kegiatanyang telah dilakukan.
Maka tujuan audit secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kelengkapan (Completeness).Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi
telah dicatat atau dalam jurnal secara actual telah dimasukkan.
b. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan
yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan
yangbenar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
c. Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan
kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal
tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benartelah terjadi dan
tidak fiktif.
d. Penilaian (Valuation).Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum telah ditetapkan dengan benar.
13
e. Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang
dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan
saldo maka angka-angka yang dimasukkan daftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat.
f. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat
pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-
angka buku besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
g. Pisah Batas (Cut-Off).Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang
dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. transaksi yang
mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhit
suatu peride akuntansi.
h. Pengungkapan (Diseclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan
persyaratan pengungkapan yang berakitan telah disajikan dengan wajar
dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan
kaki laporan tersebut.
2.1.3 Jenis-Jenis Audit
Adapun audit dibagi berdasarkan beberapa jenis yaitu :
a. Audit Laporan Keuangan
Ada beberapa jenis audit, untuk audit laporan keuangan ketika perusahaan
menyajikan sebuah laporan-laporan dan auditor melakukan audit, maka
proses audit yang dilakukan oleh audit tersebut adalah aduit laporan
14
keuangan. Serta audit ini hasilnya akan disampaikan kepada beberapa
pihak seperti pemegang saham dan kreditur.
b. Audit Kinerja
Ketika seorang audit melakukan audit untuk mengetahui efisiensi dan
efektifitas suatu kegiatan opersi perusahan , maka prosesaudit yang
dilakukan oleh auditor tersebut adalah audit kinerja,audit ini dilakukan
bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh entitas.
c. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang dilakukan oleh seorang auditor untuk
melihat kegiatan operasi suatu entitas apakah telah sesuai dengan
ketetapan, ketentuan, peraturan , persyaratan yangberlaku atau telah
disetujui, seperti perjanjian dengan kreditur, perundang-undang disuatu
negara.
2.1.4 Golongan Audit
Audit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Audit laporan keuangan (Financial Statements Audit)
Audit laporan keuangaan adalah audit yang dilakukan oleh auditor
ekternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat
apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar
perusahaan seperti kreditur, pemegang saham, dan Kantor Pelayanan
Pajak (KPP).
15
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan
kondisi, peraturan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang
ditetapkan dalam auditkepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berada.
Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-
prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi
audit internal. Karena oleh pegawai perusahaan.
3. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktivitas
operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam
audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang objektif
dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu.
2.1.5 Auditor
a. Definisi Auditor
Auditor adalah seorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan
atau organisasi.
b. Jenis-jenis Auditor
Setelah diatas telah dijelaskan jenis-jenis audit, maka sekarang kita akan
membahas jenis-jenis auditor, terdapat tiga jenis auditor, yaitu :
16
1. Auditor Internal
Auditor internal adalah auditor yang merupakan pegawai dari suatuentitas
(pegawai suatu perusahaan atau organisasi), mereka dipekerjakan oleh sebuah
entitas.
2. Auditor Independen
Auditor independen adalah auditor yang bekerja kepada kantor-kantor akuntan
publik. Sesuai dengan namanya, auditor independen harus bersikap
independen, tidak boleh dipengaruhi oleh pihak-pihak dari klien.
3. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk pemerintah, mereka
melakukan tugas-tugas auditnya untuk membantu lembaga-lembaga atau
organisasi-organisasi pemerintahdalam kegiatan operasinya dan kegiatan
lainyang diperlukan.
2.2 Independensi Auditor
2.2.1 Pengertian Independensi
Kata independensi merupakan terjemahan dari kata independence yang
berasal dari kata Bahasa inggris. Adapun arti kata independent bermakna tidak
tergantung atau dikendalikan oleh orang lain atau benda, tidak mendasarkan diri
pada orang lain, bertindak atau berfikir sesuai dengan kehedak hati, dan bebas dari
pengendalian orang lain. Makna independensi dalam pengertian umum ini tidak
jauh berbeda dengan makna independensi yang dipergunakan secara khusus dalam
bidang publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam apelaksanan
17
tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip intergritas dan obyektivitas.
Independen dalam pemeriksaan adalah :
a. Kepercayaan masyarakat terhadap integritas, obyektivitas dan kebebasan
auditor yang tidak terpengaruh.
b. Kepercayaan auditor terhadap integritas profesionalnya.
c. Kemampuan auditor meningkatkan kredibilitas pernyataan terhadap laporan
keuangan yang diperiksa.
Menurut Mulyadi (2010:49) dalam aldiansyah (2012), independensi auditor
mempunyai tiga aspek yaitu diantaranya:
a. Independensi dalam diri auditor yang berupa kejujuran dalam diri auditor
dalam mempertimbangan berbagi fakta yang ditemuinya dalam auditnya,
Aspek independensi ini disebut dengan istilah independensi dalam kenyataan
atau independence in fact.
b. Independensi ditinjau dari sudut pandang pihak lain yang mengetahui
informasi yang bersangkutan dengan diri auditor. Aspek independensi ini
disebut dengan istilah independensi dalam penampilan atau perceived
independencedan independence inappearance. Seorang auditor yang
mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dipimpin oleh ayahnya,
kemungkinan dapat mempertahankan aspek independensi yang pertama,
karena ia benar-benar jujur dalam mengemukakan hasil auditnya, Namun
dipandang dari pihak pemakai laporan audit yang mengetahui fakta, bahwa
auditor tersebut memiliki hubungan istimewa dengan pimpinan perusahaan
yang diauditnya (ayah dan anak ), independensi auditor tersebut pantas
18
diragukan. Dengan demikian auditor tersebut dapat dianggap gagal untuk
memenuhi aspek independensi yang kedua.
c. Independensi ditinjau dari sudut pandang keahliannya. Seseorang dapat
mempertimbangkan fakta dengan baik, jika ia mempunyai keahlian mengenai
audit atas fakta tersebut, Seorang auditor yang tidak menguasai pengetahuan
mengenai bisnis asuransi. Tidak akan dapat mempertimbangkan dengan
obyektif informasi yang tercantum dalam dirinya,malainkankarena tidak
adanya keahlian mengenai obyek yang diauditnya. Kompetensi auditor
menentukan independen atau tidaknya auditor tersebut dalam
mempertimbangkan fakta yang diauditnya.
2.2.2 Klasifikasi Independensi
Arens (2011) mengatagorikan independensi ke dalam dua aspek, yaitu:
a. Independensi dalam fakta (independence in fact)
Akan ada apabila pada kenyataannya auditor mampu mempertahankan
sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya.
b. Independensi dalam penampilan (independence in appearance)
Merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan
dengan pelaksanaan audit. Meskipun auditor independen telah
melaksanakan audit secara independen dan objektif, pendapatnya yang
dinyatakan melalui laporan audit tidak akan dipercaya oleh para pemakai
jasa auditor independen bila tidak mampu mepertahankan independensi
dalam penampilan.
19
2.2.3 Pentingnya Independensi bagi Akuntan Publik
Auditor mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen
dan pimilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan juga pihak lainnyayang
meletakan kepercayannya atas laporan auditor independen. Kepercayaan
masyarakat umum atas independensi sikap auditor sangat penting bagi
perkembangan profesi akuntan publik . Kepercayaan masyarakat akan menurun
jika terdapat bukti bahwa sikap independensiauditor ternyata berkurang.
Untuk diakuai oleh pihak lainsebagai orang yang independen, aiharus
bebas dari sitiap kewajiban terhadap kliennya, apakah itu manajemen perusahaan
atau pemilik perusahaan. Sebagai contoh, seorang auditor yang mengaudit
perusahaan dan ia juga menjabat sebagai direktur perusahaan tersebut, meskipun
ia telah melakukan keahliannya dengan jujur, namun sulit untuk mengharapkan
masyarakat memepercayai sebagai orang yang independen. Masyarakat akan
menduga bahwa kesimpulan dan langkah yang diambil oleh auditor independen
selama auditnya dipengaruhi oleh kedudukannya sebagai anggota diereksi.
Demikian juga lainnya, seorang auditor yang mempunyai kepentingan keungan
yang cukup besar dalam perusahaan yangdiauditnya, mungkin ia benar-benar
tidak memihak dalam menyatakan pendpatnya atas laporan keuangan tersebut,
namun sulit meyakinkan masyarakat bahwa ia bersikap jujur dan tidak memihak.
Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwaian
independen, selain itu ia juga harus menghindari keadaan yang mengakibatkan
pihak luar meragukan sikap independennya.
20
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Independensi Akuntan Publik
a. Hubungan keluarga akuntan berupa suami/istri, saudara sedarah semenda
dengan klien.
Hubungan yang timbul karena sedarah atau karena perkawinan dengan
klien dapt menimbulkan keadaan yang akan mengurangi bahkan merusak
independensi auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya. Independensi
seorang anggota (patner, auditor atau staffdari suatu kantor akuntan )
dapat berkurang bila suami atau istri, anak-anak yang masih menjadi
tanggungan anggota atau sanak saudara yang tinggal serumah atau yang
hidupnya masih ditanggung oleh anggota tersebut memiliki posisi dengan
klien yang memiliki posisi dengan klien yang memiliki pengarug
signifikan terhadap kebijaksanaan operasi, keuangan atau akuntansi klien.
b. Besar audit fee yang dibayar oleh klien tertentu
Independensi auditor diragukan apabila ia menerima fee selain yang
ditentukan dalam kontrak kerja, adanya fee bersyarat (contingent fee) dan
menerima fee dalam jumlah yang sangat besar dari klien yang diaudit.
Dalam rapat komisi Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1990
mempertegas bahwa imbalan yang diterima selain fee dalamkontrak dan
fee bersyarat tidak boleh diterapkan dalam pemeriksaan.Kode Etik
tersebut menjelaskan :
(Suyatmini, 2011 : 22)
21
Dalam melaksanakan penugasan pemeriksaan laporan keuangan, dilarang
menerimaimbalan selain honorarium untuk penugasan yang bersangkutan.
Honorarium tersebut tidak boleh tergantung pada manfaatyang akan diterapkan
dalam pemeriksaan. (Kode Etik Ikatan Indonesia, 1990 pasal 6 butir 5).
Masyarakat memandang bahwa pemberian audit fee yang jumlahnya besar dapt
menyebabkan berkurangnya independensi auditor, hal ini dikarenakan:
1. Kantor akuntan yang mendapat fee besar merasa tergantung pada klien
sehingga cenderung segan untuk menentang kehendak klien.
2. Jika tidak memberikan opini sesuai keinginanklien, kantor akuntan
khawatir akan kehilangan kliennya mengingat pendapatan yang akan
diterima relative besar.
3. KAP cenderung memberikan counterpart fee yang besar kepada salah satu
atau beberapa pejabat kunci klien yang diaudit, meski tindakan ini dilarang
olehkode etik.
c. Hubungan usaha dan keuangan dengan klien, keuntungan dan kerugian yang
terkait dengan usaha klien.
Akuntan publik atau auditor dapat kehilangan independensinya apabila
mereka mempunyai kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien
yang diauditnya. Beberapa jenis kegiatan keuangan dan hubungan usaha
tersebut diantaranya selama periode perjanjian kerja atau saatmenyatakan
opininya, auditor atau kantornya memiliki kepentingan keuangan langsung
atau tidak langsung yang material di dalam perusahaan yang menjadi
kliennya, sebagai trustee atau eksekutor atau administrator atas satu atau
22
beberapa”estate”yang memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak
langsung, memiliki utang atau piutang pada perusahaan yang diauditnya, dan
sebagiannya.
d. Pemberian fasilitas dan bingkisan (gifts) oleh klien.
Akuntan publik, suami/istrnya dan keluarga sedarah-semendanya sampai
dengan garis kedua tidak boleh memberikan barang atau jasa kepada klien,
dengan syarat pemberian yang tidak wajar, yang tidak lazim dalam kehidupan
sesuai.
Seorang klien yang memberikan fasilitas dan gifts kepada auditor yang
melakukan audit di perusahaan bias mempengaruhi independensi, jika dilihat
oleh pihak-pihak yang berkepentingan misalnya para investor, pemerintah.
Mereka akan menganggap bahwa akuntan publik tersebut barada dibawah
pengaruh kliennya sehingga independensi akuntan publik tersebut diragukan.
e. Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai
1. Seorang auditor tidak boleh terlibat dalam usaha atas pekerjaan lainnya
yang dapat menimbulkan pertentangan atau mempengaruhi independensi
dalam pelaksanakan jasa professional.
2. Seorang auditor tidak dapat melakukan kerjasama bisnis dengan
perusahan kliennya atau pemegang saham utama.
f. Pelaksanaan mengenai jasa lin oleh klien audit yang disediakan kantor
akuntan publik
Semakin meningkatkan peranan akuntansi pada dunia bisnis mendorong
manajemen perusahaan memerlukan jasa-jasa lain selain jasa audit yang
23
sering diberikan kantor akuntan publik dapat digolongkan menjadi 3
kelompok, yaitu :
1. Jasa Akuntansi
Timbulnya dua pandangan yang berbeda mengenai pengaruh pemberian jasa
akuntansi terhadap independensi akuntan publik. Padangan pertama
berpendapat bahwa pemberian jasa akuntansi dapat merusak independensi
akuntan publik. Pandangan kedua mengatakan bahwa pemberian jasa
akuntansi tidak akan merusak independensi akuntan publik asalkan
memenuhi syarat-syarat tertentu.
2. Jasa Konsultasi Manajemen
Kantor akuntan publik yang melaksanakan pemeriksaan akuntansi biasanya
juga memberikan jasa konsultasi kepada kliennya. Pemberian jasa ini bagi
para pemakai laporan keuangan mungkin dapat menimbulkan kesan bahwa
akuntansi publik tidak independen.
3. Jasa Perpajakan
Selain ahli dalam bidang akuntansi, staf akuntan publik juga memberikan
jasa perpajakan dan kantor akuntan publik seringkali menhadapi saingan dan
konflik dengan konsultan pajak. Untuk itu kantor akuntan publik harus
mempunyai keahlian yang lebih dalam bidang perpajakan.
24
2.2.5 Aspek-aspek dalam Independensi
Independensi mencakup dua aspek, yaitu :
a. Independensi dalam kenyataan
Berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak di
dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnnya.
b. Independensi dalam penampilan
Berarti adanya kesan dalam masyarakat bahwa auditor bertindak adanya
kesan dalam masyarakat bahwa auditor bertindak independen sehingga
auditor harus menghindari keadaan-keadaan atau faktor-faktor yang dapat
mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya.
2.3 Profesionalisme
2.3.1 Pengertian Profesionalisme
Pengertian umum, seseorang dikatakan professional jika memenuhi tiga
kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standard
baku dibidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas funsinya dengan
memenuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme dapat
dibedakan secara konseptual. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi
beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme adalah suatu atribut individualyang
penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak
(Lekatompessi dan Susanty, 2011 dalam herawati).
25
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Provesi adalah pekerjaan dari pekerjaan tersebut diperoleh nafkah untuk
hidup, sedangkan profesionalisme dapat diartikan bersifat profesi atau memiliki
keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan (Badudu dan Sutan,
2010:848).
Secara sederhana, profesionalisme berarti bahwa auditot wajib
melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan. Sebagai
seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidak
jujuran. Arens et al. (2010) dalam Noveria (2011:3) Mendefinisikan
profesionalisme sebagai tanggung jawab individu untuk berprilaku yang lebih
baik dari sekedar mematuhi undang-undang dan peraturan masyarakat yang ada.
Profesionalisme juga merupakan elemen dari motivasi yang memberikan
sumbangan pada seseorang agar mempunyai kinerja tugas yang tinggi (Guntur
dkk, 2002 dan M. Ja’far, 2005:13).
Sebagai professional, auditor mengakui tangggung jawabnya terhadap
masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi,termasuk untuk
berperilaku yang terhormat, sekalipun ini merupakan pengorbanan pribadi.
Seorang auditor dapt dikatakan professional apabila telah memenuhi dan
mematuhi standar-standar kode etik yang telah ditetapkan oleh IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia), antara lain :
a. Prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh IAI yaitu standar ideal dari perilaku etis
yang telah ditetapkan oleh IAI seperti dalam terminology filosofi.
b. Peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku etis yang ditetapkan
sebagi peraturan khusus yang merupakan sesuatu keharusan.
26
c. Inteprestasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi para
praktisi harus memahaminya.
Ketetapan etika seperti seorang akuntan publik wajib untuk harus
tetap memegang teguh prinsip kebebasan dalam menjalankan proses
auditnya, walaupun auditor dibayar oleh kliennya.
2.3.2 Konsep Profesionalisme
Konsep profesionalisme yang dikembangkan oleh Hall dalam Lestari dan
Dwi (2011:11) banyak digunakan oleh para peneliti untuk mengukur
profesionalisme dari profesi auditor yang tercermin dari sikap dan prilaku.
Menurut Hall dalam Herawati dan Susanto (2010:4) terdapat lima dimensi
profesionalisme, yaitu :
a. Pengabdian pada profesi
Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan
menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk
tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap
ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan.
Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya alat untuk mencapai
tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi
utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru
kemudian materi.
27
b. Kewajiban Sosial
Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan
manfaat yang diperolehbaik masyarakat maupun professional karena
adanyapekerjaan tersebut.
c. Kemandirian
Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang
professional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota profesi). Setiap ada
campur tangandari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara
professional
d. Keyakinan terhadap peraturan profesi
Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling
berwenang menilai pekerjaan professional adalah rekan sesame profesi,
bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensidalam bidang ilmu dan
pekerjaan mereka.
e. Hubungan dengan sesama profesi
Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi
sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega
informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para
professional membangun kesadaran professional.
2.3.3 Cara Auditor Mewujudkan Perilaku Profesional
Menurut Mulyadi (2010) dalam Noveria (2011:5) menyebutkan bahwa
pencapaian kompetensi professional akan memerlukan standar pendidikan umum
28
yang tinggi diikuti oleh pendidikan khusus, penelitian dan uji professional dalm
subyek-subyak (tugas) yang relevan dan juga adanya pengalaman kerja. Oleh
karena itu untuk mewujudkan profesionalisme auditor, dilakukan beberapa cara
antara lain pengendalian mutu auditor, review oleh rekan sejawat, pendidikan
profesi berkelanjutan, meningkatkan ketaatan terhadap hokum yang berlaku dan
taat terhadap kode perilaku professional.
IAI berwenang menetapkan standar (yang merupakan pedoman) dan
aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota termasuk setiap kantor akuntan
publik lain yang beroperasi sebagai auditor independen. Persyaratan-persyaratan
ini dirumus oleh komite17, komite yang dibentuk oleh IAI. Ada tiga bidang utama
dimana IAI berwenang menetapkan standar memuat aturan yang bis
meningkatkan perilaku professional seorang auditor.
a. Standar auditing. Komite Standar Profesional Akuntan Publik (Komite
SPAP) IAI bertanggung jawab untuk menerbitkan standar auditing. Standar
ini disebut sebagai Pernyataan Standar Auditing atau PSA. Di Ameriak
Serikat pernyataan ini disebut sebagai SAS (statement on Auditing
Standard) yang dikeluarkan oleh Auditing pengurus pusat IAI telah
mengesahkan sejumlah pernyataan standar auditing. Penyempurnaan
terutama sekali bersumber pada SAS dengan penyesuaian terhadap kondisi
Indonesia dan standar auditing internasional.
b. Standar kompilasi dan penelaan laporan keuangan. Komite SPAP IAI dan
Compilation and Standarts Commitee bertanggung jawab untuk
mengeluarkan pernyataan mengenai auditor sehubungan dengan laporan
29
keuangan suatu perusahaan yang tidak diaudit. Pernyataan ini di Amareka
Serikat disebutkan Statements on Standarts for Accounting and Review
Services (SSARS) dan di Indonesia disebut Pernyataan StandarJasa
Akuntansi dan Review (PSAR). PSAR 1 disahkan pada tanggal 1 Agustus
1945 menggantikan pernyataan NPA sebelunya mengenai hal yang sama.
Bidang ini mencakup dua jenis data, pertama untuk situasi dimana auditor
membantu kliennya menyusun laporan keuangan tanpa memberikan jaminan
mengenai isinya (jasa kompilasi). Kedua, untuk situasi dimana akuntan
melakukan prodesur-prodesur pengajuan pernyataan dan analitis tertentu
sehingga dapat memberikansuatu keyakinan terbatas bahwa tidak diperlukan
perubahan apapun terhadap laporan keuangan bersangkutan (jasa review).
c. Standar atestasi lainnya. Tahun 1906, AICPA menerbitkan Statements on
Standarts for Atestation Engagement. IAI sendiri mengeluarkan beberapa
pernyataan standar atestasi pada 1 Agustus 1994pernyataan ini mempunyai
fungsi ganda, pertama, sebagai kerangka yang harus diikuti oleh badan
penetapan standar yang ada dalam IAI untuk mengembangkan standar yang
terperinci mengenai jenis jasa atestasi yang spesifik. Kedua,sebagai
kerangka pedoman bagi para praktisi bila tidak terdapat atau belum ada
standar spesifik seperti itu. Komite Kode Etik IAI di Indonesia dan
committee on Profesional Ethics di Amerika Serikat menetapkan ketentuan
perilaku yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan publik yang meliputi
standar teknis. Standar auditing, standar atestasi, serta standar jasa akuntansi
30
dan review dijadikan satu menjadi Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP).
Jadi menjalankan profesinya dengan kesungguhan dan tanggung jawab agar
mencapai kinerja tugas sebagaimana yang diaturdalam organisasi profesi,
meliputi pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan
profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi.
2.4 Etika Profesi
2.4.1 Pengertian Etika Profesi
Arens (2010:67) mendefinisikan etika secara umum sebagai perangkat
prinsip moral atau nilai. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar
semuanya dapat berjalan secara teratur. Setiap profesi yang memberikanpelayanan
jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakanseperangkat
prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional.Tanpa etika,
profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagaipenyedia
informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelakubisnis.
Merujuk pada klasifikasi profesi secara umum, maka salah satu ciri
yangmembedakan profesi-profesi yang ada adalah etika profesi yang dijadikan
sebagaistandar pekerjaan bagi para anggotanya. Etika profesi diperlukan oleh
setiapprofesi, khususnya bagi profesi yang membutuhkan kepercayaan dari
masyarakatseperti profesi auditor. Masyarakat akan menghargai profesi yang
menerapkanstandar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.
31
Auditor wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yangberlaku,
menyimpan rahasia jabatan, menjaga semangat dan suasana kerja yangbaik. Kode
etik berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus menjaga,menjunjung
dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas sepertibertanggung jawab
(responsibility), berintegritas (integrity), bertindak secaraobyektif (objectivity),
dan menjaga independensinya terhadap kepentinganberbagai pihak
(independence) serta berhati – hati dalam menjalankan profesi.
Etika auditor dalam Standar Profesi Akuntan Publik disebut sebagai norma
akuntan menjadi patokan resmi para auditor Indonesia dalam berpraktik. Norma-
norma dalam SPAP tersebut menjadi acuan dalam penentuan standar utama
dalampekerjaan auditor, antara lain:
a. Auditor harus memiliki keahlian teknis, independen dalam sikap mental serta
kemahiran professional dengan cermat dan seksama.
b. Auditor wajib menemukan ketidakberesan, kecurangan, manipulasi
dalamsuatu pengauditan.
Dari penjelasan di atas, didapat kesimpulan bahwa etika profesimerupakan
perangkat kaidah perilaku sebagai pedoman yang harus dipenuhi dalam
mengemban profesi.
2.4.2 Prinsip Dasar Etika Profesi
Setiap Praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi dibawah ini:
a. Prinsip Integritas
Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil
dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Praktisi tidak boleh
32
terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya yang diyakininya
terdapat :
1. Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan.
2. Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati atau
3. Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi
yang seharusnya diungkapkan.
b. Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan
subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari
pihak-pihak lain mempengaruhi objektivitas. Karena beragamanya situasi
tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap situasi tersebut. Setiap
Praktisi harus menghindari sikap hubungan yang bersifat subjektif atau yang
dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan
profesionalnya.
c. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional
mewajibkan setiap praktisi untuk :
1. Memelihara pengetahuan dan keahlian professional yang dibutuhkan untuk
menjamin pemberian jasa professional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja dan
2. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama sesuai dengan
standar profesi dank ode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
33
Pemberian jasa professional yang kompeten membutuhkan pertimbangan
yang cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian
professional.Kompetensi professional dapat dibagi menjadi dua tahap yang
terpisah sebagai berikut :
1. Pencapaian kompetensi professional dan
2. Pemeliharaan kompetensi profesional.
Pemeliharaan kompetensi professional membutuhkan kesadaran dan
pemahaman yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan
perkembangan bisnis yang relevan. Pengembangan dan pendidikan
professional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan
memelihara kemampauan pratisi agar dapat melakuakan pekerjaannya secara
kompeten dalam lingkungan professional. Sikap kecermatan dan kehati-
hatian professional mengharuskan setiap praktisi unyuk bersikap dan
bertindak secara berhati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai dengan
persyaratan penugasan.
d. Prinsip Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakuakan
tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari
hubungan professional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau
jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali
jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan
hokum atau peraturan lainnya yang kurang berlaku dan
34
2. Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan
professional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
Setiap Praktisi harus tetap menjaga prisip kerahasiaan,termasuk dalam
lingkungan sosialnya. Setiap Praktisi harus waspada terhadap kemungkinan
pengungkapan yang tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan
hubungan jangka panjanng dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga
langsung atau anggota keluarga dekatnya.
Setiap Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapakan
oleh calon klien atau pemberi kerja. Setiap Praktisi harus mempertimbangkan
pentingnya kerahasiaan informasi terjaga dalam KAP atau jaringan
KAPtempat bekerjanya.
e. Prinsip Perilaku Profesional
Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap Praktisi untuk mematuhi
setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berkalu, serta menghindari setiap
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap
tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh
pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua
informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi.
Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap
Praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap Praktisi harus
bersikap jujur dan tidak boleh bersikap atas melakukan tindakan sebagai
berikut :
35
1. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa professional yang dapat
diberikan, kualifikasi yang dimiliki atau pengalaman yang telah diperoleh
atau
2. Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakuakn pertimbangan yang
tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.
2.5 Kinerja Auditor Eksternal
Secara etimologi, kinerja berasal dari prestasi kerja (performance).
Sebagaimana dikemukakan oleh mangkunegara (2005 :67) bahwa istilah kinerja
berasal dari kata job performance atang tersebut atau actual performance (prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang), yaitu hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Teori tentang prestasi kerja lebih banyak memacu pada teori psikologiyaitu
tentang proses tingkah laku kerja seseorang, sehingga seseorang tersebut
menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaan (Agustia, 2012:104).
Kinerja atau prestasi kerja dapat diukur melalui kriteria seperti kualitas, kuantitas,
waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absen dan keselamatan dalam
menjalankan tugas pekerjaan.
Kinerja dibedakan menjadi dua yaitu : kinerja individu dan kinerja
organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawanbaik dari kulitasmaupun
kuantitas berdasrkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja
organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok (
36
Mangkunegara, 2010:15). Gibson et al. (1996) dalam Wibowo (2009),
menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat
digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung
jawab yang diberikan oleh organisai. Kinerja auditor merupakan tindakan atu
pelaksanakan tugas pemeriksa yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun
waktu tertentu.
Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi dan Kanaka (2011 :116) adalah
auditor yang melaksakan penugasan pemeriksa (examination) secara obyektif atau
laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan . Kalbers dan Forganty(1995) mengemukakan bahwa
kinerja auditor sebagai evaluasi terdapat pekerjaan yang dilakukan oleh atasan,
rekankerja, diri sendiri, dan bawahan langsung.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
(prestasi kerja) adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukurdengan
mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Kinerja (prestasi
kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas adalah
berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilakn dalam kurun waktu tertantu, dan
ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Karatristik
yang membedakan kinerja auditor dengan kinerja manajer adalah pada output
yang dihasilkan.
37
2.6 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Sumber : Berdasarkan data yang diolah penulis
Kerangka berpikir adalah hasil dan sintesis teori serta kajian pustaka yang
dikaitkan dengan masalah yang dihadapi dalam perumusan masalah penelitian ini.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa segala
sesuatu yang dilakukan oleh manusia selalu berdasarkan suatu motivasi dan minat
tertentu, yang nantinya akan mempengaruhi kinerja individu tersebut.
Penelitian ini menggunakan teori sikap dan perilaku sebagai dasar
pemikiran. Teori sikap memberikan pemahaman tentang tendensi atau
kecenderungan untuk bereaksi. Sikap bukan perilaku tetapi lebih pada kesiapan
untuk menampilkan suatu perilaku, sehingga berfungsi mengarahkan dan
memberikan pedoman bagi perilaku yang nantinya akan terlihat dalam kinerja
INDEPENDENSI
AUDITOR
PROFESIONALISME ETIKA PROFESI
KINERJA AUDITOR
38
(prestasi kerja) yang merupakan suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan
mempertimbangakan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Penelitian ini
mengkaji tentang independensi, profesionalisme, etika profesi dan kinerja auditor.
Independensi auditor dan profesionalisme, etika profesi secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja auditor, namun ada yang mengatakan bahwa tidak
semua komponen profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor, karena
dapat disebabkan oleh adanya variabel lain yang mempengaruhi hubungan
variabel dependen dan independen.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat dirumuskan permasalahan
yang akan diteliti, kemudian membangun hipotesis dalam membentuk kelompok
teori yang perlu dikemukakan dalam penyusunan kerangka berfikir dalam
membuat suatu hipotesis harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitianya.
Dalam penelitian ini, terdapat 3 variabel dari independensi auditor,
profrsionalisme, etika profesi sebagai variabel bebas, dan kinerja auditor sebagai
variabel terikat yang dibentuk melalui hasil empiris penelitian-penelitian
sebelumnya. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, peneliti
malaukan analisis regresi berganda terhadap data-data yang telah dikumpulkan
.
39
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan
tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
a. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor Eksternal.
Ho : Independensi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal.
Ha : Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor
eksternal.
b. Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor Eksternal.
Ho : Profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal.
Ha : Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal.
c. Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Eksternal.
Ho : Etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal.
Ha : Etika Profesi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal.
d. Pengaruh Independensi auditor,Profesionalisme dan Etika Profesi terhadap
Kinerja Auditor Eksternal.
Ho : Pengaruh Independensi Auditor, Profesionalisme, Etika Profesi
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja auditor
eksternal.
Ha : Pengaruh Independensi Auditor, Profesionalisme, Etika Profesi
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor
eksternal.
40
2.8 Penelitian Terdahulu
Sebagian acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil
penelitian yang telah dilakukan anata lain :
Dalam penelitian Alim (2011) dengan judul pengaruh kompetensi dan
independesi terhadap kinerja auditor sebagai etika profesi sebagai variabel
moderasi. Penelitian ini membuktikan bahwa independensi berpengaruh terhadap
kinerja auditor. Sementara ini interaksi kompetensi dan etika profesi tidak
bepengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian ini juga menemukan
bukti empiris bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor.
Kitta (2009), penelitian pada Inspektorat Provins Sulawesi Selatan
mengenai Pengaruh kinetja auditor, dan Independensi Auditor terhadap kinerja
auditor yang dimoderasikan Orientasikan etika auditor dimana hasil penelitiannya
menggambarkan bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh kinerja
auditor meningkatkan kualitas auditor,profesionalisme dan etika profesi,tidak
menguatkan atau melemahkan hubungan antara kompetensi dan kinerja auditor.
Yanthi (2011), juga melakukan penelitian kinerja auditor dan variabel
independensi auditor, etika profesi dan profesionalisme kemudian hasil penelitian
bahwa independensi auditor,etika profesi dan kinerja auditor berpengaruh
terhadap kinerja auditor
Adelia Lukyia Arumsari (2014), juga melakuakn penelitian pengaruh
independdensi ,profesionalisme dan etika profesi terhadap kierja auditor.
Penelitian mengatakan bahwa tidak semua komponen profesionalisme
41
berpengaruh terhadap kinerja auditor inkosistensi hasil penelitian tersebut dapat
disebabkan oleh adanya variabel yang mempengaruhi hubungan dependen dan
independen dan jumlah matan,nilai minimum, nilai maksimum,nilai mean,dan
standar devisiasi nilai minimum kecil atau rendah pada suatu gagasan ukuran
pusat data diurutkan dari yang kecil sampai yang besar dan merupakan cara paling
digunakan untuk nilai setral dari suatu data yang diteliti.
Martina (2010), pengaruh independensi dan etika profesi terhadap kinerja
auditor diakuntan publik dan variabel independensi,profesionalisme berpengaruh
terhadap kinerja auditor karena semakin tinggi auditor karena semakin tinggi
maka mampu mengambil posisi independensi dalam melaksanakan tugasnya dan
memiliki kemampuan yang memadai dibidangprofesinya dan etika kerja yang
konsisten makan akan berdampak pada kinerja yang semakin kualitas.
Penelitian sebelumnya yang dilakuakan oleh Wibowo (2012) yang
merupakan pengembangan dari penelitian Trisnangsih (2010) dengan judul
pengaruh independesi ,komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pemahan
terhadap kinerja auditor. Dimana penelitian tersebut menggunakan data primer
berupa kuesioner. Pengujian variabel bebas terhadap variabel terkait dalam
penelitian ini menggunakan teknis analisis regresi linier berganda dengan hasil
yang diperoleh bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap kinerja
auditor.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Berdasarkan judul yang dipilih maka peneliti telah melakukan penelitian
yang dilaksanakan pada lima KAP yang bertempat di Jakarta. Jangka waktu
penelitian dari bulan juni sampai dengan bulan juli 2015.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008) menyebutkan disain
kausal berguna untuk menganalisi bagaimana suatu variable mempengaruhi
variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana
variable untuk melihat dampaknya pada variable dependennya secara langsung.
Penelitian menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti
empiris dan menganalisis independensi auditor, profesionalisme dan etika profesi
sebagai variabel independen dan kinerja auditor eksternal sebagai variable
dependen pada KAP.
43
3.3 Jenis Data
3.3.1 Jenis Data yang Digunakan
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Data kualitatif, yaitu data non angka yang sifatnya deskriptif dalam bentuk
informasi tulisan (kuesioner) yang diperoleh dari para auditor yang
berkompeten memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang telah diolah dari jawaban kuesioner yang
telah dibagikan kepada responden yang penulisan anggap berkompeten.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini
adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta sebanyak 80 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang bersedia
menjadi responden yaitu dengan menggunakan teknik simple random dilakukan
secara acak dan sederhana. Didasarkan atas probabilitas, sehingga dapat merinci
setiap elemen dari populasi kemungkinan yang dapat masuk ke dalam sampel.
Peneliti hanya mengambil sampel pada delapan KAP menerima beberapa
kuesioner. Dari jumlah populasi dapat digunakan 45 sample.
44
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian perputakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research) :
a. Penelitian pustaka (library research), yaitu suatu metode pengumpulan
data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literature
karya ilmiah, majalah, dan buku-buku yang menyangkut teori-teori yang
relevan dengan masalah yang dibahas.
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek penelitian untuk
mendapatkan informasi dengan membagikan kuesioner.
c. Mengakses website dan situs-situs untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan masalah dalam penelitian.
3.6 Model dan Teknik Analisis Data
a. Metode Analisis Data
Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis
regresi liner berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto
(2004) analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis
pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen .
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan regresilinear berganda adalah :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan :
45
Y = Kinerja Auditor Eksternal
X1
= Independensi Auditor
X2
= Profesionalisme
X3
= Etika Profesi
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
e = Eror
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan model regresi.
Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi
cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang
dimaksukkan kedalam serangkai data. Penelitian diuji dengan beberapa uji
statistik yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumi klasik, dan uji statistik
untuk pengujian hipotesis.
1. Uji Kualitas Data
Menurut Indriantoro dan Sepomo (2012) ada dua konsep mengukur kualitas
data yaitu uji rebabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari
pengguna instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan
rebabilitas . pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi data
yang dikumpulkan dari penggunaan instrument.
46
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian
yang disususn benar-benar akurat sehingga mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2010) uji
validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner
yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas dalam hal ini
merupakan akurasi pertemuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun
responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ghozali dan Iksan, 2011 ).
Uji validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan
pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingat signifikan atas semua pertanyaan.
Pengujian validitas instrument dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (t hitung > r tabel)
maka instrument tersebut dikatakan valid.
b. Uji Reabilitas
Pengujian relabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden
atas seluruh butiran pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian
reabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang
sama (Umar, 2010). Teknik statistic yang digunakan untuk pengujian tersebut
dengan koefisien Cronbach’s alphadengan bantuan software SPSS. Cronbach’s
alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatife jawaban lebih dari dua. Menurut
47
Supramono dan utami (2010) secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika
memiliki koefisien cronbach’s alpha> 0,6.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptifdalam penelitian pada darasarnya merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan
data dalam bentuk tabelnumerik. Statistik deskripsi umumnya digunakan peneliti
untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang yang
paling utama dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2011).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlupengujian asumsi klasik
sebagai persyaratan dalam analisi agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat.
Menurut Lubis (2011) dalam membuat uji asumsi klasik harus menggunakan data
yang akan digunakan dalamuji regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas,
uji multikolinieritas, dan uji heterokesdastisitas. Adapun uji asumsi klasik yang
dipakai yaitu uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas,
sedangkan uji Autokorelasi tidak digunakan karena data penelitian merupakan
data primer dalam bentuk kuosioner dan tidak berhubungan dengan model data
yang memakai rentang waktu.
a. Uji Normalitas
Menurut Umar (2010) uji Normalitas berguna untuk mengetahui variabel
dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal,mendekati normal
atau tidak.Untuk menguji normalitas digunakan dua metode pengujian yaitu
48
p_plot dan diagram histrogem. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal,
analisis non parametric termasuk modal –model regresi yang digunakan.
Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui
dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh
Lubis (2011) data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar
garis diagonal. Kemudian data jug adapt dilihat dengan melihat diagram
hitrogen dimana keputusan/pengambilan kesimpulan yaitu jika grafik
hitrogram tidak condong ke kiri dan ke kanan maka data penelitian
berdistribusi normal dan sebaliknya.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi
yang diajukan ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi
korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Menurut
singgih santoso (2013) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas yaitu : Jika nilai Variance Inflantion Faktor (VIF)
tidaklebih dari 10, dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 maka modeldapat
dikatakan terbatas dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0
maka Tolerance = 1/10 atau 0,1. Semakintinggi VIF maka semakin rendah
Tolerance.
49
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin-
Watson (DW test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel
bebas.
Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi
dilakukan pengujian terhadap nilai Uji Durbin-Watson (uji DW) tabel klasifikasi
sebagai berikut :
50
Tabel 3.1
Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi
Nilai DW
Keterangan
Kurang 1,10
Ada Autokorelasi
1,10 sampai 1,54
Tidak ada kesimpulan / ragu-ragu
1,55 sampai 2,46
Tidak ada autokorelasi
2,46 sampai 2,90
Tidak ada kesimpulan / ragu-ragu
Lebih dari 2,91
Ada autokorelasi
Sumber : Wijaya (2009), data diolah kembali
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan lain tetap disebut
homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut
hoteroskedastisitas. Menurut Umar (2000) model regresi yang baik adalah model
yang heteroskedastisitas. Cara memprediksinya adalah :
1. Titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau disekitar angka 0.
2. Titik-titik data tidak mengumpulkan hanya diatas atau dibawah saja.
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
51
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidakberpola (Lubis, 2007).
4. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata
niali variabel yang dipakai. Kuesiner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif.
Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5
merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5
adalah sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh independensi
dan etika profesi terhadap kinerja auditor eksternal digunakan pengujian hipotesis
dengan dan uji parametik individual atau uji t.
a. Uji Statistik t
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel
laindianggap konstan. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
untuk uji t adalah sebagian berikut :
1. Ho : β = 0, Independensi, profesionalisme dan etika profesi berpengaruh
tehadap kinerja auditor eksternal dikantor KAP.
2. Ha : β ≠ 0, Independensi, Profesionalisme dan etika profesi tidak
berpengaruh terhadap kinerja auditor dikantor KAP.
Untuk mencari t table dengan df = N-2, taraf nyata 5% dapat dengan
menggunakan table statistik. Nilai t table dapat dilihat dengan menggunakan t
table. Dasar pengambilan keputusan adalah :
1. Jika t hitung > t table, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
52
2. Jika t hitung < t table, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan
berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :
1. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
2. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
3.8 Definisi Variabel Operasiona
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu independensi
auditor dari kualitas auditor pada Kantor Akuntan Publik dan satu variabel
dependen yaitu Kinerja Auditor eksternal (Y).
Independensi (X1) dalam penelitian ini adalah auditor harus memiliki sikap
yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam
merencanakan, dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar
auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kulitas.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran
interval.
Profesionalisme (X2) dalam penelitian ini adalah profesionalisme auditor
merupakan sikap dan perilaku auditor dalam menjalankan profesinya dengan
kesungguhan dan tanggung jawab agar mencapai kinerja tugas sebagaimana yang
diatur oleh organisasi profesi, meliputi pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,
kemandirian, keyakinan profesidan hubungan dengan rekan seprofesi.
Etika Profesi (X3) dalam peknelitan ini adalah nilai-nilai tingkah laku atau
aturan-aturan tingkah melakukan yang diterima dan digunakan oleh organisasi
53
profesi akuntan yang meliputi kepribadian, kecakapan professional, tanggung
jawab, pelaksanakan kode etik dan penafsiran dan penyempurnaan kode etik.
Kinerja Auditor Eksternal (Y) dalam penelitian ini adalah suatu hasil karya
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu
yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Deskripsi Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah pada beberapa KAP yaitu di antaranya KAP Doli
Bambang Sudarmadji Dadang & Ali, KAP Djaja Rizki, KAP Yuwono H dan
Rekan, KAP Aziz Fiby Ariza, KAP Husni Mucharam & Rasidi, KAP Drs. Haryo
Tienmar, KAP Kanaka Puradiredja Suhartono, KAP Ishak, Saleh, Soewondo dan
Rekan. Populasi dalam penelitian ini adalah delapan auditor pada KAP tersebut
yang berjumlah 45 Orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner
pada 80 Orang auditor pada tujuh KAP berbeda. Namun, dari 80 Kuesioner yang
dibagikan yang kembali berjumlah 45 kuesioner. Adapun 35 kuesioner lagi yang
tidak kembali karena sedang melaksanakan tugas dluar kantor dan ada yang
hilang. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Dapat dilihat pada tabel berikut :
55
Tabel 4.2
Pengumpulan Data
Sumber :Data Primer diolah dari hasil penelitian
NO
Nama Kantor Akuntan Publik
(KAP)
Jumlah
Kuesioner
Yang
Disebar
Jumlah
Kuesioner
Yang
Kembali
1. KAP Drs.Haryo Tienmar 4 4
2.
KAP Doli, Bambang, Sudarmadji,
Dadang & Ali 15 10
3. KAP Djajarizki 1 1
4. KAP Yuwono H & Rekan 15 15
5. KAP Aziz Fiby Ariza 10 9
6. KAP Kanaka Puradiredja,Suhartono 10 10
7. KAP Husni Mucharam dan Rasidi 10 10
8.
KAP Ishak, Saleh, Soewondo dan
Rekan 15 6
Jumlah 80 45
56
4.1.2 Karakteristik Responden
Tabel 4.3
Karakteristik Responden
Keterangan Jumlah
Persentase
(%)
A. Jenis Kelamin
Laki-laki 29 64
Perempuan 16 36
Total 45 100
B. Tingkat Pendidikan
D3 5 11
S1 28 62,2
S2 10 22
S3 2 5
Total 45 100
C. Lama Bekerja
< 1 tahun 4 8
1 tahun – 2 tahun 7 15,5
2 tahun – 3 tahun 19 42
>3 tahun 15 35
Total 45 100
D. Lama Bergabung di Tim
1 – 2 kali 3 6.6
3 – 4 kali 9 20
>5 kali 30 66,6
Belum Pernah 3 8
Total 45 100
Sumber : Data primer diolah dari hasil penelitian (2014)
Akuntan publik yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 29
pria atau (64%) dan 16 wanita atau (36%). Berdasarkan tingkat pendidikan yang
tercapai yaitu D3 sebanyak 5 responden atau (11%), S1 sebanyak 28 responden
atau (62,2%), S2 sebanyak 10 responden atau (25%), dan S3 sebanyak 2 atau
57
(5%). Berarti tabel yang menunjukkan profil responden yang berpartisipasi dalam
penelitian ini.
4.1.3 Hasil Analisis Data
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Dengan mempergunakan bantuan dari software SPSS, maka pengujian
validitas instrumen, dimana nilai validitas dapat dilihat pada kolom Coreccted
Item-Total Correlatoin. Jika angka korelasi yang didapat lebih besar dari pada
angka kritik (r hitung > r tabel ) maka instrumen tersebut dinyatakan valid. Dalam
uji validitas ini menggunakan 45 responden dengan taraf 5%. Dengan demikian
maka berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai Coreccted Item-Total
Correlation bernilai positif dan diatas nilai r tabel 0,497 yang artinya semua butir
pertanyaan dapat dinyatakan valid. Hasil uji validitas variabel Kinerja Auditor
Eksternal (Y), Independensi Auditor (X1), Profesionalisme (X2), Etika Profesi
(X3) diuraikan pada tabel 4.3, tabel 4.4, tabel 4.5, dan tabel 4.6 sebagai berikut
Tabel 4.4
Uji Validitas Variabel Independensi
Item
Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,881 0,497 Valid
2 0,684 0,497 Valid
3 0,607 0,497 Valid
4 0,725 0,497 Valid
5 0,817 0,497 Valid
6 0,915 0,497 Valid
Hasil tabulasi untuk 45 responden (r tabel = 0,497)
58
Tabel 4.5
Uji Validitas Profesionalisme
Item
Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,730 0,497 Valid
2 0,690 0,497 Valid
3 0,679 0,497 Valid
4 0,743 0,497 Valid
5 0,739 0,497 Valid
6 0,791 0,497 Valid
Hasil tabulasi untuk 45 responden (r tabel = 0,497)
Tabel 4.6
Uji Validitas Etika Profesi
Hasil tabulasi untuk 45 responden (r tabel =0,497)
Item
Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,813 0,497 Valid
2 0,920 0,497 Valid
3 0,923 0,497 Valid
4 0,920 0,497 Valid
5 0,919 0,497 Valid
6 0,916 0,497 Valid
7 0,918 0,497 Valid
8 0,919 0,497 Valid
9 0,922 0,497 Valid
10 0,922 0,497 Valid
12 0,921 0,497 Valid
13 0,918 0,497 Valid
14 0,921 0,497 Valid
59
Tabel 4.7
Uji Validitas Kinerja Auitor Eksternal
Hasil tabulasi untuk 45 responden (r tabel 0,497)
Dari tabel-tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji validitas
menunjukkan r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,497 maka dapat dinyatakan
seluruh instrument tersebut valid
2. Uji Reabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban
responden atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang digunakan.
Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrument yang
dalamhal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh
responden yang sama. Teknik statistic yang digunakan untuk pengujian tersebut
dengan koefisien cronbach’ alpha dengan bantuan program software SPSS
cronbach’ alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari
dua.
Item
Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,600 0,497 Valid
2 0,494 0,497 Valid
3 0,584 0,497 Valid
4 0,712 0,497 Valid
60
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
a
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2014 (Data Diolah)
Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatan
instrument tersebut reliable.
b. Analisis Statistik Deskripsi
Analisis statistik deskriptif penelitian ini ditampilkan untuk mengkaji,
mempermudah dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap variabel-
variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah independensi
auditor,profesinalisme, etika profesi terhadap kinerja auditor.
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan program
SPSS dengan memperhatikan nilai minimum dan maksimum setiap variabel serta
Variabel
Alpha
Cronbach’s
Batas
Reliabiitas Keterangan
Kinerja Auditor
Eksternal(Y) 0,777 0,6 Reliabel
Independensi
Auditor (X1) 0,913 0,6 Reliabel
Profesionalisme
(X2) 0,886 0,6 Reliabel
Etika Profesi (X3) 0,925 0,6 Reliabel
61
nilai rata-rata yang diperoleh dari jawaban responden. Analisis statistik deskriptif
variabel-variabel dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Penelitian
Sumber : Data Primer yang diolah (2015)
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa variabel Independensi
memiliki rata-rata sebesar 49,82. Hal ini menunjukan sebagian besar responden
cenderung menjawab setuju untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan
variabel Independensi Auditor. Nilai maksimal variabel independensi auditor
adalah 56,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju. Nilai
minimal variabel independensi auditor adalah 36,00 yang artinya terdapat
responden yang menjawab netral untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan
dengan variabel independensi.
Variabel Profesionalisme memiliki rata-rata sebesar 40,82. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju untuk
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
Independensi
45 36.00 56.00
49.822
2
3.82152
Profesionalisme
45 30.00 46.00
40.822
2
2.81464
Etika Profesi
45 41.00 60.00
49.555
6
5.42115
Kinerja Auditor
Eksternal
45 38.00 53.00
46.888
9
3.06907
Valid N (listwise) 45
62
pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel Profesionalisme. Nilai
maksimal variabel profesionalisme adalah 46,00 yang artinya terdapat responden
yang menjawab sangat setuju. Nilai minimal variabel profesionalisme adalah
30,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab tidak setuju untuk
pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel profesionalisme.
Variabel Etika Profesi memiliki rata-rata sebesar 49,55. Hal ini menunjukan
bahwa sebagian responden cenderung menjawab setuju untuk pertanyaan yang
diajukan berkaitan dengan variabel Etika profesi. Nilai maksimal variabel etika
profesi adalah 60,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab sangat
setuju. Nilai minimal variabel etika profesi adalah 41,00 yang artinya terdapat
responden yangmenjawab netral untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan
dengan variabel etika profesi.
Variabel Kinerja Auditor Eksternal memiliki rata-rata sebesar 46,88. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju untuk
pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel Kinerja auditor. Nilai
maksimal variabel Kinerja auditor adalah 53,00 yang artinya terdapat responden
yang menjawab sangat setuju. Nilai minimal variabel Kinerja auditor adalah 38,00
yang artinya terdapat responden yang menjawab netral untuk pertanyaan yang
diajukan berkaitan dengan variabel Kinerja auditor eksternal.
c. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-
63
asumsi dalam modal regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar
lebih relevan dalam menganalisis. Dalam melakukan penelitian ini peneliti hanya
menggunakan tiga alat uji ini sebab data yang peneliti gunakan merupakan data
primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang
memakai rentang waktu. Pengujian asumsi klasik ini meliputi :
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara
variabel dependen (terkait) dan variabel independen ( bebas) keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunak
normal p-plot dan Diagram Histrogram yang tidak condong ke kiri maupun
kekanan. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar
garis normal. Grafik sebagi berikut :
Gambar 4.1
Grafik Uji Normalitas
64
Dari gambar 4.1 diatas dapt disimpulkam data terdistribusi dengan normal,
dimana data yang terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram
histrogen yang tidak condong kekiri dan kanan sehingga dapat dikatakan data
terdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen)
saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik
adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel
independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya
variabel yang berkolerasi, maka digunakan alat uji atas deteksi Varriance Inflation
Factor (VIF). Dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak
kurang dari 0,1.
65
Tabel 4.10
Uji Multikolinieritas
H
a
s
yang ditunjukkan oleh tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hubungan antara
Independensi dengan Profesionalisme sebesar -0,98. Hubungan antara
Independensi dengan Etika Profesi 0,041. Hubungan antara Profesionalisme
dengan Etika Profesi 0,065. Hal tersebut membuktikan bahwa korelasi antara
variabel bebas <0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas, sehingga data dalam penelitian ini dapat digunakan untuk
analisis penelitian.
Coefficient Correlations
a
Model EProfesi Independensi
Profesionalism
e
Correlations EProfesi 1.000 .041 .065
Independensi .041 1.000 -.098
Profesionalisme .065 -.098 1.000
Covariances EProfesi .007 .000 .001
Independensi .000 .013 -.002
Profesionalisme .001 -.002 .025
a. Dependent Variable: KAuditor
66
Tabel 4.11
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 34.631 9.448 3.665 .001
Independensi .305 .116 .380 2.634 .012 .988 1.012
Profesionalisme -.008 .158 -.008 -.052 .959 .986 1.014
EProfesi -.053 .081 -.093 -.648 .520 .994 1.007
a. Dependent Variable: KAuditor
Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki
nilai tolerance dan nilai VIF disekitar angka 1. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalh tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan dengan
melihat gambar seperti berikut:
67
Gambar 4.2
Grafik Uji Heteroskedastistas
Dengan menggunakan grafik diatas, maka dapat disimpulkan dimana dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut :
a. Jika tidak ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur maka akan terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dari gambar 4.2 diatas menunjukan tidak ada pola yang jelas dan menandakan
bahwa tidak terjadi heteroskedastistas untuk variabel penelitian, demgan demikian
asumsi dasar bahwa variansiresidual sama untuk semua pengamatan terpenuhi.
68
1. Uji Statistik t
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.Berikut ini adalah hasil dari Uji Parameter Individual (Uji Statistik t).
Tabel 4.14
Uji Parameter Individual (Uji t)
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 34.631 9.448 3.665 .001
Independensi .305 .116 .380 2.634 .012 .988 1.012
Profesionalisme -.008 .158 -.008 -.052 .959 .986 1.014
EProfesi -.053 .081 -.093 -.648 .520 .994 1.007
a. Dependent Variable: KAuditor
Berdasarkan tabel 4.13 maka hasil pengujian hipotesis menggunakan
koefisien secara individual adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor
Uji hipotesis 1 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
Independensi terhadap Kinerja Auditor. Berikut hipotesis untuk variabel
Independensi yang diuji :
Ho : Independensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Ha : Independensi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
69
Ho
Diterima
Independensi pada tabel 4.13 menunjukan hasil nilai thitung sebesar 2,634 dengan
ttabel sebesar 2,015 dan nilai signifikan sebesar 0,012 yang berarti lebih kecil dari
nilai probabilitas 0,05 atau 0,012 < 0,05.
Gambar 4.3
Uji Hipotesis 1
b. Pengaruh Profesional terhadap Kinerja Auditor
Uji hipotesis 2 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor. Berikut hipotesis untuk variabel
Profesionalisme yang diuji :
Ho : Profesionalisme berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Ha : Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Profesionalisme pada tabel 4.13 menunjukan hasil nilai thitung sebesar -0,052
dengan ttabel sebesar 2,015 dan nilai signifikan sebesar 0,959 yang berarti lebih
besar dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,959 > 0,05.
-2,042 2,042 2,634
Ho Ditolak
Ha Diterima
Ho Ditolak
Ha Diterima
70
Ho
Diterima
Gambar 4.4
Uji Hipotesis 2
Berdasarkan gambar 4.4 Menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme berpengaruh terhadap Kinerja
Auditor secara tidak signifikan.
c. Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor
Uji hipotesis 3 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Etika
Profesi terhadap Kinerja Auditor. Berikut hipotesis untuk variabel Etika Profesi
yang diuji :
Ho : Etika Profesi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Ha : Etika Profesi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Etika Profesi pada tabel 4.13 menunjukan hasil nilai thitung sebesar -0,648
dengan ttabel sebesar 2,015 dan nilai signifikan sebesar 0,520 yang berarti lebih
besar dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,520 > 0,05.
-2,042 2,042-0,052
Ho Ditolak
Ha Diterima
Ho Ditolak
Ha Diterima
71
Ho
Diterima
Gambar 4.5
Uji Hipotesis 3
Berdasarkan gambar 4.5 Menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Etika Profesi berpengaruh terhadap Kinerja
Auditor secara tidak signifikan.
4.1.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penyajian data hasil penelitian, maka penulis akan membahas
hasil penelitian sesuai dengan permasalahan yang diajukan. Dalam penelitian ini
telah membuktikan bahwa :
a. Pengaruh Independensi auditor terhadap Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis kedua (H1) memilik nilai Profesionalisme sebesar
thitung 0,052 dengan ttabel 2,015 denagn tingkat signifikan sebesar 0,012 (sig<0,05),
sehingga H2 diterima. Jadi variabel independensi auditor berpengaruh positif pada
kinerja auditor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelian Wibowo (2011)
yang bahwa independensi auditor berpengaruh pada kinerja auditor. Hal tersebut
berarti semakin independen seorang auditor maka akan semakin memepengaruhi
kinerjanya. Dapat disimpulkan adanya hubungan antara independensi auditor
dengan kinerja, bahwa seoarang auditor yang memiliki independensi yang tinggi
-2,042 2,042-0,648
Ho Ditolak
Ha Diterima
Ho Ditolak
Ha Diterima
72
maka dia tidak akan mudah terpengaruh dan tidak mudah dikendalikan oleh pihak
lain dalam mempertimbangkan fakta yang dijumapi dalam pemeriksaan dan dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya sehingga akan mempengaruhi tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu pekerjaan yang semakinbaik atau dengan kata lain
kinerjanya akan menjadi lebih baik.
b. Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis (H1) memiliki nilai b1= -0,008 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,959 (sig<0,05), sehingga H1 diterima. Jadi variabel
Profesionalisme berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Rahmawati (2011) yang menyatakan bahwa
profesionalisme berhubungan positif dengan kinerja auditor. Professional adalah
orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Dalam hal
ini, seorang professional dipercaya dan dapat diandalkan dalam melaksanakan
pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancer, baik dan mendatangkan hasil yang
diharapkan, Jadi dapat dijelaskan hubungan antara profesionalisme auditor dengan
kinerja adalah apabila seoarang auditor memiliki profesionalisme tinggi maka
kinerjanya akan meningkat. Kondisi tersebut menyebabkan auditor akan dipercaya
dan dapat diandalkan dalam melaksanakan hasil yang diharapkan.
c. Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor
Pengujian hipotesis ketiga (H3) memiliki nilai b3= -0,053 dengan tingkat
signifikan sebesar -0,520 (sig<0,05), sehingga H3 diterima. Jadi variabel etika
profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian Suartini (2010) yang menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR

More Related Content

What's hot

Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpdNadia Amelia
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahEnvaPya
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAMahyuni Bjm
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliAudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliLuthfi Nk
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansiKuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansiRose Meea
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahReza Yudhalaksana
 
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015azhar dwi osra
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian internYABES HULU
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian auditagunghery19
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
Akuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkumanAkuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkumanAmrul Rizal
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Psak 18-program-purnakarya-retirement-benefit-110212-detailed
Psak 18-program-purnakarya-retirement-benefit-110212-detailedPsak 18-program-purnakarya-retirement-benefit-110212-detailed
Psak 18-program-purnakarya-retirement-benefit-110212-detailedSri Apriyanti Husain
 

What's hot (20)

Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd
 
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi PemerintahRingkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
Ringkasan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
 
Likuidasi firma
Likuidasi firmaLikuidasi firma
Likuidasi firma
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)
 
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran KembaliAudit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
Audit Siklus Akuisisi Modal Dan Pembayaran Kembali
 
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi PemerintahanPersamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
Persamaan dan Teknik Akuntansi Pemerintahan
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
 
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansiKuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
Kuliah teori akuntansi 6 7 standar akuntansi
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
 
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
Psak 16-aset-tetap-dan-psak-terkait-25032015
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian intern
 
Penyelesaian audit
Penyelesaian auditPenyelesaian audit
Penyelesaian audit
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Akuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkumanAkuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkuman
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Psak 18-program-purnakarya-retirement-benefit-110212-detailed
Psak 18-program-purnakarya-retirement-benefit-110212-detailedPsak 18-program-purnakarya-retirement-benefit-110212-detailed
Psak 18-program-purnakarya-retirement-benefit-110212-detailed
 

Viewers also liked

DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIANDESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIANKholikul Anwar
 
Proposal lab-bahasa-MTs N TB
Proposal lab-bahasa-MTs N TBProposal lab-bahasa-MTs N TB
Proposal lab-bahasa-MTs N TBAndre Data
 
Mekanisme menelaah proposal penelitian
Mekanisme menelaah proposal penelitianMekanisme menelaah proposal penelitian
Mekanisme menelaah proposal penelitianPrayudi
 
Presentasi Power Point Proposal jaringan komputer
Presentasi Power Point Proposal jaringan komputerPresentasi Power Point Proposal jaringan komputer
Presentasi Power Point Proposal jaringan komputerirwansyah budiman
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposalYudantop
 
Proposal Power Point
Proposal Power PointProposal Power Point
Proposal Power PointMikohk
 
Proposal kegiatan ( powerpoint )
Proposal kegiatan ( powerpoint )Proposal kegiatan ( powerpoint )
Proposal kegiatan ( powerpoint )zojodi
 

Viewers also liked (7)

DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIANDESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN
 
Proposal lab-bahasa-MTs N TB
Proposal lab-bahasa-MTs N TBProposal lab-bahasa-MTs N TB
Proposal lab-bahasa-MTs N TB
 
Mekanisme menelaah proposal penelitian
Mekanisme menelaah proposal penelitianMekanisme menelaah proposal penelitian
Mekanisme menelaah proposal penelitian
 
Presentasi Power Point Proposal jaringan komputer
Presentasi Power Point Proposal jaringan komputerPresentasi Power Point Proposal jaringan komputer
Presentasi Power Point Proposal jaringan komputer
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Proposal Power Point
Proposal Power PointProposal Power Point
Proposal Power Point
 
Proposal kegiatan ( powerpoint )
Proposal kegiatan ( powerpoint )Proposal kegiatan ( powerpoint )
Proposal kegiatan ( powerpoint )
 

Similar to PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR

PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...Uofa_Unsada
 
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...Uofa_Unsada
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...Uofa_Unsada
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUUofa_Unsada
 
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...Uofa_Unsada
 
Analisis perkembangan bisnis keluarga toko kolbandang semarang dengan model p...
Analisis perkembangan bisnis keluarga toko kolbandang semarang dengan model p...Analisis perkembangan bisnis keluarga toko kolbandang semarang dengan model p...
Analisis perkembangan bisnis keluarga toko kolbandang semarang dengan model p...Mas Yasin
 
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...Uofa_Unsada
 
Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiyogieardhensa
 
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASUofa_Unsada
 

Similar to PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR (20)

PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
PENGARUH PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN , PAJAK HOTEL DAN PAJAK HIBURAN DALAM MENI...
 
Mm002064
Mm002064Mm002064
Mm002064
 
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
ANALISIS PENGARUH TANGIBLE, RELIABILITY, RESPONSIVENESS, ASSURANCE, DAN EMPAT...
 
Skripsi..
Skripsi..Skripsi..
Skripsi..
 
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
KECURANGAN YANG DISAMPAIKAN DALAM MANAJEMEN LETTER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKA...
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
 
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
EFEKTIVITAS JURUSITA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN PENAGIHAN PAJAK PADA ...
 
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
 
GABUNG.pdf
GABUNG.pdfGABUNG.pdf
GABUNG.pdf
 
Sk 206112106
Sk 206112106Sk 206112106
Sk 206112106
 
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
 
Analisis perkembangan bisnis keluarga toko kolbandang semarang dengan model p...
Analisis perkembangan bisnis keluarga toko kolbandang semarang dengan model p...Analisis perkembangan bisnis keluarga toko kolbandang semarang dengan model p...
Analisis perkembangan bisnis keluarga toko kolbandang semarang dengan model p...
 
Kti akbid paramata ariati
Kti akbid paramata  ariatiKti akbid paramata  ariati
Kti akbid paramata ariati
 
ssdsd
ssdsdssdsd
ssdsd
 
Laporan KP
Laporan KPLaporan KP
Laporan KP
 
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
PERBANDINGAN METODE PEMBUKUAN DENGAN PP NO. 46 TAHUN 2013 DALAM RANGKA MENETA...
 
Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasi
 
Bagian awal
Bagian awalBagian awal
Bagian awal
 
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
 
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPASANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KORAN KOMPAS
 

More from Uofa_Unsada

OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMOTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMUofa_Unsada
 
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...Uofa_Unsada
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013Uofa_Unsada
 
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...Uofa_Unsada
 
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...Uofa_Unsada
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...Uofa_Unsada
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...Uofa_Unsada
 
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...Uofa_Unsada
 
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...Uofa_Unsada
 
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...Uofa_Unsada
 
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...Uofa_Unsada
 
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBUofa_Unsada
 
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...Uofa_Unsada
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...Uofa_Unsada
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...Uofa_Unsada
 
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...Uofa_Unsada
 
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAUofa_Unsada
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzUofa_Unsada
 
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Uofa_Unsada
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...Uofa_Unsada
 

More from Uofa_Unsada (20)

OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMOTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
 
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
 
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
 
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
 
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
 
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
 
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
 
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
 
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
 
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
 
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DA...
 
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
 
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
 

Recently uploaded

menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 

Recently uploaded (10)

menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR

  • 1. PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika dan Melengkapi Sebagai dari Syarat-syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh IKA OKTAVIA 2011420040 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5. ABSTRAK Ika Oktavia, 2011420040, PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR Jumlah Hal : xii + 90 hal Kata Kunci : Independensi Auditor, Profesionalisme, Etika Profesi dan Kinerja Auditor Eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang Pengaruh Independensi Auditor, Profesionalisme dan Etika Profesi terhadap Kinerja Eksternal pada wilayah Jakarta timur. Populasi penlitian ini adalah para auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Pubik di Jakarta Timur Variabel independen dalam penelitian ini adalah independensi auditor, profesionalisme, dan etika profesi. Untuk variable dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor eksternal. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada beberapa auditor pada lima Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda, pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi, analisis determinasi (R2 ), uji t dan uji F . Analisis ini didasarkan pada data dari 80 Responden yang penelitiannya melalui kuesioner dengan teknik simple random dengan pengolahan data menggunakan program SPSSversi 20.0 dengan nilai signifikan 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial profesionalisme, dan etika profesi, berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja auditor, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja auditor adalah independensi secara parsial. Sedangkan secara simultan independensi, profesionalisme dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Timur. Daftar Acuan : 2008 - 2015
  • 6. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT atas segala anugerah dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada peneliti, baik berupa kesehatan fisik dan mental sehingga penelitian dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta. Skripsi ini berjudul “Pengaruh independensi auditor, Profesionalisme, dan etika profesi terhadap kinerja auditor eksternal dikantor akuntan publik diwilayah jakarta” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Darma Persada. Dalam penyusunan skripsi ini, penelitian mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini terwujud. Dengan kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis, papa dan mama tercinta yang tak pernah putus mengucap doa dan member semangat serta motivasi kepada penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Darma Persada. Terima kasih untuk waktu, tenaga dan semua yang telah dikorbankan untuk ananda. Tante dan Om tersayang, terima kasih untuk semua doa, pengorbanan, cinta kasih saying, perhatian, dukungan dan motivasi baik moril dan materiil yang tidak pernah putus, semoga penulis dapat selalu memberikan yang terbaik dan menjadi anak yang berbakti untuk Om dan Tante, Adikku tersayang,
  • 7. keponakan tersayang, beserta keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakan penulis. 2. Bapak Ahmad Basid Hasibuhan, SE, M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi yang telah memberikan masukan kepada penulis. 3. Bapak Drs, Boedi Setyo Hartono, Ak.,MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran, nasihat, dukungan dan motivasi yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas waktu yang telah diberikan kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini. 4. Ibu Ari Sri Wahyuningsih, Dra, MM., selaku Dosen Wali dan Pembimbing Akademik yang telah sabar mengajari dan menasehati penulis, serta dosen dan staf karyawan yang tidak bias disebutkan satu persatu dalam membantu dalam penyusunan skripsi penulis dan memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. 5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pemahaman dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan. Staf dan Administrasi Fakultas Ekonomi, yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu. 6. Kantor KAP Drs. Haryo Tienmar, KAP Doli, Bambang, Sudarmadji Dadang dan Ali, KAP Djaja Rizki, KAP Yuwono H dan Rekan, KAP Aziz Fiby Ariza, KAP Kanaka Purradiredja,Suhartono, KAP Husni Mucharam dan Rasidi, KAP Ishak, Saleh, Soewondo dan Rekan. 7. Teman-teman tersayang My besties Novitasari Tirtajaya, Annisa Melia Dwi Handayani, Siti Noviani Sagita dan teman-teman seperjuangan angkatan 2011 akuntansi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu mendukung dan berjuang untuk menyelesaikan kuliah.Best Friend Maulidya Khodizah Salas, dan Ervina Yulia Candra terima kasih atas tanda tawa, support, refreshing, sedih bareng, ketawa bareng, curhat bareng dan udah mau anterin keliling Jakarta untuk cari kantor KAP. Thank dear untuk persahabatan selama ini. Semoga Allah SWT Yang Maha Pemurah memberikan balasan yang sesuai atas segala kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
  • 8. dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi peneliti sendiri maupun bagi pihak lain yang membutuhkan. Wassalamu’alaikumWr.Wb. Jakarta, 5 September 2015 Ika Oktavia
  • 9. ix DAFTAR ISI JUDUL SKRIPSI ........................................................................................ . i LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................... ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ....................................................... 6 1.3. Tujuan Masalah ……………….................................. 7 1.4. Ruang Lingkup Penelitian …….................................. 7 1.5. Kegunaan Penelitian ………………........................... 8 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 9 2.1. Audit …………………………................................... 9 2.1.1. Pengertian Audit ........................................... 9 2.1.2. Tujuan Audit ................................................ 11 2.1.3. Jenis – Jenis Audit …………........................ 13 2.1.4. Golongan Audit …………............................ 14 2.1.5. Auditor ……………….……........................ 15 2.2. Independensi Auditor ................................................. 16 2.2.1. Pengertian Independensi .............................. 16 2.2.2. Klasifikasi Independensi Auditor ................ 18
  • 10. x 2.2.3. Pentingnya Independensi bagi Akuntan Publik ........................................................... 19 2.2.4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Independensi Akuntan Publik ........................................... 20 2.2.5. Aspek – Aspek dalam Independensi ............ 24 2.3. Profesionalisme……................................................. 24 2.3.1. Pengertian Profesionalisme ........................ 24 2.3.2. Konsep Profesionalisme ……..................... 26 2.3.3. Cara Auditor mewujudkan Perilaku Profesionalisme ........................................... 27 2.4. EtikaProfesi ............................................................... 30 2.4.1. Pengertian Etika Profesi …………………… 30 2.4.2. Prinsip – Prinsip Dasar Etika Profesi ……… 31 2.5. Kinerja Auditor Eksternal …………………………... 35 2.6. Kerangka Berpikir ...................................................... 37 2.7. Hipotesis ……………………………………………. 39 2.8. Penelitian Terdahulu ………………………………… 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................... 42 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................... 42 3.2. Jenis Penelitian………............................................... 42 3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................... 42 3.3.1. Jenis Data ………………………………….. 42 3.3.2. Sumber Data ………………………………. 43 3.4. Populasi dan Sampel................................................... 43 3.4.1. Populasi ……………………………………. 43 3.4.2. Sampel ……………………………………... 43 3.5. Metode Pengumpulan Data ........................................ 44 3.6. Model dan Teknik Analisis Data …………………… 45
  • 11. xi 3.7. Teknik Analisis Data …………………………….…. 46 3.8. Definisi Variabel Operasional ……………………… 52 BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................... 54 4.1. Deskripsi Data ............................................................ 54 4.1.1. Deskripsi Data .............................................. 54 4.1.2. Karakteristik Responden……........................ 56 4.1.3. Hasil Analisis Data….................................... 57 4.1.4. Pembahasan Hasil Penelitian ……………….. 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 74 5.1. Kesimpulan ................................................................. 74 5.3. Saran ………………………………………………… 75 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
  • 12. xii DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Pengumpulan Data ............................................................... 55 Tabel 4.2. Karakteristik Responden ...................................................... 56 Tabel 4.3. Uji Validitas Variabel Independensi .................................... 57 Tabel 4.4. Uji Validitas Variabel Profesionalisme ................................ 58 Tabel 4.5. Uji Validitas Variabel Etika Profesi ...................................... 58 Tabel 4.6. Uji Validitas Variabel Kinerja Auditor Eksternal ................. 59 Tabel 4.7. Uji Reabilitas Variabel Penelitian ………............................. 60 Tabel 4.8. Uji Statistik Deskriptif Penelitian ......................................... 61 Tabel 4.9. Uji Multikolinierlitas ............................................................. 63 Tabel 4.10. Uji Multikolinelitas……………………………………........ 65 Tabel 4.11. Uji Parameter Individual (Uji t) …………………………… 68
  • 13. xiii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ................................................................ 37 Gambar 4.1. GrafikUji Normalitas ........................................................... 63 Gambar 4.2. GrafikUji Heteroskedastistas ................................................ 67 Gambar 4.3. Uji Hipotesis1 ....................................................................... 69 Gambar 4.4. Uji Hipotesis2 ………………………………………………. 70 Gambar 4.5. Uji Hipotesis 3 ………………………………………………. 71
  • 14. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan profesi akuntan publik disuatu negara sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan juga bentuk badan hukum perusahaan lainnya. Ketika perusahaan-perusahaan disuatu negara berkembang sangat pesat tentunya tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya saja, namun juga memerlukan modal dari kreditur. Sedangkan, perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas modalnya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu profesi atau jasa akuntan publik sangat diperlukan karena memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis global saat ini. Mulyadi (2010:121), menyatakan bahwa Profesi akunn publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai daras pengambilan keputusan. Norika (2011), menyatakan agar informasi yang disajikan dalam bentuk laporan dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan keputusan, maka bagian akuntansi dituntut untuk dapat menyajikan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu.
  • 15. 2 Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah didukung oleh bukti yang semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Kurangnya independensi auditor dan maraknya manipulasi akuntan korporat membuat kepercayaan para pemakai laporan keuangan mempertanyakan eksistensi akuntan publik sebagai pihak independen. Padahal profesi akuntan mempunyai peran penting dalam menyediakan informasi keuangan yang handal bagi pemerintah, investot, kredotor, pemegang saham, karyawan, debitur, juga bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Sebagai penunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sangatlah diperlukan kinerja auditor yang baik dan berkualitas. Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim pemeriksa. Istilah kinerja seringkali digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu. Kondisi kerja yang kurang konduktif mempengaruhi kinerja auditor, sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam penguditan laporan keuangan. Skandal akuntansi perusahaan-perusahaan yang besar di Amerika seperti Enron,Wordcom dan Rite Aid hamper semuanya melibatkan kantor akuntan publik (KAP) besar seperti The Big Five. KAP kelas menegah juga tidak
  • 16. 3 luput dari masalah tersebut, seperti RSM Salustro Reydel di Perancis yang melakukan kesalahan saat melakukan audit atas Vivendi Universal. Di Indonesia juga pernah terjadi hal yang sama pada kasus Kimia Farma Tbk., yaitu terjadi overstated pada laba bersih per 31 desember 2001. Setidaknya hal ini menjadi pembelajaran bersamaa bagi perkembangan profesi auditor di Indonesia untuk lebih meningkatkan kerja mereka. Salah satu kriteria profesionalisme adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketetapan waktu ini terkait dengan manfaat laporan keuangan itu sendiri. Perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian pekerjaan auditnya. Hal yang terpenting adalah bagaimana agar penyajian laporan keuangan bisa tepat waktu atau tidak terlambat dan kerahasian informasi terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan kompetensinya untuk ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat. Alim, M. Nizarul (2010) menyatakan bahwa ketepatan waktu terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri . Nilai dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan benilai, jika disajikan secara akurat
  • 17. 4 dan tepat waktu, yakni tersedia pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut Audit Delay yang melewati batas waktu ketentuan akan berakibat pada keterlambatanpublikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi lapoaran keuangan bias mengindikasikan adanya masalah dalam lapoaran keuanagn, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesian audit. Lama dalam penyelesian audit oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu dan tanggal lapoaran keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut dengan audit delay. Rick Antle (2008), menyebutkan bahwa independensi dianggap sebagai atribut penting dari auditor eksternal. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang melakuakn kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Auditor yang menegakkan independensinya, tidak akan terpengaruh oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksa. Idealnya didalam menjalankan profesinya,seorang auditor hendaknya memperhatikan dan menaati aturan etika profesi yang meliputi pengaturan tentang independensi, integritas dan obyektivitas, standar umum dan prinsip akuntansi, tanggung jawab kepada klien, tanggung jawab kepada rekan
  • 18. 5 seprofesi, serta tanggung jawab dan praktik lainnya. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturanmain dalam menjalankan atau mengemban profesitersebut, yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap professional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas. Menunjukkan kode etik Iktan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), aturan etika kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan stanadar pengendalaian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing. Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan dianggap menjadi kode etik perilaku akuntan Indonesia adalah : 1. Tanggung Jawab 2. Kepentingan Masyarakat 3. Integritas 4. Obyektifitas dan independen 5. Kompetensi dan ketentuan profesi 6. Kerahasiaan 7. Perilaku profesional
  • 19. 6 Penelitian ini akan dilakukan pengujian secara empiris tentang pengaruh independensi auditor, profesionalisme, etika profesi terhadap kinerja auditor eksternal pada KAP di Jakarta. Selain itu juga untuk membuktikan apakah hasil penelitian selanjutnya akan sama atau berbeda apabila dilakukan pada auditor independen yang berbeda sebagi objeknya, dimana dengan adanya perbedaan lokasi dan lingkungan kerja pada KAP bias jadi menyebabkan perbedaan pola piker dan cara pandang, nilai-nilai yang diyakini ataupun cara auditor bekerja dan secara tidak langsung dapat membawa kepada perbedaan pemahaman tentang bagaimana menghasilkan kinerja yang baik. Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian berinisiatif untuk menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR EKSTERNAL PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA TIMUR”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, permasalahan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apakah independensi Auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal pada KAP diwilayah Jakarta timur ? b. Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal pada KAP diwilayah Jakarta timur ?
  • 20. 7 c. Apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal pada KAP diwilayah Jakarta timur ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui, mengevaluasi dan mendapat bukti empiris mengenai pengaruh independensi auditor terhadap kinerja auditor eksternal pada KAP diwilayah Jakarta timur. b. Untuk mengetahui, mengevaluasi dan mendapat bukti empiris mengenai pengaruh profesionalisme terhadap kinerja auditor eksternal pada KAP diwilayah Jakarta timur. c. Untuk mengetahui, mengevaluasi dan mendapat bukti empiris mengenai pengaruh etika profesi terhadap kinerja auditor pada KAP diwilayah Jakarta timur. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian ingin meneliti kualitas auditor di kantor akuntan publik, yang meliputi : a. Untuk objek penelitian, peneliti mengambil data dengan menyebarkan kuisioner kepada beberapa auditor yang bekerja dikantor akuntan publik yang berlokasi dijakarta.
  • 21. 8 b. Peneliti melakukan pengujian hipotesis terdapat pengaruh dengan menggunakan SPSS. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : a. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman, kemampuan intelektual tentang pengaruh independensi auditor, profesionalisme dan etika profesi terhadap kinerja auditor eksternal. b. Bagi auditor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang independensi auditor, profesionalisme dan etika profesi serta kinerja auditor eksternal. c. Bagi peneliti lain, peneliti ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama.
  • 22. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Audit Jasa auditing digunakan secara meluas baik pada perusahaan swasta maupun pemerintah. Alasan ekonomi yang mendorong diperlukan auditing dilatar belakangi oleh pada kondisi masyarakat yang semakin kompleks dan mengindari ketidak akuratan suatu laporan. 2.1.1 Pengertian Audit Adapun pengertian yang berbeda dari beberapa ahli sebagai berikut : Menurut (Agoes : 2010) auditing adalah “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terdapat laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.” Menurut (Arens, Eider dan Beasley (2010:4) auditing sebagai: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established kriteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Menurut (Mulyadi : 2011), auditing merupakan : “Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara bobjektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapakan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriterian
  • 23. 10 yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.” Maka dari itu menurut (Mulyadi : 2011), berdasarkan beberapa pengertian auditing di atas maka audit mengandung unsur-unsur : a. Suatu proses sistematik. Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditng dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan. b. Untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Proses sistematik tersebut ditunjukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut. c. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi disini adalah hasil proses akuntansi. d. Menetapkan tingkat kesesuaian. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuai pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriterian tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kuantitatif.
  • 24. 11 e. Kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dipakai sebagian dasar untuk menilai pernyataan ( berupa hasil akuntansi) dapat berupa: 1. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif 2. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen 3. Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia (generally accepted accounting principles) f. Penyampaian hasil (Atestasi). Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi (attestation). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). g. Pemakai yang berkepentingan. Dalam dunia bisnis, pemakian yang berkepentingan terhadap laporan audit adalahpara pemakian informasi keuangan, seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor dan kreditur, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak ( KPP). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa auditing merupakan suatu rangkaian proses secara sistematis dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti oleh pihak yang independen dan kompeten untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan dan mengkomunikasikan hasil kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 2.1.2 Tujuan Audit Bagi perusahaan merupakan hal yang sangat cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada awal perkembangan auditinghanya dimaksudkan hanya dimaksudkan untuk
  • 25. 12 mencari dan menemukan kesalahan dan kecurangan, kemudian berkembang menjadi pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam pengambilan keputusan. Seiring berkembangnya perusahaan, fungsi audit semakin penting dan timbul kebutuhan dari pemerintah, pemegang saham, analisis keuangan, bankir, investor, dan masyarakat untuk menilai kualitas manajemen dari hasil operasi dan prestasi para manajer. Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, timbul audit manajemen sebagian saranan yang terpercaya dalam membantu pelaksanaan tanggung jawab mereka dengan memberikan analisis, penilaian,rekomendasi terhadap kegiatanyang telah dilakukan. Maka tujuan audit secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Kelengkapan (Completeness).Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau dalam jurnal secara actual telah dimasukkan. b. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yangbenar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat. c. Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benartelah terjadi dan tidak fiktif. d. Penilaian (Valuation).Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah ditetapkan dengan benar.
  • 26. 13 e. Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat. f. Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka- angka buku besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat. g. Pisah Batas (Cut-Off).Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhit suatu peride akuntansi. h. Pengungkapan (Diseclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berakitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut. 2.1.3 Jenis-Jenis Audit Adapun audit dibagi berdasarkan beberapa jenis yaitu : a. Audit Laporan Keuangan Ada beberapa jenis audit, untuk audit laporan keuangan ketika perusahaan menyajikan sebuah laporan-laporan dan auditor melakukan audit, maka proses audit yang dilakukan oleh audit tersebut adalah aduit laporan
  • 27. 14 keuangan. Serta audit ini hasilnya akan disampaikan kepada beberapa pihak seperti pemegang saham dan kreditur. b. Audit Kinerja Ketika seorang audit melakukan audit untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan opersi perusahan , maka prosesaudit yang dilakukan oleh auditor tersebut adalah audit kinerja,audit ini dilakukan bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh entitas. c. Audit Kepatuhan Audit kepatuhan adalah audit yang dilakukan oleh seorang auditor untuk melihat kegiatan operasi suatu entitas apakah telah sesuai dengan ketetapan, ketentuan, peraturan , persyaratan yangberlaku atau telah disetujui, seperti perjanjian dengan kreditur, perundang-undang disuatu negara. 2.1.4 Golongan Audit Audit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1. Audit laporan keuangan (Financial Statements Audit) Audit laporan keuangaan adalah audit yang dilakukan oleh auditor ekternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditur, pemegang saham, dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
  • 28. 15 2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam auditkepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berada. Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur- prosedur pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal. Karena oleh pegawai perusahaan. 3. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang objektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu. 2.1.5 Auditor a. Definisi Auditor Auditor adalah seorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. b. Jenis-jenis Auditor Setelah diatas telah dijelaskan jenis-jenis audit, maka sekarang kita akan membahas jenis-jenis auditor, terdapat tiga jenis auditor, yaitu :
  • 29. 16 1. Auditor Internal Auditor internal adalah auditor yang merupakan pegawai dari suatuentitas (pegawai suatu perusahaan atau organisasi), mereka dipekerjakan oleh sebuah entitas. 2. Auditor Independen Auditor independen adalah auditor yang bekerja kepada kantor-kantor akuntan publik. Sesuai dengan namanya, auditor independen harus bersikap independen, tidak boleh dipengaruhi oleh pihak-pihak dari klien. 3. Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk pemerintah, mereka melakukan tugas-tugas auditnya untuk membantu lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi pemerintahdalam kegiatan operasinya dan kegiatan lainyang diperlukan. 2.2 Independensi Auditor 2.2.1 Pengertian Independensi Kata independensi merupakan terjemahan dari kata independence yang berasal dari kata Bahasa inggris. Adapun arti kata independent bermakna tidak tergantung atau dikendalikan oleh orang lain atau benda, tidak mendasarkan diri pada orang lain, bertindak atau berfikir sesuai dengan kehedak hati, dan bebas dari pengendalian orang lain. Makna independensi dalam pengertian umum ini tidak jauh berbeda dengan makna independensi yang dipergunakan secara khusus dalam bidang publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam apelaksanan
  • 30. 17 tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip intergritas dan obyektivitas. Independen dalam pemeriksaan adalah : a. Kepercayaan masyarakat terhadap integritas, obyektivitas dan kebebasan auditor yang tidak terpengaruh. b. Kepercayaan auditor terhadap integritas profesionalnya. c. Kemampuan auditor meningkatkan kredibilitas pernyataan terhadap laporan keuangan yang diperiksa. Menurut Mulyadi (2010:49) dalam aldiansyah (2012), independensi auditor mempunyai tiga aspek yaitu diantaranya: a. Independensi dalam diri auditor yang berupa kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangan berbagi fakta yang ditemuinya dalam auditnya, Aspek independensi ini disebut dengan istilah independensi dalam kenyataan atau independence in fact. b. Independensi ditinjau dari sudut pandang pihak lain yang mengetahui informasi yang bersangkutan dengan diri auditor. Aspek independensi ini disebut dengan istilah independensi dalam penampilan atau perceived independencedan independence inappearance. Seorang auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dipimpin oleh ayahnya, kemungkinan dapat mempertahankan aspek independensi yang pertama, karena ia benar-benar jujur dalam mengemukakan hasil auditnya, Namun dipandang dari pihak pemakai laporan audit yang mengetahui fakta, bahwa auditor tersebut memiliki hubungan istimewa dengan pimpinan perusahaan yang diauditnya (ayah dan anak ), independensi auditor tersebut pantas
  • 31. 18 diragukan. Dengan demikian auditor tersebut dapat dianggap gagal untuk memenuhi aspek independensi yang kedua. c. Independensi ditinjau dari sudut pandang keahliannya. Seseorang dapat mempertimbangkan fakta dengan baik, jika ia mempunyai keahlian mengenai audit atas fakta tersebut, Seorang auditor yang tidak menguasai pengetahuan mengenai bisnis asuransi. Tidak akan dapat mempertimbangkan dengan obyektif informasi yang tercantum dalam dirinya,malainkankarena tidak adanya keahlian mengenai obyek yang diauditnya. Kompetensi auditor menentukan independen atau tidaknya auditor tersebut dalam mempertimbangkan fakta yang diauditnya. 2.2.2 Klasifikasi Independensi Arens (2011) mengatagorikan independensi ke dalam dua aspek, yaitu: a. Independensi dalam fakta (independence in fact) Akan ada apabila pada kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya. b. Independensi dalam penampilan (independence in appearance) Merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit. Meskipun auditor independen telah melaksanakan audit secara independen dan objektif, pendapatnya yang dinyatakan melalui laporan audit tidak akan dipercaya oleh para pemakai jasa auditor independen bila tidak mampu mepertahankan independensi dalam penampilan.
  • 32. 19 2.2.3 Pentingnya Independensi bagi Akuntan Publik Auditor mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pimilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan juga pihak lainnyayang meletakan kepercayannya atas laporan auditor independen. Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik . Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa sikap independensiauditor ternyata berkurang. Untuk diakuai oleh pihak lainsebagai orang yang independen, aiharus bebas dari sitiap kewajiban terhadap kliennya, apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Sebagai contoh, seorang auditor yang mengaudit perusahaan dan ia juga menjabat sebagai direktur perusahaan tersebut, meskipun ia telah melakukan keahliannya dengan jujur, namun sulit untuk mengharapkan masyarakat memepercayai sebagai orang yang independen. Masyarakat akan menduga bahwa kesimpulan dan langkah yang diambil oleh auditor independen selama auditnya dipengaruhi oleh kedudukannya sebagai anggota diereksi. Demikian juga lainnya, seorang auditor yang mempunyai kepentingan keungan yang cukup besar dalam perusahaan yangdiauditnya, mungkin ia benar-benar tidak memihak dalam menyatakan pendpatnya atas laporan keuangan tersebut, namun sulit meyakinkan masyarakat bahwa ia bersikap jujur dan tidak memihak. Auditor independen tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwaian independen, selain itu ia juga harus menghindari keadaan yang mengakibatkan pihak luar meragukan sikap independennya.
  • 33. 20 2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Independensi Akuntan Publik a. Hubungan keluarga akuntan berupa suami/istri, saudara sedarah semenda dengan klien. Hubungan yang timbul karena sedarah atau karena perkawinan dengan klien dapt menimbulkan keadaan yang akan mengurangi bahkan merusak independensi auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya. Independensi seorang anggota (patner, auditor atau staffdari suatu kantor akuntan ) dapat berkurang bila suami atau istri, anak-anak yang masih menjadi tanggungan anggota atau sanak saudara yang tinggal serumah atau yang hidupnya masih ditanggung oleh anggota tersebut memiliki posisi dengan klien yang memiliki posisi dengan klien yang memiliki pengarug signifikan terhadap kebijaksanaan operasi, keuangan atau akuntansi klien. b. Besar audit fee yang dibayar oleh klien tertentu Independensi auditor diragukan apabila ia menerima fee selain yang ditentukan dalam kontrak kerja, adanya fee bersyarat (contingent fee) dan menerima fee dalam jumlah yang sangat besar dari klien yang diaudit. Dalam rapat komisi Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1990 mempertegas bahwa imbalan yang diterima selain fee dalamkontrak dan fee bersyarat tidak boleh diterapkan dalam pemeriksaan.Kode Etik tersebut menjelaskan : (Suyatmini, 2011 : 22)
  • 34. 21 Dalam melaksanakan penugasan pemeriksaan laporan keuangan, dilarang menerimaimbalan selain honorarium untuk penugasan yang bersangkutan. Honorarium tersebut tidak boleh tergantung pada manfaatyang akan diterapkan dalam pemeriksaan. (Kode Etik Ikatan Indonesia, 1990 pasal 6 butir 5). Masyarakat memandang bahwa pemberian audit fee yang jumlahnya besar dapt menyebabkan berkurangnya independensi auditor, hal ini dikarenakan: 1. Kantor akuntan yang mendapat fee besar merasa tergantung pada klien sehingga cenderung segan untuk menentang kehendak klien. 2. Jika tidak memberikan opini sesuai keinginanklien, kantor akuntan khawatir akan kehilangan kliennya mengingat pendapatan yang akan diterima relative besar. 3. KAP cenderung memberikan counterpart fee yang besar kepada salah satu atau beberapa pejabat kunci klien yang diaudit, meski tindakan ini dilarang olehkode etik. c. Hubungan usaha dan keuangan dengan klien, keuntungan dan kerugian yang terkait dengan usaha klien. Akuntan publik atau auditor dapat kehilangan independensinya apabila mereka mempunyai kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien yang diauditnya. Beberapa jenis kegiatan keuangan dan hubungan usaha tersebut diantaranya selama periode perjanjian kerja atau saatmenyatakan opininya, auditor atau kantornya memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung yang material di dalam perusahaan yang menjadi kliennya, sebagai trustee atau eksekutor atau administrator atas satu atau
  • 35. 22 beberapa”estate”yang memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung, memiliki utang atau piutang pada perusahaan yang diauditnya, dan sebagiannya. d. Pemberian fasilitas dan bingkisan (gifts) oleh klien. Akuntan publik, suami/istrnya dan keluarga sedarah-semendanya sampai dengan garis kedua tidak boleh memberikan barang atau jasa kepada klien, dengan syarat pemberian yang tidak wajar, yang tidak lazim dalam kehidupan sesuai. Seorang klien yang memberikan fasilitas dan gifts kepada auditor yang melakukan audit di perusahaan bias mempengaruhi independensi, jika dilihat oleh pihak-pihak yang berkepentingan misalnya para investor, pemerintah. Mereka akan menganggap bahwa akuntan publik tersebut barada dibawah pengaruh kliennya sehingga independensi akuntan publik tersebut diragukan. e. Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai 1. Seorang auditor tidak boleh terlibat dalam usaha atas pekerjaan lainnya yang dapat menimbulkan pertentangan atau mempengaruhi independensi dalam pelaksanakan jasa professional. 2. Seorang auditor tidak dapat melakukan kerjasama bisnis dengan perusahan kliennya atau pemegang saham utama. f. Pelaksanaan mengenai jasa lin oleh klien audit yang disediakan kantor akuntan publik Semakin meningkatkan peranan akuntansi pada dunia bisnis mendorong manajemen perusahaan memerlukan jasa-jasa lain selain jasa audit yang
  • 36. 23 sering diberikan kantor akuntan publik dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Jasa Akuntansi Timbulnya dua pandangan yang berbeda mengenai pengaruh pemberian jasa akuntansi terhadap independensi akuntan publik. Padangan pertama berpendapat bahwa pemberian jasa akuntansi dapat merusak independensi akuntan publik. Pandangan kedua mengatakan bahwa pemberian jasa akuntansi tidak akan merusak independensi akuntan publik asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu. 2. Jasa Konsultasi Manajemen Kantor akuntan publik yang melaksanakan pemeriksaan akuntansi biasanya juga memberikan jasa konsultasi kepada kliennya. Pemberian jasa ini bagi para pemakai laporan keuangan mungkin dapat menimbulkan kesan bahwa akuntansi publik tidak independen. 3. Jasa Perpajakan Selain ahli dalam bidang akuntansi, staf akuntan publik juga memberikan jasa perpajakan dan kantor akuntan publik seringkali menhadapi saingan dan konflik dengan konsultan pajak. Untuk itu kantor akuntan publik harus mempunyai keahlian yang lebih dalam bidang perpajakan.
  • 37. 24 2.2.5 Aspek-aspek dalam Independensi Independensi mencakup dua aspek, yaitu : a. Independensi dalam kenyataan Berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak di dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnnya. b. Independensi dalam penampilan Berarti adanya kesan dalam masyarakat bahwa auditor bertindak adanya kesan dalam masyarakat bahwa auditor bertindak independen sehingga auditor harus menghindari keadaan-keadaan atau faktor-faktor yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya. 2.3 Profesionalisme 2.3.1 Pengertian Profesionalisme Pengertian umum, seseorang dikatakan professional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standard baku dibidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas funsinya dengan memenuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme adalah suatu atribut individualyang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Lekatompessi dan Susanty, 2011 dalam herawati).
  • 38. 25 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Provesi adalah pekerjaan dari pekerjaan tersebut diperoleh nafkah untuk hidup, sedangkan profesionalisme dapat diartikan bersifat profesi atau memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan (Badudu dan Sutan, 2010:848). Secara sederhana, profesionalisme berarti bahwa auditot wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan. Sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidak jujuran. Arens et al. (2010) dalam Noveria (2011:3) Mendefinisikan profesionalisme sebagai tanggung jawab individu untuk berprilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang dan peraturan masyarakat yang ada. Profesionalisme juga merupakan elemen dari motivasi yang memberikan sumbangan pada seseorang agar mempunyai kinerja tugas yang tinggi (Guntur dkk, 2002 dan M. Ja’far, 2005:13). Sebagai professional, auditor mengakui tangggung jawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi,termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun ini merupakan pengorbanan pribadi. Seorang auditor dapt dikatakan professional apabila telah memenuhi dan mematuhi standar-standar kode etik yang telah ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), antara lain : a. Prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh IAI yaitu standar ideal dari perilaku etis yang telah ditetapkan oleh IAI seperti dalam terminology filosofi. b. Peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagi peraturan khusus yang merupakan sesuatu keharusan.
  • 39. 26 c. Inteprestasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi para praktisi harus memahaminya. Ketetapan etika seperti seorang akuntan publik wajib untuk harus tetap memegang teguh prinsip kebebasan dalam menjalankan proses auditnya, walaupun auditor dibayar oleh kliennya. 2.3.2 Konsep Profesionalisme Konsep profesionalisme yang dikembangkan oleh Hall dalam Lestari dan Dwi (2011:11) banyak digunakan oleh para peneliti untuk mengukur profesionalisme dari profesi auditor yang tercermin dari sikap dan prilaku. Menurut Hall dalam Herawati dan Susanto (2010:4) terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu : a. Pengabdian pada profesi Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi.
  • 40. 27 b. Kewajiban Sosial Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperolehbaik masyarakat maupun professional karena adanyapekerjaan tersebut. c. Kemandirian Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang professional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota profesi). Setiap ada campur tangandari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara professional d. Keyakinan terhadap peraturan profesi Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan professional adalah rekan sesame profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensidalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. e. Hubungan dengan sesama profesi Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para professional membangun kesadaran professional. 2.3.3 Cara Auditor Mewujudkan Perilaku Profesional Menurut Mulyadi (2010) dalam Noveria (2011:5) menyebutkan bahwa pencapaian kompetensi professional akan memerlukan standar pendidikan umum
  • 41. 28 yang tinggi diikuti oleh pendidikan khusus, penelitian dan uji professional dalm subyek-subyak (tugas) yang relevan dan juga adanya pengalaman kerja. Oleh karena itu untuk mewujudkan profesionalisme auditor, dilakukan beberapa cara antara lain pengendalian mutu auditor, review oleh rekan sejawat, pendidikan profesi berkelanjutan, meningkatkan ketaatan terhadap hokum yang berlaku dan taat terhadap kode perilaku professional. IAI berwenang menetapkan standar (yang merupakan pedoman) dan aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota termasuk setiap kantor akuntan publik lain yang beroperasi sebagai auditor independen. Persyaratan-persyaratan ini dirumus oleh komite17, komite yang dibentuk oleh IAI. Ada tiga bidang utama dimana IAI berwenang menetapkan standar memuat aturan yang bis meningkatkan perilaku professional seorang auditor. a. Standar auditing. Komite Standar Profesional Akuntan Publik (Komite SPAP) IAI bertanggung jawab untuk menerbitkan standar auditing. Standar ini disebut sebagai Pernyataan Standar Auditing atau PSA. Di Ameriak Serikat pernyataan ini disebut sebagai SAS (statement on Auditing Standard) yang dikeluarkan oleh Auditing pengurus pusat IAI telah mengesahkan sejumlah pernyataan standar auditing. Penyempurnaan terutama sekali bersumber pada SAS dengan penyesuaian terhadap kondisi Indonesia dan standar auditing internasional. b. Standar kompilasi dan penelaan laporan keuangan. Komite SPAP IAI dan Compilation and Standarts Commitee bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan mengenai auditor sehubungan dengan laporan
  • 42. 29 keuangan suatu perusahaan yang tidak diaudit. Pernyataan ini di Amareka Serikat disebutkan Statements on Standarts for Accounting and Review Services (SSARS) dan di Indonesia disebut Pernyataan StandarJasa Akuntansi dan Review (PSAR). PSAR 1 disahkan pada tanggal 1 Agustus 1945 menggantikan pernyataan NPA sebelunya mengenai hal yang sama. Bidang ini mencakup dua jenis data, pertama untuk situasi dimana auditor membantu kliennya menyusun laporan keuangan tanpa memberikan jaminan mengenai isinya (jasa kompilasi). Kedua, untuk situasi dimana akuntan melakukan prodesur-prodesur pengajuan pernyataan dan analitis tertentu sehingga dapat memberikansuatu keyakinan terbatas bahwa tidak diperlukan perubahan apapun terhadap laporan keuangan bersangkutan (jasa review). c. Standar atestasi lainnya. Tahun 1906, AICPA menerbitkan Statements on Standarts for Atestation Engagement. IAI sendiri mengeluarkan beberapa pernyataan standar atestasi pada 1 Agustus 1994pernyataan ini mempunyai fungsi ganda, pertama, sebagai kerangka yang harus diikuti oleh badan penetapan standar yang ada dalam IAI untuk mengembangkan standar yang terperinci mengenai jenis jasa atestasi yang spesifik. Kedua,sebagai kerangka pedoman bagi para praktisi bila tidak terdapat atau belum ada standar spesifik seperti itu. Komite Kode Etik IAI di Indonesia dan committee on Profesional Ethics di Amerika Serikat menetapkan ketentuan perilaku yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan publik yang meliputi standar teknis. Standar auditing, standar atestasi, serta standar jasa akuntansi
  • 43. 30 dan review dijadikan satu menjadi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jadi menjalankan profesinya dengan kesungguhan dan tanggung jawab agar mencapai kinerja tugas sebagaimana yang diaturdalam organisasi profesi, meliputi pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi. 2.4 Etika Profesi 2.4.1 Pengertian Etika Profesi Arens (2010:67) mendefinisikan etika secara umum sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar semuanya dapat berjalan secara teratur. Setiap profesi yang memberikanpelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakanseperangkat prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku profesional.Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagaipenyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelakubisnis. Merujuk pada klasifikasi profesi secara umum, maka salah satu ciri yangmembedakan profesi-profesi yang ada adalah etika profesi yang dijadikan sebagaistandar pekerjaan bagi para anggotanya. Etika profesi diperlukan oleh setiapprofesi, khususnya bagi profesi yang membutuhkan kepercayaan dari masyarakatseperti profesi auditor. Masyarakat akan menghargai profesi yang menerapkanstandar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.
  • 44. 31 Auditor wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yangberlaku, menyimpan rahasia jabatan, menjaga semangat dan suasana kerja yangbaik. Kode etik berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus menjaga,menjunjung dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas sepertibertanggung jawab (responsibility), berintegritas (integrity), bertindak secaraobyektif (objectivity), dan menjaga independensinya terhadap kepentinganberbagai pihak (independence) serta berhati – hati dalam menjalankan profesi. Etika auditor dalam Standar Profesi Akuntan Publik disebut sebagai norma akuntan menjadi patokan resmi para auditor Indonesia dalam berpraktik. Norma- norma dalam SPAP tersebut menjadi acuan dalam penentuan standar utama dalampekerjaan auditor, antara lain: a. Auditor harus memiliki keahlian teknis, independen dalam sikap mental serta kemahiran professional dengan cermat dan seksama. b. Auditor wajib menemukan ketidakberesan, kecurangan, manipulasi dalamsuatu pengauditan. Dari penjelasan di atas, didapat kesimpulan bahwa etika profesimerupakan perangkat kaidah perilaku sebagai pedoman yang harus dipenuhi dalam mengemban profesi. 2.4.2 Prinsip Dasar Etika Profesi Setiap Praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi dibawah ini: a. Prinsip Integritas Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Praktisi tidak boleh
  • 45. 32 terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya yang diyakininya terdapat : 1. Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan. 2. Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati atau 3. Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang seharusnya diungkapkan. b. Prinsip Objektivitas Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain mempengaruhi objektivitas. Karena beragamanya situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap situasi tersebut. Setiap Praktisi harus menghindari sikap hubungan yang bersifat subjektif atau yang dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan profesionalnya. c. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian professional mewajibkan setiap praktisi untuk : 1. Memelihara pengetahuan dan keahlian professional yang dibutuhkan untuk menjamin pemberian jasa professional yang kompeten kepada klien atau pemberi kerja dan 2. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama sesuai dengan standar profesi dank ode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
  • 46. 33 Pemberian jasa professional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian professional.Kompetensi professional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut : 1. Pencapaian kompetensi professional dan 2. Pemeliharaan kompetensi profesional. Pemeliharaan kompetensi professional membutuhkan kesadaran dan pemahaman yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan perkembangan bisnis yang relevan. Pengembangan dan pendidikan professional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampauan pratisi agar dapat melakuakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan professional. Sikap kecermatan dan kehati- hatian professional mengharuskan setiap praktisi unyuk bersikap dan bertindak secara berhati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai dengan persyaratan penugasan. d. Prinsip Kerahasiaan Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakuakan tindakan-tindakan sebagai berikut : 1. Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hokum atau peraturan lainnya yang kurang berlaku dan
  • 47. 34 2. Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan professional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Setiap Praktisi harus tetap menjaga prisip kerahasiaan,termasuk dalam lingkungan sosialnya. Setiap Praktisi harus waspada terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan hubungan jangka panjanng dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya. Setiap Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapakan oleh calon klien atau pemberi kerja. Setiap Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi terjaga dalam KAP atau jaringan KAPtempat bekerjanya. e. Prinsip Perilaku Profesional Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap Praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berkalu, serta menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi. Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap Praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh bersikap atas melakukan tindakan sebagai berikut :
  • 48. 35 1. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa professional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki atau pengalaman yang telah diperoleh atau 2. Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakuakn pertimbangan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain. 2.5 Kinerja Auditor Eksternal Secara etimologi, kinerja berasal dari prestasi kerja (performance). Sebagaimana dikemukakan oleh mangkunegara (2005 :67) bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atang tersebut atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang), yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Teori tentang prestasi kerja lebih banyak memacu pada teori psikologiyaitu tentang proses tingkah laku kerja seseorang, sehingga seseorang tersebut menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari pekerjaan (Agustia, 2012:104). Kinerja atau prestasi kerja dapat diukur melalui kriteria seperti kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absen dan keselamatan dalam menjalankan tugas pekerjaan. Kinerja dibedakan menjadi dua yaitu : kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawanbaik dari kulitasmaupun kuantitas berdasrkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok (
  • 49. 36 Mangkunegara, 2010:15). Gibson et al. (1996) dalam Wibowo (2009), menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisai. Kinerja auditor merupakan tindakan atu pelaksanakan tugas pemeriksa yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi dan Kanaka (2011 :116) adalah auditor yang melaksakan penugasan pemeriksa (examination) secara obyektif atau laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan . Kalbers dan Forganty(1995) mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terdapat pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekankerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukurdengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilakn dalam kurun waktu tertantu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Karatristik yang membedakan kinerja auditor dengan kinerja manajer adalah pada output yang dihasilkan.
  • 50. 37 2.6 Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Sumber : Berdasarkan data yang diolah penulis Kerangka berpikir adalah hasil dan sintesis teori serta kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah yang dihadapi dalam perumusan masalah penelitian ini. Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia selalu berdasarkan suatu motivasi dan minat tertentu, yang nantinya akan mempengaruhi kinerja individu tersebut. Penelitian ini menggunakan teori sikap dan perilaku sebagai dasar pemikiran. Teori sikap memberikan pemahaman tentang tendensi atau kecenderungan untuk bereaksi. Sikap bukan perilaku tetapi lebih pada kesiapan untuk menampilkan suatu perilaku, sehingga berfungsi mengarahkan dan memberikan pedoman bagi perilaku yang nantinya akan terlihat dalam kinerja INDEPENDENSI AUDITOR PROFESIONALISME ETIKA PROFESI KINERJA AUDITOR
  • 51. 38 (prestasi kerja) yang merupakan suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangakan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Penelitian ini mengkaji tentang independensi, profesionalisme, etika profesi dan kinerja auditor. Independensi auditor dan profesionalisme, etika profesi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja auditor, namun ada yang mengatakan bahwa tidak semua komponen profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor, karena dapat disebabkan oleh adanya variabel lain yang mempengaruhi hubungan variabel dependen dan independen. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, kemudian membangun hipotesis dalam membentuk kelompok teori yang perlu dikemukakan dalam penyusunan kerangka berfikir dalam membuat suatu hipotesis harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitianya. Dalam penelitian ini, terdapat 3 variabel dari independensi auditor, profrsionalisme, etika profesi sebagai variabel bebas, dan kinerja auditor sebagai variabel terikat yang dibentuk melalui hasil empiris penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak, peneliti malaukan analisis regresi berganda terhadap data-data yang telah dikumpulkan .
  • 52. 39 2.7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : a. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor Eksternal. Ho : Independensi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal. Ha : Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal. b. Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor Eksternal. Ho : Profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal. Ha : Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal. c. Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Eksternal. Ho : Etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal. Ha : Etika Profesi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal. d. Pengaruh Independensi auditor,Profesionalisme dan Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Eksternal. Ho : Pengaruh Independensi Auditor, Profesionalisme, Etika Profesi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal. Ha : Pengaruh Independensi Auditor, Profesionalisme, Etika Profesi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor eksternal.
  • 53. 40 2.8 Penelitian Terdahulu Sebagian acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan anata lain : Dalam penelitian Alim (2011) dengan judul pengaruh kompetensi dan independesi terhadap kinerja auditor sebagai etika profesi sebagai variabel moderasi. Penelitian ini membuktikan bahwa independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Sementara ini interaksi kompetensi dan etika profesi tidak bepengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Kitta (2009), penelitian pada Inspektorat Provins Sulawesi Selatan mengenai Pengaruh kinetja auditor, dan Independensi Auditor terhadap kinerja auditor yang dimoderasikan Orientasikan etika auditor dimana hasil penelitiannya menggambarkan bahwa kompetensi dan independensi auditor berpengaruh kinerja auditor meningkatkan kualitas auditor,profesionalisme dan etika profesi,tidak menguatkan atau melemahkan hubungan antara kompetensi dan kinerja auditor. Yanthi (2011), juga melakukan penelitian kinerja auditor dan variabel independensi auditor, etika profesi dan profesionalisme kemudian hasil penelitian bahwa independensi auditor,etika profesi dan kinerja auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor Adelia Lukyia Arumsari (2014), juga melakuakn penelitian pengaruh independdensi ,profesionalisme dan etika profesi terhadap kierja auditor. Penelitian mengatakan bahwa tidak semua komponen profesionalisme
  • 54. 41 berpengaruh terhadap kinerja auditor inkosistensi hasil penelitian tersebut dapat disebabkan oleh adanya variabel yang mempengaruhi hubungan dependen dan independen dan jumlah matan,nilai minimum, nilai maksimum,nilai mean,dan standar devisiasi nilai minimum kecil atau rendah pada suatu gagasan ukuran pusat data diurutkan dari yang kecil sampai yang besar dan merupakan cara paling digunakan untuk nilai setral dari suatu data yang diteliti. Martina (2010), pengaruh independensi dan etika profesi terhadap kinerja auditor diakuntan publik dan variabel independensi,profesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor karena semakin tinggi auditor karena semakin tinggi maka mampu mengambil posisi independensi dalam melaksanakan tugasnya dan memiliki kemampuan yang memadai dibidangprofesinya dan etika kerja yang konsisten makan akan berdampak pada kinerja yang semakin kualitas. Penelitian sebelumnya yang dilakuakan oleh Wibowo (2012) yang merupakan pengembangan dari penelitian Trisnangsih (2010) dengan judul pengaruh independesi ,komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pemahan terhadap kinerja auditor. Dimana penelitian tersebut menggunakan data primer berupa kuesioner. Pengujian variabel bebas terhadap variabel terkait dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis regresi linier berganda dengan hasil yang diperoleh bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
  • 55. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Berdasarkan judul yang dipilih maka peneliti telah melakukan penelitian yang dilaksanakan pada lima KAP yang bertempat di Jakarta. Jangka waktu penelitian dari bulan juni sampai dengan bulan juli 2015. 3.2 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008) menyebutkan disain kausal berguna untuk menganalisi bagaimana suatu variable mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variable untuk melihat dampaknya pada variable dependennya secara langsung. Penelitian menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis independensi auditor, profesionalisme dan etika profesi sebagai variabel independen dan kinerja auditor eksternal sebagai variable dependen pada KAP.
  • 56. 43 3.3 Jenis Data 3.3.1 Jenis Data yang Digunakan Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: a. Data kualitatif, yaitu data non angka yang sifatnya deskriptif dalam bentuk informasi tulisan (kuesioner) yang diperoleh dari para auditor yang berkompeten memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. b. Data kuantitatif, yaitu data yang telah diolah dari jawaban kuesioner yang telah dibagikan kepada responden yang penulisan anggap berkompeten. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta sebanyak 80 orang. 3.4.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yang bersedia menjadi responden yaitu dengan menggunakan teknik simple random dilakukan secara acak dan sederhana. Didasarkan atas probabilitas, sehingga dapat merinci setiap elemen dari populasi kemungkinan yang dapat masuk ke dalam sampel. Peneliti hanya mengambil sampel pada delapan KAP menerima beberapa kuesioner. Dari jumlah populasi dapat digunakan 45 sample.
  • 57. 44 3.5 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian perputakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research) : a. Penelitian pustaka (library research), yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literature karya ilmiah, majalah, dan buku-buku yang menyangkut teori-teori yang relevan dengan masalah yang dibahas. b. Penelitian lapangan (field research), yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan informasi dengan membagikan kuesioner. c. Mengakses website dan situs-situs untuk memperoleh informasi sehubungan dengan masalah dalam penelitian. 3.6 Model dan Teknik Analisis Data a. Metode Analisis Data Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis regresi liner berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004) analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen . 1. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan regresilinear berganda adalah : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan :
  • 58. 45 Y = Kinerja Auditor Eksternal X1 = Independensi Auditor X2 = Profesionalisme X3 = Etika Profesi α = Konstanta β = Koefisien Regresi e = Eror 3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan model regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimaksukkan kedalam serangkai data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumi klasik, dan uji statistik untuk pengujian hipotesis. 1. Uji Kualitas Data Menurut Indriantoro dan Sepomo (2012) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu uji rebabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari pengguna instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan rebabilitas . pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrument.
  • 59. 46 a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang disususn benar-benar akurat sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2010) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi pertemuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ghozali dan Iksan, 2011 ). Uji validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingat signifikan atas semua pertanyaan. Pengujian validitas instrument dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (t hitung > r tabel) maka instrument tersebut dikatakan valid. b. Uji Reabilitas Pengujian relabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butiran pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian reabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2010). Teknik statistic yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien Cronbach’s alphadengan bantuan software SPSS. Cronbach’s alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatife jawaban lebih dari dua. Menurut
  • 60. 47 Supramono dan utami (2010) secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien cronbach’s alpha> 0,6. 2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptifdalam penelitian pada darasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabelnumerik. Statistik deskripsi umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang yang paling utama dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2011). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlupengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisi agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Menurut Lubis (2011) dalam membuat uji asumsi klasik harus menggunakan data yang akan digunakan dalamuji regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokesdastisitas. Adapun uji asumsi klasik yang dipakai yaitu uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas, sedangkan uji Autokorelasi tidak digunakan karena data penelitian merupakan data primer dalam bentuk kuosioner dan tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu. a. Uji Normalitas Menurut Umar (2010) uji Normalitas berguna untuk mengetahui variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal,mendekati normal atau tidak.Untuk menguji normalitas digunakan dua metode pengujian yaitu
  • 61. 48 p_plot dan diagram histrogem. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametric termasuk modal –model regresi yang digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Lubis (2011) data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar garis diagonal. Kemudian data jug adapt dilihat dengan melihat diagram hitrogen dimana keputusan/pengambilan kesimpulan yaitu jika grafik hitrogram tidak condong ke kiri dan ke kanan maka data penelitian berdistribusi normal dan sebaliknya. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Menurut singgih santoso (2013) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu : Jika nilai Variance Inflantion Faktor (VIF) tidaklebih dari 10, dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 maka modeldapat dikatakan terbatas dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 atau 0,1. Semakintinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
  • 62. 49 c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin- Watson (DW test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai Uji Durbin-Watson (uji DW) tabel klasifikasi sebagai berikut :
  • 63. 50 Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi Nilai DW Keterangan Kurang 1,10 Ada Autokorelasi 1,10 sampai 1,54 Tidak ada kesimpulan / ragu-ragu 1,55 sampai 2,46 Tidak ada autokorelasi 2,46 sampai 2,90 Tidak ada kesimpulan / ragu-ragu Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi Sumber : Wijaya (2009), data diolah kembali d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut hoteroskedastisitas. Menurut Umar (2000) model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas. Cara memprediksinya adalah : 1. Titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau disekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpulkan hanya diatas atau dibawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
  • 64. 51 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidakberpola (Lubis, 2007). 4. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata niali variabel yang dipakai. Kuesiner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif. Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5 merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh independensi dan etika profesi terhadap kinerja auditor eksternal digunakan pengujian hipotesis dengan dan uji parametik individual atau uji t. a. Uji Statistik t Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel laindianggap konstan. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagian berikut : 1. Ho : β = 0, Independensi, profesionalisme dan etika profesi berpengaruh tehadap kinerja auditor eksternal dikantor KAP. 2. Ha : β ≠ 0, Independensi, Profesionalisme dan etika profesi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor dikantor KAP. Untuk mencari t table dengan df = N-2, taraf nyata 5% dapat dengan menggunakan table statistik. Nilai t table dapat dilihat dengan menggunakan t table. Dasar pengambilan keputusan adalah : 1. Jika t hitung > t table, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
  • 65. 52 2. Jika t hitung < t table, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan : 1. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. 2. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima. 3.8 Definisi Variabel Operasiona Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu independensi auditor dari kualitas auditor pada Kantor Akuntan Publik dan satu variabel dependen yaitu Kinerja Auditor eksternal (Y). Independensi (X1) dalam penelitian ini adalah auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kulitas. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. Profesionalisme (X2) dalam penelitian ini adalah profesionalisme auditor merupakan sikap dan perilaku auditor dalam menjalankan profesinya dengan kesungguhan dan tanggung jawab agar mencapai kinerja tugas sebagaimana yang diatur oleh organisasi profesi, meliputi pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan profesidan hubungan dengan rekan seprofesi. Etika Profesi (X3) dalam peknelitan ini adalah nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah melakukan yang diterima dan digunakan oleh organisasi
  • 66. 53 profesi akuntan yang meliputi kepribadian, kecakapan professional, tanggung jawab, pelaksanakan kode etik dan penafsiran dan penyempurnaan kode etik. Kinerja Auditor Eksternal (Y) dalam penelitian ini adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu.
  • 67. 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Deskripsi Lokasi Lokasi penelitian ini adalah pada beberapa KAP yaitu di antaranya KAP Doli Bambang Sudarmadji Dadang & Ali, KAP Djaja Rizki, KAP Yuwono H dan Rekan, KAP Aziz Fiby Ariza, KAP Husni Mucharam & Rasidi, KAP Drs. Haryo Tienmar, KAP Kanaka Puradiredja Suhartono, KAP Ishak, Saleh, Soewondo dan Rekan. Populasi dalam penelitian ini adalah delapan auditor pada KAP tersebut yang berjumlah 45 Orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner pada 80 Orang auditor pada tujuh KAP berbeda. Namun, dari 80 Kuesioner yang dibagikan yang kembali berjumlah 45 kuesioner. Adapun 35 kuesioner lagi yang tidak kembali karena sedang melaksanakan tugas dluar kantor dan ada yang hilang. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dapat dilihat pada tabel berikut :
  • 68. 55 Tabel 4.2 Pengumpulan Data Sumber :Data Primer diolah dari hasil penelitian NO Nama Kantor Akuntan Publik (KAP) Jumlah Kuesioner Yang Disebar Jumlah Kuesioner Yang Kembali 1. KAP Drs.Haryo Tienmar 4 4 2. KAP Doli, Bambang, Sudarmadji, Dadang & Ali 15 10 3. KAP Djajarizki 1 1 4. KAP Yuwono H & Rekan 15 15 5. KAP Aziz Fiby Ariza 10 9 6. KAP Kanaka Puradiredja,Suhartono 10 10 7. KAP Husni Mucharam dan Rasidi 10 10 8. KAP Ishak, Saleh, Soewondo dan Rekan 15 6 Jumlah 80 45
  • 69. 56 4.1.2 Karakteristik Responden Tabel 4.3 Karakteristik Responden Keterangan Jumlah Persentase (%) A. Jenis Kelamin Laki-laki 29 64 Perempuan 16 36 Total 45 100 B. Tingkat Pendidikan D3 5 11 S1 28 62,2 S2 10 22 S3 2 5 Total 45 100 C. Lama Bekerja < 1 tahun 4 8 1 tahun – 2 tahun 7 15,5 2 tahun – 3 tahun 19 42 >3 tahun 15 35 Total 45 100 D. Lama Bergabung di Tim 1 – 2 kali 3 6.6 3 – 4 kali 9 20 >5 kali 30 66,6 Belum Pernah 3 8 Total 45 100 Sumber : Data primer diolah dari hasil penelitian (2014) Akuntan publik yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 29 pria atau (64%) dan 16 wanita atau (36%). Berdasarkan tingkat pendidikan yang tercapai yaitu D3 sebanyak 5 responden atau (11%), S1 sebanyak 28 responden atau (62,2%), S2 sebanyak 10 responden atau (25%), dan S3 sebanyak 2 atau
  • 70. 57 (5%). Berarti tabel yang menunjukkan profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. 4.1.3 Hasil Analisis Data a. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Dengan mempergunakan bantuan dari software SPSS, maka pengujian validitas instrumen, dimana nilai validitas dapat dilihat pada kolom Coreccted Item-Total Correlatoin. Jika angka korelasi yang didapat lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel ) maka instrumen tersebut dinyatakan valid. Dalam uji validitas ini menggunakan 45 responden dengan taraf 5%. Dengan demikian maka berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai Coreccted Item-Total Correlation bernilai positif dan diatas nilai r tabel 0,497 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dinyatakan valid. Hasil uji validitas variabel Kinerja Auditor Eksternal (Y), Independensi Auditor (X1), Profesionalisme (X2), Etika Profesi (X3) diuraikan pada tabel 4.3, tabel 4.4, tabel 4.5, dan tabel 4.6 sebagai berikut Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Independensi Item Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan 1 0,881 0,497 Valid 2 0,684 0,497 Valid 3 0,607 0,497 Valid 4 0,725 0,497 Valid 5 0,817 0,497 Valid 6 0,915 0,497 Valid Hasil tabulasi untuk 45 responden (r tabel = 0,497)
  • 71. 58 Tabel 4.5 Uji Validitas Profesionalisme Item Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan 1 0,730 0,497 Valid 2 0,690 0,497 Valid 3 0,679 0,497 Valid 4 0,743 0,497 Valid 5 0,739 0,497 Valid 6 0,791 0,497 Valid Hasil tabulasi untuk 45 responden (r tabel = 0,497) Tabel 4.6 Uji Validitas Etika Profesi Hasil tabulasi untuk 45 responden (r tabel =0,497) Item Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan 1 0,813 0,497 Valid 2 0,920 0,497 Valid 3 0,923 0,497 Valid 4 0,920 0,497 Valid 5 0,919 0,497 Valid 6 0,916 0,497 Valid 7 0,918 0,497 Valid 8 0,919 0,497 Valid 9 0,922 0,497 Valid 10 0,922 0,497 Valid 12 0,921 0,497 Valid 13 0,918 0,497 Valid 14 0,921 0,497 Valid
  • 72. 59 Tabel 4.7 Uji Validitas Kinerja Auitor Eksternal Hasil tabulasi untuk 45 responden (r tabel 0,497) Dari tabel-tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji validitas menunjukkan r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,497 maka dapat dinyatakan seluruh instrument tersebut valid 2. Uji Reabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang digunakan. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrument yang dalamhal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Teknik statistic yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach’ alpha dengan bantuan program software SPSS cronbach’ alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Item Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan 1 0,600 0,497 Valid 2 0,494 0,497 Valid 3 0,584 0,497 Valid 4 0,712 0,497 Valid
  • 73. 60 Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian a Sumber : Hasil Penelitian tahun 2014 (Data Diolah) Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatan instrument tersebut reliable. b. Analisis Statistik Deskripsi Analisis statistik deskriptif penelitian ini ditampilkan untuk mengkaji, mempermudah dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah independensi auditor,profesinalisme, etika profesi terhadap kinerja auditor. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS dengan memperhatikan nilai minimum dan maksimum setiap variabel serta Variabel Alpha Cronbach’s Batas Reliabiitas Keterangan Kinerja Auditor Eksternal(Y) 0,777 0,6 Reliabel Independensi Auditor (X1) 0,913 0,6 Reliabel Profesionalisme (X2) 0,886 0,6 Reliabel Etika Profesi (X3) 0,925 0,6 Reliabel
  • 74. 61 nilai rata-rata yang diperoleh dari jawaban responden. Analisis statistik deskriptif variabel-variabel dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut : Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Penelitian Sumber : Data Primer yang diolah (2015) Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa variabel Independensi memiliki rata-rata sebesar 49,82. Hal ini menunjukan sebagian besar responden cenderung menjawab setuju untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel Independensi Auditor. Nilai maksimal variabel independensi auditor adalah 56,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju. Nilai minimal variabel independensi auditor adalah 36,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab netral untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel independensi. Variabel Profesionalisme memiliki rata-rata sebesar 40,82. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju untuk N Minimu m Maximu m Mean Std. Deviation Independensi 45 36.00 56.00 49.822 2 3.82152 Profesionalisme 45 30.00 46.00 40.822 2 2.81464 Etika Profesi 45 41.00 60.00 49.555 6 5.42115 Kinerja Auditor Eksternal 45 38.00 53.00 46.888 9 3.06907 Valid N (listwise) 45
  • 75. 62 pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel Profesionalisme. Nilai maksimal variabel profesionalisme adalah 46,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju. Nilai minimal variabel profesionalisme adalah 30,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab tidak setuju untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel profesionalisme. Variabel Etika Profesi memiliki rata-rata sebesar 49,55. Hal ini menunjukan bahwa sebagian responden cenderung menjawab setuju untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel Etika profesi. Nilai maksimal variabel etika profesi adalah 60,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju. Nilai minimal variabel etika profesi adalah 41,00 yang artinya terdapat responden yangmenjawab netral untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel etika profesi. Variabel Kinerja Auditor Eksternal memiliki rata-rata sebesar 46,88. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel Kinerja auditor. Nilai maksimal variabel Kinerja auditor adalah 53,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju. Nilai minimal variabel Kinerja auditor adalah 38,00 yang artinya terdapat responden yang menjawab netral untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan variabel Kinerja auditor eksternal. c. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-
  • 76. 63 asumsi dalam modal regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Dalam melakukan penelitian ini peneliti hanya menggunakan tiga alat uji ini sebab data yang peneliti gunakan merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu. Pengujian asumsi klasik ini meliputi : 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara variabel dependen (terkait) dan variabel independen ( bebas) keduanya memiliki distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunak normal p-plot dan Diagram Histrogram yang tidak condong ke kiri maupun kekanan. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis normal. Grafik sebagi berikut : Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas
  • 77. 64 Dari gambar 4.1 diatas dapt disimpulkam data terdistribusi dengan normal, dimana data yang terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histrogen yang tidak condong kekiri dan kanan sehingga dapat dikatakan data terdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen) saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkolerasi, maka digunakan alat uji atas deteksi Varriance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
  • 78. 65 Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas H a s yang ditunjukkan oleh tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hubungan antara Independensi dengan Profesionalisme sebesar -0,98. Hubungan antara Independensi dengan Etika Profesi 0,041. Hubungan antara Profesionalisme dengan Etika Profesi 0,065. Hal tersebut membuktikan bahwa korelasi antara variabel bebas <0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas, sehingga data dalam penelitian ini dapat digunakan untuk analisis penelitian. Coefficient Correlations a Model EProfesi Independensi Profesionalism e Correlations EProfesi 1.000 .041 .065 Independensi .041 1.000 -.098 Profesionalisme .065 -.098 1.000 Covariances EProfesi .007 .000 .001 Independensi .000 .013 -.002 Profesionalisme .001 -.002 .025 a. Dependent Variable: KAuditor
  • 79. 66 Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 34.631 9.448 3.665 .001 Independensi .305 .116 .380 2.634 .012 .988 1.012 Profesionalisme -.008 .158 -.008 -.052 .959 .986 1.014 EProfesi -.053 .081 -.093 -.648 .520 .994 1.007 a. Dependent Variable: KAuditor Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki nilai tolerance dan nilai VIF disekitar angka 1. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolineritas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalh tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan dengan melihat gambar seperti berikut:
  • 80. 67 Gambar 4.2 Grafik Uji Heteroskedastistas Dengan menggunakan grafik diatas, maka dapat disimpulkan dimana dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut : a. Jika tidak ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka akan terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari gambar 4.2 diatas menunjukan tidak ada pola yang jelas dan menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastistas untuk variabel penelitian, demgan demikian asumsi dasar bahwa variansiresidual sama untuk semua pengamatan terpenuhi.
  • 81. 68 1. Uji Statistik t Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.Berikut ini adalah hasil dari Uji Parameter Individual (Uji Statistik t). Tabel 4.14 Uji Parameter Individual (Uji t) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 34.631 9.448 3.665 .001 Independensi .305 .116 .380 2.634 .012 .988 1.012 Profesionalisme -.008 .158 -.008 -.052 .959 .986 1.014 EProfesi -.053 .081 -.093 -.648 .520 .994 1.007 a. Dependent Variable: KAuditor Berdasarkan tabel 4.13 maka hasil pengujian hipotesis menggunakan koefisien secara individual adalah sebagai berikut : a. Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor Uji hipotesis 1 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor. Berikut hipotesis untuk variabel Independensi yang diuji : Ho : Independensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Ha : Independensi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
  • 82. 69 Ho Diterima Independensi pada tabel 4.13 menunjukan hasil nilai thitung sebesar 2,634 dengan ttabel sebesar 2,015 dan nilai signifikan sebesar 0,012 yang berarti lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,012 < 0,05. Gambar 4.3 Uji Hipotesis 1 b. Pengaruh Profesional terhadap Kinerja Auditor Uji hipotesis 2 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor. Berikut hipotesis untuk variabel Profesionalisme yang diuji : Ho : Profesionalisme berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Ha : Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Profesionalisme pada tabel 4.13 menunjukan hasil nilai thitung sebesar -0,052 dengan ttabel sebesar 2,015 dan nilai signifikan sebesar 0,959 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,959 > 0,05. -2,042 2,042 2,634 Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak Ha Diterima
  • 83. 70 Ho Diterima Gambar 4.4 Uji Hipotesis 2 Berdasarkan gambar 4.4 Menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme berpengaruh terhadap Kinerja Auditor secara tidak signifikan. c. Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Uji hipotesis 3 dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor. Berikut hipotesis untuk variabel Etika Profesi yang diuji : Ho : Etika Profesi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Ha : Etika Profesi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Etika Profesi pada tabel 4.13 menunjukan hasil nilai thitung sebesar -0,648 dengan ttabel sebesar 2,015 dan nilai signifikan sebesar 0,520 yang berarti lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,520 > 0,05. -2,042 2,042-0,052 Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak Ha Diterima
  • 84. 71 Ho Diterima Gambar 4.5 Uji Hipotesis 3 Berdasarkan gambar 4.5 Menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa Etika Profesi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor secara tidak signifikan. 4.1.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan penyajian data hasil penelitian, maka penulis akan membahas hasil penelitian sesuai dengan permasalahan yang diajukan. Dalam penelitian ini telah membuktikan bahwa : a. Pengaruh Independensi auditor terhadap Kinerja Auditor Pengujian hipotesis kedua (H1) memilik nilai Profesionalisme sebesar thitung 0,052 dengan ttabel 2,015 denagn tingkat signifikan sebesar 0,012 (sig<0,05), sehingga H2 diterima. Jadi variabel independensi auditor berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelian Wibowo (2011) yang bahwa independensi auditor berpengaruh pada kinerja auditor. Hal tersebut berarti semakin independen seorang auditor maka akan semakin memepengaruhi kinerjanya. Dapat disimpulkan adanya hubungan antara independensi auditor dengan kinerja, bahwa seoarang auditor yang memiliki independensi yang tinggi -2,042 2,042-0,648 Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak Ha Diterima
  • 85. 72 maka dia tidak akan mudah terpengaruh dan tidak mudah dikendalikan oleh pihak lain dalam mempertimbangkan fakta yang dijumapi dalam pemeriksaan dan dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya sehingga akan mempengaruhi tingkat pencapaian pelaksanaan suatu pekerjaan yang semakinbaik atau dengan kata lain kinerjanya akan menjadi lebih baik. b. Pengaruh Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor Pengujian hipotesis (H1) memiliki nilai b1= -0,008 dengan tingkat signifikan sebesar 0,959 (sig<0,05), sehingga H1 diterima. Jadi variabel Profesionalisme berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (2011) yang menyatakan bahwa profesionalisme berhubungan positif dengan kinerja auditor. Professional adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Dalam hal ini, seorang professional dipercaya dan dapat diandalkan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat berjalan lancer, baik dan mendatangkan hasil yang diharapkan, Jadi dapat dijelaskan hubungan antara profesionalisme auditor dengan kinerja adalah apabila seoarang auditor memiliki profesionalisme tinggi maka kinerjanya akan meningkat. Kondisi tersebut menyebabkan auditor akan dipercaya dan dapat diandalkan dalam melaksanakan hasil yang diharapkan. c. Pengaruh Etika Profesi terhadap Kinerja Auditor Pengujian hipotesis ketiga (H3) memiliki nilai b3= -0,053 dengan tingkat signifikan sebesar -0,520 (sig<0,05), sehingga H3 diterima. Jadi variabel etika profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Suartini (2010) yang menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh