SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012
Analisa Kombinatorial Dalam Android Pattern Safety Lock
Rizal Panji Islami (13510066)
Program StudiTeknikInformatika
SekolahTeknikElektrodanInformatika
InstitutTeknologiBandung, Jl. Ganesha 10 Bandung40132, Indonesia
rizal.panji@s.itb.ac.id
Abstrak—Android merupakan Operating System untuk
telepon seluler yang berbasis Linux. Karena
pengembangannya yang bersifat Open Soure, banyak
telepon seluler yang menggunakan Android sebagai OS
utamanya. Salah satu fitur dari Android adalah Pattern
Lock, yaitu sebuah fitur berupa “password”, namun
direpresentasikan dalam bentuk sembilan buah titik yang
dirangkai menjadi sebuah pola. Pola yang sebelumnya
sudah di-set oleh user akan menjadi pola kunci untuk bisa
mengakses fitur-fitur Android secara penuh. Dalam
makalah ini akan dilakukan analisa kombinatorial terhadap
Pattern Lock tersebut untuk mencari tahu berbagai
kombinasi pattern yang mungkin dan pattern seperti apakah
yang sulit untuk ditebak.
Kata Kunci—Android, Pattern Lock, kombinatorial,
password
I. PENDAHULUAN
Kombinatorial, merupakan sebuah teori yang menjadi
dasar ilmu peluang serta statistika yang banyak
diimplementasikan dalam berbagai disiplin ilmu.
Kombinatorial merupakan cabang algoritma yang
mempelajari pengaturan objek-objek. Kombinatorial akan
memberikan solusi berupa jumlah cara pengaturan objek-
objek tertentu di dalam himpunannya.
Teori kombinatorial dapat membantu bagi kita untuk
menerka berbagai kemungkinan yang terjadi dalam suatu
himpunan. Sebagai contoh dalam kasus berikut :
“Dalam tur wisata yang dilakukan oleh Perusahaan
ABC, para karyawan yang akan mengikuti tur tersebut
diberi keluluasaan untuk memilih tempat-tempat yang
akan mereka kunjungi selama tiga hari, dengan sepuluh
pilihan tempat wisata, dan setiap harinya mengunjungi
tempat yang berbeda. Berapa banyak kemungkinan
(variasi) tur yang dapat dipilih oleh setiap
karyawannya?”
Dalam kasus tur wisata diatas, setiap karyawan diberi
kesempatan untuk memilih tiga tempat dari sepuluh
tempat untuk dipilih sebagai tempat wisata yang akan
mereka kunjungi. Perlu diingat bahwa kasus ini
memandang urutan tempat wisata sebagai sesuatu yang
penting (permutasi). Maksudnya, jika seorang karyawan
memilih tempat A sebagai tempat wisata hari pertama,
tempat B untuk hari kedua, dan tempat C untuk hari
ketiga, akan dianggap berbeda jika memilih tempat
dengan urutan ACB atau BCA.
Kasus ini akan ditinjau menggunakan tabel sebagai
berikut :
Setiap kolom pada tabel diatas merepresentasikan hari
wisata, karena wisata akan dilakukan selama tiga hari,
maka terdapat tiga kolom yang disediakan.
Untuk pilihan hari pertama, seorang karyawan dapat
memilih satu dari sepuluh kemungkinan tempat wisata,
sehingga kita masukkan sepuluh ke kolom pertama.
10
Untuk pilihan hari kedua, seorang karyawan hanya
dapat memilih sembilan kemungkinan pilihan tempat
wisata, karena satu tempat telah dipilih dihari pertama.
Sehingga sembilan dimasukkan ke kolom yang kedua.
10 9
Untuk pilihan hari ketiga, seorang karyawan hanya
memiliki sisa delapan pilihan tempat wisata, karena dua
tempat wisata telah dipilih untuk dua hari sebelumnya.
Sehingga delapan dimasukkan ke kolom yang ketiga.
10 9 8
Berdasarkan teorema kombinatorial :
“Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan n1 cara
dan bila untuk cara ini operasi kedua dapat dikerjakan
dengan n2 cara, dan bila untuk setiap kedua cara operasi
tersebut operasi ketiga dapat dikerjakan dengan n3 cara,
dan seterusnya, maka deretan k operasi dapat dikerjakan
dengan n1n2...nk”.
Dengan berdasarkan pada teorema tersebut, maka
banyakkemungkinan pilihan hari wisata yang dapat
dipilih oleh karyawan adalah 10x9x8 = 720 pilihan.
Penganalisaan kombinatorial seperti diatas, dapat juga
dilakukan dalam Android Pattern. Android Pattern
memiliki sembilan buah titik yang dapat dikunjungi oleh
user dengan tanpa ada titik yang dikunjungi dua kali.
Terdapat begitu banyak variasi pola yang dapat dibentuk
dari kunjungan-kunjungan ini, dan semua itu dapat
dianalisa dengan menggunakan teorema-teorema
kombinatorial yang ada. Dalam makalah ini, akan
dilakukan analisa terhadap Andorid Pattern tersebut,
untuk menganalisis jumlah variasi pattern yang dapat
dibentuk, serta kesulitannya untuk ditebak.
Satu lagi kaidah yang akan digunakan dalam analisa ini
adalah kaidah penjumlahan (rule of sum), yang isinya :
“Bila percobaan 1 mempunyai p hasil percobaan yang
Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012
mungkin terjadi (atau menghasilkan p kemungkinan
jawaban), percobaan 2 mempunyai q hasil percobaan
yang mungkin terjadi (atau menghasilkan q kemungkinan
jawaban), maka bila hanya satu percobaan saja yang
dilakukan (percobaan 1 atau percobaan 2), terdapat p+q
kemungkinan hasil percobaan (menghasilkan p+q
kemungkinan jawaban) yang mungkin terjadi.”
Teorema ini akan membantu untuk mengakumulasikan
berbagai variasi yang mungkin terjadi dalam analisa pola
yang dilakukan.
II. ANDROID PATTERN
Andorid Pattern merupakan bentuk safety yang terdapat
di dalam telepon selular bersistem operasi Android.
Android Pattern akan mengunci sistem selama user tidak
memberikan pola yang tepat seperti yang sudah disimpan
pada sistem sebelumnya. Pola merupakan representasi
dari password, dan dibuat dengan menghubungkan
sembilan titik yang ada.
Gambar 1 : Android Pattern
Pada tahapan awal, user haruslah membuat pola yang
akan dijadikan sebagai pola “password”. Pola tersebut
minimal merupakan penghubungan dari tiga buah titik,
dan maksimal sembilan buah titik. Tidak ada satupun titik
yang dihubungkan dua kali ataupun lebih.
Selanjutnya, setelah pola utama tersimpan, setiap kali
user akan menggunakan telepon seluler tersebut, user
haruslah memasukkan pola yang dibuatnya tersebut.
Kesalahan dalam pemasukan pola akan menyebabkan
user tidak dapat mengakses fitur-fitur yang ada dalam
telepon selular tersebut, yang telah terintegrasikan dalam
sistem operasi Android.
III. ANALISAKOMBINATORIAL UNTUK
ANDROID PATTERN
A. Analisa Pendahuluan
Dalam Android Pattern, terdapat sembilan titik dasar
yang dapat dihubungkan menjadi sebuah pola. Pola
tersebut minimal terbentuk dari tiga buah titik dan
maksimal sembilan buah titik. Dalam langkah awal, akan
dilakukan peninjauan terhadap titik-titik tersebut.
Gambar 2 : 9 Titik Android Pattern
Jika dilihat, sebetulnya sembilan titik yang terdapat
dalam Android Pattern dapat dikategorikan menjadi tiga
buah kategori berdasarkan pada kemiripan lokasinya.
Dalam makalah ini, penulis membagi kategori titik-titik
tersebut sebagai berikut :
Gambar 3 : 3 Kelompok Titik
Titik-titik yang berada di sudut, memiliki kemiripan
yang serupa berdasarkan lokasi titik tersebut berada. Ada
empat buah titik sudut yang penulis sebut zona merah.
Kemudian zona ini akan diberi kode Zona 1 dan
dituliskan secara subscript (1).
Berikutnya untuk titik-titik yang berada di pinggir
tengah, juga memiliki kemiripan lokasi yang sama. Ada
empat buah titik di pinggir tengah yang penulis sebut
zona biru. Kemudian zona ini akan diberi kode Zona 2
dan dituliskan secara subsript (2).
Terakhir untuk titik yang berada di tengah, penulis
sebut sebagai zona kuning. Hanya ada satu titik dalam
zona kuning. Zona kuning ini akan diberi kode Zona 3
dan dituliskan secara subsript (3).
Setiap titik dalam zona yang sama diberi label dari A-D
sesuai dengan urutannya dari posisi kiri atas.
Pendasaran atas pengambilan kondisi seperti di atas
adalah untuk memudahkan analisa kombinatorial yang
akan dilakukan dalam pembahasan yang selanjutnya.
Kemiripan karakteristik titik-titik dalam zona yang sama
akan memberi kemudahan dalam melakukan analisa.
Penentuan zona didasarkan pada posisi titik yang akan
muncul dititik yang sama jika dilakukan rotasi. Misalnya
untuk penentuan zona merah :
A1
B2
C1
A2 B2
C3
D2
C2
D4
Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012
Gambar 4 : Titik Kiri Atas Sebagai Zona Merah
Terlebih dahulu penulis menentukan titik kiri atas
sebagai zona merah. Selanjutnya dilakukan rotasi secara
counterclockwise pada pola titik dan melihat titik
manakah yang kemudian kembali memasuki zona merah.
Gambar 5 : Rotasi Counterclockwise Pada Pola
Ternyata titik yang memasuki zona merah selanjutnya
adalah titik yang berada di kanan atas. Sehingga titik
tersebut penulis kategorikan sebagai zona merah. Cara ini
terus dilakukan untuk menguji seluruh kemungkinan zona
merah, hingga didapat hasil sebagai berikut :
Gambar 6 : Hasil Akhir Penetapan Zona Merah
Setelah titik merah yang pertama telah kembali ke
kondisi awalnya, maka penentuan zona merah berakhir.
Penentuan zona biru dan kuning dilakukan dengan cara
yang serupa.
Satu lagi analisa pendahuluan yang akan penulis
lakukan adalah mengenai variasi kemungkinan pattern
atau pola yang dapat dibentuk dengan Android Pattern.
Dalam Android Pattern, pola paling ringkas yang dapat
user buat adalah pola yang terdiri dari tiga buah titik. Dan
pola maksimum hanya boleh terdiri dari sembilan buah
titik. Tidak ada satupun titik yang boleh dihubungkan
sebanyak dua kali ataupun lebih. Sifat ini
merepresentasikan graf berarah yang tidak mengandung
sirkuit, namun masih dimungkinkan terdapat simpul yang
terpencil. Atas dasar probabilitas pola yang dapat
mengandung mulai dari tiga titik hingga sembilan titik,
maka dalam makalah ini penulis akan melakukan analisa
satu persatu terhadap jumlah titik-titik tersebut. Mulai
dari analisa untuk tiga titik, hingga sembilan titik.
B. Analisa Untuk Pola 3 Titik
Dalam pola tiga titik, penulis akan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Variasi total = a x b x c
Rumus ini penulis gunakan berdasarkan pada teorema
kombinatorial yang telah disebutkan diatas. Variabel “a”
merupakan variabel yang merepresentasikan variasi
kemungkinan titik awal pola. Variabel “b”
merepresentasikan variasi kemungkinan titik kedua pola,
berdasarkan pada titik awal pola. Variabel “c”
merepresentasikan titik terakhir pola berdasarkan pada
titik kedua. Karena pada tahap pendahuluan penulis telah
membagi titik-titik tersebut sebagai zona merah, biru, dan
kuning, maka penganalisaan akan dilakukan perzona.
Untuk zona merah sebagai titik pertama :
Ada empat buah titik dalam zona merah, yang
keempat-empatnya memiliki peluang yang sama untuk
digunakan sebagai pengisi variabel a, sehingga variabel a
diisikan dengan nilai 4.
Variasi total = 4 x b1 x c1
Untuk pengisian variabel b, ditinjau gambar berikut:
Gambar 7 : Titik Merah Sebagai Titik Awal
Ket. Simbol bulatan hijau merepresentasikan titik yang
digunakan sebagai titik awal.
Dapat dilihat dari gambar, jika pengambilan titik awal
Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012
dimulai dari zona merah, akan terdapat tiga buah titik
yang dapat digunakan sebagai titik kedua (variabel b).
Karena tiga titik tersebut terbagi dalam dua zona (zona
merah dan zona biru), maka perhitungan akan dibagi
dalam dua zona tersebut.
Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c12
Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c13
Laluditinjau zona biru dalam kondisi titik kedua.
Gambar 8 : Titik Biru Sebagai Titik Kedua
Ket. Tanda panah menggambarkan arah pola yang
dilalui.
Jika dilihat pada gambar diatas, jika zona biru
digunakan sebagai titik yang kedua, akan terdapat dua
kemungkinan zona biru, satu kemungkinan zona kuning,
dan satu kemungkinan zona merah yang dapat digunakan
sebagai titik ketiga. Sehingga :
Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c121
Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c122
Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c123
Nilai variabel c dimasukkan, lalu variasi total untuk
zona biru dijumlahkan, sehingga :
Variasi total (zona biru) = (4 x 2 x 2) + (4 x 2 x 1) + (4
.............................................. x 2 x 1)
= 16 + 8 + 8
= 32 variasi
Lalu dilakukan peninjauan zona kuning sebagai titik
kedua :
Gambar 9 : Zona Kuning Sebagai Titik Kedua
Jika zona kuning digunakan sebagai titik kedua, maka
terdapat kemungkinan empat titik di zona biru, tiga titik
di zona merah yang dapat digunakan sebagai titik ketiga.
Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c131
Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c132
Sehingga total variasi dalam zona kuning adalah :
Variasi total (zona kuning) = (4 x 1 x 3) + (4 x 1 x 4)
= 12 + 16
= 28 variasi
Sehingga total variasi tiga titik yang dapat dibentuk
jika zona merah digunakan sebagai titik pertama adalah :
Variasi total = 32 + 28 = 60 variasi total
Untuk zona biru sebagai titik pertama :
Ada empat buah titik dalam zona biru yang dapat
digunakan sebagai titik pertama, dengan peluang yang
sama. Sehingga rumus yang digunakan :
Variasi total = 4 x b2 x c2
Untuk pengisian variabel b, ditinjau gambar berikut:
Gambar 10 : Titik Biru Sebagai Titik Awal
Terdapat dua kemungkinan titik zona merah, dua
kemungkinan titik zona biru, dan satu kemungkinan titik
zona kuning yang dapat digunakan sebagai titik kedua.
Sehingga :
Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012
Variasi total (zona merah) = 4 x 2 x c21
Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c23
Variasi total (zona kuning) = 4 x1 x c23
Lalu ditinjau zona merah sebagai titik kedua :
Gambar 11 : Titik Merah Sebagai Titik Kedua
Jika zona merah dijadikan titik kedua, terdapat satu
titik zona biru dan satu titik zona kuning yang dapat
digunakan sebagai titik ketiga, sehingga :
Variasi total (zona merah) = 4 x 2 x c212
Variasi total (zona merah) = 4 x 2 x c213
Nilai variabel c dimasukkan, lalu variasi total untuk
zona merah dijumlahkan, sehingga :
Variasi total (zona merah) = (4 x 2 x 1) + (4 x 2 x 1)
= 8 + 8
= 16 variasi
Untuk zona biru sebagai titik kedua :
Gambar 12 : Titik Biru Sebagai Titik Kedua
Zona biru akan memberikan dua buah titik zona merah,
satu buah titik zona kuning, dan satu buah titik zona biru
sebagai titik ketiga, sehingga :
Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c221
Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c222
Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c223
Nilai variabel c dimasukkan lalu variasi total untuk
zona biru dijumlahkan, sehingga :
Variasi total (zona biru) = (4 x 2 x 2) + (4 x 2 x 1) +
........................(4 x 2 x 1)
= 16 + 8 + 8
= 32 variasi
Untuk zona kuning sebagai titik kedua :
Gambar 13 : Titik Kuning Sebagai Titik Kedua
Jika zona kuning digunakan sebagai titik kedua,
terdapat empat titik zona merah, tiga titik zona biru yang
dapat digunakan sebagai titik ketiga. Sehingga :
Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c231
Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c232
Nilai variabel c dimasukkan, lalu variasi total
dijumlahkan, sehingga :
Variasi total (zona kuning) = ( 4 x 1 x 4) + (4 x 1 x 3)
= 16 + 12
= 28 variasi
Sehingga total variasi tiga titik yang dapat dibentuk
jika zona biru digunakan sebagai titik pertama adalah :
Variasi total = 16 +32 + 28 = 76 variasi total
Untuk zona kuning sebagai titik pertama :
Hanya ada satu buah titik dalam zona kuning yang
dapat digunakan sebagai titik pertama, sehingga:
Variasi total = 4 x b3 x c3
Untuk pengisian variabel b, ditinjau gambar berikut:
Gambar 13 : Titik Kuning Sebagai Titik Awal
Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012
Terdapat empat titik zona merah dan empat titik zona
biru yang dapat digunakan sebagai titik kedua, sehingga:
Variasi total (zona merah) =1 x 4 x c31
Variasi total (zona biru) = 1 x 4 x c32
Lalu ditinjau zona merah sebagai titik kedua:
Gambar 14 : Titik Merah Sebagai Titik Kedua
Jika zona merah digunakan sebagai titik kedua,
terdapat dua titik zona biru yang dapat digunakan sebagai
titik ketiga. Sehingga :
Variasi total (zona merah) =1 x 4 x c313
Nilai variabel c dimasukkan :
Variasi total (zona merah) =1 x 4 x 2
= 8 variasi
Lalu ditinjau zona biru sebagai titik kedua :
Gambar 15 : Titik Biru Sebagai Titik Kedua
Jika zona biru digunakan sebagai titik kedua, terdapat
dua titik zona merah dan dua titik zona biru yang dapat
digunakan sebagai titik ketiga. Sehingga :
Variasi total (zona biru) = 1 x 4 x c321
Variasi total (zona biru) = 1 x 4 x c322
Nilai variabel c dimasukkan, lalu variasi total
dijumlahkan, sehingga :
Variasi total (zona biru) = (1 x 4 x 2) + (1 x 4 x 2)
= 8 + 8
= 16 variasi
Sehingga, variasi total yang dapat dibuat dengan pola
tiga buah titik adalah 60+ 76 + 16 = 152 variasi. Dari
banyaknya variasi yang dapat dibentuk, variasi tiga buah
titik dengan titik awal berasal dari titik biru memberikan
jumlah variasi yang terbanyak. Sehingga titik biru dapat
memberikan keamanan yang lebih baik jika digunakan
sebagai titik awal pola tiga titik.
C. Analisa Untuk Pola 4 Titik
Untuk analisa pola empat titik, akan dihitung dengan
menambahkan variabel “d” pada persamaan untuk pola
tiga titik, untuk merepresentasikan titik ke empat pada
pola.
Variasi total = a x b x c x d
Untuk zona merah sebagai titik pertama
Karena dalam perhitungan pola tiga titik dengan titik
awal adalah titik merah, telah didapat persamaan sebagai
untuk tiga titik.
Dengan metode perhitungan yang mirip dengan metode
tiga titik, serta dengan memperhitungkan variabel “d”,
didapat hasil variasi sebanyak 184 variasi.
Untuk zona biru sebagai titik pertama
Untuk perhitungan zona biru, telah diperoleh
persamaan untuk tiga titik.
Dengan metode penghitungan yang sama seperti pada
perhitungan pola tiga titik, diperoleh variasi total
sebanyak 240 variasi.
Untuk zona kuning sebagai titik pertama
Untuk perhitungan zona biru, telah diperoleh
persamaan untuk tiga titik.
Dengan metode penghitungan yang sama seperti pada
perhitungan pola tiga titik, diperoleh variasi total
sebanyak 56 variasi.
Sehingga total variasi keseluruhan untuk pola empat
titik adalah 184 + 240 + 56 = 480 variasi. Pola empat titik
jelas memberikan variasi titik yang lebih banyak daripada
pada pola tiga titik, dan variasi terbanyak kembali
diperoleh saat titik mulai awal berasal dari zona biru.
D. Analisa Untuk Pola 5, 6, 7, 8, 9 Titik
Untuk analisa pola 5,6,7,8 dan 9 titik sudah cukup
diwakilkan dengan analisa pada 3 dan 4 titik. Dapat
dipastikan, variasi tertinggi akan terjadi pada pola 9 titik.
Variasi tertinggi kemungkinan besar akan kembali terjadi
pada pola yang berawal dari zona biru, sebagaimana yang
terjadi pada pola 3 dan 4 titik.
Untuk kondisi 5-9 titik, ada kondisi baru yang diamati,
yaitu kondisi saat titik “mati”. Di sistem operasi Android,
jika titik “mati” tersebut terjadi, titik yang sebelumnya
berada diseberang dapat dihubungkan sebagai titik
Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012
selanjutnya. Sebagai contoh pada kasus berikut :
Gambar 16 : Kondisi Titik “Mati”
Dalam kondisi diatas, setelah terjadi penghubungan
sebanyak enam titik, terjadi titik “mati” pada zona biru,
jika user ingin melanjutkan membuat pola dengan lebih
dari enam titik, user dapat menggunakan tiga buah titik
yang ada di pinggir kanan, yang belum digunakan. Hal ini
akan membuka peluang baru bagi ketiga titik tersebut,
sehingga kondisinya menjadi seperti berikut :
Gambar 17 : 3 Peluang Titik yang Muncul Saat Titik
“Mati”
Tiga titik yang baru saja muncul akan menambah
kemungkinan variasi pola yang dapat dibentuk, namun
secara umum penghitungan masih dapat dilakukan
sebagaimana pada pola tiga dan empat titik.
IV. SIMPULAN
1. Kombinatorial merupakan teori yang dapat
digunakan untuk menghitung banyaknya variasi
yang mungkin dibentuk oleh suatu himpunan,
termasuk dalam menghitung variasi pola pada
Android Pattern.
2. Kompleksitas variasi pola pada Android Pattern
semakin tinggi seiring dengan bertambahnya
jumlah titik yang digunakan untuk membuat pola
tersebut.
3. Pembuatan pola yang berawal dari zona biru,
memberikan hasil kompleksitas variasi yang lebih
tinggi daripada pembuatan pola yang berawal dari
zona merah dan kuning. Sehingga pola yang
berawal dari zona biru akan lebih sulit untuk
ditebak (berdasarkan tingginya variasi pola).
REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Android_(sistem_operasi) diunduh tanggal 8
Desember 2011 pukul 20.00
Munir, Rinaldi. 2010. Matematika Diskrit Revisi Keempat. Bandung :
Informatika
Walpole, Ronald E dan Raymond H Myers. 1995. Probabilitas dan
Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung : Penerbit ITB
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya
tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau
terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi.
Bandung, 10 Desember 2011
Rizal Panji Islami (13510066)

More Related Content

Similar to Makalah if2091-2011-076

5 patricia penerapan kombinasi sistem aljabar gondran
5 patricia   penerapan kombinasi sistem aljabar gondran5 patricia   penerapan kombinasi sistem aljabar gondran
5 patricia penerapan kombinasi sistem aljabar gondran
komangteja
 
Mi1274 alpro lanjut 6 - perulangan - 2 - for, do-while
Mi1274 alpro lanjut   6 - perulangan - 2 - for, do-whileMi1274 alpro lanjut   6 - perulangan - 2 - for, do-while
Mi1274 alpro lanjut 6 - perulangan - 2 - for, do-while
Defina Iskandar
 
Aminullah Assagaf_Regresi Data Panel_EVIEWS_8 November 2023.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Data Panel_EVIEWS_8 November 2023.pptxAminullah Assagaf_Regresi Data Panel_EVIEWS_8 November 2023.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Data Panel_EVIEWS_8 November 2023.pptx
Aminullah Assagaf
 
Penerapan Graf untuk Struktur Data Himpunan Saling Lepas
Penerapan Graf untuk Struktur Data Himpunan Saling LepasPenerapan Graf untuk Struktur Data Himpunan Saling Lepas
Penerapan Graf untuk Struktur Data Himpunan Saling Lepas
Materi Kuliah Online
 

Similar to Makalah if2091-2011-076 (19)

Simulasi 2
Simulasi 2Simulasi 2
Simulasi 2
 
5 patricia penerapan kombinasi sistem aljabar gondran
5 patricia   penerapan kombinasi sistem aljabar gondran5 patricia   penerapan kombinasi sistem aljabar gondran
5 patricia penerapan kombinasi sistem aljabar gondran
 
Mi1274 alpro lanjut 6 - perulangan - 2 - for, do-while
Mi1274 alpro lanjut   6 - perulangan - 2 - for, do-whileMi1274 alpro lanjut   6 - perulangan - 2 - for, do-while
Mi1274 alpro lanjut 6 - perulangan - 2 - for, do-while
 
Presentasi Seminar Proposal
Presentasi Seminar ProposalPresentasi Seminar Proposal
Presentasi Seminar Proposal
 
Data mining algoritma covering dan penerapannya
Data mining algoritma covering dan penerapannyaData mining algoritma covering dan penerapannya
Data mining algoritma covering dan penerapannya
 
Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskal
 
Job 11 sebenarnya
Job 11 sebenarnyaJob 11 sebenarnya
Job 11 sebenarnya
 
Pertemuan 1 - Algoritma - Tri Lux
Pertemuan 1 - Algoritma - Tri LuxPertemuan 1 - Algoritma - Tri Lux
Pertemuan 1 - Algoritma - Tri Lux
 
Matematika diskrit Aplikasi Graf / Graf
Matematika diskrit  Aplikasi Graf / GrafMatematika diskrit  Aplikasi Graf / Graf
Matematika diskrit Aplikasi Graf / Graf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Data Panel_EVIEWS_8 November 2023.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Data Panel_EVIEWS_8 November 2023.pptxAminullah Assagaf_Regresi Data Panel_EVIEWS_8 November 2023.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Data Panel_EVIEWS_8 November 2023.pptx
 
Modularisasi – function dalam c++
Modularisasi – function dalam c++Modularisasi – function dalam c++
Modularisasi – function dalam c++
 
13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional13. Konsep Penelitian Operasional
13. Konsep Penelitian Operasional
 
Spanning Tree Greedy.pptx
Spanning Tree Greedy.pptxSpanning Tree Greedy.pptx
Spanning Tree Greedy.pptx
 
Penerapan Graf untuk Struktur Data Himpunan Saling Lepas
Penerapan Graf untuk Struktur Data Himpunan Saling LepasPenerapan Graf untuk Struktur Data Himpunan Saling Lepas
Penerapan Graf untuk Struktur Data Himpunan Saling Lepas
 
Laporan 1 penngantar program r
Laporan 1 penngantar program rLaporan 1 penngantar program r
Laporan 1 penngantar program r
 
Gambar mesin
Gambar mesinGambar mesin
Gambar mesin
 
Pengembangan model
Pengembangan modelPengembangan model
Pengembangan model
 
Basic Counting
Basic CountingBasic Counting
Basic Counting
 
Dasar Pemrograman : Algoritma Pemrograman Pertemuan 2
Dasar Pemrograman : Algoritma Pemrograman Pertemuan 2Dasar Pemrograman : Algoritma Pemrograman Pertemuan 2
Dasar Pemrograman : Algoritma Pemrograman Pertemuan 2
 

More from SMPNegeri12 (9)

Forum m3 kb3
Forum m3 kb3Forum m3 kb3
Forum m3 kb3
 
Turunan dan aplikasinya
Turunan dan aplikasinyaTurunan dan aplikasinya
Turunan dan aplikasinya
 
Limit dan kekontinuan
Limit dan kekontinuanLimit dan kekontinuan
Limit dan kekontinuan
 
M3 KB2 - Fungsi
M3 KB2 - FungsiM3 KB2 - Fungsi
M3 KB2 - Fungsi
 
M3 k1 sistem bilangan
M3 k1 sistem bilanganM3 k1 sistem bilangan
M3 k1 sistem bilangan
 
Aplikasi sistem persamaan diferensial_
Aplikasi sistem persamaan diferensial_Aplikasi sistem persamaan diferensial_
Aplikasi sistem persamaan diferensial_
 
Aplikasi integral-luas-volume
Aplikasi integral-luas-volumeAplikasi integral-luas-volume
Aplikasi integral-luas-volume
 
Contoh Penggunaan Turunan
Contoh Penggunaan TurunanContoh Penggunaan Turunan
Contoh Penggunaan Turunan
 
Contoh aplikasi penggunaan turunan
Contoh aplikasi penggunaan turunanContoh aplikasi penggunaan turunan
Contoh aplikasi penggunaan turunan
 

Recently uploaded

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 

Recently uploaded (20)

Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 

Makalah if2091-2011-076

  • 1. Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012 Analisa Kombinatorial Dalam Android Pattern Safety Lock Rizal Panji Islami (13510066) Program StudiTeknikInformatika SekolahTeknikElektrodanInformatika InstitutTeknologiBandung, Jl. Ganesha 10 Bandung40132, Indonesia rizal.panji@s.itb.ac.id Abstrak—Android merupakan Operating System untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Karena pengembangannya yang bersifat Open Soure, banyak telepon seluler yang menggunakan Android sebagai OS utamanya. Salah satu fitur dari Android adalah Pattern Lock, yaitu sebuah fitur berupa “password”, namun direpresentasikan dalam bentuk sembilan buah titik yang dirangkai menjadi sebuah pola. Pola yang sebelumnya sudah di-set oleh user akan menjadi pola kunci untuk bisa mengakses fitur-fitur Android secara penuh. Dalam makalah ini akan dilakukan analisa kombinatorial terhadap Pattern Lock tersebut untuk mencari tahu berbagai kombinasi pattern yang mungkin dan pattern seperti apakah yang sulit untuk ditebak. Kata Kunci—Android, Pattern Lock, kombinatorial, password I. PENDAHULUAN Kombinatorial, merupakan sebuah teori yang menjadi dasar ilmu peluang serta statistika yang banyak diimplementasikan dalam berbagai disiplin ilmu. Kombinatorial merupakan cabang algoritma yang mempelajari pengaturan objek-objek. Kombinatorial akan memberikan solusi berupa jumlah cara pengaturan objek- objek tertentu di dalam himpunannya. Teori kombinatorial dapat membantu bagi kita untuk menerka berbagai kemungkinan yang terjadi dalam suatu himpunan. Sebagai contoh dalam kasus berikut : “Dalam tur wisata yang dilakukan oleh Perusahaan ABC, para karyawan yang akan mengikuti tur tersebut diberi keluluasaan untuk memilih tempat-tempat yang akan mereka kunjungi selama tiga hari, dengan sepuluh pilihan tempat wisata, dan setiap harinya mengunjungi tempat yang berbeda. Berapa banyak kemungkinan (variasi) tur yang dapat dipilih oleh setiap karyawannya?” Dalam kasus tur wisata diatas, setiap karyawan diberi kesempatan untuk memilih tiga tempat dari sepuluh tempat untuk dipilih sebagai tempat wisata yang akan mereka kunjungi. Perlu diingat bahwa kasus ini memandang urutan tempat wisata sebagai sesuatu yang penting (permutasi). Maksudnya, jika seorang karyawan memilih tempat A sebagai tempat wisata hari pertama, tempat B untuk hari kedua, dan tempat C untuk hari ketiga, akan dianggap berbeda jika memilih tempat dengan urutan ACB atau BCA. Kasus ini akan ditinjau menggunakan tabel sebagai berikut : Setiap kolom pada tabel diatas merepresentasikan hari wisata, karena wisata akan dilakukan selama tiga hari, maka terdapat tiga kolom yang disediakan. Untuk pilihan hari pertama, seorang karyawan dapat memilih satu dari sepuluh kemungkinan tempat wisata, sehingga kita masukkan sepuluh ke kolom pertama. 10 Untuk pilihan hari kedua, seorang karyawan hanya dapat memilih sembilan kemungkinan pilihan tempat wisata, karena satu tempat telah dipilih dihari pertama. Sehingga sembilan dimasukkan ke kolom yang kedua. 10 9 Untuk pilihan hari ketiga, seorang karyawan hanya memiliki sisa delapan pilihan tempat wisata, karena dua tempat wisata telah dipilih untuk dua hari sebelumnya. Sehingga delapan dimasukkan ke kolom yang ketiga. 10 9 8 Berdasarkan teorema kombinatorial : “Bila suatu operasi dapat dilakukan dengan n1 cara dan bila untuk cara ini operasi kedua dapat dikerjakan dengan n2 cara, dan bila untuk setiap kedua cara operasi tersebut operasi ketiga dapat dikerjakan dengan n3 cara, dan seterusnya, maka deretan k operasi dapat dikerjakan dengan n1n2...nk”. Dengan berdasarkan pada teorema tersebut, maka banyakkemungkinan pilihan hari wisata yang dapat dipilih oleh karyawan adalah 10x9x8 = 720 pilihan. Penganalisaan kombinatorial seperti diatas, dapat juga dilakukan dalam Android Pattern. Android Pattern memiliki sembilan buah titik yang dapat dikunjungi oleh user dengan tanpa ada titik yang dikunjungi dua kali. Terdapat begitu banyak variasi pola yang dapat dibentuk dari kunjungan-kunjungan ini, dan semua itu dapat dianalisa dengan menggunakan teorema-teorema kombinatorial yang ada. Dalam makalah ini, akan dilakukan analisa terhadap Andorid Pattern tersebut, untuk menganalisis jumlah variasi pattern yang dapat dibentuk, serta kesulitannya untuk ditebak. Satu lagi kaidah yang akan digunakan dalam analisa ini adalah kaidah penjumlahan (rule of sum), yang isinya : “Bila percobaan 1 mempunyai p hasil percobaan yang
  • 2. Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012 mungkin terjadi (atau menghasilkan p kemungkinan jawaban), percobaan 2 mempunyai q hasil percobaan yang mungkin terjadi (atau menghasilkan q kemungkinan jawaban), maka bila hanya satu percobaan saja yang dilakukan (percobaan 1 atau percobaan 2), terdapat p+q kemungkinan hasil percobaan (menghasilkan p+q kemungkinan jawaban) yang mungkin terjadi.” Teorema ini akan membantu untuk mengakumulasikan berbagai variasi yang mungkin terjadi dalam analisa pola yang dilakukan. II. ANDROID PATTERN Andorid Pattern merupakan bentuk safety yang terdapat di dalam telepon selular bersistem operasi Android. Android Pattern akan mengunci sistem selama user tidak memberikan pola yang tepat seperti yang sudah disimpan pada sistem sebelumnya. Pola merupakan representasi dari password, dan dibuat dengan menghubungkan sembilan titik yang ada. Gambar 1 : Android Pattern Pada tahapan awal, user haruslah membuat pola yang akan dijadikan sebagai pola “password”. Pola tersebut minimal merupakan penghubungan dari tiga buah titik, dan maksimal sembilan buah titik. Tidak ada satupun titik yang dihubungkan dua kali ataupun lebih. Selanjutnya, setelah pola utama tersimpan, setiap kali user akan menggunakan telepon seluler tersebut, user haruslah memasukkan pola yang dibuatnya tersebut. Kesalahan dalam pemasukan pola akan menyebabkan user tidak dapat mengakses fitur-fitur yang ada dalam telepon selular tersebut, yang telah terintegrasikan dalam sistem operasi Android. III. ANALISAKOMBINATORIAL UNTUK ANDROID PATTERN A. Analisa Pendahuluan Dalam Android Pattern, terdapat sembilan titik dasar yang dapat dihubungkan menjadi sebuah pola. Pola tersebut minimal terbentuk dari tiga buah titik dan maksimal sembilan buah titik. Dalam langkah awal, akan dilakukan peninjauan terhadap titik-titik tersebut. Gambar 2 : 9 Titik Android Pattern Jika dilihat, sebetulnya sembilan titik yang terdapat dalam Android Pattern dapat dikategorikan menjadi tiga buah kategori berdasarkan pada kemiripan lokasinya. Dalam makalah ini, penulis membagi kategori titik-titik tersebut sebagai berikut : Gambar 3 : 3 Kelompok Titik Titik-titik yang berada di sudut, memiliki kemiripan yang serupa berdasarkan lokasi titik tersebut berada. Ada empat buah titik sudut yang penulis sebut zona merah. Kemudian zona ini akan diberi kode Zona 1 dan dituliskan secara subscript (1). Berikutnya untuk titik-titik yang berada di pinggir tengah, juga memiliki kemiripan lokasi yang sama. Ada empat buah titik di pinggir tengah yang penulis sebut zona biru. Kemudian zona ini akan diberi kode Zona 2 dan dituliskan secara subsript (2). Terakhir untuk titik yang berada di tengah, penulis sebut sebagai zona kuning. Hanya ada satu titik dalam zona kuning. Zona kuning ini akan diberi kode Zona 3 dan dituliskan secara subsript (3). Setiap titik dalam zona yang sama diberi label dari A-D sesuai dengan urutannya dari posisi kiri atas. Pendasaran atas pengambilan kondisi seperti di atas adalah untuk memudahkan analisa kombinatorial yang akan dilakukan dalam pembahasan yang selanjutnya. Kemiripan karakteristik titik-titik dalam zona yang sama akan memberi kemudahan dalam melakukan analisa. Penentuan zona didasarkan pada posisi titik yang akan muncul dititik yang sama jika dilakukan rotasi. Misalnya untuk penentuan zona merah : A1 B2 C1 A2 B2 C3 D2 C2 D4
  • 3. Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012 Gambar 4 : Titik Kiri Atas Sebagai Zona Merah Terlebih dahulu penulis menentukan titik kiri atas sebagai zona merah. Selanjutnya dilakukan rotasi secara counterclockwise pada pola titik dan melihat titik manakah yang kemudian kembali memasuki zona merah. Gambar 5 : Rotasi Counterclockwise Pada Pola Ternyata titik yang memasuki zona merah selanjutnya adalah titik yang berada di kanan atas. Sehingga titik tersebut penulis kategorikan sebagai zona merah. Cara ini terus dilakukan untuk menguji seluruh kemungkinan zona merah, hingga didapat hasil sebagai berikut : Gambar 6 : Hasil Akhir Penetapan Zona Merah Setelah titik merah yang pertama telah kembali ke kondisi awalnya, maka penentuan zona merah berakhir. Penentuan zona biru dan kuning dilakukan dengan cara yang serupa. Satu lagi analisa pendahuluan yang akan penulis lakukan adalah mengenai variasi kemungkinan pattern atau pola yang dapat dibentuk dengan Android Pattern. Dalam Android Pattern, pola paling ringkas yang dapat user buat adalah pola yang terdiri dari tiga buah titik. Dan pola maksimum hanya boleh terdiri dari sembilan buah titik. Tidak ada satupun titik yang boleh dihubungkan sebanyak dua kali ataupun lebih. Sifat ini merepresentasikan graf berarah yang tidak mengandung sirkuit, namun masih dimungkinkan terdapat simpul yang terpencil. Atas dasar probabilitas pola yang dapat mengandung mulai dari tiga titik hingga sembilan titik, maka dalam makalah ini penulis akan melakukan analisa satu persatu terhadap jumlah titik-titik tersebut. Mulai dari analisa untuk tiga titik, hingga sembilan titik. B. Analisa Untuk Pola 3 Titik Dalam pola tiga titik, penulis akan menggunakan rumus sebagai berikut : Variasi total = a x b x c Rumus ini penulis gunakan berdasarkan pada teorema kombinatorial yang telah disebutkan diatas. Variabel “a” merupakan variabel yang merepresentasikan variasi kemungkinan titik awal pola. Variabel “b” merepresentasikan variasi kemungkinan titik kedua pola, berdasarkan pada titik awal pola. Variabel “c” merepresentasikan titik terakhir pola berdasarkan pada titik kedua. Karena pada tahap pendahuluan penulis telah membagi titik-titik tersebut sebagai zona merah, biru, dan kuning, maka penganalisaan akan dilakukan perzona. Untuk zona merah sebagai titik pertama : Ada empat buah titik dalam zona merah, yang keempat-empatnya memiliki peluang yang sama untuk digunakan sebagai pengisi variabel a, sehingga variabel a diisikan dengan nilai 4. Variasi total = 4 x b1 x c1 Untuk pengisian variabel b, ditinjau gambar berikut: Gambar 7 : Titik Merah Sebagai Titik Awal Ket. Simbol bulatan hijau merepresentasikan titik yang digunakan sebagai titik awal. Dapat dilihat dari gambar, jika pengambilan titik awal
  • 4. Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012 dimulai dari zona merah, akan terdapat tiga buah titik yang dapat digunakan sebagai titik kedua (variabel b). Karena tiga titik tersebut terbagi dalam dua zona (zona merah dan zona biru), maka perhitungan akan dibagi dalam dua zona tersebut. Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c12 Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c13 Laluditinjau zona biru dalam kondisi titik kedua. Gambar 8 : Titik Biru Sebagai Titik Kedua Ket. Tanda panah menggambarkan arah pola yang dilalui. Jika dilihat pada gambar diatas, jika zona biru digunakan sebagai titik yang kedua, akan terdapat dua kemungkinan zona biru, satu kemungkinan zona kuning, dan satu kemungkinan zona merah yang dapat digunakan sebagai titik ketiga. Sehingga : Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c121 Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c122 Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c123 Nilai variabel c dimasukkan, lalu variasi total untuk zona biru dijumlahkan, sehingga : Variasi total (zona biru) = (4 x 2 x 2) + (4 x 2 x 1) + (4 .............................................. x 2 x 1) = 16 + 8 + 8 = 32 variasi Lalu dilakukan peninjauan zona kuning sebagai titik kedua : Gambar 9 : Zona Kuning Sebagai Titik Kedua Jika zona kuning digunakan sebagai titik kedua, maka terdapat kemungkinan empat titik di zona biru, tiga titik di zona merah yang dapat digunakan sebagai titik ketiga. Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c131 Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c132 Sehingga total variasi dalam zona kuning adalah : Variasi total (zona kuning) = (4 x 1 x 3) + (4 x 1 x 4) = 12 + 16 = 28 variasi Sehingga total variasi tiga titik yang dapat dibentuk jika zona merah digunakan sebagai titik pertama adalah : Variasi total = 32 + 28 = 60 variasi total Untuk zona biru sebagai titik pertama : Ada empat buah titik dalam zona biru yang dapat digunakan sebagai titik pertama, dengan peluang yang sama. Sehingga rumus yang digunakan : Variasi total = 4 x b2 x c2 Untuk pengisian variabel b, ditinjau gambar berikut: Gambar 10 : Titik Biru Sebagai Titik Awal Terdapat dua kemungkinan titik zona merah, dua kemungkinan titik zona biru, dan satu kemungkinan titik zona kuning yang dapat digunakan sebagai titik kedua. Sehingga :
  • 5. Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012 Variasi total (zona merah) = 4 x 2 x c21 Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c23 Variasi total (zona kuning) = 4 x1 x c23 Lalu ditinjau zona merah sebagai titik kedua : Gambar 11 : Titik Merah Sebagai Titik Kedua Jika zona merah dijadikan titik kedua, terdapat satu titik zona biru dan satu titik zona kuning yang dapat digunakan sebagai titik ketiga, sehingga : Variasi total (zona merah) = 4 x 2 x c212 Variasi total (zona merah) = 4 x 2 x c213 Nilai variabel c dimasukkan, lalu variasi total untuk zona merah dijumlahkan, sehingga : Variasi total (zona merah) = (4 x 2 x 1) + (4 x 2 x 1) = 8 + 8 = 16 variasi Untuk zona biru sebagai titik kedua : Gambar 12 : Titik Biru Sebagai Titik Kedua Zona biru akan memberikan dua buah titik zona merah, satu buah titik zona kuning, dan satu buah titik zona biru sebagai titik ketiga, sehingga : Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c221 Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c222 Variasi total (zona biru) = 4 x 2 x c223 Nilai variabel c dimasukkan lalu variasi total untuk zona biru dijumlahkan, sehingga : Variasi total (zona biru) = (4 x 2 x 2) + (4 x 2 x 1) + ........................(4 x 2 x 1) = 16 + 8 + 8 = 32 variasi Untuk zona kuning sebagai titik kedua : Gambar 13 : Titik Kuning Sebagai Titik Kedua Jika zona kuning digunakan sebagai titik kedua, terdapat empat titik zona merah, tiga titik zona biru yang dapat digunakan sebagai titik ketiga. Sehingga : Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c231 Variasi total (zona kuning) = 4 x 1 x c232 Nilai variabel c dimasukkan, lalu variasi total dijumlahkan, sehingga : Variasi total (zona kuning) = ( 4 x 1 x 4) + (4 x 1 x 3) = 16 + 12 = 28 variasi Sehingga total variasi tiga titik yang dapat dibentuk jika zona biru digunakan sebagai titik pertama adalah : Variasi total = 16 +32 + 28 = 76 variasi total Untuk zona kuning sebagai titik pertama : Hanya ada satu buah titik dalam zona kuning yang dapat digunakan sebagai titik pertama, sehingga: Variasi total = 4 x b3 x c3 Untuk pengisian variabel b, ditinjau gambar berikut: Gambar 13 : Titik Kuning Sebagai Titik Awal
  • 6. Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012 Terdapat empat titik zona merah dan empat titik zona biru yang dapat digunakan sebagai titik kedua, sehingga: Variasi total (zona merah) =1 x 4 x c31 Variasi total (zona biru) = 1 x 4 x c32 Lalu ditinjau zona merah sebagai titik kedua: Gambar 14 : Titik Merah Sebagai Titik Kedua Jika zona merah digunakan sebagai titik kedua, terdapat dua titik zona biru yang dapat digunakan sebagai titik ketiga. Sehingga : Variasi total (zona merah) =1 x 4 x c313 Nilai variabel c dimasukkan : Variasi total (zona merah) =1 x 4 x 2 = 8 variasi Lalu ditinjau zona biru sebagai titik kedua : Gambar 15 : Titik Biru Sebagai Titik Kedua Jika zona biru digunakan sebagai titik kedua, terdapat dua titik zona merah dan dua titik zona biru yang dapat digunakan sebagai titik ketiga. Sehingga : Variasi total (zona biru) = 1 x 4 x c321 Variasi total (zona biru) = 1 x 4 x c322 Nilai variabel c dimasukkan, lalu variasi total dijumlahkan, sehingga : Variasi total (zona biru) = (1 x 4 x 2) + (1 x 4 x 2) = 8 + 8 = 16 variasi Sehingga, variasi total yang dapat dibuat dengan pola tiga buah titik adalah 60+ 76 + 16 = 152 variasi. Dari banyaknya variasi yang dapat dibentuk, variasi tiga buah titik dengan titik awal berasal dari titik biru memberikan jumlah variasi yang terbanyak. Sehingga titik biru dapat memberikan keamanan yang lebih baik jika digunakan sebagai titik awal pola tiga titik. C. Analisa Untuk Pola 4 Titik Untuk analisa pola empat titik, akan dihitung dengan menambahkan variabel “d” pada persamaan untuk pola tiga titik, untuk merepresentasikan titik ke empat pada pola. Variasi total = a x b x c x d Untuk zona merah sebagai titik pertama Karena dalam perhitungan pola tiga titik dengan titik awal adalah titik merah, telah didapat persamaan sebagai untuk tiga titik. Dengan metode perhitungan yang mirip dengan metode tiga titik, serta dengan memperhitungkan variabel “d”, didapat hasil variasi sebanyak 184 variasi. Untuk zona biru sebagai titik pertama Untuk perhitungan zona biru, telah diperoleh persamaan untuk tiga titik. Dengan metode penghitungan yang sama seperti pada perhitungan pola tiga titik, diperoleh variasi total sebanyak 240 variasi. Untuk zona kuning sebagai titik pertama Untuk perhitungan zona biru, telah diperoleh persamaan untuk tiga titik. Dengan metode penghitungan yang sama seperti pada perhitungan pola tiga titik, diperoleh variasi total sebanyak 56 variasi. Sehingga total variasi keseluruhan untuk pola empat titik adalah 184 + 240 + 56 = 480 variasi. Pola empat titik jelas memberikan variasi titik yang lebih banyak daripada pada pola tiga titik, dan variasi terbanyak kembali diperoleh saat titik mulai awal berasal dari zona biru. D. Analisa Untuk Pola 5, 6, 7, 8, 9 Titik Untuk analisa pola 5,6,7,8 dan 9 titik sudah cukup diwakilkan dengan analisa pada 3 dan 4 titik. Dapat dipastikan, variasi tertinggi akan terjadi pada pola 9 titik. Variasi tertinggi kemungkinan besar akan kembali terjadi pada pola yang berawal dari zona biru, sebagaimana yang terjadi pada pola 3 dan 4 titik. Untuk kondisi 5-9 titik, ada kondisi baru yang diamati, yaitu kondisi saat titik “mati”. Di sistem operasi Android, jika titik “mati” tersebut terjadi, titik yang sebelumnya berada diseberang dapat dihubungkan sebagai titik
  • 7. Makalah IF2091 StrukturDiskrit – Sem. I Tahun 2011/2012 selanjutnya. Sebagai contoh pada kasus berikut : Gambar 16 : Kondisi Titik “Mati” Dalam kondisi diatas, setelah terjadi penghubungan sebanyak enam titik, terjadi titik “mati” pada zona biru, jika user ingin melanjutkan membuat pola dengan lebih dari enam titik, user dapat menggunakan tiga buah titik yang ada di pinggir kanan, yang belum digunakan. Hal ini akan membuka peluang baru bagi ketiga titik tersebut, sehingga kondisinya menjadi seperti berikut : Gambar 17 : 3 Peluang Titik yang Muncul Saat Titik “Mati” Tiga titik yang baru saja muncul akan menambah kemungkinan variasi pola yang dapat dibentuk, namun secara umum penghitungan masih dapat dilakukan sebagaimana pada pola tiga dan empat titik. IV. SIMPULAN 1. Kombinatorial merupakan teori yang dapat digunakan untuk menghitung banyaknya variasi yang mungkin dibentuk oleh suatu himpunan, termasuk dalam menghitung variasi pola pada Android Pattern. 2. Kompleksitas variasi pola pada Android Pattern semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah titik yang digunakan untuk membuat pola tersebut. 3. Pembuatan pola yang berawal dari zona biru, memberikan hasil kompleksitas variasi yang lebih tinggi daripada pembuatan pola yang berawal dari zona merah dan kuning. Sehingga pola yang berawal dari zona biru akan lebih sulit untuk ditebak (berdasarkan tingginya variasi pola). REFERENSI http://id.wikipedia.org/wiki/Android_(sistem_operasi) diunduh tanggal 8 Desember 2011 pukul 20.00 Munir, Rinaldi. 2010. Matematika Diskrit Revisi Keempat. Bandung : Informatika Walpole, Ronald E dan Raymond H Myers. 1995. Probabilitas dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung : Penerbit ITB PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 10 Desember 2011 Rizal Panji Islami (13510066)