SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
[1]
BAGIAN WARISAN
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Tafsir (Ahkam)
Dosen pengampu: M. Dhofir, M.Ag
Disusun oleh kelompok 8:
1. M. Iftah Hafara M (1410110046)
2. Saiful Huda (1410110071)
3. Ristiana Nisa’ (1410110074)
Kelas: B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
[2]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring terbitnya matahari kehidupan yang bersinar cerah pada hari ini,
telah lahir sejumlah problem yang belim pernah muncul pada hari-hari
kemarin sebagai efek bola salju dari perkembangan dan perluasan wilayah
ilmu pengetahuan, baik secara vertical maupun horizontal, juga sebagai hasil
dari perkembangan sarana pengetahuan dan teknologi yang semakiln beragam
dan membengkak jumlahnya. Pada saat yang sama, muncul berbagai tuntutan
untuk memahami konsep usang tentang alam semesta.
Hukum Kewarisan menurut hukum Islam sebagai salah satu bagian
dari hukum kekeluargaan (Al ahwalus Syahsiyah) sangat penting dipelajari
agar supaya dalam pelaksanaan pembagian harta warisan tidak terjadi
kesalahan dan dapat dilaksanakan dengan seadil-adilnya, sebab dengan
mempelajari hukum kewarisan Islam maka bagi ummat Islam, akan dapat
menunaikan hak-hak yang berkenaan dengan harta warisan setelah
ditinggalkan oleh muwarris (pewaris) dan disampaikan kepada ahli waris yang
berhak untuk menerimanya. Dengan demikian seseorang dapat terhindar dari
dosa yakni tidak memakan harta orang yang bukan haknya, karena tidak
ditunaikannya hukum Islam mengenai kewarisan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman pembagian hukum kewarisan menurut Q.S An-Nisa: 9?
2. Mengapa anak laki-laki mendapat dua bagian anak perempuan?
3. Apakah doktrin tersebut bersifat diskriminatif terhadap perempuan?
[3]
C. Teks Ayat dan Terjemahan
Dalam bab bagian warisan ini, ayat yang akan dibahas adalah dalam
surat An-Nisa’ (4) ayat 11, berikut adalah teks ayat beserta terjemahannya:
ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ِ‫ر‬َ‫ك‬‫ه‬‫ذ‬‫ل‬ِ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫الد‬ْ‫َو‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِ‫وص‬ُ‫ي‬ََِِْْ َِْْ‫ث‬‫ي‬َ‫ث‬‫ث‬ْ‫ث‬ْ‫انأ‬ ِِّ ََ
َ‫ث‬‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ث‬ُ‫ل‬ُ‫ث‬‫ث‬ ‫ه‬‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ث‬َ َِْْ‫ث‬‫ت‬َ‫ن‬ْ‫ث‬‫ث‬‫ا‬ َ‫ق‬ْ‫و‬َ‫ث‬َ ً‫اء‬َ‫س‬ِْ ‫ه‬‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ث‬َ ًًَََِ‫ا‬َ‫و‬ َْْْ‫ا‬َ‫ك‬ َِِْْ‫و‬ َََ‫ر‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬
ُ‫س‬َُُّ‫الس‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ث‬‫ن‬ِ‫م‬ ٍََِ‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫و‬َ‫ث‬‫ب‬‫نأ‬َ‫و‬ ُ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫الن‬َ‫ك‬ ِِْْ َََ‫ر‬َ‫ث‬‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬ِ‫ِم‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َْ‫ا‬
ََ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ث‬‫ب‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َ‫ث‬ِ‫ر‬َ‫و‬َ‫و‬ ٌََ‫ل‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬ ََِِْْ ٌََ‫ل‬َ‫و‬َْ‫ا‬َ‫ك‬ ََِِْْ ُُُ‫ل‬ُّ‫ث‬‫ث‬‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫مألم‬ُ‫ه‬َ‫ل‬
‫ي‬ِ‫وص‬ُ‫ي‬ ٍ‫ة‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ص‬َ‫و‬ َِْ‫ع‬َ‫ث‬‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫س‬َُُّ‫الس‬ ِ‫ه‬ِ‫مألم‬ََ ًٌَ‫و‬ْ‫خ‬ِِْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ؤ‬‫ا‬َ‫آب‬ ٍ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ا‬َ
ِ‫ِب‬
ً‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ث‬ْ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ث‬‫ق‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُّ‫ث‬‫ي‬َ‫أ‬ َْ‫و‬ُ‫ر‬ََْ‫ت‬ ‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ؤ‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ث‬‫ب‬َ‫أ‬َ‫و‬‫ا‬‫ه‬ِِْ ِ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫يض‬ِ‫ر‬َََ‫ه‬‫اَّلل‬
﴿‫ا‬ً‫يم‬ِ‫ك‬ََ ‫ا‬ً‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َْ‫ا‬َ‫ك‬۱۱﴾
Artinya: Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka
untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan
bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan
lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan;
jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan
untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta
yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang
[4]
meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja),
maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah
dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak
mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya
bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
D. Makna Mufradat
ِ‫ر‬َ‫ك‬‫ه‬‫ذ‬‫ل‬ِ‫ل‬ = Bagian anak laki-laki
ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ = Sama
ِِّ ََ = Bagian
َِْْ‫ث‬‫ي‬َ‫ث‬‫ث‬ْ‫ث‬ْ‫انأ‬ = Dua anak perempuan
‫ا‬َ‫ث‬ُ‫ل‬ُ‫ث‬‫ث‬ = Dua pertiga
ُ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫الن‬ = Setengah
ُ‫س‬َُُّ‫الس‬ = Seperenam
ُُُ‫ل‬ُّ‫ث‬‫ث‬‫ال‬ = Sepertiga
ٍ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬ = Utang
E. Asbabun Nuzul
Umrah binti Hazm, istri Sa’d ibn al-Rabi, menghadap kepada
Rasulullah SAW lalu berkata seraya menunjuk kepada dua anak kecil di
[5]
sisinya, “Wahai Rasulullah, ini adalah dua putri Sa’d ibn Al-Rabi. Ayah
mereka gugur di medan perang Uhud sehingga mereka kini yatim. Derita
semakin berat karena paman mereka mengambil harta mereka tanpa
menyisakan sedikit pun. Tentu saja kedua anak ini tidak akan bisa menikah
tanpa harta.”
Rasulullah kemudian terbayang sosok dan kewiraan Sa’d ibn Al-Rabi
ketika berperang melindungi beliau. Selain itu Rasul juga iba pada kedua anak
itu. Namun beliau belum bisa menetapkan keputusan yang akan berkaitan
dengan hak waris dari ayah mereka. Akhirnya Rasul bersabda, “Allah akan
menurunkan ketetapan mengenainya.” Tidak lama berselang, Allah
menurunkan ayat Al Qur’an kepada Rasulullah yaitu Surat An Nisa ayat 11.
[6]
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembagian warisan menurut Q.S An-Nisa’ Ayat 11
Telah kami jelaskan di dalam ayat-ayat yang terdahulu sebagian
riwayat-riwayat tentang sebab-sebab turunnya ayat mawaris.1 Berikut
adalah pembagian warisan menurut Q.S An-Nisa’ ayat 11:
1. Anak perempuan berhak menerima warisan dari kedua orang tuanya
sebagaimana yang didapat oleh anak laki-laki dengan bandingan
seseorang anak laki-laki menerima sebanyak yang didapat dua orang
anak perempuan.2
a) Anak perempuan tunggal saja mendapat ½
b) Anak perempuan lebih dari dua orang mendapat 2/33
c) Anak perempuan bersama dengan anak laki-laki dengan bandingan
pembagian seorang anak laki-laki sama dengan dua orang
perempuan
2. Ibu berhak mendapat warisan dari anaknya, baik laki-laki maupun
perempuan. Begitu pula ayah sebagai ahli waris laki-laki berhak
menerima warisan dari anak-anaknya, baik laki-laki maupun
perempuan sebesar seperenam bagian, bila pewaris ada meninggalkan
anak. Hak ibu dan ayah dengan uraian:
a) Ibu dan ayah masing-masing menerima 1/6 bila pewaris meninggal
anak
1.‫قد‬‫ذكرنا‬‫لك‬‫فيما‬‫تقدم‬‫بعض‬‫الروايات‬‫فى‬‫اسباب‬‫نزول‬‫ايات‬‫المواريث‬‫ونذكر‬‫رواية‬‫أخرى‬
2‫إذا‬ ‫أى‬ ‫الخ‬ )‫األنثيين‬ ‫حظ‬ ‫مثل‬ ‫(للذكر‬ ‫مابعده‬ ‫بيانه‬ ‫إجمال‬ ‫وهذا‬ ‫أوالدكم‬ ‫ميراث‬ ‫فى‬ ‫إليكم‬ ‫يعهد‬ ‫أى‬ )‫أوالدكم‬ ‫فى‬ ‫هللا‬ ‫(يوصيكم‬ ‫هللا‬ ‫يقول‬
‫الميت‬ ‫مات‬‫وإن‬ ‫أى‬ ‫اثنتين‬ ‫فوق‬ ‫نساء‬ ‫كن‬ ‫وإن‬ ‫المرأة‬ ‫حظ‬ ‫ضعف‬ ‫الذكر‬ ‫حظ‬ ‫فيكون‬ ‫االنثيين‬ ‫حظ‬ ‫مثل‬ ‫فللذكر‬ ‫وإناثا‬ ‫ذكورا‬ ‫أوالدا‬ ‫وترك‬
‫النصف‬ ‫فلها‬ ‫واحدة‬ ‫المتروكة‬ ‫كانت‬ ‫وإن‬ ‫أى‬ ‫واحدة‬ ‫كانت‬ ‫وإن‬ ‫أى‬ ‫واحدة‬ ‫كانت‬ ‫وإن‬ ‫الثلثان‬ ‫فلهن‬ ‫اثنتين‬ ‫فوق‬ ‫نساء‬ ‫المتروكات‬ ‫كان‬
3‫بنت‬‫الواحدة‬‫وأعطا‬‫هما‬‫النصف‬‫ووجهه‬‫اناهلل‬‫تعالى‬‫قال‬( :‫فإن‬‫كن‬‫نساء‬‫فوق‬‫اثنتين‬‫فلهن‬‫ثلثا‬‫ماترك‬)‫فجعل‬‫الثلثين‬‫للنساء‬‫إذا‬‫كن‬‫فوق‬
‫اثنتين‬‫فال‬‫نعطيهما‬‫إذا‬‫كانتا‬‫اثنتين‬‫الثلثين‬
[7]
b) Ibu menerima 1/3 bila pewaris tidak ada meninggalkan anak
c) Ibu menerima 1/6 bila pewaris tidak meninggalkan anak namun
memiliki beberapa orang saudara4
B. Mengapa anak laki-laki mendapat dua bagian anak perempuan?
Surat An-Nisa’ ayat 11 merinci pembagian warisan baik untuk ahli
waris laki-laki maupun perempuan dengan status mereka masing-
masing.Yang menjadi persoalan dalam masalah kesetaraan gender adalah
ketentuan yang terdapat pada awal ayat 11 yaitu bagian seorang laki-laki
sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Kenapa anak laki-laki
mendapat dua bagian anak perempuan? 5
1. Perspektif para mufasir
a. At-Thabari
Menurut at-Thabari, jika seseorang meninggal dunia dan
meninggalkan ahli waris laki-laki dan perempuan secara
bersamaan, maka anak laki-laki mendapat dua bagian anak
perempuan dari keseluruhan harta peninggalan. Ketentuan ini
berlaku tanpa melihat umur anak-anak tersebut , apakah anak itu
masih kecil atau sudah dewasa tetap mendapat bagian yang sama.
Ayat ini turun sebagai korelasi terhadap pembagian warisan yang
berlaku pasa masyarakat Arab kala itu, dimana mereka tidak
memberikan warisan bagi ahli waris yang belum pernah berperang
sekalipun alasan tidak pernah ikut perang itu karena masih kecil
dan juga mereka tidak membagi warisan kepada kaum prempuan.
4‫وألبويه‬‫لكل‬‫واحد‬‫منهما‬‫السدس‬‫مما‬‫ترك‬‫إن‬‫كان‬‫له‬‫ولد‬‫فإن‬‫لم‬‫يكن‬‫له‬‫ولد‬‫ورثه‬‫أبواه‬‫فألمه‬‫الثلث‬‫فإن‬‫كان‬‫له‬‫إخوة‬‫فألمه‬‫السدس‬
5 Yunahar Ilyas, Kesetaraan Gender Dalam Al-Qur’an, Labda Press:Yogyakarta,2006, hal:168
[8]
Dalam uraiannya at-Thabari tidak menjelaskan kenapa anak laki-
laki dapat dua bagian anak perempuan.
b. Ibn Katsir
Menurut Ibn Katsir dengan ayat ini allah memerintahkan
kepada kaum muslimim untuk berlaku adil dalam pembagian
warisan terhadap anak-anak, karena pada zaman jahiliyah mereka
memberikan semua warisan untuk anak laki-laki tanpa
memberikan sedikitpun untuk anak perempuan.6 Secara prinsip
Allah memerintahkan untuk menerapkan prinsip persamaan dalam
pembagian warisan antara anak laki-laki dan perempuan. Kala
kemudian dalam ayat ini anak laki-laki diberi dua bagian anak
perempuan, hal itu disebabkan oleh karena kebutuhan laki-laki
terhadap harta lebih banyak dari pada perempuan.7
c. Ar-Razi
Ar-Razi mengemukakan beberapa alasan mengapa anak laki-laki
mendapat dua bagian anak perempuan:
1) Pengeluaran perempuan lebih sedikit karena suaminya telah
menjamin belanjanya, sedangkan pengeluaran laki-laki lebih
banyak karena dia yang menanggung belanja isterinya. Siapa
yang pengeluarannya lebih banyak tentu membutuhkan harta
lebih banyak.
2) Laki-laki lebih sempurna keadaanya dari pada perempuan, baik
akal maupun jabatan keagamaan seperti menjadi qadhi dan
6‫ذلك‬‫يعلم‬‫الباحث‬‫أن‬‫الشريعة‬‫اإلسالمية‬‫جاءت‬‫والعرب‬‫تظلم‬‫النساء‬‫وال‬‫تعطيهن‬‫من‬‫ميراث‬‫أزواجهن‬‫و‬‫ابأهن‬.‫شيأ‬‫بدعوى‬‫أنهن‬‫ال‬
‫يقاتلن‬‫العدر‬‫وال‬‫يحزن‬‫الغنيمة‬‫فقررت‬‫الشريعة‬‫بهذه‬‫األية‬‫لهن‬‫حقا‬‫فى‬‫الميراث‬‫و‬‫كبر‬‫ذلك‬‫على‬‫العرب‬‫فكانوا‬‫يودون‬‫أن‬‫ينسخ‬‫ذلك‬
‫الحكم‬‫أو‬‫ينسى‬‫لما‬‫أنه‬‫كان‬‫يخالف‬‫ما‬،‫ألفوه‬
7 Ibid,hal:169
[9]
imam, begitu juga kesaksian perempuan bernilai separo
kesaksian laki-laki. Oleh sebab itu dia harus dapat lebih
banyak.
3) Perempuan akalnya sedikit nafsunya banyak, jika diberi harta
yang banyak semakin besarlah kerusakan yang terjadi. Lelaki
lebih bisa tidak emosional dibandingkan wanita, sedangkan
wanita lebih emosional.8
4) Laki-laki, karena kesempurnaan akalnya akan membelanjakan
hartanya untuk hal-hal yang terpuju di dunia dan mendapat
pahala di akhirat, seperti membangun sekolah, membantu
orang-orang yang teraniaya , anak-anak yatim dan para janda.
Laki-laki mampu melakukan itu karena dia banyak bergaul
dengan masyarakat. Sementara perempuan, karena kurang
pergaulannya dengan masyarakat tidak mampu melakukan hal
itu.
2. Perspektif Hamkan dan Hasbi
Menurut Hamka, laki-laki mendapat dua kali bagian
perempuan karena tanggung jawab laki-laki terhadap harta benda jauh
lebih berat dari pada tanggung jawab perempuan. Dalam Islam,
seorang perempuan tidaklah terlepas dari tanggung jawab dan
perlindungan laki-laki. Pada waktu kecil di bawah perlindungan
ayahnya, setelah bersuami dia berada dalam tanggung jawab
suaminya. Kalau suaminya telah tua atau mati dan dia sendirianpun
telah tua pula, dia di bawah tanggungan anak-anaknya yang laki-laki.
8 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender, Paramadina:Jakarta,2001,hal:43
[10]
Oleh sebab itu wajar dan adil kalau bagian untuk laki-laki dua kali
bagian perempuan. 9
Hasbi juga mempunya pandangan yang sejalan dengan Hamka.
Anak laki-laki mendapat bagian dua kali lipat dibandingkan anak
perempuan karena anak laki-laki membelanjakan harta untuk dirinya
dan isterinya, sedangkan perempuan membelanjakan untuk dirinya
saja. Jika ia telah bersuami, maka nafkahnya ditanggung suami.
Menurut hasbi, firman ini membantah dengan tegas adat jahiliyah
yang tidak memberikan warisan kepada anak perempuan.
C. Apakah doktrin tersebut bersifat diskriminatif terhadap perempuan?
Keadilan Dalam Pembagian Warisan Menurut Syadzali
Keadilan tidak harus didefinisikan sebagai membagi sama banyak
kepada semua pihak. Tapi termasuk juga keadilan membagi sesuatu
dengan prinsip keseimbangan. Dalam kasus warisan ini yaitu
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Biaya kehidupan yang harus
ditanggung laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Jika
bapaknya meninggal dunia, sekalipun dia belum menikah tapi sudah
dewasa anak laki-laki akan menjadi tanggung jawab biaya hidup ibu dan
saudara-saudara perempuannya yang belum menikah. Apalagi setelah dia
menikah dan punya anak, tanggung jawab pembiayaan yang harus
dipikulnya semakin bertambah. Belum lagi untuk kebutuhan dirinya
sendiri. Bandingkan dengan perempuan yang sepanjang umurnya secara
normative tidak wajib membiayai dirinya sendiri. Sebelum menikah dia
menjadi tanggungan orang tua atau walinya. Setelah menikah menjadi
tanggungan suami.10
9 Ibid,hal:181
10 Yunahar Ilyas, Fenimisme Dalam Kajian afsir Al-Qur’an, Pustaka Pelajar:Yogyakarta,1997,hal:136
[11]
Dalam beberapa kasus warisan yang sering terjadi sebenarnya
dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah antara seluruh ahli waris
yang berhak mendapat warisan. Apabila di antara ahli waris ada yang kaya
raya, sementara yang lain miskin atau hidup dengan sangat sederhana,
maka bisa saja dengan cara musyawarah yang kaya raya melepaskan
haknya sepenuhnya atau sebagiannya kepada ahli waris lain yang lebih
membutuhkan dalam rangka saling pengertian dan tolong menolong
sesama karib kerabat.
Musyawarah dapat dilakukan karena ketentuan pembagian warisan
dalam An-Nisa’ ayat 11 termasuk golongan hukum voluntary law, artinya
hukum yang baru berlaku, jika yang berkepentingan tidak
mempergunakan alternative lain yang tersedia. Alternative yang tersedia
itu adalah musyawarah untuk mencari siapa yang secara suka rela
melepaskan haknya.
Apabila tidak ada yang suka rela ingin melepaskan haknya ,
barulah harta warisan tersebut dibagi sesuai dengan bagian masing-masing
yang telah ditentukan oleh ayat tersebut. Dengan demikian, pembagian
warisan tidak boleh menyimpang dari apa yang telah ditetapkan dalam
surat An-Nisa’ ayat 11. Pada saat itulah baru hukum waris bersifat
compulsory law, artinya hikum yang mutlak berlaku.11
Demikianlah dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
ayat-ayat tentang kewarisan tidaklah bersifat diskriminatif terhadap kaum
perempuan. Ketentuan tersebut tidak dapat ditafsirkan sebagai bukti
inferioritas perempuan dibandingkan laki-laki. Namun demikian,
kesetaraan tidak berarti semua harus persis sama dalam aspek hukum.
Karena factor-faktor perbedaan fungsi, status sosian ekonomi, hak dan
kewajiban menjadi pertimbangan.
11 Op.cit, hal:137
[12]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Warisan adalah harta yang ditinggalkan mayit untuk ahli warisnya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Segala Sesuatu
yang telah ia tetapkan adalah yang seadil-adilnya bagi setiap makhluknya.
Keadilan tidak harus didefinisikan sebagai membagi sama banyak kepada
semua pihak. Tapi termasuk juga keadilan membagi sesuatu dengan prinsip
keseimbangan, karna adil tak harus sama. Dalam kasus warisan ini, kaum
laki-laki mendapat lebih banyak harta warisan dikarenakan memiliki beberapa
tanggung jawab yang telah disebutkan di atas tadi, sesuai kewajiban dan hak
masing-masing.
B. Saran
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita bahas
bersama, tentang bagian warisan. Agar senantiasa kita semua menjadi insan
yang selalu menjaga dan mengutamakan keadilan dan keseimbangan.
[13]
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ali As-Shabuni, Tafsir Ayatul Ahkam
Yunahar Ilyas, Kesetaraan Gender Dalam Al-Qur’an, Labda Press:
Yogyakarta, 2006
Yunahar Ilyas, Fenimisme Dalam Kajian afsir Al-Qur’an, Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 1997
Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender, Paramadina: Jakarta, 2001

More Related Content

What's hot (20)

Bahaya Harta Haram
Bahaya Harta HaramBahaya Harta Haram
Bahaya Harta Haram
 
Hukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'iHukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'i
 
Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal
Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal
Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal
 
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih MuamalahFiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
Fiqih Muamalah - Pengantar Fiqih Muamalah
 
Faraid
FaraidFaraid
Faraid
 
9. metode instinbath
9. metode instinbath9. metode instinbath
9. metode instinbath
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Keutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkahKeutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkah
 
Hikmah hari raya qurban
Hikmah hari raya qurbanHikmah hari raya qurban
Hikmah hari raya qurban
 
Fiqih Riba
Fiqih RibaFiqih Riba
Fiqih Riba
 
Presentasi Istihsan
Presentasi IstihsanPresentasi Istihsan
Presentasi Istihsan
 
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiaMateri ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
 
Fiqh jinayat
Fiqh jinayatFiqh jinayat
Fiqh jinayat
 
Presentasi 8 operasi kelamin & khuntsa
Presentasi 8   operasi kelamin & khuntsaPresentasi 8   operasi kelamin & khuntsa
Presentasi 8 operasi kelamin & khuntsa
 
HALAL HARAM
HALAL HARAMHALAL HARAM
HALAL HARAM
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD
 
Talfiq dalam pandangan ulama
Talfiq dalam pandangan ulamaTalfiq dalam pandangan ulama
Talfiq dalam pandangan ulama
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
Khulu (gugatan cerai seorang istri)
Khulu (gugatan cerai seorang istri)Khulu (gugatan cerai seorang istri)
Khulu (gugatan cerai seorang istri)
 

Viewers also liked

Makalah Fiqih Mawaris
Makalah Fiqih MawarisMakalah Fiqih Mawaris
Makalah Fiqih MawarisAriful Amär
 
Makalah mawaris
Makalah mawarisMakalah mawaris
Makalah mawarisjamal din
 
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakekMakalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakekumifathur
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Joko Prasetiyo
 
Ketentuan hukum islam tentang mencuri, menyamun dan merampok
Ketentuan hukum islam tentang mencuri, menyamun dan merampokKetentuan hukum islam tentang mencuri, menyamun dan merampok
Ketentuan hukum islam tentang mencuri, menyamun dan merampokNizar ⎝⓿⏝⓿⎠
 
Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisan
Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisanDraf kesepakatan bersama pembagian harta warisan
Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisanLegal Akses
 

Viewers also liked (11)

makalah waris
makalah warismakalah waris
makalah waris
 
Makalah Fiqih Mawaris
Makalah Fiqih MawarisMakalah Fiqih Mawaris
Makalah Fiqih Mawaris
 
Makalah mawaris
Makalah mawarisMakalah mawaris
Makalah mawaris
 
Makalah mulok kata pengantar
Makalah mulok kata pengantarMakalah mulok kata pengantar
Makalah mulok kata pengantar
 
Fiqih mawaris
Fiqih mawarisFiqih mawaris
Fiqih mawaris
 
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakekMakalah fiqh au l rad dan warisan kakek
Makalah fiqh au l rad dan warisan kakek
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
 
Pencurian (fiqih)
Pencurian (fiqih)Pencurian (fiqih)
Pencurian (fiqih)
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Ketentuan hukum islam tentang mencuri, menyamun dan merampok
Ketentuan hukum islam tentang mencuri, menyamun dan merampokKetentuan hukum islam tentang mencuri, menyamun dan merampok
Ketentuan hukum islam tentang mencuri, menyamun dan merampok
 
Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisan
Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisanDraf kesepakatan bersama pembagian harta warisan
Draf kesepakatan bersama pembagian harta warisan
 

Similar to Warisan Islam

Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat
Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi UmatWakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat
Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi UmatMohammad Subhan
 
Faraaidh kuliah 1
Faraaidh kuliah 1Faraaidh kuliah 1
Faraaidh kuliah 1ezz_ally
 
perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
perempuan tidak berasal daripada tulang rusukperempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
perempuan tidak berasal daripada tulang rusukR&R Darulkautsar
 
QS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
QS An-Nisa' : 3, Landasan BerpoligamiQS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
QS An-Nisa' : 3, Landasan BerpoligamiVican
 
FAROID2 ILMU WARIS MENURUT SYARIT ISLAM.pptx
FAROID2 ILMU WARIS MENURUT SYARIT ISLAM.pptxFAROID2 ILMU WARIS MENURUT SYARIT ISLAM.pptx
FAROID2 ILMU WARIS MENURUT SYARIT ISLAM.pptxAbulFikar2
 
Summary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajreSummary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajrehabil184
 
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1muslimdocuments
 
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihadKhulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihadRamlee Nooh
 
5 haries poligami indon
5 haries poligami indon5 haries poligami indon
5 haries poligami indonZulfah Salam
 
Barang siapa memuliakan anak perempuan
Barang siapa memuliakan anak perempuanBarang siapa memuliakan anak perempuan
Barang siapa memuliakan anak perempuanYeni Oktavia
 
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMMATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMmudanp.com
 
Hak waris zul arham
Hak waris zul arhamHak waris zul arham
Hak waris zul arhamsitikholiyah
 
Perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
Perempuan tidak berasal daripada tulang rusukPerempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
Perempuan tidak berasal daripada tulang rusukR&R Darulkautsar
 

Similar to Warisan Islam (20)

HUKUM KEWARISAN.pptx
HUKUM KEWARISAN.pptxHUKUM KEWARISAN.pptx
HUKUM KEWARISAN.pptx
 
Waris menurut islam
Waris menurut islamWaris menurut islam
Waris menurut islam
 
Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat
Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi UmatWakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat
Wakaf Instrumen PENDONGKRAK Ekonomi Umat
 
Faraidh
FaraidhFaraidh
Faraidh
 
Faraaidh kuliah 1
Faraaidh kuliah 1Faraaidh kuliah 1
Faraaidh kuliah 1
 
perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
perempuan tidak berasal daripada tulang rusukperempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
 
QS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
QS An-Nisa' : 3, Landasan BerpoligamiQS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
QS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
 
FAROID2 ILMU WARIS MENURUT SYARIT ISLAM.pptx
FAROID2 ILMU WARIS MENURUT SYARIT ISLAM.pptxFAROID2 ILMU WARIS MENURUT SYARIT ISLAM.pptx
FAROID2 ILMU WARIS MENURUT SYARIT ISLAM.pptx
 
Summary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajreSummary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajre
 
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
Buletin jumat al furqon tahun 05 volume 08 nomor 03 fiqih jenazah bagian 1
 
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihadKhulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
Khulafa rasyidin diantara_nas_dan_ijtihad
 
5 haries poligami indon
5 haries poligami indon5 haries poligami indon
5 haries poligami indon
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Barang siapa memuliakan anak perempuan
Barang siapa memuliakan anak perempuanBarang siapa memuliakan anak perempuan
Barang siapa memuliakan anak perempuan
 
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMMATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Bab i3
Bab i3Bab i3
Bab i3
 
Hak waris zul arham
Hak waris zul arhamHak waris zul arham
Hak waris zul arham
 
MODUL IHSAN.docx
MODUL IHSAN.docxMODUL IHSAN.docx
MODUL IHSAN.docx
 
Perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
Perempuan tidak berasal daripada tulang rusukPerempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
Perempuan tidak berasal daripada tulang rusuk
 

More from RoisMansur

sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidRoisMansur
 
pengertian akhlak terpuji
pengertian akhlak terpujipengertian akhlak terpuji
pengertian akhlak terpujiRoisMansur
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyaRoisMansur
 
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan PerhiasanContoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan PerhiasanRoisMansur
 
muamalah 2 hadits ahkam
muamalah 2 hadits ahkammuamalah 2 hadits ahkam
muamalah 2 hadits ahkamRoisMansur
 
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...RoisMansur
 
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamperkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamRoisMansur
 
pengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paipengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paiRoisMansur
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianRoisMansur
 
contoh makalah Tafsir tentang kepemimpinen perempuan
contoh makalah Tafsir tentang kepemimpinen perempuancontoh makalah Tafsir tentang kepemimpinen perempuan
contoh makalah Tafsir tentang kepemimpinen perempuanRoisMansur
 
Pengertian ujub
Pengertian ujubPengertian ujub
Pengertian ujubRoisMansur
 

More from RoisMansur (12)

sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
pengertian akhlak terpuji
pengertian akhlak terpujipengertian akhlak terpuji
pengertian akhlak terpuji
 
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannyacontoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
contoh makalah thhaharoh dan perrmasalahannya
 
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan PerhiasanContoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
 
muamalah 2 hadits ahkam
muamalah 2 hadits ahkammuamalah 2 hadits ahkam
muamalah 2 hadits ahkam
 
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
Dasar dan tujuan pendidikan islam dalam persepektif filsafat pendidikajn agam...
 
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamperkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
pengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum paipengembangan kurikulum pai
pengembangan kurikulum pai
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitian
 
contoh makalah Tafsir tentang kepemimpinen perempuan
contoh makalah Tafsir tentang kepemimpinen perempuancontoh makalah Tafsir tentang kepemimpinen perempuan
contoh makalah Tafsir tentang kepemimpinen perempuan
 
Pengertian ujub
Pengertian ujubPengertian ujub
Pengertian ujub
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Warisan Islam

  • 1. [1] BAGIAN WARISAN Makalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah: Tafsir (Ahkam) Dosen pengampu: M. Dhofir, M.Ag Disusun oleh kelompok 8: 1. M. Iftah Hafara M (1410110046) 2. Saiful Huda (1410110071) 3. Ristiana Nisa’ (1410110074) Kelas: B SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS JURUSAN TARBIYAH PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2015
  • 2. [2] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring terbitnya matahari kehidupan yang bersinar cerah pada hari ini, telah lahir sejumlah problem yang belim pernah muncul pada hari-hari kemarin sebagai efek bola salju dari perkembangan dan perluasan wilayah ilmu pengetahuan, baik secara vertical maupun horizontal, juga sebagai hasil dari perkembangan sarana pengetahuan dan teknologi yang semakiln beragam dan membengkak jumlahnya. Pada saat yang sama, muncul berbagai tuntutan untuk memahami konsep usang tentang alam semesta. Hukum Kewarisan menurut hukum Islam sebagai salah satu bagian dari hukum kekeluargaan (Al ahwalus Syahsiyah) sangat penting dipelajari agar supaya dalam pelaksanaan pembagian harta warisan tidak terjadi kesalahan dan dapat dilaksanakan dengan seadil-adilnya, sebab dengan mempelajari hukum kewarisan Islam maka bagi ummat Islam, akan dapat menunaikan hak-hak yang berkenaan dengan harta warisan setelah ditinggalkan oleh muwarris (pewaris) dan disampaikan kepada ahli waris yang berhak untuk menerimanya. Dengan demikian seseorang dapat terhindar dari dosa yakni tidak memakan harta orang yang bukan haknya, karena tidak ditunaikannya hukum Islam mengenai kewarisan B. Rumusan Masalah 1. Bagaiman pembagian hukum kewarisan menurut Q.S An-Nisa: 9? 2. Mengapa anak laki-laki mendapat dua bagian anak perempuan? 3. Apakah doktrin tersebut bersifat diskriminatif terhadap perempuan?
  • 3. [3] C. Teks Ayat dan Terjemahan Dalam bab bagian warisan ini, ayat yang akan dibahas adalah dalam surat An-Nisa’ (4) ayat 11, berikut adalah teks ayat beserta terjemahannya: ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ِ‫ر‬َ‫ك‬‫ه‬‫ذ‬‫ل‬ِ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫الد‬ْ‫َو‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ه‬‫اَّلل‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِ‫وص‬ُ‫ي‬ََِِْْ َِْْ‫ث‬‫ي‬َ‫ث‬‫ث‬ْ‫ث‬ْ‫انأ‬ ِِّ ََ َ‫ث‬‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ث‬ُ‫ل‬ُ‫ث‬‫ث‬ ‫ه‬‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ث‬َ َِْْ‫ث‬‫ت‬َ‫ن‬ْ‫ث‬‫ث‬‫ا‬ َ‫ق‬ْ‫و‬َ‫ث‬َ ً‫اء‬َ‫س‬ِْ ‫ه‬‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ث‬َ ًًَََِ‫ا‬َ‫و‬ َْْْ‫ا‬َ‫ك‬ َِِْْ‫و‬ َََ‫ر‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫س‬َُُّ‫الس‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ث‬‫ن‬ِ‫م‬ ٍََِ‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫و‬َ‫ث‬‫ب‬‫نأ‬َ‫و‬ ُ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫الن‬َ‫ك‬ ِِْْ َََ‫ر‬َ‫ث‬‫ت‬ ‫ا‬‫ه‬ِ‫ِم‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َْ‫ا‬ ََ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ث‬‫ب‬َ‫أ‬ ُ‫ه‬َ‫ث‬ِ‫ر‬َ‫و‬َ‫و‬ ٌََ‫ل‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َْ‫َل‬ ََِِْْ ٌََ‫ل‬َ‫و‬َْ‫ا‬َ‫ك‬ ََِِْْ ُُُ‫ل‬ُّ‫ث‬‫ث‬‫ال‬ ِ‫ه‬ِ‫مألم‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ي‬ِ‫وص‬ُ‫ي‬ ٍ‫ة‬‫ه‬‫ي‬ِ‫ص‬َ‫و‬ َِْ‫ع‬َ‫ث‬‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫س‬َُُّ‫الس‬ ِ‫ه‬ِ‫مألم‬ََ ًٌَ‫و‬ْ‫خ‬ِِْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ؤ‬‫ا‬َ‫آب‬ ٍ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ‫ا‬َ ِ‫ِب‬ ً‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ث‬ْ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ب‬َ‫ر‬ْ‫ث‬‫ق‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُّ‫ث‬‫ي‬َ‫أ‬ َْ‫و‬ُ‫ر‬ََْ‫ت‬ ‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ؤ‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ث‬‫ب‬َ‫أ‬َ‫و‬‫ا‬‫ه‬ِِْ ِ‫ه‬‫اَّلل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫يض‬ِ‫ر‬َََ‫ه‬‫اَّلل‬ ﴿‫ا‬ً‫يم‬ِ‫ك‬ََ ‫ا‬ً‫يم‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ َْ‫ا‬َ‫ك‬۱۱﴾ Artinya: Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang
  • 4. [4] meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. D. Makna Mufradat ِ‫ر‬َ‫ك‬‫ه‬‫ذ‬‫ل‬ِ‫ل‬ = Bagian anak laki-laki ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ = Sama ِِّ ََ = Bagian َِْْ‫ث‬‫ي‬َ‫ث‬‫ث‬ْ‫ث‬ْ‫انأ‬ = Dua anak perempuan ‫ا‬َ‫ث‬ُ‫ل‬ُ‫ث‬‫ث‬ = Dua pertiga ُ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫الن‬ = Setengah ُ‫س‬َُُّ‫الس‬ = Seperenam ُُُ‫ل‬ُّ‫ث‬‫ث‬‫ال‬ = Sepertiga ٍ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬ = Utang E. Asbabun Nuzul Umrah binti Hazm, istri Sa’d ibn al-Rabi, menghadap kepada Rasulullah SAW lalu berkata seraya menunjuk kepada dua anak kecil di
  • 5. [5] sisinya, “Wahai Rasulullah, ini adalah dua putri Sa’d ibn Al-Rabi. Ayah mereka gugur di medan perang Uhud sehingga mereka kini yatim. Derita semakin berat karena paman mereka mengambil harta mereka tanpa menyisakan sedikit pun. Tentu saja kedua anak ini tidak akan bisa menikah tanpa harta.” Rasulullah kemudian terbayang sosok dan kewiraan Sa’d ibn Al-Rabi ketika berperang melindungi beliau. Selain itu Rasul juga iba pada kedua anak itu. Namun beliau belum bisa menetapkan keputusan yang akan berkaitan dengan hak waris dari ayah mereka. Akhirnya Rasul bersabda, “Allah akan menurunkan ketetapan mengenainya.” Tidak lama berselang, Allah menurunkan ayat Al Qur’an kepada Rasulullah yaitu Surat An Nisa ayat 11.
  • 6. [6] BAB II PEMBAHASAN A. Pembagian warisan menurut Q.S An-Nisa’ Ayat 11 Telah kami jelaskan di dalam ayat-ayat yang terdahulu sebagian riwayat-riwayat tentang sebab-sebab turunnya ayat mawaris.1 Berikut adalah pembagian warisan menurut Q.S An-Nisa’ ayat 11: 1. Anak perempuan berhak menerima warisan dari kedua orang tuanya sebagaimana yang didapat oleh anak laki-laki dengan bandingan seseorang anak laki-laki menerima sebanyak yang didapat dua orang anak perempuan.2 a) Anak perempuan tunggal saja mendapat ½ b) Anak perempuan lebih dari dua orang mendapat 2/33 c) Anak perempuan bersama dengan anak laki-laki dengan bandingan pembagian seorang anak laki-laki sama dengan dua orang perempuan 2. Ibu berhak mendapat warisan dari anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Begitu pula ayah sebagai ahli waris laki-laki berhak menerima warisan dari anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan sebesar seperenam bagian, bila pewaris ada meninggalkan anak. Hak ibu dan ayah dengan uraian: a) Ibu dan ayah masing-masing menerima 1/6 bila pewaris meninggal anak 1.‫قد‬‫ذكرنا‬‫لك‬‫فيما‬‫تقدم‬‫بعض‬‫الروايات‬‫فى‬‫اسباب‬‫نزول‬‫ايات‬‫المواريث‬‫ونذكر‬‫رواية‬‫أخرى‬ 2‫إذا‬ ‫أى‬ ‫الخ‬ )‫األنثيين‬ ‫حظ‬ ‫مثل‬ ‫(للذكر‬ ‫مابعده‬ ‫بيانه‬ ‫إجمال‬ ‫وهذا‬ ‫أوالدكم‬ ‫ميراث‬ ‫فى‬ ‫إليكم‬ ‫يعهد‬ ‫أى‬ )‫أوالدكم‬ ‫فى‬ ‫هللا‬ ‫(يوصيكم‬ ‫هللا‬ ‫يقول‬ ‫الميت‬ ‫مات‬‫وإن‬ ‫أى‬ ‫اثنتين‬ ‫فوق‬ ‫نساء‬ ‫كن‬ ‫وإن‬ ‫المرأة‬ ‫حظ‬ ‫ضعف‬ ‫الذكر‬ ‫حظ‬ ‫فيكون‬ ‫االنثيين‬ ‫حظ‬ ‫مثل‬ ‫فللذكر‬ ‫وإناثا‬ ‫ذكورا‬ ‫أوالدا‬ ‫وترك‬ ‫النصف‬ ‫فلها‬ ‫واحدة‬ ‫المتروكة‬ ‫كانت‬ ‫وإن‬ ‫أى‬ ‫واحدة‬ ‫كانت‬ ‫وإن‬ ‫أى‬ ‫واحدة‬ ‫كانت‬ ‫وإن‬ ‫الثلثان‬ ‫فلهن‬ ‫اثنتين‬ ‫فوق‬ ‫نساء‬ ‫المتروكات‬ ‫كان‬ 3‫بنت‬‫الواحدة‬‫وأعطا‬‫هما‬‫النصف‬‫ووجهه‬‫اناهلل‬‫تعالى‬‫قال‬( :‫فإن‬‫كن‬‫نساء‬‫فوق‬‫اثنتين‬‫فلهن‬‫ثلثا‬‫ماترك‬)‫فجعل‬‫الثلثين‬‫للنساء‬‫إذا‬‫كن‬‫فوق‬ ‫اثنتين‬‫فال‬‫نعطيهما‬‫إذا‬‫كانتا‬‫اثنتين‬‫الثلثين‬
  • 7. [7] b) Ibu menerima 1/3 bila pewaris tidak ada meninggalkan anak c) Ibu menerima 1/6 bila pewaris tidak meninggalkan anak namun memiliki beberapa orang saudara4 B. Mengapa anak laki-laki mendapat dua bagian anak perempuan? Surat An-Nisa’ ayat 11 merinci pembagian warisan baik untuk ahli waris laki-laki maupun perempuan dengan status mereka masing- masing.Yang menjadi persoalan dalam masalah kesetaraan gender adalah ketentuan yang terdapat pada awal ayat 11 yaitu bagian seorang laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Kenapa anak laki-laki mendapat dua bagian anak perempuan? 5 1. Perspektif para mufasir a. At-Thabari Menurut at-Thabari, jika seseorang meninggal dunia dan meninggalkan ahli waris laki-laki dan perempuan secara bersamaan, maka anak laki-laki mendapat dua bagian anak perempuan dari keseluruhan harta peninggalan. Ketentuan ini berlaku tanpa melihat umur anak-anak tersebut , apakah anak itu masih kecil atau sudah dewasa tetap mendapat bagian yang sama. Ayat ini turun sebagai korelasi terhadap pembagian warisan yang berlaku pasa masyarakat Arab kala itu, dimana mereka tidak memberikan warisan bagi ahli waris yang belum pernah berperang sekalipun alasan tidak pernah ikut perang itu karena masih kecil dan juga mereka tidak membagi warisan kepada kaum prempuan. 4‫وألبويه‬‫لكل‬‫واحد‬‫منهما‬‫السدس‬‫مما‬‫ترك‬‫إن‬‫كان‬‫له‬‫ولد‬‫فإن‬‫لم‬‫يكن‬‫له‬‫ولد‬‫ورثه‬‫أبواه‬‫فألمه‬‫الثلث‬‫فإن‬‫كان‬‫له‬‫إخوة‬‫فألمه‬‫السدس‬ 5 Yunahar Ilyas, Kesetaraan Gender Dalam Al-Qur’an, Labda Press:Yogyakarta,2006, hal:168
  • 8. [8] Dalam uraiannya at-Thabari tidak menjelaskan kenapa anak laki- laki dapat dua bagian anak perempuan. b. Ibn Katsir Menurut Ibn Katsir dengan ayat ini allah memerintahkan kepada kaum muslimim untuk berlaku adil dalam pembagian warisan terhadap anak-anak, karena pada zaman jahiliyah mereka memberikan semua warisan untuk anak laki-laki tanpa memberikan sedikitpun untuk anak perempuan.6 Secara prinsip Allah memerintahkan untuk menerapkan prinsip persamaan dalam pembagian warisan antara anak laki-laki dan perempuan. Kala kemudian dalam ayat ini anak laki-laki diberi dua bagian anak perempuan, hal itu disebabkan oleh karena kebutuhan laki-laki terhadap harta lebih banyak dari pada perempuan.7 c. Ar-Razi Ar-Razi mengemukakan beberapa alasan mengapa anak laki-laki mendapat dua bagian anak perempuan: 1) Pengeluaran perempuan lebih sedikit karena suaminya telah menjamin belanjanya, sedangkan pengeluaran laki-laki lebih banyak karena dia yang menanggung belanja isterinya. Siapa yang pengeluarannya lebih banyak tentu membutuhkan harta lebih banyak. 2) Laki-laki lebih sempurna keadaanya dari pada perempuan, baik akal maupun jabatan keagamaan seperti menjadi qadhi dan 6‫ذلك‬‫يعلم‬‫الباحث‬‫أن‬‫الشريعة‬‫اإلسالمية‬‫جاءت‬‫والعرب‬‫تظلم‬‫النساء‬‫وال‬‫تعطيهن‬‫من‬‫ميراث‬‫أزواجهن‬‫و‬‫ابأهن‬.‫شيأ‬‫بدعوى‬‫أنهن‬‫ال‬ ‫يقاتلن‬‫العدر‬‫وال‬‫يحزن‬‫الغنيمة‬‫فقررت‬‫الشريعة‬‫بهذه‬‫األية‬‫لهن‬‫حقا‬‫فى‬‫الميراث‬‫و‬‫كبر‬‫ذلك‬‫على‬‫العرب‬‫فكانوا‬‫يودون‬‫أن‬‫ينسخ‬‫ذلك‬ ‫الحكم‬‫أو‬‫ينسى‬‫لما‬‫أنه‬‫كان‬‫يخالف‬‫ما‬،‫ألفوه‬ 7 Ibid,hal:169
  • 9. [9] imam, begitu juga kesaksian perempuan bernilai separo kesaksian laki-laki. Oleh sebab itu dia harus dapat lebih banyak. 3) Perempuan akalnya sedikit nafsunya banyak, jika diberi harta yang banyak semakin besarlah kerusakan yang terjadi. Lelaki lebih bisa tidak emosional dibandingkan wanita, sedangkan wanita lebih emosional.8 4) Laki-laki, karena kesempurnaan akalnya akan membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang terpuju di dunia dan mendapat pahala di akhirat, seperti membangun sekolah, membantu orang-orang yang teraniaya , anak-anak yatim dan para janda. Laki-laki mampu melakukan itu karena dia banyak bergaul dengan masyarakat. Sementara perempuan, karena kurang pergaulannya dengan masyarakat tidak mampu melakukan hal itu. 2. Perspektif Hamkan dan Hasbi Menurut Hamka, laki-laki mendapat dua kali bagian perempuan karena tanggung jawab laki-laki terhadap harta benda jauh lebih berat dari pada tanggung jawab perempuan. Dalam Islam, seorang perempuan tidaklah terlepas dari tanggung jawab dan perlindungan laki-laki. Pada waktu kecil di bawah perlindungan ayahnya, setelah bersuami dia berada dalam tanggung jawab suaminya. Kalau suaminya telah tua atau mati dan dia sendirianpun telah tua pula, dia di bawah tanggungan anak-anaknya yang laki-laki. 8 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender, Paramadina:Jakarta,2001,hal:43
  • 10. [10] Oleh sebab itu wajar dan adil kalau bagian untuk laki-laki dua kali bagian perempuan. 9 Hasbi juga mempunya pandangan yang sejalan dengan Hamka. Anak laki-laki mendapat bagian dua kali lipat dibandingkan anak perempuan karena anak laki-laki membelanjakan harta untuk dirinya dan isterinya, sedangkan perempuan membelanjakan untuk dirinya saja. Jika ia telah bersuami, maka nafkahnya ditanggung suami. Menurut hasbi, firman ini membantah dengan tegas adat jahiliyah yang tidak memberikan warisan kepada anak perempuan. C. Apakah doktrin tersebut bersifat diskriminatif terhadap perempuan? Keadilan Dalam Pembagian Warisan Menurut Syadzali Keadilan tidak harus didefinisikan sebagai membagi sama banyak kepada semua pihak. Tapi termasuk juga keadilan membagi sesuatu dengan prinsip keseimbangan. Dalam kasus warisan ini yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban. Biaya kehidupan yang harus ditanggung laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Jika bapaknya meninggal dunia, sekalipun dia belum menikah tapi sudah dewasa anak laki-laki akan menjadi tanggung jawab biaya hidup ibu dan saudara-saudara perempuannya yang belum menikah. Apalagi setelah dia menikah dan punya anak, tanggung jawab pembiayaan yang harus dipikulnya semakin bertambah. Belum lagi untuk kebutuhan dirinya sendiri. Bandingkan dengan perempuan yang sepanjang umurnya secara normative tidak wajib membiayai dirinya sendiri. Sebelum menikah dia menjadi tanggungan orang tua atau walinya. Setelah menikah menjadi tanggungan suami.10 9 Ibid,hal:181 10 Yunahar Ilyas, Fenimisme Dalam Kajian afsir Al-Qur’an, Pustaka Pelajar:Yogyakarta,1997,hal:136
  • 11. [11] Dalam beberapa kasus warisan yang sering terjadi sebenarnya dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah antara seluruh ahli waris yang berhak mendapat warisan. Apabila di antara ahli waris ada yang kaya raya, sementara yang lain miskin atau hidup dengan sangat sederhana, maka bisa saja dengan cara musyawarah yang kaya raya melepaskan haknya sepenuhnya atau sebagiannya kepada ahli waris lain yang lebih membutuhkan dalam rangka saling pengertian dan tolong menolong sesama karib kerabat. Musyawarah dapat dilakukan karena ketentuan pembagian warisan dalam An-Nisa’ ayat 11 termasuk golongan hukum voluntary law, artinya hukum yang baru berlaku, jika yang berkepentingan tidak mempergunakan alternative lain yang tersedia. Alternative yang tersedia itu adalah musyawarah untuk mencari siapa yang secara suka rela melepaskan haknya. Apabila tidak ada yang suka rela ingin melepaskan haknya , barulah harta warisan tersebut dibagi sesuai dengan bagian masing-masing yang telah ditentukan oleh ayat tersebut. Dengan demikian, pembagian warisan tidak boleh menyimpang dari apa yang telah ditetapkan dalam surat An-Nisa’ ayat 11. Pada saat itulah baru hukum waris bersifat compulsory law, artinya hikum yang mutlak berlaku.11 Demikianlah dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ayat-ayat tentang kewarisan tidaklah bersifat diskriminatif terhadap kaum perempuan. Ketentuan tersebut tidak dapat ditafsirkan sebagai bukti inferioritas perempuan dibandingkan laki-laki. Namun demikian, kesetaraan tidak berarti semua harus persis sama dalam aspek hukum. Karena factor-faktor perbedaan fungsi, status sosian ekonomi, hak dan kewajiban menjadi pertimbangan. 11 Op.cit, hal:137
  • 12. [12] BAB III PENUTUP A. Simpulan Warisan adalah harta yang ditinggalkan mayit untuk ahli warisnya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Segala Sesuatu yang telah ia tetapkan adalah yang seadil-adilnya bagi setiap makhluknya. Keadilan tidak harus didefinisikan sebagai membagi sama banyak kepada semua pihak. Tapi termasuk juga keadilan membagi sesuatu dengan prinsip keseimbangan, karna adil tak harus sama. Dalam kasus warisan ini, kaum laki-laki mendapat lebih banyak harta warisan dikarenakan memiliki beberapa tanggung jawab yang telah disebutkan di atas tadi, sesuai kewajiban dan hak masing-masing. B. Saran Semoga kita dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita bahas bersama, tentang bagian warisan. Agar senantiasa kita semua menjadi insan yang selalu menjaga dan mengutamakan keadilan dan keseimbangan.
  • 13. [13] DAFTAR PUSTAKA Muhammad Ali As-Shabuni, Tafsir Ayatul Ahkam Yunahar Ilyas, Kesetaraan Gender Dalam Al-Qur’an, Labda Press: Yogyakarta, 2006 Yunahar Ilyas, Fenimisme Dalam Kajian afsir Al-Qur’an, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1997 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender, Paramadina: Jakarta, 2001