Makalah ini membahas tentang kesulitan belajar dan cara mengatasinya. Kesulitan belajar adalah kondisi yang menghambat proses belajar seseorang. Faktor penyebabnya bisa internal maupun eksternal. Cara mengatasinya meliputi diagnosis kesulitan belajar, menentukan penyebab dan bantuan yang dibutuhkan, serta evaluasi berkelanjutan. Tujuannya adalah meningkatkan prestasi belajar peserta didik sesuai potensiny
1. i
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“KESULITAN BELAJAR DAN CARA MENGATASINYA”
OLEH KELOMPOK IV:
EKA SRIWAHYUNI (171050801003)
MUHAMMAD RUDI (171050801009)
ANDI EVI SULFIYANI NURFATHANAH AMSAL (171050801012)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tiada kata yang paling indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji
hanya milik Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya”.
Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad
SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh ummat beliau
yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan
melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini takkan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dukungan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya
oleh Sang Khalik. Olehnya itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus kepada pihak yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta
menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata semoga penulisan ini dapat membawa
manfaat yang berarti bagi pembaca.
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kesulitan Belajar…………………………………………... 3
B. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar…………………………. 4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 7
B. Saran .................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 8
LAMPIRAN
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika ia berada dalam sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam
belajar. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh peserta didik yang berkemampuan
kurang saja. Hal tersebut juga dialami oleh peserta didik yang berkemampuan tinggi.
Selain itu, peserta didik yang berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulitan
dalam belajar. Sedang yang namanya kesulitan belajar itu merupakan kondisi proses
belajar yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai kesuksesan.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang
rendah (kelainan mental) akan tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor non-
intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu mendapat jaminan
keberhasilan belajar. Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar
sebagai segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat
kesulitan belajar. Juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar
serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif
(penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan
informasi yang seobyektif mungkin. Perlunya diadakan diagnosis belajar karena
berbagai hal. Pertama, setiap peserta didik hendaknya mendapat kesempatan dan
pelayanan untuk berkembang secara maksimal, kedua; adanya perbedaan
kemampuan, kecerdasan, bakat, minat dan latar belakang lingkungan masing-masing
peserta didik. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan
pada peserta didik untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk
5. 2
menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, hendaknya guru beserta
BP lebih intensif dalam menangani peserta didik dengan menambah pengetahuan,
sikap yang terbuka dan mengasah keterampilan dalam mengidentifikasi kesulitan
belajar peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya
adalah
1. Apa itu kesulitan belajar?
2. Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mendeskripsikan kesulitan belajar.
2. Untuk mendeskripsikan cara mengatasi kesulitan belajar.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi kepada pembaca mengenai kesulitan belajar dan cara mengatasinya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penulisan makalah ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi pembaca, menambah pengetahuan serta pengalaman tentang
permasalahan pembelajaran di kelas yang sesungguhnya.
b. Bagi penulis, mengembangkan kemampuan penulis dalam
mendiskripsikan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan
mendorong untuk mencari tindakan alternatif dalam mengatasi kesulitan
belajar peserta didik.
6. 3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam
proses belajar seseorang. Hambatan itu menyebabkan orang tersebut mengalami
kegagalan atau setidak-tidaknya kurang berhasil dalam mencapai tujuan belajar. Dari
pengertian tersebut, jelaslah bahwa salah satu hal yang bisa dijadikan kriteria untuk
menentukan apakah seseorang mengalami kesulitan belajar adalah sampai sejauh
mana ia terhambat dalam mencapai tujuan belajar. Sesuai dengan kurikulum yang
berlaku, tujuan belajar mempunyai tingkat-tingkat tertentu yang harus dicapai dalam
periode (waktu) tertentu pula.
Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau
patokan. Melalui kriteria ini dapat ditetapkan batas dimana peserta didik dapat
diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Terdapat empat ukuran untuk menentukan
kegagalan atau kemajuan belajar peserta didik: (1) tujuan pendidikan; (2) kedudukan
dalam kelompok;(3) tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan dengan potensi;
dan (4) kepribadian.
Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Syamsuddin (2003: 325-326),
faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor
internal yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal yang
berasal dari luar diri yang bersangkutan. Faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan
dan faktor kejasmanian. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau
berasal dari luar siswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor
instrumental dan faktor lingkungan.
Untuk menentukan apakah seorang peserta didik atau mahasiswa mengalami
kesulitan belajar atau tidak, diperlukan suatu tindakan khusus yang disebut diagnosis
7. 4
kesulitan belajar. Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk menentukan apakah seorang peserta didik mengalami kesulitan belajar atau
tidak dengan cara melihat indikasi-indikasi sebagai berikut:
1. Nilai mata pelajaran di bawah sedang. Indikasi ini merupakan indikasi yang
paling mudah dilihat dan paling umum dipakai oleh peserta didik atau
mahasiswa, pengajar dan orang tua.
2. Nilai yang diperoleh peserta didik atau mahasiswa sering di bawah niali rata-rata
atau nilai standar yang ditetapkan. Indikasi ini dapat juga menunjukkan bahwa
seorang peserta didik atau mahasiswa mengalami kesulitan belajar. Indikasi ini
sebenarnya tidak bernilai mutlak.
3. Prestasi yang dicapai tidak seimbang dengan tingkat intelegensi yang dimiliki.
Misalnya saja seorang peserta didik atau mahasiswa yang prestasi belajarnya
sedang-sedang saja tetapi mempunyai tingkat intelegensi di atas rata-rata, dapat
dikatakan mengalami kesulitan belajar.
4. Perasaan peserta didik atau mahasiswa yang bersangkutan. Misalnya seorang
peserta didik atau mahasiswa yang memang merasa mengalami kesulitan belajar,
mengungkapkan kesulitan belajarnya itu kepada pengajarnya, orang tuanya, guru,
konselor, psikolog, dan sebagainya.
5. Kondisi kepribadian peserta didik atau mahasiswa yang bersangkutan. Seorang
peserta didik atau mahasiswa dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar jika
dalam proses belajar mengajar peserta didik atau mahasiswa tersebut
menunjukkan gejala-gejala tidak tenang, tidak betah diam, tidak bisa
berkonsentrasi, tidak bersemangat, apatis, dan sebagainya.
B. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Sesudah seorang peserta didik atau mahasiswa dipastikan mengalami kesulitan
belajar, tindakan selanjutnya adalah melakukan usaha mengatasi kesulitan belajar
tersebut. Langkah-langkah mengatasi kesulitan belajar yaitu
8. 5
1. Lakukan diagnosis kesulitan belajar untuk menentukan apakah seorang peserta
didik atau mahasiswa mengalami kesulitan belajar atau tidak. Untuk dapat
menentukannya gunakan indikasi-indikasi sebagaimana yang telah diuraikan di
atas.
2. Pahamilah kembali faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keberhasilan
keberhasilan belajar. Selanjutnya lakukan analisis terhadap peserta didik atau
mahasiswa tersebut untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang kiranya
menjadi sumber kesulitan belajarnya. Mungkin kesulitan itu bersumber kepada
faktor internal, atau mungkin juga bersumber pada faktor eksternal. Kesulitan
belajar yang bersumber pada faktor-faktor internal, terutama pada faktor
psikologis, biasanya memerlukan suatu penanganan khusus yang mungkin saja
memerlukan bantuan orang lain yang ahli dalam bidangnya.
3. Setelah sumber latar belakang dan penyebab kesulitan belajar peserta didik atau
mahasiswa tersebut dapat diketahui dengan tepat, selanjutnya tentukan pula jenis
bimbingan atau bantuan yang perlu diberikan kepadanya.
4. Sesuai dengan jenis kesulitan belajar yang dialami peserta didik atau mahasiswa
dan jenis bimbingan yang perlu diberikan kepadanya, tentukan pula kepada siapa
kiranya ia perlu berkonsultasi. Mungkin ia perlu berkonsultasi dengan guru atau
dosen bidang studi tertentu, konselor, psikolog, atau psikiater.
5. Setelah semua langkah untuk mengatasi kesulitan belajar dilaksanakan dengan
baik, lakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kesulitan belajar peserta
didik atau mahasiswa tersebut telah hendaknya dilakukan secara kontinu sampai
kesulitan belajar peserta didik atau mahasiswa tersebut telah benar-benar dapat
diatasi dengan tuntas, dan telah menunjukkan kesembuhan yang permanen.
6. Apabila evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kesulitan belajar peserta
didik atau mahasiswa tersebut telah dapat diatasi, tindakan selanjutnya adalah
melakukan perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajarnya, sesuai dengan
potensi yang ada pada dirinya. Proses perbaikan atau peningkatan prestasi ini pun
memerlukan evaluasi yang kontinu.
9. 6
Demikianlah garis besar langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kesulitan belajar. Memang tindakan untuk mengatasi kesulitan belajar ini
ada kalanya bukan merupakan hal yang mudah. Karena itu, sekali lagi perlu kami
anjurkan agar semua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar benar-
benar dipahami. Pemahaman terhadap semua faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk dapat mengetahui secara
tepat penyebab dan latar belakang dari kesulitan belajar yang dialami oleh seorang
peserta didik atau mahasiswa.
10. 7
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesulitan dalam pembelajaran atau belajar merupakan suatu hal yang sering
ditemui oleh para pendidik, terutama guru. Berbagai hal yang menjadi
indikasi kesulitan belajar seseorang.
2. Untuk mengatasi kesulitan belajar dapat dilalui dengan identifikasi kesulitan
belajar, mengadakan diagnosis kesulitan belajar, melakukan bimbingan dan
konseling belajar, dan kemudian menetapkan model pembelajaran. Untuk itu,
yang terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan
seorang anak.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan penulis berkaitan kesulitan belajar dan
cara mengatasinya adalah seorang guru ataupun orang tua harus mengenal karakter
dan kebiasaan belajar peserta didik, berkomunikasi dengan peserta didik,
mengupayakan ruang belajar yang nyaman dan terdapat sosialisasi antara guru dan
orang tua peserta didik.
11. 8
DAFTAR PUSTAKA
Atieka, Nurul. 2016. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa melalui Layanan
Bimbingan Kelompok di SMP Negeri 2 Sungkai Utara
Lampung Utara. Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO, 1(1), ISSN:
2527-8436. Lampung Utara: FKIP Bimbingan dan Konseling Universitas
Muhammadiyah Metro.
Hakim, Thursan. 2000. Belajar secara Efektif. Jakarta: Pupsa Swara.
Mahrus, Ali. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar melalui Klinik Pembelajaran. Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, 4(2). Jawa Tengah: SMPN I Jakenan Pati.
Meizuvan, dkk. 2012. Identifikasi Kesulitan Belajar Fisika pada Siswa RSBI:
Studi Kasus di RSMABI Se Kota Semarang. Unnes Physics Education
Journal, 1(2), ISSN NO 2252-6935. Semarang: Universitas Negeri Semarang.