Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Bimbingan belajar
1. 1
Bimbingan Belajar
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling di SD
Dosen Pengampu : Hijrah Eko Putro
Disusun oleh:
13.0305.0015 Eka Noviana M
13.0305.0021 Ulfa Annisatun I
REGULER 4/A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2015
2. 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. 1
Daftar Isi...................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan.............................................................................................. 4
D. Manfaat............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5
A. Pengertian Belajar ........................................................................... 5
B. Pengertian Bimbingan Belajar......................................................... 7
C. Tujuan Bimbingan Belajar .............................................................. 7
D. Prinsip Bimbingan Belajar .............................................................. 8
E. Fungsi Bimbingan Belajar............................................................... 9
F. Azas Bimbingan Belajar.................................................................. 11
BAB III PENUTUP..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah
mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin
kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat
kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong
manusia untuk terus berpikir, meningkatkan kemampuan, dan tidak puas tehadap
apa yang dicapainya pada saat ini. Adapaun dampak negative dari globalisasi
tersebut adalah (1) keresahan hidup dikalangan masyarakat yang semakin
meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan dan frustasi; (2) adanya
kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi, korupsi makin sulit diterapkannya
ukuran baik jahat serta benar-salah secara lugas; (3) adanya ambisi kelompok
yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis, tetapi juga konflik
fisik; dan (4) pelarian dari masalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara
juga adiktif, seperti penggunaan obat-obat terlarang.
Untuk menangkal dan membatasi masalah tersebut perlu dipersiapkan
insan dan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia Indonesia yang
bermutu, yaitu manusia yang harmonis lahir batin, sehat jasmani dan rohan,
bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara professional, serta
dinamis dan kreatif. Hal ini sesuai visi dan misi pendidikan nasional.
Bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa
dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan
kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi kesulitan belajar
yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini
dilakukan untuk memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga
bisa mencapai hasil belajar yang optimal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan belajar ?
2. Apa yang dimaksud dengan bimbingan belajar ?
3. Sebutkan tujuan bimbingan belajar !
4. Sebutkan prinsip-prinsip belajar dan bimbingan belajar !
4. 4
5. Apa fungsi bimbingan belajar ?
6. Sebutkan azas-azas bimbingan belajar !
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui makna belajar.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan bimbingan belajar.
3. Untuk mengetahui tujuan bimbingan belajar,
4. Untuk memberikan informasi tentang prinsip-prinsip bimbingan belajar.
5. Untuk mengetahui fungsi bimbingan belajar.
6. Untuk mengetahui azas-azas bimbingan belajar.
D. MANFAAT
Dengan disusunnya makalah ini, semoga dapat membantu penulis serta
pembaca dalam memahami bimbingan belajar.
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian belajar
Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan layanan bimbingan
belajar terlebih dahulu perlu dipahami apa yang dimaksud dengan belajar. Banyak
definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain sebagai
berikut:
1. “Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktek dan latihan” (Garry & Kingsley, 1970:15)
2. “Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku atau
kemampuan yang merupakan hasil dari pengalaman” (Vanderzanden dan
Pace, 1984)
3. “Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
berdasarkan atas kecenderungan tanggapan bawaan, kematangan, atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya: kelelahan, pengaruh obat-
obatan, dan sebagainya)” (Hilgard dan Bower, 1975)
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak
disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin
atau perlu dihilangkan. menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
a. Ciri-ciri Belajar
1) Ada perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati maupun yang
tidak dapat diamati secara langsung
6. 6
2) Meliputi aspek kognitif (cipta akal), afektif (rasa) dan psikomotor
(karsa)
3) Melalui pengalaman dan latihan (bukan Mu`jizat, hipnotis, hal gaib)
4) Relatif menetap
5) Usaha dalam kurun waktu lama
6) Ada interaksi dengan lingkungan
b. Masalah Belajar
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan
dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan
dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat
saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau
cerdas. Dari pengertian masalah belajar di atas maka jenis-jenis masalah belajar di
Sekolah Dasar dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami.
1) Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki
intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara
optimal.
2) Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat
akademik yang cukup tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih, tetapi masih
memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3) Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memilki bakat
akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
4) Penempatan kelas yaitu murid-murid yang umur, kemampuan,ukuran dan
minat-minat sosial yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang
ditempatinya
5) Kurang motivasi belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat
dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
6) Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang
kegiatannya tau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan
7. 7
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan
sebagainya.
7) Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau
menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.
B. Pengertian Bimbingan Belajar
Pengertian bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada
individu (murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam
belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai
hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang
dimilikinya. Dengan kata lain, tugas guru di sini adalah membantu murid dalam
mengenal, menumbuh dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang
baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta dalam rangka menyiapkan
kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
C. Tujuan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar di SD bertujuan sebagai berikut.
1. Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik, terutama dalam mengerjakan
tugas, dalam mengembangkan keterampilan serta dalam bersikap terhadap
guru.
2. Menumbuhkan disiplin belajar dan terlatih, baik secara mandiri maupun
berkelompok.
3. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan
budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk pengembangan
pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.
Secara operasional bimbingan belajar di Sekolah Dasar terpadu dengan proses
pembelajaran secara keseluruhan. Sehingga di samping peran dan fungsi serta
tanggung jawab guru sebagai pengajar kepedulian guru pun terhadap keragaman
individu murid merupakan hal penting sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan
layanan bimbingan belajar. Jadi, sangat mungkin guru dituntut memberikan
pelayanan kepada murid secara individu atau perorangan, di samping memperhatikan
kelompok kelas secara keseluruhan.
8. 8
D. Prinsip-prinsip Belajar dan Bimbingan Belajar
1. Beberapa prinsip umum belajar :
a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan
b. Belajar berlangsung seumur hidup
c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa factor
d. Belajar mencakup semua aspek kehidupan
e. Kegiatan belajar berlangsung pada setiap waktu & tempat
f. Belajar berlangsung dengan guru/tanpa guru
g. Belajar yang berencana & disengaja menuntut motivasi yang tinggi
h. Pembuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai
yang sangat kompleks
i. Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan
j. Untuk kegiatan belajar tertentu perlu bantuan /bimbingan orang
lain
2. Prinsip-prinsip bimbingan belajar :
a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa
b. Guru harus memahami kesulitan belajar siswa
c. Bimbingan belajar yang diberikan harus disesuaikan
d. Bimbingan belajar harus menggunakan teknik yang bervariasi
e. Guru bekerja sama dengan staf sekolah yang lain
f. Orang tua adalah pembimbing siswa di rumah
g. Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di
sekolah/luar sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa SD mengembangkan
kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan serta
menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi. Bidang bimbingan belajar ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
1. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari
berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya,
mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan
keterampilan belajar dan menjalani program penilaian.
9. 9
2. Pengembangan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun
kelompok.
3. Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di SD.
4. Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
5. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, social dan budaya
yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan kemamapuan serta pengembangan
pribadi.
E. Fungsi Bimbingan Belajar
Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam masalah-
masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau
penempatan dan juga menjadi perantara dari siswa dalam hubunganya dengan para
guru maupun tenaga administrasi.
Bimbingan mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui
pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam setting sekolah. Ada beberapa fungsi
bimbingan yang dikemukakan oleh Aquino dan Alviar (Thanyawi, 1995 : 39) yaitu
pencegahan (preventif), perbaikan (kuratif), pengembangan (development) dan satu
fungsi lagi yang dikemukakan oleh Prayitno dalam Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling Kurikulum l994 (l998 : 25) yaitu fungsi pemahaman (informatif).
Penjabaran keempat fungsi itu adalah sebagai berikut :
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
kepentingan pengembangan murid. Pemahaman itu meliputi
pemahaman tentang diri sendiri (potensi dan kelemahan) dan
lingkungan (keluarga, pendidikan, karir, sosial budaya dan nilai).
2. Fungsi preventif, adalah bantuan yang diberikan kepada murid
bertujuan agar murid terhindar dari berbagi masalah yang dapat
menghambat perkembangannya. Hambatan seperti kesulitan belajar,
kekurangan informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan yaitu :
a. Program layanan orentasi yang memberikan kesempatan
kepada murid untuk mengenal sekolah;
10. 10
b. Program kegiatan atau layanan bimbingan klasikal atau
kelompok tertentu, seperti diskusi, bermain peran, dinamika
kelompok, menyusun program belajar dan teknik-teknik
pendekatan kelompok lainnya;
c. Program layanan penempatan dan penyaluran baik yang
bersifat individu maupun kelompok seperti pembentukkan
kelompok belajar, ekstra kurikuler dan lain-lain.
3. Fungsi developmental, yaitu pelayanan yang diberikan dengan tujuan
dapat membantu murid mengembangkan keseluruhan potensinya
dengan terarah dan mantap. Layanan ini memungkinkan murid :
a. Memperoleh kesempatan untuk mendapat pengalaman-
pengalaman yang dapat membantu perkembangan sebaik
mungkin;
b. Mengenal, memahami serta melatih diri dan melakukan
kegiatan tentang cara-cara pengembangan diri, sehingga
mereka lebih matang untuk melakukan tugas
perkembangannya, mencapai prestasi yang semaksimal
mungkin.
c. Memperoleh latihan membuat dan memiliki alternatif yang
paling efisien untuk dilakukan dalam setiap situasi, dengan
mempertimbangan minat, kemampuan dan kesempatan yang
tersedia;
d. Mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan
pembelajaran dan (kesenian, keterampilan, Olah Raga dan
sebagainya).
4. Fungsi kuratif, adalah layanan yang membantu murid untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkungan sekolah maupun
di lingkungan luar sekolah. Bantuan yang diberikan amat bergantung
pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung berhadapan dengan
siswa atau melalui pihak lain.
Fungsi-fungsi tersebut di atas diwujudkan melalui diselenggarakannya
berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil
yang ingin diwujudkan dari masing-masing fungsi tersebut.
11. 11
Sedangkan fungsi bimbingan belajar antara lain:
1. Pemahaman
2. Preventif
3. Pengembangan
4. Perbaikan
5. Penyaluran
6. Adaptasi
7. Penyesuaian
F. Azas Bimbingan Belajar
Kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan pertimbangan
kegiatan. Menurut Prayitno ada 12 asas yang harus menjadi dasar pertimbangan
dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Asas-asas bimbingan dan
konseling itu adalah sebagai berikut:
1. Asas Kerahasiaan; yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data
dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data
atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam
hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga
semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
2. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang
diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina
dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban
mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien)
mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka
dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas
kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan
bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta
12. 12
didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan
dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan
diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-
individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.
6. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait
dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan norma-norma tersebut.
13. 13
10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam
bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus
terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat
mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing
(konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain,
atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat
mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang
berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien) untuk maju.
14. 14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Belajar adalah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan bimbingan belajar, yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu
(murid) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar
sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil
belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya.
Di samping peran dan fungsi serta tanggung jawab guru sebagai pengajar
kepedulian guru pun terhadap keragaman individu murid merupakan hal penting
sebagai dasar penentuan jenis bantuan dan layanan bimbingan belajar. Jadi, sangat
mungkin guru dituntut memberikan pelayanan kepada murid secara individu atau
perorangan, di samping memperhatikan kelompok kelas secara keseluruhan. Prinsip-
prinsip bimbingan belajar antara lain, bimbingan belajar diberikan kepada semua
siswa, guru harus memahami kesulitan belajar siswa, bimbingan belajar yang
diberikan harus disesuaikan, bimbingan belajar harus menggunakan teknik yang
bervariasi, guru bekerja sama dengan staf sekolah yang lain, orang tua adalah
pembimbing siswa di rumah, bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi
belajar di sekolah/luar sekolah. Fungsi bimbingan belajar antara lain, pemahaman,
preventif, pengembangan, perbaikan, penyaluran, adaptasi, penyesuaian.
Asas-asas bimbingan dan konseling itu adalah sebagai berikut, asas
kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian,
asas kegiatan, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian,
asas alih tangan kasus, asas tut wuri handayani.