2. AKUT ABDOMEN
DEFINISI
Akut Abdomen adalah keadaan yang memerlukan keputusan
segera” (FD Moore, 1977)
Haruskah menjalani operasi?
Bila harus, kapan sebaiknya dioperasi?
ISTILAH LAIN
Gawat Abdomen (Buku Ajar Ilmu Bedah, 1997): “keadaan
klinik akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul
mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama”
Nyeri abdomen akut: karena keluhan utama nyeri akut (Nyhus,
Vitello, Condon, 1995)
Bukan karena trauma
3. MENGAPA NYERI ABDOMEN AKUT ISTIMEWA?
Pasien dengan nyeri abdomen akut:
keluhan baru saja terjadi
penyebab belum diketahui
harus segera didiagnosis dan terapi
mencegah mortalitas atau morbiditas
berat
4. MENGAPA NYERI ABDOMEN AKUT ISTIMEWA?
Kasus kegawatan yang banyak ditemukan
sehari-hari
Memerlukan keputusan segera dalam
diagnosis dan terapinya
Memerlukan perhatian dokter secara
sungguh-sungguh
5. Tiap menit berharga, keterlambatan terapi fatal
Semua perdarahan masif trauma & non-trauma dengan respons transien
atau tanpa respons terhadap resusitasi
Thrombosis arteri mesenterial katastrof abdomen
Strangulasi usus dengan ancaman nekrosis luas
Tiap jam berharga, keterlambatan terapi
meningkatkan morbiditas dan mortalitas
Perforasi ulkus peptikum
Perforasi tifus
Thrombosis vena mesenterial
Keterlambatan lebih dari 12 jam meningkatkan
morbiditas & mortalitas
Ileus obstruksi total
Ileus strangulasi
Closed loop syndrome
Perforasi kolon
Appendicitis gangrenosa
Colitis fulminans
MENGAPA TINDAKAN HARUS SEGERA?
6. PENYEBAB KEMATIAN PADA AKUT ABDOMEN
Obstruksi usus Gangguan keseimbangan cairan
Perforasi Saluran Cerna Peritonitis
Infeksi Sepsis Shock septik
Perdarahan Shock hipovolemik
Iskemi Perforasi Peritonitis
7. Nyeri Abdomen Akut
Dapat disebabkan proses dalam
Intraperitoneal
Retroperitoneal
Rongga pelvis
Rongga toraks
Faktor sistemik
15. TIPE NYERI PERUT
NYERI VISERAL
Rangsangan sistem saraf autonom di dinding organ
rongga atau kapsul organ padat
Disebabkan tarikan, regangan, atau kontraksi
berlebihan organ intraabdomen
Nyeri menyebar tidak terlokalisir
Lokasi nyeri sesuai persarafan embrional organ
16.
17. TIPE NYERI PERUT
NYERI SOMATIK
Rangsangan sistem saraf tepi
Disebabkan iritasi kimia atau radang, rabaan, tekanan
Nyeri seperti ditusuk atau disayat
Pasien dapat menunjukkan secara tepat lokasi nyeri
dengan jari
18. SIFAT KHUSUS NYERI PERUT
NYERI ALIH
Bila suatu segmen saraf melayani lebih dari satu daerah
Rangsang diafragma nyeri bahu
Rangsang empedu nyeri ujung belikat
NYERI RADIASI
Nyeri yang menyebar dalam sistem atau jalur anatomi yang
sama
Kolik ureter atau pyelum ginjal dirasakan sampai alat kelamin
luar (labium mayus atau testis)
NYERI PROYEKSI
Disebabkan rangsang saraf sensorik akibat cedera atau
peradangan saraf
Nyeri fantom pasca amputasi dan nyeri herpes zooster
19.
20. ONSET DAN PROGRESIFITAS NYERI
Mendadak (beberapa detik atau menit)
Ruptur anoeurisma abdomen, perforasi gaster
Memberat cepat (dalam 1-2 jam)
Kolesistitis akut, pankreatitis akut, strangulasi usus,
infark mesenterium, obstruksi usus tinggi
Gradual (beberapa jam)
Apendisitis akut, hernia inkarserata, obstruksi usus
rendah, ulkus peptikum
21. KARAKTERISTIK NYERI PERUT
NYERI KONTINYU
Nyeri terus menerus akibat rangsang peritoneum
parietal
NYERI KOLIK
Nyeri viseral akibat spasme otot polos organ
berongga yang disebabkan gangguan pasase
dalam organ tersebut
Sifat nyeri hilang timbul akibat kontraksi
NYERI PINDAH
Disebabkan perkembangan patologi
Misal: apendisitis akut, perforasi tukak
duodenum
23. ANAMNESIS
60 - 80% ketepatan diagnosis didapat dari
anamnesis yang baik dan teliti
Pemeriksaan fisik: memperkuat ketepatan
diagnosis
10 - 15% ketepatan diagnosis didapat dari
pemeriksaan penunjang laboratorium dan
radiologi
24. PROSES ANAMNESIS
Anamnesis: 3 fase
Introduksi
Keluhan spontan
Pertanyaan terarah &
spesifik
Keluhan Utama
KESIMPULAN
Perjalanan Penyakit
Riwayat
obat/alergi
Usia &
Gender Sosial-ekonomi
Pendidikan
Reaksi psikologik
Riwayat
keluarga
& perkawinan
Penyakit
terdahulu
Kehamilan &
Menstruasi
Penyakit
keluarga
Epidemiologi
25. ANAMNESIS
Check and Re-check
Apakah Anamnesis Memuaskan?
ANAMNESIS YANG BAIK
dapat menegakkan
Diagnosis kemungkinan
Kemungkinan Etiologi
Stadium Penyakit / Komplikasi
Diagnosis Banding
27. ANAMNESIS RIWAYAT
Riwayat ginekologi
Riwayat pemakaian obat
Riwayat keluarga
Riwayat bepergian
Riwayat operasi
28. Inspeksi
Awal
Respirasi: baik / dangkal
Warna kulit: ikterus / anemis / pucat
Gerakan tubuh: diam / gelisah
Dehidrasi / shock / hipoperfusi
Kesadaran: baik / menurun
Raut muka: relaks / cemas / kesakitan
Suhu: febris / hipotermi
Simultan dengan Anamnesis
Sakit ringan / sedang / berat
Tahycardia
Gelisah
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
29. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Distensi abdomen: gas/cairan usus karena
ileus paralitik atau obstruksi
Pelebaran vena: penyakit liver
Peristalsis usus yang terlihat: obstruksi
Cullen’s sign, Grey Turner’s sign: pankreatitis
Selalu Korelasi
dengan Anamnesis !!!
30. PEMERIKSAAN FISIK
Auskultasi
Seluruh kuadran abdomen: frekuensi dan nada bising usus
Perkusi
Dimulai dari daerah bebas nyeri, dilakukan secara hati-hati
(terutama pada anak)
Palpasi
Dimulai dari daerah bebas nyeri, sampai lokasi nyeri
maksimal, dilakukan secara hati-hati
Selalu Korelasi
dengan Anamnesis !!!
31. PEMERIKSAAN FISIK
Cara Palpasi
Telapak Jari
Ujung Jari
Telapak Jari Kanan - Kiri
Bimanual
Tekanan Dalam
Tekanan Ringan
Point of Maximum Tenderness?
Selalu Korelasi
dengan Anamnesis !!!
33. TANDA PEMERIKSAAN FISIK AKUT ABDOMEN
Peritonitis Pasien tidak bergerak, BU
hilang, nyeri gerak, nyeri
batuk, nyeri tekan, defans
muskuler, nyeri lepas, tanda
infeksi umum
Perforasi organ rongga Peritonitis disertai hilangnya
pekak hati
Massa inflamasi / abses Teraba massa yang nyeri
(abdomen, pelvis, rektal),
tanda khusus (Murphy,
psoas)
34. TANDA PEMERIKSAAN FISIK AKUT ABDOMEN
Obstruksi Usus Distensi perut, peristaltik
yang tampak, bourborigmi
sampai klinken, nyeri
menyeluruh tanpa nyeri
lepas
Ileus Paralitik Distensi perut, bising usus
melemah atau hilang, tanpa
nyeri tekan lokal
Iskemia / strangulasi Nyeri hebat tanpa nyeri
tekan yang nyata,
hematocezia
35. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Pemeriksaan dasar
Selektif atas indikasi
RADIOLOGIS
Foto thoraks
Foto polos abdomen 3 posisi
USG
CT scan
Foto kontras
44. INDIKASI LAPAROTOMI
Pemeriksaan Fisik
Defans muskuler
Nyeri tekan hebat
Distensi abdomen hebat / yang meningkat
Perdarahan rektum dengan syok atau asidosis
Pemeriksaan abdomen yang meragukan, tetpi
disertai:
Sepsis
Perdarahan yang mengakibatkan syok / asidosis
Kecurigaan iskemia (asidosis, demam, takikardia)
Pemburukan keadaan dengan terapi konservatif
45. INDIKASI LAPAROTOMI
Pemeriksaan Radiologis
Pneumoperitoneum
Dilatasi usus hebat / progresif
Ekstravasasi kontras
Adanya massa abdomen disertai demam
Oklusi pembuluh darah pada Angiografi
Pemeriksaan Endoskopi
Perforasi
Perdarahan yang tidak terkontrol
Hasil Parasintesa
Darah segar, cairan empedu, pus, isi usus, urin
46. Pemeriksaan Berulang-ulang oleh Pemeriksa yg Sama
TIPS & TRICK DALAM MENILAI
ABDOMEN AKUT
Berlangsung > 6 jam & sebelumnya baik2 saja:
Kasus Bedah !!!
Nyeri abdomen dan shock kasus bedah !!
Diam tak bergerak: peritonitis / iskemi
Harus Peka thd Bahaya Mengancam - Sense of Crisis
47. TIPS & TRICKS
Kesalahan yang sering dilakukan dalam
menghadapi pasien abdomen akut
Memulangkan pasien dari UGD
Memberi obat penghilang nyeri bahkan narkotik
Tidak acuh dan menanggap sepele keluhan pasien
Tidak melakukan oservasi dan memeriksa
berulang-ulang
Terlalu percaya kepada pemeriksaan penunjang
saja
48. TIPS & TRICKS
Gejala nyeri & rangsang peritoneal dapat tidak jelas
pada
Dehidrasi/Hipovolemia dan shock
Penggunaan steroid
Immunokompromized
Penggunaan antibiotika kuat
Pengguna narkotika atau psikotropika lain
Pasien sakit berat ~ ICU/ HDU
49. KESIMPULAN
Nyeri abdomen akut:
Berbagai penyebab (intra dan extra
abdomen)
Morbiditas dan Mortalitas ditentukan oleh
kecepatan penanganan
Perlu pengetahuan yang luas, mencakup
anatomi, fisiologi, pemeriksaan fisik dasar,
dan pengalaman klinis multidisiplin
50. Perlu teliti, waspada, peka terhadap
perkembangan dari waktu ke waktu, mampu
menggunakan rasio setepat mungkin
Kemampuan seorang dokter dalam
menegakan diagnosa kegawatan bedah
mempengaruhi reputasi dokter tersebut di
masyarakat
KESIMPULAN