Kolaborasi antar tenaga kesehatan (IPC) melibatkan berbagai profesi medis bekerja sama untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi kepada pasien. IPC bermanfaat untuk meningkatkan keselamatan pasien, kepuasan pasien, dan kualitas pelayanan rumah sakit. Faktor-faktor seperti komunikasi yang efektif, pemahaman peran masing-masing profesi, dan latar belakang pendidikan dapat memp
2. Kolaborasi adalah hubungan kerja di antara tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan kepada pasien atau klien dalam
melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama
dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi
serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya
Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu
pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif
kepada seluruh kolaborator
3. Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari
kolaborasi yaitu antara lain :
Sebagai pendekatan dalam pemberian
asuhan keperawatan klien, dengan tujuan
memberikan kualitas pelayanan yang
terbaik bagi klien.
Sebagai penyelesaian konflik untuk
menemukan penyelesaian masalah atau
isu.
Memberikan model yang baik riset
kesehatan.
4. Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup, keterampilan
komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi
dan menerima umpan balik, pengambilan keputusan, dan
manajemen konflik :
Keterampilan
Komunikasi Yang Efektif
Saling Menghargai dan
Rasa Percaya
Memberi dan
Menerima Umpan Balik
Pengambilan Keputusan Manajemen Konflik
5. Komunikasi yang efektif adalah
kemampuan dalam menyampaikan
pesan dan informasi dengan baik,
menjadi pendengar yang baik dan
keterampilan menggunakan
berbagai media.
Thomas Leech, menyatakan bahwa
untuk membangun komunikasi
yang efektif, harus menguasai
empat keterampilan dasar dalam
komunikasi, yaitu: membaca,
menulis, mendengar dan berbicara
6. Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih
menunjukkan atau merasa terhormat atau berharga
terhadap satu sama lain.
Dan rasa percaya terjadi saat seseorang percaya
terhadap tindakan orang lain.
Saling menghargai maupun rasa percaya menyiratkan
suatu proses dan hasil yang dilakukan bersama.
Sistem perawatan kesehatan itu sendiri tidak selalu
menciptakan lingkungan yang meningkatkan rasa hormat
atau rasa percaya dari pemberi perawatan kesehatan
yang bervariasi
7. • Salah satu yang dihadapi para professional
adalah memberi dan menerima umpan balik
pada saat yang tepat, relevan, dan
membantu untuk dan dari satu sama lain,
dan klien mereka.
• Umpan balik dapat dipengaruhi oleh
persepsi, ruang personal, peran, hubungan,
harga diri, percaya diri, keyakinan, emosi,
lingkungan, dan waktu dari masingmasing
orang
8. Proses pengambilan keputusan ditingkat
tim mencakup pembagian tanggung jawab
untuk hasil.
Jelasnya, untuk menciptakan suatu solusi,
tim tersebut harus mengikuti tiap langkah
proses pengambilan keputusan yang
dimulai dengan defenisi masalah yang jelas.
9. Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat
individu bekerjasama. Konflik peran muncul saat seseorang
diharapkan melaksanakan peran yang bertentangan atau tidak
sesuai dengan harapan.
Dalam konflik interpersonal, orang yang berbeda memiliki
harapan yang berbeda terhadap peran tertentu. Konflik
antarperan muncul saat harapan seseorang atau kelompok
berbeda dari harapan orang atau kelompok lain.
Tipe manapun dari konflik ini dapat mempengaruhi kolaborasi
antardisiplin
10. Interprofessional Collaboration
(IPC)
Kemitraan antar tenaga kesehatan yang memiliki latar belakang
profesi berbeda dan saling bekerja sama untuk memecahkan
masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan serta
mencapai tujuan bersama
Interprofesional Collaboration terjadi ketika berbagai profesional
medis bekerja dengan keluarga, pasien dan komunitas untuk
memberikan perawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi.
Interprofesional Collaboration digunakan untuk mencapai tujuan dan
memberi manfaat bersama bagi semua yang terlibat
11. Dampak Pelaksanaan Interprofessional
Collaboration (1)
1. Keselamatan Pasien : interprofessional
collaboration memberikan pengaruh yang
baik terhadap pelaksanaan sasaran
keselamatan pasien yang ada di rumah
sakit karena melalui kolaborasi dan
kerjasama yang baik maka keselamatan
pasien meningkat
2. Kepuasan pasien : Kualitas pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit cenderung dilihat atau
dievaluasi oleh pasien dalam bentuk pelayanan
yang diberikan oleh dokter dan perawat terutama
dalam konteks pelayanan rumah sakit. Pasien akan
merasa puas bila perawat dan dokter membangun
hubungan atau kemitraan yang baik. Karena
semakin baik pelayanan yang diberikan maka
kepuasan pasien semakin meningkat.
12. Dampak Pelaksanaan Interprofessional
Collaboration (2)
3. Kualitas Pelayanan Rumah Sakit
Kerjasama merupakan strategi efektif untuk
mencapai kualitas hasil yang diharapkan,
karena melalui kerjasama yang baik kualitas
dan mutu pelayanan rumah sakit juga akan
meningkat. Kerjasama merupakan salah satu
strategi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit
13. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Interprofessional
Collaboration
• Komunikasi merupakan hal penting yang harus
dilaksanakan dalam pelaksanaan kolaborasi, karena
melalui komunikasi proses penyampaian informasi
antar satu dengan yang lain akan lebih jelas dan dapat
meningkatkan kerjasama serta kolaborasi yang baik.
• Tenaga kesehatan harus bekerja sama dengan baik
dan tidak melakukan pelayanan kesehatan sendiri,
yang akan mendatangkan keuntungan tersendiri
Komunikasi
14. • Penghambat dalam upaya penyelamatan pasien yang sering
terjadi karena kesalahan yang dapat disebabkan oleh pelaksana
kesehatan seperti perawat dan dokter yang dimana dokter merasa
bahwa pengetahuan dan perannya lebih tinggi di bandingkan
dengan perawat sehingga kolaborasi dan kerjasama yang
dilakukan menjadi kurang baik.
• Latar belakang tingkat pendidikan dari masing masing tenaga
kesehatan akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam
menjalankan peran dan tanggungjawabnya saat melakukan
tindakan kolaborasi yang dapat di artikan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin besar
keinginannya dalam memanfaatkan ketrampilan dan
pengetahuannya
Latar
belakang
tingkat
pendidikan
yang berbeda
15. • Keterbatasan pemahaman akan peran masing-
masing jabatan akan mempengaruhi
pelaksanaan kerjasama, diantaranya
pelaksanaan kerjasama antara perawat dan
dokter sering menimbulkan kesalahpahaman
yaitu masih banyak dokter yang kurang
memahami ruang lingkup praktek.
• Tanggung jawab perawat dan dokter sering
tumpang tindih, sehingga dokter kurang yakin
dengan kemampuan perawat dalam mengambil
keputusan tentang perawatan pasien.
3. Keterbatasan
pemahaman
tentang peran
masing-masing
profesi