SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Infeksi Pada Usia Lanjut
Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
2021
Agus Sudarso
Pendahuluan
SLIDE 2
Pasien Usia Lanjut
Berbeda dibandingkan mereka yang
berusia muda
• Penurunan berbagai fungsi tubuh secara fisiologis
• Umumnya telah mengalami berbagai penyakit
kronik degeneratif (multipatologi)
• Gangguan fungsi kognitif dan mental
• Status nutrisi yang buruk
• Predisposisi terjadinya infeksi tertentu.
• Mempengaruhi proses pemulihan dari suatu
penyakit
Pendahuluan
SLIDE 3
Tampilan klinik infeksi pada usia lanjut sangat bervariasi dan tidak
khas (atipikal)
• Diperlukan kewaspadaan baik dari pasien, keluarga/pengasuh, serta tenaga kesehatan.
• Bila terdapat perubahan terutama yang terjadi secara akut, harus dipikirkan infeksi sebagai
salah satu penyebabnya.
Pengkajian yang lengkap perlu dilakukan segera untuk menegakkan diagnosis infeksi atau bukan
infeksi
Keterlambatan diagnosis dan tatalaksana infeksi pada usia meningkatkan angka mortalitas dan
morbiditas.
Penegakan
Diagnosis
ANAMNESA
• Keluhan utama
• Keluhan yang berkaitan dengan penyakit
sekarang,
• Riwayat penyakit yang pernah diderita
• Riwayat obat-obatan yang digunakan
• Riwayat perjalanan atau lingkungannya
• riwayat makan dan minum sebelumnya.
• Pemakaian protesa seperti katup jantung,
protese sendi/kapsul sendi, lensa tanam, pacu
jantung, graft pembuluh darah, dan lain-lain
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada
organ-per-organ secara teliti, termasuk :
• Keadaan gigi-geligi,
• Higiene oral, hidung, telinga, tenggorokan,
sampai colok dubur atau colok vagina pada
wanita.
Pemeriksaan penunjang diagnostik standar harus
dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi
tertentu, antara lain :
• Darah rutin, urinalisis, analisa feses, dan foto
toraks
• Pemeriksaan penunjang lain yang ditujukan
untuk mengetahui etiologi infeksi yang terjadi
(serologi, kultur, pewarnaan Gram atau
pewarnaan tahan asam)
Pendahuluan
SLIDE 5
Mengingat bahwa pada pasien geriatri tidak hanya kondisi fisik-medik saja yang terlibat
Maka diperlukan suatu pendekatan khusus dalam menghadapi seorang usia lanjut yang sakit, yang
disebut sebagai pendekatan paripurna pada pasien geriatri (P3G) atau
comprehensive geriatric assessment (CGA)
Pendekatan Paripurna pada Pasien Geriatri
(P3G) SLIDE 6
• Pada P3G selain kondisi fisik-medik juga dilakukan pengkajian terhadap fungsi
kognitif dan mental, psikososial, nutrisi, serta status fungsionalnya.
• Pada pasien geriatri yang mengalami infeksi akut, P3G mempunyai peranan yang
sangat penting.
• Evaluasi menyeluruh mengenai kondisi fisik medik baik dari anamnesis hingga
pemeriksaan fisis, menghasilkan keluaran (outcome) yang lebih baik dibandingkan
pada pasien usia lanjut yang ditatalaksana secara konvensional.
Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya Infeksi
pada Usia Lanjut
PENDAHULUAN
SLIDE 8
• Infeksi pada usia lanjut, selain dipengaruhi adanya mikroorganisme penyebab infeksi
(faktor agen) dan faktor lingkungan juga sangat dipengaruhi perubahan mekanisme
respons imun yang menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh (host defense).
• Menurunya daya tahan tubuh sendiri, selain disebabkan perubahan sistem imun, juga
dapat disebabkan oleh kondisi malnutrisi dan banyaknya penyakit komorbid yang
sering menyertai seorang berusia lanjut.
PENDAHULUAN
SLIDE 9
• Beberapa faktor yang dapat merupakan faktor risiko, faktor predisposisi, dan faktor
kontributor terjadinya infeksi pada usia lanjut antara lain :
1. Perubahan sistem imun dan respons imun
2. Adanya penyakit komorbid tertentu
3. Malnutrisi
4. Gangguan fungsional
5. Faktor lingkungan
Perubahan sistem imun dan respons imun
SLIDE 10
• Seorang yang berusia lanjut akan mengalami penurunan sistem imun yang
berlangsung progresif (immunesenescence) baik pada sistem imunitas adaptif
maupun alami (non-adaptif).
• Produksi dan proliferasi limfosit-T dan B akan menurun seiring meningkatnya usia.
• Menipisnya kulit, membesarnya prostat, menurunnya reflex batuk, swerta perubahan
anatomic maupun fisiologis yang terkait usia akan mengubah imunitas non adaptif
yang menempatkan seorang lanjut usia rentan terhadap terjadinya infeksi.
Adanya penyakit komorbid tertentu
SLIDE 11
• Penyakit – penyakit kronik seperti keganasan, aterosklerosis, diabetes melitus, demensia
merupakan predisposisi terhadap terjadinya infeksi tertentu.
• Penggunaan obat – obatan seperti sedative, narkotika, antikolinergik, dan obat penekanan asam
lambung akan menekan mekanisme daya tahan tubuh lebih jauh lagi.
• Komorbiditas pada orang usia lanjut akan menyebabkan menurunnya imunitas alamiah yang
non-spesifik seperti integritas kulit, reflex batuk, bersihan mukosilier, maupun respons imun yang
dipicu oleh pengenalan terhadap produk mikroba.
Malnutrisi
SLIDE 12
• Malnutrisi, berperan dalam menurunkan imunitas usia lanjut khusunya imunitas yang dimediasi
sel.
• Seorang berusia lanjut rentan terhadap terjadinya malnutrisi yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, baik fisiologis maupun psikologis, yang mempengaruhi keinginan (nafsu) untuk
makan dan berbagai halangan fisik maupun ekonomi terhadap kebiasaan makan yang sehat.
• Seorang usia lanjut yang mengalami malnutrisi lebih mudah mengalami sakit dan mati
dibandingkan yang berstatus nutrisi baik, atau mudah mengalami luka tekan (ulkus decubitus)
serta penyembuhan luka yang lambat selama perawatan akut di rumah sakit atau tempat
perawtan lain
Gangguan fungsional
SLIDE 13
• Gangguan fungsional (seperti imobilisasi, inkontinensia, disfagia) yang
sering terjadi pada usia lanjut dapat meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi karena selain menimbulkan berbagai komplikasi juga meningkatkan
kebutuhan akan pemakaian kateter, selang makanan (feeding tubes), dan
peralatan invasive lain.
Faktor lingkungan
SLIDE 14
• Faktor lingkungan cukup besar berperan terhadap meningkatnya insidens infeksi
pada kelompok usia lanjut.
• Populasi yang secara khusus rentan terhadap terjadinya infeksi adalah penghuni
panti werdha.
• Di Indonesia, faktor lingkungan ini masih berkutat pada masalh buruknya hygiene,
padatnya penduduk di suatu wilayah, dan sarana kesehatan yang belum merata.
• Kelompok usia lanjut dengan latar belakang ekonomi rendah mempunyai insidens
infeksi dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan infeksi yang masih tinggi.
Infeksi yang Sering Terjadi pada
Usia Lanjut
PNEUMONIA
PNEUMONIA
SLIDE 17
• Pneumonia merupakan infeksi yang umum dan sering menjadi masalah
serius pada populasi usia lanjut.
• Perubahan pada cadangan fungsional paru, menurunnya reflex batuk dan
gerakan mukosilier, berkurangnya elastisitas alveoli disertai penurunan
ventilasi secara sendiri – sendiri atau Bersama – sama akan menyebabkan
seorang usia lanjut rentan mengalami pneumonia
Faktor Resiko
SLIDE 18
• Faktor – faktor terjadinya pneumonia pada usia lanjut diantaranya :
• Aspirasi
• Albumin serum yang rendah dan malnutrisi
• Gangguan fungsi menelan
• Status fungsional yang rendah
• Pemakaian selang makan
• Merokok
• Serta adanya berbagai penyakit kronis (PPOK, gagal jantung, demensia, dan stroke)
• Faktor lain ( oral hygiene yang buruk, imobilisasi, dan penggunaan obat – obatan)
Etiologi
SLIDE 19
• Streptococccus pneumoniae adalah penyebab umum, mencakup sekitar 50% kasus
Diagnosis
SLIDE 20
• Diagnosis pneumonia pada usia lanjut secara umum sama seperti pada
dewasa muda, meliputi anamnesis mengenai keluhan-keluhan yang
mengarah pada pneumonia, dilanjutkan pemeriksaan fisik yang teliti, dan
dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologis dan penunjang
• Gejala dan tanda pneumonia pada usia lanjut dapat muncul secara
mendadak atau perlahan- lahan dan dapat tidak khas.
SLIDE 21
Pemeriksaan Penunjang
SLIDE 22
• Pemeriksaan radiologis foto toraks posterioranterior (PA) dan lateral standar masih
merupakan pemeriksaan yang banyak memberikan informasi pada pasien yang
mengalami gejala dan tanda megarah pada pneumonia
• CT-Scan toraks jika diagnosis pneumonia masih diragukan.
• Pemeriksaan laboratorium, khususnya petanda infeksi seperti jumlah leukosit, laju
endap darah (LED), dan C-reactive protein (CRP).
• Pemeriksaan laboratorium terpenting  identifikasi mikroorganisme penyebab.
Penatalaksanaan Umum
SLIDE 23
• Penatalaksanaan pasien usia lanjut dengan pneumonia harus dimulai dengan :
• Terapi suportif  hidrasi dan nutrisi adekuat, mempertahankan dan memperbaiki
fungsi kardiovaskular dan ginjal, serta mempertahankan oksigenasi.
• Fisioterapi dada dan drainase postural diperlukan jika ada gangguan pengeluaran
dahak yang melekat pada dinding lumen saluran napas di area paru – paru
tertentu.
Antibiotik
SLIDE 24
• Terapi antibiotik pada prinsipnya harus dapat mencakup infeksi Streptococcus
pneumoniae dan Haemophilus influenzae serta penyebab atipikal.
• Prinsipnya, terapi antibiotic pada pasien usia lanjut dengan pneumonia komunitas
didasarkan pada berat-ringannya infeksi dan kemunkinan mikroorganisme penyebab.
• Pada peneumonia berat / HAP /VAP  antibiotic spektrum luas dengan cakupan
Gram-positif dan Gram-negative (termasuk Pseudomonas aeroguinesa), dan kuman
aerob harus segera diberikan sebagai terapi empiric sambal menunggu hasil kultur.
Antibiotik
SLIDE 25
Terapi Antibiotik Empiric pada Pneumonia Komunitas (CAP)
Pasien rawat jalan
Pasien yang sebelumya sehat, tanpa penggunaan antibiotic dalam 3 bulan
sebelumnya
Macrolide (erythromycin, clarytromycin, azithromycin)
Doxycicline
Terdapat Komorbiditas
Fluroquinolone respirasi (levofloxacin, moxifloxacin, gatifloxacin)
Antibiotik beta lactam (amoxicillin-clavulanate) ditambah Macrolide
Antibiotik
SLIDE 26
Terapi Antibiotik Empiric pada Pneumonia Komunitas (CAP)
Pasien rawat Inap
Non ICU
Fluroquinolone respirasi
Beta lactam ditambah Macrolide
Perawatan ICU
Beta lactam (cefotaxime, ceftriaxone, ampicillin-sulbactam) ditambah azithromycin atau Fluroquinolone
respirasi (bila pasien alergi penicillin yang direkomendasikan adalah Fluroquinolone dan aztreonam)
Bila diduga infeksi Pseudomonas
Beta lactam anti pneumokokal dan anti-pseudomonas (Piperazilin/tazobactam, cefepime, impenem, atau
meropenem) ditambah ciprofloxacin atau levofloxacin, atau Beta-lactam diatas ditambah aminoglicosida
dan Fluroquinolone (bila pasien alergi penicillin, ganti beta-lactam diatas dengan aztreonam)
Pencegahan
SLIDE 27
1. Vaksinasi pneumokokal (no 1)
2. Vaksinasi influenza
3. Tidak merokok atau berhenti merokok bagi yang saat ini masih merokok
4. Pencegahan aspirasi
5. Modifikasi terhadap faktor – faktor yang meningkatkan resiko terjadinya pneumonia
pada pasien-pasien yang dirawat atau menggunakan ventilasi.
INFEKSI SALURAN KEMIH
Infeksi Saluran Kemih
SLIDE 29
• Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu yang umum terjadi pada
populasi usia lanjut, umumnya berupa ISK asimptomatik
• Prevalensi bakteriuria asimptomatik meingkat seiring meningkatnya usia,
terutama pada wanita dan pada populasi usia lanjut yang berada di tempat
perawatan jangka panjang dan panti werdha.
Faktor predisposisi ISK pada usia lanjut
SLIDE 30
• Penggunaan kater (foley atau kondom)
• Neurogenic bladder dengan peningkatan volume residu urin
• Hipertropi prostat pada pria
• Meningktanya pH vagina dan terjadinya atrofi vagina sehubungan dengan deplesi
hormone estrogen postmenopause dan pengosongan kandung kemih yang tidak
sempurna pada wanita.
Diagnosis
SLIDE 31
• Urinalisis  mengkonfirmasi adanya bakteri di urin
• Kultur urin  mengetahui jenis mikroorganisme penyebab
• Untuk pasien lanjut usia yang memerlukan perawatan diperlukan
pemeriksaan kultur darah, pengkajian fungsi ginja dan pemeriksaan yang
teliti terhadap kelenjar prostat.
Kriteria Diagnosis
SLIDE 32
Gabungan kriteria untuk diagnosis Infeksi Saluran Kemih
1. Bakteriuria > 10 5 colony forming unit (cfu) per ml dari pathogen tunggal
2. Piuria > 10 sel darah putih per lapangan pandang besar (LPB)
3. Gejala
• Nyeri berkemih, frekuensi atau urgensi yang abru muncul atau meningkat
• Perubahan kateter urin L keruh, berdarah atau berbau
• Suhu tubuh meningkat
• Menggigil
• Nyeri baru atau memberat di suprapubic, pinggang atau kostovertebral
• Inkontinensia yang baru muncul atau memberat
• Penurunan status mental atau fungsional
Tatalaksana
SLIDE 33
• Bakteriuria asimptomatik pada usia lanjut seharusnya tidak diterapi karena terbukti tidak
mengurangi mortalitas dan morbiditas, bahkan meningkatkan resistesi antibiotik dan efek
samping obat
• Terapi pada ISK simptomatik memerlukan kultur urin untuk diagnosis.
• Terapi empiric yang direkomendasikan pada pasien ISK rawat jalan adalah dengan
trimethoprim-sulfametoxazole.
• Alternatif  fluroquinolon
• Lama terapi  7 hari, atau pada kasus complicated bisa sampai 14 hari.
• Pasien usia lanjut yg dirawat memerlukan antibiotic parenteral sampai terdapat perbaikan klinis.
• Pilihan AB  luroquinolone, cephalosporin spektrum luas, beta-lactam dan anti beta lactamase
dan aminoglikosisda.
Pencegahan
SLIDE 34
Antibiotik Profilaksis pada ISK Simptomatik Akut yang berulang
Antibiotik Dosis
Yang dianjurkan
Nirofurantoin 50 – 100 mg tiap 24 jam
trimethoprim-
sulfametoxazole
80/400 mg perhari atau 3x seminggu
Trimetoprim 100 mg perhari
Alternatif
Cefalexine 125 mg perhari
Norfloxacin 200 mg perhari atau 3 kali seminggu
Ciprofloxacin 125 mg perhari
• Terapi ini diberikan pada waktu menjelang tidur dan diteruskan 6 bulan sampai 1 tahun
INFLUENZA
Influenza
SLIDE 36
• Influenza adalh penyakit demam akut, yang umumnya dapat sembuh
spontan kalua org muda (self-limited), yang disebabkan infeksi virus
influenza tipe A atau B, kl org tua lebih susah disembuhkan.
• Dua gambaran yang paling penting pada influenza adalah perjalanan
penyakitnya yang epidemic serta mortalitas yang diakibatkan oleh
komplikasi paru, terutama pada kelompok usia lanjut.
Diagnosis
SLIDE 37
• Diagnosis sulit ditegakkan semata-mata dari manifestasi klinik saja, karena
penyakit virus lain serta infeksi bakteri atipikal memberikan gambaran klinis
yang hampir sama.
• Diagnosis influenza dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologis (rapid-
diagnostic test).
Tatalaksana
SLIDE 38
• Pengobatan dimulai dengan pengobatan simptomatis dan menjaga kondisi umumnya,
baik dengan istirahat cukup serta nutrisi dan cairan yang adekuat.
• Pemberian obat-obat antiviral seperti amantadine, rimantadine,zanamivir dan
oseltamivir dilaporkan dapat membatasi perkembangan penyakit dan mencegah
komplikasi.
• Antiviral efektif bila diberikan dalam 48 jam setelah gejala muncul.
Pencegahan
SLIDE 39
• Pencegahan  vaksinasi
• Vaksin influenza efektif mencegah perawatan di rumah sakit atau pneumonia 50-60%
dan efektif mencegah kematian penghuni fasilitas perawatan jangka Panjang hingga
30 -80%
• Vaksinasi influenza pada usia lanjut menurunkan risiko kejadian penyakit
kardiovaskular, penyakit cerebrovakular, pneumonia, influenza serta kematian secara
bermakna.
• Upaya lain pencegahan influenza beserta komplikasinya adalah dengan
kemofropilaksis menggunkan obat-obatan antiviral.
Covid 19
SLIDE 40
• Pencegahan  vaksinasi
• Vaksin influenza efektif mencegah perawatan di rumah sakit atau pneumonia 50-60%
dan efektif mencegah kematian penghuni fasilitas perawatan jangka Panjang hingga
30 -80%
• Vaksinasi influenza pada usia lanjut menurunkan risiko kejadian penyakit
kardiovaskular, penyakit cerebrovakular, pneumonia, influenza serta kematian secara
bermakna.
• Upaya lain pencegahan influenza beserta komplikasinya adalah dengan
kemofropilaksis menggunkan obat-obatan antiviral.
COVID-19 pada Pasien Usia
Lanjut
Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
2020
Agus Sudarso
PRESENTASI ATIPIKAL COVID-19 PADA
LANJUT USIA
SLIDE 42
• Orang yang lebih tua mungkin tidak menunjukkan gejala yang khas dan ini terlihat pada
kasus dengan Covid-19.
• Orang yang lebih tua yang terinfeksi COVID-19, juga telah diakui memiliki risiko infeksi dan
kematian yang lebih besar
• Covid-19  badai sitokin masif yang mengakibatkan berbagai gejala termasuk demam,
kelelahan, kehilangan nafsu makan, mialgia dan artralgia, mual, muntah, diare, ruam,
takipnea, kejang takikardia, sakit kepala, delirium, tremor dan kehilangan koordinasi.
• Karena presentasi atipikal, pasien dapat lolos dari proses skrining normal dan mungkin
secara tidak sengaja dimasukkan ke bangsal medis umum daripada bangsal khusus Covid-
19.
British Society Program 2020
PRESENTASI ATIPIKAL COVID-19 PADA
LANJUT USIA
SLIDE 43
• Gejala khas COVID-19 seperti demam, batuk, dan dispnea mungkin tidak ada pada orang
tua.
• Hanya 20-30% pasien geriatri dengan infeksi yang disertai demam.
• Gejala COVID-19 atipikal termasuk delirium, jatuh, kelemahan umum, malaise , penurunan
fungsional, dan konjungtivitis, anoreksia, peningkatan produksi dahak, pusing, sakit kepala,
rinore, nyeri dada, hemoptisis, diare, mual / muntah, sakit perut, hidung tersumbat, dan
anosmia
• Takipnea, delirium, takikardia yang tidak dapat dijelaskan, atau penurunan tekanan darah,
mungkin merupakan presentasi klinis pada orang pasien usia tua
Regional Geriatric Program of Toronto 2020
PRESENTASI ATIPIKAL COVID-19 PADA
LANJUT USIA
SLIDE 44
• Ambang batas untuk mendiagnosis demam harus lebih rendah, yaitu 37,5 ° C
atau peningkatan> 1,5 ° C dari suhu biasa.
• Presentasi atipikal mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk
perubahan fisiologis dengan usia, komorbiditas, dan ketidakmampuan untuk
memberikan riwayat yang akurat.
• Usia yang lebih tua, lemah, dan meningkatnya jumlah komorbiditas
meningkatkan kemungkinan presentasi atipikal
Regional Geriatric Program of Toronto 2020
TATALAKSANA PASIEN GERIATRIC DENGAN
COVID -19
SLIDE 45
• Tidak jauh berbeda dengan tata laksana untuk pasien dewasa
• Tambahan : kehati-hatian mengenai efek samping dari obat-obatan
yang diberikan
• Farmakologis :
• Vitamin C
• SEDANG  klorokuin 2 x 500 mg p.o (5hari) atau Hidroksikloroquin 1x400 mg
p.o (5 hari)
• BERAT  klorokuin 2 x 500 mg p.o (3 hari) dilanjutkan 2x250 mg p.o hari ke 4-
10 atau Hidroksikloroquin 1x400 mg p.o (5 hari)
• Azitromisin 1x 500 mg i.v atau p.o (untuk 5-7hari) dengan alternative
Levofloxacin 750 mg/24jam i.v atau p.o (untuk 5 – 7 hari). Periksa EKG
sebelum pemberian kombinasi Klorokuin dan azitromisin
• Pengobatan simptomatis  paracetamol dan lain-lain
• Antivirus  Oseltamivir 2x75 mg p.o atau Favipiravir (Avigan loading dose
2x1600 mg p.o hari ke1 dan selanjutnya 2x600 mg (hari ke 2-5)
Protokol Tatalaksana COVID-19 PDPI-PERKI-PAPDI-PERDATIN-IDAI
That’s all. Thank you very much! 
Any Questions?

More Related Content

Similar to Infeksi pada Usia Lanjut.pptx

Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKI
Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKIPanduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKI
Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKIMuh Saleh
 
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyareferat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyasunallfinger1
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahAnggita Dewi
 
Sistem Imun dan Ginjal
Sistem Imun dan GinjalSistem Imun dan Ginjal
Sistem Imun dan GinjalMonika Yolanda
 
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKITKESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKITEDIS BLOG
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson  Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson pjj_kemenkes
 
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptxINFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptxIkasa1
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balitahomeworkping3
 
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docxNotulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docxbintangrzki
 
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...SMAN2PANGKALPINANGHE
 
Persiapan Vaksin Lansia.pptx
Persiapan Vaksin Lansia.pptxPersiapan Vaksin Lansia.pptx
Persiapan Vaksin Lansia.pptxssuser90784b1
 
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...imarusdiana
 
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdfAzwarArifkiSurg
 
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?Rachmat Gunadi Wachjudi
 

Similar to Infeksi pada Usia Lanjut.pptx (20)

Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKI
Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKIPanduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKI
Panduan praktis penatalaksanaan nutrisi covid19 PDGKI
 
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannyareferat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
referat emma judul syok anafilaktik dan penanganannya
 
Pengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabahPengendalian klb wabah
Pengendalian klb wabah
 
Update sepsis
Update sepsisUpdate sepsis
Update sepsis
 
Sistem Imun dan Ginjal
Sistem Imun dan GinjalSistem Imun dan Ginjal
Sistem Imun dan Ginjal
 
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKITKESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
 
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson  Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
 
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptxINFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE.pptx
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
 
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docxNotulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
Notulensi JR TB Kutis - Rere Feby Afif.docx
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH...
 
slide
slideslide
slide
 
ASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitusASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitus
 
Persiapan Vaksin Lansia.pptx
Persiapan Vaksin Lansia.pptxPersiapan Vaksin Lansia.pptx
Persiapan Vaksin Lansia.pptx
 
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
Tugas online 8 , Ima Rusdiana, Erlina Puspitaloka Mahadewi, Hasyim Ahmad, Pas...
 
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular berbasis Daerah.pdf
 
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
Kapan kita mulai curiga ada penyakit autoimmune ?
 

Recently uploaded

Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023AthoinNashir
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024PUTRA ADI IRAWAN
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayhamzahasadullah4
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntasCytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntascytotec sabah
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxDianLestariDian
 
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanKonsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanIrfanNersMaulana
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologiZulAzhri
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxImmanuelIndrapratama
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdfnendaayuwandari
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®Obat Cytotec
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxREdy28
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptxDavyPratikto1
 

Recently uploaded (20)

Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntasCytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
 
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatanKonsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
Konsep Pastien Savety dalam pelayanan kesehatan
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologi
 
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docxSistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
Sistemm Klasifikasi Virus Baltimore.docx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 

Infeksi pada Usia Lanjut.pptx

  • 1. Infeksi Pada Usia Lanjut Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2021 Agus Sudarso
  • 2. Pendahuluan SLIDE 2 Pasien Usia Lanjut Berbeda dibandingkan mereka yang berusia muda • Penurunan berbagai fungsi tubuh secara fisiologis • Umumnya telah mengalami berbagai penyakit kronik degeneratif (multipatologi) • Gangguan fungsi kognitif dan mental • Status nutrisi yang buruk • Predisposisi terjadinya infeksi tertentu. • Mempengaruhi proses pemulihan dari suatu penyakit
  • 3. Pendahuluan SLIDE 3 Tampilan klinik infeksi pada usia lanjut sangat bervariasi dan tidak khas (atipikal) • Diperlukan kewaspadaan baik dari pasien, keluarga/pengasuh, serta tenaga kesehatan. • Bila terdapat perubahan terutama yang terjadi secara akut, harus dipikirkan infeksi sebagai salah satu penyebabnya. Pengkajian yang lengkap perlu dilakukan segera untuk menegakkan diagnosis infeksi atau bukan infeksi Keterlambatan diagnosis dan tatalaksana infeksi pada usia meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas.
  • 4. Penegakan Diagnosis ANAMNESA • Keluhan utama • Keluhan yang berkaitan dengan penyakit sekarang, • Riwayat penyakit yang pernah diderita • Riwayat obat-obatan yang digunakan • Riwayat perjalanan atau lingkungannya • riwayat makan dan minum sebelumnya. • Pemakaian protesa seperti katup jantung, protese sendi/kapsul sendi, lensa tanam, pacu jantung, graft pembuluh darah, dan lain-lain PEMERIKSAAN FISIS PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada organ-per-organ secara teliti, termasuk : • Keadaan gigi-geligi, • Higiene oral, hidung, telinga, tenggorokan, sampai colok dubur atau colok vagina pada wanita. Pemeriksaan penunjang diagnostik standar harus dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi tertentu, antara lain : • Darah rutin, urinalisis, analisa feses, dan foto toraks • Pemeriksaan penunjang lain yang ditujukan untuk mengetahui etiologi infeksi yang terjadi (serologi, kultur, pewarnaan Gram atau pewarnaan tahan asam)
  • 5. Pendahuluan SLIDE 5 Mengingat bahwa pada pasien geriatri tidak hanya kondisi fisik-medik saja yang terlibat Maka diperlukan suatu pendekatan khusus dalam menghadapi seorang usia lanjut yang sakit, yang disebut sebagai pendekatan paripurna pada pasien geriatri (P3G) atau comprehensive geriatric assessment (CGA)
  • 6. Pendekatan Paripurna pada Pasien Geriatri (P3G) SLIDE 6 • Pada P3G selain kondisi fisik-medik juga dilakukan pengkajian terhadap fungsi kognitif dan mental, psikososial, nutrisi, serta status fungsionalnya. • Pada pasien geriatri yang mengalami infeksi akut, P3G mempunyai peranan yang sangat penting. • Evaluasi menyeluruh mengenai kondisi fisik medik baik dari anamnesis hingga pemeriksaan fisis, menghasilkan keluaran (outcome) yang lebih baik dibandingkan pada pasien usia lanjut yang ditatalaksana secara konvensional.
  • 7. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi pada Usia Lanjut
  • 8. PENDAHULUAN SLIDE 8 • Infeksi pada usia lanjut, selain dipengaruhi adanya mikroorganisme penyebab infeksi (faktor agen) dan faktor lingkungan juga sangat dipengaruhi perubahan mekanisme respons imun yang menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh (host defense). • Menurunya daya tahan tubuh sendiri, selain disebabkan perubahan sistem imun, juga dapat disebabkan oleh kondisi malnutrisi dan banyaknya penyakit komorbid yang sering menyertai seorang berusia lanjut.
  • 9. PENDAHULUAN SLIDE 9 • Beberapa faktor yang dapat merupakan faktor risiko, faktor predisposisi, dan faktor kontributor terjadinya infeksi pada usia lanjut antara lain : 1. Perubahan sistem imun dan respons imun 2. Adanya penyakit komorbid tertentu 3. Malnutrisi 4. Gangguan fungsional 5. Faktor lingkungan
  • 10. Perubahan sistem imun dan respons imun SLIDE 10 • Seorang yang berusia lanjut akan mengalami penurunan sistem imun yang berlangsung progresif (immunesenescence) baik pada sistem imunitas adaptif maupun alami (non-adaptif). • Produksi dan proliferasi limfosit-T dan B akan menurun seiring meningkatnya usia. • Menipisnya kulit, membesarnya prostat, menurunnya reflex batuk, swerta perubahan anatomic maupun fisiologis yang terkait usia akan mengubah imunitas non adaptif yang menempatkan seorang lanjut usia rentan terhadap terjadinya infeksi.
  • 11. Adanya penyakit komorbid tertentu SLIDE 11 • Penyakit – penyakit kronik seperti keganasan, aterosklerosis, diabetes melitus, demensia merupakan predisposisi terhadap terjadinya infeksi tertentu. • Penggunaan obat – obatan seperti sedative, narkotika, antikolinergik, dan obat penekanan asam lambung akan menekan mekanisme daya tahan tubuh lebih jauh lagi. • Komorbiditas pada orang usia lanjut akan menyebabkan menurunnya imunitas alamiah yang non-spesifik seperti integritas kulit, reflex batuk, bersihan mukosilier, maupun respons imun yang dipicu oleh pengenalan terhadap produk mikroba.
  • 12. Malnutrisi SLIDE 12 • Malnutrisi, berperan dalam menurunkan imunitas usia lanjut khusunya imunitas yang dimediasi sel. • Seorang berusia lanjut rentan terhadap terjadinya malnutrisi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik fisiologis maupun psikologis, yang mempengaruhi keinginan (nafsu) untuk makan dan berbagai halangan fisik maupun ekonomi terhadap kebiasaan makan yang sehat. • Seorang usia lanjut yang mengalami malnutrisi lebih mudah mengalami sakit dan mati dibandingkan yang berstatus nutrisi baik, atau mudah mengalami luka tekan (ulkus decubitus) serta penyembuhan luka yang lambat selama perawatan akut di rumah sakit atau tempat perawtan lain
  • 13. Gangguan fungsional SLIDE 13 • Gangguan fungsional (seperti imobilisasi, inkontinensia, disfagia) yang sering terjadi pada usia lanjut dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena selain menimbulkan berbagai komplikasi juga meningkatkan kebutuhan akan pemakaian kateter, selang makanan (feeding tubes), dan peralatan invasive lain.
  • 14. Faktor lingkungan SLIDE 14 • Faktor lingkungan cukup besar berperan terhadap meningkatnya insidens infeksi pada kelompok usia lanjut. • Populasi yang secara khusus rentan terhadap terjadinya infeksi adalah penghuni panti werdha. • Di Indonesia, faktor lingkungan ini masih berkutat pada masalh buruknya hygiene, padatnya penduduk di suatu wilayah, dan sarana kesehatan yang belum merata. • Kelompok usia lanjut dengan latar belakang ekonomi rendah mempunyai insidens infeksi dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan infeksi yang masih tinggi.
  • 15. Infeksi yang Sering Terjadi pada Usia Lanjut
  • 17. PNEUMONIA SLIDE 17 • Pneumonia merupakan infeksi yang umum dan sering menjadi masalah serius pada populasi usia lanjut. • Perubahan pada cadangan fungsional paru, menurunnya reflex batuk dan gerakan mukosilier, berkurangnya elastisitas alveoli disertai penurunan ventilasi secara sendiri – sendiri atau Bersama – sama akan menyebabkan seorang usia lanjut rentan mengalami pneumonia
  • 18. Faktor Resiko SLIDE 18 • Faktor – faktor terjadinya pneumonia pada usia lanjut diantaranya : • Aspirasi • Albumin serum yang rendah dan malnutrisi • Gangguan fungsi menelan • Status fungsional yang rendah • Pemakaian selang makan • Merokok • Serta adanya berbagai penyakit kronis (PPOK, gagal jantung, demensia, dan stroke) • Faktor lain ( oral hygiene yang buruk, imobilisasi, dan penggunaan obat – obatan)
  • 19. Etiologi SLIDE 19 • Streptococccus pneumoniae adalah penyebab umum, mencakup sekitar 50% kasus
  • 20. Diagnosis SLIDE 20 • Diagnosis pneumonia pada usia lanjut secara umum sama seperti pada dewasa muda, meliputi anamnesis mengenai keluhan-keluhan yang mengarah pada pneumonia, dilanjutkan pemeriksaan fisik yang teliti, dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologis dan penunjang • Gejala dan tanda pneumonia pada usia lanjut dapat muncul secara mendadak atau perlahan- lahan dan dapat tidak khas.
  • 22. Pemeriksaan Penunjang SLIDE 22 • Pemeriksaan radiologis foto toraks posterioranterior (PA) dan lateral standar masih merupakan pemeriksaan yang banyak memberikan informasi pada pasien yang mengalami gejala dan tanda megarah pada pneumonia • CT-Scan toraks jika diagnosis pneumonia masih diragukan. • Pemeriksaan laboratorium, khususnya petanda infeksi seperti jumlah leukosit, laju endap darah (LED), dan C-reactive protein (CRP). • Pemeriksaan laboratorium terpenting  identifikasi mikroorganisme penyebab.
  • 23. Penatalaksanaan Umum SLIDE 23 • Penatalaksanaan pasien usia lanjut dengan pneumonia harus dimulai dengan : • Terapi suportif  hidrasi dan nutrisi adekuat, mempertahankan dan memperbaiki fungsi kardiovaskular dan ginjal, serta mempertahankan oksigenasi. • Fisioterapi dada dan drainase postural diperlukan jika ada gangguan pengeluaran dahak yang melekat pada dinding lumen saluran napas di area paru – paru tertentu.
  • 24. Antibiotik SLIDE 24 • Terapi antibiotik pada prinsipnya harus dapat mencakup infeksi Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae serta penyebab atipikal. • Prinsipnya, terapi antibiotic pada pasien usia lanjut dengan pneumonia komunitas didasarkan pada berat-ringannya infeksi dan kemunkinan mikroorganisme penyebab. • Pada peneumonia berat / HAP /VAP  antibiotic spektrum luas dengan cakupan Gram-positif dan Gram-negative (termasuk Pseudomonas aeroguinesa), dan kuman aerob harus segera diberikan sebagai terapi empiric sambal menunggu hasil kultur.
  • 25. Antibiotik SLIDE 25 Terapi Antibiotik Empiric pada Pneumonia Komunitas (CAP) Pasien rawat jalan Pasien yang sebelumya sehat, tanpa penggunaan antibiotic dalam 3 bulan sebelumnya Macrolide (erythromycin, clarytromycin, azithromycin) Doxycicline Terdapat Komorbiditas Fluroquinolone respirasi (levofloxacin, moxifloxacin, gatifloxacin) Antibiotik beta lactam (amoxicillin-clavulanate) ditambah Macrolide
  • 26. Antibiotik SLIDE 26 Terapi Antibiotik Empiric pada Pneumonia Komunitas (CAP) Pasien rawat Inap Non ICU Fluroquinolone respirasi Beta lactam ditambah Macrolide Perawatan ICU Beta lactam (cefotaxime, ceftriaxone, ampicillin-sulbactam) ditambah azithromycin atau Fluroquinolone respirasi (bila pasien alergi penicillin yang direkomendasikan adalah Fluroquinolone dan aztreonam) Bila diduga infeksi Pseudomonas Beta lactam anti pneumokokal dan anti-pseudomonas (Piperazilin/tazobactam, cefepime, impenem, atau meropenem) ditambah ciprofloxacin atau levofloxacin, atau Beta-lactam diatas ditambah aminoglicosida dan Fluroquinolone (bila pasien alergi penicillin, ganti beta-lactam diatas dengan aztreonam)
  • 27. Pencegahan SLIDE 27 1. Vaksinasi pneumokokal (no 1) 2. Vaksinasi influenza 3. Tidak merokok atau berhenti merokok bagi yang saat ini masih merokok 4. Pencegahan aspirasi 5. Modifikasi terhadap faktor – faktor yang meningkatkan resiko terjadinya pneumonia pada pasien-pasien yang dirawat atau menggunakan ventilasi.
  • 29. Infeksi Saluran Kemih SLIDE 29 • Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu yang umum terjadi pada populasi usia lanjut, umumnya berupa ISK asimptomatik • Prevalensi bakteriuria asimptomatik meingkat seiring meningkatnya usia, terutama pada wanita dan pada populasi usia lanjut yang berada di tempat perawatan jangka panjang dan panti werdha.
  • 30. Faktor predisposisi ISK pada usia lanjut SLIDE 30 • Penggunaan kater (foley atau kondom) • Neurogenic bladder dengan peningkatan volume residu urin • Hipertropi prostat pada pria • Meningktanya pH vagina dan terjadinya atrofi vagina sehubungan dengan deplesi hormone estrogen postmenopause dan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna pada wanita.
  • 31. Diagnosis SLIDE 31 • Urinalisis  mengkonfirmasi adanya bakteri di urin • Kultur urin  mengetahui jenis mikroorganisme penyebab • Untuk pasien lanjut usia yang memerlukan perawatan diperlukan pemeriksaan kultur darah, pengkajian fungsi ginja dan pemeriksaan yang teliti terhadap kelenjar prostat.
  • 32. Kriteria Diagnosis SLIDE 32 Gabungan kriteria untuk diagnosis Infeksi Saluran Kemih 1. Bakteriuria > 10 5 colony forming unit (cfu) per ml dari pathogen tunggal 2. Piuria > 10 sel darah putih per lapangan pandang besar (LPB) 3. Gejala • Nyeri berkemih, frekuensi atau urgensi yang abru muncul atau meningkat • Perubahan kateter urin L keruh, berdarah atau berbau • Suhu tubuh meningkat • Menggigil • Nyeri baru atau memberat di suprapubic, pinggang atau kostovertebral • Inkontinensia yang baru muncul atau memberat • Penurunan status mental atau fungsional
  • 33. Tatalaksana SLIDE 33 • Bakteriuria asimptomatik pada usia lanjut seharusnya tidak diterapi karena terbukti tidak mengurangi mortalitas dan morbiditas, bahkan meningkatkan resistesi antibiotik dan efek samping obat • Terapi pada ISK simptomatik memerlukan kultur urin untuk diagnosis. • Terapi empiric yang direkomendasikan pada pasien ISK rawat jalan adalah dengan trimethoprim-sulfametoxazole. • Alternatif  fluroquinolon • Lama terapi  7 hari, atau pada kasus complicated bisa sampai 14 hari. • Pasien usia lanjut yg dirawat memerlukan antibiotic parenteral sampai terdapat perbaikan klinis. • Pilihan AB  luroquinolone, cephalosporin spektrum luas, beta-lactam dan anti beta lactamase dan aminoglikosisda.
  • 34. Pencegahan SLIDE 34 Antibiotik Profilaksis pada ISK Simptomatik Akut yang berulang Antibiotik Dosis Yang dianjurkan Nirofurantoin 50 – 100 mg tiap 24 jam trimethoprim- sulfametoxazole 80/400 mg perhari atau 3x seminggu Trimetoprim 100 mg perhari Alternatif Cefalexine 125 mg perhari Norfloxacin 200 mg perhari atau 3 kali seminggu Ciprofloxacin 125 mg perhari • Terapi ini diberikan pada waktu menjelang tidur dan diteruskan 6 bulan sampai 1 tahun
  • 36. Influenza SLIDE 36 • Influenza adalh penyakit demam akut, yang umumnya dapat sembuh spontan kalua org muda (self-limited), yang disebabkan infeksi virus influenza tipe A atau B, kl org tua lebih susah disembuhkan. • Dua gambaran yang paling penting pada influenza adalah perjalanan penyakitnya yang epidemic serta mortalitas yang diakibatkan oleh komplikasi paru, terutama pada kelompok usia lanjut.
  • 37. Diagnosis SLIDE 37 • Diagnosis sulit ditegakkan semata-mata dari manifestasi klinik saja, karena penyakit virus lain serta infeksi bakteri atipikal memberikan gambaran klinis yang hampir sama. • Diagnosis influenza dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologis (rapid- diagnostic test).
  • 38. Tatalaksana SLIDE 38 • Pengobatan dimulai dengan pengobatan simptomatis dan menjaga kondisi umumnya, baik dengan istirahat cukup serta nutrisi dan cairan yang adekuat. • Pemberian obat-obat antiviral seperti amantadine, rimantadine,zanamivir dan oseltamivir dilaporkan dapat membatasi perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi. • Antiviral efektif bila diberikan dalam 48 jam setelah gejala muncul.
  • 39. Pencegahan SLIDE 39 • Pencegahan  vaksinasi • Vaksin influenza efektif mencegah perawatan di rumah sakit atau pneumonia 50-60% dan efektif mencegah kematian penghuni fasilitas perawatan jangka Panjang hingga 30 -80% • Vaksinasi influenza pada usia lanjut menurunkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular, penyakit cerebrovakular, pneumonia, influenza serta kematian secara bermakna. • Upaya lain pencegahan influenza beserta komplikasinya adalah dengan kemofropilaksis menggunkan obat-obatan antiviral.
  • 40. Covid 19 SLIDE 40 • Pencegahan  vaksinasi • Vaksin influenza efektif mencegah perawatan di rumah sakit atau pneumonia 50-60% dan efektif mencegah kematian penghuni fasilitas perawatan jangka Panjang hingga 30 -80% • Vaksinasi influenza pada usia lanjut menurunkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular, penyakit cerebrovakular, pneumonia, influenza serta kematian secara bermakna. • Upaya lain pencegahan influenza beserta komplikasinya adalah dengan kemofropilaksis menggunkan obat-obatan antiviral.
  • 41. COVID-19 pada Pasien Usia Lanjut Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2020 Agus Sudarso
  • 42. PRESENTASI ATIPIKAL COVID-19 PADA LANJUT USIA SLIDE 42 • Orang yang lebih tua mungkin tidak menunjukkan gejala yang khas dan ini terlihat pada kasus dengan Covid-19. • Orang yang lebih tua yang terinfeksi COVID-19, juga telah diakui memiliki risiko infeksi dan kematian yang lebih besar • Covid-19  badai sitokin masif yang mengakibatkan berbagai gejala termasuk demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mialgia dan artralgia, mual, muntah, diare, ruam, takipnea, kejang takikardia, sakit kepala, delirium, tremor dan kehilangan koordinasi. • Karena presentasi atipikal, pasien dapat lolos dari proses skrining normal dan mungkin secara tidak sengaja dimasukkan ke bangsal medis umum daripada bangsal khusus Covid- 19. British Society Program 2020
  • 43. PRESENTASI ATIPIKAL COVID-19 PADA LANJUT USIA SLIDE 43 • Gejala khas COVID-19 seperti demam, batuk, dan dispnea mungkin tidak ada pada orang tua. • Hanya 20-30% pasien geriatri dengan infeksi yang disertai demam. • Gejala COVID-19 atipikal termasuk delirium, jatuh, kelemahan umum, malaise , penurunan fungsional, dan konjungtivitis, anoreksia, peningkatan produksi dahak, pusing, sakit kepala, rinore, nyeri dada, hemoptisis, diare, mual / muntah, sakit perut, hidung tersumbat, dan anosmia • Takipnea, delirium, takikardia yang tidak dapat dijelaskan, atau penurunan tekanan darah, mungkin merupakan presentasi klinis pada orang pasien usia tua Regional Geriatric Program of Toronto 2020
  • 44. PRESENTASI ATIPIKAL COVID-19 PADA LANJUT USIA SLIDE 44 • Ambang batas untuk mendiagnosis demam harus lebih rendah, yaitu 37,5 ° C atau peningkatan> 1,5 ° C dari suhu biasa. • Presentasi atipikal mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perubahan fisiologis dengan usia, komorbiditas, dan ketidakmampuan untuk memberikan riwayat yang akurat. • Usia yang lebih tua, lemah, dan meningkatnya jumlah komorbiditas meningkatkan kemungkinan presentasi atipikal Regional Geriatric Program of Toronto 2020
  • 45. TATALAKSANA PASIEN GERIATRIC DENGAN COVID -19 SLIDE 45 • Tidak jauh berbeda dengan tata laksana untuk pasien dewasa • Tambahan : kehati-hatian mengenai efek samping dari obat-obatan yang diberikan • Farmakologis : • Vitamin C • SEDANG  klorokuin 2 x 500 mg p.o (5hari) atau Hidroksikloroquin 1x400 mg p.o (5 hari) • BERAT  klorokuin 2 x 500 mg p.o (3 hari) dilanjutkan 2x250 mg p.o hari ke 4- 10 atau Hidroksikloroquin 1x400 mg p.o (5 hari) • Azitromisin 1x 500 mg i.v atau p.o (untuk 5-7hari) dengan alternative Levofloxacin 750 mg/24jam i.v atau p.o (untuk 5 – 7 hari). Periksa EKG sebelum pemberian kombinasi Klorokuin dan azitromisin • Pengobatan simptomatis  paracetamol dan lain-lain • Antivirus  Oseltamivir 2x75 mg p.o atau Favipiravir (Avigan loading dose 2x1600 mg p.o hari ke1 dan selanjutnya 2x600 mg (hari ke 2-5) Protokol Tatalaksana COVID-19 PDPI-PERKI-PAPDI-PERDATIN-IDAI
  • 46. That’s all. Thank you very much!  Any Questions?