SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Hudûd, Ta’zîr,
dan Qishâsh
Kelompok 1 :
1. Nola Aura Suci 33020210012
2. Yulia Putri Kurnia Dewi 33020210018
3. Nurul Baetin 33020210024
PENGERTIAN
1
Hudûd
Hudûd secara bahasa adalah jamak dari kata had yang berarti
memisahkan salah satu barang (sesuatu) agar tidak tercampur dengan yang
lain, atau salah satunya tidak melampaui batas atas yang lainnya. Kata ini
juga dalam ensiklopedi Al-Qur’an memberi makna “batas” atau sesuatu
yang “tajam”, karena secara bahasa hadid, berasal dari kata had.
Secara etimologi dapat dirumuskan bahwa hudûd adalah suatu
pemisah atau pembatas yang tidak boleh dilewati karena suatu pelanggaran
yang mempunyai hukuman.
Menurut syar’i, istilah hudûd adalah hukuman-hukuman
kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara’ untuk mencegah terjerumusnya
seseorang kepada kejahatan yang sama dan menghapus dosa pelakunya.
Ta’zîr
Ta’zîr adalah bentuk mashdar dari kata ‘azzara yang
secara etimologis berarti menolak dan mencegah. Adapun
menurut istilah hukum syara’ berarti pencegahan dan pengajaran
terhadap tindak pidana yang tidak mempunyai hukum had,
kafarat, dan qhisâs. Sebagian ulama mengartikan ta’zir sebagai
hukuman yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak Allah
SWT dan hak hamba yang tidak ditentukan Al-Qur’an dan
Hadis.
Ta’zîr berfungsi memberikan pengajaran kepada si
terhukum dan sekaligus mencegahnya untuk tidak mengulangi
perbuatan serupa. Sebagian lain mengatakan sebagai sebuah
hukuman terhadap perbuatan maksiat yang tidak dihukum
dengan hukuman had atau kafarat.
Qishâsh berasal dari kata ‫قصص‬ yang
artinya memotong atau berasal dari kata ‫اقتص‬
yang artinya mengikuti, yakni mengikuti
perbuatan si penjahat sebagai pembalasan atas
perbuatannya. .
Menurut syara’ qishâsh ialah hukuman
balasan yang seimbang bagi pelaku pembunuhan
maupun perusakan atau penghilangan fungsi
tubuh orang lain yang dilakukan dengan sengaja.
.
Qishâsh
PEMBAGIAN JENIS
2
Hudûd
Hudûd meliputi tujuh jenis, yaitu :
1. Perzinahan. Zina adalah melakukan hubungan seksual yang diharamkan dikemaluan dan di dubur oleh
dua orang yang bukan suami istri. Had zina (hukuman Zina) ditegakkan untuk menjaga keturunan dan
nasab.
2. Menuduh berzina (qasaf). Qazf adalah menuduh orang lain berzina, yang hukumannya dengan ta’zîr
dan termasuk dosa besar. Had al-Qadzf (hukuman orang yang menuduh berzina tanpa bukti)
ditegakkan untuk menjaga kehormatan dan harga diri.
3. Pencurian. Pencuri adalah mengambil harta yang tersimpan di tempat yang terjaga dengan sembunyi-
sembunyi. (hukuman pencuri) ditegakkan untuk menjaga harta.
4. Perampokan. Hirabah atau perampokan adalah tindakan bersenjata dari kelompok orang untuk
melakukan kekacauan, pertumpahan, merusak harta benda serta menentang perundang-undangan. Had
al-Hirabah (hukuman para perampok) ditegakkan untuk menjaga jiwa, harta dan harga diri
kehormatan.
5. Pemberontakan. Istilah lain dari pemberontakan yaitu al-bagyu atau makar kepada pemerintah
yang sah. Had al-Baghi (hukuman pemberontak) ditegakkan untuk menjaga agama dan jiwa.
6. Murtad. Kata murtad diistilahkan dengan riddah yang berarti menentang, menolak, menutup
atau mengembalikan. Murtad adalah kembalinya orang Islam yang berakal dan dewasa kepada
kekafiran dengan kehendaknya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain baik laki-laki maupun
perempuan. Had ar-Riddah (hukuman orang murtad) ditegakkan untuk menjaga agama.
7. Peminum Khamar. Arak ialah minuman keras. Dalam bahasa Arab dinamakan khamar, berasal
dari kata “khamara”, artinya menutupi dalam agama Islam, arak itu haram diminum, sebab
dapat menghilangkan akal pikiran. Seseorang yang meminum arak atau khamar biasanya mabuk
dan hilang kesadarannya. Ia lupa diri dan lupa tuhan. Had al-Khamr (hukuman orang minum
khamer (minuman memabukkan) ditegakkan untuk menjaga akal.
Ta’zîr
Berdasarkan hak yang dilanggar oleh pelaku, Imam Muhammad Abu Zahrah membagi hukuman
ta’zîr menjadi dua, yaitu sanksi ta’zîr yang berkaitan dengan hak Allah SWT dan sanksi ta’zîr yang berkaitan
dengan pelanggaran hak manusia. Ia pun berpendapat sanksi-sanksi ta’zîr sama dengan sanksi-sanksi yang
telah ditentukan. Sebagian ada yang merupakan hak Allah SWT dan sebagian merupakan hak manusia. inilah
pembagiannya secara umum.
Contoh beberapa pelanggaran yang berkaitan dengan hak Allah SWT dan pelakunya
harus dihukum ta’zîr, di antaranya perbuatan bid’ah, pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW,
perdagangan manusia, berbisnis narkoba, manipulasi, riba, dan kesaksian palsu.
Contoh beberapa pelanggaran yang berkaitan dengan hak manusia, seperti dalam kasus
pembunuhan semi-sengaja. Di samping adanya kewajiban pemberian diyat oleh pelaku kepada keluarga
korban, masih terdapat satu sanksi lagi berupa ta’zîr untuk memelihara hak manusia. demikian
pula pemberlakuan hukuman ta’zîr dalam masalah penganiayaan yang tidak mungkin dihukum qishâsh.
Contoh lainnya yaitu percobaan pembunuhan atau kasus penyekapan.
Qishâsh
Qishâsh meliputi dua jenis, yaitu :
1. Qishâsh pembunuhan (yang merupakan hukuman bagi
pembunuh).
2. Qishâsh anggota badan (yang merupakan hukuman bagi
pelaku tindak pidana melukai, merusak atau
menghilangkan fungsi anggota badan).
LANDASAN TEOLOGIS
3
Hudûd
Hudûd adalah rahmat untuk makhluk dan kebaikan bagi mereka. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
orang yang menghukum manusia karena dosa-dosa mereka, bertujuan melakukannya untuk kebaikan dan rahmat
kepada mereka, sebagaimana tujuan orang tua membina anak-anaknya dan dokter dalam mengobati orang yang
sakit.
Kata Hudûd dalam Al-Qur’an ditemukan sebanyak 14 kali. Salah satunya dalam penggalan ayat
surat Al-Baqarah ayat 187 sebagai berikut :
‫فال‬ ‫هلال‬ ‫حدود‬ ‫تلك‬
‫تقربوها‬
Artinya: “Itu adalah hudûd Allah SWT maka jangan kamu mendekatinya”.
Ayat di atas menerangkan bahwa hukum-hukum yang Allah SWT syariatkan kepada kita merupakan batasan-
batasan yang menegaskan antara perkara halal dan haram, maka kita dilarang mendekati hudûd agar tidak
terjerumus ke dalam perkara haram.
Selain itu, kata hudûd juga ditemukan dalam surat An-Nisa’ ayat 13, Al-Thalak ayat 1, Al-Baqarah
ayat 229, Al-Maidah ayat 13-14, Al-Mujadalah ayat 51 dan 20 serta At-Taubah ayat 63.
Ta’zîr
Dalam konsep Islam, ta’zîr dimaksudkan untuk mendidik dan memperbaiki pelaku
kejahatan agar ia menyadari perbuatan jarimahnya kemudian meninggalkan dan menghentikannya.
‫دو‬ ‫ال‬ ‫اهیف‬ ‫عرشت‬ ‫ممل‬ ‫بونذ‬ ‫لع‬ ‫و‬
Artinya: “Ta’zîr adalah hukuman pendidikan atas dosa (tindak pidana) yang belum ditentukan
hukumannya oleh syara’.”
Ta’zîr adalah hukuman yang tidak ada nash yang jelas dalam Al-Qur’an dan Al- Hadits
sehingga harus ditetapkan oleh pemerintah atau waliyul amri dengan cara berijtihad. Hukuman ta’zîr
dijatuhkan dengan mempertimbangkan berat ringannya suatu tindak pidana, situasi dan kondisi
masyarakat, serta tuntunan kepentingan umum. Hal ini dapat dikatakan bahwa hukuman ta’zîr
diterapkan tidak secara definitif, melainkan masih melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, dan
bagaimana perbuatan jarimah terjadi, kapan waktunya, siapa korbannya, dan sanksi apa yang pantas
dikenakan demi menjamin ketentraman dan kemaslahatan umat.
Ketetapan qishâsh diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. sebagai respon atas perilaku
masyarakat Jahiliyah yang memperlakukan para pembunuh secara berlebihan. Dalam masyarakat Jahiliyah
terkait masalah pembunuhan berlaku ketentuan hukum adat yang menekankan pada keadilan pribadi suatu
sistem yang memprioritaskan balas dendam.
Tradisi ini sangat berbeda setelah kedatangan Islam. Al-Qur’an menetapkan untuk kasus
pembunuhan atau melukai badan patokan hukum berupa pembalasan yang adil dalam artian setara.
Dinyatakan secara tegas dalam penggalan ayat surat Al-Maidah ayat 45, sebagai berikut :
َ‫ْن‬‫ی‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ٱ‬َ‫و‬ ِ
‫س‬ْ‫ف‬َّ‫ن‬‫ٱل‬ِ‫ب‬ َ
‫س‬ْ‫ف‬َّ‫ن‬‫ٱل‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ٓ‫ا‬َ‫ه‬‫ی‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ِ‫ْه‬‫ی‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ك‬َ‫و‬
ِ‫ْن‬‫ی‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ٱ‬ِ‫ب‬
Artinya: “Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (al-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan
jiwa, mata dengan mata.”
Secara umum ayat di atas bermakna yang termasuk apa yang dimaksudkan Allah SWT dalam
Taurat adalah hukum qishâsh yang adil pada kasus pembunuhan dan melukai orang lain, dimana satu mata
mengganti satu mata, dan satu nyawa menjadi ganti satu nyawa, hukum ini bertujuan untuk melindungi jiwa
dan memproteksi anggota tubuh.
Qishâsh
PENDAPAT ULAMA
4
• Imam Ahmad berpendapat, mengenai pencurian, pertama harta tidak disyaratkan harus
dengan kondisi disimpan dan terjaga atau diletakkan di tempat yang pantas. Hukuman
tetap dijatuhkan bagi pencuri meskipun harta yang dicuri diletakkan di berbagai tempat.
Kedua, mayoritas ulama imam mazhab seperti: Imam Hanafi, Imam Malik, dan Imam
Syafi’i berpendapat bahwa harta yang dicuri yang bisa menyebabkan had potong tangan,
disyaratkan harus disimpan dengan baik dan terjaga.
• Ulama berbeda pendapat tentang apakah qadzaf itu merupakan tindak pidana aduan atau
bukan, As-Syafi'i berpendapat bahwa qadzaf adalah tindak pidana aduan yang
sepenuhnya hak korban pencemaran (huquq al-Ibad). Konsekuensinya hakim tidak akan
mengadili pelaku qadzaf tanpa aduan dari korban, sementara hukuman dan dosanya akan
gugur sendiri jika korban telah memaafkannya. Sedangkan menurut Abu Hanifah qadzaf
merupakan tindak pidana tanpa aduan dan merupakan hak Allah (huquq Allah SWT).
Konsekuensinya ialah bahwa hakim harus mengadili pelakunya meskipun tanpa
pengaduan dari korban, dan hukumannya tidak gugur meskipun korban memaafkannya,
hanya Allah SWT yang dapat menerima tobat, jika pelakunya bertobat.
Hudûd
Ta’zîr
Menurut ulama kalangan Hanafiyah, hukuman mati sebagai ta’zîr dapat
diterapkan sebagai pertimbangan politik negara dan berlaku jarimah tertentu seperti
sodomi, atau pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW, merampok berulang kali
mencuri, dan berselingkuh.
Menurut sebagian ulama kalangan Syafi’iyah, hukuman mati sebagai ta’zîr
dapat diberlakukan terhadap orang yang mengajak orang lain untuk melakukan
penyimpangan-penyimpangan agama yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis.
Menurut ulama kalangan Malikiyah, hukuman mati sebagai ta’zîr
diperbolehkan, sebagaimana hukuman mati bagi mata-mata Muslim tetapi memihak
musuh.
Menurut ulama kalangan Hanabilah, Ibnu Aqil berpendapat bahwa mata-
mata Muslim yang membocorkan rahasia kepada musuh boleh dihukum mati sebagai
ta’zîr. Pendapat ini sama dengan pendapat yang mengatakan bahwa para pelaku bid’ah
atau orang-orang yang selalu berbuat kerusakan juga boleh dihukum mati.
Qishâsh
■ Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa media pedang sebagai alat yang wajib
digunakan dalam menjalankan hukuman qishâs. Sedangkan ulama Syafi'iyah dan
Malikiyah mengartikan dalil-dalil yang menjadi rujukan qishâs, tidak hanya
terbatas pada media pedang, namun tergantung pada media yang digunakan
pelaku dalam menjalankan tindak pidananya.
■ Jumhur ulama (Malik, Syafi‘i, dan Ahmad ibn Hambal) berpendapat bahwa
seorang merdeka tidak boleh di qishâsh karena membunuh hamba sahaya.
Jumhur ulama dan Imam Qurthubi juga berpendapat bahwa orang Muslim tidak
diqishâsh karena membunuh orang kafir, Jika mustahiq al-qishâsh memaafkan
dengan tanpa meminta diyat, menurut mazhab Hanafi, Maliki, dan Syafi’i dalam
sebuah pendapat; maka tidak wajib bagi pembunuh tadi membayar diyat secara
paksa.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Hukum Pidana Islam

(13) Hukum Pidana Islam.pptx
(13) Hukum Pidana Islam.pptx(13) Hukum Pidana Islam.pptx
(13) Hukum Pidana Islam.pptxMrFirmansyah1
 
Jarimah Hudud.doc.docx
Jarimah Hudud.doc.docxJarimah Hudud.doc.docx
Jarimah Hudud.doc.docxsodre muhamad
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamNur Alfiyatur Rochmah
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamNur Alfiyatur Rochmah
 
presentasifiqh13hudud-091229202957-phpapp01.pptx
presentasifiqh13hudud-091229202957-phpapp01.pptxpresentasifiqh13hudud-091229202957-phpapp01.pptx
presentasifiqh13hudud-091229202957-phpapp01.pptxAinNaj1
 
Jenayah Dalam Islam (Pendidikan Syariah Islamiah)
Jenayah Dalam Islam (Pendidikan Syariah Islamiah)Jenayah Dalam Islam (Pendidikan Syariah Islamiah)
Jenayah Dalam Islam (Pendidikan Syariah Islamiah)najwanabila
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Ltfltf
 
Fiqh Jinayah Bab Hudud
Fiqh Jinayah Bab HududFiqh Jinayah Bab Hudud
Fiqh Jinayah Bab HududKolomnesia
 
Pengertian hukum qisas
Pengertian hukum qisasPengertian hukum qisas
Pengertian hukum qisasVJ Asenk
 
Hudud,qisas,diat,dan takzir
Hudud,qisas,diat,dan takzirHudud,qisas,diat,dan takzir
Hudud,qisas,diat,dan takzirshashahussein
 
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islamHak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islamQowim Musthofa
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Marhamah Saleh
 
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
jarimah ta'zir
jarimah ta'zirjarimah ta'zir
jarimah ta'zirswirawan
 
Makalah fiqh jinayah
Makalah fiqh jinayahMakalah fiqh jinayah
Makalah fiqh jinayahSalim Anshori
 

Similar to Hukum Pidana Islam (20)

(13) Hukum Pidana Islam.pptx
(13) Hukum Pidana Islam.pptx(13) Hukum Pidana Islam.pptx
(13) Hukum Pidana Islam.pptx
 
Je nayah dalam islam
Je nayah dalam islamJe nayah dalam islam
Je nayah dalam islam
 
Jarimah Hudud.doc.docx
Jarimah Hudud.doc.docxJarimah Hudud.doc.docx
Jarimah Hudud.doc.docx
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
Makalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islamMakalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islam
 
presentasifiqh13hudud-091229202957-phpapp01.pptx
presentasifiqh13hudud-091229202957-phpapp01.pptxpresentasifiqh13hudud-091229202957-phpapp01.pptx
presentasifiqh13hudud-091229202957-phpapp01.pptx
 
Tugas agama islam
Tugas agama islamTugas agama islam
Tugas agama islam
 
Makalah hukum islam
Makalah hukum islamMakalah hukum islam
Makalah hukum islam
 
Jenayah
JenayahJenayah
Jenayah
 
Jenayah Dalam Islam (Pendidikan Syariah Islamiah)
Jenayah Dalam Islam (Pendidikan Syariah Islamiah)Jenayah Dalam Islam (Pendidikan Syariah Islamiah)
Jenayah Dalam Islam (Pendidikan Syariah Islamiah)
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2
 
Fiqh Jinayah Bab Hudud
Fiqh Jinayah Bab HududFiqh Jinayah Bab Hudud
Fiqh Jinayah Bab Hudud
 
Pengertian hukum qisas
Pengertian hukum qisasPengertian hukum qisas
Pengertian hukum qisas
 
Hudud,qisas,diat,dan takzir
Hudud,qisas,diat,dan takzirHudud,qisas,diat,dan takzir
Hudud,qisas,diat,dan takzir
 
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islamHak asasi manusia (ham) dan hukum islam
Hak asasi manusia (ham) dan hukum islam
 
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
Presentasi Ushul Fiqh 4 (Hakim Mahkum)
 
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
 
jarimah ta'zir
jarimah ta'zirjarimah ta'zir
jarimah ta'zir
 
Makalah fiqh jinayah
Makalah fiqh jinayahMakalah fiqh jinayah
Makalah fiqh jinayah
 

More from RINIRISDAYANTI0125

kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptxkelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptxRINIRISDAYANTI0125
 
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdfRINIRISDAYANTI0125
 
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
22. 33020210144_DEVI SRI MUNTAYAH.pdf
22. 33020210144_DEVI SRI MUNTAYAH.pdf22. 33020210144_DEVI SRI MUNTAYAH.pdf
22. 33020210144_DEVI SRI MUNTAYAH.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
16. 33020210117_Brelyandiosa.pdf
16. 33020210117_Brelyandiosa.pdf16. 33020210117_Brelyandiosa.pdf
16. 33020210117_Brelyandiosa.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdfRINIRISDAYANTI0125
 
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdfRINIRISDAYANTI0125
 

More from RINIRISDAYANTI0125 (20)

kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptxkelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
kelompok 10_Pembaharuan fiqih jinayah 1.pptx
 
kelompok 8_Riddah.pptx
kelompok 8_Riddah.pptxkelompok 8_Riddah.pptx
kelompok 8_Riddah.pptx
 
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
35. 33020210178_Muhammad Ichdal Umam.pdf
 
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
 
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf33. 33020210170_Apriliana M.pdf
33. 33020210170_Apriliana M.pdf
 
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
31. 33020210164_ M Alif Syaifulloh.pdf
 
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
29. 33020210160_Farah Nur Umayah.pdf
 
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
28. 33020210156_Adam Ibnu Pratama .pdf
 
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
27. 33020210154_Dimas Danendra.pdf
 
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
25. 33020210150_Az Zahra Alfi Fadhila.pdf
 
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
24. 33020210149_AGNADIA PUTRI.pdf
 
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
23.33020210146_SANG SAKA NUSWANTARA.pdf
 
22. 33020210144_DEVI SRI MUNTAYAH.pdf
22. 33020210144_DEVI SRI MUNTAYAH.pdf22. 33020210144_DEVI SRI MUNTAYAH.pdf
22. 33020210144_DEVI SRI MUNTAYAH.pdf
 
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
21. 33020210143_Laily Nursita Hasna.pdf
 
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
20. 33020210135_Chindy Rosiana M.pdf
 
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
19. 33020210126_Rizki Agustin.pdf
 
16. 33020210117_Brelyandiosa.pdf
16. 33020210117_Brelyandiosa.pdf16. 33020210117_Brelyandiosa.pdf
16. 33020210117_Brelyandiosa.pdf
 
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
15.33020210116_Sri Nur Arifah.pdf
 
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
14. 33020210096_M. Fi'lal Khoirot.pdf
 
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
13. 3302021091_ARUM MAHDANI.pdf
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

Hukum Pidana Islam

  • 1. Hudûd, Ta’zîr, dan Qishâsh Kelompok 1 : 1. Nola Aura Suci 33020210012 2. Yulia Putri Kurnia Dewi 33020210018 3. Nurul Baetin 33020210024
  • 3. Hudûd Hudûd secara bahasa adalah jamak dari kata had yang berarti memisahkan salah satu barang (sesuatu) agar tidak tercampur dengan yang lain, atau salah satunya tidak melampaui batas atas yang lainnya. Kata ini juga dalam ensiklopedi Al-Qur’an memberi makna “batas” atau sesuatu yang “tajam”, karena secara bahasa hadid, berasal dari kata had. Secara etimologi dapat dirumuskan bahwa hudûd adalah suatu pemisah atau pembatas yang tidak boleh dilewati karena suatu pelanggaran yang mempunyai hukuman. Menurut syar’i, istilah hudûd adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara’ untuk mencegah terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang sama dan menghapus dosa pelakunya.
  • 4. Ta’zîr Ta’zîr adalah bentuk mashdar dari kata ‘azzara yang secara etimologis berarti menolak dan mencegah. Adapun menurut istilah hukum syara’ berarti pencegahan dan pengajaran terhadap tindak pidana yang tidak mempunyai hukum had, kafarat, dan qhisâs. Sebagian ulama mengartikan ta’zir sebagai hukuman yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak Allah SWT dan hak hamba yang tidak ditentukan Al-Qur’an dan Hadis. Ta’zîr berfungsi memberikan pengajaran kepada si terhukum dan sekaligus mencegahnya untuk tidak mengulangi perbuatan serupa. Sebagian lain mengatakan sebagai sebuah hukuman terhadap perbuatan maksiat yang tidak dihukum dengan hukuman had atau kafarat.
  • 5. Qishâsh berasal dari kata ‫قصص‬ yang artinya memotong atau berasal dari kata ‫اقتص‬ yang artinya mengikuti, yakni mengikuti perbuatan si penjahat sebagai pembalasan atas perbuatannya. . Menurut syara’ qishâsh ialah hukuman balasan yang seimbang bagi pelaku pembunuhan maupun perusakan atau penghilangan fungsi tubuh orang lain yang dilakukan dengan sengaja. . Qishâsh
  • 7. Hudûd Hudûd meliputi tujuh jenis, yaitu : 1. Perzinahan. Zina adalah melakukan hubungan seksual yang diharamkan dikemaluan dan di dubur oleh dua orang yang bukan suami istri. Had zina (hukuman Zina) ditegakkan untuk menjaga keturunan dan nasab. 2. Menuduh berzina (qasaf). Qazf adalah menuduh orang lain berzina, yang hukumannya dengan ta’zîr dan termasuk dosa besar. Had al-Qadzf (hukuman orang yang menuduh berzina tanpa bukti) ditegakkan untuk menjaga kehormatan dan harga diri. 3. Pencurian. Pencuri adalah mengambil harta yang tersimpan di tempat yang terjaga dengan sembunyi- sembunyi. (hukuman pencuri) ditegakkan untuk menjaga harta. 4. Perampokan. Hirabah atau perampokan adalah tindakan bersenjata dari kelompok orang untuk melakukan kekacauan, pertumpahan, merusak harta benda serta menentang perundang-undangan. Had al-Hirabah (hukuman para perampok) ditegakkan untuk menjaga jiwa, harta dan harga diri kehormatan.
  • 8. 5. Pemberontakan. Istilah lain dari pemberontakan yaitu al-bagyu atau makar kepada pemerintah yang sah. Had al-Baghi (hukuman pemberontak) ditegakkan untuk menjaga agama dan jiwa. 6. Murtad. Kata murtad diistilahkan dengan riddah yang berarti menentang, menolak, menutup atau mengembalikan. Murtad adalah kembalinya orang Islam yang berakal dan dewasa kepada kekafiran dengan kehendaknya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain baik laki-laki maupun perempuan. Had ar-Riddah (hukuman orang murtad) ditegakkan untuk menjaga agama. 7. Peminum Khamar. Arak ialah minuman keras. Dalam bahasa Arab dinamakan khamar, berasal dari kata “khamara”, artinya menutupi dalam agama Islam, arak itu haram diminum, sebab dapat menghilangkan akal pikiran. Seseorang yang meminum arak atau khamar biasanya mabuk dan hilang kesadarannya. Ia lupa diri dan lupa tuhan. Had al-Khamr (hukuman orang minum khamer (minuman memabukkan) ditegakkan untuk menjaga akal.
  • 9. Ta’zîr Berdasarkan hak yang dilanggar oleh pelaku, Imam Muhammad Abu Zahrah membagi hukuman ta’zîr menjadi dua, yaitu sanksi ta’zîr yang berkaitan dengan hak Allah SWT dan sanksi ta’zîr yang berkaitan dengan pelanggaran hak manusia. Ia pun berpendapat sanksi-sanksi ta’zîr sama dengan sanksi-sanksi yang telah ditentukan. Sebagian ada yang merupakan hak Allah SWT dan sebagian merupakan hak manusia. inilah pembagiannya secara umum. Contoh beberapa pelanggaran yang berkaitan dengan hak Allah SWT dan pelakunya harus dihukum ta’zîr, di antaranya perbuatan bid’ah, pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW, perdagangan manusia, berbisnis narkoba, manipulasi, riba, dan kesaksian palsu. Contoh beberapa pelanggaran yang berkaitan dengan hak manusia, seperti dalam kasus pembunuhan semi-sengaja. Di samping adanya kewajiban pemberian diyat oleh pelaku kepada keluarga korban, masih terdapat satu sanksi lagi berupa ta’zîr untuk memelihara hak manusia. demikian pula pemberlakuan hukuman ta’zîr dalam masalah penganiayaan yang tidak mungkin dihukum qishâsh. Contoh lainnya yaitu percobaan pembunuhan atau kasus penyekapan.
  • 10. Qishâsh Qishâsh meliputi dua jenis, yaitu : 1. Qishâsh pembunuhan (yang merupakan hukuman bagi pembunuh). 2. Qishâsh anggota badan (yang merupakan hukuman bagi pelaku tindak pidana melukai, merusak atau menghilangkan fungsi anggota badan).
  • 12. Hudûd Hudûd adalah rahmat untuk makhluk dan kebaikan bagi mereka. Oleh karena itu, sudah sepatutnya orang yang menghukum manusia karena dosa-dosa mereka, bertujuan melakukannya untuk kebaikan dan rahmat kepada mereka, sebagaimana tujuan orang tua membina anak-anaknya dan dokter dalam mengobati orang yang sakit. Kata Hudûd dalam Al-Qur’an ditemukan sebanyak 14 kali. Salah satunya dalam penggalan ayat surat Al-Baqarah ayat 187 sebagai berikut : ‫فال‬ ‫هلال‬ ‫حدود‬ ‫تلك‬ ‫تقربوها‬ Artinya: “Itu adalah hudûd Allah SWT maka jangan kamu mendekatinya”. Ayat di atas menerangkan bahwa hukum-hukum yang Allah SWT syariatkan kepada kita merupakan batasan- batasan yang menegaskan antara perkara halal dan haram, maka kita dilarang mendekati hudûd agar tidak terjerumus ke dalam perkara haram. Selain itu, kata hudûd juga ditemukan dalam surat An-Nisa’ ayat 13, Al-Thalak ayat 1, Al-Baqarah ayat 229, Al-Maidah ayat 13-14, Al-Mujadalah ayat 51 dan 20 serta At-Taubah ayat 63.
  • 13. Ta’zîr Dalam konsep Islam, ta’zîr dimaksudkan untuk mendidik dan memperbaiki pelaku kejahatan agar ia menyadari perbuatan jarimahnya kemudian meninggalkan dan menghentikannya. ‫دو‬ ‫ال‬ ‫اهیف‬ ‫عرشت‬ ‫ممل‬ ‫بونذ‬ ‫لع‬ ‫و‬ Artinya: “Ta’zîr adalah hukuman pendidikan atas dosa (tindak pidana) yang belum ditentukan hukumannya oleh syara’.” Ta’zîr adalah hukuman yang tidak ada nash yang jelas dalam Al-Qur’an dan Al- Hadits sehingga harus ditetapkan oleh pemerintah atau waliyul amri dengan cara berijtihad. Hukuman ta’zîr dijatuhkan dengan mempertimbangkan berat ringannya suatu tindak pidana, situasi dan kondisi masyarakat, serta tuntunan kepentingan umum. Hal ini dapat dikatakan bahwa hukuman ta’zîr diterapkan tidak secara definitif, melainkan masih melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, dan bagaimana perbuatan jarimah terjadi, kapan waktunya, siapa korbannya, dan sanksi apa yang pantas dikenakan demi menjamin ketentraman dan kemaslahatan umat.
  • 14. Ketetapan qishâsh diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. sebagai respon atas perilaku masyarakat Jahiliyah yang memperlakukan para pembunuh secara berlebihan. Dalam masyarakat Jahiliyah terkait masalah pembunuhan berlaku ketentuan hukum adat yang menekankan pada keadilan pribadi suatu sistem yang memprioritaskan balas dendam. Tradisi ini sangat berbeda setelah kedatangan Islam. Al-Qur’an menetapkan untuk kasus pembunuhan atau melukai badan patokan hukum berupa pembalasan yang adil dalam artian setara. Dinyatakan secara tegas dalam penggalan ayat surat Al-Maidah ayat 45, sebagai berikut : َ‫ْن‬‫ی‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ٱ‬َ‫و‬ ِ ‫س‬ْ‫ف‬َّ‫ن‬‫ٱل‬ِ‫ب‬ َ ‫س‬ْ‫ف‬َّ‫ن‬‫ٱل‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ٓ‫ا‬َ‫ه‬‫ی‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ِ‫ْه‬‫ی‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ك‬َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ی‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ٱ‬ِ‫ب‬ Artinya: “Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (al-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata.” Secara umum ayat di atas bermakna yang termasuk apa yang dimaksudkan Allah SWT dalam Taurat adalah hukum qishâsh yang adil pada kasus pembunuhan dan melukai orang lain, dimana satu mata mengganti satu mata, dan satu nyawa menjadi ganti satu nyawa, hukum ini bertujuan untuk melindungi jiwa dan memproteksi anggota tubuh. Qishâsh
  • 16. • Imam Ahmad berpendapat, mengenai pencurian, pertama harta tidak disyaratkan harus dengan kondisi disimpan dan terjaga atau diletakkan di tempat yang pantas. Hukuman tetap dijatuhkan bagi pencuri meskipun harta yang dicuri diletakkan di berbagai tempat. Kedua, mayoritas ulama imam mazhab seperti: Imam Hanafi, Imam Malik, dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa harta yang dicuri yang bisa menyebabkan had potong tangan, disyaratkan harus disimpan dengan baik dan terjaga. • Ulama berbeda pendapat tentang apakah qadzaf itu merupakan tindak pidana aduan atau bukan, As-Syafi'i berpendapat bahwa qadzaf adalah tindak pidana aduan yang sepenuhnya hak korban pencemaran (huquq al-Ibad). Konsekuensinya hakim tidak akan mengadili pelaku qadzaf tanpa aduan dari korban, sementara hukuman dan dosanya akan gugur sendiri jika korban telah memaafkannya. Sedangkan menurut Abu Hanifah qadzaf merupakan tindak pidana tanpa aduan dan merupakan hak Allah (huquq Allah SWT). Konsekuensinya ialah bahwa hakim harus mengadili pelakunya meskipun tanpa pengaduan dari korban, dan hukumannya tidak gugur meskipun korban memaafkannya, hanya Allah SWT yang dapat menerima tobat, jika pelakunya bertobat. Hudûd
  • 17. Ta’zîr Menurut ulama kalangan Hanafiyah, hukuman mati sebagai ta’zîr dapat diterapkan sebagai pertimbangan politik negara dan berlaku jarimah tertentu seperti sodomi, atau pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW, merampok berulang kali mencuri, dan berselingkuh. Menurut sebagian ulama kalangan Syafi’iyah, hukuman mati sebagai ta’zîr dapat diberlakukan terhadap orang yang mengajak orang lain untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan agama yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis. Menurut ulama kalangan Malikiyah, hukuman mati sebagai ta’zîr diperbolehkan, sebagaimana hukuman mati bagi mata-mata Muslim tetapi memihak musuh. Menurut ulama kalangan Hanabilah, Ibnu Aqil berpendapat bahwa mata- mata Muslim yang membocorkan rahasia kepada musuh boleh dihukum mati sebagai ta’zîr. Pendapat ini sama dengan pendapat yang mengatakan bahwa para pelaku bid’ah atau orang-orang yang selalu berbuat kerusakan juga boleh dihukum mati.
  • 18. Qishâsh ■ Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa media pedang sebagai alat yang wajib digunakan dalam menjalankan hukuman qishâs. Sedangkan ulama Syafi'iyah dan Malikiyah mengartikan dalil-dalil yang menjadi rujukan qishâs, tidak hanya terbatas pada media pedang, namun tergantung pada media yang digunakan pelaku dalam menjalankan tindak pidananya. ■ Jumhur ulama (Malik, Syafi‘i, dan Ahmad ibn Hambal) berpendapat bahwa seorang merdeka tidak boleh di qishâsh karena membunuh hamba sahaya. Jumhur ulama dan Imam Qurthubi juga berpendapat bahwa orang Muslim tidak diqishâsh karena membunuh orang kafir, Jika mustahiq al-qishâsh memaafkan dengan tanpa meminta diyat, menurut mazhab Hanafi, Maliki, dan Syafi’i dalam sebuah pendapat; maka tidak wajib bagi pembunuh tadi membayar diyat secara paksa.