2. JARIMAH (Tindak Pidana)
Hukum
qisas
Hukum
diyat
Hukum
ta’zir
Hikmah
hikmah
About
jarimah
Imam al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah mendefinisikan jarimah :
يزعتر
وا
دحبَ
اهنع
ال
رجز
ةيعرش
تاروظحم
Segala larangan syara’(melakukan hal-hal yang dilarang dan atau
meninggalkan hal-hal yang diwajibkan) yang diancam dengan hukuman
had atau ta’zir.
• Jarimah memiliki unsur umum dan khusus. Unsur umum artinya
terdapat pada setiap jenis jarimah, sedangkan unsur khusus
hanya terdapat pada jenis jarimah tertentu.
• Unsur umum jarimah terdiri atas: unsur formal (al-rukn al-
syar’i) yaitu telah ada aturannya, (al-rukn al-madi) yaitu telah
ada perbuatannya, dan (al-rukn al-adaby) yaitu ada pelakunya.
Setiap jarimah hanya dapat dihukum jika memenuhi unsur tsb.
• Unsur khusus jarimah adalah unsur yang terdapat pada sesuatu
jarimah, namun tidak terdapat pada jenis jarimah lain. Misal,
mengambil harta orang lain secara diam-diam dari tempatnya
dalam jarimah pencurian, atau menghilangkan nyawa manusia
oleh manusia lainnya dalam jarimah pembunuhan.
• Berdasarkan aspek berat dan ringannya hukuman
serta ditegaskan atau tidaknya oleh al-Quran dan
hadis, jarimah terbagi 3, yaitu: hudud, qishash/diyat,
dan ta’zir.
3. JARIMAH (Tindak Pidana)
Hukum
qisas
Hukum
diyat
Hukum
ta’zir
Hikmah
hikmah
About
jarimah
Jarimah hudud meliputi: perzinaan, qadzaf (menuduh zina), minum khamr,
pencurian, perampokan, pemberontakan, dan murtad.
Jarimah qishash/diyat meliputi: pembunuhan sengaja (qatl al-’amd),
pembunuhan semi sengaja, pembunuhan karena kesalahan, pelukaan
sengaja, dan pelukaan semi-sengaja. Imam Malik hanya mengakui jenis
pembunuhan sengaja dan pembunuhan karena kesalahan, karena al-Quran
hanya menyebut kedua jenis jarimah tersebut.
Jarimah ta’zir terbagi menjadi tiga bagian:
a. Jarimah hudud atau qishash/diyat yang syubhat atau tidak memenuhi syarat,
namun sudah merupakan maksiat. Misal: percobaan pembunuhan.
b. Jarimah yang ditentukan oleh al-Quran dan hadis, namun tidak ditentukan
sanksinya. Misal: penghinaan, saksi palsu, tidak melaksanakan amanah, dan
menghina agama.
c. Jarimah yang ditentukan oleh ulil amri untuk kemaslahatan umum. Misal:
pelanggaran atas peraturan lalu lintas.
Dari segi cara berbuat atau mengerjakannya, jarimah terbagi 3:
a. Jarimah ijabiyah (delict comisionis), seseorang melakukan maksiat karena
melakukan hal terlarang, seperti: mencuri, dsb.
b. Jarimah salabiyah (delict ommisionis), seseorang tidak melakukan
hal-hal yang diperintahkan, seperti: tidak shalat.
c. Jarimah ijabiyah taqa’u bi thariq al-salab, seperti tidak memberi
makan-minum kepada tawanan hingga meninggal dengan
maksud membunuh, maka dikategorikan pembunuhan sengaja.
4. JARIMAH (Tindak Pidana)
Hukum
qisas
Hukum
diyat
Hukum
ta’zir
Hikmah
hikmah
About
jarimah
• Suatu kejahatan kadang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang. Dalam
hal keikutsertaan berbuat jarimah langsung, fuqaha` membagi kategori
jarimah: al-tawafuq dan al-tamalu’. Al-Tawafuq adalah beberapa orang yang
melakukan kejahatan secara bersama tanpa kesepakatan sebelumnya,
seperti kejahatan yang terjadi ketika sedang berlangsung demonstrasi, maka
•
pelaku kejahatan hanya bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
Sedangkan al-Tamalu’ adalah kejahatan yang dilakukan oleh beberapa orang
secara bersama dan terencana, misalnya aksi pembunuhan terencana, maka
mereka semua bertanggung jawab atas kematian korban.
Percobaan melakukan tindak pidana termasuk kategori jarimah ta’zir,
bukan had. Setidaknya ada tiga fase yang dilalui:
a. Fase pemikiran (marhalah al-tafkir). Seseorang tidak dapat dikenai sanksi.
b. Fase persiapan (marhalah al-tahdhir). Ada dua kemungkinan, pertama, tidak
dikenai sanksi jika perbuatannya bukan suatu maksiat, seperti membeli kunci
palsu untuk persiapan mencuri. Kemungkinan kedua, dapat dikenai sanksi jika
merupakan perbuatan maksiat, seperti membius calon korban.
c. Fase pelaksanaan (marhalah al-tanfidz), pelakunya dapat dikenai sanksi
meskipun perbuatannya belum selesai atau gagal, seperti maling ketahuan.
• Jika tidak selesainya kejahatan disebabkan pelakunya bertobat, menurut
sebagian ulama Syafi’iyah tobatnya dapat menghapus hukuman. Dalilnya:
QS. Al-Maidah: 34 dan al-Nisa`: 16. Sedangkan jumhur ulama berpendapat
bahwa tobat itu tidak menghapuskan hukuman.
5. ‘UQUBAT (Hukuman)
About
jarimah
Hukum
qisas
Hukum
diyat
Hukum
ta’zir
Hukum
hudud
• Allah SWT telah menetapkan hukum-hukum uqubat (pidana, sanksi, dan
pelanggaran) dalam peraturan Islam sebagai “pencegah” dan “penebus”.
Sebagai pencegah, karena ia berfungsi mencegah manusia dari tindakan
kriminal; dan sebagai penebus, karena ia berfungsi menebus dosa seorang
•
•
muslim dari azab Allah di hari kiamat. Keberadaan uqubat dalam Islam, yang
berfungsi sebagai pencegah, telah disebutkan dalam Al-Qur’an:
Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-
orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa. (QS. al-Baqarah: 179)
Yang dimaksud dengan “ada jaminan kehidupan” sebagai akibat pelaksanaan
qishash adalah melestarikan kehidupan masyarakat, bukan kehidupan sang
terpidana. Sebab, bagi dia adalah kematian. Sedangkan bagi masyarakat yang
menyaksikan penerapan hukuman tersebut—bagi orang-orang yang berakal—
tentulah menjadi tidak berani membunuh, sebab konsekuensi membunuh
adalah dibunuh. Demikian pula halnya dengan hukuman-hukuman lainnya,
sebagai bentuk pencegahan terjadinya kriminalitas yang merajalela.
Kejahatan Hudud adalah kejahatan yang paling berat dalam hukum pidana
Islam. Hukum Pidana Islam tidaklah absolut, ortodok, melainkan memberikan
ruang gerak bagi akal fikiran manusia untuk berijtihad sehingga bisa merespon
kebutuhan masyarakat secara dinamis.
6. Hukuman Jarimah Zina
About
jarimah
Hukum
qisas
Hukum
diyat
Hukum
ta’zir
Hukum
hudud
•
•
Dasar keharaman zina QS. Al-Mu’minun: 5-7, QS. Al-Isra: 32.
Adapun perbuatan homoseks menurut Imam Malik, Syafi’i dan Ahmad
hukumannya sama dengan pelaku zina, karena termasuk perbuatan fahisyah
(keji). Dalilnya QS. Al-’Ankabut: 38, al-A’raf: 81 dan al-Nisa`: 16. Sedangkan
•
•
pendapat Imam Abu Hanifah dan mazhab Dhahiri bukan termasuk zina,
melainkan perbuatan liwath, hanya dihukum ta’zir. Begitupula lesbian.
Dalam al-Quran sanksi zina itu sifatnya bertahap. Pada permulaan Islam,
sanksi zina adalah ditahan di rumah sampai mati dan dicaci maki (QS. Al-
Nisa`: 15-16). Kemudian datang sanksi berikutnya yaitu dicambuk (jilid) seratus
kali (QS. Al-Nur: 2). Terakhir disebutkan dalam hadis, bahwa jejaka dan
perawan berzina sanksinya 100x cambuk dan dibuang selama setahun.
Sedangkan hukuman bagi tsayyib (orang sudah menikah) yang berzina adalah
rajam (hukuman mati dengan dilempari batu).
Alat bukti zina: 4 orang saksi (QS. Al-Nisa`: 15, al-Nur: 4 dan 13), pengakuan,
qarinah (indikasi tertentu seperti hamil), dan li’an.
7. Hukuman Jarimah Qadzaf dan Pembunuhan
About
jarimah
Hukum
qisas
Hukum
diyat
Hukum
ta’zir
Hukum
hudud
• Qazf adalah menuduh wanita baik-baik berbuat zina tanpa ada bukti yang
meyakinkan. Jika tidak terbukti maka penuduh dikenai dera 80 kali. Dalam
Islam, kehormatan, pencemaran nama baik adalah hak yang harus dilindungi,
bukan sekedar karena kebohongan.
• Orang yang menuduh zina itu harus membuktikan kebenaran tuduhannya.
•
Unsur jarimah qadzaf ada tiga, yaitu: menuduh zina atau mengingkari nasab,
orang yang dituduh itu muhshan, dan ada itikad jahat.
• Alat bukti qadzaf: persaksian 4 orang, pengakuan si penuduh, dan menurut
Imam Syafi’i dapat pula dibuktikan dengan sumpah. Bila yang dituduh itu
istrinya dan ia menolak tuduhannya maka suami yang menuduh dapat
mengajukan sumpah li’an.
Sanksi qadzaf: hukuman pokok yaitu cambuk 80x, hukuman tambahan yaitu
tidak diterimanya persaksian (QS. Al-Nur: 4).
8. Hukuman Hudud Lainnya
About
jarimah
Hukum
qisas
Hukum
diyat
Hukum
ta’zir
Hukum
hudud
• Sariqah ialah perbuatan mengambil harta orang lain secara diam-diam dengan
maksud untuk memiliki serta tidak adanya paksaan. Dalam Al-Quran, Jarimah
Sariqah adalah potong tangan. Dalam ijtihad, potong-tangan diberlakukan untuk
pencuri professional. Dalam teori halah al-had al-a`la, hukum potong tangan
dalam kejadian tertentu dapat digantikan dengan hukuman lain yang lebih
rendah, tetapi tidak boleh diganti dengan yang lebih tinggi.
•
•
• Hirabah adalah sekelomok manusia yang membuat keonaran, pertumpahan
darah, merampas harta, dan kekacauan. Hukuman bagi haribah adalah hukuman
bertingkat. Potong tangan karena mencuri, potong kaki karena mengacau,
qishash karena membunuh, disalib karena membunuh dan mengacau, dan
dipenjara bila mengacau tanpa membunuh dan mengambil harta.
Baghy (bughat) adalah pemberontakan, yaitu keluarnya seseorang dari ketaatan
kepada Imam yang sah tanpa alasan. Pemberontakan merupakan upaya
melakukan kerusakan. Islam memerintahkan Pemerintah untuk berunding, dan
diperangi apabila tidak bersedia kembali bergabung dalam masyarakat. Bahkan
mayatnya tidak perlu dishalati seperti yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib.
Khamar (minuman memabukkan), diharamkan, termasuk narkotika, sabu, heroin,
•
dan lainnya. Islam sangat memperhatikan kesehatan badan, jiwa , kemanfaatan
harta benda. Hukumannya 40 kali dera sebagai had, dan 40 kali dera sebagai
hukum ta`zir sebagaimana yang dipraktekkan oleh Umar bin Khattab.
Riddah, orang yang menyatakan kafir setelah beriman dalam Islam, baik
dilakukan dengan; 1. perbuatan menyembah berhala, 2. dengan ucapan bahwa
Allah mempunyai anak, atau 3. dengan keyakinan bahwa Allah sama dengan
makhluk. Dalam Hadis, hukumnya dibunuh. Namun dalam pemahaman
kontektual bahwa murtad, hanya dihukumi ta`zir, karena sanksinya bers ifat
Akhirat, murtad hanya dihukum jika mencaci maki agama, akan tetapi bisa
dikenai hukuman mati dengan ta`zir jika terbukti melakukan desersi sedang
Negara dalam keadaan perang.
9. Hukuman Jarimah Pembunuhan (Qishash)
About
jarimah
Hukum
hudud
Hukum
qishas
Hukum
diyat
Hukum
ta’zir
• Jarimah Pembunuhan: ulama Hanafiah, Syafi’iyah, Hanabilah membagi
pembunuhan menjadi 3, yaitu:
a. Pembunuhan sengaja (qatl al-’amd), penganiayaan dengan maksud
menghilangkan nyawa orang. QS. Al-Baqarah: 178, al-Isra`: 33, al-Maidah: 32
b. Pembunuhan semi sengaja (qatl syibh al-’amd), penganiayaan terhadap orang
tidak dengan maksud untuk membunuhnya tetapi mengakibatkan kematian.
c. Pembunuhan karena kesalahan (qatlal-khata`)
•
• Hukuman pokok bagi pembunuhan sengaja adalah qishash, bila dimaafkan
oleh keluarga korban maka hukuman penggantinya adalah diyat (tebusan ganti
rugi dari si pelaku kepada si korban atau walinya, lihat QS. Al-Nisa`: 91). Bila
keduanya dimaafkan, maka diberlakukan hukuman ta`zir. Hukuman
tambahannya adalah terhalangnya menerima warisan dan wasiat. Hakim bisa
menetukan hukuman yang lebih rendah atas persetujuan korban atau walinya
secara kondisional, menurut jenis pembunuhannya, siapa pelakunya, dan
kenapa terjadi. Apapun substansinya, hukum qishash adalah upaya
menegakkan keadilan, sehingga dapat diterima oleh semua golongan.
Hukuman pokok pada pembunuhan semi sengaja adalah diyat dan kaffarat.
Sedangkan hukuman penggantinya adalah puasa dan ta’zir. Hukuman
tambahannya adalah terhalangnya menerima warisan dan wasiat.
• Hukuman pokok pembunuhan kesalahan adalah diyat dan kaffarat.
• Hikmah berlakunya hukum ini adalah untuk keberlangsungan hidup. Dengan
qishash menghindari kemarahan pihak korban dan melenyapkan rasa dendam.
Dengan diyat, akan meringankan beban nafkah pihak korban dan akan
merasakan keadaan damai dan aman dalam kehidupan.
10. Hukuman Jarimah Ta’zir
About
jarimah
Hukum
hudud
Hukum
qishas
Hukum
ta’zir
Hikmah
Hudud
•
• Ta`zir adalah hukuman yang bersifat mendidik atas perbuatan dosa yang
belum ditetapkan oleh syara` atau hukuman yang diserahkan kepada
keputusan Hakim. Dasar hukum ta`zir adalah pertimbangan kemaslahatan
dengan mengacu pada prinsip keadilan. Pelaksanaannyapun bisa berbeda,
tergantung pada tiap keadaan. Karena sifatnya yang mendidik, maka bisa
dikenakan pada anak kecil.
Dalam menetapkan jarimah ta'zir, prinsip utama yang menjadi acuan
penguasa adalah menjaga kepentingan umum dan melindungi setiap anggota
masyarakat dari kemudharatan (bahaya). Di samping itu, penegakkan
jarimah ta'zir harus sesuai dengan prinsip syar'i.
• Bentuk sanksi ta`zir bisa beragam, sesuai keputusan Hakim, secara garis
besar dapat dibedakan menjadi; Hukuman mati bisa dikenakan pada pelaku
hukuman berat yang berulang-ulang. Hukuman cambuk, hukuman penjara,
hukuman pengasingan, menyita harta pelaku, mengubah bentuk barang,
hukuman denda, peringatan keras, hukuman nasihat, hukuman celaan,
•
pengucilan, pemecatan, dan publikasi.
Lihat QS. Al-Maidah: 12, al-A’raf: 157.
11. Hikmah Hudud
About
jarimah
Hukum
hudud
Hukum
qishas
Hukum
ta’zir
Hikmah
Hudud
•
•
•
•
Sebagai tindakan preventif yaitu menakut-nakuti, guna mencegah seseorang
dari berbuat maksiat dan agar tidak terjadi lagi perbuatan jarimah di kalangan
masyarakat.
Menimbulkan efek jera bagi pelaku jarimah.
Menumbuhkan kesadaran kepada setiap orang agar menghormati hak dan
menghargai orang lain serta tidak melakukan tindakan kriminal terhadap
manusia, baik jiwa, harta, agama, akal pikiran dan kehormatannya.
Hudud Sebagai Kafarah. Sabda Rasulullah Saw: Dari Ubadah bin Shamit r.a,
ia bertutur: Kami pernah berada di dekat Nabi saw dalam salah satu majelis,
Beliau bersabda, “Berjanji setialah kamu kepadaku, bahwa kamu tidak akan
mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, tidak akan mencuri dan
tidak (pula) akan berzina.” Kemudian Beliau membaca ayat. Lanjut Beliau,
“Maka barangsiapa di antara kamu yang menepati janjinya, niscaya Allah
akan memberikannya pahala. Tetapi siapa saja yang melanggar sesuatu
darinya, lalu diberi hukuman maka hukuman itu adalah sebagai kafarah
(penghapus dosanya), dan barangsiapa yang melanggar sesuatu darinya
lalu ditutupi olah Allah kesalahannya (tidak dihukum), maka terserah kepada
Allah; Kalau Dia menghendaki diampuni-Nya kesalahan orang itu dan kalau
Dia menghendaki disiksa-Nya.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari I: 64 no: 18,
Muslim III: 1333 no: 1709 dan Nasa’i VII: 148).
12. Next Week
• Penyerahan softcopy makalah dan
presentasi mahasiswa/i untuk digabung
dengan presentasi dosen dalam format CD,
insya Allah.
• Penyerahan kisi-kisi soal UAS.
• Selamat menghadapi UAS, semoga sukses.
• Sampai jumpa di lain kesempatan...