SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Lawela, Warisan, dan Tanah Air Kata-Kata
Rahmat Adianto
Lawela Selatan desanya. Batauga kecamatannya. Buton Selatan kabupatennya. Sulawesi
Tenggara pasti nama provinsinya. Lima belas kilo meter ke arah selatan dari Kota Baubau, akan
tiba di desa itu, desa saya. Gerbang mengucapkan selamat datang bagimu di Kecamatan Batauga.
Disambut penurunan diikuti sedikit tikungan, berujung pula penurunan tanpa ucapan selamat
jalan.
Dahulu tanah ini hanya tempat bebatuan tertambat, pepohonan dan rumput tumbuh, rumah-
rumah berdiri kokoh, serta tempat berpijak. Kakek dan nenek saya memiliki beberapa hektar
tanah di tempat yang berbeda. Mereka memanfaatkan tanah sekadarnya, menanami tumbuhan
kebun.
Kakek seorang yang dianggap suci oleh keluarga saya. Sepanjang hidup, ia tidak pernah marah
berlebihan, tidak pula memendam dengki pada sesiapa pun. Untuk berbanjak dari rumah ke
tujuan lain, ia akan berniat diringi doa. Ia tidak pernah berniat melakukan hal-hal yang buruk.
Enggan merugikan orang lain dengan mengambil hak mereka. Ia meniatkan segala sesuatu demi
kebaikan, kelangsungan hidup, dan anak-anaknya.
Satu hal yang tidak banyak orang percaya, saat saya bercerita tentang “wali”. Dalam kehidupan
terdahulu, mereka selalu percaya dangan makhluk gaib. Menurut saya hal-hal gaib itu nyata.
Bukan untuk menduakan Tuhan, tapi sekadar menjaga diri dari kejahatan malam dan tukang
sihir.
Orang Buton menaruh kepercayaan besar, mengakui “wali” sebagai orang suci yang tidak kasat
mata. Begitu pun saya membenarkan lisan ibu ketika bercerita tentang kakek.
“Kita memang tidak punya apa-apa. Saya sembunyikan sedikit barang berharga dalam lemari.
Emas sebagai mas kawin dari ayahmu dan perhiasan hadiah dari kekekmu. Suatu malam seorang
masuk ke dalam rumah, mengambil beberapa perhiasan dari lemari. “Wali” yang menjaga rumah
membiarkan mengambil sesukanya. Peredaran waktu ke waktu, tanpa balasan fisik beredar kabar
si pencuri ditimpah sial. Bergelayut nafsunya, ia ketagihan dibunuh tangan panjangnya sendiri.”
Kira-kira demikian kata ibuku.
Usai kepergian kekek, tanah-tanah itu diabaikan, dengan asumsi tanah itu tidak akan diambil
orang. Nenek dan ibu serta dua saudara ibu hanya memberikan perhatian pada tanah yang mudah
mereka jangkau. Berkebun sebagai cara bertahan hidup, jagung dan umbi-umbian menjadi
pengasup gizi sepanjang tahun itu. Bermukin di kebun salah satu cara untuk menjauh dari
kedengkian orang-orang.
Biasanya orang-orang melakoni sandiwara, menjajakan senyuman semanis-manisnya. Di
belakang, mereka meraung serupa anjing kelaparan siap menerka. Entah apa sebabnya? Keluarga
saya enggan mengambil hak mereka. Orang-orang berbicara ngawur tanpa dasar kemanusiaan,
meluapkan kebencian tanpa dalih yang dapat diterima akal sehat. Mengapa? Lantaran nasib
digerogoti kemiskinan.
Ketika masa kanak-kanak, perlakukan semena-mena kerap kali saya dapatkan. Pipiku
dilembabkan air mata hampir saban hari. Mereka pandang keluarga saya sebelah mata. Lantaran
setiap perlakuan risak anak-anak itu selalu ditanggapi dengan senyuman. Sebab keluarga saya
tidak ingin melahirkan sedikit pun dengki dalam dada dan memilih menguburkan kemarahan.
Desember membuka tirai tahun 2003. Peradaban berkembang pesat, petuah perlahan sirna dari
kepala orang-orang desa. Pagar pergaulan tersingkap. Seragam-seragam sekolah berbaur bau
konau, arak, dan aroma aneka rokok. Saya senang berkawan, melakukan hal-hal buruk bukan
dari niat sendiri. Ikut-ikutan menjadi alternatif dalam menjaga keakraban. Mesikpun tidak sedikit
teman yang terlalu fanatik.
Saya akan senang memenuhi hasrat mereka dalam keadaan terbatas. Sejak kecil saya telah
berlajar licik, tanpa berguru. Misalnya saat melihat kue biji-biji mereka biasanya mereka
menyuruh saya untuk melakukan sesuatu. Agar saling menguntungkan, selalu meminjam sepeda
mereka untuk pulang mencuri jam mete tanpa sepengetahuan orang tua. Lewat samping rumah
tetangga, saya menyelinap masuk dan memungut puluhan jambu. Kembali pun dengan jalur yang
sama, melangkah sigap dan siaga memandangi rumah saya. Tema-teman saya akan menunggu di
bawah pohon dekat sekolah, SDN 1 Lawela. Untuk menyulap jambu mete menjadi kue biji-biji,
salah satu dari kami harus menyelinap ke dalam halaman sekolah. Di kantin, samping sekolah
selalu ada kompromi antara ibu kantin dan teman yang menukar jambu mete dengan kue biji-biji.
Beranjak dari SD, saya memasuki jenjang SMP yang dikeliling rindang pepohonan jambu mete.
Saat itu, masih SMP Negeri 1 Batauga, Filial Lawela yang bergati menjadi SMP Negeri 5
Batauga. Aktivitas pun masih dengan orang-orang yang sama. Saya Kerap kali membuat wali
kelas berkunjung ke rumah karena tiga tahun mengulang kebodohan yang sama pula, duduk di
bawah pohon belakang sekolah. Usai kunjungan wali kelas, ibu saya akan marah terlebih dahulu
untuk sedikit menghilangkan jejak wali kelas pada ayah. Andaikata ayah yang menerima
laporan, saya akan mendapat gula-gula pahit, istilah dari ibu.
Masuk SMK saya berubah total. Menjadi siswa terajin. Sebelum siswa lain tiba, biasanya saya
sudah menyapu ruang kelas dan halaman. Dengan modal peringkat sepuluh, saya perwakilan
siswa laki-laki berdiri di hadapan sekian banyak orang dari SMP dan wilayah berbeda saat
bagian kesiswaan mengundang peringkat pertama hingga peringkat kesepuluh. Saya terpilih jadi
ketua kelas, disenangi teman sekelas, serta akrab dengan para guru. Jenjang kelas selanjutnya,
saya bertahta di kursi jabatan ketua OSIS memimpin ratusan orang. Jenjang terakhir dinobatkan
sebgai ketua MPK di SMK Al Safitri.
Tepat pertengahan tahun 2016, saya resmi menjadi mahasiswa Bidikmisi di Universitas Halu
Oleo. Saya tidak punya cukup uang untuk menjadi mahasiswa. Bahkan ibu pernah bilang tidak
ada biaya darinya. Keterbatasan ekonomi membulatkan tekad saya kuliah. Mengubah jadi, nasib
muara utama cita-cita saya. Dari alur kehidupan, banyak pengalaman yang menggurui saya,
mengajarkan keadaban, pergaulan, cara beradaftasi, dan berorganisasi.
Semester tiga, saya pulang kampung, menyandang gelar mahasiswa. Orang-orang memandangi
saya dengan mengerutkan kening.
“Dari mana?” pertanyaan yang akan terulang sepanjang desa.
“Dari Kendari, kuliah.” jawab saya sedikit bangga.
“Saya masuk kampus jalur bebas tes dan dapat beasiswa,” jawaban tambahan saya.
“Mungkin saja ada yang berpikir, bisa juga ini anak kuliah di Kendari, yah.?”
Beberapa tahun silam mereka bersikap tak sehangat saat ini. Mahasiswa yang kuliah di luar
daerah akan segani oleh orang-orang desa saya. Ada yang tersenyum tulus ada pula yang
tersenyum sinis. Selalu ada dengki yang lahir karena saya lebih berhasil dibanding anak-anak
yang mem-bully saya beberapa tahun silam.
Pertengahan 2017, pemberdayaan tempat wisata di desa, bernaung di tanah hak waris saya.
Mereka berlomba-lomba merayu dan memendam kemaluan tanpa melirik masa silam. Awalnya
kemarahan sempat menggerogoti dada saya. Perangkat desa belajar bodoh dari kebodohan.
Hidup di bawah kendali erotisme kekuasaan, membuat keputusan di atas keputusan, menjalankan
peraturan bodoh. Berpedoman pada dua surat keputusan yang sama, berbeda lampiran anggota
diberlakukan secara bersamaan.
Saya memilih berpikir positif. Sebagai ciptaan Tuhan, orang-orang itu dalam keadaan khilaf.
Saya lalu dibanjiri undangan tersirat untuk berkunjung ke rumah mereka saat berpapasan di
pinggir jalan, dengan dalih keluaga, “kemanakan” katanya. Demi beban moral, saya memenuhi
undangan mereka. Di dalam rumah, mereka akan menyediakan berbagai nuansa dan suguhan
istimewa. Lalu memulai percakapan dengan bahasa yang basi. Ibarat sebuah makalah, sebagai
kata pengantar. Setelah jenuh, mereka akan mulai dengan berbisik.
“Tanahmu berpotensi.” Kira-kira demikian mereka berkata.
“Saya belum cukup mempu mengurus tanah, masih sibuk dengan urus kuliah. Silahkan tanya om
atau mama saya, mereka yang tahu “mengurusnya,” begitu jawaban saya sekadarnya.
Saat ini, saya masih berandai-andai tentang tanah warisan kami. Saya tak ingin ia diperebutkan
atas nama “pembangunan”. Saya merencanakan ia jadi ladang pembangunan yang lain.
Di Lawela, tanah warisan kami adalah pesan hidup sang kakek.
Dari Kendari sebagai daerah mencari sabda pendidikan, bagi saya untuk sementara Lawela
adalah tanah air kata-kata.
Kendari, 5 November 2018
RAHMAT ADIANTO lahir di Desa Lawela, Batauga, Buton Selatan. Ia kini sebagai mahasiswa
Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Halu Oleo. Tahun 2014 dua judul puisinya termuat dalam antologi bersama “Merindu Mentari di
Bumi Anoa” terbitan Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara. Ia juga aktif sebagai anggota Sanggar
Seni Fantastik Butuni sejak 2014 sampai sekarang. Mahasiswa berkulit sawo cukup matang ini,
menjelang semester akhir dan sedang mengembangkan Channel YouTube (Rahmat Adianto)
yang berisi tentang kebudayaan, sastra, dan seni. Saat ini ia menjadi relawan-anggota Pustaka
Kabanti Kendari.

More Related Content

What's hot

Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]
Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]
Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]Ida Bagus Anom Sanjaya
 
Juara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid IIJuara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid IIdevunira
 
Menyambung cerita
Menyambung ceritaMenyambung cerita
Menyambung ceritasairee
 
Karangan berbentukk tindakan
Karangan berbentukk tindakanKarangan berbentukk tindakan
Karangan berbentukk tindakanBong Shuying
 
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Izhan Nassuha
 
Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015
Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015
Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015Fajar Sany
 
Anakku segalanya bagiku
Anakku segalanya bagikuAnakku segalanya bagiku
Anakku segalanya bagikuErman Hidayat
 
Kisah pokok epal
Kisah pokok epalKisah pokok epal
Kisah pokok epalTaip Maknon
 
Petunjuk umum
Petunjuk umumPetunjuk umum
Petunjuk umumya Is
 
Jangan Menangis, Mama
Jangan Menangis, MamaJangan Menangis, Mama
Jangan Menangis, MamaCynthia D
 
mama please dont cry
mama please dont crymama please dont cry
mama please dont cryCynthia D
 
Jangan Menangis, Mama...
Jangan Menangis, Mama...Jangan Menangis, Mama...
Jangan Menangis, Mama...Cynthia D
 

What's hot (20)

Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]
Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]
Sepasang Sepatu Anak Walikota [Cerpen ARKI 2016]
 
Juara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid IIJuara Kejujuran Jilid II
Juara Kejujuran Jilid II
 
Menyambung cerita
Menyambung ceritaMenyambung cerita
Menyambung cerita
 
Karangan berbentukk tindakan
Karangan berbentukk tindakanKarangan berbentukk tindakan
Karangan berbentukk tindakan
 
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
Ebook learning for life (Cerita inspiratif pembangun motivasi hidup)
 
Cerkak
CerkakCerkak
Cerkak
 
Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015
Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015
Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015
 
Anakku segalanya bagiku
Anakku segalanya bagikuAnakku segalanya bagiku
Anakku segalanya bagiku
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
NOTA BM IB SL
NOTA BM IB SL NOTA BM IB SL
NOTA BM IB SL
 
Bahasa pdf small hway
Bahasa pdf small hwayBahasa pdf small hway
Bahasa pdf small hway
 
SETIA magz #2 juni 2015
SETIA magz #2 juni 2015SETIA magz #2 juni 2015
SETIA magz #2 juni 2015
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Tiga episod bangkai (zelfeni wimra)
Tiga episod bangkai (zelfeni wimra)Tiga episod bangkai (zelfeni wimra)
Tiga episod bangkai (zelfeni wimra)
 
Kisah pokok epal
Kisah pokok epalKisah pokok epal
Kisah pokok epal
 
Adhe
AdheAdhe
Adhe
 
Petunjuk umum
Petunjuk umumPetunjuk umum
Petunjuk umum
 
Jangan Menangis, Mama
Jangan Menangis, MamaJangan Menangis, Mama
Jangan Menangis, Mama
 
mama please dont cry
mama please dont crymama please dont cry
mama please dont cry
 
Jangan Menangis, Mama...
Jangan Menangis, Mama...Jangan Menangis, Mama...
Jangan Menangis, Mama...
 

Similar to Sebuah Esai "Lawela warisan dan tanah air kata kata"

Similar to Sebuah Esai "Lawela warisan dan tanah air kata kata" (20)

Berdiri diatas impian
Berdiri diatas impianBerdiri diatas impian
Berdiri diatas impian
 
Cinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuCinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktu
 
Para Penanti
Para PenantiPara Penanti
Para Penanti
 
Kisah Hidup Damayanti
Kisah Hidup Damayanti Kisah Hidup Damayanti
Kisah Hidup Damayanti
 
Bhg c
Bhg cBhg c
Bhg c
 
Mungkin ini cerita pernah kamu dengar
Mungkin ini cerita pernah kamu dengarMungkin ini cerita pernah kamu dengar
Mungkin ini cerita pernah kamu dengar
 
Krakteristik balai pustaka
Krakteristik balai pustakaKrakteristik balai pustaka
Krakteristik balai pustaka
 
Negeri buah dan sayur
Negeri buah dan sayurNegeri buah dan sayur
Negeri buah dan sayur
 
Ketika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docxKetika Kita Berbeda.docx
Ketika Kita Berbeda.docx
 
Bicara Buku Teks Besar.pptx
Bicara Buku Teks Besar.pptxBicara Buku Teks Besar.pptx
Bicara Buku Teks Besar.pptx
 
cerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiricerpen karangan sendiri
cerpen karangan sendiri
 
Assigment etnik
Assigment etnikAssigment etnik
Assigment etnik
 
Dari Pengembala Bebek Hingga Manager
Dari Pengembala Bebek Hingga ManagerDari Pengembala Bebek Hingga Manager
Dari Pengembala Bebek Hingga Manager
 
Toga i'm coming
Toga i'm comingToga i'm coming
Toga i'm coming
 
Kumpulan cerita mitos
Kumpulan cerita mitosKumpulan cerita mitos
Kumpulan cerita mitos
 
Bangau menenun songket
Bangau menenun songketBangau menenun songket
Bangau menenun songket
 
Kemelut hati
Kemelut hatiKemelut hati
Kemelut hati
 
Dhukun
DhukunDhukun
Dhukun
 
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latif
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latifCerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latif
Cerita singkat perjalanan hidup dan pendidikan abdul latif
 
Kisah nyata seorang muallaf
Kisah nyata seorang muallafKisah nyata seorang muallaf
Kisah nyata seorang muallaf
 

More from RAHMATADIANTO

Revolusi Mental dan Feminisme
Revolusi Mental dan FeminismeRevolusi Mental dan Feminisme
Revolusi Mental dan FeminismeRAHMATADIANTO
 
Kemah Literasi Bumi Anoa
Kemah Literasi Bumi AnoaKemah Literasi Bumi Anoa
Kemah Literasi Bumi AnoaRAHMATADIANTO
 
CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AZIZAH KARYA EMMAH AZRA: KRITIK SASTRA FEMINIS
CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AZIZAH KARYA EMMAH AZRA: KRITIK SASTRA FEMINISCITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AZIZAH KARYA EMMAH AZRA: KRITIK SASTRA FEMINIS
CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AZIZAH KARYA EMMAH AZRA: KRITIK SASTRA FEMINISRAHMATADIANTO
 
Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"
Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"
Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"RAHMATADIANTO
 
Puisi Sajak perempuan senyum dan lelaki karang Karya Amiruddin Ena
Puisi Sajak perempuan senyum dan lelaki karang Karya Amiruddin EnaPuisi Sajak perempuan senyum dan lelaki karang Karya Amiruddin Ena
Puisi Sajak perempuan senyum dan lelaki karang Karya Amiruddin EnaRAHMATADIANTO
 
Analisis novel hikayat kadiroen Oleh Rahmat Adianto
Analisis novel hikayat kadiroen Oleh Rahmat AdiantoAnalisis novel hikayat kadiroen Oleh Rahmat Adianto
Analisis novel hikayat kadiroen Oleh Rahmat AdiantoRAHMATADIANTO
 

More from RAHMATADIANTO (6)

Revolusi Mental dan Feminisme
Revolusi Mental dan FeminismeRevolusi Mental dan Feminisme
Revolusi Mental dan Feminisme
 
Kemah Literasi Bumi Anoa
Kemah Literasi Bumi AnoaKemah Literasi Bumi Anoa
Kemah Literasi Bumi Anoa
 
CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AZIZAH KARYA EMMAH AZRA: KRITIK SASTRA FEMINIS
CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AZIZAH KARYA EMMAH AZRA: KRITIK SASTRA FEMINISCITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AZIZAH KARYA EMMAH AZRA: KRITIK SASTRA FEMINIS
CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL AZIZAH KARYA EMMAH AZRA: KRITIK SASTRA FEMINIS
 
Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"
Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"
Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"
 
Puisi Sajak perempuan senyum dan lelaki karang Karya Amiruddin Ena
Puisi Sajak perempuan senyum dan lelaki karang Karya Amiruddin EnaPuisi Sajak perempuan senyum dan lelaki karang Karya Amiruddin Ena
Puisi Sajak perempuan senyum dan lelaki karang Karya Amiruddin Ena
 
Analisis novel hikayat kadiroen Oleh Rahmat Adianto
Analisis novel hikayat kadiroen Oleh Rahmat AdiantoAnalisis novel hikayat kadiroen Oleh Rahmat Adianto
Analisis novel hikayat kadiroen Oleh Rahmat Adianto
 

Recently uploaded

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 

Recently uploaded (17)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 

Sebuah Esai "Lawela warisan dan tanah air kata kata"

  • 1. Lawela, Warisan, dan Tanah Air Kata-Kata Rahmat Adianto Lawela Selatan desanya. Batauga kecamatannya. Buton Selatan kabupatennya. Sulawesi Tenggara pasti nama provinsinya. Lima belas kilo meter ke arah selatan dari Kota Baubau, akan tiba di desa itu, desa saya. Gerbang mengucapkan selamat datang bagimu di Kecamatan Batauga. Disambut penurunan diikuti sedikit tikungan, berujung pula penurunan tanpa ucapan selamat jalan. Dahulu tanah ini hanya tempat bebatuan tertambat, pepohonan dan rumput tumbuh, rumah- rumah berdiri kokoh, serta tempat berpijak. Kakek dan nenek saya memiliki beberapa hektar tanah di tempat yang berbeda. Mereka memanfaatkan tanah sekadarnya, menanami tumbuhan kebun. Kakek seorang yang dianggap suci oleh keluarga saya. Sepanjang hidup, ia tidak pernah marah berlebihan, tidak pula memendam dengki pada sesiapa pun. Untuk berbanjak dari rumah ke tujuan lain, ia akan berniat diringi doa. Ia tidak pernah berniat melakukan hal-hal yang buruk. Enggan merugikan orang lain dengan mengambil hak mereka. Ia meniatkan segala sesuatu demi kebaikan, kelangsungan hidup, dan anak-anaknya. Satu hal yang tidak banyak orang percaya, saat saya bercerita tentang “wali”. Dalam kehidupan terdahulu, mereka selalu percaya dangan makhluk gaib. Menurut saya hal-hal gaib itu nyata. Bukan untuk menduakan Tuhan, tapi sekadar menjaga diri dari kejahatan malam dan tukang sihir. Orang Buton menaruh kepercayaan besar, mengakui “wali” sebagai orang suci yang tidak kasat mata. Begitu pun saya membenarkan lisan ibu ketika bercerita tentang kakek. “Kita memang tidak punya apa-apa. Saya sembunyikan sedikit barang berharga dalam lemari. Emas sebagai mas kawin dari ayahmu dan perhiasan hadiah dari kekekmu. Suatu malam seorang masuk ke dalam rumah, mengambil beberapa perhiasan dari lemari. “Wali” yang menjaga rumah membiarkan mengambil sesukanya. Peredaran waktu ke waktu, tanpa balasan fisik beredar kabar si pencuri ditimpah sial. Bergelayut nafsunya, ia ketagihan dibunuh tangan panjangnya sendiri.” Kira-kira demikian kata ibuku. Usai kepergian kekek, tanah-tanah itu diabaikan, dengan asumsi tanah itu tidak akan diambil orang. Nenek dan ibu serta dua saudara ibu hanya memberikan perhatian pada tanah yang mudah mereka jangkau. Berkebun sebagai cara bertahan hidup, jagung dan umbi-umbian menjadi pengasup gizi sepanjang tahun itu. Bermukin di kebun salah satu cara untuk menjauh dari kedengkian orang-orang. Biasanya orang-orang melakoni sandiwara, menjajakan senyuman semanis-manisnya. Di belakang, mereka meraung serupa anjing kelaparan siap menerka. Entah apa sebabnya? Keluarga
  • 2. saya enggan mengambil hak mereka. Orang-orang berbicara ngawur tanpa dasar kemanusiaan, meluapkan kebencian tanpa dalih yang dapat diterima akal sehat. Mengapa? Lantaran nasib digerogoti kemiskinan. Ketika masa kanak-kanak, perlakukan semena-mena kerap kali saya dapatkan. Pipiku dilembabkan air mata hampir saban hari. Mereka pandang keluarga saya sebelah mata. Lantaran setiap perlakuan risak anak-anak itu selalu ditanggapi dengan senyuman. Sebab keluarga saya tidak ingin melahirkan sedikit pun dengki dalam dada dan memilih menguburkan kemarahan. Desember membuka tirai tahun 2003. Peradaban berkembang pesat, petuah perlahan sirna dari kepala orang-orang desa. Pagar pergaulan tersingkap. Seragam-seragam sekolah berbaur bau konau, arak, dan aroma aneka rokok. Saya senang berkawan, melakukan hal-hal buruk bukan dari niat sendiri. Ikut-ikutan menjadi alternatif dalam menjaga keakraban. Mesikpun tidak sedikit teman yang terlalu fanatik. Saya akan senang memenuhi hasrat mereka dalam keadaan terbatas. Sejak kecil saya telah berlajar licik, tanpa berguru. Misalnya saat melihat kue biji-biji mereka biasanya mereka menyuruh saya untuk melakukan sesuatu. Agar saling menguntungkan, selalu meminjam sepeda mereka untuk pulang mencuri jam mete tanpa sepengetahuan orang tua. Lewat samping rumah tetangga, saya menyelinap masuk dan memungut puluhan jambu. Kembali pun dengan jalur yang sama, melangkah sigap dan siaga memandangi rumah saya. Tema-teman saya akan menunggu di bawah pohon dekat sekolah, SDN 1 Lawela. Untuk menyulap jambu mete menjadi kue biji-biji, salah satu dari kami harus menyelinap ke dalam halaman sekolah. Di kantin, samping sekolah selalu ada kompromi antara ibu kantin dan teman yang menukar jambu mete dengan kue biji-biji. Beranjak dari SD, saya memasuki jenjang SMP yang dikeliling rindang pepohonan jambu mete. Saat itu, masih SMP Negeri 1 Batauga, Filial Lawela yang bergati menjadi SMP Negeri 5 Batauga. Aktivitas pun masih dengan orang-orang yang sama. Saya Kerap kali membuat wali kelas berkunjung ke rumah karena tiga tahun mengulang kebodohan yang sama pula, duduk di bawah pohon belakang sekolah. Usai kunjungan wali kelas, ibu saya akan marah terlebih dahulu untuk sedikit menghilangkan jejak wali kelas pada ayah. Andaikata ayah yang menerima laporan, saya akan mendapat gula-gula pahit, istilah dari ibu. Masuk SMK saya berubah total. Menjadi siswa terajin. Sebelum siswa lain tiba, biasanya saya sudah menyapu ruang kelas dan halaman. Dengan modal peringkat sepuluh, saya perwakilan siswa laki-laki berdiri di hadapan sekian banyak orang dari SMP dan wilayah berbeda saat bagian kesiswaan mengundang peringkat pertama hingga peringkat kesepuluh. Saya terpilih jadi ketua kelas, disenangi teman sekelas, serta akrab dengan para guru. Jenjang kelas selanjutnya, saya bertahta di kursi jabatan ketua OSIS memimpin ratusan orang. Jenjang terakhir dinobatkan sebgai ketua MPK di SMK Al Safitri. Tepat pertengahan tahun 2016, saya resmi menjadi mahasiswa Bidikmisi di Universitas Halu Oleo. Saya tidak punya cukup uang untuk menjadi mahasiswa. Bahkan ibu pernah bilang tidak ada biaya darinya. Keterbatasan ekonomi membulatkan tekad saya kuliah. Mengubah jadi, nasib muara utama cita-cita saya. Dari alur kehidupan, banyak pengalaman yang menggurui saya, mengajarkan keadaban, pergaulan, cara beradaftasi, dan berorganisasi.
  • 3. Semester tiga, saya pulang kampung, menyandang gelar mahasiswa. Orang-orang memandangi saya dengan mengerutkan kening. “Dari mana?” pertanyaan yang akan terulang sepanjang desa. “Dari Kendari, kuliah.” jawab saya sedikit bangga. “Saya masuk kampus jalur bebas tes dan dapat beasiswa,” jawaban tambahan saya. “Mungkin saja ada yang berpikir, bisa juga ini anak kuliah di Kendari, yah.?” Beberapa tahun silam mereka bersikap tak sehangat saat ini. Mahasiswa yang kuliah di luar daerah akan segani oleh orang-orang desa saya. Ada yang tersenyum tulus ada pula yang tersenyum sinis. Selalu ada dengki yang lahir karena saya lebih berhasil dibanding anak-anak yang mem-bully saya beberapa tahun silam. Pertengahan 2017, pemberdayaan tempat wisata di desa, bernaung di tanah hak waris saya. Mereka berlomba-lomba merayu dan memendam kemaluan tanpa melirik masa silam. Awalnya kemarahan sempat menggerogoti dada saya. Perangkat desa belajar bodoh dari kebodohan. Hidup di bawah kendali erotisme kekuasaan, membuat keputusan di atas keputusan, menjalankan peraturan bodoh. Berpedoman pada dua surat keputusan yang sama, berbeda lampiran anggota diberlakukan secara bersamaan. Saya memilih berpikir positif. Sebagai ciptaan Tuhan, orang-orang itu dalam keadaan khilaf. Saya lalu dibanjiri undangan tersirat untuk berkunjung ke rumah mereka saat berpapasan di pinggir jalan, dengan dalih keluaga, “kemanakan” katanya. Demi beban moral, saya memenuhi undangan mereka. Di dalam rumah, mereka akan menyediakan berbagai nuansa dan suguhan istimewa. Lalu memulai percakapan dengan bahasa yang basi. Ibarat sebuah makalah, sebagai kata pengantar. Setelah jenuh, mereka akan mulai dengan berbisik. “Tanahmu berpotensi.” Kira-kira demikian mereka berkata. “Saya belum cukup mempu mengurus tanah, masih sibuk dengan urus kuliah. Silahkan tanya om atau mama saya, mereka yang tahu “mengurusnya,” begitu jawaban saya sekadarnya. Saat ini, saya masih berandai-andai tentang tanah warisan kami. Saya tak ingin ia diperebutkan atas nama “pembangunan”. Saya merencanakan ia jadi ladang pembangunan yang lain. Di Lawela, tanah warisan kami adalah pesan hidup sang kakek. Dari Kendari sebagai daerah mencari sabda pendidikan, bagi saya untuk sementara Lawela adalah tanah air kata-kata. Kendari, 5 November 2018
  • 4. RAHMAT ADIANTO lahir di Desa Lawela, Batauga, Buton Selatan. Ia kini sebagai mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo. Tahun 2014 dua judul puisinya termuat dalam antologi bersama “Merindu Mentari di Bumi Anoa” terbitan Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara. Ia juga aktif sebagai anggota Sanggar Seni Fantastik Butuni sejak 2014 sampai sekarang. Mahasiswa berkulit sawo cukup matang ini, menjelang semester akhir dan sedang mengembangkan Channel YouTube (Rahmat Adianto) yang berisi tentang kebudayaan, sastra, dan seni. Saat ini ia menjadi relawan-anggota Pustaka Kabanti Kendari.