Dokumen ini merupakan naskah drama berjudul "Husen dan Petuahnya" yang terdiri atas 4 adegan. Adegan pertama memperkenalkan Husen yang dibuang ke hutan karena nakal, bertemu kakek dan ular yang memberinya petuah. Adegan kedua menunjukkan Husen diterima bekerja di istana setelah berhasil menjalankan tugas-tugas. Adegan ketiga, Husen berhasil menjalankan tugas dari sultan dengan baik. A
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Naskah Drama "Teater Husen dan Petuahnya"
1. HUSEN DAN PETUAHNYA
Karya: Amiruddin Ena
ADEGAN I
Di atas panggung menggambarkan suasana hutan. Masuk seorang pemuda
bernama Husen tengah melakukan perjalanan yang tak tahu ke mena dia akan berhenti.
Husen tampak lelah. Dia beristrahat sejenak. Duduk di sebuah batang pohon yang
tumbang. Sesekali husen menghapus keringat di wajahnya, tiba-tiba dating seorang
kakek menghampirinya. (Lampu netral, kuning dan hijau dinyalakan)
Kakek : Assalamu’alaikum!
Husen : Wa’alaikum salam! (husen berdiri dan spontan menjawab)
Kakek : Anak muda, sepertinya kau bukan pemuda yang berasal dari sini.
Siapa kau?
Husen : Maaf kek. saya berasal dari desa seberang hutan ini. Nama saya Husen.
Kakek : Maukah kau menceritakan kepadaku alasan kau bisa sampai ke sini?
Husen : ceritanya cukup panjang. Saya berada disini akibat perbuatanku sendiri.
Saya memiliki ayah yang sangat berhati mulia.Beliau juga mencintai
Keluarga, saudara dan sepupunya layaknya mencintai diri sendiri.
Sifat mulia itu pun diwarisi oleh ketiga saudaraku Wa Bunga Banca
Patola, putri Garangani, dan Hasan. Hanya saya yang nakal. Oleh karena
itulah saya dibuang ke hutan ini.
Kakek : Ha..ha..ha..! ternyata kamu anak yang berbakti dan panuh tanggung
Jawab.
Husen : Maksud perkataan kakek apa? Apakah saya pantas mendapat pujian itu?
Kakek : Anak muda.. walaupun kamu dijuluki anak nakal tapi kamu masih
memiliki sifat yang baik. Buktinya kamu mau menjalankan hukuman
akibat kenakalanmu itu.
Husen : saya tidak punya pilihan lain selain menjalankan hukuman ini.
Kakek : Anak muda dengarkan petuahku ini Boli atumpu ingkita kakaro ingkita.
Husen : Apa maksud petuah itu kek?
Kakek : Nanti kau akan tahu apa maksudnya. Sekarang pulanglah jangan
berlama-lama di sini, karena di tempat ini dihuni oleh seekor ular.
Kakek mau melanjutkan perjalanan kakek. Assalamu’alaikum!
2. Husen menjawab salam dari kakek. Dia terus memikirkan pesan kakek.ia kembali duduk
sambil memikirkan terus pesan kakek itu hingga membuatnya mengantuk.hendak
memejamkan mata tiba-tiba terdengar suara. Suara itu berasal dari ular yang tak
tampak. (hanya lampu merah remang-remang dan lampu Blitz menyala)
Suara Ular : Ha…ha…ha…! Hai anak muda siapa kau dan sedang apa kau
di daerahku? (hanya terdengar suara)
Husen : Mo..mohon ma…maaf…! Nama saya Husen saya tidak bermaksud jahat.
Kalau boleh tahu siapakah anda dan wujud apakah anda? (ketakutan)
Suara ular : saya adalah penghuni daerah ini. Wujudku seekor ular. Hei.. anak muda
mengapa kau bisa berada di sini?
Husen : ampun..tuan ular. Saya dibuang orang tuaku karena nakal.
Suara ular : Oh…begitu. Kalau begitu pulanglah. Tapi sebelum pulang dengarlah
petuahku ini: Boli upali-palimba mokarahasiana mate-matena upalimba
tabeana ohancu atumpumo iborokomu, boli kole-kole sakonowiana,
boli pakaekae mokohaejatina.
Husen : terima kasih tuan ular. Saya akan mengingat petuah tuan.
Suasana kembali normal, suara ular itu menghilang. Tiba-tiba ayah dan Ibu Husen
datang menjemputnya.
Ayah dan Ibu : Husen anakku…!
Husen : Ama… Ina..! kenapa kalian ke mari?
Ayah : Ama dan inamu telah sepakat untuk membawamu pulang.
Ibu : iya anakku..! kami tidak tega membiarkan kau sendirian di hutan
ini. kami berencana membawamu menghadap sultan untuk memohon
agar kau dipekerjakan sebagai penjaga kandang kuda.
Husen : Baiklah kalau begitu. Saya menurut saja. Kapan kita menghadap sultan?
Ayah : Sekarang juga nak. Mari kita sama-sama menghadap sultan.
Husen dan kedua orang tuanya keluar panggung. (Lampu dipadamkan semua).
ADEGAN II
Menggambarkan suasana ruang tamu Sultan. Sultan dan istrinya masuk
panggung lalu mereka duduk di kursi kesultaan. Tiba-tiba masuk seorang pengawal.
Pengawal : Somba waopu…! (pengawal memberi hormat)
Ampun tuanku.. hamba mau melapor bahwa di luar ada 3 orang yang
ingin bertemu tuan.
3. Sultan : siapa mereka?
Pengawal : Husen bersama ayah dan ibunya tuanku!
Sultan : suruh mereka masuk.
Pengawal : Baik tuanku..! somba waopu..!
Pengawal bergegas keluar. Tak lama pengawal itu masuk bersama Husen dan kedua
orang tuanya kemudian mereka duduk memberi hormat.Setelah mengantar mereka
pegawal langsung keluar.
Ayah, ibu dan Husen : Sombakita waopu..!! (memberi hormat)
Ayah : mohon ampun tuanku. Hamba dan istri hamba menghadap tuan untuk
menyerahkan anak hamba agar kiranya tuan mau
mempekerjakannya sebagai penjaga kandang kuda taunku.
Sultan : Siapa nama anakmu?
Husen : Ampun Tuanku. Nama hamba adalah Husen tuan.
Sultan : Husen..! apakah kau sanggup melaksanakan tugas itu?
Husen : Hamba sanggup tuan. Hamba sanggup melakukan apa saja untuk
mengabdikan diri kepada tuan.
Sultan : Baiklah..! mulai sekarang bekerjalah di kandang kudaku.
Dan kalian berdua, ayah dan ibunda Husen pulanglah kalian.
Ayah, ibu segera keluar dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sultan.
Sultan : Husen sekarang pergilah di kandang untuk memberi makan kudaku.
Karena besok saya akan melakukan kunjungan ke beberapa daerah
kekuasaanku.
Husen : Baik tuanku…!
Istri sultan : tunggu dulu. Mohon izin kanda. Bolehkah hamba meminta sesuatu
kepada Husen untukku?
Sultan : silahkan dinda.
Istri sultan : husen tolong ambilkan air untukku.
Husen : baik. Hamba akan ambilkan.
Husen segera mengambil segelas air lalu menyerahkannya kepada istri sultan. Melihat
tindakan husen sultan dan istrinya tersenyum.
Sultan : sekarang pergilah ke kandang kuda. Laksanakan tugasmu.
Husen : baik tuan. (husen keluar panggung)
Sultan : sepertinya dia pemuda yang rajin dan patuh.
Istri sultan : benar kanda. Tapi sebaiknya kita uji dia sekali lagi.
4. Sultan : baiklah. terserah dinda saja.
Istri sultan memanggil husen tanpa bantuan pengawal. Istri sultan hanya berteriak
seadanya memanggil husen. Mendengar suara istri sultan, husen bergegas masuk.
Husen : hamba tuanku. Apa yang bisa hamba lakukan?
Istri Sultan : tolong parutkan kelapa di dapur. Tapi jangan terlalu lama.
Usahakan secepat mungkin kau parut kelapa itu.
Husen : Baik. Hamba akan laksanakan. (husen bergegas keluar panggung)
Sultan : apakah dia sanggup melaksanakan tugasnya dalam tempo waktu yang
singkat dinda?
Istri sultan : dinda juga ragu kanda.
Tak lama tiba-tiba masuklah husen dengan nafas terengah-engah.
Husen : ampun tuanku. Tugas hamba sudah hamba kerjakan.
Sultan : manakjubkan..! cepat sekali husen. Baiklah saya hargai keuletanmu.
Mulai sekarang kuangkat kau menjadi suldadu. Dan besok kau
menemaniku untuk berkunjung di daerah-daerah kekuasaanku.
Husen : terima kasih tuanku. (senang)
Sultan : sekarang istrahatlah.
Husen segera keluar dengan senyum bahagia. Sultan dan istrinya bernapas lega dan
tesenyum memandangi husen. Lalu merekapun keluar panggung. (Lampu padam
semua)
ADEGAN III
Masuk sultan, husen dan 2 orang pengawal. Mereka telah melakukan perjalanan
berkunjung ke daerah-daerah kekauasaan sultan. Tiba-tiba sultan tersadar kalau dia
melupakan kerisnya. Mereka berhenti.
Sulan : Astaghfirullah…! (tergakaget)
Saya lupa membawa leko kesayangaku. Husen suldaduku..!
Husen : Hamba tuanku.
Sultan : sudah berapa jauh perjalanan kita?
Husen : sekitar 40 km tuan.
Sultan : Husen suldaduku. Saya lupa membawa leko. Untuk pulang
mengambilnya kita butuh waktu lama dan menempuh 40 km lagi
sementara saya sudah lelah. bersediakah kau pulang mengambil keris itu?
Husen : hamba bersedia tuanku.
5. Sultan : Baiklah. Husen… ingatlah pesanku: naikido ande ualea boli ulawani
malingu muabakiko, sanampu ambulimo patuju lausaka ikamarana
sultani ala leko itambena polango.
Husen : baik tuan. Pesan tuan akan hamba laksanakan.
Husen keluar panggung. Sultan tetap menunggu dengan penuh harapan semoga husen
bisa melaksanakan tugasnya sesuai pesannya. Tak lama kemudian husen masuk kembali
dengan nafas tesendat-sendat.melihat kedatangan husen sultan jadi senang.
Sultan : bagus.. husen. Kau telah berhasil melaksanakan tugasmu dengan cepat.
Apakah pesanku tadi kau laksanakan?
Husen : ampun tuanku. Hamba melaksanakan tugas sesuai dengan pesan tuan.
Dan inilah leko tuan. Hamba mengambilnya dari bantal tuan
Husen menyerahkan keris kepada sultan.
Sultan : saya bangga sama kamu husen. Sebaiknya kita tidak usah melanjutkan
perjalanan. Kita pulang saja. Karena saya ingin memberimu hadiah tapi
saya tidak akan menyampaikannya di sini.
Husen : Baik tuanku. Pengawal ayo kita pulang.
Pengawal menjawab. Dan mereka keluar panggung. (Lampu padam semua)
ADEGAN IV
Suasana ruang tamu sultan. Sultan dan husen masuk dan duduk di kursi. Di sana
tak tampak istri sultan.
Sultan : ke mana istriku? Apakah dia tidak tahu kalau saya sudah pulang?
Sultan bertanya kepada husen. Husen hanya diam saja. Seakan-akan ada sesuatu yang
disembunyikan. Dia teringat petuah dari suara ular itu.
Suara ular : Boli upali-palimbaia mokarahasiana mate-matena upalimbaia tabeana
ohancu atumpumo iborokomu.
Sultan : husen.. ada apa denganmu? Kenapa diam saja?
Husen : ampun tuanku. Hamba tidak apa-apa.
Tiba-tiba masuk istri raja. Dia tergesah-gesah sambil merapikan pakaiannya lalu duduk
di samping sultan.
Istri sultan : ampun kanda. Dinda tidak sempat menyambut kanda. Dinda tadi sedang
tidur di kamar. Dinda tidak tahu kalau kanda pulang secepat ini.
Ada apa gerangan sampai kanda pulag secepat ini?
6. Sultan : tidak apa-apa dinda. Tiba-tiba saja kanda ingin cepat pulang. Ada hal
penting yang harus hamba sampaikan tentang Husen.
Istri sultan : apa? husen? Ada apalagi dengannya?. Dinda juga mau melapor kanda.
Sebaiknya Husen dipecat saja karena dia bertindak tidak sopan.
Dia berani masuk kamar untuk mengambil leko tanpa pedulikan dinda
Yang sedang tidur.
Sultan : ha.ha.ha..! bukan Husen yang salah dinda. Tapi kandalah yang menyuruh
Husen untuk berbuat seperti itu. Husen benar-benar pemuda yang patuh
dan bertanggung jawab.
Istri sultan : Jadi apa rencana kanda?
Sultan : Kanda ingin bertemu dengan Delima anak kita.
Pengawal panggilkan Delima ke mari. (perintah kepada pengawal)
Istri sultan dan husen jadi bingung. Tiba-tiba masuk delima putri sang sultan
Delima : Ananda Delima menghadap kepada ayahanda. Apakah ayahanda
memanggilku?
Sultan : ya… ke marilah putriku. (Delima duduk di kursi)
Delima : sepertinya ayahanda sedang bahagia.
apa yang bisa ananda kerjakan untuk menambah kebahagiaan ayahanda?
Sultan : putriku Delima. Husen adalah anak yang baik, patuh dan penuh tanggung
jawab. Kalau delima tidak keberatan ayahanda ingin menikahkan kau
dengan Husen.
Mendengar hal itu. husen dan delima terdiam.
Delima : Delima… Delima…! (malu-malu dan terdiam)
Sultan : ha.ha.ha. diam tanda setuju. Bagaimana dinda, apakah dinda setuju
dengan rencana kanda?
Istri sultan : Dinda setuju saja kanda. Tapi apakah Husen mau menikahi Delima yang
Sebelumnya sudah bersuamikan 99 orang?
Sultan : Bagaimana Husen. Apakah kau bersedia hidup senang dan menderita
bersama Delima putriku?
Husen : ham.. hamba…hamba bersedia tuanku. (gugup)
Sultan : baiklah. Pengawal umumkan kepada seluruh warga kota ini bahwa
besok akan dilangsungkan pernikahan putriku Delima adengan
Husen.
Lampu dipadamkan semua
7. PROLOG:
Dibaca oleh seseorang menggunakan microfound. (lampu disesuaikan)
PEPATAH MENGATAKAN KALAU SUDAH JODOH TAK AKAN
KEMANA. ITULAH YANG DIALAMI HUSEN DAN DELIMA. ESOKNYA
SESUAI TITAH SULTAN, MEREKAPUN MENIKAH. SETELAH ACARA
PERINIKAHAN USAI. PADA WAKTU PETANG DELIMA MENGAJAK
HUSEN UNTUK TIDUR. NAMUN, HUSEN KEMBALI TERINGAT PETUAH
DARI SUARA ULAR BAHWA “BOLI KOLE-KOLE SAKONOWIANA”. MAKA
HUSEN MENOLAK AJAKAN ISTRINYA. MENJELANG PUKUL SEMBILAN
HUSEN BARULAH MERASA MENGANTUK. KEMUDIAN HUSEN TIDUR
DISAMPING ISTRINYA. BARU MEREKA GULINGKAN BADAN TIBA-TIBA
MUNCUL SEEKOR LIPAN SEBESAR BANTAL GULING. LIPAN ITU
TERNYATA PENDAMPING PUTRI SULTAN DELIMA YANG SELALU
MEMBUNUH 99 SUAMI DELIMA. KARENA KAGET MAKA HUSEN
LANGSUNG MEMBUNUH LIPAN ITU. PAGI HARINYA HUSEN BANGUN
LEBIH AWAL UNTUK MEMBERSIHKAN TUBUH DAN DARAH LIPAN YANG
SUDAH MATI ITU. SEMENTARA ISTRINYA SEDANG TIDUR.
SETELAH SULTAN BANGUN. SULTAN MELIHAT HASAN MASIH
HIDUP. SULTAN DAN ISTRINYA SEPAKAT UNTUK MENYERAHKAN
HASAN KE DEWAN MAJELIS SARA UNTUK DI SELIDIKI. NAMUN,
KARENA ISTRI SULTAN BERHALANGAN MAKA SULTAN HANYA
MENULIS SEBUAH SURA UNTUK SARA.
APAKAH ISI SURAT SULTAN UNTUK SARA? DAN BAGAIMANA NASIB
HUSEN SELANJUTNYA? MARI KITA SAKSIKAN KISAH SELAJUTNYA.
8. ADEGAN V
Menggambarkan suasana perjalanan husen yang di dampingi seorang pengawal.
Husen dan pengawal masuk panggung. Dari arah berlawanan masuk seorang nenek
membawa talam haroa. Husen merasa kasihan melihat nenek itu sudah tidak kuat
membawa talam haroa yang sangat berat.
Husen : Assalamua’alaikum..!
Nenek : Wa’alaikumsalam..!
Husen : nenek mau ke mana? Sepertinya talam nenek berat sekali
Nenek : nenek mau membawa talam ini ke masjid. Di sana sedang ada haroa.
Nak.., bolehkah membantu nenek bawakan talam haroa ini ke masjid?
Husen teringat lagi dengan petuah dari suara ular itu:
Suara ular : Boli pakekae mokohaejatina
Husen : baiklah nek, saya kan Bantu membawakan talam haroa ini ke kasjid.
Pengawal : Tapi tuan husen. Tuan di perintahkan oleh sultan untuk segera mengantar
surat ini kepada sara.
Husen : tapi nenek ini membutuhkan pertolongan. Jadi saya harus bagaimana?
Pengawal : baiklah kalau begitu, biar hamba saja yang mengantarka surat itu.
Husen : terima kasih pengawal.
Husen dan nenek segara keluar panggung. Tak lama kemudian tiba-tiba sara datang
bersama pendampingnya.pengawal itu langsung menyerahkan surat dari sultan.
Sara : Wahai pengawal..! sedang pakah kau di sini?
Pengawa : mohon ampun tuan. Hamba diperintahkan untuk mengantar surat dari
sultan untuk tuan Sara.
Sara membuka surat lalu membacanya. (dibaca pemeran sultan lewat mic)
Isi surat: Opeaonina sakawana anana mobawana sura siy sumbelemea
Setibanya pengantar surat ini segeralah disembelih
Setelah membaca surat itu. sara langsung menunjukkan kepada pendampingnya.
Pendampingnya pun membaca surat itu. mereka berunding. Tak lama kemudian
pengawal tersebut di sekap kedua tangannya lalu disembelih oleh sara. Tak lama husen
datang. (Lampu merah di nayalakan)
9. Husen : pengawal…! Pengawal…!
Kenapa ada darah di sini? Mungkinkah terjadi sesuatu?
Sebaiknya saya pulang saja.
Husen keluar panggung. (Lampu dipadamkan semua)
ADEGAN VI
Tampak sultan di ruang tamu sedang mondar mandir penuh rasa penasaran.
Tiba-tiba masuk husen. Sultan kaget melihat husen masih hidup.
Husen : Somba waopu..! ampun tuanku. Hamba sudah kembali.
Sultan : ka..kamu sudah mengantar surat itu?
Husen : Sudah tuanku. Tapi di tengah jalan tadi hamba bertemu dengan seorang
nenek yang sedang mengantar talam haroa. Saya menolong nenek itu
untuk mengantar talam itu ke masjid. Maka surat dari sultan diantar
langsung oleh pengawal.
Sultan : apa..?? lancang sakali kau…!
Sultan langsung menyergap husen lalu memukul kepalanya hingga roboh di pengkuan
sultan. Sultan mengeluarkan kerisnya. Saat hendak menacapkan keris ke leher husen.
Husen teringat lagi petuah dari suara ular.
Suara Ular : Boli upail-palimba mokarahasiana mate-matena upalimba tabeana
ohancu atumpumo iborokomu.
Husen : tunggu tuanku. Sebelum tuanku membunuhku. Izinkanlah hamba
mengatakan sesuatu.
Sultan : apa itu?
Husen : ketika hamba disuruh mengambil leko oleh tuan. Di kamar tuan hamba
melihat istri tuan sedang tidur bersama laki-laki lain.
Sultan : apa..??? benarkah itu?
Husen : benar tuanku. Hamba tidak berani berbohong kepada tuan.
Apalagi dalam keadaan mendekati mau begini.
Tangan sultan gemetaran, dia kaget medengar hal itu. diangkatnya kepala husen dengan
perasaan sedih. Sulta memerintahkan pengawal untuk memanggil istri dan lelaki
selingkuhannya. Tak lama dating istri dan lelaki itu sambil mohon ampun.
10. Istri sultan dan lelaki : Ampun kanda.. ampun…!!!
Sultan : kau istriku telah mengkhianatiku, segera mungkin kau akan kuceraikan.
Dan kau laki-laki penggoda…tidak malukah kau tidur bersama istri
orang. Kalian benar-benar rendah seperti hewan.
Istri sutan dan lelaki: Ampun tuan…ampun…!
Sultan : setiap perbuatan pasti ada konsekuensinya. Jika kau berbuat jahat maka
imbalannya kejahatan dan jika kau berbuat baik maka kebaikan pula
yang kau terima.
Pengawal bawa istriku keluar… dan bunuh lelaki ini.
Pengawal segera masuk menyeret istri sultan. Lalu menyembelih lelaki itu.
Lampu dimatiakan semua.
SETIAP PERBUATAN PASTI ADA KONSEKUENSINYA.
BAIK BURUKNYA PERBUATAN PASTI ADA IMBALANNYA
SELESAI