Cerita mitos Pesut Mahakam menceritakan tentang dua bersaudara yang diusir oleh ibu tirinya. Mereka bertemu kakek tua di hutan yang memberi makan. Kemudian mencari orang tua di seberang sungai dan berubah menjadi ikan pesut setelah memakan bubur panas. Cerita ini mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan adaptasi manusia terhadap lingkungan.
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Cerita Mitos Pesut Mahakam
1. 4. KUMPULAN CERITA MITOS
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah
dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya
cerita atau penganutnya.
Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta,dunia, bentuk khas binatang,
bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya.Mitos itu sendiri, ada
yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
A. Cerita Mitos Pesut Mahakam
Pada zaman dahulu kala di rantau Mahakam, terdapat sebuah dusun yang didiami oleh beberapa
keluarga.
Mata pencaharian mereka kebanyakan adalah sebagai petani maupun nelayan. Setiap tahun setelah musim
panen, penduduk dusun tersebut biasanya mengadakan pesta adat yang diisi dengan beraneka macam
pertunjukan ketangkasan dan kesenian.
Di tengah masyarakatyang tinggal di dusun tersebut,terdapat suatu keluarga yang hidup rukun dan
damai dalam sebuah pondok yang sederhana. Mereka terdiri dari sepasang suami-istri dan dua orang putra
dan putri. Pada suatu ketika, sang ibu terserang oleh suatu penyakit. Walau telah diobati oleh beberapa
orang tabib, namun sakit sang ibu tak kunjung sembuh pula hingga akhirnya ia meninggal dunia.
Sepeninggal sang ibu, kehidupan keluarga ini mulai tak terurus lagi. Mereka larut dalam kesedihan yang
mendalam karena kehilangan orang yang sangat mereka cintai.
Suatu hari di dusun tersebut kembali diadakan pesta adat panen. Berbagaipertunjukan dan hiburan
kembali digelar. Dalam suatu pertunjukan ketangkasan, terdapatlah seorang gadis yang cantik dan
mempesona sehingga selalu mendapat sambutan pemuda-pemuda dusun tersebut bila ia beraksi.
Mendengar berita yang demikian itu, tergugah juga hati sang ayah untuk turut menyaksikan bagaimana
kehebatan pertunjukan yang begitu dipuji-puji penduduk dusun hingga banyak pemuda yang tergila-gila
dibuatnya.
Sengaja sang Ayah berdiri di depan agar dapat dengan jelas menyaksikan permainan serta wajah
sang gadis. Akhirnya pertunjukan pun dimulai. Suatu saat,akhirnya bertemu jua pandangan antara sigadis
dan sang ayah tadi. Kejadian ini berulang beberapa kali, dan tidak lah diperkirakan sama sekali kiranya
bahwa terjalin rasa cinta antara sang gadis dengan sang ayah dari dua orang anak tersebut.
Demikianlah keadaannya, atas persetujuan kedua belah pihak dan restu dari para sesepuh maka
dilangsungkanlah pernikahan antara mereka setelah pesta adat didusun tersebut usai. Dan berakhir pula lah
kemuraman keluarga tersebut, kini mulailah mereka menyusun hidup baru. Mereka mulai mengerjakan
kegiatan-kegiatan yang dahulunya tidak mereka usahakan lagi.
Dalam keadaan yang demikian, tidak lah diduga sama sekali ternyata sang ibu baru tersebut lama
kelamaan memiliki sifat yang kurang baik terhadap kedua anak tirinya. Kedua anak itu baru diberi makan
setelah ada sisa makanan dari ayahnya. Sang ayah hanya dapat memaklumi perbuatan istrinya itu, tak dapat
2. berbuat apa-apa karena dia sangat mencintainya. Pada suatu ketika, sang ibu tiri telah membuat suatu
rencana jahat. Ia menyuruh kedua anak tirinya untuk mencari kayu bakar di hutan.
Setelah membawa beberapa perlengkapan, berangkatlah mereka menuju hutan. Mereka pun mulai
mengumpulkan kayu sebanyak-banyaknya. Menjelang tengah hari, rasa lapar pun tak tertahankan lagi,
akhirnya mereka tergeletak di tanah selama beberapa saat. Dan tanpa mereka ketahui, seorang kakek tua
datang menghampiri mereka."Apa yang kalian lakukan disini, anak-anak?"tanya kakek itu kepada mereka.
Kedua anak yang malang tersebut lalu menceritakan semuanya, termasuk tingkah ibu tiri mereka dan
keadaan mereka yang belum makan nasi sejak kemarin hingga rasanya tak sanggup lagi untuk meneruskan
pekerjaan. "Kalau begitu..., pergilah kalian ke arah sana."kata sikakek sambil menunjuk ke arah rimbunan
belukar, "Disitu banyak terdapat pohon buah-buahan. Makanlah sepuas-puasnya sampai kenyang. Tapi
ingat, janganlah dicari lagi esok harinya karena akan sia-sia saja. Pergilah sekarang juga!"
Sambil mengucapkan terima kasih, kedua kakak beradik tersebut bergegas menuju ke tempat yang
dimaksud. Ternyata benar apa yang diucapkan kakek tadi, disana banyak terdapat beraneka macam pohon
buah-buahan. Mereka kemudian memakan buah-buahan tersebut hingga kenyang dan badan terasa segar
kembali. Setelah beristirahat beberapa saat,mereka dapat kembali melanjutkan pekerjaan mengumpulkan
kayu hingga sesuai dengan yang diminta sang ibu tiri.
Menjelang sore,sedikit demi sedikit kayu yang jumlahnya banyak itu berhasil diangsur semuanya
ke rumah. Mereka kemudian menyusun kayu-kayu tersebut tanpa memperhatikan keadaan rumah. Setelah
tuntas, barulah mereka naik ke rumah untuk melapor kepada sang ibu tiri, namun alangkah terkejutnya
mereka ketika melihat isi rumah yang telah kosong melompong.
Ternyata ayah dan ibu tiri mereka telah pergi meninggalkan rumah itu. Seluruh harta benda di
dalam rumah tersebut telah habis dibawa serta,ini berarti mereka pergi dan tak akan kembali lagi ke rumah
itu. Kedua kakak beradik yang malang itu kemudian menangis sejadi-jadinya.
Esok harinya, kedua anak tersebutbersikeras untuk mencari orangtuanya. Mereka memberitahukan
rencana tersebut kepada tetangga terdekat. Beberapa tetangga yang iba kemudian menukar kayu bakar
dengan bekal bahan makanan bagi perjalanan kedua anak itu. Menjelang tengah hari, berangkatlah
keduanya mencari ayah dan ibu tiri mereka.
Telah dua hari mereka berjalan namun orangtua mereka belum juga dijumpai, sementara
perbekalan makanan sudah habis. Pada hari yang ketiga, sampailah mereka di suatu daerah yang berbukit
dan tampaklah oleh mereka asap api mengepul di kejauhan. Mereka segera menuju ke arah tempat itu
sekedar bertanya kepada penghuninya barangkali mengetahui atau melihat kedua orangtua mereka.
Mereka akhirnya menjumpai sebuah pondok yang sudah reot. Tampak seorang kakek tua sedang
duduk-duduk di depan pondok tersebut. Kedua kakak beradik itu lalu memberi hormat kepada sang kakek
tua dan memberi salam. "Dari mana kalian ini? Apa maksud kalian hingga datang ke tempat saya yang jauh
terpencil ini?" tanya sang kakek sambil sesekali terbatuk-batuk kecil. "Maaf, Tok." kata si anak lelaki,
"Kami ini sedang mencari kedua urangtuha kami. Apakah Datok pernah melihat seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang masih muda lewat disini?" Sang kakek terdiam sebentar sambil mengernyitkan
keningnya, tampaknya ia sedang berusaha keras untuk mengingat-ingat sesuatu. "Hmmm..., beberapa hari
yang lalu memang ada sepasang suami-istri yang datang ke sini." kata si kakek kemudian, "Mereka banyak
sekali membawa barang. Apakah mereka itu yang kalian cari?"
"Tak salah lagi, Tok."kata anak lelaki itu dengan gembira, "Mereka pasti urangtuha kami! Ke arah
mana mereka pergi, Tok?""Waktu itu mereka meminjam perahuku untuk menyeberangi sungai. Mereka
bilang, mereka ingin menetap diseberang sana dan hendak membuat sebuah pondok dan perkebunan baru.
Cobalah kalian cari di seberang sana." "Terima kasih, Tok..."kata si anak sulung tersebut, "Tapi, bisakah
Datok mengantarkan kami ke seberang sungai?" "Datok ni dah tuha... mana kuat lagi untuk mendayung
perahu!" kata si kakek sambil terkekeh,"Kalau kalian ingin menyusul mereka,pakai sajalah perahuku yang
ada di tepi sungai itu."
Keduanya lupa akan rasa lapar yang membelit perut mereka karena rasa gembira setelah
mengetahui keberadaan orangtua mereka. Akhirnya mereka sampai di seberang dan menambatkan perahu
tersebutdalam sebuah anak sungai. Setelah dua hari lamanya berjalan dengan perut kosong, barulah mereka
menemui ujung sebuah dusun yang jarang sekali penduduknya. Tampaklah oleh mereka sebuah pondok
3. yang kelihatannya baru dibangun. Perlahan-lahan mereka mendekati pondok itu. Dengan perasaan cemas
dan ragu si kakak menaiki tangga dan memanggil-manggil penghuninya, sementara si adik berjalan
mengitari pondok hingga ia menemukan jemuran pakaian yang ada di belakang pondok. Ia pun teringat
pada baju ayahnya yang pernah dijahitnya karena sobek terkait duri, setelah didekatinya maka yakinlah ia
bahwa itu memang baju ayahnya. Segera ia berlari menghampiri kakaknya sambil menunjukkan baju sang
ayah yang ditemukannya di belakang. Tanpa pikir panjang lagi mereka pun memasuki pondok dan ternyata
pondok tersebut memang berisi barang-barang milik ayah mereka.
Rupanya orangtua mereka terburu-buru pergi, sehingga di dapur masih ada periuk yang diletakkan
diatas api yang masih menyala. Di dalam periuk tersebut ada nasi yang telah menjadi bubur. Karena lapar,
si kakak akhirnya melahap nasi bubur yang masih panas tersebut sepuas-puasnya. Adiknya yang baru
menyusul ke dapur menjadi terkejut melihat apa yang sedang dikerjakan kakaknya, segera ia menyambar
periuk yang isinya tinggal sedikit itu. Karena takut tidak kebagian, ia langsung melahap nasi bubur tersebut
sekaligus dengan periuknya.
Karena bubur yang dimakan tersebut masih panas maka suhu badan mereka pun menjadi naik tak
terhingga. Dalam keadaan tak karuan demikian, keduanya berlari kesana kemari hendak mencari sungai.
Setiap pohon pisang yang mereka temui di kiri-kanan jalan menuju sungai, secara bergantian mereka peluk
sehingga pohon pisang tersebut menjadi layu. Begitu mereka tiba di tepi sungai, segeralah mereka terjun
ke dalamnya. Hampir bersamaan dengan itu, penghuni pondok yang memang benar adalah orangtua kedua
anak yang malang itu terheran-heranketika melihat banyak pohon pisang di sekitar pondok mereka menjadi
layu dan hangus.
Namun mereka sangat terkejut ketika masuk kedalam pondok dan mejumpai sebuah bungkusan
dan dua buah mandau kepunyaan kedua anaknya. Sang istri terus memeriksa isi pondok hingga ke dapur,
dan dia tak menemukan lagi periuk yang tadi ditinggalkannya. Ia kemudian melaporkan hal itu kepada
suaminya. Mereka kemudian bergegas turun dari pondok dan mengikuti jalan menuju sungai yang di kiri-
kanannya banyak terdapat pohon pisang yang telah layu dan hangus.
Sesampainya di tepi sungai, terlihatlah oleh mereka dua makhluk yang bergerak kesana kemari di
dalam air sambil menyemburkan air dari kepalanya. Pikiran sang suami teringat pada rentetan kejadian
yang mungkin sekali ada hubungannya dengan keluarga. Kedua ikan yang mirip manusia itu adalah kedua
anaknya. Ia terperanjat karena tiba-tiba istrinya sudah tidak ada disampingnya. Rupanya ia menghilang
secara gaib. Kini sadarlah sang suami bahwa istrinya bukanlah keturunan manusia biasa. Semenjak
perkawinan mereka, sang istri memang tidak pernah mau menceritakan asal usulnya.
Tak lama berselang, penduduk desa datang berbondong-bondong ke tepi sungai untuk menyaksikan
keanehan yang baru saja terjadi. Dua ekor ikan yang kepalanya mirip dengan kepala manusia sedang
bergerak kesana kemari ditengah sungai sambil sekali-sekali muncul di permukaan dan menyemburkan air
dari kepalanya. Masyarakat yang berada di tempat itu memperkirakan bahwa air semburan kedua makhluk
tersebut panas sehingga dapat menyebabkan ikan-ikan kecil mati jika terkena semburannya.
Oleh masyarakat Kutai, ikan yang menyembur-nyemburkan air itu dinamakan ikan Pasut atau
Pesut. Sementara masyarakat di pedalaman Mahakam menamakannya ikan Bawoi.
Analisis Kritis
Tidak sepertimamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut (Orcaella
brevirostris) hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang dilindungi Undang-Undang
ini hanya terdapat pada tiga lokasi di dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawadi.
Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil
(mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh Pesut berwarna abu-abu sampai
wulung tua, lebih pucat dibagian bawah - tidak ada pola khas. Sirip punggung kecil dan membundar di
4. belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar
membundar.
Cerita mitos pesut di daerah sungai mahakam tercipta beratus-ratus tahun yang lalu dengan media
penyebaran dari mulut ke mulut. Mitos pesut sungai Mahakam tercipta mungkin disebabkan beberapa hal,
seperti:
1. Bentuk tubuh pesut jika dilihat selintas akan nampak seperti manusia yang berenang di dalam air.
Pesut Mahakam memiliki kepala bulat, ukuran cukup besar, dan berwarna abu-abu yang dilihat
sepintas dan dari kejauhan akan kelihatan seperti manusia. Bentuk khas tubuh pesut yang
berbeda dari hewan-hewan lain di sungai Mahakam membuat masyarakat Mahakam takjub dan
mencari-cari cerita “mengapa bisa sampai ada hewan seperti itu”. Pada akhirnya masyarakat
Mahakam zaman dahulu yang masih berpikiran sederhana, tidak kritis, dan masih terpengaruh
takhayul menciptakan cerita yang sedikit irasional dan berkembang menjadi mitos pesut
Mahakam.
2. Populasi pesut yang terus menurun dikhawatirkan oleh masyarakat Mahakam yang peduli dengan
keberadaan pesut tersebut. Untuk mencegah penangkapan dan perburuan pesut di sungai
Mahakam, masyarakat Mahakam mengembangkan mitos ini agar orang-orang Mahakam sendiri
maupun dari luar terus menjaga dan menghormati keberadaan pesut di sungai Mahakam.
3. Masyarakat sungaiMahakam yang peduli pada kesejahteraan anak-anak menciptakan sebuah cerita
yang berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraan anak. Cerita ini dikaitkan dengan pesut
yang secara fisik mirip dengan anak yang berenang di air. Cerita ini kemudian berkembang
menjadi mitos, sehingga orang-orang di sungai Mahakam diharapkan menjadi lebih perhatian
kepada anak-anak mereka.
Mitos Pesut Sungai Mahakam tercipta ratusan tahun yang lalu ketika masyarakat pada saat itu masih
berpikiran sederhana dan masih percaya pada hal-hal gaib. Pandangan irasional mereka tercermin dalam
cerita mitos Pesut Sungai Mahakam yang menyebar dari mulut ke mulut. Beberapa contoh bagian yang
tidak rasional dari cerita ini di antaranya adalah:
1. Banyak buah-buahan yang lezat yang ditunjukkan oleh seorang kakek kepada dua anak yang
sedang mencari kayu bakar. Buah-buahan tersebut hadir secara tiba-tiba dan menghilang secara
tibab-tiba pula. Sang kakek pun mengingatkan bahwa di lain kesempatan dua anak itu tidak akan
dapat menemukan tempat itu lagi.
2. Ketika dua anak tersebut menemukan rumah orangtuanya, mereka langsung makan nasi yang telah
menjadi bubur meskipun sangatpanas.Bahkan sang adik makan bubur beserta periuknya sekaligus.
Setelah makan bubur panas, kedua anak itu suhu tubuhnya langsung panas.
3. Karena kepanasan kedua anak bersaudara berlari-lari kesana kemari. Di beberapa kesempatan
mereka memeluk beberapa pohon pisang yang langsung layu dan hangus begitu mereka peluk.
4. Ibu tiri yang menghilang tiba-tiba secara gaib ketika mengetahui kedua anak tirinya berubah
menjadi pesut.
5. Dua anak yang berubah menjadi pesut karena makan bubur panas buatan ibu tirinya yang ternyata
bukanlah seorang manusia.
Pesan yang ditampilkan oleh mitos Pesut Sungai Mahakam
5. Mitos Pesut Sungai Mahakam secara jelas menyiratkan beberapa pesan moral. Pesan moral yang
terkandung di dalamnya diharapkan diikuti oleh orang-orang Mahakam. Beberapa pesan moral yang
terkandung dalam mitos Pesut Sungai Mahakam adalah:
1. Jangan pernah menelantarkan anak sendiri. Kalau menelantarkan anak sendiri seperti yang terjadi
pada mitos Pesut Sungai Mahakam,maka anaknya akan berubah menjadi pesut. Meskipun tergila-
gila pada orang lain, semua orangtua harus menjaga dan mengurus anak-anak mereka sendiri.
2. Harusmengenal asal-usul dan latar belakang pasangan hidup kita. Jangan sampai sepertisangAyah
dalam cerita mitos Pesut Sungai Mahakam yang langsung menikahi seorang wanita padahal baru
melihat. Wanita tersebut ternyata jahat dan bukanlah seorang manusia. Sang ayah pun terpengaruh
wanita gaib itu untuk menelantarkan anaknya. Oleh karena itu, pintar-pintarlah mencarijodoh agar
dapat diterima oleh orang-orang yang kita sayangi.
Komentar
Mitos Pesut Sungai Mahakam berkembang turun menurun sejak ratusan tahun yang lalu. Mitos ini sangat
unik karena hanya ada di daerah sungai Mahakam di mana terdapat populasi pesut yang langka. Bentuk
tubuhnya yang sangat khas, berbeda dari ikan, dan menyerupai manusia membuat orang-orang di sekitar
sungai Mahakam bertanya-tanya “bagaimana bisa ada ikan yang seperti itu di sini?”
Masyarakat sungai Mahakam kemudian mengembangkan sebuah cerita yang menghubungkan
pesut dengan pesan moral kepada para orangtua untuk menjaga dan tidak menelantarkan anak-anak. Hal
ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan orang-orang sekitar sungai Mahakam zaman dulu yang sering lupa
memberi makan anak-anaknya karena sibuk bekerja di sepanjang sungai Mahakam. Cerita ini kemudian
berkembang menjadi mitos.
Terdapat hal-hal gaib dalam mitos Pesut Sungai Mahakam ini. Adanya hal-hal gaib dalam cerita
mungkin disebabkan agar orang yang mendengar cerita ini menjadi percaya dan takut untuk melanggar
pesan moral yang terdapat dalam cerita. Hal-hal gaib yang ada dalam mitos diharapkan membuat orang
takut untuk melanggarnya karena hal-hal gaib tersebut berada di luar kemampuan dan kekuasaan mereka.
Secara keseluruhan, mitos ini baik dan sangat berguna untuk menyebarkan pesan moral yang
terkandung dalam cerita.Cerita asal-muasal pesut di sungai Mahakam ini penting untuk menjaga moral dan
tradisi yang berkembang di sekitar sungai Mahakam. Mitos ini sangat khas karena hanya ada di sungai
Mahakam dan tidak ada di tempat lain. Sehingga pesan moral yang hendak disampaikan terasa begitu
membumi dan familiar bagi masyarakat sungai Mahakam.
B. DEWI NAWANG WULAN
Alkisah di suatu desa,hiduplah seorang perempuan yang biasa dipanggil Nyi Randa Tarub, dia mempenyai
anak angkat bernama jaka tarub yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan
sangat senang berburu. Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya, dia mendengar suara wanita yang
kurang jelas karena ditelan dedauanan,karena penasaranjaka tarub akhirnya menuju ke sumber suara secara
mengendap-endap. Jaka tarub melihat 4 orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan
dengan itu, dia juga melihat beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga, ada bisikan dari
dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya, dan secara mengendap-endap dia mengambil salah satunya.
Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke kahyangan, salah satu dari mereka panik
karena tidak menemukan selendangnya, tapi ketiga bidadari lain tidak dapat berbuat apa-apa.
6. Melihat hal tersebut jaka tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Nawang Wulan itu,
Nawang Mulan terpaksa harus menceritakan semuanya, Dewi Nawang Mulan tidak punya pilihan lain,
akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub
. Hari berganti hari, mereka menikah dan mempunyai anak. Bagaimanapun Dewi Nawang Mulan adalah
seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan, salah satunya adalah dapat membuat sebakul nasi
hanya dari satu biji padi, asalkan tidak ada yang mengetahui hal itu, itulah sebabnya DewiNawang Mulan
melarang suaminya untuk membuka tanakan nasinya, namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa
penasarannya, dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada satu biji padi di
dalamnya. Jaka Tarub menanyakan perihal itu ke isterinya, seketika itu pula Dewi Nawang Mulan
kehilangan kesaktian.
Karena telah sepenuhnya menjadi manusia biasa, Dewi Nawang Mulan pun harus bersusah payah untuk
membuat kebutuhan sehari-hari, harus bersusah-susah menumbuk padi, dan mengambil padi dilumbung.
Semakin lama, padi dilumbung semakin berkurang. Sampai suatu hari, ketika Dewi Nawang Mulan ingin
mengambil padi, dia menemukan selendangnya terselip diantara butir-butir padi. Dewi Nawang Mulan
merasa sedih sekaligus gembira, dia senang karena mengatahui dia akan segera berkumpul bersama teman-
temannya, dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya, tapi tak ada pilihan lain, dia harus
meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi ternyata melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi.
Dewi Nawang Mulan hanya berpesan agar suaminya membuat sebuah dangau di dekat pondoknya sesaat
sebelum kembali ke kahyangan.
Hal-Hal Yang Menarik :
· Adalah dewi nawang mulan dan teman-temannya yang teryata seorang bidadari dari kahyangan yang
sangat bergatung pada sehelai selendang untuk bepergian.
· Kesaktian dewi nawang mulan yang salah satunya dapat membuat sebakul nasi, hanya dengan sebutir
padi.
· Kelapangan hati dewi nawang mulan memaafkan kesalahan suaminya.
Unsur Intrinsik
Tema : Kisah hidup seorang bidadari yang terpaksa tetap tinggal di dunia manusia sampai akhirnya bisa
kembali ke kahyangan
Alur : Alur maju dikarenakan cerita tersebut di mulai dari jaka tarub menucuri selendang dewi nawang
mulan, lalu mereka menikah, kemudian menjalani rumah tangga, sampai akhirnya dewi nwang mualn
kembali ke kahyangan.
Latar :
· Dihutan ketika jaka tarub berburu kemudian menemukan para bidadari yang sedang mandi di telaga,
suasana pada saat itu adalah menenggankan bagi jaka tarub, kepanikan dan kesedihan yang mendalam bagi
nawang mulan. hal ini terjadi pada siang menjelang petang.
· Dilumbung padi ketika dewi nawang mulan menemukan seledangnya kembali, suasana hati nawang pada
saat itu adalah gembira sekaligus sedih, sedangkan untuk jaka tarub menenggangkan karena takut tidak
mendapat maaf dari dewi nawang mulan, juga sedih.
Penokohan :
· Jaka Tarub:
- Egois
7. - Berfikiran pendek
- Berhati besar
- Gegabah
· Dewi Nawang Mulan:
- Pemaaf
- Berhati besar
- Penyayang
Sudut pandang: Sudut pandang orang ketiga, karena di cerita tersebut selalu menggunakan kata dia,
dirinya,mereka.
Gaya Bahasa : Baku
Amanah :
· Walaupun telah disemprotkan parfum berkali-kali tetap saja bau bangkai akan tercium juga, kita takkan
dapat menikmati hidup dengan bahagia yang di bangun di atas pondasi dusta.
· Seberapa besar pun kesalahan seseorang pada kita, cara terbaik untuk melupakannya adalah memaafkan,
maka maafkanlah !
· Penyesalanadalah sosok pehlawan yang entah dari mana sebelumnya, akan datang ketika semuanya sudah
‘terlanjur’, maka sebelum penyesalan yang datang menghampiri, gunakanlah jasa pahlawan yang
senantiasa ‘ada’ yaitu rasa syukur, tergantung dari kita masing-masing ingin memakai jasanyaa atau tidak.
Unsur Extrinsik
Nilai Moral : Adalah kelapangan hati dewi nawang mulan untuk memafkan suaminya, juga jaka tarub yang
dengan ikhlas merelakan isterinya.
Nilai Budaya : Masih digunankannya cara tradisinoal dalam mengolah bulir-bulir padi menjadi nasi.
Niliai Agama :
Perbandingan nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita tersebut dengan nilai-nilai di masa sekarang
Nilai Moral :
· Di Dalam Cerita : dewi nawang mulan memaafkan suaminya yang telah berbuat salah kepada dirinya
· Sekarang : dimasa sekarang ini seorang wanita sepeti nawang mulan sudah sangat langka, masih
memaafkan seseorang yang telah merubah hidupnya.
Nilai Budaya :
· Di Dalam Cerita : dewi nawang mulan masih digunankannya cara tradisinoal dalam mengolah bulir-bulir
padi menjadi nasi.
· Sekarang : masyrakat pada umumnya sudah meninggalkan cara tradisional dan beralih ke cara modern
8. c. Genderuwo dalam Mitos Masyarakat Jawa
1300051916325895923
Boleh percaya, boleh tidak. Ini hanya sekedar mitos... | Satu lagi mitos rakyat yang tidak kalah
menariknya dari mitos keberadaan Kuntilanak di Indonesia. Kali ini mitos tentang mahkluk besar dan
tinggi dengan rupa penampakan yang sangat menyeramkan yang masih banyak dipercaya masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakat di pulau Jawa. Mitos ini adalah tentang mahkluk gaib keberadaan
Genderuwo. Menurut mitos masyarakat Jawa Genderuwo adalah sejenis bangsa jin atau makhluk
halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam
kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwa dikenal paling
banyak dalam masyarakat di Pulau Jawa, Indonesia. Orang Sunda menyebutnya "gandaruwo" dan orang
Jawa umumnya menyebutnya "gendruwo". Selain itu menurut masyarakat jawa yang masih sangat
percaya dengan keberadaan Genderuwo, bahwa Genderuwo habitat huniannya kegemarannya adalah batu
berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap. Menurut
mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam
Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih,
Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.
Ilustrasi Bentuk Genderuwo
Genderuwa dipercaya dapat berkomunikasi dan melakukan kontak langsung dengan manusia. Berbagai
legenda menyebutkan bahwa genderuwa dapat mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik
9. seorang manusia untuk menggoda sesama manusia. Genderuwa dipercaya sebagai sosok makhluk yang
iseng dan cabul, karena kegemarannya menggoda manusia terutama kaum perempuan dan anak-anak.
Genderuwa kadang senang menepuk pantat perempuan, mengelus tubuh perempuan ketika sedang tidur,
bahkan sampai memindahkan pakaian dalam perempuan ke orang lain. Kadang genderuwa muncul dalam
wujud makhluk kecil berbulu yang bisa tumbuh membesar dalam sekejap, genderuwa juga gemar
melempari rumah orang dengan batu kerikil di malam hari. Salah satu kegemaran genderuwa yang paling
utama adalah menggoda istri-istri kesepian yang ditinggal suami atau para janda, bahkan kadang
genderuwa bisa sampai melakukan hubungan seksual dengan mereka. Dipercaya bahwa benih daripada
genderuwa dapat menyebabkan seorang wanita menjadi hamil dan memiliki keturunan dari genderuwa.
Menurut legenda, genderuwa memiliki kemampuan gendam untuk menarik wanita agar mau bersetubuh
dengannya. Kemampuan hubungan seks genderuwa juga diyakini amat luar biasa, sehingga wanita-wanita
korban pencabulannya seringkali merasakan puas dan nikmat yang luar biasa apabila berhubungan badan
dengan genderuwa. Namun biasanya wanita korban yang disetubuhi oleh genderuwa tidak akan sadar
sedang bersetubuh dengan genderuwo karena genderuwo akan menyamar sebagai suami atau kekasih
korban dalam melakukan hubungan seks. Disebutkan pula kalau genderuwa memiliki libido dan
gairah seksual yang besar dan jauh di atas manusia, sehingga ia amat mudah terangsang melihat
kemolekan perempuan dan membuatnya menjadi makhluk yang senang menggoda perempuan. Ada
legenda menyatakan genderuwa kadang senang bersemayam di dalam rahim perempuan. Perempuan yang
rahimnya disemayami oleh genderuwa akan memiliki gairah seks yang tinggi dan tak mampu menahan
gairahnya. Si perempuan akan senang melakukan hubungan intim. Apabila pasangan si perempuan tak
mampu mengimbangi gairahnya, maka si perempuan takkan segan mencari pasangan lain. Hal ini terjadi
karena gairah si wanita dikendalikan oleh genderuwa,apabila si wanita melakukan hubungan intim, maka
si genderuwa yang bersemayam di rahimnya juga akan merasakan nikmat dari hubungan intim yang
dilakukan wanita tersebut. Dalam kepercayaan Jawa,tidak semua genderuwa bersifat jahat, ada pula
genderuwa yang bersifat baik. Genderuwa yang bersifat baik ini dipercaya biasanya menampakkan
wujudnya sebagaiseorang kakek tua berjubah putih yang kelihatan amat berwibawa. Genderuwa yang
baik tidak bersifat cabul seperti saudara sebangsanya yang bersifat jahat, genderuwa yang baik seringkali
membantu manusia seperti menjaga tempat gaib atau rumah dari orang yang berniat tidak baik,
bahkan perampok. Pernah juga terdengar bahwa genderuwa yang bersifat baik kadang-kadang membantu
menyunat anak-anak dari keluarga tidak mampu yang saleh beribadah. Mitos tentang asalusul
Genderuwo menurut masyarakat Jawa dan banyak dipercaya berasaldari arwah orang yang meninggal
secara tidak sempurna, bisa akibat bunuh diri, penguburan yang tidak sempurna ataupun kecelakaan
sehingga arwah orang tersebut merasa penasaran dan belum mau menerima kematiannya. Genderuwa
tidak dapat dilihat oleh orang biasa tapi pada saat tertentu dia dapat menampakkan dirinya bila merasa
terganggu. Dipercaya bahwa tidak semua genderuwa jahat, karena ada pula yang baik dan sikap mereka
tergantung bagaimana manusia bersikap, apakah mau berteman atau bermusuhan dengan genderuwa
tersebut. Sementara itu pula banyak kalangan masyarakat Jawa sampaidengan sekarang dalam
melakukan ritual pemanggilan Genderuwo selalu menggunakan media membakar sate gagak. Halini
diyakini bahwa burung gagak adalah makanan kesukaan sekaligus binatang peliharaan genderuwa,dalam
hal ini seperti manusia yang memelihara ayam.
10. Penampakan ujud Genderuwo dalam sebuah ritual
Dan untuk melakukan ritual ini, subyek yang ingin bertemu dengan genderuwa diyakini harus mengikuti
tata cara khusus untuk membuat sate gagak. Tata cara tersebut umumnya digambarkan sebagai berikut:
setelah berhasil menangkap burung gagak, burung gagak tersebut disembelih dengan pisau yang
sangat tajam. Alasannya, ketajaman mata pisau akan mempengaruhi lancar tidaknya darah yang mengalir
keluar dari bekas luka yang ditimbulkan; berikutnya adalah mencabuti bulu-bulu hitam gagak yang kasar
sehingga benar-benar bersih. Selanjutnya, daging yang sudah bersih ditelikung seperti halnya kalau
membuat ingkungayam. Baru kemudian, bisa dibakar di atas perapian. Hal terpenting dari ritual ini
dipercaya adalah pengucapan rapalan mantra khusus agar genderuwa selain mencium bau makanannya
juga dapat mendengar panggilan. Mantra pemanggil genderuwa diyakini hanya dimiliki segelintir orang
saja dan tidak sembarang diberitahukan akan. Sifat kerahasiaan ini telah banyak digunakan untuk
penipuan demi mendapat keuntungan. Tempat yang diyakini paling tepat untuk melakukan ritual
pemanggilan ini adalah tempat yang terbuka, agar bau burung gagak yang dibakar menyebar ke segala
arah dibawa oleh angin dan bisa mengundang genderuwa mendatangi tempat tersebut. Mitos tentang
keberadaan Genderuwo itu sendiri telah banyak digunakan dalam banyak media hiburan, terutama dalam
cerita fiksi horor dan film horor dari Indonesia maupun di Malaysia di mana komunitas Jawanya masih
mempraktekkan kepercayaan dan budaya Jawa. Mitos genderuwo pernah diangkat ke kisah drama di layar
lebar dalam film Gondoruwo(1981) yang disutradarai Ratno Timoer. Mitos genderuwo juga banyak
diangkat menjadi cerita fiksi hiburan di era 1990-an, sepertikomik roman mistis bersambung "Si Denok"
yang dimuat di harian Suara Merdeka tahun 1990-an di Indonesia. Film horor Genderuwo yang dirilis
tahun 2007 di Indonesia juga meminjam banyak unsur cerita dari mitos genderuwa. DiIndonesia pada
dekade 90-an sempat tenar figur "Tebo Si Manusia Misterius"yang diorbitkan oleh grup hiburan keliling
"Wahana Misteri". Tebo lahir di Jember,Jawa Timur pada tahun 1970, yang menarik dari tokoh ini
adalah bahwa dia dilahirkan dengan ciri fisik abnormal dimana bulu tumbuh di sekujur tubuhnya dan juga
ukuran tubuhnya yang amat besar. Oleh karena inilah Tebo diberitakan oleh masyarakat sebagai
11. hasil kawin silang antara manusia dengan genderuwo, berita ini disajikan oleh pihak Wahana
Misteri dengan mengemas pertunjukan Tebo dengan kisah mistisyang cukup menarik sebagai asal
usulnya. Dalam konteks internasional, versi Persianya, yaitu gandarewa telah dipinjam ke dalam
permainan video RPG/ permainan peran Final Fantasy X asal Jepang tahun 2001. Dalam permainan
video ini gandarewa adalah salah satu dari banyak makhluk monster musuh yang mempunyai
kekuatan magis. (wkpedia - dbs ) Catatan : Sesungguhnya Tuhan telah menciptakan berbagai jenis dan
bentuk mahkluk di alam jagat raya ini. Tentang keberadaan berbagaijenis dan bentuk mahkluk yang di
ciptakan Tuhan di alam jagat raya ini sudah tertera di dalam Firman-firmannya yang tercantum di dalam
al kitab seperti berada di dalam kitap suci Al-Qur'an (kitab suci umat Islam). Dan mahkluk yang tercipta
oleh kebesaran dan kuasa Tuhan terdiri dari mahkluk alam gaib dan alam nyata. Maka kita sebagai
mahkluk Tuhan yang beriman wajib percaya atas kebesaran dan kekuasaan Tuhan terhadap ciptaannya.
Dan kita tetap berkewajiban beriman kepada Tuhan, tidak dengan mahkluk lainnya selain Tuhan, yaitu
Allah SWT.