1. * Hari terakhir sebelum Natal, aku
terburu-buru ke supermarket untuk
membeli hadiah2 yang semula tidak
direncanakan untuk dibeli. Ketika
melihat orang banyak, aku mulai
mengeluh: "Ini akan makan waktu
selamanya, sedang masih banyak
tempat yang harus kutuju" "Natal
benar2 semakin menjengkelkan dari
tahun ke tahun
2. Kuharap aku bisa berbaring, tidur, dan hanya
terjaga setelahnya" Walau demikian, aku tetap
berjalan menuju bagian mainan, dan di sana aku
mulai mengutuki harga-harga, berpikir apakah
sesudahnya semua anak akan sungguh-sungguh
bermain dengan mainan yang mahal.
3. Saat sedang mencari-cari, aku
melihat seorang anak laki2
berusia sekitar 5 tahun, memeluk
sebuah boneka. Ia terus membelai
rambut boneka itu dan terlihat
sangat sedih. Aku bertanya-tanya
untuk siapa boneka itu. Anak itu
mendekati seorang perempuan tua
di dekatnya: 'Nenek, apakah
engkau yakin aku tidak punya
cukup uang?'
4. Perempuan tua itu menjawab: 'Kau
tahu bahwa kau tidak punya cukup
uang untuk membeli boneka ini,
sayang.' Kemudian Perempuan itu
meminta anak itu menunggu di
sana sekitar 5 menit sementara ia
berkeliling ke tempat lain.. Anak
laki2 itu masih menggenggam
boneka itu di tangannya.
5. Akhirnya, aku mendekati anak itu dan
bertanya kepada siapa dia ingin
memberikan boneka itu.'Ini adalah
boneka yang paling disayangi adik
perempuanku dan dia sangat
menginginkannya pada Natal ini. Ia yakin
Santa Claus akan membawa boneka ini
untuknya' Aku menjawab mungkin Santa
Claus akan membawa boneka untuk
adiknya, dan supaya ia jangan khawatir.
6. Tapi anak laki2 itu menjawab dengan sedih
'Tidak, Santa Claus tidak dapat membawa
boneka ini ke tempat dimana adikku berada
saat ini. Aku harus memberikan boneka ini
kepada mama sehingga mama dapat
memberikan kepadanya ketika mama
sampai di sana.
7. Mata anak laki2 itu begitu sedih
ketika mengatakan ini 'Adikku sudah
pergi kepada Tuhan. Papa berkata
bahwa mama juga segera pergi
menghadap Tuhan, maka kukira mama
dapat membawa boneka ini untuk
diberikan kepada adikku.' Jantungku
seakan terhenti.
8. Anak laki2 itu memandangku dan berkata:
'Aku minta papa untuk memberitahu mama
agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk
menunggu hingga aku pulang dari
supermarket.' Kemudian ia menunjukkan
fotonya.
9. Kemudian ia berkata: 'Aku juga ingin mama
membawa foto ini supaya tidak lupa padaku. Aku
cinta mama dan kuharap ia tidak meninggalkan aku
tapi papa berkata mama harus pergi bersama
adikku.' Kemudian ia memandang dengan sedih ke
boneka itu dengan diam.
10. Aku meraih dompetku dengan
cepat dan mengambil beberapa
catatan dan berkata kepada anak
itu. 'Bagaimana jika kita periksa
lagi, kalau2 uangmu cukup?' 'Ok'
katanya. 'Kuharap punyaku cukup.'
Kutambahkan uangku pada uangnya
tanpa setahunya dan kami mulai
menghitung. Ternyata cukup untuk
boneka itu, dan malah sisa. Anak
itu berseru: 'Terima Kasih Tuhan
karena memberiku cukup uang'
11. Kemudian ia memandangku dan menambahkan:
'Kemarin sebelum tidur aku memohon kepada
Tuhan untuk memastikan bahwa aku memiliki
cukup uang untuk membeli boneka ini sehingga
mama bisa memberikannya kepada adikku. DIA
mendengarkan aku. Aku juga ingin uangku cukup
untuk membeli mawar putih buat mama, tapi aku
tidak berani memohon terlalu banyak kepada
Tuhan. Tapi DIA memberiku cukup untuk membeli
boneka dan mawar putih.' 'Kau tahu, mamaku suka
mawar putih'
12. Beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan
aku berlalu dengan keretaku. Kuselesaikan
belanjaku dengan suasana hati yang sepenuhnya
berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat
menghapus anak itu dari pikiranku?
13. Kemudian aku ingat artikel di koran
lokal 2 hari yang lalu, yang menyatakan
seorang pria mengendarai truk dalam
kondisi mabuk dan menghantam sebuah
mobil yang berisi seorang wanita muda
dan seorang gadis kecil. Gadis kecil itu
meninggal seketika, dan ibunya dalam
kondisi kritis. Keluarganya harus
memutuskan apakah harus mencabut
alat penunjang kehidupan, karena
wanita itu tidak akan mampu keluar
dari kondisi koma. Apakah mereka
keluarga dari anak laki2 ini?
14. 2 hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu,
kubaca di koran bahwa wanita muda itu meninggal
dunia. Aku tak dapat menghentikan diriku dan
pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian
pergi ke rumah duka tempat jenasah dari wanita
muda itu diperlihatkan kepada orang2 untuk
memberikan penghormatan terakhir sebelum
penguburan.
15. Wanita itu di sana, dalam peti matinya,
menggenggam setangkai mawar putih yang
cantik dengan foto anak laki2 dan boneka itu
ditempatkan di atas dadanya. Kutinggalkan
tempat itu dengan menangis, merasa hidupku
telah berubah selamanya. Cinta yang dimiliki
anak laki2 itu kepada ibu dan adiknya, sampai
saat ini masih sulit untuk dibayangkan. Dalam
sekejap mata, seorang pria mabuk mengambil
semuanya dari anak itu.