Laporan praktikum biokimia pangan mengenai uji vitamin E pada beberapa sampel menunjukkan hasil bahwa Nature-E dan Mazola Soybean Oil mengandung vitamin E berdasarkan pembentukan warna merah setelah dipanaskan dengan alkohol dan asam nitrat, sedangkan vitamin C-IPI tidak mengandung vitamin E.
1. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN
VITAMIN
UJI VITAMIN E
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Praktikum Biokimia Pangan
Oleh :
Nama : Ernalia Rosita
NRP : 133020175
Kel/Meja : G/5
Asisten : Rini Nurcahyawati S.
Tgl Percobaan : 02 April 2015
Tgl Pengumpulan : 06 April 2015
LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2015
2. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar
Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip
Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.
1.1 Latar Belakang
Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu
yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang
tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta
memelihara kesehatan (Poedjiadi, 1994).
Vitamin pada umumnya dapat dikelompokkan ke
dalam dua golongan utama. Dua golongan tersebut yaitu
vitamin yang larut dalam lemak meliputi vitamin A, D, E, dan K
dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari vitamin C dan
vitamin B (Winarno, 1991).
Vitamin E (tokoferol) terdiri atas senyawa sejenis yang
semuanya mengandung satu cincin kroman. Senyawa-
senyawa ini hanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan terutama
dalam kecambah gandun, membentuk suatu pelindung
oksidasi yang efektif untuk lemak jenuh. Oleh karena itu
vitamin E merupakan baris pertama pertahanan terhadap
proses peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda yang
terdapat dalam fosfolipid membrane seluler dan subseluler
(Yuniastuti, 2006).
1.2 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui adanya vitamin E pada bahan
pangan.
1.3 Prinsip Percobaan
Berdasarkan reaksi antara vitamin E dengan alkohol
absolut dan HNO3 pekat disertai pemanasan sehingga
membentuk senya kompleks berwarna merah.
3. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
1.4 Reaksi Percobaan
Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Vitamin E
II METODE PERCOBAAN
4. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Bahan yang
Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam uji vitamin E adalah
alkohol absolut, HNO3 pekat, Mazola Soybean Oil, Nature-E
dan vitamin C-IPI.
2.2. Pereaksi yang Digunakan
Pereaksi yang digunakan dalam uji vitamin E adalah
alkohol absolut dan HNO3 pekat.
2.3. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam uji vitamin E adalah
tabung reaksi, gelas ukur, penangas air dan pipet tetes.
2.4. Metode Percobaan
2 ml alkohol absolut
1 ml sampel 5 tetes HNO3 pekat
Panaskan selama
15 menit dengan
suhu 75oC
Amati perubahan warna jingga sampai merah
Gambar 2. Metode Percobaan Uji Vitamin E
III HASIL PENGAMATAN
5. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Hasil
Pengamatan, dan (2) Pembahasan.
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E
Sampel
Pereak-
si
Suhu
Warna
Hasil
I
Hasil
II
Sebelum
Pemanas-
an
Setelah
Pemana
-san
Vitamin
C-IPI
Alkohol
absolut
+ HNO3
pekat
75o
C
Kuning Bening - -
Nature-E Kuning Merah + +
Mazola
Soybean
Oil
Kuning Jingga + +
Sumber: Hasil I : Ernalia dan Luviana, Kel. G, Meja 5, 2015.
Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2015.
Keterangan :
( + ) mengandung vitamin E
( - ) tidak mengandung vitamin E
Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E
3.2. Pembahasan
6. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa sampel Nature-E dan Mazola Soybean Oil
mengandung vitamin E, sedangkan vitamin C-IPI tidak
mengandung vitamin E. Hasil pengamatan yang didapat oleh
praktikan sama dengan hasil yang dilakukan oleh laboran
Laboratorium Biokimia Pangan Universitas Pasundan
Bandung.
Pada percobaan uji vitamin E alkohol dan HNO3 pekat
berfungsi untuk membentuk senyawa α-kuinon yang dapat
direduksi menghasilkan kuinol. Dengan adanya pereaksi
HNO3 pekat maka α-tokoferol dapat menghasilkan α-kuinon.
Fungsi perlakuan pada uji vitamin E yaitu pemanasan
berfungsi untuk mempercepat reaksi pembentukan senyawa
kompleks berwarna merah. Suhu pada percobaan uji vitamin
E diusahakan 75°C karena suhu tersebut merupakan suhu
optimum bagi Vitamin E, jika suhu lebih dari itu maka Vitamin
E akan hilang.
Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut
dalam lemak, dan diperlukan dalam proses reproduksi oleh
tikus. Karena itu vitamin E juga disebut suatu senyawa
antisterilitas. Kekurangan vitamin E pada tikus jantan akan
menyebabkan kerusakan epitel alat kelamin jantan yang tidak
dapat diperbaiki lagi, sedang bila kekurangan vitamin E terjadi
pada tikus betina, maka tikus itu tidak mampu menyelesaikan
masa kandungannya, dan sering janin yang ada dalam
kandungan tikus tersebut mati (Winarno, 1991).
Vitamin E (tokoferol) terdiri atas senyawa sejenis yang
semuanya mengandung satu cincin kroman. Senyawa-
senyawa ini hanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan terutama
dalam kecambah gandun, membentuk suatu pelindung
oksidasi yang efektif untuk lemak jenuh. Oleh karena itu
vitamin E merupakan baris pertama pertahanan terhadap
proses peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda yang
7. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
terdapat dalam fosfolipid membrane seluler dan subseluler
(Yuniastuti, 2006).
Fungsi vitamin E dapat dikelompokan berdasarkan
dua sifatnya yang penting; (1) Berhubungan dengan sifatnya
sebagai antioksidan alamiah, (2) Berhubungan dengan,
metabolisme selenium. Kedua dasar fungsi vitamin E ini
berkaitan dengan perlindungan sel terhadap daya destruktip
peroksida didalam jaringan (Sediaoetama, 1985).
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam,
tetapi karena bersifat antioksidan, vitamin E mudah teroksidasi
terutama bila ada lemak tengik, timah, dan garam besi, serta
mudah rusak oleh sinar ultra violet (Winarno, 1991).
Kekurangan vitamin E pada tubuh dapat
menyebabkan kulit bersisik, lemah otot dan kemandulan.
Pengaruh vitamin E terhadap kesuburan manusia masih
belum diketahui dengan pasti. Kekurangan tokoferol
menyebabkan tanda-tanda lain, termasuk degenerasi hati dan
perubahan fungsi membran. Aktivitas biokimiawi vitamin E
belum teridentifikasi tetapi vitamin E mungkin ikut serta dalam
mencegah pengaruh merusak oksigen terhadap lemak ada
membran sel (Poedjiadi, 1994).
Peranan vitamin E terutama karena sifatnya sebagai
zat anti oksidan. Dengan penerimaan oksigen, vitamin E dapat
membantu mencegah oksidasi terhadap vitamin A dalam
saluran pencernaan. Dengan jaringan vitamin E menekan
terjadinya oksidasi asam lemak tak jenuh, dengan demikan
membantu dan mempertahankan fungsi membran sel. Vitamin
E juga diperlukan dalam sintesis koenzim A yang penting
dalam proses pernafasan (Winarno,1991).
Vitamin E dapat diperoleh pada tanaman ataupun
hewan. Pada tanaman biasanya terdapat dalam minyak
sunflower, jagung, kedelai, kacang tanah, gandum, pisang,
jeruk, wortel, brokoli, tomat dan kubis. Khususnya pada biji -
bijian, vitamin E terutama terkonsentrasi pada lembaga yang
8. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
banyak mengandung lemak. Adapun dari hewan antara lain
adalah mentega, air susu, telur, humberger, haddock, hati.
Vitamin E juga banyak diterdapat dalam minyak bunga
matahari, minyak zaitun, kacang-kacangan khususnya kacang
almond, sayur bayam, tomat dan lain-lain. Kekurangan vitamin
E dapat menyababkan penyakit Alzeimer, penuaan dini,
keriput, dan kemandulan (Milczarek, 2005).
Sumber vitamin E pada bahan pangan memiliki
kandungan tokoferol yang berbeda-beda seperti pada tabel
dibawah ini:
Gambar 4. Kandungan Tokoferol Beberapa Produk
Mekanisme uji vitamin E adalah sampel akan bereaksi
dengan alkohol dan HNO3 pekat yang akan merubah α-
tokoferol menjadi α-kuinon. Suatu sampel dinyatakan
mengandung vitamin E apabila terbentuk senyawa kompleks
berwarna jingga hingga merah.
9. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat
melakukan percobaan uji vitamin E adalah waktu pemanasan
dan suhu yang tidak sesuai sehingga vitamin E rusak,
kesalahan memasukan pereaksi, dan kesalahan dalam
melakukan pengamatan warna kompleks yang terbentuk.
10. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan
dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa sampel Nature-E dan Mazola Soybean Oil
mengandung vitamin E, sedangkan vitamin C-IPI tidak
mengandung vitamin E. Hasil pengamatan yang didapat oleh
praktikan sama dengan hasil yang dilakukan oleh laboran
Laboratorium Biokimia Pangan Universitas Pasundan
Bandung.
4.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah
sebaiknya praktikan lebih memahami metode percobaan
dengan baik dan lebih teliti saat mengamati terjadinya
pembentukan kompleks jingga hingga merah.
11. Laboratorium Biokimia Pangan Vitamin (Uji Vitamin E)
DAFTAR PUSTAKA
Milczarek, A. 2005. Vitamin E Disease Mechanism IV: Free
Radical Damage an Antioxidant Drug. New
Delhi: McGraw-Hill Publishing Company Limited.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1985. Ilmu Gizi Untuk
Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Yuniastuti. 2006. Biokimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.