1. CASE REPORT
SEORANG PEREMPUAN 31 TAHUN
DENGAN BENIGN PAROXYSMAL
POSITIONAL VERTIGO (BPPV)
Penyusun:
Fajar Bagus Priawan (J510215088)
Pembimbing:
dr. Titian Rakhma, Sp.N
KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
2. ◉ Nama : Ny. EY
◉ Umur : 31 tahun
◉ Jenis Kelamin : Perempuan
◉ Pekerjaan : Wiraswasta
◉ Agama : Islam
◉ Alamat : Karangrejo
◉ Tanggal MRS : 25 Juli 2022
◉ Tanggal Pemeriksaan : 26 Juli 2022
◉ No. Rekam Medis : 0-00-76-20
Identitas
2
4. Riwayat Penyakit
Sekarang
4
1
Pasien datang diantar keluarga ke IGD RSUD dr. Sayyidiman pada Senin, 9
Januari 2022 dengan keluhan utama pusing berputar. Keluhan dirasakan sejak
pagi hari SMRS, keluhan muncul secara tiba-tiba dan hilang-timbul dengan
perubahan posisi, keluhan dirasakan < 1 menit, hal ini terjadi hingga malam hari.
Keluhan dirasakan tiba-tiba saat pasien sedang mengganti popok anaknya,
dimana pasien merasakan ruangan di sekitarnya berputar, dan diperberat
dengan perubahan posisi kepala, sehingga pasien lebih nyaman dengan posisi
berbaring dan tidak merubah posisi. Pasien mengatakan setiap berubahan
posisi, ia merasakan ruangan disekitarnya berputar, kemudian mereda saat
posisi penyesuaian atau istirahat. Selain itu, keluhan memberat melihat cahaya
terlalu terang. Keluhan disertai dengan mual dan muntah >5x dari pagi hingga
malam. Pasien mengatakan sudah minum paracetamol dan membeli obat
“Histigo” di apotik, namun keluhan belum membaik. Pasien mengatakan jika baru
pertama kali mengalami keluhan serupa.
.
5. Riwayat Penyakit
Sekarang
5
1
Keluhan telinga berdenging, riwayat konsumsi obat rutin disangkal oleh
pasien. Keluhan lain seperti demam, batuk pilek, nyeri telan, rasa baal dan
kesemutan pada anggota gerak, kelemahan anggota gerak, bicara pelo, wajah
perot, pandangan kabur dan pandangan ganda, disangkal oleh pasien.
6. Riwayat Penyakit Dahulu
6
2
Riwayat Penyakit Keluarga
3
• Keluhan serupa : Disangkal
• Darah Tinggi : Disangkal
• Diabetes Melitus : Disangkal
• Stroke : Disangkal
• Trauma kepala : Disangkal
• Infeksi Telinga/Sinus : Disangkal
• Gangguan Pendengaran : Disangkal
• Riwayat penyakit lain : Preeklamsi
Keluhan Serupa : Diakui Ibu
Diabetes Melitus : Diakui nenek
Hipertensi : Disangkal
Stroke : Disangkal
Kolesterol : Disangkal
7. Riwayat Sosial Ekonomi
7
2
Riwayat Kebiasaan
3
• Pasien merupakan bekerja di toko handphone
• tinggal dengan suami dan 2 anaknya.
• Pasien memiliki BPJS.
• Riwayat Olahraga : Jarang
• Riwayat Merokok : Disangkal
• Riwayat Minum alkohol : Disangkal
• Riwayat Konsumsi Obat : Disangkal
8. Pemeriksaan Fisik
◉ Kesan Umum : Cukup,
◉ Kesadaran : GCS E4V5M6
◉ Tanda Vital:
8
Bangsal 26/07/22
TD 105/70
Nadi 84
Suhu 36
Respirasi 22x
VAS 3-2
SpO2 98%
9. Pemeriksaan Fisik
◉ Kepala dan Leher:
○ Kepala : bentuk kepala (normocephal), Jejas (-)
○ Leher : pembesaran KGB (-)
◉ Jantung:
○ Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
○ Palpasi : ictus cordis teraba
○ Perkusi : kanan atas SIC II linea parasternalis dextra
◉ kanan bawah SIC IV linea parasternalis dextra
◉ kiri atas SIC II linea parsternalis sinistra
◉ kiri bawah bergeser 2cm ke lateral SIC V linea midclavicularis sinista
○ Auskultasi : BJ I-II regular, bising jantung abnormal (-)
9
10. Pemeriksaan Fisik
◉ Paru-paru:
○ Inspeksi : pengembangan dada simetris
○ Palpasi : fremitus teraba simetris
○ Perkusi : sonor/sonor
○ Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+)
◉ suara tambahan ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
◉ Abdomen:
○ Inspeksi : distensi (-), tak tampak pelebaran vena
○ Auskultasi : bising usus normal
○ Palpasi : supel, hepar dan lien tak teraba
◉ Perkusi : timpani
10
12. Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
12
Kanan Kiri
Anosmia (-) (-)
Parosmia (-) (-)
Hiposmia (-) (-)
Kanan Kiri
Visus
(Subjektif) dbn dbn
Kacamata - -
Lapang
Pandang
dbn dbn
Warna dbn dbn
1. N. Olfactorius (I) 2. N. Opticus (II)
13. Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
13
3. N. III (Oculomotorius), IV
(Trochealis), V (Abdusen) 4. N. VI Trigeminus
Kanan Kiri
Celah Mata Simetris Simetris
Posisi Bola Mata Di tengah Di tengah
Gerak Bola Mata Simetris Simetris
Ukuran Pupil 3mm 3mm
Bentuk Pupil Bulat Bulat
Konvergensi dbn dbn
Akomodasi dbn dbn
Refleks Pupil Direk + +
Refleks Pupil Indirek + +
Kanan Kiri
Sensorik I dbn dbn
Sensorik II dbn dbn
Sensorik III dbn dbn
Otot Kunyah dbn dbn
Reflek Masseter dbn
Reflek Kornea (+) (+)
14. Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
14
5. N. VII Fascialis 6. N. VIII Vestibulocochlearis
Saat Diam Saat Gerak
Kanan Kiri Kanan Kiri
Otot Dahi Simetris Simetris
Tinggi Alis Simetris Simetris
Sudut Mata Simetris Simetris
Sudut Mulut Simetris Simetris
Nasolabial Simetris Simetris
Pejam Mata Simetris Simetris
Meringis dbn
Pengecap Lidah dbn
Kanan Kiri
Pendengaran
(Subjektif)
dbn dbn
Nistagmus (-) (-)
Tes Garputala Tidak dilakukan
Rinne
Weber
Swabach
15. Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
15
7. N. IX (Glossopharingeus),
N. X (Vagus)
8. N. XI Accessorius
Hasil
Refleks Muntah Tidak dilakukan
Uvula dbn
Arcus Faring dbn
Menelan dbn
Bersuara dbn
Kanan Kiri
Bentuk M.
Sternocleido
mastoideus
dbn dbn
Bentuk M.
Trapezius
dbn dbn
Angkat Bahu dbn dbn
Berpaling dbn dbn
16. Pemeriksaan Fisik
◉ Status Neurologis:
16
9. N. XII Hypoglossus
Hasil
Atrofi Lidah (-)
Kekuatan dbn
Gerak Spontan dbn
Posisi diam dbn
Posisi dijulurkan dbn
18. 18
1
2
Lengan Atas Bawah Tangan
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Atrofi (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Tonus N N N N N N
Kekuatan
21/6/22 5 5 5 5 5 5
Tungkai Atas Bawah Kaki
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Atrofi (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Tonus N N N N N N
Kekuatan
21/6/22 5 5 5 5 5 5
Klonus (-)
PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK
19. 19
1
PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK
LENGAN TUNGKAI
Kanan Kiri Kanan Kiri
RASA EXTEROSEPTIK
Rasa Nyeri
Superficial
dbn dbn dbn dbn
Raba Suhu dbn dbn dbn dbn
Rasa Raba
Ringan
dbn dbn dbn dbn
RASA PROPRIOSEPTIK
Rasa Getar Tidak dilakukan
Rasa Tekan dbn dbn dbn dbn
Rasa Nyeri
Tekan
dbn dbn dbn dbn
Rasa Gerak
Dan Posisi
dbn dbn dbn dbn
21. 21
Nama Tes Hasil
Valsava Tidak dilakukan
Nafziger Tidak dilakukan
Laseque Tidak dilakukan
Laseque silang Tidak dilakukan
Patrick Tidak dilakukan
Kontra patrick Tidak dilakukan
PROVOKASI NYERI
22. 22
PROVOKASI KOORDINASI
Kanan Kiri
a. Gerakan abnormal : (-) (-)
b. Uji pronasi dan supinasi : dbn dbn
c. Uji hidung-jari-hidung : Kesulitan Kesulitan
d. Tapping jari-jari tangan : Kesulitan Kesulitan
f. Cara berjalan : tde
g. Uji Romberg (Buka Mata) : Tidak dilakukan
h. Uji Romberg (Tutup Mata) : Tidak dilakukan
i. Tandem Gait : Tidak dilakukan
j. Fukuda Test : Tidak dilakukan
23. 23
PEMERIKSAAN SISTEM
OTONOM
•Miksi : dbn
•Defekasi : dbn
•Salivasi : dbn
•Sekresi Keringat : dbn
KOLUMNA
VERTEBRALIS
•Kelainan Bentuk : dbn
•Gerakan vertebra servikal : dbn
28. PENATALAKSANAAN
EDUKASI
Jangan banyak bergerak (tirah baring)
Jika terpaksa, lakukan aktivitas secara
perlahan
Hindari perubahan posisi secara tiba-tiba
Duduk atau berbaring ketika serangan
Hindari sinar yang terlalu terang dan
suara yang terlalu keras
MEDIKAMENTOSA
IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
Inj. Pantroprazole 40mg/24jam
Inj citicolin 250 mg/12jam
Inj Difenhidramin mg/8 jam
Betahistin 2 x 12 mg PO
Frego 2 x 10 mg PO
29. PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad sanam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
30. DEFINISI
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
merupakan vertigo yang dicetuskan oleh
perubahan posisi kepala atau badan terhadap
gaya gravitasi.
31. EPIDEMIOLOGI
MARS
• Pada populasi umum prevalensi BPPV yaitu antara 11
sampai 64 per 100.000 (prevalensi 2,4%).
• Dari kunjungan 5,6 miliar orang ke rumah sakit dan klinik di
United State dengan keluhan pusing didapatkan prevalensi
17% - 42% pasien didiagnosis BPPV.
• Dari segi onset 4 BPPV biasanya diderita pada usia 50-70
tahun. Proporsi antara wanita lebih besar dibandingkan
dengan laki-laki yaitu 2,2 : 1,5. BPPV merupakan bentuk dari
vertigo posisional.
.
38. ETIOLOGI
38
IDIOPATIK
• Sekitar 50% penderita BPPV tidak
dikeyahui penyebabnya
SIMPTOMATIK
• Pasca trauma, pasca labirintis virus,
insufisiensi vertebrobasilaris, meniere,
pasca operasi, ototoksisitas, dan
mastoiditis kronik
39. PATOFISIOLOGI
Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan ketika
otolith yang terdiri dari kalsium karbonat yang berasal dari
makula lepas dan bergerak dalam lumen dari salah satu kanal
semisirkular.
Kalsium karbonat dua kali lebih padat dibandingkan endolimfe,
sehingga bergerak sebagai respon terhadap gravitasi dan
pergerakan akseleratif lain. Ketika kristal kalsium karbonat
bergerak dalam kanal semisirkular (kanalitiasis), mereka
menyebabkan pergerakan endolimfe yang menstimulasi
ampula pada kanal yang terkena, sehingga menyebabkan
vertigo.
41. DIAGNOSIS
◉ Anamnesis
○ Adanya vertigo yang terasa berputar
○ Timbul mendadak
○ Lamanya kurang dari 30 detik
○ Bisa disertai rasa mual, terkadang muntah
◉ Pemeriksaan fisik
○ Pada idiopatik tidak ditemukan kelainan neurologi.
Pada simptomatik dapat ditemukan kelainan
neurologi fikal atau kelainan sistemik
41
42. Pemeriksaan fisik standar untuk BPPV
adalah
Dix-Hallpike
maneuver side lying
manuver supine roll test.
DIAGNOSIS
43. DIAGNOSIS
Diposisikan saat pasien duduk tegak (A). Lalu kepala diputar 45 derajat
kearah kanan pasien (B). Kemudian, pasien berubah posisi dari duduk
menjadi posisi terlentang dengan kepala menggantung dibawah ujung atas
meja pemeriksaan dengan berputar 20derajat (C). Nistagmus yang
dihasilkan akan optimis dan torsional menunjukkan hasilnya (D)
44. 44
Tes ini dilakukan dengan memposisikan pasien dalam posisi supinasi atau berbaring terlentang
dengan kepala pada posisi netral diikuti dengan rotasi kepala 90 derajat dengan cepat ke satu sisi
dan dokter mengamati mata pasien untuk memeriksa ada tidaknya nistagmus.3 Setelah nistagmus
mereda (atau jika tidak ada nistagmus), kepala kembali menghadap ke atas dalam posisi supinasi.
Setelah nistagmus lain mereda, kepala kemudian diputar/ dimiringkan 90 derajat ke sisi yang
berlawanan, dan mata pasien diamati lagi untuk memeriksa ada tidaknya nistagmus
50. Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 450 , lalu pasien berbaring
dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala ditolehkan 900 ke sisi
sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik.
Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk
secara perlahan
51. 51
Manuver ini diindikasikan untuk pengobatan cupulolithiasis kanan posterior. Jika kanal
posterior terkena, pasien diminta duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 450 ke sisi yang
sehat, lalu secara cepat bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan 20 selama 1-
3 menit. Ada nistagmus dan vertigo dapat diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke
posisi berbaring di sisi yang berlawanan tanpa kembali ke posisi duduk lagi
52. 52
Manuver ini dikembangkan sebagai latihan untuk di rumah dan dapat
dilakukan sendiri oleh pasien sebagai terapi tambahan pada pasien yang
tetap simptomatik setelah manuver Epley atau Semont. Latihan ini juga
dapat membantu pasien menerapkan beberapa posisi sehingga dapat
menjadi kebiasaan.
54. TATALAKSANA
PEMBEDAHAN
Operasi dapat dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi kronik dan
sangat sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah
melakukan manuver-manuver yang telah disebutkan di atas. Dari literatur
dikatakan indikasi untuk melakukan operasi adalah pada intractable BPPV,
yang biasanya mempunyai klinis penyakit neurologi vestibular, tidak seperti
BPPV biasa
55. PROGNOSIS
Penanganan yang cepat dan tepat
prognosis baik
Bppv kadang recurrent sehingga
mengganggu kualitas hidup pasien