SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
PRESENTASI KASUS
DIPERSIAPKAN
TUMOR OTAK
Safitri Nenik Agustin
41161096100057
Pembimbing : dr. Yuniarti, Sp. S
K e p a n i t e r a a n K l i n i k I l m u S a r a f
R u m a h S a k i t U m u m P u s a t F a t m a w a t i
F K U I N S y a r i f H i d a y a t u l l a h
J a k a r t a 1 7 J u l i 2 0 1 8
No Rekam Medis : 01612689
Nama : Ny. S
Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 10 Juli 1962
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Tangerang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Identitas
Keluhan Utama
Pasien penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien perempuan, usia 56 tahun datang ke IGD RSUP Fatmawati karena
penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS
Alloanamnesis dilakukan di ruang HCU 526 gedung Teratai lantai 5 pada tanggal 22 Juli 2018
Nyeri kepala (+)
mengganggu
aktivitas
Kelemahan anggota
gerak kiri
Kejang (-), mual (-),
muntah (-).
2 Bulan SMRS
 Nyeri kepala ++
 Mual, muntah,
kejang (-).
 Bicara tidak jelas
 Sering tersedak
1 Bulan SMRS
 Penurunan kesadaran
 BAB dan BAK tidak
ada keluhan
3 Hari SMRS
RIWAYAT
PENYAKIT
SEKARANG
 Riwayat Penyakit Dahulu
HT (+) sejak 5 tahun tidak rutin kontrol. DM (-), Sakit jantung (-),
sakit TB (-), Riwayat Operasi (-).
 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi, diabetes melitus, sakit jantung dan alergi
keluarga disangkal. Riwayat Keganasan (-)
Anamnesis
 Riwayat Sosial dan Kebiasaan
 Pasien merupakan seorang Ibu Rumah Tangga dan memiliki 3
anak
 Pasien tidak merokok. Penggunaan narkoba (-), alkohol (-)
Anamnesis
 Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : Somnolen
 Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 132/88mmHg
- Frekuensi Nadi : 71x/menit, reguler, kuat, isi cukup,
ekual
- Frekuensi Pernapasan : 20x/menit, reguler
- Suhu : 36,6OC terukur di axilla sinistra
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
Kepala : Normocephal, rambut hitam tersebar merata.
Mata : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-)
Hidung : Normosepta, sekret (-/-)
Leher : Trakea terletak di tengah, Pembesaran KGB (-/-)
Jantung :
- Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictuc kordis teraba di ICS V linea midclavicula
- Perkusi : Batas jantung kanan di ICS IV linea sternalis
jantung kiri di ICS V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
• Paru :
- Inspeksi : Pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis,
penggunaan otot bantu napas (-/-)
- Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi : Sonor pada paru kiri dan kanan
- Auskultasi : Suara napas vesikular (+/+), Rhonki (-/-),
• Abdomen :
- Inspeksi : Datar, supel
- Auskultasi : Bising usus positif normal
- Palpasi : Lemas, Nyeri tekan (-), Hepar/lien tak teraba
- Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/+/-/-), CRT < 3
Pemeriksaan Fisik
◦ GCS : E3M6V2
◦ Pupil : Bulat isokhor, diameter 3 mm/3mm, RCL (+/+),
RCTL (+/+)
◦ TRM : Kaku kuduk (-), Lasegue >700 / >700, Kernig
>1350/>1350, Bruzinski I & II (-)
◦ N. Kranialis : Kesan Parese Nervus VII sinistra sentral
◦ Sistem Motorik : Kesan hemiparese sinistra
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis
Saraf Kranial
N. I : TVD
N.II :
- Ascies visus : TVD
- Visus Campus : TVD
- Funduskopi : Tidak dilakukan
N. III, IV, VI Kanan Kiri
Kedudukan Bola Mata : Ortoposisi
Ortoposisi
Pergerakan Bola Mata : Doll’s eyes (+/+)
Eksopthalmus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
Pupil : Bulat, Ø 3mm Bulat, Ø
3mm
Refleks Cahaya Langsung : (+) (+)
Refleks Cahaya Tidak Langsung: (+) (+)
N. V :
- Motorik : TVD
- Sensorik : TVD
N. VII
Motorik orbitofrontalis : normal
Motorik orbikularis orbita : normal
Motorik orbikulari oris : Plica nasolabialis kiri lebih datar
dari kanan
Pengecapan lidah : Tidak dilakukan
Kesan : parese N.VII sinistra sentral
N. VIII :
- Vestibular :
Vertigo : TVD
Nistagmus : TVD
- Koklearis :
Rhinne : TVD
Webber : TVD
Swabach : TVD
N.IX, X
Uvula : Ditengah, Simetris kanan dan kiri
Arkus faring : Simetris kanan dan kiri
Refleks muntah : Tidak dilakukan
N.XI (Accesorius)
Mengangkat bahu : TVD
Menoleh : TVD
N.XII (Hypoglossus)
Pergerakkan lidah : tidak ada deviasi saat statis
Atrofi : -
Fasikulasi : -
Tremor : -
 Reflek fisiologis :
 Refleks Patologis : (-/-)
 Sensorik : TVD
 Otonom : Inkontinensia urine
+ 4 + 2
+ 3 + 3
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
Hemoglobin 10.0 g/dl 13,2-17,3
Hematokrit 29 % 33-45
Leukosit 14.6 ribu/ul 5.0-10.0
Trombosit 267 ribu/ul 150-440
Eritosit 3.23 juta/ul 4,40-5,90
VER 89.2 fl 80,0-100,0
HER 30.9 pg 26,0-34,0
KHER 34.7 g/dl 32,0-36,0
RDW 15.9 % 11,5-14,5
SGOT 14 U/l 0-34
SGPT 21 U/l 0-40
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
Ureum Darah 39 mg/dl 20-40
Kreatinin Darah 0.4 mg/dl 0.6-1.5
GDS 137 mg/dl 70-140
Natrium 128 mmol/l 135-147
Kalium 2.70 mmol/l 3.10-5.10
Klorida 96 mmol/l 95-108
Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan Kepala non Kontras
Kesan:
• Tampak lesi hiperdens
batas tidak tegas dengan
daerah hipodens di
sekitarnya yang irregular di
daerah parietal kanan
dengan efek massa
penenkanan pada ventrikel
lateralis kanan.
• Susp. SOL dengan edema
perifokal di parietal kanan
Pemeriksaan Penunjang
Foto Toraks PA
Kesan:
 Kardiomegali
 Elongasi aorta (HHD)
 Kongesti paru
 Bronkiektasis terinfeksi dd/
TB Paru
Resume
 Pasien perempuan, usia 56 tahun datang ke IGD RSUP Fatmawati karena
 Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen,
hemodinamik stabil. Pada pemeriksaan generalis didapatkan
konjungtiva anemis. Pemeriksaan neurologis didapatkan GCS
E3M6V2, kesan parese N. VII sinistra sentral, kesan hemiparese
sinistra, hiperrefleks dextra.
 Pemeriksaan penunjang didapatkan adanya anemia (Hb
10g/dl), leukositosis (14.600/ul), alkalosis respiraorik,
hyponatremia (128mmol/L), hypokalemia (2,70mmol/l). CT
Scan menunjukkan adanya susp. SOL dengan edema perifokal
di parietal kanan. Foto Toraks PA menunjukkan adanya
Kardiomegali, Elongasi aorta (HHD), Kongesti paru dan
Bronkiektasis terinfeksi dd/ TB Paru.
 Diagnosis Klinis : Sefalgia, Somnolen, Parese N.
VII sinistra sentral, Hemiparese sinistra.
 Diagnosis Topis : Subkorteks
 Diagnosis Etiologis : Tumor otak
 Diagnosis Patologis : Inflamasi, Edema
 Diagnosis Kerja : Susp. SOL, Hipertensi, Anemia
DIAGNOSIS
TATA LAKSANA
Non medika mentosa
- Tirah baring
- Elevasi kepala 30°
- Observasi keadaan umum,
vital pasien, dan
kemungkinan perubahan
status neurologis pasien
- Konsul bedah saraf dan
penyakit dalam
Medika mentosa
- NaCl 0.9% 500 cc + KCl 25
mEQ/12 Jam
- Dexamethasone 4x5 mg IV
- Manitol 4x125 cc IV
- Ceftriaxon 2x2 gr IV
- Ranitidin 3x1 amp IV
- Paracetamol 3x500 mg PO
Saran Pemeriksaan
- CT Scan kepala dengan kontras
- MRI
- Biopsi jaringan dan pemeriksaan histopatologi
Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad Functionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR OTAK
Tumor otak atau tumor intrakranial  massa abnormal yang
terletak dari jaringan yang terletak di dalam kranium.
 Akibat adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
yang terjadi secara cepat yang tidak dapat dikendalikan oleh
mekanisme yang mengontrol sel normal.
Tumor intrakranial bagian dari SOL.
KLASIFIKASI
Terdapat 150 jenis tumor intrakranial yang telah ditemukan.
WHO (2007) mengklasifikasin tumor otak menjadi dua, yaitu tumor
primer dan tumor sekunder berdasarkan asal tumor tersebut.
Berdasarkan lokasi tumor, terdapat dua jenis utama tumor
intrakranial, yaitu tumor supratentorial dan infratentorial.
EPIDEMIOLOGI
 Tumor otak terbanyak berupa tumor SSP, yaitu sekitar 85-90%.
 Angka insidens kanker otak ganas di seluruh dunia berdasarkan
angka standar populasi dunia adalah 3.4 per 100.000 penduduk.
Angka mortalitas adalah 4.25 per 100.000 penduduk per tahun
dengan mortalitas terjadi lebih tinggi pada pria.
 Metastasis otak terjadi empat kali melebihi jumlah tumor otak
primer.
Tumor sekunder dapat berasal dari kanker paru (50%), payudara
(15-25%), melanoma (5-20%), kolorektal dan ginjal.
DIAGNOSIS
 Gejala  tergantung dari lokasi dan tingkat pertumbuhan tumor.
 Kombinasi gejala yang tersering :
-peningkatan tekanan intracranial
-defisit neurologis yang progresif
-Kejang
-penurunan fungsi kognitif.
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang.
ANAMNESIS
 Diagnosis nyeri kepala pada neoplasma intracranial
1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan peningkatan tekanan cairan
Kriteria diagnostik nyeri kepala yang berkaitan dengan neoplasma
intrakranial yaitu berupa :
1. Nyeri kepala disertai minimal satu dari karakteristik dan memenuhi
kriteria 3 dan 4 yaitu:
a. progresif
b. terlokalisir
c. makin berat pada pagi hari
d. dipicu dengan batuk
2. Terdapat neoplasma intrakranial pada pemeriksaan Scanning
3. Nyeri kepala muncul di regio temporal (dan biasanya spasial) dan
berkaitan dengan neoplasma
4. Nyeri kepala membaik selama 7 hari setelah operasi pengangkatan
neoplasma atau setelah operasi pengurangan massa neoplasma atau
dengan pemberian kortikosteroid.
GANGGUAN KOGNITIF
Gangguan kognitif dapat merupakan gejala awal pada kanker otak,
khususnya pada tumor glioma derajat rendah, limfoma, atau metastasis.
Fungsi kognitif juga dapat mengalami gangguan baik melalui mekanisme
langsung akibat destruksi jaras kognitif oleh kanker otak, maupun
mekanisme tidak langsung akibat terapi.
Penilaian fungsi luhur akan sangat membantu dalam merawat pasien dan
melakukan pendekatan berdasarkan hendaya yang ada pada pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis dan lokalis
Pemeriksaan neurooftalmologi  juga berguna untuk mengevaluasi pre-
dan post tindakan (operasi, radioterapi dan kemoterapi) pada tumor-tumor
tersebut.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium  melihat keadaan umum pasien dan sebagai
bentuk persiapan untuk terapi yang akan dijalani (bedah, radiasi, ataupun
kemoterapi).
Pemeriksaan yang perlu dilakukan, yaitu: darah lengkap, hemostasis, LDH,
fungsi hati dan ginjal, gula darah, serologi hepatitis B dan C, dan elektrolit
lengkap.
Pemeriksaan radiologis yang perlu dilakukan antara lain CT scan dengan
kontras; MRI dengan kontras, MRS, dan DWI; serta PET CT (atas indikasi).
Pemeriksaan radiologi standar adalah CT scan dan MRI dengan kontras.
Pemeriksaan fungsional MRI seperti MRS sangat baik untuk menentukan
daerah nekrosis dengan tumor yang masih viabel sehingga baik digunakan
sebagai penuntun biopsi serta untuk menyingkirkan diagnosis banding.
TATA LAKSANA
. Tatalaksana Penurunan Tekanan Intrakranial
Edema serebri  Pemberian kortikosteroid, efeknya sudah dapat terlihat
dalam 24-36 jam.
Agen yang direkomendasikan adalah Deksametason dengan dosis bolus
intravena 10 mg dilanjutkan dosis rumatan 16-20mg/hari intravena lalu
tappering off 2-16 mg (dalam dosis terbagi) bergantung pada klinis.
Mannitol tidak dianjurkan diberikan karena dapat memperburuk edema,
kecuali bersamaan dengan deksamethason pada situasi yang berat, seperti
pascaoperasi.
Efek samping pemberian steroid  gangguan toleransi glukosa,
stressulcer, miopati, perubahan mood, peningkatan nafsu makan,
Cushingoid
TERAPI PEMBEDAHAN
 Untuk menegakkan diagnosis yang tepat, menurunkan tekanan
intrakranial, mengurangi kecacatan, dan meningkatkan efektifitas terapi lain.
Reseksi tumor pada umumnya direkomendasikan untuk hampir seluruh
jenis kanker otak yang operabel.
Selain pembedahan, pada tumor dapat dilakukan terapi berupa kemoterapi
atau radioterapi.
TATA LAKSANA NYERI
Nyeri kepala akibat kanker otak bisa disebabkan akibat traksi
langsung tumor terhadap reseptor nyeri di sekitarnya.
Gejala klinis nyeri biasanya bersifat lokal atau radikular ke
sekitarnya, yang disebut nyeri neuropatik.
 Obat yang dapat diberikan parasetamol dengan dosis 20mg/berat
badan per kali dengan dosis maksimal 4000 mg/hari, baik secara oral
maupun intravena sesuai dengan beratnya nyeri.
TATA LAKSANA KEJANG
Obat antikonvulsan yang sering diberikan seperti fenitoin dan
karbamazepin kurang dianjurkan karena dapat berinteraksi dengan obat-
obatan, seperti deksamethason dan kemoterapi.
Alternatif lain mencakup levetiracetam, sodium valproat, lamotrigin,
klobazam, topiramat, atau okskarbazepin.
Levetiracetam lebih dianjurkan dan memiliki profil efek samping yang lebih
baik dengan dosis antara 20-40 mg/kgBB, serta dapat digunakan pasca
operasi kraniotomi.
TATA LAKSANA NUTRISI
Nutrisi diberikan bertahap sesuai dengan toleransi pasien.
Kebutuhan protein 1,2–2 g/BB/hari, lemak 25-30%, karbohidrat: 55-60%.
Bila pasien menggunakan obat golongan carbamazepin, fenobarbital,
fenitoin perlu tambahan suplemen vitamin D dan kalsium untuk mencegah
gangguan tulang.
Pemantauan terapi gizi dilakukan dengan analisis asupan ulang tiap 1-2
hari serta keadaan umum, klinis, dan tanda vital.
Bila toleransi asupan baik, nutrisi ditingkatkan 20% dari asupan
sebelumnya.
TATA LAKSANA
Perawatan Psikiatri
Pasien dengan kanker otak dapat mengalami gangguan psikiatri hingga 78%,
baik bersifat organik akibat tumornya atau fungsional yang berupa gangguan
penyesuaian, depresi, dan ansietas.
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif dilakukan pada pasien-pasien yang dinyatakan perlu
mendapatkan terapi paliatif dan dilakukan terapi secara multidisiplin
bersama dokter penanggung jawab utama, serta dokter gizi, rehabilitasi
medik, psikiatri,
dan ahli terapi paliatif.
DAFTAR PUSTAKA
Radinal YSP., Neilan Amroisa. Primary Brain Tumor With Hemiparase Dextra
and Parase N. II, III, IV, VI. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. 2014
Siska Karolina., Zam Zanariah. Space Occupying Lesion (SOL). Lampung:
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2017
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Panduan Penatalaksanaan
Tumor Otak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017
David N.Louis., Arie Perry., dkk. The 2016 World Health Organization
Classification of Tumors of the Central Nervous System: a Summary. Berlin:
Springer-Verlag. 2016
Larasari, et al. 2015. Profil Gangguan Kognitif pada Tumor INtrakranial
Primer dan Metastasis. Departemen Neurologi FKUI RSCM.
THANK YOU Juli 2018

More Related Content

Similar to PKD Safitri.pptx

LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptxLAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptxHikayatWahyu
 
Case Iship Fraktur Basis Cranii.pptx
Case Iship Fraktur Basis Cranii.pptxCase Iship Fraktur Basis Cranii.pptx
Case Iship Fraktur Basis Cranii.pptxVincensiusHans
 
EXPERTISE IMUN ULLI .pptx
EXPERTISE IMUN ULLI .pptxEXPERTISE IMUN ULLI .pptx
EXPERTISE IMUN ULLI .pptxssuser4360bd
 
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdfDiskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdfKhadijahTufaillahAj
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxAdminneurousuid
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxSyahrulAdzim
 
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptxLapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptxDellaSepta
 
Stroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxStroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxYogaMahardika10
 
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdffauzfauzi
 
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptxdokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptxikhsan1611
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)M Afzalurrahman Putranda
 
Responsi Meningioma.pptx
Responsi Meningioma.pptxResponsi Meningioma.pptx
Responsi Meningioma.pptxGalihShift2
 
konklin .pptx
konklin .pptxkonklin .pptx
konklin .pptxghana14
 
167250942 case-anestesi
167250942 case-anestesi167250942 case-anestesi
167250942 case-anestesihomeworkping8
 

Similar to PKD Safitri.pptx (20)

PRESUS SNH Radiologi.pptx
PRESUS SNH Radiologi.pptxPRESUS SNH Radiologi.pptx
PRESUS SNH Radiologi.pptx
 
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptxLAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
LAPSUS Tumor Cerebry Hikayat Wahyu Ramadani 19710077.pptx
 
Case Iship Fraktur Basis Cranii.pptx
Case Iship Fraktur Basis Cranii.pptxCase Iship Fraktur Basis Cranii.pptx
Case Iship Fraktur Basis Cranii.pptx
 
EXPERTISE IMUN ULLI .pptx
EXPERTISE IMUN ULLI .pptxEXPERTISE IMUN ULLI .pptx
EXPERTISE IMUN ULLI .pptx
 
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdfDiskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
Diskusi Kasus_Candra Pamungkas_G992202107.pdf
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
 
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptxPOMR Diare akut 30-3-2022.pptx
POMR Diare akut 30-3-2022.pptx
 
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptxLapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
Lapkas Fraktur Basis Cranii.pptx
 
Stroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptxStroke Infark_1A_64A.pptx
Stroke Infark_1A_64A.pptx
 
lapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptxlapsusneuro.pptx
lapsusneuro.pptx
 
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
[OSLER & DOPS] Vivian Fahmanissa_220702120014.pdf
 
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptxdokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
Hidrocephalus
HidrocephalusHidrocephalus
Hidrocephalus
 
Responsi Meningioma.pptx
Responsi Meningioma.pptxResponsi Meningioma.pptx
Responsi Meningioma.pptx
 
konklin .pptx
konklin .pptxkonklin .pptx
konklin .pptx
 
208548844 case-fix
208548844 case-fix208548844 case-fix
208548844 case-fix
 
167250942 case-anestesi
167250942 case-anestesi167250942 case-anestesi
167250942 case-anestesi
 

Recently uploaded

393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugaslisapalena
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxZhardestiny
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 

Recently uploaded (9)

393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 

PKD Safitri.pptx

  • 1. PRESENTASI KASUS DIPERSIAPKAN TUMOR OTAK Safitri Nenik Agustin 41161096100057 Pembimbing : dr. Yuniarti, Sp. S K e p a n i t e r a a n K l i n i k I l m u S a r a f R u m a h S a k i t U m u m P u s a t F a t m a w a t i F K U I N S y a r i f H i d a y a t u l l a h J a k a r t a 1 7 J u l i 2 0 1 8
  • 2. No Rekam Medis : 01612689 Nama : Ny. S Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 10 Juli 1962 Umur : 56 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Tangerang Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status pernikahan : Menikah Identitas
  • 3. Keluhan Utama Pasien penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang Pasien perempuan, usia 56 tahun datang ke IGD RSUP Fatmawati karena penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS Alloanamnesis dilakukan di ruang HCU 526 gedung Teratai lantai 5 pada tanggal 22 Juli 2018
  • 4. Nyeri kepala (+) mengganggu aktivitas Kelemahan anggota gerak kiri Kejang (-), mual (-), muntah (-). 2 Bulan SMRS  Nyeri kepala ++  Mual, muntah, kejang (-).  Bicara tidak jelas  Sering tersedak 1 Bulan SMRS  Penurunan kesadaran  BAB dan BAK tidak ada keluhan 3 Hari SMRS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
  • 5.  Riwayat Penyakit Dahulu HT (+) sejak 5 tahun tidak rutin kontrol. DM (-), Sakit jantung (-), sakit TB (-), Riwayat Operasi (-).  Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat hipertensi, diabetes melitus, sakit jantung dan alergi keluarga disangkal. Riwayat Keganasan (-) Anamnesis
  • 6.  Riwayat Sosial dan Kebiasaan  Pasien merupakan seorang Ibu Rumah Tangga dan memiliki 3 anak  Pasien tidak merokok. Penggunaan narkoba (-), alkohol (-) Anamnesis
  • 7.  Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang  Kesadaran : Somnolen  Tanda Vital : - Tekanan Darah : 132/88mmHg - Frekuensi Nadi : 71x/menit, reguler, kuat, isi cukup, ekual - Frekuensi Pernapasan : 20x/menit, reguler - Suhu : 36,6OC terukur di axilla sinistra Pemeriksaan Fisik
  • 8. • Status Generalis Kepala : Normocephal, rambut hitam tersebar merata. Mata : Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-) Hidung : Normosepta, sekret (-/-) Leher : Trakea terletak di tengah, Pembesaran KGB (-/-) Jantung : - Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat - Palpasi : Ictuc kordis teraba di ICS V linea midclavicula - Perkusi : Batas jantung kanan di ICS IV linea sternalis jantung kiri di ICS V linea midclavicula sinistra - Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Pemeriksaan Fisik
  • 9. • Status Generalis • Paru : - Inspeksi : Pergerakan dada simetris saat statis dan dinamis, penggunaan otot bantu napas (-/-) - Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan - Perkusi : Sonor pada paru kiri dan kanan - Auskultasi : Suara napas vesikular (+/+), Rhonki (-/-), • Abdomen : - Inspeksi : Datar, supel - Auskultasi : Bising usus positif normal - Palpasi : Lemas, Nyeri tekan (-), Hepar/lien tak teraba - Perkusi : Timpani, shifting dullness (-) • Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/+/-/-), CRT < 3 Pemeriksaan Fisik
  • 10. ◦ GCS : E3M6V2 ◦ Pupil : Bulat isokhor, diameter 3 mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+) ◦ TRM : Kaku kuduk (-), Lasegue >700 / >700, Kernig >1350/>1350, Bruzinski I & II (-) ◦ N. Kranialis : Kesan Parese Nervus VII sinistra sentral ◦ Sistem Motorik : Kesan hemiparese sinistra Pemeriksaan Fisik Status Neurologis
  • 11. Saraf Kranial N. I : TVD N.II : - Ascies visus : TVD - Visus Campus : TVD - Funduskopi : Tidak dilakukan N. III, IV, VI Kanan Kiri Kedudukan Bola Mata : Ortoposisi Ortoposisi Pergerakan Bola Mata : Doll’s eyes (+/+) Eksopthalmus : (-) (-) Nistagmus : (-) (-) Pupil : Bulat, Ø 3mm Bulat, Ø 3mm Refleks Cahaya Langsung : (+) (+) Refleks Cahaya Tidak Langsung: (+) (+)
  • 12. N. V : - Motorik : TVD - Sensorik : TVD N. VII Motorik orbitofrontalis : normal Motorik orbikularis orbita : normal Motorik orbikulari oris : Plica nasolabialis kiri lebih datar dari kanan Pengecapan lidah : Tidak dilakukan Kesan : parese N.VII sinistra sentral N. VIII : - Vestibular : Vertigo : TVD Nistagmus : TVD - Koklearis : Rhinne : TVD Webber : TVD Swabach : TVD
  • 13. N.IX, X Uvula : Ditengah, Simetris kanan dan kiri Arkus faring : Simetris kanan dan kiri Refleks muntah : Tidak dilakukan N.XI (Accesorius) Mengangkat bahu : TVD Menoleh : TVD N.XII (Hypoglossus) Pergerakkan lidah : tidak ada deviasi saat statis Atrofi : - Fasikulasi : - Tremor : -
  • 14.  Reflek fisiologis :  Refleks Patologis : (-/-)  Sensorik : TVD  Otonom : Inkontinensia urine + 4 + 2 + 3 + 3
  • 15. Pemeriksaan Penunjang • Laboratorium Hemoglobin 10.0 g/dl 13,2-17,3 Hematokrit 29 % 33-45 Leukosit 14.6 ribu/ul 5.0-10.0 Trombosit 267 ribu/ul 150-440 Eritosit 3.23 juta/ul 4,40-5,90 VER 89.2 fl 80,0-100,0 HER 30.9 pg 26,0-34,0 KHER 34.7 g/dl 32,0-36,0 RDW 15.9 % 11,5-14,5 SGOT 14 U/l 0-34 SGPT 21 U/l 0-40
  • 16. Pemeriksaan Penunjang • Laboratorium Ureum Darah 39 mg/dl 20-40 Kreatinin Darah 0.4 mg/dl 0.6-1.5 GDS 137 mg/dl 70-140 Natrium 128 mmol/l 135-147 Kalium 2.70 mmol/l 3.10-5.10 Klorida 96 mmol/l 95-108
  • 17.
  • 18. Pemeriksaan Penunjang  CT Scan Kepala non Kontras Kesan: • Tampak lesi hiperdens batas tidak tegas dengan daerah hipodens di sekitarnya yang irregular di daerah parietal kanan dengan efek massa penenkanan pada ventrikel lateralis kanan. • Susp. SOL dengan edema perifokal di parietal kanan
  • 19. Pemeriksaan Penunjang Foto Toraks PA Kesan:  Kardiomegali  Elongasi aorta (HHD)  Kongesti paru  Bronkiektasis terinfeksi dd/ TB Paru
  • 20. Resume  Pasien perempuan, usia 56 tahun datang ke IGD RSUP Fatmawati karena
  • 21.  Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, hemodinamik stabil. Pada pemeriksaan generalis didapatkan konjungtiva anemis. Pemeriksaan neurologis didapatkan GCS E3M6V2, kesan parese N. VII sinistra sentral, kesan hemiparese sinistra, hiperrefleks dextra.  Pemeriksaan penunjang didapatkan adanya anemia (Hb 10g/dl), leukositosis (14.600/ul), alkalosis respiraorik, hyponatremia (128mmol/L), hypokalemia (2,70mmol/l). CT Scan menunjukkan adanya susp. SOL dengan edema perifokal di parietal kanan. Foto Toraks PA menunjukkan adanya Kardiomegali, Elongasi aorta (HHD), Kongesti paru dan Bronkiektasis terinfeksi dd/ TB Paru.
  • 22.  Diagnosis Klinis : Sefalgia, Somnolen, Parese N. VII sinistra sentral, Hemiparese sinistra.  Diagnosis Topis : Subkorteks  Diagnosis Etiologis : Tumor otak  Diagnosis Patologis : Inflamasi, Edema  Diagnosis Kerja : Susp. SOL, Hipertensi, Anemia DIAGNOSIS
  • 23. TATA LAKSANA Non medika mentosa - Tirah baring - Elevasi kepala 30° - Observasi keadaan umum, vital pasien, dan kemungkinan perubahan status neurologis pasien - Konsul bedah saraf dan penyakit dalam Medika mentosa - NaCl 0.9% 500 cc + KCl 25 mEQ/12 Jam - Dexamethasone 4x5 mg IV - Manitol 4x125 cc IV - Ceftriaxon 2x2 gr IV - Ranitidin 3x1 amp IV - Paracetamol 3x500 mg PO
  • 24. Saran Pemeriksaan - CT Scan kepala dengan kontras - MRI - Biopsi jaringan dan pemeriksaan histopatologi Prognosis Ad vitam : Bonam Ad Functionam : Dubia ad malam Ad Sanationam : Dubia ad malam
  • 26. TUMOR OTAK Tumor otak atau tumor intrakranial  massa abnormal yang terletak dari jaringan yang terletak di dalam kranium.  Akibat adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal yang terjadi secara cepat yang tidak dapat dikendalikan oleh mekanisme yang mengontrol sel normal. Tumor intrakranial bagian dari SOL.
  • 27. KLASIFIKASI Terdapat 150 jenis tumor intrakranial yang telah ditemukan. WHO (2007) mengklasifikasin tumor otak menjadi dua, yaitu tumor primer dan tumor sekunder berdasarkan asal tumor tersebut. Berdasarkan lokasi tumor, terdapat dua jenis utama tumor intrakranial, yaitu tumor supratentorial dan infratentorial.
  • 28. EPIDEMIOLOGI  Tumor otak terbanyak berupa tumor SSP, yaitu sekitar 85-90%.  Angka insidens kanker otak ganas di seluruh dunia berdasarkan angka standar populasi dunia adalah 3.4 per 100.000 penduduk. Angka mortalitas adalah 4.25 per 100.000 penduduk per tahun dengan mortalitas terjadi lebih tinggi pada pria.  Metastasis otak terjadi empat kali melebihi jumlah tumor otak primer. Tumor sekunder dapat berasal dari kanker paru (50%), payudara (15-25%), melanoma (5-20%), kolorektal dan ginjal.
  • 29. DIAGNOSIS  Gejala  tergantung dari lokasi dan tingkat pertumbuhan tumor.  Kombinasi gejala yang tersering : -peningkatan tekanan intracranial -defisit neurologis yang progresif -Kejang -penurunan fungsi kognitif. Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.
  • 30. ANAMNESIS  Diagnosis nyeri kepala pada neoplasma intracranial 1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan peningkatan tekanan cairan
  • 31. Kriteria diagnostik nyeri kepala yang berkaitan dengan neoplasma intrakranial yaitu berupa : 1. Nyeri kepala disertai minimal satu dari karakteristik dan memenuhi kriteria 3 dan 4 yaitu: a. progresif b. terlokalisir c. makin berat pada pagi hari d. dipicu dengan batuk 2. Terdapat neoplasma intrakranial pada pemeriksaan Scanning 3. Nyeri kepala muncul di regio temporal (dan biasanya spasial) dan berkaitan dengan neoplasma 4. Nyeri kepala membaik selama 7 hari setelah operasi pengangkatan neoplasma atau setelah operasi pengurangan massa neoplasma atau dengan pemberian kortikosteroid.
  • 32. GANGGUAN KOGNITIF Gangguan kognitif dapat merupakan gejala awal pada kanker otak, khususnya pada tumor glioma derajat rendah, limfoma, atau metastasis. Fungsi kognitif juga dapat mengalami gangguan baik melalui mekanisme langsung akibat destruksi jaras kognitif oleh kanker otak, maupun mekanisme tidak langsung akibat terapi. Penilaian fungsi luhur akan sangat membantu dalam merawat pasien dan melakukan pendekatan berdasarkan hendaya yang ada pada pasien.
  • 33. PEMERIKSAAN FISIK Status generalis dan lokalis Pemeriksaan neurooftalmologi  juga berguna untuk mengevaluasi pre- dan post tindakan (operasi, radioterapi dan kemoterapi) pada tumor-tumor tersebut.
  • 34. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium  melihat keadaan umum pasien dan sebagai bentuk persiapan untuk terapi yang akan dijalani (bedah, radiasi, ataupun kemoterapi). Pemeriksaan yang perlu dilakukan, yaitu: darah lengkap, hemostasis, LDH, fungsi hati dan ginjal, gula darah, serologi hepatitis B dan C, dan elektrolit lengkap. Pemeriksaan radiologis yang perlu dilakukan antara lain CT scan dengan kontras; MRI dengan kontras, MRS, dan DWI; serta PET CT (atas indikasi). Pemeriksaan radiologi standar adalah CT scan dan MRI dengan kontras. Pemeriksaan fungsional MRI seperti MRS sangat baik untuk menentukan daerah nekrosis dengan tumor yang masih viabel sehingga baik digunakan sebagai penuntun biopsi serta untuk menyingkirkan diagnosis banding.
  • 35. TATA LAKSANA . Tatalaksana Penurunan Tekanan Intrakranial Edema serebri  Pemberian kortikosteroid, efeknya sudah dapat terlihat dalam 24-36 jam. Agen yang direkomendasikan adalah Deksametason dengan dosis bolus intravena 10 mg dilanjutkan dosis rumatan 16-20mg/hari intravena lalu tappering off 2-16 mg (dalam dosis terbagi) bergantung pada klinis. Mannitol tidak dianjurkan diberikan karena dapat memperburuk edema, kecuali bersamaan dengan deksamethason pada situasi yang berat, seperti pascaoperasi. Efek samping pemberian steroid  gangguan toleransi glukosa, stressulcer, miopati, perubahan mood, peningkatan nafsu makan, Cushingoid
  • 36. TERAPI PEMBEDAHAN  Untuk menegakkan diagnosis yang tepat, menurunkan tekanan intrakranial, mengurangi kecacatan, dan meningkatkan efektifitas terapi lain. Reseksi tumor pada umumnya direkomendasikan untuk hampir seluruh jenis kanker otak yang operabel. Selain pembedahan, pada tumor dapat dilakukan terapi berupa kemoterapi atau radioterapi.
  • 37. TATA LAKSANA NYERI Nyeri kepala akibat kanker otak bisa disebabkan akibat traksi langsung tumor terhadap reseptor nyeri di sekitarnya. Gejala klinis nyeri biasanya bersifat lokal atau radikular ke sekitarnya, yang disebut nyeri neuropatik.  Obat yang dapat diberikan parasetamol dengan dosis 20mg/berat badan per kali dengan dosis maksimal 4000 mg/hari, baik secara oral maupun intravena sesuai dengan beratnya nyeri.
  • 38. TATA LAKSANA KEJANG Obat antikonvulsan yang sering diberikan seperti fenitoin dan karbamazepin kurang dianjurkan karena dapat berinteraksi dengan obat- obatan, seperti deksamethason dan kemoterapi. Alternatif lain mencakup levetiracetam, sodium valproat, lamotrigin, klobazam, topiramat, atau okskarbazepin. Levetiracetam lebih dianjurkan dan memiliki profil efek samping yang lebih baik dengan dosis antara 20-40 mg/kgBB, serta dapat digunakan pasca operasi kraniotomi.
  • 39. TATA LAKSANA NUTRISI Nutrisi diberikan bertahap sesuai dengan toleransi pasien. Kebutuhan protein 1,2–2 g/BB/hari, lemak 25-30%, karbohidrat: 55-60%. Bila pasien menggunakan obat golongan carbamazepin, fenobarbital, fenitoin perlu tambahan suplemen vitamin D dan kalsium untuk mencegah gangguan tulang. Pemantauan terapi gizi dilakukan dengan analisis asupan ulang tiap 1-2 hari serta keadaan umum, klinis, dan tanda vital. Bila toleransi asupan baik, nutrisi ditingkatkan 20% dari asupan sebelumnya.
  • 40. TATA LAKSANA Perawatan Psikiatri Pasien dengan kanker otak dapat mengalami gangguan psikiatri hingga 78%, baik bersifat organik akibat tumornya atau fungsional yang berupa gangguan penyesuaian, depresi, dan ansietas. Perawatan Paliatif Perawatan paliatif dilakukan pada pasien-pasien yang dinyatakan perlu mendapatkan terapi paliatif dan dilakukan terapi secara multidisiplin bersama dokter penanggung jawab utama, serta dokter gizi, rehabilitasi medik, psikiatri, dan ahli terapi paliatif.
  • 41. DAFTAR PUSTAKA Radinal YSP., Neilan Amroisa. Primary Brain Tumor With Hemiparase Dextra and Parase N. II, III, IV, VI. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2014 Siska Karolina., Zam Zanariah. Space Occupying Lesion (SOL). Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2017 Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Panduan Penatalaksanaan Tumor Otak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017 David N.Louis., Arie Perry., dkk. The 2016 World Health Organization Classification of Tumors of the Central Nervous System: a Summary. Berlin: Springer-Verlag. 2016 Larasari, et al. 2015. Profil Gangguan Kognitif pada Tumor INtrakranial Primer dan Metastasis. Departemen Neurologi FKUI RSCM.