Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1. Prinsip-prinsip pemberian nilai
2. Penilaian diberbagai jenjang pendidikan
3. Tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Β
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
1. OLEH:
NAITA NOVIA SARI, M.Pd.
naitanovia@gmail.com
PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK
LANJUT HASIL PENILAIAN
MODUL 6
2. Mahasiswa mampu mengembangkan alat ukur penilaian dan melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil
belajar sesuai tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan prinsip pemberian nilai
2. Menentukan kegiatan apa saja yang akan dijadikan dasar penentuan nilai hasil belajar
3. Memberikan nilai pada masing-masing aspek kemampuan hasil belajar berdasarkan petunjuk pemberian nilai
4. Menjelaskan aturan pemberian nilai menurut pedoman pelaksanaan penilaian kelas
5. Menerapkan aturan penilaian dalam kegiatan penilaian di kelas
6. Menjelaskan manfaat dilakukannya pre-test β post-test
7. Menjelaskan manfaat dilakukannya tes diagnostic
8. Menjelaskan manfaat dilakukannya tes formatif
9. Menjelaskan manfaat dilakukannya penilaian non-tes
KOMPETENSI UMUM
KOMPETENSI KHUSUS
3. Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1.Prinsip-prinsip pemberian nilai
2.Penilaian diberbagai jenjang
pendidikan
3.Tindak lanjut penilaian untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
4. Mencari dan menemukan hal-hal yang
menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan
dalam proses pembelajaran. Kemudian melakukan
tindakan untuk mengatasinya.
Menelusuri agar proses pembelajaran siswa tetap
sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan
informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran
agar memperoleh gambaran tentang pencapaian
kompetensi siswa.
Menyimpulkan apakah siswa telah
menguasai seluruh kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum. Hasilnya
dilaporkan kepada orangtua dan sekolah.
Guru melakukan pengecekan kemampuan
(kompetensi) apa yang telah dikuasai siswa
dan apa yang belum dikuasai
TUJUAN PENILAIAN KELAS
Penelusuran (Keeping Track)1 Pengecekan (Checking Up)2
Pencarian (Finding Out)3 Penyimpulan (Summing Up)4
5. Penilaian yang
dilakukan oleh
guru di kelas harus
dapat mendorong
motivasi siswa
untuk belajar.
FUNGSI PENILAIAN KELAS
Motivasi
Penilaian kelas
harus diarahkan
untuk memantau
ketuntasan belajar
siswa. Rencana
penilaian disusun
berdasarkan target
kemampuan yang
harus dikuasai
siswa.
Hasil penilaian
harus dianalisis
oleh guru sebagai
bahan umpan balik
bagi siswa dan
guru.
Belajar Tuntas
Penilaian kelas digunakan
untuk melihat seberapa jauh
proses belajar β mengajar
telah berhasil. Jika hanya
sebagian siswa yang
mencapai kompetensi maka
perlu diadakan analisis dan
refleksi sebagai tindak lanjut
peningkatan efektivitas
pengajaran.
Efektivitas Pengajaran
Umpan Balik
6. PRINSIP PENILAIAN KELAS
1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran
2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata
3. Menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria
4. Penilaian harus bersifat holistik, penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk
mengetahui pencapaian kemampuan siswa secara utuh.
5. Penilaian kelas mengacu kepada kemampuan (Comptency Referenced)
6. Berkelanjutan (Continuous)
7. Didaktis, hasil penilaian dapat digunakan untuk mendorong dan membina siswa dalam meningkatkan
kualitas hasil belajar
8. Menggali informasi
9. Melihat yang benar dan yang salah
7. PROSEDUR/METODE PENILAIAN KELAS
1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan maupun uraian
2. Tes praktek (performance test)
3. Penilaian produk
4. Penilaian proyek
5. Peta perkembangan
6. Evaluasi diri siswa
7. Penilaian afektif
8. Portopolio
8. PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI JENJANG PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 63 menyebutkan
bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri dari:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan
3. Penilaian belajar oleh pemerintah
Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
panduannya dikembangkan oleh BNSP, antara lain ditetapkan
tentang Ketentuan Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil
belajar siswa:
1. Ulangan harian
2. Tugas-tugas
3. Ulangan tengah semester
4. Ulangan akhir semester
5. Ulangan kenaikan kelas
6. Pengamatan terhadap perubahan perilaku/sikap dan
psikomotor
7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan
karakteristik materi yang dinilai
8. Ujian sekolah
9. Ujian nasional
10. Penilaian diri, kuesioner, penilaian proyek, portofolio
9. Ketuntasan Belajar
Pelaksanaan ketuntasan belajar
diwujudkan dengan adanya ketentuan
Standar Ketuntasan Belajar Minimal
untuk setiap mata pelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Standar ini merupakan standar
kemampuan yang harus dicapai siswa
dalam mata pelajaran tertentu. Namun
standar ini dapat disesuaikan dengan
kebijakan pemerintah daerah setempat.
---
Seorang siswa dikatakan telah
memenuhi batas ketuntasan jika semua
nilai mata pelajaran sama atau lebih
tinggi dari standar ketuntasan belajar
minimal.
Kriteria kenaikan kelas:
a. Siswa dinyatakan naik
kelas setelah
menyelesaikan seluruh
program pembelajaran
pada dua semester di kelas
yang diikuti
b. Tidak terdapat nilai di
bawah Standar Ketuntasan
Belajar Minimal
c. Memiliki nilai minimal
Baik untuk aspek
kepribadian pada semester
yang diikuti
Kriteria Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2. Memperoleh nilai minimal baik pada
penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak
Mulia, kelompok mata pelajaran
Kewarganegaraan dan Kepribadian, kelompok
mata pelajaran ESTETIKA dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk
kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
4. Lulus Ujian Nasional
10. Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi
Aspek Kognitif
Alat Penilaian
Aspek Psikomotor Aspek Afektif
Penilaian aspek psikomotor
dilakukan dengan kombinasi
alat penilaian tes dan
pengamatan. Alat penilaian
psikomotor dapat berupa tes
tertulis, tes simulasi dan tes
contoh kerja (work sample).
Penilaian aspek afektif
dilakukan dengan alat
penilaian non-tes, yaitu
penilaian sikap dan penilaian
diri, baik berbentuk kuesioner,
pengamatan maupun laporan
diri.
Alat penilaian aspek kognitif
adalah tes berupa tes objektif,
tes uraian dan tes berbentuk
soal terbuka.
11. Penyekoran
Skor tes objektif dapat ditentukan dengan tanpa menyertakan factor koreksi atau dengan menyertakan faktor
koreksi. Jika tanpa menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut:
Skor Tes Objektif
Jika dengan menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut:
ππππ =
π΅
π
Γ πΎ
π΅ = ππ’πππβ πππ€ππππ πππππ
π = ππ’πππβ π πππ’ππ’β ππ’π‘ππ π πππ
πΎ = π πππ ππππ πππ’π π ππππ πππππππππ
ππππ =
π΅ β
π
π
π Γ πΎ
π΅ = ππ’πππβ πππ€ππππ πππππ
π = ππ’πππβ πππ€ππππ π πππβ
π = ππππ¦ππππ¦π ππππβππ πππ€ππππ π ππ‘πππ ππ’π‘ππ π πππ
π = ππ’πππβ π πππ’ππ’β ππ’π‘ππ π πππ
πΎ = π πππ ππππ πππ’π π ππππ πππππππππ
12. Skor penilaian aspek psikomotor ditentukan
berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan pada
pedoman penyekoran. Hasil skor akhir dapat
ditentukan sebagai berikut:
Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman
penyekoran. Dalam pedoman penyekoran skor
diberikan berdasarkan kecocokan jawaban
terhadap βkata kunciβ, selanjutnya skor total
adalah jumlah seluruh skor.
Skor Tes Uraian
Pemberian skor penilaian aspek afektif
didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala
tertentu. Selanjutnya skor dari setiap aspek
afektif yang dinilai dijumlahkan menjadi skor
total.
Skor Aspek Afektif
Skor Aspek Psikomotor
ππππ =
π Γ π
π Γ π
Γ πΎ
π = π πππ π ππ‘πππ ππ πππ πππππππππ
π = π πππ ππππ πππ’π π ππ‘πππ ππ πππ πππππππππ
π = πππππ‘ π ππ‘πππ ππ πππ πππππππππ
πΎ = ππππ πππ’π ππππ‘πππ π πππ π‘ππ‘ππ
13. PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI PERGURUAN TINGGI
Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga perguruan
tinggi yang bersangkutan. Pengembangan ini berpedoman pada UU Sistem Pendidikan
Nasional Tahun 1989, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999dan SK Mendiknas No.
233/U/2000 Tahun 2000.
---
Surat Keputusan Mendiknas yang disebutkan di atas mengenai Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa tercantum dalam Bab V Pasal 12, 14, 15 dan 16.
14. 1. Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan
atas pemenuhan jumlah SKS yang disyaratkan dan
Indeks Kumulatif (IPK) minimum.
2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang
harus ditempuh sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dengan berpedoman pada kisaran beban studi
bagi masing-masing program sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 8.
3. IPK minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) ditetapkan oleh masing-masing perguruan
tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2,00 untuk
program sarjana dan program diploma, dana sama
atau lebih tinggi dari 2,75 untuk program magister.
Pasal 14
Persyaratan Kelulusan
1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar
mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala
yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas
dan pengamatan oleh dosen.
2. Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian
tengah semester, ujian akhir semester, ujian
akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis
dan ujian disertasi.
3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A, B,
C, D dan E yang masing-masing bernilai 4, 3,
2, 1 dan 0.
Pasal 12
Pelaksanaan dan Penilaian Hasil Ujian
15. 1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu:
memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian, yang
dinyatakan pada transkrip akademik.
2. IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program
sarjana dan diploma:
a. IPK 2,00 β 2,75 : memuaskan
b. IPK 2,76 β 3,50 : sangat memuaskan
c. IPK 3,51 β 4,00 : dengan pujian
1. Predikat kelulusan untuk program magister:
a. IPK 2,75 β 3,40 : memuaskan
b. IPK 3,41 β 3,70 : sangat memuaskan
c. IPK 3,71 β 4,00 : dengan pujian
4. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan
memperhatikan masa studi maksimum, yaitu n tahun
(masa studi minimum) ditambah 1 tahun untuk program
sarjana dan 0,5 tahun untuk program magister.
5. Predikat kelulusan untuk program doctor diatur oleh
perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 15
Aturan Sebutan Predikat Kelulusan
1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa
dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan
karakteristik pendidikan yang bersangkutan.
2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik
yang lebih tinggi dapat dikembangkan sistem
penghargaan mahasiswa dan lulusan yang
memperoleh prestasi tinggi.
Pasal 16
Peningkatan Motivasi untuk Peningkatan
Kualitas Lulusan
16. MEMANFAATKAN HASIL TES PRE-TEST POST-TEST
Pre test berfungsi untuk mengetahui dan menentukan kompetensi manakah yang
telah dan belum dikuasai oleh siswa sehingga dapat menjadi dasar pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan.
---
Post test pada akhir pembelajaran berfungsi untuk menilai efektivitas proses
pembelajaran.
Post test adalah set tes yang parallel yaitu tes yang disusun dari kisi-kisi tes yang
sama.
17. MEMANFAATKAN HASIL TES FORMATIF
Hasil tes formatif digunakan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang telah dilakukan
telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tes formatif merupakan alat untuk melihat
efektivitas proses pembelajaran.
Jika dari hasil tes formatif terdapat sejumlah kompetensi yang belum dikuasai siswa maka guru
harus mencari penyebabnya. Penyebab itu dapat berasal dari siswa atau dari pelaksanaan proses
pembelajaran.
Setelah itu guru melakukan tindakan perbaikan dan mengulang kembali tes formatif untuk
mengetahui apakah siswa telah benar-benar menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Titik
berat tes formatif adalah pada pengukuran pencapaian kompetensi siswa, bukan mencari
penyebab kesulitan belajar siswa.
18. MEMANFAATKAN HASIL TES DIAGNOSTIK
Tes diagnostik digunakan untuk menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami
siswa, materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami
siswa.
---
Dari hasil tes guru akan menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya
guru berupaya untuk mencari penyebab kesulitan belajar tersebut sekaligus berupaya
untuk menemukan alternatif atau cara untuk menghilangkan penyebab kesulitan belajar
itu sehingga siswa dapat berhasil menyelesaikan semua program pembelajaran yang
telah dirancang oleh guru.
19. PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN NON TES
Hasil penilaian non tes dapat memberikan informasi tentang perkembangan
kemampuan siswa dalam kurun waktu tertentu, kecenderungan belajar siswa dan
sikap siswa.
---
Bagi guru hasil penilaian tersebut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
professionalism dalam proses pembelajaran.
---
Bagi siswa hal tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesiapa belajarnya.
20. DAFTAR PUSTAKA
Hopkins, C. D., dan Antes, R. L. 1990. Classroom Measurement and Evaluation. Illinois: F. E.
Peacock Publisher, Inc.
Popham, W. James. 1995. Classroom Assessment: What Teachers Need to Know. Boston:
Allyn and Bacon.
Suryanto, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
_______. 2000. SK Mendiknas No. 232/U/2000, tentang Kurikulum Perguruan Tinggi.
Jakarta: Depdiknas.
Pusat Penilaian Pendidikan. 2003. Sistem Penilaian Kelas. Jakarta: BP Dharmabhakti.