Modul ini membahas tentang prinsip-prinsip pemberian nilai dan tindak lanjut hasil penilaian. Terdapat penjelasan mengenai tujuan penilaian kelas, fungsi penilaian, prinsip-prinsipnya, prosedur penilaian, pedoman penilaian di berbagai jenjang pendidikan termasuk perguruan tinggi, serta ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan.
1. MODUL 6
PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN
KB 1 Prinsip – prinsip Pemberian Nilai
KB 2 Penilaian di Berbagai Jenjang
KB 3 Pemanfatan Hasil Tes Untuk Meningkatkan Proses Pemeblajaran
2. KB 1 Prinsip – prinsip Pemberian Nilai
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat :
Kompetensi Umum :
Mahasiswa mampu mengembangkan alat ukur penilaian dan melaksanakan
penilaian terhadap proses dan hasil belajar .
Kompetensi Umum :
Sesuai tujuan pembelajaran Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan prinsip pemberian nilai
2. Menentukan kegiatan apa saja yang akan dijadikan dasar penentuan nilai hasil belajar
3. Memberikan nilai pada masing-masing aspek kemampuan hasil belajar berdasarkan
petunjuk pemberian nilai
4. Menjelaskan aturan pemberian nilai menurut pedoman pelaksanaan penilaian kelas
5. Menerapkan aturan penilaian dalam kegiatan penilaian di kelas
6. Menjelaskan manfaat dilakukannya pre-test – post-test
7. Menjelaskan manfaat dilakukannya tes diagnostic
8. Menjelaskan manfaat dilakukannya tes formatif
9. Menjelaskan manfaat dilakukannya penilaian non-tes
3. • TUJUAN PENILAIAN KELAS
Mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
kesalahan dalam proses pembelajaran. Kemudian melakukan tindakan untuk
mengatasinya. Menelusuri agar proses pembelajaran siswa tetap sesuai dengan
rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang semester dan tahun pelajaran agar
memperoleh gambaran tentang pencapaian kompetensi siswa. Menyimpulkan apakah
siswa telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Hasilnya
dilaporkan kepada orangtua dan sekolah. Guru melakukan pengecekan kemampuan
(kompetensi) apa yang telah dikuasai siswa dan apa yang belum dikuasai .
FUNGSI PENILAIAN KELAS
Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus dapat mendorong motivasi
siswa untuk belajar.
Motivasi Penilaian kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar
siswa. Rencana penilaian disusun berdasarkan target kemampuan yang harus dikuasai
siswa. Hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa
dan guru. Belajar Tuntas Penilaian kelas digunakan untuk melihat seberapa jauh
proses belajar – mengajar telah berhasil. Jika hanya sebagian siswa yang mencapai
kompetensi maka perlu diadakan analisis dan refleksi sebagai tindak lanjut
peningkatan efektivitas pengajaran. Efektivitas Pengajaran Umpan Balik
4. • PRINSIP PENILAIAN KELAS
• 1. Proses penilaian merupakan bagian dari pembelajaran
• 2. Penilaian mencerminkan masalah dunia nyata
• 3. Menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria
• 4. Penilaian harus bersifat holistik, penilaian yang mencakup aspek kognitif,
afektif dan psikomotor untuk mengetahui pencapaian kemampuan siswa
secara utuh.
• 5. Penilaian kelas mengacu kepada kemampuan (Comptency Referenced)
• 6. Berkelanjutan (Continuous)
• 7. Didaktis, hasil penilaian dapat digunakan untuk mendorong dan membina
siswa dalam meningkatkan kualitas hasil belajar
• 8. Menggali informasi
• 9. Melihat yang benar dan yang salah
5. PROSEDUR/METODE PENILAIAN KELAS
• 1. Penilaian tertulis (paper-pencil test) baik berupa soal pilihan maupun
uraian
• 2. Tes praktek (performance test)
• 3. Penilaian produk
• 4. Penilaian proyek
• 5. Peta perkembangan
• 6. Evaluasi diri siswa
• 7. Penilaian afektif
• 8. Portopolio
6. PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 menyebutkan bahwa
penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
3. Penilaian belajar oleh pemerintah Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
panduannya dikembangkan oleh BNSP, antara lain ditetapkan tentang Ketentuan Belajar,
Kenaikan Kelas dan Kelulusan Bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa:
1. Ulangan harian
2. Tugas-tugas
3. Ulangan tengah semester
4. Ulangan akhir semester
5. Ulangan kenaikan kelas
6. Pengamatan terhadap perubahan perilaku/sikap dan psikomotor
7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai
8. Ujian sekolah
9. Ujian nasional
10. Penilaian diri, kuesioner, penilaian proyek, portofolio
7. Ketuntasan Belajar Pelaksanaan ketuntasan belajar diwujudkan dengan adanya
ketentuan Standar Ketuntasan Belajar Minimal untuk setiap mata pelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Standar ini merupakan standar kemampuan yang harus
dicapai siswa dalam mata pelajaran tertentu. Namun standar ini dapat disesuaikan dengan
kebijakan pemerintah daerah setempat. --- Seorang siswa dikatakan telah memenuhi batas
ketuntasan jika semua nilai mata pelajaran sama atau lebih tinggi dari standar ketuntasan
belajar minimal. Kriteria kenaikan kelas :
a. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada
dua semester di kelas yang diikuti
b. Tidak terdapat nilai di bawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal
c. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti Kriteria
Kelulusan Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia, kelompok mata pelajaran
Kewarganegaraan dan Kepribadian, kelompok mata pelajaran ESTETIKA dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
4. 4. Lulus Ujian Nasional
8. • Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi Aspek
Kognitif Alat Penilaian Aspek Psikomotor Aspek Afektif Penilaian aspek
psikomotor dilakukan dengan kombinasi alat penilaian tes dan pengamatan.
Alat penilaian psikomotor dapat berupa tes tertulis, tes simulasi dan tes
contoh kerja (work sample). Penilaian aspek afektif dilakukan dengan alat
penilaian non-tes, yaitu penilaian sikap dan penilaian diri, baik berbentuk
kuesioner, pengamatan maupun laporan diri. Alat penilaian aspek kognitif
adalah tes berupa tes objektif, tes uraian dan tes berbentuk soal terbuka.
• Penyekoran Skor tes objektif dapat ditentukan dengan tanpa menyertakan
factor koreksi atau dengan menyertakan faktor koreksi. Jika tanpa
menyertakan faktor koreksi maka hasil skor ditentukan sebagai berikut: Skor
Tes Objektif Jika dengan menyertakan faktor koreksi maka hasil skor
ditentukan sebagai berikut: 𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝐵 𝑁 × 𝐾 𝐵 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑁
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝐾 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟
= 𝐵 − 𝑆 𝑃 𝑁 × 𝐾 𝐵 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑆 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑃
= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑢
𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝐾 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
9. • 12. Skor penilaian aspek psikomotor ditentukan berdasarkan kriteria
penilaian yang ditetapkan pada pedoman penyekoran. Hasil skor akhir dapat
ditentukan sebagai berikut: Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman
penyekoran. Dalam pedoman penyekoran skor diberikan berdasarkan
kecocokan jawaban terhadap “kata kunci”, selanjutnya skor total adalah
jumlah seluruh skor. Skor Tes Uraian Pemberian skor penilaian aspek afektif
didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala tertentu. Selanjutnya skor dari
setiap aspek afektif yang dinilai dijumlahkan menjadi skor total. Skor Aspek
Afektif Skor Aspek Psikomotor 𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑃 × 𝑇 𝑀 × 𝑇 × 𝐾 𝑃 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒
𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑀 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑇 = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎
𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐾 = 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
10. PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN DI PERGURUAN TINGGI Pedoman pelaksanaan
penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga perguruan tinggi yang
bersangkutan. Pengembangan ini berpedoman pada UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun
1989, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999dan SK Mendiknas No. 233/U/2000 Tahun
2000. --- Surat Keputusan Mendiknas yang disebutkan di atas mengenai Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa tercantum dalam Bab V Pasal 12, 14, 15 dan 16.
Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah SKS yang
disyaratkan dan Indeks Kumulatif (IPK) minimum. 2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS
yang harus ditempuh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan berpedoman pada
kisaran beban studi bagi masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5,
Pasal 6 dan Pasal 8. 3. IPK minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
masing-masing perguruan tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2,00 untuk program sarjana dan
program diploma, dana sama atau lebih tinggi dari 2,75 untuk program magister.
Pasal 14 Persyaratan Kelulusan
1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala yang
dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas dan pengamatan oleh dosen.
2. Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian
akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis dan ujian disertasi.
3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A, B, C, D dan E yang masing-masing bernilai 4,
3, 2, 1 dan 0. Pasal 12 Pelaksanaan dan Penilaian Hasil Ujian
11. • Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan dan dengan
pujian, yang dinyatakan pada transkrip akademik. 2. IPK sebagai dasar penentuan predikat
kelulusan program sarjana dan diploma: a. IPK 2,00 – 2,75 : memuaskan b. IPK 2,76 – 3,50 :
sangat memuaskan c. IPK 3,51 – 4,00 : dengan pujian 1. Predikat kelulusan untuk program
magister: a. IPK 2,75 – 3,40 : memuaskan b. IPK 3,41 – 3,70 : sangat memuaskan c. IPK 3,71 –
4,00 : dengan pujian 4. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan
memperhatikan masa studi maksimum, yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1 tahun
untuk program sarjana dan 0,5 tahun untuk program magister. 5. Predikat kelulusan untuk
program doctor diatur oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.
• Pasal 15 Aturan Sebutan Predikat Kelulusan
1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan yang bersangkutan.
2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan
sistem penghargaan mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi. Pasal 16
Peningkatan Motivasi untuk Peningkatan Kualitas Lulusan
MEMANFAATKAN HASIL TES PRE-TEST POST-TEST
Pre test berfungsi untuk mengetahui dan menentukan kompetensi manakah yang telah dan
belum dikuasai oleh siswa sehingga dapat menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran yang akan
12. • MEMANFAATKAN HASIL TES FORMATIF
Hasil tes formatif digunakan untuk memonitor apakah proses pembelajaran
yang telah dilakukan telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tes
formatif merupakan alat untuk melihat efektivitas proses pembelajaran. Jika dari hasil
tes formatif terdapat sejumlah kompetensi yang belum dikuasai siswa maka guru
harus mencari penyebabnya. Penyebab itu dapat berasal dari siswa atau dari
pelaksanaan proses pembelajaran. Setelah itu guru melakukan tindakan perbaikan
dan mengulang kembali tes formatif untuk mengetahui apakah siswa telah benar-
benar menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Titik berat tes formatif adalah
pada pengukuran pencapaian kompetensi siswa, bukan mencari penyebab kesulitan
belajar siswa.
MEMANFAATKAN HASIL TES DIAGNOSTIK
Tes diagnostik digunakan untuk menemukan kesulitan pemahaman konsep
yang dialami siswa, materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit
dipahami siswa. --- Dari hasil tes guru akan menemukan kesulitan belajar yang dialami
siswa. Selanjutnya guru berupaya untuk mencari penyebab kesulitan belajar tersebut
sekaligus berupaya untuk menemukan alternatif atau cara untuk menghilangkan
penyebab kesulitan belajar itu sehingga siswa dapat berhasil menyelesaikan semua
program pembelajaran yang telah dirancang oleh guru.
13. • KB 2 : PENILAIAN DI BERBAGAI JENJANG PENDIDIKAN
• 1. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di jenjang pendidikan dasar dan
menengah
• Landasan hukum pelaksanaan penilaian di jenjang pendididkan dasar dan menengah
adalah UU No. 2 Tahun 1989 tentang Standar Nasional Pendidikan.
• PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 63 menyebutkan
bahwa penilaian pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
• a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
• Bertujuan untuk memantau proses kemajuan, dan perbaikan hasil dilakukan secara
berkesinambungan dalam bentuk ulangan harian, tugas ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas, pengamatan terhadap perubahan
prilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian serta ekspresi
psikomotorik peserta didik, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
materi yang dinilai.
14. • b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
Bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata
pelajaran.
• c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
tekhnologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.
• Bentuk-bentuk penilaian yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu:
• 1) Ulangan harian
• 2) Tugas-tugas
• 3) Ulangan Tengah Semester
• 4) Ulangan Akhir Semester
• 5) Ulangan kenaikan kelas
• 6) Pengamatan terhadap perubahan prilaku/sikap dan psikomotorik
• 7) Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai
• 8) Ujian sekolah
• 9) Ujian Nasional
15. • Bentuk penilaian lain yang digunakan antara lain penilaian diri, kuesioner,
penilaian proyek, dan fortofolio.
• Dalam pedoman KTSP yang panduannya dikembangkan oleh BNSP, antara lain
ditetapkan tentang:
• a) Ketuntasan Belajar
• Prinsip ketuntasan belajar merupakan suatu keharusan dengan diterapkannya
kurikulum berbasis kompetensi. Pelaksanaannya diwujudkan dengan adanya
ketentuan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM).
• b) Kenaikan Kelas
• Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria
kenaikan kelas adalah sbb:
• 1) Siswa dinyatakn naik setelah menyelesaikan semua program
pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti
• 2) Tidak terdapat nilai dibawah SKBM
• 3) Memiliki nilai minimal baik untuk semua aspek kepribadian
16. • c) Kriteria kelulusan
• Kriteria kenaikan kelas adalah sbb:
• 1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
• 2) Memperolen nilai minimal baikpada penilaian akhir seluruh kelompok mata pelajaran
• 3) Lulus ujian sekolah untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
• 4) Lulus ujian nasional.
• Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi dapat dijelaskan sbb:
• 1) Alat penilaian
• a. Aspek kognitif
• Alat penilaian aspek kognitif adalah tes berupa tes objektif, tes uraian, dan berbentuk
soal terbuka.
• b. Aspek psikomotorik
• Alat penilaian psikomotorik dapat berupa tes tertulis, tes simulasi, dan tes contoh kerja.
• c. Aspek afektif
• Alat penilaian afektif berupa non tes yiatu penilaian sikap dan penilaian diri, baik secara
kuesionr, pengamatan, maupun laporan diri.
17. • 2) Penyekoran
• a. Skor tes objektif
• - Penyekoran tanpa faktor koreksi
• Keterangan: B = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah seluruh butir soal
K = Skor maksimum skala penilaian
• - Penyekoran dengan menyertakan faktor koreksi
• Keterangan: B = Jumlah jawaban benar
S = Jumlah jawaban salah
P = Banyaknya pilihan jawaban setiap butir soal
N = Jumlah seluruh butir soal
K = Skor maksimum skala penilaian
• b. Skor tes uraian
• Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman penyekoran. Dalam pedoman penyekoran
skor diberikan berdasarkan kecocokan jawaban terhadap kunci jawaban. Selanjutnya skor
total adalah jumlah seluruh skor.
18. • c. Skor tes afektif
• Pemberian skor penilaian aspek afektif didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala
tertentu.
• d. Skor aspek psikomotorik
• Skor penilaian aspek psikomotorik ditentukan berdasarkan kriteria penilaian yang
ditetapkan pada pedoman penyekoran. Hasil skor akhir dapat ditentukan sbb:
P = Skor setiap aspek penilaian
M = Skor maksimum setiap aspek penilaian
T = Bobot setiap aspek penilaian
M = Maksimum rentang skor
• 2. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di perguruan tinggi
• Pedoman pelaksanaan penilaian di perguruan tinggi berpedoman pada:
1. UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989,
2. Peraturan pemerintah No. 60 Tahun 1999
3. SK Mendiknas No. 233/U/2000 Tahun 2000
4. Surat Keputusan Mendiknas Bab V Pasal 12, 14, 15, dan 16.
19. • Penilaian dan hasil ujian dilaksanakan diatur pada pasal 12 berikut:
• 1. Kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara
berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh
dosen.
• 2. Ujian dapat dilaksanakan melalui UTS, UAS, Ujian akhir program studi,
ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi
• 3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A,B, C, D dan E yang masing-
masing bernilai 4, 3, 2, 2, 1 dan 0
• Persyaratan untuk lulus program seperti jumlah SKS yang harus ditempuh
dan minimal IPK yang harus dicapai tercantum pada pasal 14 berikut:
• 1. Syarat kelulusan program pendidikan ditentukan atas pemenuhan jumlah
SKS yang disyaratkan dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum
• 2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh
• 3. IPK minimum ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi.
20. • Aturan predikat kelulusan dan syarat yang harus dipenuhi, diatur pada pasal 15 berikut:
• 1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan dengan
pujian yang dinyatakan pada transkip akademik.
• 2. IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan diploma adalah:
• a. IPK 2, 00 – 2, 75 : memuaskan
• b. IPK 2, 76 – 3, 50 : sangat memuaskan
• c. IPK 3,51 – 4, 00 : dengan pujian
• 3. Predikat kelulusan untuk program magister:
• a. IPK 2, 75 – 3, 40 : memuaskan
• b. IPK 3, 41 – 3, 70 : sangat memuaskan
• c. IPK 3,71 – 4, 00 : dengan pujian
• 4. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan memperhatikan masa studi
maksimum
• 5. Predikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi yang bersangkutan
Ruang lingkup penilaian serta upaya untuk meningkatkan motivasi mahasiswa dalam
rangka peningkatan kualitas lulusan diatur dalam pasal 16 berikut:
• 1.Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan
dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan yang bersangkutan.
• 2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan sistem
penghargaan mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi.
21. KB. 3 PEMANFAATAN HASIL TES UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN
• Agar proses pembelajaran yang kita lakukan dapat berhasil dengan baik, maka persiapan
mengajar merupakan hal yang sangat mutlak harus dibuat. Sebelum kita mengajar di depan
kelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus sudah kita persiapkan terlebih dahulu.
• Setelah membuat RPP dan melaksanakan Proses Pembelajaran, untuk mengetahui
efektivitas proses pembelajaran adalah dengan melakukan tes, baik berupa pre-test post-
test, tes formatif, maupun tes diagnostik. Selanjutnya kita lakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut.
• 1. Memanfaatkan hasil Pre Test dan Post test
• Pre-test adalah tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran, sedangkan post-test
dilaksanaan setelah prses pembelajaran.
• Pre-test bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi yang akan
diajarkan. Pengembangan butir soal pre-test didasarkan pada tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran. Cakupan materi pre-test meliputi seluruh
materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
• Dengan melakukan pre-test maka aka nada kemungkinan bahwa kita tidak mengajarkan
konsep suatu materi dari awal tetapi dapat dimulai dengan konsep yang memang belum
dikuasai oleh siswa. Jika kita tetap mengajarkan konsep yang telah dikuasai dengan baik
oleh siswa maka besar kemungkinan siswa tidak akan memperhatikan lagi apa yang kita
jelaskan dan mereka cenderung membuat kegaduhan yang tentu saja akan sangat
mengganggu proses pembelajaran.
22. • 2. Memanfaatkan Hasil Tes formatif
• Test formatif merupakan salah satu jenis test yang diberikan kepada siswa setelah siswa
menyelesaikan satu unit pembelajaran. Test formatif digunakan untuk memonior apakah
proses pembelajaran yang telah dilakukan telah mencapai tujuan pemelajaran yang di
tetapkan.
• Test formatif merupakan alat untuk melihat efektifitas proses pembelajaran. Jika dari hasil
test formatif ternyata terdapat sejumlah kompetensi yang belum dkuasai siswa, maka guru
harus mencari penyebabnya. Penyebab tidak dikuasainya kompetensi tersebut dapat
berasal dari diri siswa mapun dari pelaksanaan proses pembelajaran, seperti penggunaan
metode dan media pembelajaran yang tidak tepat. Titik berat test formatif adalah pada
pencapaian kompetensi siswa bukan mencari penyebab kesulitan belajar siswa.
• Apabila kita perhatikan test formatif yang ada pada setiap modul Universitas Terbuka, Pada
setiap akhir kegiatan belajar terdapat kurang lebih 10 butir soal test formatif. Test formatif
tersebut dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan pada
setiap modul. Apabila tingkat penguasaan mahasiswa sama dengan atau lebih besar dari
80%, Mahasiswa dapat melanjutkan untuk melakukan kegiatan belajar berikutnya.
• Perbaikan proses pembelajaran dilakukan dengan memperbaiki metode Pembelajaran
misalnya dengan lebih banyak melibatkan siswa pada hal-hal yan konkret dan contoh-
contoh untuk menuju pada kesimpulan konsep yang lebih abstrak. Perbaikan dapat pula
dengan lebih meningkatkan penggunaan alat bantu dan media yang sesuai sehingga siswa
dapat lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajari. Perbaikan pula dapat
dlakukan secara klasikal dan individual sampai siswa dapat menguasai kompetensi yang di
tetapkan.
23. • 3. Memanfaatkan Hasil Test Diagnostik
• Dengan tes diagnostik guru dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar yang
dialami siswa selama proses pembelajaran. Karena tes dianostik akan digunakan
untuk untuk menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa, maka
materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa.
• Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang
tepat dan dapat pula diseabkan oleh berbagai factor di luar pembelajaran.
• Factor diluar pembelajaran yang dapat menjadi peyebab kesulitanbelajar siswa
antara lain adanya hambatan fisik, psikologis, dan social.
• Kemungkinan-kemungkinan hambatan proses belajar lainnya dapat saja terjadi
dalam berbagai mata pelajaran. Hambatan/kesulitan dalam proses pembelajaran
dapat diungkap dengan jelas dengan menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik
memang disusun untuk dapat mengungkap penyebab kesulitan belajar siswa. Dengan
mengetahui hasil tes diagnostik maka guru dapat mengambil keputusan tindakan
atau perlakuan yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.
24. • 4. Pemanfaatan Hasil penilaian Non-Tes
• Teknik penilaian non-tes dapat memberikan informasi umpan balik bagi proses
pembelajaran. Hasil penilaian sikap, penilaian diri, dan portofolio dapat dianalisis
untuk menjadi masukan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Teknik
non-tes yang digunakan antara lain penilaian diri, penilaian sikap, dan portofolio.
• Manfaat utama penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan dan umpan balik
bagi peningkatan profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran dan
pembinaan sikap siswa. Hasil penilaian sikap dapat dimanfaatkan untuk
meminimalisir kecenderungan sikap negatif siswa secara umum terhadap bahasan
materi atau mata pelajaran tertentu. Berdasarkan hasil penilaian sikap seperti itu,
selanjutnya guru berupaya mengkaji lebih dalam penyebabnya, sehingga dapat
dilakukan tindakan mengatasi sikap negatif tersebut. Dengan demikian pembelajaran
akan lebih efektif.
• Selain itu, berdasarkann hasil penilaian sikap, guru dapat memperoleh informasi
tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan persepsi siswa.
Informasi tersebut sangat berguna untuk peningkatan kualitas pribadi dan
profesionalisme guru.
25. • Portofolio merupakan rangkaian atau kumpulan karya atau hasil kerja siswa yang
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau tahun ajaran,
bahkan selama siswa mengikuti pendidikan pada suatu jenjang tertentu.
• Penilaian portofolio menekankan pada penilaian proses dan hasil. Oleh karena itu
penilaian portofolio diharapkan dapat memberikan informasi yang menyeluruh
mengenai :
• 1) Perkembangan pemahaman dan pemikiran siswa dalam kurun waktu tentang
konsep, topik dan isi
• 2) Hasil karya siswa yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus
• 3) Dokumen kegiatan siswa selama periode waktu tertentu
• 4) Refleksi nilai siswa sebagai individu dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
• Dengan cakupannya yang lebih komprehensif, penilaian portofolio memberikan
manfaat bagi siswa, guru, dan orang tua siswa. Bagi siswa penilaian portofolio
berguna sebagai :
• 1) Umpan balik penguasaan dan kemampuannya dalam kurun waktu tertentu
• 2) Pendorong peningkatan pembelajaran pada aspek kemampuan yang
masih lemah melalui bahan yang dikumpulkannya
26. 3. Pemahaman tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu.
• Bagi guru, penilaian portofolio berguna sebagai :
• 1) Umpan balik penguasaan siswa selama kurun waktu tertentu
• 2) Kemampuan yang belum dikuasai siswa
• 3) Gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar
• 4) Strategi pembelajaran dan penilaian siswa
• 5) Pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan/program studi
• 6) Kecenderungan perilaku belajar siswa.
• Berdasarkan hasil analisis terhadap penilaian portofolio yang dilakukannya,
guru dapat membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
• Dengan informasi yang komprehensif dari hasil penilaian, guru dapat memahami
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga dapat lebih
mampu menentukan langkah yang paling tepat dalam melaksanakan
pembelajaran. Di sisi lain siswa dapat lebih memahami dirinya dan perilaku
belajarnya, sehingga lebih dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti proses
pembelajaran .
27. BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
• A. KESIMPULAN
• Sistem penilaian yang digunakan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah
Penilaian Kelas Otentik (Authentic Assesment) atau disebutkan Penilaian Kelas (saja).
Penilaian Kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan
dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan, dan menunjukan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
• Landasan hukum pelaksanaan penilaian di jenjang pendididkan dasar dan menengah
adalah UU No. 2 Tahun 1989 tentang Standar Nasional Pendidikan dan PP No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 63.
• Agar proses pembelajaran yang kita lakukan dapat berhasil dengan baik, maka persiapan
mengajar merupakan hal yang sangat mutlak harus dibuat. Sebelum kita mengajar di
depan kelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus sudah kita persiapkan terlebih
dahulu.
• Setelah membuat RPP dan melaksanakan Proses Pembelajaran, untuk mengetahui
efektivitas proses pembelajaran adalah dengan melakukan tes, baik berupa pre-test post-
test, tes formatif, maupun tes diagnostik. Selanjutnya kita lakukan analisis terhadap hasil
tes tersebut.