Modul ini membahas tentang pendidikan anak tunadaksa dan tunalaras. Pada bagian tunadaksa, dibahas definisi tunadaksa sebagai anak yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna dan penyebabnya sebelum, saat, dan sesudah kelahiran. Anak tunadaksa diklasifikasikan berdasarkan sistem saraf pusat dan otot. Dampak tunadaksa meliputi aspek akademik, sosial, dan fisik. Pada bagian tunalaras
2. KB 1 DEFINISI, PENYEBAB, KLASIFIKASI DAN
DAMPAK TUNADAKSA
A. PENGERTIAN DAN DEFINISI ANAK TUNADAKSA
• Istilah Tunadaksa berasal dari kata “tuna” yang berarti rugi atau kurang dan
“daksa” yang berarti tubuh. Tunadaksa adalah anak yang memiliki anggota tubuh
tidak sempurna, sedangkan istilah cacat tubuh dan cacat fisik dimaksudkan untuk
menyebut anak cacat pada anggota tubuhnya, bukan cacat indera nya.
3. • B. PENYEBAB KETUNADAKSAAN
1. sebab-sebab sebelum kelahiran (fase prenatal)
2. Sebab-sebab pada saat kelahiran (fase natal)
3. Sebab-sebab setelah proses kelahiran (fase postnatal)
4. C. KLASIFIKASI ANAK TUNADAKSA
1. Kelainan pada system cerebral (celebral system)
Kelainan pada system cerebral (Celebral System) terletak pada system saraf pusat seperti
Celebral Palsy (CP) atau kelumpuhan otak
2. Kelainan pada system otot dan rangka (musculus skeletal system)
• a. Poliomyelitis
• b. Muscle Dystrophy
• c. Spina Bipida
5. D. DAMPAK TUNADAKSA
1. Dampak Aspek Akademik
2. Dampak social/emosional
3. Dampak fisik / Kesehatan
6. KB 2. Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak
Tunadaksa
A. KEBUTUHAN KHUSUS ANAK TUNADAKSA
1. Kebutuhan akan Keleluasaan Gerak dan Memosisikan Diri
2. Kebutuhan Komunikasi
3. Kebutuhan Keterampilan Memelihara Diri
4. Kebutuhan Psikososial
7. B. PROFIL PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA
1. Tujuan Pendidikan
2. Sistem Pendidikan
a. Pendidikan Integrasi (terpadu)
b. Pendidikan segresi (terpisah
c. Sistem Inklusif
3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Perencanaan kegiatan belajar mengajar
b. Prinsip pembelajaran
8. 4. Penataan Lingkungan Belajar dan Sarana Khusus
Dalam mengikuti Pendidikan anak tunadaksa membutuhkan perlengkapan khusus
dalam lingkungan belajarnya. Untuk itu Gedung sekolah harus dilengkapi dengan
ruangan/sarana tertentu yang mendukung kelancaran kegiatan anak tunadaksa di
sekolah.
9. 5. Personel
Personel yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Pendidikan anak tunadaksa
adalah sebagai berikut :
a. Guru yang berlatar belakang Pendidikan luar biasa
b. Guru yang memiliki keahlian khusus, misalnya keterampilan dan kesenian
c. Guru sekolah biasa
d. Dokter umum
e. Dokter ahli ortopedi
f. Neurolog
g. Ahli terapi lainnya.
10. 6. Evaluasi
Evaluasi belajar dilakukan sesuai dengan berat dan ringannya kelainan, seperti :
a. Anak yang kelainannya ringan yang dapat mengikuti pembelajaran secara
regular dan hanya membutuhkan program khusus.
b. Anak yang kelainannya berat tentu saja harus dievaluasi sesuai dengan
kebutuhan dan program yang diperuntukkan kepadanya, serta berlangsung
secara terus menerus dengan memakai system penilaian yang khusus pula.
12. A. PENGERTIAN
•Tunalaras adalah gangguan atau
hambatan/kelainan tingkah laku sehingga
kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik
terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
13. B. KLASIFIKASI ANAK TUNALARAS
1. Menurut Rosembera, dkk
- Anak Tunalaras dikelompokkan atas tingkah
laku beresiko tinggi dan beresiko rendah
2. Menurut Quay
a. Anak yang mengalami gangguan prilaku kacau
b. Anak yang cemas-menarik diri
c. Dimensi ketidakmatangan
d. Anak agresi sosialisasi
15. D. DAMPAK ANAK TUNALARAS
1. Dampak Aspek Akademik
2. Dampak Sosial / Emosial
3. Dampak Fisik / Kesehatan
16. KB 4
KEBUTUHAN KHUSUS DAN PROFIL
PENDIDIKAN ANAK TUNALARAS
A. KEBUTUHAN KHUSUS ANAK TUNALARAS
B. PROFIL PENDIDIKAN ANAK TUNALARAS
1. TUJUAN LAYANAN
2. MODEL/STRATEGI PEMBELAJARAN
17. a) Model layanan
1. model biogenetik
2. model behavioral (tingkah laku)
3. model psikodinamika
4. model ekologis
b) Teknik/pendekatan
1. perawatan dengan obat
2. modifikasi perilaku
3. strategi psikodinamika
4. strategi ekologi
18. 3. Tempat Layanan
a) Tempat khusus
b) Di sekolah inklusi
Hiperaktif
Distrakbilitas
4. Sarana
Sarana pendidikan pada dasarnya tidak berbeda dengan sarana
pendidikan biasa (sekolah reguler). Hanya saja membutuhkan
ruangan khusus, misalnya ruangan untuk konsultasi psikologi,
atau bimbingan dan konseling, ruang pemeriksaan kesehatan,
ruang terapi fisik melalui olahraga, permainan,dan lain-lain.
19. 5. Personil
Di lembaga pendidikan anak tunalaras ini dibutuhkan
beberapa tenaga profesional, seperti guru yang berpengalaman
dan matang kepribadiannya, tenaga ahli bidang keilmuan lain,
yaitu psikologi,konselor,psikiater,neurolog, dan pekerja sosial.
6. Evaluasi
Evaluasi yang dapat digunakan dalam pendidikan anak tunalaras
adalah evaluasi yang berkaitan dengan prestasi belajar. Pada
dasarnya evaluasi ini sama dengan evaluasi yang dilakukan pada
anak biasa di sekolah reguler.