PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT KELOMPOK 1 ABK MODUL 7.pptx
1. PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
MODUL 7
“PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA DAN TUNALARAS “
KELOMPOK 1
1. IKE AMALIA RUSDYDIANA (855877704)
2. MHD SULAIMAN P ( 855879682)
3. SHOLIHATIN (855879715)
4. VIVIN NOVITA PUTRI (858702883)
2. KB 1 : Definisi, Penyebab, Klasifikasi, dan Dampak Tunadaksa
A. Pengertian dan Definisi Anak Tunadaksa
Anak tunadaksa sering disebut dengan istilah anak cacat tubuh, cacat fisik, dan cacat ortopedi.
Istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna berarti rugi atau kurang dan daksa yang berarti tubuh”.
Tunadaksa adalah anak yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna, sedangkan istilah cacat
tubuh dan cacat fisik dimaksudkan untuk menyebut anak cacat pada anggota tubuhnya, bukan
cacat indra.
B. Penyebab Ketunadaksaan
◦ Penyebab terjadinya ketunadaksaan dapat dikelompokkan menurut saat terjadinya, yaitu:
◦ Sebab-sebab sebelum kelahiran (fase prenatal)
◦ Sebab-sebab pada saat kelahiran (fase natal)
◦ Sebab-sebab setelah proses kelahiran (fase postnatal)
3. C. Klasifikasi Anak Tunadaksa
Penggolongan anak tunadaksa bermacam-macam salah satu diantaranya dilihat dari sistem kelainannya
yang terdiri dari:
◦ Kelainan pada sistem cerebral (cerebral system)
◦ Kelainan pada sistem otot dan rangka (musculus skeletal system)
Penyandang kelainan pada sistem cerebral, kelainannya terletak pada sistem saraf pusat, seperti cerebral
palsy (CP) atau kelumpuhan otak. Menurut derajat kecacatannya, cerebral palsy diklasifikasikan menjadi
ringan, sedang dan berat. Sedangkan menurut letak kelainan diotak dan fungsi geraknya cerebral palsy
dibedakan atas: spastik, dyskenisia, ataxia dan jenis campuran
Penggolongan anak tunadaksa dalam kelompok kelainan sistem otot dan rangka tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Poliomylitis
2. Muscle Dystrophy
3. Spina Bifida
4. D. Dampak Tunadaksa
1. Dampak aspek akademik
2. Dampak sosial/emosional
3. Dampak Fisik/Kesehatan
5. KB 2 : Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan
Anak Tunadaksa
A. Kebutuhan Khusus Anak Tunadaksa
Kelainan fisik dan gangguan kesehatan begitu luas, sehingga mereka
membutuhkan hal-hal sebagai berikut.
◦ Kebutuhan akan keleluasaan gerak dan memosisikan diri
◦ Kebutuhan komunikasi
◦ Kebutuhan ketrampilan memelihara diri
◦ Kebutuhan Psikososial
6. B. Profil Pendidikan Anak Tunadaksa
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan anak tunadaksa mengacu Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991
agar peserta didik mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal
balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengemabngkan
kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan
Dalam pendidikan anak tunadaksa perlu dikembangkan tujuh aspek yang diadaptasikan
sebagai berikut.
◦ Pengembangan intelektual dan akademik
◦ Membantu perkembangan fisik
◦ Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak
◦ Mematangkan aspek sosial
◦ Meningkatkan ekspresi diri
◦ Mempersiapkan masa depan anak
7. 2. Sistem Pendidikan
Sesuai dengan pengorganisasian tempat pendidikan maka sistem pendidikan anak tunadaksa
dapat dikemukakan sebagai berikut:
◦ Pendidikan Integrasi (terpadu)
◦ Pendidikan segregasi (terpisah)
◦ Sistem Inklusif
3. Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran akan dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan
keterlaksanaannya, seperti berikut.
◦ Perencanaan kegiatan belajar-mengajar
◦ Prinsip pembelajaran
8. 4. Penataan Lingkungan belajar dan Sarana khusus
Beberapa kondisi khusus mengenai gedung sekolah adalah sebagai berikut.
◦ Macam-macam ruangan khusus
◦ Jalan masuk menuju sekolah sebaiknya dibaut keras dan rata yang memungkinkan anak
tunadaksa yang memakai alat bantu dapat bergerak dengan aman.
◦ Tangga sebaiknya disediakan jalur lantai yang dibuat miring dan landau
◦ Lantai bangunan baik didalam dan diluar gedung sebaiknya dibuat dari bahan yang tidak
licin
◦ Pintu-pintu ruangan sebaiknya lebih lebar dari pintu biasa
◦ Untuk menghubungkan kelas sebaiknya disediakan lorong yang lebar dan ada pegangan
ditembok
◦ Pada beberapa dinding lorong dapat dipasang cermin besar
◦ Kamar mandi sebaiknya dekat dengan kelas
◦ Dipasang WC duduk agar anak tidal perlu berongkok
9. 5. Personel
Personel yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan anak tuna daksa adalah sebagai berikut:
◦ Guru yang berlatar belakang pendidikan luar biasa, khususnya pendidikan anak tuna daksa
◦ Guru yang memiliki keahlian khusus, misalnya keterampilan dan kesenian
◦ Guru sekolah biasa
◦ Dokter umum
◦ Dokter ahli ortopedi
◦ Neurolog
◦ Ahli terapi lainnya, seperti ahli terapi bicara, phisiotherapist dan bimbingan konseling, serta
orthorist prorthetist
6. Evaluasi
◦ Evaluasi belajar dilakukan sesuai dengan berat dan ringannya kelainan. Seperti:
◦ anak yang kelainannya ringan yang dapat mengikuti pembelajaran secara reguler dan hanya
membutuhkan program khusus, maka evaluasinya akan mengikuti evaluasi yang berlaku secara reguler
dan bagi program khususnya harus dievaluasi secara khusus.
◦ Anak yang kelainannya berat tentu saja harus dievaluasi sesuai dengan kebutuhan dan program yang
diperuntukkan kepadanya, serta berlangsung secara terus menerus dengan memakai sistem penilaian
yang khusus pula.
10. KB 3 : Definisi, Klasifikasi, Penyebab, dan Dampak
Ketunalarasan
A. Pengertian dan Definisi Anak Tunalaras
Istilah tunalaras berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang dan “laras” berarti sesuai. Jadi, anak tunalaras berarti
anak yang bertingkah laku kurang sesuai dengan lingkungan. perilakunya sering bertentangan dengan norma-
norma yang terdapat di dalam masyarakat tempat ia berada.
B. Klasifikasi Anak Tunalaras
Pengklasifikasian anak tunalaras diantaranya sebagai berikut :
1. Rosembera dkk. (1929) Anak tunalaras dikelompokkan atas tingkah laku yang berisiko tinggi dan rendah
2. Quay (1979) dalam Samuel A. Kirk and James J. Gallagher (1986)
a. Anak yang mengalami gangguan perilaku yang kacau
b. Anak yang cemas-menarik diri (anxious-whitedraw)
c. Dimensi ketidakmatangan (immaturity)
d. Anak agresi sosialisasi (socialized-aggressive)
11. C. Penyebab Ketunalarasan
Faktor penyebab ketunalarasan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Faktor Keturunan
2. Faktor Kerusakan Fisik
3. Faktor Lingkungan
4. Faktor Lain yang tidak kalah pentingnya adalah pengaruh alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan.
D. Dampak Anak Tunalaras
1. Dampak Akademik
2. Dampak Sosial/Emosional, dibagi menjadi : Aspek sosial dan b. Aspek emosional
12. E. Personel
Personel yang dibutuhkan dalam penyeleneggaraan pendidikan anak tunadaksa adalah sebagai berikut:
a. Guru yang berlatarbelakang pendidikan luar biasa
b. Guru yang memiliki keahlian khusus
c. Guru sekolah biasa
d. Dokter umum
e. Dokter ahli ortopedi
f. Neurolog
g. Ahli terapi lain
F. Evaluasi
Evaluasi belajar dilakukan sesuai dengan berat ringannya kelainan.
13. KB 4 : Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak
Tunalaras
Anak tunalaras sebagaimana anak luar biasa lainnya berhak memperoleh pendidikan agar ia
berkembang optimal dan mencapai kehidupan yang layak.
A. Kebutuhan Khusus Anak Tunalaras
Untuk membahas kebutuhan khusus bagi anak tunalaras maka perlu dilakukan hal-hal berikut :
◦ Kebutuhan akan penyesuaian lingkungan belajar maupun proses pembelajaran yang sesuai
dengan kondidi anak tunalaras
◦ Kebutuhan untuk mengembanhkan kemampuan fisik sebaik-baiknya, mengembangkan bakat dan
kemampuan intelektualnya
◦ Kebutuhan akan penguasaan keterampilan khusus untuk bekal hidupnya
◦ Kebutuhan akan adanya kesempatan sebaik-baiknya agar anak dapat menyesuaiakan diri dengan
baik terhadap lingkungan serta norma-norma yang berlaku
◦ Kebutuhan akan adanya rasa aman, agar mereka memiliki rasa percaya diri dan tidak merasa
tersia-siakan oleh lingkungan sekitar
◦ Kebutuhan akan adanya suasana yang tidak menambah rasa rendah diri, rasa bersalah bagi anak
tunalaras.
14. B. Profil Pendidikan Anak Tunalaras
1.Tujuan Layanan
Mengurangi atau menghilangkan kondisi yang tidak menguntungkan yang menimbulkan atau
menambah adanya gangguan perilaku, seperti berikut :
◦ Lingkungan fisik yang kurang memenuhi persyaratan
◦ Disiplin sekolah yang kaku dan kurang konsisten
◦ Guru yang tidak simpatik
◦ Kurikulum yang digunakan tidak berdasarkan anak
◦ Metode dan teknik mengajar yang kurang mengaktifkan anak.
2. Model / Strategi Pembelajaran
Model layanan ; dibagi menjadi dalam beberapa jenis model pendekatan sebagai berikut :
◦ Model Biogenetik
◦ Model behavioral (tingkah laku)
◦ Model psikodinamika
◦ Model ekologis
15. Teknik Pendekatan ; yang digunakan dalam mengatasi masalah perilaku adalah sebagai berikut
◦ Perawatan dengan obat
◦ Modifikasi perilaku
◦ Strategi psikodinamika
◦ Strategi ekologi
3. Tempat Layanan
◦ Berikut macam-macam tempat pendidikan anak tunalaras :
◦ Tempat khusus
◦ Disekolah inklusi
16. 4. Sarana
◦ Sarana pendidikan pada dasarnya tidak berbeda dengan pendidikan biasa (sekolah regular)
5. Personil
◦ Di lembaga pendidikan anak tunalaras dibutuhkan bebrapa tenaga professional seperti guru
yang berpengalaman dan matang kepribadiannya, tenaga ahli di bidang keilmuan lain yakni
psikolog, konselor, psikiater, neurology dan pekerja social.
◦ 6. Evaluasi
◦ Evaluasi yang dapat digunakan dalam pendidikan anak tunalaras adalah evaluasi yang berkaitan
dengan prestasi belajar.