Modul ini membahas tentang pendidikan bagi anak tunarungu. Ia menjelaskan definisi tunarungu, klasifikasi dan penyebabnya, dampak terhadap perkembangan anak, serta layanan pendidikan khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tunarungu.
1. MODUL V
PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNARUNGU
Anak tuna rungu merupakan
anak berkebutuhan khusus
yang memiliki kelainan
dalam pendengarannya,
sehingga berdampak negatif
bagi
perkembangannya.Oleh
karena itu perlu
mendapatkan layanan
pendidikan khusus pada
sekolah khusus, sekolah
reguler maupun pendidikan
inklusi.
• Tujuan perkuliahan:
a. Menjelaskan
definisi,klasifikasi,
penyebab dan cara
pencegahan terjadinya
tunarungu
b. Menjelaskan dampak
tunarungu dan gangguan
komunikasi
c. Menjelaskan keb khusus
dan layanan pendidikan
anak tunarungu
2. Kb 1 Definisi, klasifikasi, Penyebab
Ketunarunguan
a. Definisi
Istilah tunarungu diambil
dari kata “tuna” dan
“rungu”, tuna artinya
kurang dan rungu artinya
pendengaran.
Orang dikatakan tunarungu
apabila ia tidak mampu
mendengar atau kurang
mampu mendengar suara
yang pada umumnya ada
pada ciri fisik orang
tunarungu.
b. CIRI-CIRI FISIK TUNARUNGU
1. Cara berjalannya kaku dan anak
membungkuk.
Hal ini disebabkan terutama
terhadap alat pendengaran.
2) Gerakan matanya cepat agak beringas.
Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin
menangkap keadaan yang ada di
sekelilingnya.
3) Gerakan kaki dan tangannya sangat
cepat atau kidal.
Hal tersebut tampak dalam
mengadakan komunikasi dengan
gerak isyarat.
4) Pernafasannya pendek dan agak
terganggu.
3. c. Ciri – ciri dari segi sosial
1) Perasaan rendah diri dan merasa diasingkan
oleh keluarga atau masyarakat.
2) Perasaan cemburu dan salah sangka
diperlakukan tidak adil
3) Kurang menguasai irama gaya bahasa.
4. d. Proses Pendengaran
a. Mulai dari masuknya
gelombang suara masuk
lewat liang telinga
menggetarkan selaput
gendang
b. Gelombang suara
menujuke tulang
pendengaran dan
diteruskan ke tiga tulang
setengah lingkaran
c. Suara diteruskan ke syaraf
pendengaran menuju otak.
5. 2. Klasifikasi Anak Tunarungu
a. Anak tuna rungu ringan
Mengalami kehilangan
pendengaran 27 – 40 db :
• Mempunyai kesulitan
mendengar bunyi – bunyi
yang jauh,
• membutuhkan tempat
duduk yang strategis
letaknya dan
• memerlukan terapi bicara
.
b. tunarungu sedang
Mengalami kehilangan
pendengaran 41 – 55 db :
• Mengerti bahasa
percakapan,
• tidak dapat mengikuti
diskusi kelas,
• membutuhkan alat bantu
dengar dan terapi bicara
a. Anak tunarungu berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran
6. c. Tunarungu berat
Orang yang mengalami
kehilangan pendengaran
56 – 90 db :
• Hanya bisa mendengar
suara dari jarak yang
dekat,
• Masih punya sisa
pendengaran untuk
belajar bahasa dan bicara
dengan menggunakan
alat bantu dengar serta
dengan cara yang khusus.
d. Tunarungu berat sekali
Mengalami kehilangan
pendengaran >91 db :
• Mungkin sadar akan
adanya bunyi atau suara
dan getaran,
• banyak bergantung pada
penglihatan dari pada
pendengaran untuk
proses menerima
informasi
7. b. Anak tunarungu berdasarkan saat terjadinya
• Ketunarunguan
prabahasa
Yaitu kehilangan
pendengaran yang
terjadi sebelum
kemampuan bicara dan
bahasa berkembang
• Ketunarunguan pasca
bahasa
Yaitu kehilangan
pendengaran yang
terjadi sebelum
kemampuan bicara dan
bahasa berkembang
8. c. Berdasarkan letak gangguan pendengaran
• Tunarungu tipe konduktif
Yaitu tunarungu yang
disebabkan oleh kerusakan
telinga bagian luar dan
tengah
• Tunarungu tipe
sensorineural
Yaitu tunarungu yang
disebabkan oleh kerusakan
telinga bagian dalam serta
syaraf pendengaran
• Tunarungu tipe
campuran
Yaitu tunarungu yang
disebabkan oleh
kerusakan telinga
bagian luar dan tengah
dan dalam/syaraf
pendengaran
9. B. Penyebab Terjadinya Tunarungu
• Kerusakan pada telinga
luar karena :
- Tidak terbentuk
telinga bagian luar dari
lahir
- Terjadinya
peradangan pada
lubang telinga luar
1. Penyebab Terjadinya Tunarungu Tipe Konduktif
10. b. Kerusakan pada telinga bagian tengah
• Penyebab
- Benturan keras pada
telinga karena jatuh
- Peradangan/infeksi
telingan bag tengah
- Otosclerosis terjadi
pertumbuhan tulang
pada kaki tulang stapes
- Tympanisclerosis yaitu
adanya lapisan kalsium/zat
kapur pada gendang dengar
dan tulang pendengaran
- Anomali congenital dari
tulang pendengaran (tidak
terbentuknya tulang
pendengaran
- Disfungsi tuba eustachi
akibat tumor
11. 2. Penyebab tunarungu tipe Sensorineural
• Ketunarunguan
disebabkan faktor
genetik
Yaitu tunarungu yg
disebbkan oleh
keturunan dari orang
tua kepada anaknya.
• Ketunarunguan
disebabkan faktor non
genetik
- Rubela campak jerman
- Ketidaksesuaian darah
ibu dengan anak
- Meningitis
- Trauma akustik
12. C. Cara Mencegah Tunarungu
• Sebelum nikah
- menghindari pernikahan sedarah
- melakukan pemeriksaan darah
dan konseling genetika
• Pada saat hamil
- Menjaga kesehatan dan periksa
kehamilan
- Mengkonsumsi gizi seimbang
- Melakukan imunisasi anti tetanus
- Tidak boleh minum obat
sembarangan
• Pada saat melahirkan
- Tidak menggunakan alat
penyedot
- Jika ibu ada virus pada
vagina maka lahirkan dng
caesar
• Pada saat setelah
melahirkan
- Melakukan imunisasi, jika
anak flu berobat jangan
kelamaan
- Menjaga telinga dari
kebisingan
13. Gangguan Komunikasi
• Definisi Gangguan
Komunikasi :
Yaitu gangguan yang
dialami seseorang
dalam penyampaian
informasi baik melalui
verbal,non verbal,
tekanan, intonasi,
kualitas suara dsb.
• Klasifikasi
1. Gangguan Bicara
a. Gangguan artikulasi
b. Distorsi
c. Audisi
2. Gangguan Kelancaran
a. Gagap
b. Clutering (bicara
terlalu cepat)
14. c. Gangguan suara
• Kelainan kualitas suara
• Kelainan pada titi nada suara
• Kelainan intensitas suara
• Fleksibelitas suara
15. F.Penyebab Gangguan Komunikasi
• Kehilangan
pendengaran
• Kelainan organ Bicara
• Gangguan emosi
• Keterlambatan
perkembangan
• Mental Retardasi
• Kerusakan otak
• Lingkungan
Cara pencegahan :
- Sebelum nikah
- Saat hamil
- Saat melahirkan
- Setelah melahirkan
16. KB2. Dampak Tunarungu dan
Gangguan Komnikasi bagi Anak
• Dampak terhadap perk
Bicara
• Dampak thd
kemampuan akademis