3. Perkembangan Pertama
Kerajaan Banten
Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Rajanya (Samiam)
mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya
kekuasaan Demak. Namun melalui, Faletehan, Demak berhasil menduduki Banten,
Sunda Kelapa, dan Cirebon.
Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada
putranya,Hasanuddin. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570 M),
Banten cepat berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung,
Bengkulu, dan Palembang.
4. Pada awalnya kawasan Banten juga dikenal dengan Banten Girang merupakan bagian
dari kerajaan sunda. Kedatangan pasukan Kerajaan Demak di bawah pimpinan Maulana
Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus
penyebaran dakwah Islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-Portugal
dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat membahayakan kedudukan
Kerajaan Demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugal dari Melaka tahun 1513.
Selain mulai membangun benteng pertahanan di Banten, Maulana Hasanuddin juga
melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung. Ia berperan
dalam penyebaran Islam di kawasan tersebut, selain itu ia juga telah melakukan kontak
dagang dengan raja Malangkabu (Minangkabau, Kerajaan Inderapura), Sultan Munawar
Syah dan dianugerahi keris oleh raja tersebut.
Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah meninggalnya Trenggana,Banten
yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai melepaskan diri dan menjadi
kerajaan yang mandiri.
6. terletak di daerah
Secara Geografis, kerajaan banten
Jawa Barat bagian utara . Kerajaan Banten menjadi
penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang
melalui Selat Sunda. Dengan posisi yang strategis
inilah, Kerajaan Banten berkembang menjadi sebuah
kerajaan besar di jawa Barat dan bahkan menjadi
saingan berat VOC (Belanda) yang berkedudukan di
Batavia.
8. Puncak Kejayaan
Kerajaan Banten
Reruntuhan Kraton Sultan
di tahun 1859
Yaitu pada masa Sultan Ageng Tirtayasa bertahta (16511682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten. Di bawah
Kepemimpinan dia:
Banten memiliki armada yang mengesankan, dibangun
atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang
Eropa bekerja pada Kesultanan Banten.
Dalam mengamankan jalur pelayarannya Banten juga
mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan
Tanjungpura (Kalimantan Barat sekarang) dan
menaklukkannya tahun 1661.
Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari tekanan
yang dilakukan VOC, yang sebelumnya telah melakukan
blokade atas kapal-kapal dagang menuju Banten.
9. Penyebab Runtuhnya
Kerajaan Banten
Reruntuhan Kraton Kaibon, bekas istana
kediaman Ibu Suri Sultan Banten, di tahun 1933
Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji mesti dibayar dengan
memberikan kompensasi kepada VOC di antaranya pada 12 Maret 1682,
wilayah Lampung diserahkan kepada VOC, seperti tertera dalam surat Sultan
Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia
yang sedang berlabuh di Banten.
Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun 1687, VOC mulai mencengkramkan
pengaruhnya di Kesultanan Banten, sehingga pengangkatan para Sultan
Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral Hindia-Belanda di
Batavia.
Perang saudara yang berlangsung antara sultan ageng dan sultan Haji di
Banten meninggalkan ketidakstabilan pemerintahan masa berikutnya.
Konfik antara keturunan penguasa Banten maupun Kesultanan Banten resmi
dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris.[21] Pada tahun
itu, Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan
dipaksa turun tahta oleh Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini merupakan
pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat Kesultanan Banten.
10. Kehidupan Sosial Agama
Berdasarkan data arkeologis, masa awal masyarakat Banten dipengaruhi oleh
beberapa kerajaan yang membawa keyakinan Hindu-Budha, seperti
Tarumanagara, Sriwijaya dan Kerajaan Sunda.
Islam menjadi pilar pendirian Kesultanan Banten, Sultan Banten dirujuk
memiliki silsilah sampai kepada Nabi Muhammad, dan menempatkan para
ulama memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakatnya, seiring
itu tarekat maupun tasawuf juga berkembang di Banten. Sementara budaya
masyarakat menyerap Islam sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Beberapa
tradisi yang ada dipengaruhi oleh perkembangan Islam di masyarakat, seperti
terlihat pada kesenian bela diri Debus.
Kadi memainkan peranan penting dalam pemerintahan Kesultanan Banten,
selain bertanggungjawab dalam penyelesaian sengketa rakyat di pengadilan
agama, juga dalam penegakan hukum Islam seperti hudud.
Toleransi umat beragama di Banten, berkembang dengan baik. Walau
didominasi oleh muslim, namun komunitas tertentu diperkenankan
membangun sarana peribadatan mereka, di mana sekitar tahun 1673 telah
berdiri beberapa klenteng pada kawasan sekitar pelabuhan Banten.
13. Perekonomian Kerajaan Banten
Dalam meletakan dasar pembangunan ekonomi Banten, selain di bidang
perdagangan untuk daerah pesisir, pada kawasan pedalaman pembukaan
sawah mulai diperkenalkan.
Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 pekerjaan pengairan besar
dilakukan untuk mengembangkan pertanian. Di bawah Sultan Ageng,
perkembangan penduduk Banten meningkat signifikan.
Tak dapat dipungkiri sampai pada tahun 1678, Banten telah menjadi kota
metropolitan, dengan jumlah penduduk dan kekayaan yang dimilikinya
menjadikan Banten sebagai salah satu kota terbesar di dunia pada masa
tersebut.
14. 5W + 1H
Apa
: Apa penyebab terbentuknya Kerajaan Banten ?
Siapa
: Pada pemerintahan Siapakah Kerajaan Banten
meraih puncak kejayaan ?
Jawab : Kerajaan Banten terbentuk akibat direbutnya kekuasaan Kerajaan
Pajajaran oleh Faletehan.
Jawab : Kerajaan Banten meraih puncak kejayaan pada masa bertahtanya
Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).
Kapan
: Kapan runtuhnya Kerajaan Banten ?
Dimana
: Dimanakah letak Kerajaan Banten ?
Jawab : Kerajaan banten runtuh akibat perang saudara & konflik keluarga
(slide ke: 9)
Jawab : Secara Geografis, kerajaan banten terletak di daerah Jawa Barat
bagian utara .
Mengapa
: Mengapa Kota Banten menjadi kota terbesar di dunia saat itu ?
Bagaimana
: Bagaimana kehidupan sosial agama Kerajaan
Banten ?
Jawab : Kota Banten menjadi kota terbesar (& metropolitan) karena jumlah
penduduk & kekayaan yang dimilikinya.
Jawab : Pada awalnya Kerajaan Banten dipengaruhi oleh agama Hindu-Budha,
tetapi lambat laun berubah menjadi kerajaan yang bercorak Islam.
15. Sekian, Semoga Bermanfaat &
Terima Kasih ^_^
Pembimbing:
Safrina S.Pd
Anggota Kelompok:
Mulia Fathan
M. Farradhi
Nia Audia