Kerajaan Islam di Banten didirikan pada 1524 oleh Sunan Gunung Jati. Awalnya merupakan bagian dari kerajaan Hindu Pajajaran, tetapi kemudian berada di bawah pengaruh kerajaan Demak setelah penyebaran Islam. Banten berkembang pesat di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570) dengan meluasnya wilayah hingga Lampung, Bengkulu, dan Palembang. Perekonomian Banten kuat berkat pelabuhan
2. Sejarah Awal Masuknya Kerajaan
Islam Di Banten
• Kerajaan / Kesultanan Banten ~ Berdirinya
kerajaan ini atas inisiatif Sunan Gunung Jati pada
1524, setelah sebelumnya mengislamkan
Cirebon. Awalnya, Banten merupakan bagian dari
wilayah Pajajaran yang Hindu, namun setelah
Demak berhasil menghalau pasukan Portugis di
Batavia, Banten pun secara tak langsung berada
di bawah kekuasaan Demak. Semasa Sunan
Gunung Jati, Banten masih termasuk kekuasaan
Demak. Pada tahun 1552, ia pulang ke Cirebon
dan Banten diserahkan kepada anaknya, Maulana
Hasanuddin
3. Perkembangan Pertama Kerajaan
Banten
semula banten menjadi daerah kekuasaan kerajaan
pajajaran. Rajanya (samiam) mengadangakan
hubugan portugis dimalaka untuk membendung
meluasnya kekuasaan demak. Namun melalui,
Faletehan, demak berhasil menduduki banten, sunda
kelapa, dan cirebon.
pada tahun 1552M faletahan menyerahkan
pemerintahan banten kepada putranya, Hasanudin.
Dibawah pemerintahan sultan hasanudin(1552-
1570M), banten cepat berkembangbesar. Wilayahnya
meluas sampai ke lampung, bengkulu dan
palembang.
4. Awalnya kawasan Banten dikenal dengan Banten
Girang yang merupakan bagian dari kerajaan sunda.
Kedatangan pasukan kerajaan demak dibawah
pimpinan Maulana Hasnudin kekawasan tersebut
selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus
penyebaran dakwah islam. Kemudian dipicu oleh
adanya kerjasama Sunda-Portugal dalam bidang
ekonomi dan politik.
selain mulai membangun benteng di banten, Maulana
Hasanudin juga memperluas penyebaran ke daerah
penghasil lada dilampung. Dan ia juga telah melakukan
kontak dagang dengan raja minangkabu(minangkabau,
kerajaan inderapura), sultan munawar syah dan
dianugerahi oleh raja tersebut.
Demak mengalami kemunduran setelah meninggalnya
Trenggana, Banten yang sebelumnya vazal dari
kerajaan demak, mulai melepaskan diri dan menjadi
mandiri
5.
6. Kehidupan Ekonomi
• Selain bidang perdagangan di daerah pesisir, pada kawasan
pedalaman pembukaan sawah mulai diperkenalkan. Asumsi
ini berkembang karena pada waktu itu di beberapa kawasan
pedalaman seperti Lebak, perekonomian masyarakatnya
ditopang oleh kegiatan perladangan, sebagaimana penafsiran
dari naskah sanghyang siksakanda ng karesian yang
menceritakan adanya istilah pahuma (peladang), panggerek
(pemburu) dan panyadap (penyadap). Ketiga istilah ini jelas
lebih kepada sistem ladang, begitu juga dengan nama
peralatanya seperti kujang, patik, baliung, kored dan sadap.
7. Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 pekerjaan pengairan besar
dilakukan untuk mengembangkan pertanian. Antara 30 dan 40 km kanal
baru dibangun dengan menggunakan tenaga sebanyak 16 000 orang. Di
sepanjang kanal tersebut, antara 30 dan 40 000 ribu hektare sawah baru
dan ribuan hektare perkebunan kelapa ditanam. 30 000-an petani
ditempatkan di atas tanah tersebut, termasuk orang Bugis dan Makasar.
Perkebunan tebu, yang didatangkan saudagar Cina pada tahun 1620-an,
dikembangkan. Di bawah Sultan Ageng, perkembangan penduduk Banten
meningkat secara signifikan
Tak dapat dipungkiri sampai pada tahun 1678, Banten telah menjadi kota
metropolitan, dengan jumlah penduduk dan kekayaan yang dimilikinya
menjadikan Banten sebagai salah satu kota terbesar di dunia pada masa
tersebut
8. Kehidupan Sosial
• Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan
membina hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin membina
hubungan baik dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan Banten
menerapkan sistem perlawanan terhadap bangsa manapun yang ingin
menganggu kedaulatan Kerajaan. Sayangnya ini hanya berlangsung pada
masa Sultan Ageng Tirtayasa saja, karena pada masa kepemimpinan
Sultan Haji Kerajaan Banten justru mengalami keruntuhan karena pada
masa itu Kerajaan Banten berada dibawah naungan Belanda yang ingin
menguasai pemerintah dan perekonomian Banten sepeunuhnya. Sejak
kematian Sultan Ageng Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten
mengalami banyak kemunduran karena terjadi perebutan tahta dan
perang saudara hingga akhirnya Banten dikuasai oleh Belanda.
9. Kehidupan Budaya
• Hasilpeninggalankebudayaanyangbersifat materi dari Kerajaan Bantenberupa
bangunan-bangunanyang bentukdan ukirannyamendapatkan pengaruhdari
kebudayaan Islam. Contohdari peninggalan tersebut bisakitalihat pada adanya
pembangunan masjidyang padamasaKesultanan Banten, masjiddijadikan sebagai
tempat untuk melaksanakan ibadah. Contohdari masjidtersebut antaralain Masjid
Kasunyata, MasjidAgung, MasjidBanten, MasjidCaringin, MasjidPalinan, serta
Masjid-masjidlainnya. Selain masjidhasilpeninggalan kebudayaan berupa materi
berupa hasil karyasastraberupa nyanyian-nyanyian bernadaislami,teknik
membaca Al-quran, sertahikayat mengenai cerita-ceritabertemaislam. Selain
peninggalan satrajugaterdapat bangunan peninggalan istanapada masa
Kesultanan Banten, contohdari bangunantersebut adalahGedungTimayah,
Keraton Kalibon, dan Keraton Surosowan. Bangunan-bangunantersebut adalah
peninggalan materi yangbercorak islamkarenadibangun pada masa kekusaan
Kerajaan Banten yang bercorakislam
10. Faktor Kemajuan Kerajaan Banten
1. Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2. Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi
persyaratan yang baik,
3. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
13. Raja-raja Yang Pernah Berkuasa
Di Banten
• Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin 1552 - 1570
• Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan 1570 - 1585
• Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana 1585 - 1596
• Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu 1596 - 1647
• Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1647 - 1651
• Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah 1651-1682
• Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar 1683 - 1687
• Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya 1687 - 1690
• Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin 1690 - 1733
• Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin 1733 - 1747
• Ratu Syarifah Fatimah 1747 - 1750
• Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri 1753 - 1773
• Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin 1773 - 1799
• Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 1799 - 1803
• Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin 1803 - 1808
• Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 1809 - 1813
14. Gambar Raja-raja Yang Pernah
Berkuasa Di Banten
Gambar sultan maulana hasanudin Gambar sultan agengtirtayasa
15. Runtuhnya Kerajaan
Banten
1. Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana
Yusuf dan tidak ada yang
menggantikannya,
2. Perang saudara antara saudara Maulana
Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten.