Teks tersebut membahas sejarah turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad. Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad di Gua Hira pada malam senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 sejak kelahirannya. Al-Quran kemudian diturunkan secara bertahap dari Langit Maha Tinggi kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril selama 20-25 tahun.
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
SEJARAH NZUL AL-QURAN
1. [1]
SEJARAHNUZULUL QUR’AN
I. PENDAHULUAN
Al qur’an adalah kitab yang sangat penting bagi manusia di seluruh dunia
terutama bagi umat islam. Didalamnya terdapat banyak sekali pelajaran hidup yang
dapat kita kaji, bahkan saat ini banyak sekali orang-orang diberbagai belahan dunia
sedang mempelajarinya.
Sesungguhnya al qur’an diturunkan ke dunia menyimpan berjuta rahasia.
Banyak rahasia yang belum terungkap sampai sekarang sehingga masih menjadi
perdebatan para ulama’ dan menjadi mesteri yang belum mampu sepenuhnya
terungkap.
Dan alangkah baiknya, sebelum mempelajari lebih dalam ilmu-ilmu yang
terkandung didalam al-qur’an, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana
sejarah dan awal mula al-qur’an diturukan kepada Nabi Muhamad, tahap-tahapan al-
qur’an itu diturunkan diturukan kepada Nabi Muhamad,dan bagaimana manusia
mampu menerjemahkan hikmah-hikmah turunya al qur’an.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan menguraikan peristiwa tentang
nuzulul qur’an.
II. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian dari nuzulul qur’an?
Bagaimana sejarah nuzulul qur’an?
Bagaimana tahap-tahap turunnya al-qur’an?
Apa hikmah dibalik turunnya al-quran secara berangsur-angsur?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Nuzulul Qur’an
Secara etimologis, Nuzul al-Qur’an, berasal dari dua kata, yaitu nuzul dan al-
Qur’an. Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda (materi) dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Akan tetapi “Nuzulul Qur’an” tidak diartikan
secara tekstual. Demikian itu karena ketinggian kedudukan al-Quran dan besarnya
2. [2]
ajaran-ajarannya yang mengubah perjalanan hidup manusia mendatang serta
menyambung langit dan bumi serta dunia dengan akhirat. 1
B. Sejarah Nuzulul Qur’an
Al-qur’an mulai diturunkan pada Rasulullah ketika beliau sedang berkhalwat
di gua Hira pada malam senin, bertepatan dengan tanggal 17 ramadhan, tahun 41
dari kelahiran nabi Muhammad SAW. (6 Agustus 610 M). Sesuai dengan
kemuliaan dan kebesaran al-qur’an, Allah menjadikan malam permulaan turun al-
qur’an itu malam al Qadar yaitu suatu malam yang tinggi kadarnya.
Menurut hadis Bukhary dari Aisyah ra. Berkata: “Permulaan wahyu yang
diterima Rasulullah ialah mimpi yang benar. Beliau bermimpi seakan-akan
melihat sinaran subuh dan terjadi persis seperti yang dimimpikan.” Sesudah itu
beliau mulai gemar berkhalwat. Beliau berkhalwat di gua Hira, beribadah
beberapa malam, sebelum beliau kembali kepada keluarganya untuk mengambil
bekal. Sesudah beberapa malam beliau berada dalam gua, beliau kembali kepada
Khadijah sekedar untuk mengambil makanan untuk beberapa hari. Beliau terus
berbuat demikian sampai datanglah haq (kebenaran) kepadanya. Malaikat datang
kepadanya lalu berkata: “ iqro (Bacalah).” Nabi menjawab: “saya tidak pandai
membaca.” Nabi menerangkan : “ Mendengar jawaban itu, malaikat pun
memelukku sampai aku terasa kepayahan karena kerasnya pelukkan itu.
Kemudian dilepaskan serta disuruh membaca lagi. Aku menjawab seperti yang
pertama. Malaikat memelukku lagi. Sesudah itu barulah malaikat berkata:Surat
al-Alaq 1-5
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
1
Drs. H. Ahmad Syadali, M.A, Drs. H. Ahmad Rofi’, Ulumul Quran I, Bandung: Pustaka Setia, 2000. Hlm. 31
3. [3]
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Sesudah itu Rasulullah segera kembali pulang dengan badan yang gemetar
karena ketakutan. Nabi menjumpai Khadijah dan berkata : “ Selimuti aku,
selimuti aku!” Sesudah tenang perasaannya, beliau menceritakan kepada
Khadijah apa yang telah terjadi, seraya berkata : “ Saya khawatir sekali terhadap
diriku ini.” Maka Khadijah menjawab : “ Tidak sekali-kali tidak, demi Allah,
Allah sekali-kali tidak mengabaikan engkau. Engkau seorang yang selalu
memikul beban orang, memberikan sesuatu kepada orang yang tidak mampu,
memuliakan dan menjamu tamu yang datang dan memberikan bantuan-bantuan
terhadap bencana-bencana yang menimpa manusia.”
Sesudah itu Khadijah pergi bersama nabi kepada waraqah ibn naufal, anak dari
paman Khadijah yang telah lama memeluk agama Nasrani dan pandai menulis
dalam tulisan ibrani. Dia seorang syekh yang sangat tua dan matanya telah buta.
Khadijah berkata kepadanya : “Wahai anak paman, dengarlah apa yang
dikatakan oleh anak saudaramu ini.” Waraqah bertanya : “Wahai anak saudaraku,
apakah gerangan yang menimpa engkau.” Maka Rasul SAW menerangkan apa
yang telah dilihat dan dialaminya.
Mendengar itu waraqah berkata: “itulah Namus (Jibril) yang telah Allah
turunkan kepada Musa. Alangkah baiknya jika aku kala itu (kala Muhammad
memulai nubuwahnya atau seruannya) masih muda dan kuat! Mudah-mudahan
kiranya diwaktu itu aku masih hidup, yaitu diwaktu engkau diusir oleh kaummu.”
Maka Rasulullah bertanya : “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah
menjawab: “Ya benar sekali.” Tidak ada seorang lelaki yang membawa seperti
yang engkau bawakan, kecuali akan dimusuhi. Jika aku hidup sampai saat itu, aku
akan menolongmu dengan sesungguhnya.” Tidak lama kemudian, Waraqah
meninggal dunia dan wahyu pun berhenti untuk sementara waktu.2
C. Tahapan Turunnya al-Qur’an
Allah menurunkan al-quran kepada rasulullah melalui 3 tahap :
2
Teungku M. Hasbi as-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir , Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2011 hlm. 19-20
4. [4]
Pertama, Al-Quran diturunkan oleh Allah secara sekaligus ke Lauh Mahfudz.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Buruj : 21-22,
“ bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-qur’an yang mulia, yang
(tersimpan) dalam lauh Mahfudz.”
Mengenai waktu kapan diturunkannya, bagaimana wujudya dan cara Allah
menurunkan al-quran ke lauh mahfudz tidak ada seorangpun yang mengetahui dan
hanya Allah yang mengetahuinya. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Dr.
Muhammad Salim Mahisin : “Dalam masalah ini kita hanya wajib
mempercayainya, karena hal ini termasuk perkara ghaib yang wajib diimani oleh
orang-orang muttaqin.Kita tidak bisa bertanya tentang bagaimana caranya dan
seperti apa wujud keberadaanya.”
Kedua, al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Bait al-Izzahdilangit dunia.
”Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”
Pendapat kedua diatas, para ulama masih memperdebatkan masalah metode
diturunkannya.
1) Al-Quran diturunkan dari lauh Mahfudz ke bait al-izzah pada malam lailatul
qodr secara sekaligus. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada
Nabi Muhammad dalam waktu 20 tahun, atau 23 tahun, atau 25 tahun.3
2) Al-Quran diturunkan ke langit dunia dalam 20 kali lailatul qodr dalam tempo
20 tahun, atau dalam 23 kali lailatul qodr dalam tempo 23 tahun, atau dalam
25 kali lailatul qodr dalam tempo 25 tahun. Pada tiap-tiap malam diturunkan
ke langit dunia sekedar yang hendak diturunkan oleh Allah swt, dalam tahun
itu. Kemudian diturunkan setelah itu kepada Nabi Muhammad SAW.
Sepanjang tahun secara berangsur-angsur.
3
Imam Bahruddin al-Zarkasyi, hlm. 228
5. [5]
3) Al-quran itu permulaan turunnya adalah pada malam lailatul qodr. Kemudian
diturunkan setelah itu kepada Nabi Muhammad SAW. Secara berangsur-
angsur dalam berbagai waktu.
Dari ketiga pendapat tersebut, pendapat yang pertama dapat lebih diterima.
Hal ini disandarkan pada pemahaman ayat quran:
Ketiga, al-Quran diturunkan dari langit dunia kepada nabi Muhammad melalui
perantaraan malaikat Jibril as. Dalam tahap akhir inilah ajaran serta petunjuk
Allah sampai kepada umat manusia.
“ Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan, Dengan bahasa Arab yang jelas.”4
D. Hikmah diturunkan al-Qur’an secara Gradual
Menurut al-Zarqani dalam kitab Manahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, bahwa
turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur, memiliki beberapa rahasia dan
hikmah, di antaranya:
1) Untuk menabahkan dan menguatkan hati serta jiwa Nabi Muhammad
SAW.dalam rangka menyampaikan dakwahnya.
2) Untuk membimbing dan membina umat Nabi Muhammad SAW. Dalam
melaksanakan syari’at Islam, karena memerlukan waktu serta proses secara
bertahap atau berangsur-angsur.
4
Muhammad Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, Semarang: Rasail Media Grup, 2008 hlm.29-33
6. [6]
3) Adakalanya al-Qur’an diturunkan berkenaan dengan masalah atau kasus yang
muncul pada masyarakat waktu itu. Karena itu, setiap kali muncul masalah
atau kasus baru, maka setiap kali itu pula turun al-Qur’an sebagai jawaban
atas masalah atau kasus tersebut.
4) Menunjukkan sumber al-Qur’an, dan bahwa ia merupakan Kalamullah
semata. Tidak mungkin ia merupakan kalam Muhammad SAW atau makhluk
selainnya.
5) Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an. Karena
menurut mereka aneh kalau kitab suci diturunkan secara berangsur-angsur.
Dengan begitu Allah menantang mereka untuk membuat satu surat saja yang
(tak perlu melebihi) sebanding dengannya. Dan ternyata mereka tidak
sanggup membuat satu surat saja yang seperti Qur’an, apalagi membuat
langsung satu kitab.
IV. KESIMPULAN
1. Secara etimologis, Nuzul al-Qur’an, berasal dari dua kata, yaitu nuzul dan al-
Qur’an. Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda (materi)
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Akan tetapi “Nuzulul Qur’an” tidak
diartikan secara tekstual.
2. Allah menurunkan al-quran kepada rasulullah melalui 3 tahap :
Pertama, Al-Quran diturunkan oleh Allah secara sekaligus ke Lauh Mahfudz.
Kedua, al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Bait al-Izzahdilangit dunia.
Ketiga, al-Quran diturunkan dari langit dunia kepada nabi Muhammad melalui
perantaraan malaikat Jibril as.
3. Turunnya al-Qur’an secara berangsur-angsur, memiliki beberapa rahasia dan
hikmah, di antaranya:
- Untuk menabahkan dan menguatkan hati serta jiwa Nabi Muhammad
SAW.
- Untuk membimbing dan membina umat Nabi Muhammad SAW. Dalam
melaksanakan syari’at Islam.
- Menunjukkan sumber al-Qur’an, dan bahwa ia merupakan Kalamullah.
- Untuk menantang orang-orang kafir yang mengingkari Qur’an.
7. [7]
V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami selesaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Akhirnya
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
8. [8]
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shiddieqy, Teungku, Sejaran dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir,
Semarang: Pustaka Riski Putra, 2011
Ichwan, Muhammad Nor, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Semarang: Rasail Media
Grup, 2008
Syadali, Ahmad, Ahmad Rofi’, Ulumul Qur’an I, Bandung: Pustaka Setia, 2000