Dokumen tersebut merangkum arahan dan kebijakan program pencegahan dan pengendalian penyakit 2020-2024 dengan sasaran strategis meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit dengan pendekatan faktor risiko dan meningkatkan pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat. Dokumen tersebut juga menjelaskan strategi yang dilakukan seperti peningkatan kapasitas, sistem deteksi, pencegahan dan respon, serta kolaborasi antar program
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dalam Perencanaan
RPJPN
RPJMN
RENSTRA
RAP
SDM Berkualitas (arah
Kebijakan Peningkatan
pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta
Peningkatan
pengendalian
penyakit Peningkatan pencegahan
dan pengendalian
penyakit dan pengelolaan
kedaruratan kesehatan
masyarakat
Terselenggaranya
pencegahan dan
pengendalian penyakit serta
masalah kesehatan jiwa
SDGs
Target Global
Target Regional
Target Nasional
5. Indikator Sasaran Strategis
Meningkatnya
pencegahan dan
pengendalian
penyakit dengan
mengutamakan
pendekatan
faktor risko
Menurunnya insidensi HIV menjadi 0,18% pd tahun 2024
Menurunnya insidensi TB menjadi 190 per 100.000 penduduk pd tahun 2024
Meningkatkan eliminasi malaria di 405 kab/kota
Meningkatnya Kab/Kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM
Kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap sebanyak 95 %
Meningkatnya
pengelolaan
kedaruratan
kesehatan
masyarakat
Persentase kab/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan
pengendalian KKM
7. Arah Kebijakan
Mengembangkan upaya
Deteksi, Pencegahan dan
Respon
Mengutamakan
pendekatan faktor risiko
Meningkatkan
pengelolaan kedaruratan
kesehatan masyarakat.
Menyediakan dan
meningkatkan kualitas data dan
informasi
Memperkuat pemberdayaan
dan peningkatan peran
swasta dan masyarakat
Meningkatkan akuntabilitas
Meningkatkan dukungan
sumberdaya
8. Strategi
1. Peningkatan kapasitas nasional, daerah dan sektor dalam pencegahan dan
Pengendalian penyakit
2. Penguatan sistem deteksi, Pencegahan dan Respon pencegahan dan Pengendalian
penyakit
3. Integrasi dan sinergi program dan kegiatan deteksi, pencegahan dan respon kejadian
penyakit dan factor risiko antar Program, Sektor, Lembaga Nasional dan Mitra
Pembangunan
4. Koloborasi program dan kegiatan deteksi, pencegahan dan respon kejadaian penyakit
dan factor risiko antar pusat dan daerah
5. Fasilitasi implementasi program dan kegiatan pencegahan dan Pengendalian penyakit
6. Penguatan Jejaring dan kemitraan pencegahan dan Pengendalian penyakit
7. Penguatan nilai-nilai organisasi dan individu, peningkatan kapasitas SDM dan kerja tim
Ditjen P2P dalam rangka Peningkatan akuntabilitas dan reformasi birokrasi
9. PROGRAM
P2P
PENGENDALIAN
• Penyakit tidak bertambah
parah/ sembuh
• Penyakit tidak menyebar
• Penyakit menuju: (Reduksi
bertahap, Eliminasi bertahap
dan Eradikasi bertahap )
PENCEGAHAN
• Pencegahan Primer
• Pencegahan Sekunder
• Pencegahan Tersier
Pusat, UPT DINKES
Prevent
Response
Detect
Prevent
Response
Detect
Meningkatnya pengelolaan kedaruratan
kesehatan masyarakat
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian
penyakit dengan mengutamakan pendekatan
faktor risko
Masyarakat, Swasta dan LP/ LS
17. ORANG DIPERIKSA
3.526.607
HASIL NEGATIF
3.033.299
KASUS SUSPEK
64.317
SPESIMEN DIPERIKSA
5.304.548
COVID-19
Update hingga 21 November 2020 pukul 16.00 WIB
10 Provinsi Tertinggi:
DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Sulawesi
Selatan, Riau, Sumatera Barat,
Kalimantan Timur, Sumatera Utara,
dan Bali
Kasus Konfirmasi
493.308
(+4.998)
Kasus Sembuh
413.955
(+3.403)
Kasus Meninggal
15.774
(+96)
Kasus Aktif
63.579
18. Perkembangan Kumulatif Kasus COVID-19 di Indonesia
Update hingga 21 November 2020 Pukul 16.00 WIB
0.0000%
10.0000%
20.0000%
30.0000%
40.0000%
50.0000%
60.0000%
70.0000%
80.0000%
90.0000%
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
Konfirmasi Sembuh Meninggal CFR Recovery Rate
19. Perkembangan Harian Kasus COVID-19 di Indonesia
Update hingga 21 November 2020 Pukul 16.00 WIB
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
140.00%
160.00%
180.00%
200.00%
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Konfirmasi Sembuh Meninggal CFR Recovery Rate
20. SEBARAN KASUS PER PROVINSI
data dapat berubah sesuai hasil verifikasi
NO PROVINSI
JUMLAH KASUS
TANGGAL 21
NOVEMBER 2020
(KUMULATIF)
JUMLAH KASUS
SEMBUH (KUMULATIF)
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
(KUMULATIF)
NO PROVINSI
JUMLAH KASUS
TANGGAL 21
NOVEMBER 2020
(KUMULATIF)
JUMLAH KASUS
SEMBUH (KUMULATIF)
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
(KUMULATIF)
1 DKI JAKARTA 125822 114770 2509 19 DI YOGYAKARTA 5060 3848 119
2 JAWA TIMUR 58384 51696 4125 20 PAPUA BARAT 4923 4309 79
3 JAWA BARAT 47692 38318 865 21 KEPULAUAN RIAU 4766 3550 124
4 JAWA TENGAH 46903 34818 2110 22 NUSA TENGGARA BARAT 4511 3590 234
5 SULAWESI SELATAN 19799 17826 482 23 MALUKU 4245 3649 60
6 RIAU 18471 16014 409 24 GORONTALO 3057 2908 89
7 SUMATERA BARAT 18364 14720 344 25 LAMPUNG 2981 1575 115
8 KALIMANTAN TIMUR 18144 15433 551 26 MALUKU UTARA 2344 1966 79
9 SUMATERA UTARA 14831 12219 591 27 KALIMANTAN BARAT 2231 1620 22
10 BALI 13012 11922 406 28 JAMBI 1620 1132 34
11 KALIMANTAN SELATAN 12827 11719 511 29 BENGKULU 1538 1179 66
12 BANTEN 11513 8211 305 30 SULAWESI TENGAH 1453 935 58
13 PAPUA 9759 5007 137 31 SULAWESI BARAT 1364 985 20
14 SUMATERA SELATAN 9023 7330 484 32 KALIMANTAN UTARA 1088 865 13
15 ACEH 8106 6410 306 33 NUSA TENGGARA TIMUR 937 630 14
16 SULAWESI UTARA 6399 5076 231 34 BANGKA BELITUNG 873 754 11
17 SULAWESI TENGGARA 6039 4630 94 Dalam Proses Verifikasi di Lapangan 0 0 0
18 KALIMANTAN TENGAH 5229 4341 177 TOTAL 493308 413955 15774
Sumber Data : Kementerian Kesehatan RI
LAPORAN MEDIA HARIAN COVID19 TANGGAL 21 NOVEMBER 2020 PUKUL 12.00 WIB
21. STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19
Surveilans
Diagnosis laboratorium
Manajemen Klinis
Pencegahan dan Pengendalian
Penularan
Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan
Masyarakat
Penyediaan Sumber daya
Pelayanan Kesehatan Esensial
KOLABORASI
&
KOORDINASI
LINTAS
SEKTOR
24. PREVENT
• Promote : Sosialisasi, KIE,
keteladanan pimpinan,
• Protect: penyediaan sarana
• CTPS, Skrining, Disinfeksi,
pengawasan penerapan
protokol kesehatan
• Penemuan kasus melalui Pemanta
uan gejala dan tanda
• Titik Kritis penularan ( lama kegiat
an, jumlah orang terlibat, lokasi (o
utdor/ indoor), kelompok rentan d
sb)
• Koordinasi dengan Dinkes, KKP ata
u fasyankes
Bila menemukan kasus :
• Penanganan penderita
• Test PCR
• Isolasi
• Pelacakan Kontak erat
(trace)
• Karantina kontak
• Desinfeksi
• Koordinasi dengan dinas
kesehatan atau fasyankes
DETECT RESPON
PROTOKOL KESEHATAN
PERLINDUNGAN KESEHATAN MASYARAKAT
KMK RI Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum
28. Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
1. Sesuaikan mekanisme tata kelola dan koordinasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
2. Prioritaskan layanan kesehatan esensial dan sesuaikan dengan konteks serta kebutuhan
3. Optimalkan tempat dan platform pemberian layanan
4. Optimalkan kapasitas tenaga kesehatan
5. Menjaga ketersediaan sarana dan prasarana
6. Perkuat strategi komunikasi
7. Perkuat pemantauan layanan kesehatan esensial
8. Gunakan platform digital untuk mendukung pemberian layanan kesehatan esensial
29. AKSELERASI PROGRAM P2P….
1. Menetapkan fokus masalah yang
akan diintervensi
2. Menetapkan daerah prioritas
3. Memetakan input (sarana,
prasarana, SDM, anggaran)
4. Menetapkan RAD (Rencana Aksi
Daerah) dengan menetapkan target
5. Inovasi dan
Mengembangkan/memilih “Local
Spesific Activities” di
kabupaten/kota prioritas
29
1. Integrasi dan
Kolaborasi
2. Promotif dan
Preventif
Asslamualikum Wr Wb, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua
Rakerkesda Sulawesi Barat kali ini menurut saya sangat istimewa, karena rakerkesda dilaksanakan ditengah kondisi pandemi, dimana kita diminta untuk benar-benar untuk melaksanakan protokol kesehatan.
Yang kedua rakerkesda ini dilaksanakaan di tahun pertama. Pelaksanaan rencana Pembangunan jangka menengah ke 4, dimana ini menjadi penentu keberhasilan pembangunan Janka panjang 2005-2025.
Yang ketiga : tema yang diangkat, SDM Unggul, Sulawesi Barat Maju Mala’biq, tema ini menunjukkan visi besar yang telah ditetapkan oleh Pemda Prov Sulawesi Barat, Malaqbi’ memiliki makna mulia dan bermartabat yang mengikat kesatuan gerak heterogenitas masyarakat Sulawesi Barat dan terintegrasi secara psikologis pada diri setiap individu dan masyarakat
Seperti saya sampaikan di slide sebelumnya bahwa tahun ini adalah tahun awal dari pembangunan Jangka Menengah IV, dimana kita memulia sesuatau yang tentunya dengan tantangan baru.
Bapak/ Ibu Sekalian,
Saya akan memulai pemaparan saya dengan membuka buu perencanaan yang sduah terbit baik itu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra) dan Rencana aksi Program (RAP) tahun 2020-2024)
Tahun ini ada tahun awal RPJMN ke IV damerupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Arah Rencana Program Jangka Panjang Nasional 2005-2025 untuk RPJMN 2020-2024 dalam tahap 4 adalah Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Sejalan dengan arah pembangunan kesehatan maka arah kebijakan dan strategi RPJMN bidang kesehatan 2020-2024 adalah meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi dengan strategi RPJMN yaitu: Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB dan kesehatan reproduksi, percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pengendalian penyakit, pembudayaan Germas, dan penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.
Kita patus bersyukur salah satu startegi dari RPJMN dengan tegas menyebutkan adalah peningkatan pengendalian penyakit, stretagi ini tentunya berkaitan sangat dengan kita semua yang hadir dalam pertemuan ini, artinya juga bahwa 5 tahun keadaan segala sumber daya akan diupayakan untuk pemenuhan startegi ini
Bapak/ Ibu Sekalian, setelah RPJMN terbit beberapa waktu lalu kementerian Kesehatan telah menerbitkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020-2024, yang berisi 6 tujuan stretgis dan 14 Sasaran strategis.
Tujuan stertagis dalam Renstra yang terkait langsung dengan program P2P adalah Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat
Selanjutnya didalam dokumen RAP telah ditetapkan tujuan program yaitu Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian penyakit serta masalah kesehatan jiwa
Ada 2 sasaram strategis yang akan di capai yaitu : Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit dengan mengutamakan pendekatan faktor risko
Dan Meningkatnya pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit dengan mengutamakan pendekatan faktor risko : saat ini kita sudah mendapatkan capaian yang sangat mengembirakan, kita sudah berhasil mengeliminasi beberapa penyakit dan beberapa penyakit juaga menunjukan perubabahan tahapan yang semakin bagus baik itu reduksi, earadikasi dan eliminasi., namun capaian itu harus kita tindaklanjut dan tuntaskan sehingga kita membuat indikator dan target yang lebih kuat lagi untuk tahun berikutnya
Meningkatnya pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat, saat ini semakin kita merasakan bahwa kedaruratan kesehatan masyarakat menjadi hal yang harus menjadi fokus kita tahun-tahun kedepan, kondisi saat ini memperlihatkan bahwa penyakit sangat berpengaruh pada kehidupan bernegara, ekonomi, politik, sosial…..
Untuk memperkuat sasaran strategis,kita sudah menyusun indiktor
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit dengan mengutamakan pendekatan faktor risko, Indikator sasaran stretgisnya adalah :
Menurunnya insidensi HIV menjadi 0,18% pd tahun 2024
Menurunnya insidensi TB menjadi 190 per 100.000 penduduk pd tahun 2024
Meningkatkan eliminasi malaria di 405 kab/kota
Meningkatnya Kab/Kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM
Kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap sebanyak 95 %
Meningkatnya pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat, indikator sasaranya adalah Persentase kab/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan pengendalian KKM
Sasaran indikator ini juga telah di turunkan (Cascading) kedalam indikator rencana aksi program dan rencana aksi Kegiatan di tingkat eselon 2, yang selanjutnya menjadi indikator kinerja bagi Satker dibawah P2P termasuk Dinas Kesehatan
Seiring dengan penguatan dan perubahan target indikator, kita juga melakukan perbaikan terhadapa arah dan strategi program
Ada 7 arah kebijkan yang telah ditetapkan, yaitu :
Mengembangkan upaya Deteksi, Pencegahan dan Respon dalam program Pencegahan dan Pengendendalian Penyakit : tahun ini, untuk pengendalian covid kita sudah mengerahkan segala sumber daya termasuk dalam deteksi dini yaitu pemanfaatan Tes Cepat Molekuler (TCM) yang biasanya kita gunakan untuk TB kita manfaatkan untuk COVID-19, kedepan kita akan terus mengembangkan kemamopuan utk deteksi, cegah dan respon
Mengutamakan pendekatan faktor risiko : berbagai uapaya yang sudah kita lakukan untuk antara lain dengan mengendalikan faktor risiko, kita mengupayakan cakupan imunisasi yang tinggi, gerakan masayarakat hidup sehat dll..
Meningkatkan pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat : beberapa tahun ini kita sdh melakukan beberapa kali simulasi, memperbaharui pedeoman, membentuk Tim gerak cepat dan memiliki PHEOC. Yang kita harapkan mampu mengelola kedarurat kesehatan masyarakat, tentunya kita belajar banyak dari kejadian covid 19 tahun, kita perlu memperbaiki beberapa hal sehingga kita lebih siap ketika terjadi kejadian seperti ini
Menyediakan dan meningkatkan kualitas data dan informasi pendukung Pencegahan dan Pengendendalian Penyakit : data dan inormasi adalah hal utama dalam pencegahan dan pengendalian penyakit, data dan informasi diperlukans ebagai sarana untuk menilai keberhasilan program dan tentunya mengarahkan upayan pengendalian
Memperkuat pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat : tak kita pungkiri peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk pengendalian penyakit, dengan pemberdayaan masayarkat kejadian penyakit akan lebih efektif begitu juga dengan swasta
Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendendalian Penyakit : disamping pelaksanaan program secara teknis, kita juga harus menjamin pelaksanaan program dilakukan dengan akuntabel, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
Bagaimana starteginya ?
Peningkatan kapasitas nasional, daerah dan sektor dalam pencegahan dan Pengendalian penyakit : kami selalu mengupayakan peningkatan kapasitas baik di level nasional, daerah dan sektor. Beberapa pedoman kita juga telah mengambarakan kapasitas apa yang harus dimiliki oleh masing-masing
Penguatan sistem deteksi, Pencegahan dan Respon pencegahan dan Pengendalian penyakit : kita terus berupaya meningkatkan sistem ini, dengan didukung oleh digitalisasi untuk mempermudah, kita juga sedang mengupayakan pengembangan artifisial inteligent bidang p2P
Integrasi dan sinergi program dan kegiatan deteksi, pencegahan dan respon kejadian penyakit dan factor risiko antar Program, Sektor, Lembaga Nasional dan Mitra Pembangunan : dengan meliohat kurangnya sumber daya (anggarab, man, sarana dan prasarana) makan integrasi dan sinergi program menjadi jawaban utuk meningkatkan cakupan, sudah dibuktikan di provinsi Papua Barat, dengan integrasi dan sinergi program mereka mampu mnencapai target imuniasi MR pada saat itu
Koloborasi program dan kegiatan deteksi, pencegahan dan respon kejadaian penyakit dan factor risiko antar pusat dan daerah : koloborasi program juga sama, penting dan kami yakini dapoat meningkatkan cakupoan program
Fasilitasi implementasi program dan kegiatan pencegahan dan Pengendalian penyakit : saat ini kami berupaya memenuhi beberapa kebutuhan program baik itu logistik maupun pengganggaran, kita berharap dengan fasilitasi teman-teman di daerah bisa melaksanakan program tanpa hambatan
Penguatan Jejaring dan kemitraan pencegahan dan Pengendalian penyakit : kami juga sudah meningkatkan jejaring dan kemitraan di level pusat dan nanti akan kita tularkan didaerah, kegiatan nyata seperti kerjasama dengan TN, perguruan Tinggi dan oraganisasi profesi
Penguatan nilai-nilai organisasi dan individu, peningkatan kapasitas SDM dan kerja tim Ditjen P2P dalam rangka Peningkatan akuntabilitas dan reformasi birokrasi : ini hal penting yang kita lakukan, sehingga pelaksana program akan lebih bisa mengembankan diri dan tentunya integritas
Secara operasipnal pencapaian sasaran program P2P dilakukan melalui upaya Pencegahan dan Pengendalian dengan kegiatan utama Detect, Prevent dan Respon. Kegiatan ini tentunya dilakukan disemua satuan kerja Program P2P baik Kantor Pusat, Kantor daerah dan Satuan Kerja Dekonsentrasi atau Dinas Kesehatan Provinsi.
Pencapaian ini juga harus melibatkan dan didukung oleh masyarakar, Swasta dan LP/ LS
Kementerian Kesehatn telah mengeluarkan Pedoman pencegahan dan penenanggulangan COVID-19 revisi ke-5. Pelaksanaan penanggulangan tersebut melalui penguatan di berbagai pilar antara lain surveilans di wilayah dan pintu masuk, diagnosis laboratorium, manajemen klinis, PPI, komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat, penyediaan sumber daya serta pelayanan kesehatan esensial. Tentunya penanggulangan ini memerlukan kolaborasi dan koordinasi lintas sektor
Pada semua pilar tersebut, tentunya ada penguatan terhadap 2 pilar yaaitu surveilans dan pencegahan penularan. Strategi ini mengharuskan Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menangani pandemi Covid-19. Pemerintah wajib melakukan 3T, sedangkan masyarakat wajib melakukan 3M
testing dilakukan pemerintah agar lebih banyak orang diketahui status risikonya terhadap Covid-19. Kemudian, TREAT dilakukan supaya suspek segera dilakukan isolasi dan tatalaksana. Selanjutnya TRACE atau pelacakan kasus agar lebih banyak orang yang kemungkinan terpapar dapat ditemukan lebih cepat dan dikarantina
Sementara, masyarakat wajin melaksanakan memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan atau 3M.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, bahwa masyarakat perlu berpartisipasi untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 (risiko tertular dan menularkan) dengan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari
Protokol kesehatan tersebut adalah perlindungan kesehatan individu dan masyarakat.
Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui hidung, mulut dan mata dengan beberapa tindakan, seperti:
Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19). Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum.
Hal lain kita perlu perhatikan yaitu kelompok rentan, perilaku hidup bersih dan sehat serta desinfeksi peralatan yang digunakan. Kita tentunya harus terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran di masyarakat agar tertib dalam melaksanakan protokol kesehatan ini, sehingga diharapkan akan timbul perilaku serta kebiasaan untuk hidup bersih dan sehat.
perlindungan kesehatan masyarakat harus dilakukan oleh semua unsur yang ada di masyarakat baik pemerintah, dunia usaha, aparat penegak hukum serta komponen masyarakat lainnya dengan menerapkan langkah2 sebagai berikut:
Unsur pencegahan (prevent)
Kegiatan promosi kesehatan (promote) dilakukan melalui sosialisasi, edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk memberikan pengertian dan pemahaman bagi semua orang, serta keteladanan dari pimpinan, tokoh masyarakat, dan melalui media mainstream.
Kegiatan perlindungan (protect) antara lain dilakukan melalui penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan memenuhi standar atau penyediaan handsanitizer, upaya penapisan kesehatan orang yang akan masuk ke tempat dan fasilitas umum, pengaturan jaga jarak, disinfeksi terhadap permukaan, ruangan, dan peralatan secara berkala, serta penegakkan kedisplinan pada perilaku masyarakat yang berisiko dalam penularan dan tertularnya COVID-19 seperti berkerumun, tidak menggunakan masker, merokok di tempat dan fasilitas umum dan lain sebagainya.
B. Unsur penemuan kasus (detect)
Fasilitasi dalam deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19, yang dapat dilakukan melalui berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Melakukan pemantauan kondisi kesehatan (gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas)
C. Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)
Melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih luas, antara lain berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan pelacakan kontak erat, pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), serta penanganan lain sesuai kebutuhan..
Bapak/ ibu sekalian
Sejak Maret kita mengalami pandemi, secara umum pandemi telah menurunkan capaian dan target indikator kita, pada kesemapatan ini saya ingin menpyampaikan juga beberapa hal terkait pelaksanaan program pada saat panemi
Berdasarkabn survei cepat bulan Juni 2020 terkair pelayanan dan pembinaan puskemas, ditemukan bahwa pelayanan dan pembinaan PKM cukup terpengaruh, 72 % PKM masih memberikan pelayanan, > 95% PKM memndapatkan pembinaan covid. 13,1 % jumlah kunjungan PKM tetap dan 33,8 % PKM mengaku tidak mendapat Pembinaan selama pandemi
Untuk pelayanan sendiri, 58 % cakupan imuniasi turun, 46 % posyandu tidak dilaksanakan dan 40 % PIS-PK tidak dilaksanakan
Inilah gambaran pelayanan dan pembinaan di PKM
bagaimana pelaksanaan Pencegahan dan pengendalian penyakit pada saat pandemic ? Pada saat pandemi kami menyarankan pelaksana program dapat melakukan beberap hal :
Sesuaikan mekanisme tata kelola dan koordinasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan :
Prioritaskan layanan kesehatan esensial dan sesuaikan dengan konteks serta kebutuhan
Optimalkan tempat dan platform pemberian layanan
Optimalkan kapasitas tenaga kesehatan
Menjaga ketersediaan sarana dan prasarana
Perkuat strategi komunikasi
Perkuat pemantauan layanan kesehatan esensial
Gunakan platform digital untuk mendukung pemberian layanan kesehatan esensial
Saudara-saudara sekalian,
Saya berharap masing-masing provinsi sduah mulai memikirkan untuk melakukan akselarasi program untuk mengejar ketertinggalan selama beberapa bulan ini, pada kesemapatan iniu saya ingin menyampaikan Tahapan akselarasi yang dilakukan untuk mempercepat pencapaian program, meliputi:
Menetapkan daerah prioritas : Kemneterian kesehatan telah menetapakan prioritasi progra dalam beberapa tahun belakangngan ini yaitu Imuniasi, TBC dan PTM, ini bisa menjadikan rujukan teman-teman di daerah
Menetapkan fokus masalah yang akan diintervensi : Buat peta sebaran penyakit, daerah merah menjadi target utama kita hal ini bisa dilakukan di level provinsi, level kabupaten dan PKM
Memetakan input (sarana, prasarana, SDM, anggaran) : petakan sarana, prasarana, SDM, anggaran, pemetaan digunakan menggerakan sumber daya
Menetapkan strategi dan langkah-langkah intervensi : strategid an langkah intrevensi di susun dalam rencana aksi dengan sumber daya yang telah tersedia
Menetapkan target jangka pendek, menengah dan panjang : tetapkan target akan memberikan kita fokus yang lebih jelas
Mengembangkan/memilih “Local Spesific Activities” di wilayah prioritas : Inovasi daerah menjadi harapan kita untuk meingkatkan cakupoan program untuk itu perlu digali dan dikembangkan
Itulah yang dapat saya sampaikan, semoga bisa bermanfaat untuk dalam upaya meningkatkan SDM unggul , menuju Sulawesi Barat Maju Mala’biq
Sekian dan terima kasih
Wassalammualikum wr wb