Dokumen tersebut merangkum biografi dan pengalaman kerja Emma Khumairah Hentihu beserta tugas dan tanggung jawabnya di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit. Dokumen tersebut juga menyajikan data dan informasi mengenai beban penyakit tidak menular di Indonesia serta upaya yang dilakukan untuk mengendalikan faktor risiko penyakit tersebut.
1. EMMA KHUMAIRAH HENTIHU, SKM, M.KES
BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SEKSI P2PTM & MKJN
DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU
2022
2. cv
Emma Khumairah Hentihu, SKM, M.Kes
(Irha)
2008-2016 : LABKESDA Provinsi Maluku
2017-sekarang : Kord. P2PTM Keswa
2021
Hp. 081240062222
Email : pptm_dinkespromal@yahoo.com
3. BIDANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SEKSI P2PM
• P2ML
• Program AIDS
• Program TBC
• Program Malaria
• Program
Hepatitis,Diare
dan Tifoid
• Program ISPA
• P2PTVZ
• Program Rabies
• Program
Malaria/Filariasis
• Program DBD
dan Vektor
SEKSI
SURVEILANS
& IMUNISASI
• Program
Surveilans
• Program
Imunisasi
• Program PIE
( Penyakit Infeksi
Emerging)
• Program
Penanggulangan
Krisis
Kesehatan
SEKSI PTM
DAN KESWA
•Program PTM
A. PROGRAM PJPD
B.PROGRAM KANKER&
KELAINAN DARAH
C.PROGRAM DM-GM
D. PROGRAM GIFU
E.PROGRAM PPOK
•Program Keswa
•Program NAPZA
4.
5. Penyakit Menular vs Penyakit Tidak Menular
Vector
Host
Disease
Incidence
PM
Vector
Transnational
Industry
National
Industry
Politic
Broker
Media
PTM
Host
Conflict of
Interest
Policies
Incidence
6. • Hanya 3 dari 10 penderita PTM yang
terdeteksi, selebihnya tidak
mengetahui bahwa dirinya sakit karena
PTM tidak ada gejala dan tanda
sampai terjadi komplikasi ;
• Dari 3 penderita PTM tersebut hanya 1
orang yang berobat teratur.
Rp363,642,951,
173
Rp490,372,045,
894
Rp1,160,514,430,456
Rp640,810,543,640
Rp3,233,427,005,227
Rp6,302,183,341,948
Rp6,562,770,098,302
Rp18,922,595,647,779
Rp- Rp10,000,000,000,000 Rp20,000,000,000,000
Haemophilia
Leukaemia
Thalassaemia
Cirrhosis Hepatitis
Stroke
Kanker
Gagal Ginjal
Jantung
PTM
MASALAH UTAMA
KESEHATAN
PENYEBAB
KEMATIAN
UTAMA
BANYAK
PENDERITA
USIA MUDA
BIAYA YANKES
TINGGI
SEBAGIAN BESAR
TIDAK TERDETEKSI
BEBAN MASALAH PTM
6
7. RUANG LINGKUP PROGRAM
P2PTM
Penyakit Jantung
dan Pembulh Darah
Penyakit Paru Kronik
dan Gangguan
Imunologik
Kanker dan Kelainan
Darah
Diabetes Mellitus
dan Gangguan
Metabolik
Gangguan Indera
dan Fungsional
8.
9. PERGESERAN BEBAN PENYAKIT
9
20 Peringkat teratas DALYs Tahun
1990 dan 2017 di Indonesia
Sumber: IHME Global Burden of Disease, 2017
13. CA CERVIX DAN MAMMAE
Di Indonesia, kanker payudara dan kanker leher Rahim adalah jenis kanker
terbanyak diantara seluruh jenis kanker.
A
.r
t
i
n
y
ia
.a
.d
.a
.
16• 0I ka• sus
aru tiap
Jumlah kasus baru untuk kedua jenis kelamin
B
Age-standardized lnsidence Rate untuk kedua jenis kelamin
Breast
58 256(16.7%) q r
harinya
1
.
4
2
1
Artinya ada
hampir 89
kasus baru
tiap harinya
n
C
o
l
o
r
e
c
t
u
m
Prostate
O
v
a
r
y
L
i
v
e
r
N
a
s
o
p
h
a
r
y
m
N
o
n#
H
o
d
g
k
i
nl
y
m
p
ho
m
a
leu
k
ae
m
i a
Cervix uteri
32 469 (9.3%)
Other cancers
179 576 (51.5%) I I • • ,
Colorectum
30 017 (8.6%)
Liver
18 468 (5.3%)
Total: 348 809
3 3
0 0 1
0 0
A
S
RWo
r
l
d
)p
e
r1
0
00
0
1
0 0 3
0 5
0
4
0 4
0
Sumber: Globocan 2018
14. 7.2%
8.8% 9.1%
Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016 Riskesdas 2018
Sumber: Riskesdas 2013-2018
Prevalensi (%) Perokok Penduduk
Umur 10–18 Tahun, Tahun 2013,
2016, 2018
4
Prevalensi Merokok di Indonesia
65.6 65.8 66 68.1
62.9
5.2 4.1 6.7
2.5 4.8
34.2 34.3 36.3 32.8
33.8
Riskesdas 2007 Riskesdas 2010 Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016 Riskesdas 2018
Laki-laki Perempuan Total
Prevalensi Konsumsi Tembakau Penduduk Umur >15 Tahun
(2007-2018)
2
Sumber: Riskesdas 2007-2018
0.1
9.6
36.3
16.3
4.4 3.2
1.7
17.5
43.3
14.6
4.3
3.9
1.6
18
55.4
16.6
4.6 3.8
2.5
23.1
52.1
14.8
4.2
3.3
5-9 tahun 10-14
tahun
15-19
tahun
20-24
tahun
25-29
tahun
>30 tahun
200
7
Prevalensi (%) Perokok Pemula Berdasarkan
Kelompok Umur, Tahun 2007-2018
3
Sumber: Riskesdas 2007-2018
18.3
19.2
2016 2019
Merokok Pada Anak Sekolah
Remaja usia 13- 15 tahun
(GYTS, 2019)
1
0 50 100 150 200 250
Filipina
Brazil
Bangladesh
Amerika…
India
Laki-laki (Juta)
10 Negara Tertinggi di Dunia Berdasarkan Prevalensi Jumlah
Perokok Usia > 10 tahun (juta), 2015
Sumber: https://tobaccoatlas.org/topic/prevalence/
No. 3 di Dunia
Sampai saat ini belum
berubah (WHO GTCR)
5
15. TREN PTM DAN FAKTOR RISIKONYA
Anung untuk Diseminasi Serobrokardiovaskular
15
Indikator obesitas pada dewasa yaitu IMT ≥ 27,0
Indikator obesitas sentral, yaitu lingkar perut perempuan > 80 cm dan Laki-laki > 90 cm
16. MISSING NCD CASES (MISSING MEN)
16
• Hanya 3 dari 10 penderita PTM
yang terdeteksi, selebihnya tidak
mengetahui bahwa dirinya sakit
karena PTM
• Dari 3 penderita PTM tersebut
hanya 1 orang yang berobat teratur.
17. PEMBIAYAAN KATASTROFIK P2PTM
17
Pembiayaan Jaminan
Kesehatan Nasional tahun
2018 menunjukkan sebanyak
1,3 juta orang atau 0,8%
peserta JKN mendapat
pelayanan untuk penyakit
Katastropik, yang
menghabiskan biaya sebanyak
20,4 triliun rupiah
Penyakit Jantung
51%
Kanker
16%
Stroke
13%
Gagal Ginjal Kronik
12%
Lain-lain
8%
0%
0%
0%
1.Penyakit Jantung: 52% (10,5 T)
2. Kanker: 17% (3,4 T)
3. Stroke : 13% (2,6 T)
4. Gagal Ginjal Kronik: 12% (2,4 T)
5. Thalasemia: 2% (490 M)
6. Haemofilia: 2% (358 M)
7. Cirosis Hepatis: 2% (334 M)
8. Leukemia: 2% (333 M)
Injuries
9% 9% 8%
7%
43%
33%
27%
56%
49% 58% 66%
37%
Noncommunicable Communicable
Penyebab tingginya penyerapan biaya pelkes
Sumber: Indonesia Health Financing System Assessment-spend more, right and better, 2016, Policy Brief World Bank
Besarnya biaya
pelayanan kesehatan
disebabkan antara
lain profil morbiditas
penduduk yang
banyak menderita
penyakit kronis
CIRRHOSIS
HEPATITIS
2%
GAGAL GINJAL
12%
HAEMOPHILIA
2%
JANTUNG
52%
KANKER
16%
LEUKAEMIA
1%
STROKE
13%
THALASSAEMI
A
2%
Jumlah Biaya Katastropik Januari s.d. Agustus 2018
Sebesar Rp12,827,593,062,025
Biaya % Biaya %
JANTUNG 9,429,312,017,554 51.13% 6,669,064,019,222 51.99%
GAGAL GINJAL 2,257,575,312,695 12.24% 1,503,726,039,560 11.72%
KANKER 3,105,254,965,529 16.84% 2,111,085,140,310 16.46%
STROKE 2,251,576,960,777 12.21% 1,623,146,851,646 12.65%
THALASSAEMIA 496,105,702,115 2.69% 298,114,413,312 2.32%
CIRRHOSIS HEPATITIS 316,313,860,364 1.72% 209,191,953,580 1.63%
LEUKAEMIA 317,670,775,200 1.72% 199,305,253,180 1.55%
HAEMOPHILIA 268,550,357,515 1.46% 213,959,391,215 1.67%
TOTAL KATASTROPIK
Total Biaya Pelkes
% Katast terhadap biaya
pelkes
84,444,863,518,206
21.84%
12,827,593,062,025
60,892,079,169,015
21.07%
2017 s.d. Agustus 2018
KATASTROPIK
18,442,359,951,749
Belum Optimalnya Pembangunan Kesehatan di “Hulu”
18. Beban Ganda Permasalahan Gizi:
menyebabkan peningkatan PTM
18
Indonesia termasuk dalam
17 negara di dunia
dengan 3 masalah gizi
(Global Nutrition Report, 2014)
37.2% (8,92 juta)
Balita Pendek
12.1 % Balita Kurus
28,9% Kegemukan pada
Penduduk >18 th
Catatan:
• Pendek dan kurus pd Balita:
menghambat kemampuan kognitif (inteligensia) & motorik anak
meningkatkan risiko PTM pd masa dewasa,
• Kegemukan pd orang dewasa merupakan faktor risiko PTM
11,9 % Kegemukan pada
Balita
22. Revisi Renstra 2022-2024
INDIKATOR KINERJA
Output (IKK)
Target Capaian
2022 2023 2024
J
un
i
(B
06
)
D
es
(B
12)
Juni(B06)
D
es
(B
12
)
Juni(B06) Des (B12)
30 70 35 90
Persentase penduduk sesuai kelompok usia
yang dilakukan skrining PTM prioritas
20 45
a) Jumlah kabupaten/kota yg melakukan pelayanan
terpadu (Pandu) PTM di ≥ 80% puskesmas
308 411 514
b) Persentase penyandang hipertensi yang
tekanan darahnya terkendali di
puskesmas/FKTP
20 43 30 63 40 90
c) Persentase penyandang diabetes melitus yang gula
darahnya terkendali di puskesmas/FKTP 15 36 25 58 40 90
d) Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR)
424 474 514
e) Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pelayanan
Upaya Berhenti Merokok 150 175 250 275 300 350
Impact/Outcome(SS
& ISS)
h. Prevalensi obesitas
pada penduduk
usia
> 18 tahun
i. Persentase
merokok
penduduk usia
10- 18 tahun
Outcome (IKP)
1) Jumlah
kabupaten/kota
yang melakukan
deteksi dini
faktor risiko PTM
2) Jumlah
kabupaten/kota
yang melakukan
pengendalian
faktor risiko
23. Sehat
(70%*)
Mengeluh Sakit (30%*)
FKTP
80 %
*Sumber : Susenas 2010
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA MEWUJUDKAN
PARADIGMA SEHAT
FKRTL
20%
KIE, Self care
Promosi Kesehatan
SEHAT ADALAH HARTAKU
YANG HARUS KUJAGA DAN
KUPELIHARA
Yang Sehat Tetap Sehat
Yang sehat Tidak Sakit
sehat /
rujuk balik
sakit
meninggal
UKBM( Posyandu, Posyandu
Lansia, Posbindu PTM,
Polindes, Poskesdes, Desa
Siaga)
5
25. KEGIATAN PTM
POSBINDU PANDU KTR PTM LAINNYA
Desa Puskesmas Sekolah Puskesmas
KEGIATAN
LOKUS
SDM
Kader
Terlati
h
Nakes &
Dokter
Terlatih
Murid,
Guru &
Nakes
Terlatih
Bidan,
Perawat &
Dokter
26. 13 18
33
11
30
17 22 21 13 22 15
215
0 3 0 11 0 0 1 0 0 1 0
16
0
50
100
150
200
250
JUMLAH PUSKESMAS PANDU TAHUN 2021
(target 2020 = 80% PKM di 3 Kab/kota)
jumlah puskesmas puskesmas pandu
TIDAK
TERCAPAI
Kriteria penilaian Pandu PTM:
1.Puskesmas Membina Posbindu Ptm
2. Sdm Terlatih Pandu PTM Melalui Pelatihan,
Orientasi, Sosialisasi, OJT
3. Menggunakan Carta Prediksi
27. DATA POSBINDU ,DESA BERPOSBINDU, KIT
POSBINDU TAHUN 2021
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH
DESA
DESA
BERPOSBINDU
POSBINDU KIT
1 KOTA AMBON 50 50 22
2 KOTA TUAL 27 27 14
3 MALUKU TENGAH 192 192 114
4 MALUKU TENGGARA 193 123 11
5 BURU 82 79 3
6 BURU SELATAN 82 82 15
7 SERAM BAGIAN BARAT 92 50 3
8 SERAM BAGIAN TIMUR 195 189 3
9 MALUKU BARAT DAYA 117 117 21
10 KAB. KEP. TANIMBAR 81 69 28
11 KAB. KEP. ARU 117 14 16
JUMLAH 1228 992 250
TARGET DETEKSI DINI
=80% POPULASI >15-59
TAHUN : TIDAK
TERCAPAI
28. GRAFIK SEBARAN DESA BERPOSBINDU
TAHUN 2020
50
27
192 193
82
82
92
195
117
81
117
50
27
192
123
79
82
50
189
117
69
14
22 14
114
11
3
15
3 3
21
28
16
0
50
100
150
200
250
KOTA AMBON KOTA TUAL MALUKU
TENGAH
MALUKU
TENGGARA
BURU BURU SELATAN SERAM BAGIAN
BARAT
SERAM BAGIAN
TIMUR
MALUKU BARAT
DAYA
KAB. KEP.
TANIMBAR
KAB. KEP. ARU
Jumlah Desa Desa Berposbindu KIT posbindu
29. 78
87
185
83
119
92
146
117
55 50
32
3
22
32
40
22 26
79
9
19
75
16
0.00% 0.00%
0.10%
0.00% 0.00% 0.02%
1.35%
0.00% 0.00%
1.28%
0.00%
0.00%
0.20%
0.40%
0.60%
0.80%
1.00%
1.20%
1.40%
1.60%
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Gambaran Posbindu dan Cakupan Deteksi Dini FR PTM Per
Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku
JUMLAH KELURAHAN Jml. Posbindu
Jml. Kelurahan Berposbindu Cakupan DD
DATA DARI WEBSITE
SURVEILANS PPTM
(KK BELUM INPUT)
30. GAMBARAN DETEKSI DINI IVA/SADANIS PER KAB/KOTA
PROV. MALUKU 2020
20,342
13,604
17,962 17,301
13,159
67,208
20,642
30,885
25,864
11,399
86,151
9,154
6,122 8,083 7,785 5,921
30,244
9,289
13,898
11,639
5,130
38,768
0 53 872 31 41 0 31 87 0 0 2109
Wanita Usia 30 -50 Tahun TARGET Realisasi 2019
Target : deteksi dini penyakit kanker di ≥ 80% populasi usia
30-50 tahun di 3 Kab/Kota (TIDAK TERCAPAI)
31. HASIL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DAN KANKER PAYUDARA
TAHUN 2018 - 2020
NO KAB/KOTA
2018 2019 2020
Jumlah yang
diperiksa
IVA+
Jumlah
yang
diperiksa
IVA+
Jumlah
yang
diperiksa
IVA+
1 MTB 666 7 0 0 0 0
2 Tual 129 2 53 0 48 0
3 Malra 267 2 872 5 86 0
4 Kep. Aru 31 31 0 0 0
5 MBD 0 41 1 75 0
6 Malteng 722 0 0 0 0
7 SBT 50 31 0 22 0
8 SBB 10 87 11 0 0
9 Buru 0 0 0 0 0
10 Bursel 0 0 0 0 0
11 Ambon 1.737 17 2.109 95 481 56
Maluku 3.612 28 3.224 112 312 56
PROGRAM SEEK & TREAT HANYA
ADA DI KOTA AMBON +(ALAT
KRIOTERAPI)
32. REGULASI KTR (PERDA/PERBUP/PERWALI) DI PROVINSI MALUKU
TAHUN 2020 (target =3 Kab/Kota)
No KABUPATEN/KOTA KETERANGAN
1
Maluku Tenggara
Barat
PERDA NO. 06 TAHUN 2014
2 Maluku Tenggara PERBUP NO. 15 TAHUN 2014
3 Maluku Tengah PERBUP NO. 07 TAHUN 2015
4 Buru PERDA NO. 06 TAHUN 2016
5 Aru PERBUP NO. 36 TAHUN 2016
6 Seram Bagian Barat PERDA NO. 06 TAHUN 2017
7 Seram bagian Timur PERDA NO. 31 TAHUN 2016
8 Maluku Barat Daya PERBUP NO. 06 TAHUN 2016
9 Buru Selatan PERDA NO. 41 TAHUN 2015
10 Ambon PERWALI NO. 27 TAHUN 2015
11 Tual PERWALI NO. 36 TAHUN 2017
Jumlah Kab/Kota yang
menerapkan perda atau
perkada KTR dengan kriteria
sesuai PP 109 Tahun 2012 :
5 Kabupaten/Kota
Kab/Kota dinilai telah
menerapkan KTR bila:
• Telah memiliki perda
atau perkada KTR
• Telah menerapkan
KTR di 7 tatanan
• Telah ada satgas
KTR yang ditunjuk
TIDAK
TERCAPA
I
33. Sesuai PP 109 th 2012 ps 49 pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mewujudkan KTR untuk melindungi warga negara terhadap paparan
asap rokok. KTR diberlakukan pada fasyankes, tempat proses belajar
mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum,
tempat kerja, dan tempat umum/tempat lain yang ditetapkan.
Pemda wajib
menetapkan KTR di
daerahnya
KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)
KTR diberlakukan pada:
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tempat proses belajar mengajar
Tempat anak bermain,
Tempat ibadah,
Angkutan umum,
Tempat kerja
Tempat umum dan
Tempat lain yang ditetapkan
33
37. 37
WHO/ISH risk prediction chart
PANDU PTM
(PENDEKATAN FAKTOR RISIKO PTM
TERINTEGRASI DI FASILITAS LAYANAN PRIMER)
Peningkatan Tatalaksana Faktor
Risiko Utama (Konseling berhenti
merokok, Hipertensi, Dislipidemia,
Obesitas, dan lainya) di Fasilitas
pelayanan dasar (Puskesmas, dokter
keluarga, praktek swasta)
Peningkatan Respons cepat
kegawatdaruratan PTM di masyarakat
dan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar
Tatalaksana Terintegrasi Hipertensi dan Diabetes
melalui pendekatan Faktor Risiko
Prediksi berisiko penyakit jantung dan stroke dengan
Charta WHO PEN
38. P
E
L
A
Y
A
N
A
N
T
E
R
P
A
D
U
P
T
M
(
P
A
N
D
UP
T
M
)
Ruang Lingkup
Upaya pencegahan, pengendalian, dan tata laksana
yang terintegrasi untuk tindak lanjut faktor risiko
dan penyakit tidak menular (penyakit
kardiovaskuler, diabetes melitus, penyakit paru
kronis, dan kanker) serta PTM lainnya di
Puskesmas dan FKTP
Sasaran
Penduduk usia 15tahun ke atas yang datang
ke Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit
maupun kunjungan sehat
41. K
A
P
A
ND
I
G
U
N
A
K
A
N
Usia >40 Tahun
Mempunyai riwayat merokok
Berat badan berlebih
Riwayat Hipertensi
Riwayat Diabetes Melitus
Riwayat keluarga yang menderita
kelaianan Jantung dan pembuluh
darah pada usia muda
Riwayat keluarga yang
menderita Diabetes Melitus atau
gagal ginjal
42.
43. C
A
R
A P
E
N
G
G
U
N
A
A
N T
A
B
E
L PREDIKSIRISIKOP
T
M
Lihat kolom konversi kadar kolesterol total
pada lajur bawah (pada tabel digunakan
satuan mmol/l, sedangkan di Indonesia
umumnya menggunakan satuan mg/dl,
angka konversi tercantum).
Tarik garis dari blok umur ke arah dalam,
kemudian tarik garis dari TD ke arah dalam
dan nilai kolesterol ke atas, angka dan
warna kotak yang tercantum pada titik
temu antara kolom umur, TD,dan kolom
kolesterol menentukan besarnya risiko
untuk mengalami penyakit kardiovaskular
dalam kurun waktu 10tahunmendatang.
Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini
dilanjutkan dengan tata laksana
(Dengan hasil laboratorium)
Tentukan dahulu apakah orang yang diperiksa
penyandang DM atau tidak. Gunakan kolom
yang sesuai dengan statusnya.
Kemudian tentukan kolom jenis kelaminnya
(laki-laki di kolom kiri dan perempuan dikolom
kanan).
Tentukan status merokok apakahmerokok
atau tidak, sesuaikan di kolomnya masing-
masing
Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur
angka paling kiri (misalnya untuk usia 46tahun
pakai blok usia 45-49 tahun, 68 tahun pakai
blok 65-69 tahun,dst
Tekanan darah (TD)yang dipakai adalah
tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolikpada
lajur paling kanan.
44.
45. C
A
R
A P
E
N
G
G
U
N
A
A
N T
A
B
E
L PREDIKSIRISIKOP
T
M
.Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh)
pada lajur bawah.
Tarik garis dari blok umur ke arah dalam,
kemudian tarik garis dari titik tekanan
darah ke arah dalam dan nilai IMT ke atas,
angka dan warna kotak yang tercantum
pada titik temu antara kolom umur, TD
sistolik dan kolom IMT menentukan
besarnya risiko untuk mengalami penyakit
kardiovaskular dalam kurun waktu 10
tahun mendatang.
Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini
dilanjutkan dengan tata laksana
Tanpa hasil laboratorium)
Tentukan dahulu kolom jenis kelaminnya
(laki-laki kolom kiri dan perempuankolom
kanan).
Tentukan status merokok apakahmerokok
atau tidak, sesuaikan di kolomnya masing-
masing
Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur
angka paling kiri (misalnya untuk usia 46
tahun pakai blok usia 45-49 tahun, 68 tahun
pakai blok 65-69 tahun,dst
Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah
tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik
pada lajur paling kanan.
46. Konseling
Follow up
Konseling
Follow up
Risiko PJPD 5-10% Risiko PJPD 10-20%
Diet termasuk
rendah lemak,
aktivitasfisik,
UBM,dan berhenti
minum alkohol
Pertimbangkan
Tatalaksana
penggunaan
ObatHipertensi
dan DM sesuai
dengan PPK
Dilakukan tiap 3 bln
sampai mencapai
kondisi yg
diharapkan
dilanjutkan tiap 6-9
bulan kemudian.
Konseling
Follow up
Diet termasuk
rendah lemak,
aktivitasfisik,
UBM,dan berhenti
minum alkohol
Pertimbangkan
Tatalaksana
penggunaan
ObatHipertensi
dan DM sesuai
dengan PPK
Dilakukan setiap
3 bulan sekali
Konseling
Tatalaksana
Follow up
Risiko PJPD< 5% Risiko PJPD >20%
Diet termasuk
rendah lemak,
aktivitasfisik,
UBM,dan berhenti
minum alkohol
Pertimbangkan
Tatalaksana
penggunaan
ObatHipertensi
dan DM sesuai
dengan PPK
Follow up dilakukan
1 tahun kemudian.
bila tanpa
pengobatan
Diet termasuk rendah
lemak,aktivitasfisik,
UBM,dan berhenti
minum alkohol
PenggunaanObat
Hipertensi dan DM dg
mempertimbangkan
penggunaan obat
penurun lemakdarah
sesuaidengan PPK
Dilakukan tiap 3 bln
Bila tidak ada
perubahan penilaian
risiko terjadinya PJPD
dalam 6 bulan, rujuk ke
FKRT
TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO
yangmenggunakan Laboratorium
47. TES IVA dan SADANIS
Siapa sasaran IVA dan SADAN IS?
• Perempuan menikah usia 30-50 tahun atau yang memiliki Riwayat seksual aktif
Siapa yang bisa melakukan IVA dan SADAN IS?
• Dokter atau bidan terlatih
Bagaimana jika ditemukan kelainan?
• IVA positif: segera ditindaklanjuti dengan krioterapi oleh dokter umum terlatih atau dirujuk
ke RS untuk ditangani oleh dokter Spesialis
• Benjolan abnormal atau kelainan payudara
bedah onkologi
Kebidanan
lainnya harus segera dirujuk ke dokter spesialis
Apa kelebihan IVA dan SADAN IS?
• Teknik sederhana
• Mudah, cepat, dan ekonomis
48.
49. RUJUKAN KASUS DI PUSKESMAS
(TERINTEGRASI DENGAN RUJUK BALIK BPJS KESEHATAN)
51. Sistem Informasi PPTM
SISTEM
INFORMASI
PPTM
Sebagai basis data untuk
pengambilan keputusan
Sebagai indikator kesehatan
masyarakat dalam satu wilayah
Sebagai wadah untuk informasi kesehatan
untuk menghindari faktor risiko PTM
Tindaklanjut Gateway
Surveilans PTM FKTP
Portal Web PTM
Surveilans Posbindu PTM
Web GIS
Sebagai tempat menyimpan informasi
kesehatan warga masyarakat
Sebagai sarana komunikasi masyarakat
dalam menjaga kesehatan
Sebagai alat
monitoring dan
evaluasi penyakit
tidak menular
Monev PTM ElKes
52. PENCATATAN DAN PELAPORAN MELALUI SISTEM
INFORMASI DAN SURVEILANS FAKTOR RISIKO PTM
Mencatat 18 Faktor risiko PTM
• Interview, (Merokok,Diet, Aktifitas Fisik, Konsumsi
Alkohol)
• Pemeriksaan Fisik (IMT, LP, Tekanan Darah)
• Pemeriksaan Darah: Glukosa, Kolesterol
• Fungsi Paru, Alkohol Pernafasan, Tes Amfetamin,
Pemeriksaan Payudara Klinis
• Konseling: IVA, Stop Merokok, Potensi Cidera
• Monitoring Faktor Risiko PTM dan TL
• Individual :memiliki faktor risiko, monitoring
kepatuhan gaya hidup sehat, rekomendasi,
konseling
• Komunitas (Posbindu): proporsi risiko,cakupan
• Populasi (Desa): Proporsi risiko dan cakupan
• Pemanfataan
• Individual: RM elektronik, kepedulian, rujukan
• Komunitas: Mawas diri
• Populasi: akses pelayanan, SD intervensi
• Pemerintah Lokal: analisis data dan peningkatan
program pencegahan pada fasyankes primer dalam
wilayah kerjanya
59. IN PU T
P R O S E S
O U T PU T
M O N I T O R I N G E VA L U AT I O N
S P M YA N K E S U S I A PR O D U KT IF I
S P M YA N K E S HIPERTENSI
S P M YA N K E S D I A B E T E S
M IL IT U S
IKK PA N D U P T M
60. Masyarakat sehat berperilaku “CERDIK”
C
E
R
D
I
K
Cek kesehatan secara berkala,
Enyahkan asap rokok,
Rajin aktifitas fisik,
Diet Sehat dengan gizi seimbang,
Istirahat yang cukup
Kelola stress)
IMPLEMENTASI PERILAKU CERDIK MELALUI POSBINDU PTM
61. PROGRAM “PATUH”
P
A
T
U
H
Periksa Kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
Atasi Penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
Tetap diet sehat dengan gizi seimbang,
Upayakan beraktivitas fisik dengan aman,
Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
PESAN ”PERILAKU SEHAT”
PADA MASYARAKAT
DENGAN PTM
67. Monitoring dan Evaluasi
Ketersediaan SDM, Alkes, obat, Jenis
layanan, KIE, kegiatan PTM, anggaran
PTM, Jumlah Posbindu PTM, Jumlah
FKTP yang melaksanakan PANDU
PTM, dll
Editor's Notes
Tantangan terjadinya burden of disease bagi Maluku cukup berat karena dalam 10 tertinggi penyebab beban penyakit masih didominasi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. Melihat tren 1990-2017 masih terdapat PR terkait dan di sisi lain PTM semakin meningkat.
3 besar beban tertinggi PTM harus mendapat perhatian utama yaitu stroke, ischemic heart disease dan diabetes. Penyakit Menular yang signifikan mengalami perubahan adalah lower respiratory infect dan diarrheal disease
Indonesia saat ini menduduki 3 terbesar jumlah perokok usia >10 tahun setelah India dan China, merupakan suatu hal yang sangat serius. Karena kita akan mendapatkan bonus demografi pada 10 hingga 20 tahun kedepan, harapannya bahwa bonus demografi akan menjadi modal bangsa untuk mempercepat kemajuan pembangunan bangsa, apabila bonus demografi ini tidak terganggu dengan masalah Kesehatan seperti merokok.
Walau prevalensi perokok menurun dari tahun 2013-2018, namun jumlah absolutnya meningkat dari 64,9 jt menjadi 65,7 jt
Dalam periode 5 tahun; prevalensi perokok muda meningkat 1,9% menjadi 9,1% (2018) dari 7,2% (2013). Konsumsi rokok elektronik bagi usia 10-18 th meningkat dratis dari 1,2% (2016) menjadi 10,9% (2018).
Selama tahun 2007-2018, perokok pemula (10-14 th) meningkat 240% (dari 9,6% menjadi 23,1%) dan usia 15-19 meningkat 140% (dari 36,3% menjadi 52,1%
Berdasarkan survey GYTS tahun 2019, terjadi peningkatan jumlah perokok anak sekolah usia 13-15 tahun dari 18,3% (2016) menjadi 19,2% (2019)
Saudara-saudara, penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, stroke, dan penyakit paru kronik, dan cedera mempunyai faktor risiko yang umumnya sama, yaitu merokok, diet yang tidak sehat dan seimbang, kurangnya aktifitas fisik serta konsumsi alkohol. Adanya salah satu faktor risiko tersebut, misalnya merokok mengakibatkan seseorang mempunyai risiko terjadinya lima PTM dan cedera tersebut, dan merokok memberikan kontribusi paling besar dibanding faktor risiko lainnya. Perokok mempunyai risiko 2-4 kali lipat untuk terkena penyakit jantung koroner dan risiko lebih tinggi untuk penyakit kanker paru, di samping penyakit tidak menular lain yang sebenarnya dapat dicegah.
Screenshot tambahanin kelompok startegis dan kelompok rentan
Promosi anak sekolah
TB
Apa
Tata klinis : tidak ada kerugian
Peran FKTP di era JKN sebagai GATEKEEPER yaitu penyelenggara pelayanan kesehatan dasar yang berperan sebagai kontak pertama dan penapis rujukan sesuai dengan standar pelayanan.
Dokter di FKTP sebagai gate keeper mempunyai tugas:
Menyelenggarakan kesehatan dasar masyarakat melalui pelayanan kesehatan dasar berdasarkan kompetensi dan kewenangannya,
Mengatur pelayanan kesehatan lanjutan melalui sistem rujukan, penasehat, konselor, dan
Pendidik untuk mewujudkan keluarga sehat, dan
manajer sumber daya.
Sedangkan fungsi dokter di layanan primer sebagai gate keeper adalah kontak pertama pasien, penapis rujukan serta sebagai kendali mutu dan biaya
CAPAIAN DESA BERPOSBINDU BAIK, KENDALA DI POSBINDU KIT UNTUK SKRINING
Sebagian besar Desa telah berposbindu, Kader, Permasalahan posbindu KIT
Tahun 2019, Kab Malra memiliki target yang diperiksa sebanyak 8.083 orang,dan tercapai sebanyak 872. Bila dibanding sasaranan 17.962 orang perempuan usia 30-50 tahun dengan riwayat aktif seksual dikab Malra tsb.
Program seek dan treat
Sesuai amanat PP 109 tahun 2012, terutama pasal 49 dimana adanya kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). KTR diberlakukan pada fasyankes, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Sebagai tenaga professional dibidang kesehatan tentunya kita harus menjadi panutan untuk juga menerapkan kawasan tanpa rokok ditempat kerja bapak ibu sekalian.
Untuk mendukung kegiatan pengendalian PPTM saat ini telah dikembangkan sistem informasi secara bertahap untuk percepatan.