Dokumen tersebut membahas kebijakan program pengendalian vektor di Kabupaten Poso, yang mencakup dasar hukum, kondisi, strategi, dan peran lintas sektor dalam pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit.
7. Tahun 2022 2023 2024
Target NA 50 % 60%
Capaian NA
7
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Persentase kab/kota yang
melaksanakan pengendalian vektor
dan/atau binatang pembawa penyakit
Persentase kab/kota
yang minimal 50%
puskesmasnya seluruh
KKP
kab/kota
memiliki KKP)
dan
(bagi
yang
yang
melaksanakan
pengendalian vektor
dan/atau binatang
pembawa penyakit
8. Surveilans Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit (BP2)
(1/2)
Surveilans vektor dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data keberagaman dan perilaku vektor
sebagai dasar pengendalian
Surveilans dapat dilaksanakan secara:
● Rutin → dilakukan rutin (minimal 1x/bulan) di seluruh wilayah kerja Puskesmas.
● Sentinel → dilakukan secara terus menerus pada wilayah kerja tertentu (Laboratorium
Kesehatan).
Contoh penyakit yang
ditularkan oleh vektor:
• Dengue
• Malaria
• Chikungunya
• Japanesse
encephalitis
• Filariasis
Contoh penyakit yang
ditularkan oleh binatang
pembawa penyakit:
• Hanta
• Pes
• Leptospirosis
• Schistosomiasis
8
12. 12
Sumber: Kementerian Kesehatan, Januari 2022
Peta/ Grafik Sebaran IR DBD per
Provinsi di Indonesia tahun 2022
Kasus Dengue terjadi di 484 Kab/kota pada 34 Provinsi
0.7 0.7 0.7
1.0
0.9
0.3
0.
2
0.
0
0.
4
0.
6
0.
8
1.
0
1.
2
201
8
201
9
202
0
202
1
202
2
202
3
Angka Kematian/Case Fatality Rate (CFR)
DBD Tahun 2018 sd Tahun 2023
39.92
27.00
0.85
60.00
50.00
40.00
30.00 24.73
20.00
10.00
0.00
201
8
Angka Kesakitan/Incidence Rate (IR)
Tahun 2018 sd 2023
51.48 51.77
201
9
202
0
202
1
202
2
202
3
13. Incidence Rate (IR) DBD Tahun 2022
Target: IR DBD ≤ 10/100.000 Penduduk
181.3
1
156.8
8
125.2
6
111.2
7
91.2
5
86.5
7
75.9
7
72.2
6
71.1
7
65.7
0
60.7
0
59.5
9
56.5
4
54.6
7
53.7
0
50.4
2
48.1
2
47.7
7
43.8
8
39.8
7
39.4
8
37.6
0
37.4
7
35.5
5
33.0
0
32.9
9
32.6
9
32.4
2
32.2
7
28.4
0
26.5
1
23.2
0
15.3
0
5.26
52.0
8
10
0.00
200.0
0
180.0
0
160.0
0
140.0
0
120.0
0
100.0
0
80.0
0
60.0
0
40.0
0
20.0
0
KALTAR
A
KALTI
M
BABE
L
B
A
L
I
KEP
RI
SULU
T
DKI
JKT
JABA
R
SUMBA
R
BENGKU
LU
N.T.
B
SULTEN
G
SUMU
T
N.T.T
.
LAMPUN
G
D.I
YOGYA
GORONTA
LO
SULBA
R
MALUKU
UTR
BANTE
N
SULS
EL
ACE
H
J
A
M
B
I
JATEN
G
R
I
A
U
SULTR
A
JATI
M
SUMS
EL
KALTEN
G
PAPUA
BARAT
KALBA
R
KALS
EL
PAPU
A
MALUK
U
INDONESI
A
IR DBD TARGET
13
14. Incidence Rate (IR) DBD Tahun 2022
Target: IR DBD ≤ 10/100.000 Penduduk
IR Sulawesi Tengah : 66.37/100.000 penduduk, CFR = 0,72%
15. Strategi Penanggulangan Dengue
•Target 2022 : 80% proporsi kab/kota dengan incidence rate dengue ≤10 per 100 ribu penduduk
•Capaian 2022: 26% proporsi kab/kota dengan incidence rate dengue ≤10 per 100 ribu penduduk
1 Manajemen Vektor
• Pengendalian vektor sebelum masa
penularan dengan pemberdayaan
masyarakat melalui Gerakan 1
Rumah 1 Jumantik
• Pemeriksaan Jentik Berkala
2 Surveilans
• Mewujudkan surveilans realtime
• Tim Gerak Cepat dalam
penanggulangan KLB
• Sistem Kewaspadaan Dini KLB
3 Tatalaksana
• Penerbitan Pedoman Tatalaksana
Dengue
• Penggunaan RDT Dengue sebagai
alat bantu penegakkan diagnosis
dini
• Jejaring rujukan
4 Partisipasi Masyarakat
• Pemberdayaan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik
• Revitalisasi Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL)
5 Managemen Program, Kemitraan dan Komitmen Pemerintah
• Pedoman Penanggulangan Dengue
• Penyusunan RPM Penanggulangan Dengue
6 Pengembangan Kajian, Penelitian, dan Inovasi
• Kajian pemanfaatan vaksin Dengue
• Piloting pemanfaatan teknologi Wolbachia
15
17. Situasi Endemisitas dan Kasus Malaria 2022
17
90% kasus malaria berasal dari Papua
Provinsi yang masih terdapat endemis tinggi malaria :
Papua, Papua Barat, NTT dan Kaltim (Kab.PPU – IKN)
222,085
250,644 254,055
304,607
415,140
- - - - -
0.84
0.93
0.94
1.12
1.51
-
200,00
0
150,00
0
100,00
0
50,00
0
250,00
0
300,00
0
350,00
0
400,00
0
450,00
0
2018 2019 2020 2021 2022
Positif API
2018-2022 Peningkatan kasus dan API (Annual
Paracite Incidens) selaras dengan peningkatan
penemuan kasus dan kelengkapan laporan malaria
18. 18
Universal Akses Dukungan
Kebijakan
Pemberdayaan
Masyarakat
2 Surveilans 3 4
• Penjaminan mutu diagnostik
• Diagnosis dan pengobatan
sesuai standar
• Penguatan public Private Mix
• Integrasi pelayanan malaria
dengan Kesehatan Ibu dan
Anak
• Pengendalian vektor terpadu
(kelambu berinsektisida, IRS
• Peningkatan
penemuan kasus
malaria
• Sistem dan manajemen data
• Penyelidikan epidemiologi
• Sistem Kewaspadaaan
Dini dan KLB-Bencana
• Surveilans migrasi
• Surveilans vektor
• Malaria pada
populasi khusus
1
• Komitmen Pemerintah
Pusat dan Daerah
eliminasi malaria serta
pencegahan penularan
kembali
• Penguatan dukungan
lintas program dan lintas
sektor termasuk swasta
• Penemuan kasus secara
aktif oleh kader malaria
• Perubahan perilaku
5 Penguatan Sistem Kesehatan
• Penguatan manajemen program
• Penguatan manajemen dalam upaya sertifikasi eliminasi malaria
• Peningkatan koordinasi lintas batas wilayah
6 Pengembangan Penelitian dan Inovasi
• Percepatan penurunan kasus dengan MDA
• Pengembangan vaksin malaria
Permenkes 22 Tahun 2022 Tentang Penanggulangan Malaria
Target 2022 : 365 Kab/Kota Eliminasi Malaria
Capaian 2022 : 372 Kab/Kota Eliminasi Malaria
Strategi Pengendalian Malaria
19. Sulawesi Tengah target eliminasi = 13
kabupaten/kota
Capaian Eliminasi = 6 Kabupaten/Kota
API (Annual Paracite Incidence) mulai
Tahun 2019 sd tahun 2022 = 0,09 per
1000 penduduk
Tahun 2022 kasus posistif malaria 190
kasus
22. Peran Lintas Sektor
Sektor Swasta
• Penguatan perusahaan pengendali vector dan
binatang pembawa penyakit
• Kolaborasi dengan masyarakat, puskesmas,
atau dinas kesehatan
Perguruan Tinggi
• Menghasilkan lulusan entomologi
Kesehatan
• Menghasilkan hasil riset yang dapat
menjadi referensi kebijakan pemerintah
• Pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian vector lewat pengabdian
masyarakat.
Kader
Kesehatan/Anggota
Keluarga (1R1J)
• Pengamatan vector dan Binatang pembawa
penyakit
• Pengamatan habitat perkembangbiakan
• Pengamatan lingkungan
• Larvasidasi
• Pengendalian metode fisiik, biologi, dan kimia
secara terbatas
• Sanitasi lingkungan