SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
1
ModulAjar
BahasaIndonesiaKelasXI
SMA (Drama)
Alwiyah
2
Menganalisis isi Drama
Nama Alwiyah Jenjang/Kelas SMA / X
/XI
IND.E. JOA.10.4
Asal sekolah SMAN 34 Jakarta Mapel Bahasa Indonesia
Alokasi waktu 4 jp (2 x pertemuan)
360 menit
Jumlah siswa 36
Profil pelajar
Pancasila
yang
berkaitan
Berpikir kritis
Siswa belajar
berpikir kritis
melalui kegiatan
menganalisis drama
Kreatif melalui kegiatan
Moda
pembelajaran Tatap muka
PJJ
Fase E
Pada akhir fase
peserta didik
memiliki
kemampuan
berbahasa untuk
berkomunikasi dan
bernalar sesuai
dengan tujuan,
konteks sosial,
akademis, dan
dunia kerja.
Peserta didik
mampu memahami,
mengolah,
menginterpretasi,
dan mengevaluasi
informasi dari
berbagai tipe teks
tentang topik yang
beragam. Peserta
didik mampu
menyintesis
gagasan dan
Fase Elemen
Menyimak
Peserta didik mampu
mengevaluasi dan mengkreasi
informasi berupa gagasan,
pikiran, perasaan, pandangan,
arahan atau pesan yang akurat
dari menyimak berbagai tipe teks
(nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk
monolog, dialog, dan gelar
wicara.
Berbicara dan
Mempresentasikan
Peserta didik mampu mengolah
dan menyajikan gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau pesan
untuk tujuan pengajuan usul,
perumusan masalah dan solusi
dalam bentuk monolog, dialog,
dan gelar wicara secara logis,
runtut, kritis, dan kreatif. Peserta
didik mampu mengkreasi
ungkapan sesuai dengan norma
kesopanan dalam berkomunikasi.
3
pendapat dari
berbagai sumber.
Peserta didik
mampu
berpartisipasi
aktif dalam diskusi
dan debat. Peserta
didik mampu
menulis berbagai
teks untuk
menyampaikan
pendapat dan
mempresentasikan
serta menanggapi
informasi nonfiksi
dan fiksi secara
kritis dan etis.
Peserta didik berkontribusi lebih
aktif dalam diskusi dengan
mempersiapkan materi diskusi,
melaksanakan tugas dan fungsi
dalam diskusi. Peserta didik
mampu mengungkapkan simpati,
empati, peduli, perasaan, dan
penghargaan secara kreatif dalam
bentuk teks fiksi dan nonfiksi
multimodal.
Tujuan
Pembelajaran
10.4 Pelajar menilai pesan setelah menyimak teks sastra lisan popoler
(prosa, puisi, atau drama) yang berbentuk monolog atau dialog, dengan
kata-kata sendiri secara kritis dan reflektif (sudah revisi)
Kata kunci Menyimak
Deskripsi
umum
kegiatan
Pembelajaran ini membahas pesan drama, setelah menyimak atau memirsa
pementasan drama.
Materi ajar,
alat, dan
bahan
Materi ajar:
Mengidentifikasi masalah,
Menjelaskan hubungan sebab akibat
Alat dan bahan: computer LCD, infocus. LKS
Sarana
Prasarana
1. Komputer, jaringan internet, LCD, infocus
2. Video pementasan drama, LKS
4
Assesment:
Individu dan kelompok (performa dan tulis)
Pengaturan kelas & metode Kelompok
Individu dan berkelompok maksimal 5 siswa
Metode
• Diskusi
• Presentasi
• Ceramah
Materi atau sumber pembelajaran utama
• Video pementasan drama berjudul ayahku
pulang
https://www.youtube.com/watch?v=Qb0mz
N0aRYc
https://www.youtube.com/watch?v=SBnn6S
5kG7g
• Video pembelajaran teks drama
https://www.youtube.com/watch?v=yVPPs8
ARKlo
• LKS
Alat dan bahan
LKS
Perkiraan Biaya per kelompok
• Foto kopi LKS (RP 10.000)
Materi: Menganalisis isi drama
Alokasi waktu: 360 menit
Profil Pelajar Pancasila
• Kreatif
• Berpikir kritis
•
Tujuan:
Fase E Pada akhir fase E, peserta didik memiliki
kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial,
akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu
memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang
topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis
gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta
didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan
debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks
untuk menyampaikan pendapat dan
mempresentasikan serta menanggapi informasi
nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.
Fase Elemen
Menyimak
Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi
informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan,
pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari
menyimak berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi) dalam
bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Tujuan pembelajaran
Sarana dan prasarana
• Computer, jaringan internet
• Video pementasan drama
• Lks
Target peserta didik
• Regular
• CIBI
Jumlah siswa 36
Ketersediaan Materi
• Pengayaan untuk CIBI
• LKS untuk regular
Model pembelajaran
• PJJ daring
• Tatap muka
5
menonton video
pementasan drama
mempelajari video
pembelajaran drama (60
menit)
diskusi kelompok
menganalisis pesan
drama yang ditonton (80
menit)
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok (80 menit)
menyimpulkan materi
pembelajaran
refleksi
mengerjakan latihan di LKS
(60menit)
Persiapan pembelajaran (20 menit)
• Memperbanyal LKS
• Menyiapkan video pembelajaran
• Pembagian kelompok
Urutan Aktivitas Pembelajaran
A. Pertemuan 1
1. Persiapan (10 menit)
2. Menonton video pementasan drama berjudul Ayahku pulang (60 menit)
3. Mempelajari video pembelajajan (60 menit)
B. Pertemuan ke-2
1. Menganalisi drama ayahku pulang (80 menit)
2. Diskusi kelompok menganalisis unsur-unsur drama (60 menit)
3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok, (60 menit)
4. Mengerjakan LKS (30 menit)
6
Kriteria untuk mengukur ketercapaian siswa
Tujuan Indikator ketercapaian
Pelajar menilai pesan isi setelah
menyimak teks sastra lisan
popoler (prosa, pantun, puisi,
drama) dengan kata-kata sendiri
secara kritis dan reflektif
•
• Siswa dapat menjelaskan tema drama
• Siswa dapat menjelaskan isi drama
• Siswa dapat menjelaskan struktur drama
• Siswa dapat menjelskan unsur intrinsik dan
ekstrinsik drama ( perwatakan tokoh)
Contoh penilaian
Perhatikan sinopsis drama berikut
Diskusikan Bersama kelompokmu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!
Refleksi guru
1. Apakah kegiatan belajar berhasil?
2. Apa yang menurutmu berhasil?
3. Kesulitan apa yang dialami?
4. Langkah apa yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
5. Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik
Drama ini mengisahkan tentang konflik keluarga dimana Raden Salah selaku kepala
keluarga pergi meninggalkan tiga orang anak yaitu Gunarto, Maimun dan Mintarsih serta
menceraikan Tina istrinya dengan keadaan ekonomi yang susah. Gunarto merasa benci
dengan ayahnya yang tidak bertanggung jawab pada keluarga, akan tetapi Tina (Sang
Ibu) terus berusaha mengingatkan Gunarto agar tidak membenci Raden Saleh selaku
Ayah kandungnya. Tina merupakan seorang Ibu yang luar biasa, tanpa seorang suami
dia berhasil membesarkan ketiga anaknya walau dengan keadaan yang sangat
sederhana.
Setelah 20 tahun kemudian, Raden Saleh (ayah) kembali pulang ke rumah dalam
keadaan tua renta serta miskin, akan tetapi Gunarto masih tetap saja menyimpan rasa
kebencian pada ayahnya. Gunarto merasa bahwa selama ini dia tidak memiliki seorang
ayah.
Kebencian Gunarto terhadap Raden Saleh (ayah) berbanding terbalik dengan perasaan
Ibu, serta adik-adiknya. Mereka masih mau menerima ayahnya untuk kembali. Akan
tetapi apa daya, kebencian Gunarto menimbulkan perasaan yang berkecamuk bagi
Raden Saleh (ayah). Akhirnya Raden Saleh (ayah) memilih untuk pergi meninggalkan
rumah dan memutuskan untuk tidak mengusik lagi kehidupan keluarga kecilnya yang
pernah dia tinggalkan.
7
_ __
_ __
_ __
_ __
_ _ _
1. Apakah pesan moral drama berjudul Ayahku Pulang?
2. Bagaimana sikapmu jika peristiwa yang terjadi dalam drama terjadi pada dirimu?
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
8
_ _ _
_ _ _
_ _ _
_ _ _
_ _ _
_ _ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _ _
_ _
3. Mengapa Gunarto tidak mau menerima kedatangan ayahnya?
4. Setelah menyaksikan tayangan drama atau membaca teks drama berjudul “Ayahku
Pulang” berilah tanda ceklis pada kolom di bawah ini
Nama
Tokoh
Perwatakan tokoh setuju Tidak setuju
Ayah Tidak setia, mudah putus asa.
Gunarto Keras kepala, berpendirian kuat, rapuh.
Mintarsih Lemah lembut, penyayang, santun.
Ibu Penyabar, penyayang, pemaaf, keibuan
Maimun Tenang, penyayang, santun.
5. Apakah peristiwa yang terjadi dalam drama masih kalian temukan pada kehidupan saat
ini? Jelaskan alasan kalian disertai contoh yang kalian temukan dalam kehidupan sehari-
hari
9
Rubrik penilaian membuat sinopsis
NO Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1. Kesesuaian isi drama sesuai namun
tidak benar
≤ 25 %
Sesuai benar
sekitar
>25%−≤65%
Sesuai benar
sekitar
>65%−≤85%
Sesuai benar
>85%
2. Ketepatan Pemilihan detail
cerita drama
Terisi namun
tidak benar
atau ≤25%
Tepat sekitar
>25%−≤65%
Terisi benar
sekitar
>65%−≤85%
Terisi benar
>85%
3. Ketepatan penggambaran alur Terisi namun
tidak benar
atau ≤25%
Terisi benar
sekitar
>25%−≤65%
Terisi benar
sekitar
>65%−≤85%
Terisi benar
>85%
4. Ketepatan kata dan kalimat Terisi namun
tidak benar
atau ≤25%
Terisi benar
sekitar
>25%−≤65%
Terisi benar
sekitar
>65%−≤85%
Terisi benar
>85%
Jumlah Skor:
Nilai:
Rubrik penilaian hasil analisis teks drama
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR
1 2 3 4
1. Ketepatan Analisis
2. Ketepatan argument
3. Penunjukan bukti pendukung
4. Ketepatan kata/kalimat
Jumlah skor:
Nilai:
Penilaian performa (observasi aktivitas presentasi
NO Aspek Bobot Skor
1. Kelengkapan isi presentasi 40 4
2. Ketepatan penjelasan 40 4
3. Kelancaran dalam penyampaian 20 2
Jumlah 100
10
Daftar Pustaka
Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks
Kosasih, E. 2019. 22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya. Bandung: Yrama Widya
Nurgiyantoro, B. 2016. Penilaian Pembelajaran BahasaBerbasis Kompetensi. Yogyakarta:BPFE
https://www.youtube.com/watch?v=Qb0mzN0aRYc
https://www.youtube.com/watch?v=SBnn6S5kG7g
https://www.youtube.com/watch?v=yVPPs8ARKlo
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/03/jenis-jenis-drama-dan-penjelasannya-lengkap.html. Diakses
pada tanggal 1 Oktober 2020, pukul 22.20 WIB
http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/12/unsur-unsur-drama-tokoh-latar-dan.html. Diakses pada
tanggal 1 Oktober 2020, pukul 22.33 WIB
LKS (terlampir)
Bahan bacaan Siswa
Bahasa Indonesia SMA/MA kelas XI. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2018
Bahan bacaan guru
Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Burhan Nurgiantoro. 2016. Penerbit Yrama.
Bandung
Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Soenardi Djiwandono. 2011. Penerbit PT Indeks.
Jakarta.
22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA- MA/SMK. E. Kosasih dan Endang
Kurniawan. 2019. Penerbit Yrama Widya Bandubf.
Refleksi siswa
1. Materi apa yang sulit?
2. Apa yang akan aku lakukan untuk memperbaiki hasil
belajar?
3. Siapa yang dapat membantu aku untuk lebih
memahami pelajaran?
4. Apa yang aku lakukan layak dapat bintang?
11
Teori Pengkajian Fiksi. 2002. Burhan Nurgiantoro. Penerbit Gajah Mada University Press.
12
LembarKerjaSiswa
Menganalisisdrama
Alwiyah
SMAN34Jakarta2020
13
Petunjuk Belajar
Materi Pembelajaran
1. Tontonlah video pementasan drama berjudul Ayahku Pulang yang ditayangkan di
youtube, atau CD.
2. Jika akses internet di sekolahmu tidak mendukung, bacalah teks drama berjudul
Ayahku Pulang tersebut!
3. Diskusikan dengan kelompok Anda pementasan tersebut berdasarkan isi dan
unsur-unsur drama.
Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku,
bertindak, beraksi, dan sebagainya’. Drama berarti ‘perbuatan, tindakan atau action’.
Drama dapat pula diartikan sebagai sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan
dalam dialog dan lakuan tokoh yang berisi konflik
Sebagaimana jenis teks lainnya, drama terdiri atas bagian-bagian yang tersusun
secara sistematis. teks drama ternyata dibentuk oleh banyak unsur. Di dalamnya ada
latar, ada tokoh, tema, dan amanat.
Berikut paparan lebih lengkap tentang unsur-unsur tersebut.
Tujuan pembelajaran: 10.4 Pelajar menilai pesan setelah menyimak teks
sastra lisan popoler (prosa, puisi, atau drama) yang berbentuk monolog,
atau dialog, dengan kata-kata sendiri secara kritis dan reflektif.
Topik/ konten inti: Menyimak (menilai pesan) drama
Indikator:
1. Siswa dapat mengidentifikasi drama yang ditonton berdasarkan unsur-
unsur intrinsik drama
2. Siswa dapat menganalisis pesan drama yang ditonton
14
Tokoh statis
Tokoh
Tempat
Waktu
Unsur Drama
Penokohan
Latar
1. Latar
Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana di dalam
naskah drama.
2. Tokoh/Penokohan
Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan
pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau antagonis.
3. Dialog
Dialog, adalah bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antar satu
tokoh dengan yang lainnya untuk menceritakan kisah yang dibawakan
4.Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi drama. Tema dalam drama
menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan,
kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui
tema drama, kita perlu mengapresiasi menyeluruh
5. Pesan atau amanat merupakan ajaran moral didaktis yang disampaikan drama
itu kepada pembaca/penonton. Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan
pengarangnya terhadap berbagai unsur karangan itu. Tema jarang dinyatakan
secara tersirat. Untuk dapat merumuskan tema, kita harus memahami drama itu
secara keseluruhan.
umum
didaktis
terbit
Unsur-unsurdrama sumber
buku paket bahasa Indonesia
kelas XI,kemdikbud 2017
Dialog
15
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
Lakukanlah kegiatan berikut ini bersama kelompokmu!
1. Simaklah video pementasan drama (pembacaan naskah drama oleh kelompok
lain) berjudul Ayahku Pulang
2. Catatlah hal-hal penting mengenai
• Tema
• Alur
• Latar
• Tokoh dan penokohan
• Amanat
3. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda di depan kelompok lain
4. Tanggapilah pendapat kelompok lain! Kemudian nilailah dalam rubrik Penilaian!
5. Tuliskan hasil diskusi kelompok Anda pada kotak yang tersedia.
1. Apakah konfik dalam drama tersebut?
Tugas dan Langkah Kegiatan
16
_ __
_
_
_
_
_
_ _
_ __ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _ _
_ _ _
_ _ _
_ _ _
_ _ _
_ _ _ _
_ _ _
_ _ _
_ ___
2. Mengapa Gunarto menolak kehadiran ayahnya?
3. Menurut kalian adegan mana yang secara tersurat menyampaikan pesan atau
amanat?
4. Bagaimana menurut pendapat kalian tentang perwatakan tokoh-tokoh drama
tersebut, apakah mewakili pesan yang ingin disampaikan dalam drama tersebut?
17
alur
latar _
amanat
Pengayaan
5. Jelaskan unsur unsur intrinsik drama yang terdiri atas alur, latar
1. Bacalah sebuah teks drama atau tontonlah sebuah sinetron
2. Rekam dialog para tokoh dalam drama tersebut
3. Hayati peran tokoh protagonist dan antagonisnya!
4. Coba peragakan/ ekspresikan tokoh protagonis atau antagonisnya!
18
A. Rubrik Penilaian performa (presentasi)
NO Aspek Bobot Skor
1.
Kelengkapan isi presentasi
40 4
2.
Ketepatan penjelasan
40 4
3.
Kelancaran dalam penyampaian
20 2
Jumlah
100 10
B. Rubrik penilaian soal uraian
NO Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1. Ketepatan menjelaskan konflik
drama
sesuai namun
tidak benar
≤ 25 %
Sesuai benar
sekitar
>25%−≤65%
Sesuai benar
sekitar
>65%−≤85%
Sesuai benar
>85%
6. Ketepatan menjelaskan
alasan sikap Gunarto
Terisi namun
tidak benar
atau ≤25%
Tepat sekitar
>25%−≤65%
Tepat benar
sekitar
>65%−≤85%
Tepat benar
>85%
7. Ketepatan menjelaskan adegan
yang menyampaikan pesan
drama.
Terisi namun
tidak benar
atau ≤25%
Tepat benar
sekitar
>25%−≤65%
Tepat benar
sekitar
>65%−≤85%
Tepat benar
>85%
8. Ketepatan mengaitkan watak
tokoh dengan pesan drama
Terisi namun
tidak benar
atau ≤25%
Terisi benar
sekitar
>25%−≤65%
Terisi benar
sekitar
>65%−≤85%
Terisi benar
>85%
Jumlah Skor:
Nilai:
C. Rubrik penilaian hasil analisis teks drama
Rubrik Penilaian
19
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR
1 2 3 4
1. Ketepatan Analisis
2. Ketepatan argument
3. Penunjukan bukti pendukung
4. Ketepatan kata/kalimat
Jumlah skor:
Nilai:
Refleksi
1. Apa yang saya pelajari dari aktivitas yang sudah dilakukan?
2. Apa sajakah hal yang aku pahami dan yang belum aku pahami? (tuliskan pada
tabel yang disediakan
20
Sudah paham Belum paham
3. Apa yang akan saya lakukan supaya saya lebih paham?
4. Apakah pengetahuan yang ingin aku ketahui lebih lanjut?
21
Petunjuk pembelajaran
Materi Pembelajaran
1. Tontonlah kembali drama berjudul Ayahku Pulang
2. Diskusikan dengan teman Anda isi drama Ayahku Pulang dengan
memerhatikan struktur teks drama (orientasi, komplikasi, resolusi)
3. Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas.
Memahami Struktur Drama yang Dibaca atau Ditonton
Sebagaimana jenis teks lainnya, drama terdiri atas bagian-bagian yang
tersusun secara sistematis. Susunan bagian-bagian drama tersebut
sebenarnya merupakan salah unsur drama pula, yakni yang biasa disebut dengan
alur.
Seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, sebuah cerita drama pun harus
bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah, menuju suatu akhir.
Ketiga bagian itu diapit oleh dua bagian penting lainnya, yakni prolog dan epilog.
1. Prolog adalah kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita,
yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
2. Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan ataupun amanat tentang
isi keseluruhan dialog. Bagian ini pun biasanya disampaikan oleh dalang atau
tokohtertentu.
22
Selain kedua hal di atas, dalam drama terdapat dialog. Dialog dalam drama
meliputi bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Bagian-
bagian itu terbagi dalam babak-babak dan adegan-adegan. Satu babak biasanya
mewakili satu peristiwa besar dalam dialog yang ditandai oleh suatu perubahan
atau perkembangan peristiwa yang dialami tokoh utamanya. Adapun adegan
hanya melingkup satu pilahan-pilahan dialog antara beberapa tokoh.
1. Orientasi sesuatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat;
memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan
konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan ada
kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam cerita itu.
2. Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Sang
pahlawan atau pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan
tujuannya, dia mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk
menanggulangi rintangan-rintangan ini.
3. Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apa- apa
yang telah mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan
komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks
itulah terjadi perubahan penting mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para
penonton terhadap suatu cerita tergantung pada sesuai-tidaknya perubahan
itu denganyang mereka harapkan.
Pengarang dapat mempergunakan teknik flashback atau sorot balik untuk
memperkenalkan penonton dengan masa lalu sang pahlawan, menjelaskan
suatu situasi, atau untuk memberikan motivasi bagi aksi- aksinya.
23
Orientasi
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
komplikasi
_ _
_ _
_ _
_ _
_ _
Resolusi
_ _
_ _ _
_ _
_ _
_
1. Setelah menyimak pementasan drama berjudul Ayahku Pulang, analisislah
struktur drama tersebut yant terdiri dari orientasi, komplikasi, dan resolusi.
2. Analisis pula struktur drama yang lain yang berupa prolog, dan epilog.
3. Tuliskan hasil diskusi anda pada tempat yang telah disediakan.
4. Presentasikan hasil diskusi Anda di depan kelas.
5. Lanjutkan ke bagian tugas berikutnya berupa menjawab soal-soal pilihan
ganda
1. Hasil analisis struktur drama
Tugas dan Langkah Kegiatan
24
Tugas 2
2. Analisis drama Ayahku Pulang
A. Prolog
_ __
_ __
_ __
_ __
_ __
B. Dialog
_ __
_ __
_ __
_ __
_ __
C. Epilog
_ __
_ __
_ __
_ __
_ __
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Setelah menonton pertunjukkan drama berjudul ayahku Pulang terdapat
dialog seperti berikut
Raden Saleh memandang anak-anaknya satu persatu lalu keluar dengan
perlahan sambil terbatuk batuk. Berjalan lemh diiringi suara bedug dan takbir
yang sayup-ssyup terdengar, sementara hujan mulai turun dengan deras
Ibu: (sambil menangis) “Malam hari raya dia pergi dan datang Untuk pergi kembali.
Seperti gelombang yang dimainkan oleh angin topan. Demikianlah nasib Ibu, Nak.”
Mintarsih: (Sambil Menangis Menghampiri Gunarto, Lalu Bergerak
Kedekat Jendela) “Bang…. bagaimanakah Abang? Tidak dapatkah Abang memaafkan
Ayah? Besok hari raya, sudah semestinya kita saling memaafkan. Abang tidak
kasihan? Kemana dia akan pergi setua itu. Hujan semakin deras
Maimun: (Kesal) “Tidak ada rasa belas kasihan. Tidak ada rasa tanggung jawab
terhadap adik-adiknya yang tidak berAyah lagi.”
25
Mintarsih: “Dalam hujan lebat seperti ini, Abang suruh dia pergi. Dia Ayah kita
Bang. Ayah kita sendiri!
Gunarto: (Memandang Adiknya) “Janganlah kalian lihat aku sebagai terdakwa.
Mengapa kalian menyalahkan aku saja? Aku sudah hilangkan semua rasa itu!
Sekarang kalian harus pilih, dia atau aku!”
Maimun: (Tiba-Tiba Bangkit Marahnya) “Tidak! Aku akan panggil kembali Ayahku
pulang! Aku tidak perduli apa yang Abang mau lakukan? Kalau perlu bunuh saja aku
kalau Abang mau! Aku akan panggil Ayahku! Ayahku pulang! Ayahku mesti pulang!”
MAIMUN LARI KELUAR RUMAH, SEMENTARA HUJAN MAKIN LEBAT
DIIRINGI SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN SAYUP-SAYUP TERDENGAR
Konflik penggalan teks drama tersebut terutama dipicu oleh….
A. Asih yang kesal terhadap Gunarto
B. Maimun yang marah terhadap Asih
C. Gumarto memaksakan kehendak yang sulit dipenuhi
D. Ibu menangis pada saat malam takbiran
E. Gunarto yang tidak mau menerima ayahnya yang kembali pulang
2. Pernyataan berikut yang merupakan deskripsi yang sesuai dengan tokoh
Gunarto
A. Gunarto berwatak jahat karena menolak kehadiran ayahnya
B. Gumarto merasa senang karena ayahnya sudah pulang.
C. Gunarto menyambut kedatangan ayahnya dengan rasa haru
D. Gumarto berwatak baik karena ia menghormati ayahnya
E. Gunarto berwatak baik karena mengambilkan air untuk ayahnya
3. Perhatikan kutipan dialog drama berikut!
I b u: “Gunarto!” (Mintarsih Dan Ibu Menangis)
Maimun: “Bang!”
Mintarsih: “Bang!”
Maimun: (Dengan Suara Agak Sedih) “Tapi, Bang. Lihat Ayah sudah Seperti
ini sekarang. Ia sudah tua bang Narto.”
Gunarto: “Maimun, sering benar kau ucapkan kalimat “Ayah” kepada orang
yang tidak berarti ini? Cuma karena ada seorang tua yang masuk ke rumah ini
dan ia mengatakan kalau ia Ayah kita, lalu kau sebut pula ia Ayah kita?
Padahal dia tidak kita kenal. Sama sekali tidak Maimun. Coba kau perhatikan
26
apakah kau benar-benar bisa merasakan kalau kau sedang berhadapan dengan
Ayah mu?”
Maimun: “Bang Narto, kita adalah darah dagingnya. Bagaimanapun buruknya
kelakuan dia kita tetap anaknya yang harus merawatnya.”
Gunarto: “Jadi maksudmu ini adalah kewajiban kita? Sesudah melepaskan
hawa nafsunya dimana-mana, lalu sekarang ia kembali lagi kesini karena sudah
tua dan kita harus memeliharanya? Huh, enak betul!”
I b u: (Bingung, Serba-Salah) “Gunarto, sampai hati benar kau Berkata
begitu terhadap Ayahmu. Ayah kandungmu.
Dialog yang berisi pesan/amanat dalam kutipan drama tersebut diucapkan
oleh…
A. Ibu
B. Mintarsih
C. Gunarto
D. Maimun
E. Ayah
4. Tokoh yang pergi meninggalkan keluarganya pada saat malam takbiran
adalah…
A. Gunarto
B. Ibu/Tina
C. Maimun
D. Mintarsih
E. Raden Saleh
5. Amanat yang dapat dipetik dari drama Ayahku pulang adalah, kecuali….
A. Seburuk apapun perbuatan orang tua hendaklah kita selalu hormat kepada
orang tua.
B. Berbicara terhadap orang tua dengan bahasa yang sopan
C. Bagaimanapun buruknya orang tua sebagai anak kita yang harus
merawatnya.
D. Perlakukanlah orang tuamu sekehendak hatimu!
E. Perlakukanlah orang tua dengan penuh kasih saying dan sopan santu
Kunci Jawaban
1. E
2. A
3. D
4. E
5. D
27
Tugas dan langkah Kegiatan
1. Dengarkanlah naskah drama berdasarkan pembacaan (bermain peran) yang
dilakukan oleh beberapa teman Anda!
2. Tuliskan hasil analisis sesuai dengan kemampuan Anda dengan membuat
catatan tentang tema, latar, alur, tokoh dan perwatakan tokoh, konflik,
amanat dan hal hal yang penting dalam drama tersebut!
3. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda di depan kelas!
1. Dengarkan pembacaan naskah drama berjudul Arloji karya P Hariyanto yang
akan dibacakan oleh beberapa temanmu!
2. Tuliskan tokoh-tokoh drama tersebut
•
•
•
•
3. Tentukan
a. Konflik dalam drama
b. Penyebab konflik
Petunjuk Belajar
28
c. Peristiwa akibat konflik
d. Tentukan tema drama tersebut
e. Tentukan pesan atau amanat dalam drama
f. Buatlah sinopsis drama berdasarkan dialog yang Anda dengar
g. Kaitkan isi drama itu dengan kehidupan sehari-hari!
29
1. Tontonlah sebuah drama di Gedung kesenian yang terdapat di kota Anda!
2. Laporkan hasil analisis pementasan drama yang telah Anda tonton di depan
kelas
3. Hal-hal yang harus dilaporkan adalah tema, watak, latar, alur, konflik, serta
amanat
Laporan hasil Analisis drama yang ditonton
_
Pengayaan
30
Refleksi
1. Apa yang saya pelajari dari aktivitas yang sudah dilakukan?
2. Apa sajakah hal yang aku pahami dan yang belum aku pahami? (tuliskan pada
tabel yang disediakan
Sudah paham Belum paham
31
3. Apa yang akan saya lakukan supaya saya lebih paham?
4. Apakah pengetahuan yang ingin aku ketahui lebih lanjut?
32
Lampiran Teks Drama
Arloji
Oleh P. Hariyanto
Pak Pikun : (muncul) langsung menuju ke arah Jidul ) Ayo! Mana! Berikan kembali
pada ku! Ayo! Mana!
Jidul : (ber- ah-uh, sambil memberikan isyarat yang menyatakan
ketidakmengertiannya)
Pak Pikun : Jangan berlagak pilon! Siapa lagi kalau bukan kamu yang mengambilnya?
Ayo, Jidul, kamu sembunyikan di mana, heh?
Jidul : (ber-ah-uh, semakin bingung dan takut)
Pak Pikun : Dasar maling! Belum sampai sebulan di sini, kamu sudah kambuh lagi,
ya? Dasar nggak tahu diri! Ayo, kembalikan kepadaku! Mana, heh?
Jidun : (meringkuk diam)
Pak Pikun : (semakin keras suaranya) Jidun! Kamu kembaikan apa tidak? Mau insyaf
apa tidak? Apa mau kupanggilkan orang-orangsekampung untuk
mencincangmu, heh? Kamu mau dipukuli seperti dulu lagi? Ayo, Mana?
Ibu : (muncul tergesa-gesa) Eh, ada apa, pak Pikun? Ada apa dengan si Jidul?
Pak Pikun : Anak ini memang tidak pantas dikasihani, Bu. Dia mencuri lagi, Bu!
Ibu : Mencuri? (tertegun) Kamu mencuri Jidul?
Jidul : (ber-ah-uh sambil menggoyangkan kepala dan tangannya)
Pak Pikun : Mungkir, ya? Padahal jelas, Bu! Tadi saya mandi. Setelah itu arloji saya
tertinggal di kamar mandi. Lalu, dia masuk entah mengapa, lalu tidak ada
lagi arloji saya, Bu.
Ibu : O, jadi, arloji Pak Pikun hilang, begitu?
Pak Pikun : Bukan hilang bu! Jelas telah dicurinya! Ayo, ngaku saja! Kamu ngaku saja,
Jidul!
Jidul : (ber-ah-uh mencoba menjelaskan ketidaktahuannya)
Pak Pikun : Masih mungkir? Minta kupukul?
Ibu : Sabar, Pak Pikun, sabar!
33
Pak Pikun : Maaf, Bu. Ini biar saya urus sendiri! Kamu baru mau ngaku kalau dipukul,
ya? Sini! (mau mukul si Jidun)
Jidun : (meloncat ke luar dikejar Pak Pikun)
Ibu : Sabar dulu, Pak Pikun! Diperiksa dulu! (mendesah sendiri) Ya, ampun!
Orang sudah tua kok, ya, masih gegabah, tidak sabar begitu
Tritid : (muncul membawa buku dan alat tulis) Uh, pagi-pagi sudah mencuri.
Mengganggu orang belajar saja!
Ibu : Belum jelas, Tritis.
Tritis : Ah, Ibu, sih, suka membela si Jidul! Siapa lagi kalau bukan dia yang
mengambil arloji Pak Pikun? Apa ibu lupa? Dia, kan, dulu ketahuan mencuri
ayam kita. Padahal sudah mau dipukuli orang sekampung. Untungnya, ia
dibela Ayah dan ditampung di rumah kita. Keenakan dia maka kini mencuri
lagi!
Ibu : Ya, memang dulu pernah mencuri. Itu karena ia kelaparan. Tetapi, belum
tentu sekarang dia mengambil arloji Pak Pikun, Tritis!
Tritis : Kalau bukan si Jidul, apa ibu, atau aku yang mengambil arloji itu? (tertawa)
Ibu : (menemukan ide) Ah! Mungkin masih di kamar mandi, Tritis! Atau, mungkin
dekat tempat jemuran. Pak Pikun kan pelupa! (bersama Tritis melangkah ke
kiri akan keluar, tetapi kemudian terhenti)
Terdengar suara rebut-ribut, Si Jidul kembali meloncat masuk dari kanan. Maunya
berlari, tetapi tersandung sesuatu. Ia jatuh terguling mengejutkan Ibu dan
Tritis. Sebelum sempat bangkit, Pak Pikun sudah keburu masuk pula dan
menangkapnya dengan geram.
Pak Pikun : (sambil mengacung-acungkan gada besar, tangan kirinya tetap
mencengkram leher kaus si Jidul) Mau lari ke mana, heh? Kupukul kamu
sekarang!
Ibu ; Sabar, pak! Tunggu dulu!
Pak Pikun : Tunggu apa lagi Bu? Anak ngga bener ini harus saya ajar biar kapok.
(akan memukulkan gadanya)
Ibu : Tunggu dulu! Siapa tahu Jidul benar tidak mencuri dan Pak Pikun yang
tidak benar menaruh arlojinya!
Tritis : (melihat tangan Pak Pikun) Eh, lihat! Arlojinya, kan itu! Di pergelangan
tangan kananmu Pak Pikun! Lihat! (tertawa ngakak)
Ibu : Oh. Iya! Betul! Dasar Pak Pikun, ya pikun! (tertawa geli)
34
Pak Pikun : (tertegun memandang pergelangan kanannya. Dilepaskannya si Jidul.
Diamat-amatinya arloji itu. Gadanya sudah dijatuhkan. Dengan sangat malu
ia berjalan ke luar tertegun-tegun, diiringi gelak tawa Ibu dan Tritis,
sementara itu si Jidul pun tertawa dengan caranya sendiri.)
(dikutip dari Modul Cerita Rekaan dan Drama EPN 3101 dalam buku Basis. Tika Hatikah dan Mulyanis 2007)
Tata Panggung:
Panggung menggambarkan sebuah ruangan dalam dari sebuah rumah yang sangat sederhana dengan
sebuah jendela agak tua. Dikiri kanan ruangan terdapat pintu. Disebelah kiri ruangan terdapat satu set
kursi dan meja yang agak tua, disebelah kanan terdapat sebuah meja makan kecil dengan empat buah
kursinya, tampak cangkir teh, kue-kue dan peralatan lainnya diatas meja. Suara adzan di latar belakang
menunjukkan saat berbuka puasa.
Sebelum layar diangkat sebaiknya terlebih dahulu sudah terdengar suara beduk bersahut-sahutan
diiringi suara takbir beberapa kali sebagai tanda kalau esok adalah hari raya idul fitri. Suara bedug dan
takbir sebaiknya terus terdengar dari mulai layar diangkat/sandiwara dimulai sampai akhir
pertunjukkan ini. Ketika sandiwara dimulai/layar panggung diangkat, tampak ibu sedang duduk dikursi
dekat jendela. Ekspresinya kelihatan sedih dan haru mendengar suara beduk dan takbiran yang
bersahut-sahutan itu. Kemudian masuk kepanggung gunarto.
Gunarto: “Ibu masih berfikir lagi…”
I b u: “Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut Sahutan.” “Pada malam hari raya
seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun.”
Gunarto: “Ayah…”
I b u: “Keesokan harinya Hari Raya, selesai shollat ku ampun dosanya…”
Gunarto: “Kenapa masih Ibu ingat lagi masa lampau itu? Mengingat orang yang sudah tidak ingat lagi
kepada kita?”
I b u: (Memandang Gunarto) “Aku merasa bahwa ia masih ingat kepada kita.”
Gunarto: (Bergerak Ke Meja Makan) “Mintarsih kemana, Bu?”
I b u: “Mintarsih keluar tadi mengantarkan jahitan, Narto.”
Gunarto: (Heran) “Mintarsih masih juga mengambil upah jahitan, Bu?” “Bukankah seharusnya ia tidak
usah lagi membanting tulang sekarang?”
I b u: “Biarlah Narto. Karena kalau ia sudah kawin nanti,
kepandaiannya itu tidak sia-sia nanti.”
Gunarto: (Bergerak Mendekati Ibu, Lalu Bicara Dengan Lembut) “Sebenarnya Ibu mau mengatakan
kalau penghasilanku tidak cukup untuk membiayai makan kita sekeluarga kan, Bu?” (Diam Sejenak.
Pause) “Bagaimana dengan lamaran itu, Bu?”
I b u: “Mintarsih nampaknya belum mau bersuami, Narto.. Tapi dari pihak orang tua anak lelaki itu
terus mendesak Ibu saja..”
Gunarto: “Apa salahnya, Bu? Mereka uangnya banyak!”
35
I b u: “Ah… uang, Narto?”
Gunarto: (Sadar Karena Tadi Berbicara Salah) “Maaf Bu… bukan maksud aku mau menjual adik
sendiri” (Lalu Bicara Dengan Dirinya Sendiri). “Ah… aku jadi mata duitan… yah mungkin karena
hidup yang penuh penderitaan ini…”
I b u: (Menerawang) “Ayahmu seorang hartawan yang mempunyai tanah dan kekayaan yang sangat
banyak, mewah diwaktu kami menikah dulu. Tetapi kemudian, seperti pokok yang ditiup angin
kencang, buahnya gugur karena…” (Suasana Sejenak Hening, Penuh Tekanan Bathin, Suara Ibu Lemah
Tertekan) “Uang Narto! Tidak Narto, tidak… aku tidak mau terkena dua kali, aku tidak mau adikmu
bersuamikan seorang Hartawan, tidak… cukuplah aku saja sendiri. Biarlah ia hidup sederhana,
Mintarsih mestilah bersuamikan orang yang berbudi tinggi, mesti, mesti…”
Gunarto: (Coba Menghibur Ibu) “Tapi kalau bisa kedua-duanya Sekaligus Bu? Ada harta ada budi.”
I b u:”Dimanalah dicari, Narto? Adik kau Mintarsih hanyalah seorang gadis biasa. Apalagi sekarang ini
keadaan kita susah? Kita tidak punya uang dirumah? Sebentar hari lagi uang simpananku yang
terakhirpun akan habis pula.”
Gunarto: (Diam Berfikir, Kemudian Kesal) “Semua ini adalah karena ulah Ayah! Hingga Mintarsih
harus menderita pula! Sejak kecil Mintarsih sudah merasakan pahit getirnya kehidupan. Tapi kita harus
mengatasi kesulitan ini, Bu! Harus! Ini kewajibanku sebagai abangnya, aku harus lebih keras lagi
berusaha!” (Hening Sejenak Pause. Lalu Bicara Kepada Dirinya Sendiri) Kalau saja aku punya uang
sejuta…
I b u: “Buat perkawinan Mintarsih, lima ratus ribu rupiah saja sudah cukup,Narto.” (Ibu Coba
Tersenyum) “Sesudah Mintarsih nanti, datanglah giliranmu Narto…”
Gunarto: (Kaget) “Aku kawin,Bu? Belum bisa aku memikirkan kesenangan untuk diriku sendiri
sekarang ini, Bu. Sebelum saudara-saudaraku senang dan Ibu ikut mengecap kebahagiaan atas jerih
payahku nanti Bu.”
SUARA BEDUG DAN TAKBIR TERDENGAR LEBIH KERAS SEDIKIT.
I b u: “Aku sudah merasa bahagia kalau kau bahagia, Narto. Karena nasibku bersuami tidak baik benar.”
(Kembali Fikirannya Menerawang) “Dan kata orang bahagia itu akan turun kepada anaknya.” (Pause
Lalu Terdengar Suara Bedug Takbir Lebih Keras Lagi. Ibu Mulai Bicara Lagi) “Malam hari raya sewaktu
ia pergi itu, tak tahu aku apa yang mesti aku kerjakan? Tetapi…” (KEMBALI SEDIH DAN HARU)
Gunarto: (Tampak Kesal Lalu Mengalihkan Pembicaraan) “Maimun lambat benar pulang hari ini, Bu?”
I b u: “Barangkali banyak yang harus dikerjakannya? Karena katanya mungkin bulan depan dia naik
gaji.”
Gunarto: “Betul bu itu? Maimun memang pintar, otaknya encer. Tapi karena kita tak punya uang kita
tak bisa membiayai sekolahnya lebih lanjut lagi. Tapi kalau ia mau bekerja keras, tentu ia akan menjadi
orang yang berharga di masyarakat!”
I b u : (Agak Mengoda) “Narto… siapa gadis yang sering ku lihat bersepeda bersamamu?”
Gunarto: (Kaget. Gugup) “Ah…dia itu cuma teman sekerja, Bu.”
I b u: “Tapi Ibu rasa pantas sekali dia buat kau, Narto. Meskipun Ibu lihat dia bukanlah orang yang
36
rendah seperti kita derajatnya. Tapi kalau kau suka…”
Gunarto(Memotong Bicara Ibu) “Ah… buat apa memikirkan kawin sekarang, Bu? Mungkin kalau
sepuluh tahun lagi nanti kalau sudah beres.”
I b u: “Tapi kalau Mintarsih nanti sudah kawin, kau mesti juga Narto? Kau kan lebih tua.” (Diam
Sebentar Lalu Terkenang) “Waktu Ayahmu pergi pada malam hari raya itu, ku peluk kalian anak-
anakku semuanya, hilang akalku…”
Gunarto: “Sudahlah Bu. Buat apa mengulang kaji lama?” MASUK MAIMUN DIA TAMPAK
KELIHATAN SENANG.
Maimun: (Setelah Meletakkan Tas Kerjanya Lalu Bicara) ”Lama menunggu, Bu? Bang?”
Gunarto: “Ah tidak…”
I b u: “Agak lambat hari ini, Mun? Dimana kau berbuka puasa tadi?”
Maimun: “Kerja lembur, Bu. Tadi aku berbuka puasa bersama teman dikantor. Tapi biarlah, buat
perkawinan Mintarsih nanti. Eh, mana dia Bu?”
I b u: “Mengantarkan jahitan…”
Maimun: (Menghampiri Gunarto Lalu Duduk Disebelahnya) “Bang, ada Kabar aneh, nih! Tadi pagi aku
berjumpa dengan seorang tua yang serupa benar dengan Ayah?”
Gunarto: (Tampak Tak Terlalu Mendengarkan) “Oh, begitu?”
Maimun: “Waktu Pak Tirto berbelanja disentral, tiba-tiba ia berhadapan dengan seorang tua kira-kira
berumur enam puluh tahun. Ia kaget juga?! Karena orang tua itu seperti yang pernah dikenalnya?
Katanya orang tua itu serupa benar dengan Raden Saleh. Tapi kemudian orang itu menyingkirkan diri
lalu menghilang dikerumunan orang banyak!”
Gunarto: “Ah, tidak mungkin dia ada disini…”
I b u: (Setelah Diam Sebentar) “Aku kira juga dia sudah meninggal dunia atau keluar negeri. Sudah dua
puluh tahun semenjak dia pergi pada malam hari raya seperti ini.”
Maimun: “Ada orang mengatakan dia ada Singapur, Bu?”
I b u: “Tapi itu sudah sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu kata orang dia mempunyai toko yang sangat
besar disana. Dan kata orang juga yang pernah melihat, hidupnya sangat mewah.”
Gunarto: (Kesal) “Ya! Tapi anaknya makan lumpur!”
I b u: (Seperti Tidak Mendengar Gunarto) “Tapi kemudian tak ada lagi sama sekali kabar apapun
tentang Ayahmu. Apalagi sesudah perang sekarang ini, dimana kita dapat bertanya?”
Maimun: “Bagaimana rupa Ayah yang sebenarnya, Bu?”
I b u: “Waktu ia masih muda, ia tak suka belajar. Tidak seperti kau. Ia lebih suka berfoya-foya.
Ayahmu pada masa itu sangat disegani orang. Ia suka meminjamkan uang kesana kemari. Dan itulah…”
Gunarto: (Kesal Lalu Mengalihkan Pembicaraan) “Selama hari raya ini berapa hari kau libur, Mun?”
Maimun: “Dua hari, Bang.”
I b u: “Oh ya! Hampir lupa masih ada makanan yang belum Ibu Taruh dimeja. IBU LALU MASUK
KEDALAM
Gunarto: (Setelah Diam Sebentar) “Pak Tirto bertemu dengan orang tua Itu kapan, Mun?”
37
Maimun: “Kemarin sore, Bang. Kira-kira jam setengah tujuh.”
Gunarto: “Bagaimana pakaiannya?”
Maimun: “Tak begitu bagus lagi katanya. Pakaiannya sudah compang camping dan kopiahnya sudah
hampir putih.”
Gunarto: (Acuh Saja) “Oh begitu?”
Maimun: “Kau masih ingat rupa Ayah, Bang?”
Gunarto: (Cepat) “Tidak ingat lagi aku.”
Maimun: “Semestinya abang ingat, karena umur abang waktu itu sudah delapan tahun. Sedangkan aku
saja masih ingat, walaupun samar-samar.”
Gunarto: (Agak Kesal) “Tidak ingat lagi aku. Sudah lama aku paksa Diriku untuk melupakannya.”
Maimun: (Terus Bicara) “Pak Tirto banyak cari tanya tentang Ayah.” IBU KELUAR KEMBALI
MEMBAWA MAKANAN LALU BERGABUNG LAGI DENGAN MEREKA.
I b u: “Ya, kata orang Ayahmu seorang yang baik hati.” (MENERAWANG) “Jika ia berada disini
sekarang, dirumah ini, besok hari raya, tentu ia bisa bersenang-senang dengan anak-anaknya…”
Gunarto: (Mengalihkan Pembicaraan) “Eh, Mintarsih seharusnya sudah pulang sekarang… jam berapa
sekarang ini?”
Maimun: “Bang Narto. Ada kabar aneh lagi nih! Tadi pagi aku Berkenalan dengan orang India. Dia
mengajarkan aku bahasa Urdu, dan aku memberikan pelajaran bahasa Indonesia kepada dia!
Gunarto: “Baguslah itu. Kau memang harus mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya. Supaya nanti
dapat dibanggakan kalau kau bisa jadi orang yang sangat berguna bagi masyarakat! Jangan seperti aku
ini, hanya lulusan sekolah rendah. Aku tidak pernah merasakan atau bisa lebih tinggi lagi, karena aku
tidak punya Ayah. Tidak ada orang yang mau membantu aku. Tapi kau Maimun, yang sekolah cukup
tinggi, bekerjalah sekuat tenagamu! Aku percaya kau pasti bisa memenuhi tuntutan zaman sekarang
ini!” MASUK MINTARSIH SEORANG ANAK GADIS YANG TAMPAK RIANG. IA MEMBAWA
SESUATU YANG TAMPAKNYA UNTUK KEPERLUAN HARI RAYA BESOK.
Mintarsih: “Ah…. sudah berbuka puasa semuanya?”
I b u: “Tadi kami menunggu kau, tapi lama benar?” (Mintarsih Bergerak Mendekati Jendela Lalu
Melongokkan Kepalanya Melihat Keluar) “Makanlah… Apa yang kau lihat diluar?”Mintarsih: “Waktu
saya lewat disitu tadi…” (Menoleh Melihat GunartoYang Tampak Acuh Saja) “Bang Narto… dengarlah
dulu…”
Gunarto: (Tenang) “Ya, aku dengar.”
Mintarsih: “Ada orang tua diujung jalan ini. Dari jembatan sana melihat lihat kearah rumah kita.
Nampaknya seperti seorang pengemis.” (Semua Diam) “Yah… kenapa semua jadi diam?” GUNARTO
TERTUNDUK MEMBISU
Maimun: (Dengan Cepat) “Orang tua? Bagaimana rupanya?”
Mintarsih: “Hari agak gelap. Jadi tidak begitu jelas kelihatannya… tapi orangnya…”
TINGGI ATAU PENDEK TERGANTUNG PEMERAN, SUARA BEDUG AGAK KERAS TERDENGAR.
Maimun: (Bangkit Dari Duduknya Lalu Melihat Ke Jendela) “Coba ku lihat!”
38
KEMUDIAN MAIMUN KELUAR TAK LAMA MASUK KEMBALI, LALU MELONGOKKAN
KEPALANYA KE JENDELA LAGI
Gunarto: (Menoleh Sedikit Kepada Maimun) “ Siapa Mun?”
Maimun: “Tak ada orang kelihatannya?!” (Duduk Kembali)
I b u: (Tampak Sedih) “Malam hari raya seperti ini ia berlalu dulu itu…” (Terkenang) Mungkin …”
Gunarto: (Agak Kesal) “Ah Bu, lupakan sajalah apa yang sudah berlalu itu.”
SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN TERDENGAR AGAK JELAS KETIKA SUASANA HENING,
SAMBIL MENUNGGU DIALOG.
I b u: “Waktu kami masih sama-sama muda, kami sangat berkasih kasihan. Sejelek-jelek Ayahmu,
banyak juga kenangan-kenangan di masa itu yang tak dapat Ibu lupakan. Nak, mungkin ia kembali
juga?”
SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN MAKIN SAYUP-SAYUP LALU TERDENGAR SUARA ORANG
MEMBERI SALAM DARI PINTU LUAR.
R. Saleh: “Assalamualaikum, assalamualaikum… apa disini rumahnya Nyonya Saleh?”
I b u: “Astagfirullah! Seperti suara Ayahmu, nak? Ayahmu pulang, nak! “
IBU BERGERAK MENDEKATI PINTU RUMAH LALU MEMBUKA PINTU LEBIH LEBAR. DAN
NAMPAK RADEN SALEH BERDIRI DIHADAPANNYA. SUASANA JADI HENING TIBA-TIBA.
HANYA TERDENGAR SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN YANG SAYUP-SAYUP NAMUN JELAS
TERDENGAR.
R. Saleh: (Setelah Lama Berpandangan) “Tina? Engkau Tina?”
I b u: (Agak Gugup) “Saleh? Engkau Saleh? Engkau banyak berubah, Saleh.”
R. Saleh: (Tersenyum Malu) “Ya aku berubah, Tina. Dua puluh tahun perceraian merubah wajahku.”
(Kemudian Memandangi Anak-Anaknya Satu Persatu) “Dan ini tentunya anak-anak kita semua?”
I b u: “Ya, memang ini adalah anak-anakmu semua. Sudah lebih besar dari Ayahnya. Mari duduk, dan
pandangilah mereka.
R. Saleh: (Ragu) “Apa? Aku boleh duduk, Tina?” MINTARSIH MENARIK KURSI UNTUK
MEMPERSILAHKAN RADEN SALEH DUDUK.
I b u: “Tentu saja boleh. Mari…” (Menuntun raden saleh sampai ke kursi) Ayahmu pulang, Nak.
Maimun: (Gembira Lalu Berlutut Dihadapan Raden Saleh) ”Ayah, aku Maimun.”
R. Saleh: “Maimun? Engkau sudah besar sekarang, Nak. Waktu aku Pergi dulu, engkau masih kecil
sekali. Kakimu masih lemah, belum dapat berdiri.” (Diam sebentar lalu melihat mintarsih) “Dan Nona
ini, siapa?”
Mintarsih: “Saya Mintarsih, Ayah.” (Lalu Mencium Tangan Ayahnya)
R. Saleh: “Ya, ya… Mintarsih. Aku dengar dari jauh bahwa aku mendapat seorang anak lagi. Seorang
putri”. (Memandang Wajah Mintarsih) “Engkau cantik, Mintarsih. Seperti Ibumu dimasa muda.” (Ibu
Tersipu Malu) “Aku senang sekali. Tak tahu apa yang harus ku lakukan?”
I b u: “Aku sendiri tidak tahu dimana aku harus memulai berbicara? Anak-anak semuanya sudah besar
seperti ini. Aku kira inilah bahagia yang paling besar.”
39
R. Saleh: (Tersenyum Pahit) “Ya, rupanya anak-anak dapat juga besar walaupun tidak dengan
Ayahnya.”
I b u: “Mereka semua sudah jadi orang pandai sekarang. Gunarto bekerja diperusahaan tenun. Dan
Maimun tak pernah tinggal kelas selama bersekolah. Tiap kali keluar sebagai yang pertama dalam ujian.
Sekarang mereka sudah mempunyai penghasilan masing-masing. Dan Mintarsih dia ini membantu aku
menjahit.”
Mintarsih: (Malu) “Ah, Ibu.”
R. Saleh: (Sambil Batuk-Batuk) “Sepuluh tahun aku menjadi seorang saudagar besar disingapur. Aku
menjadi kepala perusahaan dengan pegawai berpuluh-puluh orang. Tapi malang bagiku, toko itu habis
terbakar. Lalu seolah-olah seperti masih belum puas menyeret aku kelembah kehancuran, saham-
saham yang ku beli merosot semua nilainya sehabis perang ini. Sesudah itu semua segala yang
kukerjakan tak ada lagi yang sempurna. Sementara aku sudah mulai tua. Lalu tempat tinggalku,
keluargaku, anak isteriku tergambar kembali didepan mata dan jiwaku. Kalian seperti mengharapkan
kasihku.” (Batuk-batuk. Lalu memandang Gunarto) “Maukah engkau memberikan air segelas buat ku
Gunarto? Hanya engkau yang tidak…”
I b u: (Gelisah Serba Salah) “Narto, Ayahmu yang berbicara itu.” “Mestinya engkau gembira, nak. Sudah
semestinya Ayah berjumpa kembali dengan anak-anaknya yang sudah sekian lama tidak bertemu.”
R. Saleh: “Kalau Narto tak mau, engkaulah Maimun. Maukah kau memberikan Ayah air segelas?”
Maimun: “Baik, Ayah.” MAIMUN BERGERAK HENDAK MENGAMBILKAN AIR MINUM, TAPI
NIATNYA TERHENTI OLEH TEGURAN KERAS GUNARTO.
Gunarto: “Maimun! Kapan kau mempunyai seorang Ayah!”
I b u: “Gunarto!” (Sedih, Gelisah Dan Mulai Menangis)
Gunarto: (Bicara Perlahan Tapi Pahit) “Kami tidak mempunyai Ayah, Bu. Kapan kami mempunyai
seorang Ayah?”
I b u: (Agak Keras Tapi Tertahan) “Gunarto! Apa katamu itu!”
Gunarto: “Kami tidak mempunyai seorang Ayah kataku. Kalau kami mempunyai Ayah, lalu apa
perlunya kami membanting tulang selama ini? Jadi budak orang! Waktu aku berumur delapan tahun,
aku dan Ibu hampir saja terjun kedalam laut, untung Ibu cepat sadar. Dan jika kami mempunyai Ayah,
lalu apa perlunya aku menjadi anak suruhan waktu aku berumur sepuluh tahun? Kami tidak
mempunyai seorang Ayah. Kami besar dalam keadaan sengsara. Rasa gembira didalam hati sedikitpun
tidak ada. Dan kau Maimun,. Lupakah engkau waktu menangis disekolah rendah dulu? Karena kau
tidak bisa membeli kelereng seperti kawan-kawanmu yang lain. Dan kau pergi kesekolah dengan
pakaian yang sudah robek dan tambalan sana-sini? Itu semua terjadi karena kita tidak mempunyai
seorang Ayah! Kalau kita punya seorang Ayah, lalu kenapa hidup kita melarat selama ini!”
IBU DAN MINTARSIH MULAI MENANGIS DAN MAIMUN MERASA SEDIH.
Maimun: “Tapi bang, Narto. Ibu saja sudah memaafkannya. Kenapa kita tidak?”
Gunarto: (Sikapnya Dingin, Namun Keras) “Ibu seorang perempuan. Waktu aku kecil dulu, aku pernah
menangis dipangkuan Ibu karena lapar, dingin dan penyakitan, dan Ibu selalu bilang “Ini semua adalah
40
kesalahan Ayahmu, Ayahmu yang harus disalahkan.” Lalu kemudian aku jadi budak suruhan orang!
Dan Ibu jadi babu mencuci pakaian kotor orang lain! Tapi aku berusaha bekerja sekuat tenagaku! Aku
buktikan kalau aku dapat memberi makan keluargaku! Aku berteriak kepada dunia, aku tidak butuh
pertolongan orang lain! Yah.. orang yang meninggalkan anak dan isterinya dalam keadaan sengsara.
Tapi aku sanggup menjadi orang yang berharga, meskipun aku tidak mengenal kasih sayang seorarng
ayah! Waktu aku berumur delapan belas tahun, tak lain yang selalu terbayang dan terlihat diruang
mataku hanya gambaran Ayahku yang telah sesat! Ia melarikan diri dengan seorang perempuan asing
yang lalu menyeretnya kedalam lembah kedurjanaan! Lupa ia kepada anak dan isterinya! Juga lupa ia
kepada kewajibannya karena nafsunya telah membawanya kepintu neraka! Hutangnya yang
ditinggalkan kepada kita bertimbun-timbun! Sampai-sampai buku tabunganku yang disimpan oleh Ibu
ikut hilang juga bersama Ayah yang minggat itu! Yah, masa kecil kita sungguh-sungguh sangat tersiksa.
Maka jika memang kita mempunyai Ayah, maka Ayah itulah musuhku yang sebesar-besarnya!”
I b u: “Gunarto!” (Mintarsih Dan Ibu Menangis)
Maimun: “Bang!”
Mintarsih: “Bang!” KALAU MUNGKIN DIALOG MEREKA BERTIGA TADI DIUCAPKAN
BERBARENGAN
Maimun: (Dengan Suara Agak Sedih) “Tapi, Bang. Lihat Ayah sudah Seperti ini sekarang. Ia sudah tua
bang Narto.”
Gunarto: “Maimun, sering benar kau ucapkan kalimat “Ayah” kepada orang yang tidak berarti ini?
Cuma karena ada seorang tua yang masuk kerumah ini dan ia mengatakan kalau ia Ayah kita, lalu kau
sebut pula ia Ayah kita? Padahal dia tidak kita kenal. Sama sekali tidak Maimun. Coba kau perhatikan
apakah kau benar-benar bisa merasakan kalau kau sedang berhadapan dengan Ayah mu?”
Maimun: “Bang Narto, kita adalah darah dagingnya. Bagaimanapun buruknya kelakuan dia kita tetap
anaknya yang harus merawatnya.”
Gunarto: “Jadi maksudmu ini adalah kewajiban kita? Sesudah melepaskan hawa nafsunya dimana-
mana, lalu sekarang ia kembali lagi kesini karena sudah tua dan kita harus memeliharanya? Huh, enak
betul!”
I b u: (Bingung, Serba-Salah) “Gunarto, sampai hati benar kau Berkata begitu terhadap Ayahmu. Ayah
kandungmu.
Gunarto: (Cepat) “Ayah kandung? Memang Gunarto yang dulu pernah punya Ayah, tapi dia sudah
meninggal dunia dua puluh tahun yang lalu. Dan Gunarto yang sekarang adalah Gunarto yang dibentuk
oleh Gunarto sendiri! aku tidak pernah berhutang budi kepada siapapun diatas dunia ini. Aku merdeka,
semerdeka merdekanya, Bu!” SUARA BEDUG DAN TAKBIR BERSAHUT-SAHUTAN DIIRINGI
SUARA TANGIS IBU DAN MINTARSIH.
R. Saleh: (Diantara Batuknya) “Aku memang berdosa dulu itu. Aku mengaku. Dan itulah sebabnya aku
kembali pada hari ini. Pada hari tuaku untuk memperbaiki kesalahan dan dosaku. Tapi ternyata
sekarang…. yah, benar katamu Narto. Aku seorang tua dan aku tidak bermaksud untuk mendorong-
dorongkan diri agar diterima dimana tempat yang aku tidak dikehendaki.” (Berfikir,sementara maimun
41
tertunduk diam dan mintarsih menangis dipelukan ibunya) “Baiklah aku akan pergi. Tapi tahukah kau
Narto, bagaimana sedih rasa hatiku. Aku yang pernah dihormati, orang kaya yang memiliki uang
berjuta-juta banyaknya, sekarang diusir sebagai pengemis oleh seorang anak kandungnya sendiri… tapi
biarlah sedalam apapun aku terjerumus kedalam kesengsaraan, aku tidak akan mengganggu kalian
lagi.” (Berdiri Hendak Pergi, Tetap Batuk-Batuk)
Maimun: (Menahan) “Tunggu dulu, Ayah! Jika Bang Narto tidak mau menerima Ayah, akulah yang
menerima Ayah. Aku tidak perduli apa yang terjadi!”
Gunarto: “Maimun! Apa pernah kau menerima pertolongan dari orang tua seperti ini? Aku pernah
menerima tamparan dan tendangan juga pukulan dari dia dulu! Tapi sebiji djarahpun, tak pernah aku
menerima apa-apa dari dia!”
Maimun: “Jangan begitu keras, Bang Narto.”
Gunarto: (Marah, Dengan Cepat) “Jangan kau membela dia! Ingat, siapa yang membesarkan kau! Kau
lupa! Akulah yang membiayaimu selama ini dari penghasilanku sebagai kuli dan kacung suruhan!
Ayahmu yang sebenar-benarnya adalah aku!”
Mintarsih: “Engkau menyakiti hati Ibu, Bang.” (Sambil Tersedu-Sedu)
Gunarto: “Kau ikut pula membela-bela dia! Sedangkan untuk kau, aku juga yang bertindak menjadi
Ayahmu selama ini! Baiklah, peliharalah orang itu jika memang kalian cinta kepadanya! Mungkin kau
tidak merasakan dulu pahit getirnya hidup karena kita tidak punya seorang Ayah. Tapi sudahlah, demi
kebahagiaan saudara-saudaraku, jangan sampai menderita seperti aku ini.” IBU DAN MINTARSIH
TERUS MENANGIS, SEMENTARA MAIMUN DIA KAKU, SUARA BEDUG DAN TAKBIR TERUS
BERSAHUT-SAHUTAN. LALU TERDENGAR SUARA GEMURUH PETIR DAN HUJANPUN TURUN.
R. Saleh: “Aku mengerti… bagiku tidak ada jalan untuk kembali. Jika Aku kembali aku hanya
mengganggu kedamaian dan kebahagiaan anakku saja. Biarlah aku pergi. Inilah jalan yang terbaik.
Tidak ada jalan untuk kembali. RADEN SALEH BERGERAK PERLAHAN SAMBIL BATUK-BATUK,
SEMENTARA MAIMUN MENGIKUTI DARI BELAKANG.
Maimun: “Ayah, apa Ayah punya uang? Ayah sudah makan?”
Mintarsih: (Dengan Air Mata Tangisan) “Kemana Ayah akan pergi sekarang?”
R. Saleh: “Tepi jalan atau dalam sungai. Aku cuma seorang pengemis sekarang. Seharusnya memang
aku malu untuk masuk kedalam rumah ini yang kutinggalkan dulu. Aku sudah tua lemah dan sadar,
langkahku terayun kembali. Yah, sudah tiga hari aku berdiri didepan sana, tapi aku malu tak sanggup
sebenarnya untuk masuk kesini. Aku sudah tua, dan…” RADEN SALEH MEMANDANGI ANAK-
ANAKNYA SATU PERSATU LALU KELUAR DENGAN PERLAHAN SAMBIL BATUK-BATUK.
BERJALAN LEMAH DIIRINGI SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN YANG SAYUP-SAYUP MASIH
TERDENGAR, SEMENTARA HUJAN MULAI TURUN DENGAN DERAS.
I b u: (Sambil Menangis) “Malam hari raya dia pergi dan datang Untuk pergi kembali. Seperti
gelombang yang dimainkan oleh angin topan. Demikianlah nasib Ibu, Nak.”
42
Mintarsih: (Sambil Menangis Menghampiri Gunarto, Lalu Bergerak Kedekat Jendela) “Bang….
bagaimanakah Abang? Tidak dapatkah Abang memaafkan Ayah? Besok hari raya, sudah semestinya kita
saling memaafkan. Abang tidak kasihan? Kemana dia akan pergi setua itu?” HUJAN SEMAKIN DERAS
Maimun: (Kesal) “Tidak ada rasa belas kasihan. Tidak ada rasa tanggung jawab terhadap adik-adiknya
yang tidak berAyah lagi.”
Mintarsih: “Dalam hujan lebat seperti ini, Abang suruh dia pergi. Dia Ayah kita Bang. Ayah kita
sendiri!
Gunarto: (Memandang Adiknya) “Janganlah kalian lihat aku sebagai terdakwa. Mengapa kalian
menyalahkan aku saja? Aku sudah hilangkan semua rasa itu! Sekarang kalian harus pilih, dia atau aku!”
Maimun: (Tiba-Tiba Bangkit Marahnya) “Tidak! Aku akan panggil kembali Ayahku pulang! Aku tidak
perduli apa yang Abang mau lakukan? Kalau perlu bunuh saja aku kalau Abang mau! Aku akan panggil
Ayahku! Ayahku pulang! Ayahku mesti pulang!” MAIMUN LARI KELUAR RUMAH, SEMENTARA
HUJAN MAKIN LEBAT DIIRINGI SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN SAYUP-SAYUP TERDENGAR..
Gunarto: “Maimun kembali!” GUNARTO CEPAT HENDAK MENYUSUL MAIMUN TAPI TIDAK
JADI LALU PERLAHAN-LAHAN DUDUK KEMBALI. IBU DAN MINTARSIH MENANGIS.
SUASANA HENING SEJENAK HANYA TERDENGAR SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN SERTA
GEMURUH HUJAN. TAK BERAPA LAMA TAMPAK MAIMUN MASUK KEMBALI. NAMUN IA
HANYA MEMBAWA PAKAIAN DAN KOPIAH AYAHNYA SAJA. MAIMUN KELIHATAN
MENANGIS.
Mintarsih: “Mana Ayah, Bang?”
I bu: “Mana Ayahmu?”
Maimun: “Tidak aku lihat. Hanya kopiah dan bajunya saja yang kudapati…”
Gunarto: “Maimun, dimana kau dapatkan baju dan kopiah itu?”
Maimun: “Dibawah lampu dekat jembatan…”
Gunarto: “Lalu Ayah? Bagaimana dengan Ayah? Dimana Ayah?”
Maimun: “Aku tidak tahu…”
Gunarto:(Kaget dan Sadar) “Jadi, jadi Ayah meloncat kedalam sungai!”
I b u: (Menjerit) “Gunarto….!”
Gunarto: (Berbicara Sendiri Sambil Memeggang Pakaian Dan Kopiah Ayahnya. Tampak
Menyesal) “Dia tak tahan menerima penghinaan dariku. Dia yang biasa dihormati orang, dan dia yang
angkuh, yah, angkuh seperti diriku juga… Ayahku. Aku telah membunuh Ayahku. Ayahku sendiri.
Ayahku pulang, Ayahku pulang…” GUNARTO BERTERIAK MEMANGGIL-MANGGIL AYAHNYA
LALU LARI KELUAR RUMAH DAN TERUS BERTERIAK-TERIAK SEPERTI ORANG GILA. IBU
MINTARSIH DAN MAIMUN BERBARENGAN BERTERIAK MEMANGGIL GUNARTO
“GUNARTO….!!” SUARA BEDUG BERSAHUT-SAHUTAN DIIRINGI TAKBIR. SEMENTARA HUJAN
MASIH SAJA TURUN DENGAN DERASNYA. LAMPU PANGGUNG PERLAHAN-LAHAN MATI
LALU LAYAR TURUN.

More Related Content

What's hot

PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)
PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)
PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)Erato Dido Evandra
 
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS XPPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS XIndra Nurdianto
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapAchmad Anang Aswanto
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka BelajarAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka BelajarMuhamad Yogi
 
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptx
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptxAksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptx
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptxQorry Debby Ismayati
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksiPpt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksisriningsihdwisetyori
 
Unsur intrinsik cerpen
Unsur  intrinsik cerpenUnsur  intrinsik cerpen
Unsur intrinsik cerpenDelina Rahayu
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfsteffaniemalauhollo
 
2. teks cerita fantasi
2. teks cerita fantasi2. teks cerita fantasi
2. teks cerita fantasiHerzaAlwanny
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi Rubyrubi26
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptxAtikIndarini2
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdfAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdfTattiHerawati1
 
PPT TEKS TANGGAPAN.pptx
PPT TEKS TANGGAPAN.pptxPPT TEKS TANGGAPAN.pptx
PPT TEKS TANGGAPAN.pptxUtamiAndriani
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 

What's hot (20)

PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)
PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)
PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)
 
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS XPPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
 
Model Assure
Model AssureModel Assure
Model Assure
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
PRESENTASI P5.pptx
PRESENTASI P5.pptxPRESENTASI P5.pptx
PRESENTASI P5.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka BelajarAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar
 
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptx
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptxAksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptx
Aksi Nyata Topik 2 Kurikulum Merdeka ppt.pptx
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Ppt hikayat
Ppt hikayatPpt hikayat
Ppt hikayat
 
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksiPpt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
Ppt KD 3.15 unsur buku fiksi dan buku nonfiksi
 
Unsur intrinsik cerpen
Unsur  intrinsik cerpenUnsur  intrinsik cerpen
Unsur intrinsik cerpen
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
2. teks cerita fantasi
2. teks cerita fantasi2. teks cerita fantasi
2. teks cerita fantasi
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdfAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR.pptx.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN.pptx
PPT TEKS TANGGAPAN.pptxPPT TEKS TANGGAPAN.pptx
PPT TEKS TANGGAPAN.pptx
 
TEKS BERITA KELAS VIII.ppt
TEKS BERITA KELAS VIII.pptTEKS BERITA KELAS VIII.ppt
TEKS BERITA KELAS VIII.ppt
 
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdfaksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
 
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 

Similar to ANALISIS DRAMA

RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI Diva Pendidikan
 
Rpp bahasa indonesia_xi_cerpen
Rpp bahasa indonesia_xi_cerpenRpp bahasa indonesia_xi_cerpen
Rpp bahasa indonesia_xi_cerpenMiftahulJannah316
 
Modul Ajar Observasi Dimensi Aktivitas Interaktif
Modul Ajar Observasi Dimensi Aktivitas InteraktifModul Ajar Observasi Dimensi Aktivitas Interaktif
Modul Ajar Observasi Dimensi Aktivitas InteraktifLIDIADEVEGA4
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 7
Rpp bahas indonesia sma xii bab 7Rpp bahas indonesia sma xii bab 7
Rpp bahas indonesia sma xii bab 7eli priyatna laidan
 
Silabus bhs. indonesia wajib kls 10
Silabus bhs. indonesia wajib kls 10Silabus bhs. indonesia wajib kls 10
Silabus bhs. indonesia wajib kls 10SMA Negeri 9 KERINCI
 
03 KKTP - Bahasa Indonesia 11.pdf
03 KKTP - Bahasa Indonesia 11.pdf03 KKTP - Bahasa Indonesia 11.pdf
03 KKTP - Bahasa Indonesia 11.pdfBudimanApriyossa
 
Silabus bahasa-indonesia-kelas-x-wajib1
Silabus bahasa-indonesia-kelas-x-wajib1Silabus bahasa-indonesia-kelas-x-wajib1
Silabus bahasa-indonesia-kelas-x-wajib1Teguh Santoso
 
SILABUS B.IND KLS 8 sms 2.doc
SILABUS B.IND KLS 8 sms 2.docSILABUS B.IND KLS 8 sms 2.doc
SILABUS B.IND KLS 8 sms 2.docIchsanieAssyifa
 
Kls vii b._indonesia
Kls vii b._indonesiaKls vii b._indonesia
Kls vii b._indonesiaMiumi Atia
 
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase DModul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase DModul Guruku
 
TUGAS IHT IKM.docx
TUGAS IHT IKM.docxTUGAS IHT IKM.docx
TUGAS IHT IKM.docxBaroqMubaroq
 
KKTP Kelas 11 Bahasa Indonesia Fase F - modulguruku.com
KKTP Kelas 11 Bahasa Indonesia Fase F - modulguruku.comKKTP Kelas 11 Bahasa Indonesia Fase F - modulguruku.com
KKTP Kelas 11 Bahasa Indonesia Fase F - modulguruku.comModul Guruku
 
Silabus bahasa indonesia rev font
Silabus bahasa indonesia rev fontSilabus bahasa indonesia rev font
Silabus bahasa indonesia rev fontSahman Kaelani
 
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-wajib1
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-wajib1Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-wajib1
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-wajib1Chusnul Chuluq
 
Silabus bhs. indonesia wajib kls 11
Silabus bhs. indonesia wajib kls 11Silabus bhs. indonesia wajib kls 11
Silabus bhs. indonesia wajib kls 11SMA Negeri 9 KERINCI
 
ATP Kelompok Bahasa Indonesia Fase E.pptx
ATP Kelompok Bahasa Indonesia Fase E.pptxATP Kelompok Bahasa Indonesia Fase E.pptx
ATP Kelompok Bahasa Indonesia Fase E.pptxMhsSistemInformasiNA
 
ATP_ Bahasa Indonesia.docx
ATP_ Bahasa Indonesia.docxATP_ Bahasa Indonesia.docx
ATP_ Bahasa Indonesia.docxFebriAndicka1
 

Similar to ANALISIS DRAMA (20)

RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
RPP SMA Bahasa indonesia kelas XI
 
Rpp bahasa indonesia_xi_cerpen
Rpp bahasa indonesia_xi_cerpenRpp bahasa indonesia_xi_cerpen
Rpp bahasa indonesia_xi_cerpen
 
Modul Ajar Observasi Dimensi Aktivitas Interaktif
Modul Ajar Observasi Dimensi Aktivitas InteraktifModul Ajar Observasi Dimensi Aktivitas Interaktif
Modul Ajar Observasi Dimensi Aktivitas Interaktif
 
Model RPP Bahasa Indonesia
Model RPP Bahasa IndonesiaModel RPP Bahasa Indonesia
Model RPP Bahasa Indonesia
 
Rpp bahas indonesia sma xii bab 7
Rpp bahas indonesia sma xii bab 7Rpp bahas indonesia sma xii bab 7
Rpp bahas indonesia sma xii bab 7
 
Silabus bhs. indonesia wajib kls 10
Silabus bhs. indonesia wajib kls 10Silabus bhs. indonesia wajib kls 10
Silabus bhs. indonesia wajib kls 10
 
CP-TP-ATP Bahasa Jawa.docx
CP-TP-ATP Bahasa Jawa.docxCP-TP-ATP Bahasa Jawa.docx
CP-TP-ATP Bahasa Jawa.docx
 
03 KKTP - Bahasa Indonesia 11.pdf
03 KKTP - Bahasa Indonesia 11.pdf03 KKTP - Bahasa Indonesia 11.pdf
03 KKTP - Bahasa Indonesia 11.pdf
 
Silabus bahasa-indonesia-kelas-x-wajib1
Silabus bahasa-indonesia-kelas-x-wajib1Silabus bahasa-indonesia-kelas-x-wajib1
Silabus bahasa-indonesia-kelas-x-wajib1
 
SILABUS B.IND KLS 8 sms 2.doc
SILABUS B.IND KLS 8 sms 2.docSILABUS B.IND KLS 8 sms 2.doc
SILABUS B.IND KLS 8 sms 2.doc
 
Kls vii b._indonesia
Kls vii b._indonesiaKls vii b._indonesia
Kls vii b._indonesia
 
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase DModul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
Modul Ajar Kelas 7 Seni Teater - Unit 3 Fase D
 
Chapter 8 pathway x peminatan
Chapter 8 pathway x peminatanChapter 8 pathway x peminatan
Chapter 8 pathway x peminatan
 
TUGAS IHT IKM.docx
TUGAS IHT IKM.docxTUGAS IHT IKM.docx
TUGAS IHT IKM.docx
 
KKTP Kelas 11 Bahasa Indonesia Fase F - modulguruku.com
KKTP Kelas 11 Bahasa Indonesia Fase F - modulguruku.comKKTP Kelas 11 Bahasa Indonesia Fase F - modulguruku.com
KKTP Kelas 11 Bahasa Indonesia Fase F - modulguruku.com
 
Silabus bahasa indonesia rev font
Silabus bahasa indonesia rev fontSilabus bahasa indonesia rev font
Silabus bahasa indonesia rev font
 
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-wajib1
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-wajib1Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-wajib1
Silabus bahasa-indonesia-kelas-xi-wajib1
 
Silabus bhs. indonesia wajib kls 11
Silabus bhs. indonesia wajib kls 11Silabus bhs. indonesia wajib kls 11
Silabus bhs. indonesia wajib kls 11
 
ATP Kelompok Bahasa Indonesia Fase E.pptx
ATP Kelompok Bahasa Indonesia Fase E.pptxATP Kelompok Bahasa Indonesia Fase E.pptx
ATP Kelompok Bahasa Indonesia Fase E.pptx
 
ATP_ Bahasa Indonesia.docx
ATP_ Bahasa Indonesia.docxATP_ Bahasa Indonesia.docx
ATP_ Bahasa Indonesia.docx
 

More from Muhammad Iqbal

1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptxMuhammad Iqbal
 
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdfMuhammad Iqbal
 
06 LKPD Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah.pdf
06 LKPD  Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah.pdf06 LKPD  Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah.pdf
06 LKPD Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah.pdfMuhammad Iqbal
 
05 LKPD Hidup Tenang Dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqomah.pdf
05 LKPD Hidup Tenang Dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqomah.pdf05 LKPD Hidup Tenang Dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqomah.pdf
05 LKPD Hidup Tenang Dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqomah.pdfMuhammad Iqbal
 
04 LKPD Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.pdf
04 LKPD Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.pdf04 LKPD Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.pdf
04 LKPD Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.pdfMuhammad Iqbal
 
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdfMuhammad Iqbal
 
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdfMuhammad Iqbal
 
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdfMuhammad Iqbal
 
Modul Ajar PPKN Kelas 1 Fase A SD MI Materi Rumah dan Cara Membersihkannya Ta...
Modul Ajar PPKN Kelas 1 Fase A SD MI Materi Rumah dan Cara Membersihkannya Ta...Modul Ajar PPKN Kelas 1 Fase A SD MI Materi Rumah dan Cara Membersihkannya Ta...
Modul Ajar PPKN Kelas 1 Fase A SD MI Materi Rumah dan Cara Membersihkannya Ta...Muhammad Iqbal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...Muhammad Iqbal
 
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdfModul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdfMuhammad Iqbal
 
Modul Ajar PJOK Fase E Kelas X Materi Permainan Soft Ball Tahun Ajaran 2022-2...
Modul Ajar PJOK Fase E Kelas X Materi Permainan Soft Ball Tahun Ajaran 2022-2...Modul Ajar PJOK Fase E Kelas X Materi Permainan Soft Ball Tahun Ajaran 2022-2...
Modul Ajar PJOK Fase E Kelas X Materi Permainan Soft Ball Tahun Ajaran 2022-2...Muhammad Iqbal
 
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...Muhammad Iqbal
 
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdfgeo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdfMuhammad Iqbal
 
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdf
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdfSOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdf
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdfMuhammad Iqbal
 
Kumpulan Soal PPPK SKB MEDIS 2022 (masbabal.com).pdf
Kumpulan Soal PPPK SKB MEDIS 2022 (masbabal.com).pdfKumpulan Soal PPPK SKB MEDIS 2022 (masbabal.com).pdf
Kumpulan Soal PPPK SKB MEDIS 2022 (masbabal.com).pdfMuhammad Iqbal
 
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdfMuhammad Iqbal
 
makalah tentang hiv/aids.pdf
makalah tentang hiv/aids.pdfmakalah tentang hiv/aids.pdf
makalah tentang hiv/aids.pdfMuhammad Iqbal
 
Capaian Pembelajaran Revisi 2022.pdf
Capaian Pembelajaran Revisi 2022.pdfCapaian Pembelajaran Revisi 2022.pdf
Capaian Pembelajaran Revisi 2022.pdfMuhammad Iqbal
 
Dimensi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Dimensi Profil Pelajar Pancasila.pdfDimensi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Dimensi Profil Pelajar Pancasila.pdfMuhammad Iqbal
 

More from Muhammad Iqbal (20)

1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
1-lebih-dekat-dengan-allah-swt-yang-sangat-indah-nama-nya.pptx
 
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
07 LKPD Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman.pdf
 
06 LKPD Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah.pdf
06 LKPD  Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah.pdf06 LKPD  Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah.pdf
06 LKPD Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah.pdf
 
05 LKPD Hidup Tenang Dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqomah.pdf
05 LKPD Hidup Tenang Dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqomah.pdf05 LKPD Hidup Tenang Dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqomah.pdf
05 LKPD Hidup Tenang Dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqomah.pdf
 
04 LKPD Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.pdf
04 LKPD Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.pdf04 LKPD Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.pdf
04 LKPD Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-Malaikat Allah Swt.pdf
 
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
01 LKPD Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Jadi Lebih Mudah.pdf
 
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
02 LKPD Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.pdf
 
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
03 LKPD Lebih Dekat dengan Allah swt. yang Sangat Indah Nama-Nya.pdf
 
Modul Ajar PPKN Kelas 1 Fase A SD MI Materi Rumah dan Cara Membersihkannya Ta...
Modul Ajar PPKN Kelas 1 Fase A SD MI Materi Rumah dan Cara Membersihkannya Ta...Modul Ajar PPKN Kelas 1 Fase A SD MI Materi Rumah dan Cara Membersihkannya Ta...
Modul Ajar PPKN Kelas 1 Fase A SD MI Materi Rumah dan Cara Membersihkannya Ta...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
 
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdfModul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
Modul Ajar Fisika Fase E Kelas X Materi Pengukuran Tahun Ajaran 2022-2023.pdf
 
Modul Ajar PJOK Fase E Kelas X Materi Permainan Soft Ball Tahun Ajaran 2022-2...
Modul Ajar PJOK Fase E Kelas X Materi Permainan Soft Ball Tahun Ajaran 2022-2...Modul Ajar PJOK Fase E Kelas X Materi Permainan Soft Ball Tahun Ajaran 2022-2...
Modul Ajar PJOK Fase E Kelas X Materi Permainan Soft Ball Tahun Ajaran 2022-2...
 
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
Modul Ajar Matematika Fase E Kelas X Materi Fungsi Trigonometri Tahun Ajaran ...
 
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdfgeo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
geo-euclid-tuk-A1-20.-20-2-dikonversi.pdf
 
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdf
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdfSOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdf
SOAL PPPK KEBIDANAN 2 (masbabal.com).pdf
 
Kumpulan Soal PPPK SKB MEDIS 2022 (masbabal.com).pdf
Kumpulan Soal PPPK SKB MEDIS 2022 (masbabal.com).pdfKumpulan Soal PPPK SKB MEDIS 2022 (masbabal.com).pdf
Kumpulan Soal PPPK SKB MEDIS 2022 (masbabal.com).pdf
 
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
10 Contoh Kritik Karya Seni Rupa Lengkap Beserta Gambarnya (masbabal.com).pdf
 
makalah tentang hiv/aids.pdf
makalah tentang hiv/aids.pdfmakalah tentang hiv/aids.pdf
makalah tentang hiv/aids.pdf
 
Capaian Pembelajaran Revisi 2022.pdf
Capaian Pembelajaran Revisi 2022.pdfCapaian Pembelajaran Revisi 2022.pdf
Capaian Pembelajaran Revisi 2022.pdf
 
Dimensi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Dimensi Profil Pelajar Pancasila.pdfDimensi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Dimensi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

ANALISIS DRAMA

  • 2. 2 Menganalisis isi Drama Nama Alwiyah Jenjang/Kelas SMA / X /XI IND.E. JOA.10.4 Asal sekolah SMAN 34 Jakarta Mapel Bahasa Indonesia Alokasi waktu 4 jp (2 x pertemuan) 360 menit Jumlah siswa 36 Profil pelajar Pancasila yang berkaitan Berpikir kritis Siswa belajar berpikir kritis melalui kegiatan menganalisis drama Kreatif melalui kegiatan Moda pembelajaran Tatap muka PJJ Fase E Pada akhir fase peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis gagasan dan Fase Elemen Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara. Berbicara dan Mempresentasikan Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul, perumusan masalah dan solusi dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi.
  • 3. 3 pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis. Peserta didik berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan materi diskusi, melaksanakan tugas dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik mampu mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal. Tujuan Pembelajaran 10.4 Pelajar menilai pesan setelah menyimak teks sastra lisan popoler (prosa, puisi, atau drama) yang berbentuk monolog atau dialog, dengan kata-kata sendiri secara kritis dan reflektif (sudah revisi) Kata kunci Menyimak Deskripsi umum kegiatan Pembelajaran ini membahas pesan drama, setelah menyimak atau memirsa pementasan drama. Materi ajar, alat, dan bahan Materi ajar: Mengidentifikasi masalah, Menjelaskan hubungan sebab akibat Alat dan bahan: computer LCD, infocus. LKS Sarana Prasarana 1. Komputer, jaringan internet, LCD, infocus 2. Video pementasan drama, LKS
  • 4. 4 Assesment: Individu dan kelompok (performa dan tulis) Pengaturan kelas & metode Kelompok Individu dan berkelompok maksimal 5 siswa Metode • Diskusi • Presentasi • Ceramah Materi atau sumber pembelajaran utama • Video pementasan drama berjudul ayahku pulang https://www.youtube.com/watch?v=Qb0mz N0aRYc https://www.youtube.com/watch?v=SBnn6S 5kG7g • Video pembelajaran teks drama https://www.youtube.com/watch?v=yVPPs8 ARKlo • LKS Alat dan bahan LKS Perkiraan Biaya per kelompok • Foto kopi LKS (RP 10.000) Materi: Menganalisis isi drama Alokasi waktu: 360 menit Profil Pelajar Pancasila • Kreatif • Berpikir kritis • Tujuan: Fase E Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis. Fase Elemen Menyimak Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai tipe teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara. Tujuan pembelajaran Sarana dan prasarana • Computer, jaringan internet • Video pementasan drama • Lks Target peserta didik • Regular • CIBI Jumlah siswa 36 Ketersediaan Materi • Pengayaan untuk CIBI • LKS untuk regular Model pembelajaran • PJJ daring • Tatap muka
  • 5. 5 menonton video pementasan drama mempelajari video pembelajaran drama (60 menit) diskusi kelompok menganalisis pesan drama yang ditonton (80 menit) mempresentasikan hasil diskusi kelompok (80 menit) menyimpulkan materi pembelajaran refleksi mengerjakan latihan di LKS (60menit) Persiapan pembelajaran (20 menit) • Memperbanyal LKS • Menyiapkan video pembelajaran • Pembagian kelompok Urutan Aktivitas Pembelajaran A. Pertemuan 1 1. Persiapan (10 menit) 2. Menonton video pementasan drama berjudul Ayahku pulang (60 menit) 3. Mempelajari video pembelajajan (60 menit) B. Pertemuan ke-2 1. Menganalisi drama ayahku pulang (80 menit) 2. Diskusi kelompok menganalisis unsur-unsur drama (60 menit) 3. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok, (60 menit) 4. Mengerjakan LKS (30 menit)
  • 6. 6 Kriteria untuk mengukur ketercapaian siswa Tujuan Indikator ketercapaian Pelajar menilai pesan isi setelah menyimak teks sastra lisan popoler (prosa, pantun, puisi, drama) dengan kata-kata sendiri secara kritis dan reflektif • • Siswa dapat menjelaskan tema drama • Siswa dapat menjelaskan isi drama • Siswa dapat menjelaskan struktur drama • Siswa dapat menjelskan unsur intrinsik dan ekstrinsik drama ( perwatakan tokoh) Contoh penilaian Perhatikan sinopsis drama berikut Diskusikan Bersama kelompokmu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut! Refleksi guru 1. Apakah kegiatan belajar berhasil? 2. Apa yang menurutmu berhasil? 3. Kesulitan apa yang dialami? 4. Langkah apa yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar? 5. Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik Drama ini mengisahkan tentang konflik keluarga dimana Raden Salah selaku kepala keluarga pergi meninggalkan tiga orang anak yaitu Gunarto, Maimun dan Mintarsih serta menceraikan Tina istrinya dengan keadaan ekonomi yang susah. Gunarto merasa benci dengan ayahnya yang tidak bertanggung jawab pada keluarga, akan tetapi Tina (Sang Ibu) terus berusaha mengingatkan Gunarto agar tidak membenci Raden Saleh selaku Ayah kandungnya. Tina merupakan seorang Ibu yang luar biasa, tanpa seorang suami dia berhasil membesarkan ketiga anaknya walau dengan keadaan yang sangat sederhana. Setelah 20 tahun kemudian, Raden Saleh (ayah) kembali pulang ke rumah dalam keadaan tua renta serta miskin, akan tetapi Gunarto masih tetap saja menyimpan rasa kebencian pada ayahnya. Gunarto merasa bahwa selama ini dia tidak memiliki seorang ayah. Kebencian Gunarto terhadap Raden Saleh (ayah) berbanding terbalik dengan perasaan Ibu, serta adik-adiknya. Mereka masih mau menerima ayahnya untuk kembali. Akan tetapi apa daya, kebencian Gunarto menimbulkan perasaan yang berkecamuk bagi Raden Saleh (ayah). Akhirnya Raden Saleh (ayah) memilih untuk pergi meninggalkan rumah dan memutuskan untuk tidak mengusik lagi kehidupan keluarga kecilnya yang pernah dia tinggalkan.
  • 7. 7 _ __ _ __ _ __ _ __ _ _ _ 1. Apakah pesan moral drama berjudul Ayahku Pulang? 2. Bagaimana sikapmu jika peristiwa yang terjadi dalam drama terjadi pada dirimu? _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ _______________________________________________________________
  • 8. 8 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ 3. Mengapa Gunarto tidak mau menerima kedatangan ayahnya? 4. Setelah menyaksikan tayangan drama atau membaca teks drama berjudul “Ayahku Pulang” berilah tanda ceklis pada kolom di bawah ini Nama Tokoh Perwatakan tokoh setuju Tidak setuju Ayah Tidak setia, mudah putus asa. Gunarto Keras kepala, berpendirian kuat, rapuh. Mintarsih Lemah lembut, penyayang, santun. Ibu Penyabar, penyayang, pemaaf, keibuan Maimun Tenang, penyayang, santun. 5. Apakah peristiwa yang terjadi dalam drama masih kalian temukan pada kehidupan saat ini? Jelaskan alasan kalian disertai contoh yang kalian temukan dalam kehidupan sehari- hari
  • 9. 9 Rubrik penilaian membuat sinopsis NO Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4 1. Kesesuaian isi drama sesuai namun tidak benar ≤ 25 % Sesuai benar sekitar >25%−≤65% Sesuai benar sekitar >65%−≤85% Sesuai benar >85% 2. Ketepatan Pemilihan detail cerita drama Terisi namun tidak benar atau ≤25% Tepat sekitar >25%−≤65% Terisi benar sekitar >65%−≤85% Terisi benar >85% 3. Ketepatan penggambaran alur Terisi namun tidak benar atau ≤25% Terisi benar sekitar >25%−≤65% Terisi benar sekitar >65%−≤85% Terisi benar >85% 4. Ketepatan kata dan kalimat Terisi namun tidak benar atau ≤25% Terisi benar sekitar >25%−≤65% Terisi benar sekitar >65%−≤85% Terisi benar >85% Jumlah Skor: Nilai: Rubrik penilaian hasil analisis teks drama NO ASPEK YANG DINILAI SKOR 1 2 3 4 1. Ketepatan Analisis 2. Ketepatan argument 3. Penunjukan bukti pendukung 4. Ketepatan kata/kalimat Jumlah skor: Nilai: Penilaian performa (observasi aktivitas presentasi NO Aspek Bobot Skor 1. Kelengkapan isi presentasi 40 4 2. Ketepatan penjelasan 40 4 3. Kelancaran dalam penyampaian 20 2 Jumlah 100
  • 10. 10 Daftar Pustaka Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: PT Indeks Kosasih, E. 2019. 22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya. Bandung: Yrama Widya Nurgiyantoro, B. 2016. Penilaian Pembelajaran BahasaBerbasis Kompetensi. Yogyakarta:BPFE https://www.youtube.com/watch?v=Qb0mzN0aRYc https://www.youtube.com/watch?v=SBnn6S5kG7g https://www.youtube.com/watch?v=yVPPs8ARKlo https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/03/jenis-jenis-drama-dan-penjelasannya-lengkap.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2020, pukul 22.20 WIB http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/12/unsur-unsur-drama-tokoh-latar-dan.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2020, pukul 22.33 WIB LKS (terlampir) Bahan bacaan Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA kelas XI. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2018 Bahan bacaan guru Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Burhan Nurgiantoro. 2016. Penerbit Yrama. Bandung Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Soenardi Djiwandono. 2011. Penerbit PT Indeks. Jakarta. 22 Jenis Teks dan Strategi Pembelajarannya di SMA- MA/SMK. E. Kosasih dan Endang Kurniawan. 2019. Penerbit Yrama Widya Bandubf. Refleksi siswa 1. Materi apa yang sulit? 2. Apa yang akan aku lakukan untuk memperbaiki hasil belajar? 3. Siapa yang dapat membantu aku untuk lebih memahami pelajaran? 4. Apa yang aku lakukan layak dapat bintang?
  • 11. 11 Teori Pengkajian Fiksi. 2002. Burhan Nurgiantoro. Penerbit Gajah Mada University Press.
  • 13. 13 Petunjuk Belajar Materi Pembelajaran 1. Tontonlah video pementasan drama berjudul Ayahku Pulang yang ditayangkan di youtube, atau CD. 2. Jika akses internet di sekolahmu tidak mendukung, bacalah teks drama berjudul Ayahku Pulang tersebut! 3. Diskusikan dengan kelompok Anda pementasan tersebut berdasarkan isi dan unsur-unsur drama. Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya’. Drama berarti ‘perbuatan, tindakan atau action’. Drama dapat pula diartikan sebagai sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh yang berisi konflik Sebagaimana jenis teks lainnya, drama terdiri atas bagian-bagian yang tersusun secara sistematis. teks drama ternyata dibentuk oleh banyak unsur. Di dalamnya ada latar, ada tokoh, tema, dan amanat. Berikut paparan lebih lengkap tentang unsur-unsur tersebut. Tujuan pembelajaran: 10.4 Pelajar menilai pesan setelah menyimak teks sastra lisan popoler (prosa, puisi, atau drama) yang berbentuk monolog, atau dialog, dengan kata-kata sendiri secara kritis dan reflektif. Topik/ konten inti: Menyimak (menilai pesan) drama Indikator: 1. Siswa dapat mengidentifikasi drama yang ditonton berdasarkan unsur- unsur intrinsik drama 2. Siswa dapat menganalisis pesan drama yang ditonton
  • 14. 14 Tokoh statis Tokoh Tempat Waktu Unsur Drama Penokohan Latar 1. Latar Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana di dalam naskah drama. 2. Tokoh/Penokohan Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau antagonis. 3. Dialog Dialog, adalah bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antar satu tokoh dengan yang lainnya untuk menceritakan kisah yang dibawakan 4.Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi drama. Tema dalam drama menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema drama, kita perlu mengapresiasi menyeluruh 5. Pesan atau amanat merupakan ajaran moral didaktis yang disampaikan drama itu kepada pembaca/penonton. Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya terhadap berbagai unsur karangan itu. Tema jarang dinyatakan secara tersirat. Untuk dapat merumuskan tema, kita harus memahami drama itu secara keseluruhan. umum didaktis terbit Unsur-unsurdrama sumber buku paket bahasa Indonesia kelas XI,kemdikbud 2017 Dialog
  • 15. 15 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Lakukanlah kegiatan berikut ini bersama kelompokmu! 1. Simaklah video pementasan drama (pembacaan naskah drama oleh kelompok lain) berjudul Ayahku Pulang 2. Catatlah hal-hal penting mengenai • Tema • Alur • Latar • Tokoh dan penokohan • Amanat 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda di depan kelompok lain 4. Tanggapilah pendapat kelompok lain! Kemudian nilailah dalam rubrik Penilaian! 5. Tuliskan hasil diskusi kelompok Anda pada kotak yang tersedia. 1. Apakah konfik dalam drama tersebut? Tugas dan Langkah Kegiatan
  • 16. 16 _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ___ 2. Mengapa Gunarto menolak kehadiran ayahnya? 3. Menurut kalian adegan mana yang secara tersurat menyampaikan pesan atau amanat? 4. Bagaimana menurut pendapat kalian tentang perwatakan tokoh-tokoh drama tersebut, apakah mewakili pesan yang ingin disampaikan dalam drama tersebut?
  • 17. 17 alur latar _ amanat Pengayaan 5. Jelaskan unsur unsur intrinsik drama yang terdiri atas alur, latar 1. Bacalah sebuah teks drama atau tontonlah sebuah sinetron 2. Rekam dialog para tokoh dalam drama tersebut 3. Hayati peran tokoh protagonist dan antagonisnya! 4. Coba peragakan/ ekspresikan tokoh protagonis atau antagonisnya!
  • 18. 18 A. Rubrik Penilaian performa (presentasi) NO Aspek Bobot Skor 1. Kelengkapan isi presentasi 40 4 2. Ketepatan penjelasan 40 4 3. Kelancaran dalam penyampaian 20 2 Jumlah 100 10 B. Rubrik penilaian soal uraian NO Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4 1. Ketepatan menjelaskan konflik drama sesuai namun tidak benar ≤ 25 % Sesuai benar sekitar >25%−≤65% Sesuai benar sekitar >65%−≤85% Sesuai benar >85% 6. Ketepatan menjelaskan alasan sikap Gunarto Terisi namun tidak benar atau ≤25% Tepat sekitar >25%−≤65% Tepat benar sekitar >65%−≤85% Tepat benar >85% 7. Ketepatan menjelaskan adegan yang menyampaikan pesan drama. Terisi namun tidak benar atau ≤25% Tepat benar sekitar >25%−≤65% Tepat benar sekitar >65%−≤85% Tepat benar >85% 8. Ketepatan mengaitkan watak tokoh dengan pesan drama Terisi namun tidak benar atau ≤25% Terisi benar sekitar >25%−≤65% Terisi benar sekitar >65%−≤85% Terisi benar >85% Jumlah Skor: Nilai: C. Rubrik penilaian hasil analisis teks drama Rubrik Penilaian
  • 19. 19 NO ASPEK YANG DINILAI SKOR 1 2 3 4 1. Ketepatan Analisis 2. Ketepatan argument 3. Penunjukan bukti pendukung 4. Ketepatan kata/kalimat Jumlah skor: Nilai: Refleksi 1. Apa yang saya pelajari dari aktivitas yang sudah dilakukan? 2. Apa sajakah hal yang aku pahami dan yang belum aku pahami? (tuliskan pada tabel yang disediakan
  • 20. 20 Sudah paham Belum paham 3. Apa yang akan saya lakukan supaya saya lebih paham? 4. Apakah pengetahuan yang ingin aku ketahui lebih lanjut?
  • 21. 21 Petunjuk pembelajaran Materi Pembelajaran 1. Tontonlah kembali drama berjudul Ayahku Pulang 2. Diskusikan dengan teman Anda isi drama Ayahku Pulang dengan memerhatikan struktur teks drama (orientasi, komplikasi, resolusi) 3. Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas. Memahami Struktur Drama yang Dibaca atau Ditonton Sebagaimana jenis teks lainnya, drama terdiri atas bagian-bagian yang tersusun secara sistematis. Susunan bagian-bagian drama tersebut sebenarnya merupakan salah unsur drama pula, yakni yang biasa disebut dengan alur. Seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, sebuah cerita drama pun harus bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah, menuju suatu akhir. Ketiga bagian itu diapit oleh dua bagian penting lainnya, yakni prolog dan epilog. 1. Prolog adalah kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu. 2. Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan ataupun amanat tentang isi keseluruhan dialog. Bagian ini pun biasanya disampaikan oleh dalang atau tokohtertentu.
  • 22. 22 Selain kedua hal di atas, dalam drama terdapat dialog. Dialog dalam drama meliputi bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Bagian- bagian itu terbagi dalam babak-babak dan adegan-adegan. Satu babak biasanya mewakili satu peristiwa besar dalam dialog yang ditandai oleh suatu perubahan atau perkembangan peristiwa yang dialami tokoh utamanya. Adapun adegan hanya melingkup satu pilahan-pilahan dialog antara beberapa tokoh. 1. Orientasi sesuatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam cerita itu. 2. Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini. 3. Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apa- apa yang telah mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks itulah terjadi perubahan penting mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita tergantung pada sesuai-tidaknya perubahan itu denganyang mereka harapkan. Pengarang dapat mempergunakan teknik flashback atau sorot balik untuk memperkenalkan penonton dengan masa lalu sang pahlawan, menjelaskan suatu situasi, atau untuk memberikan motivasi bagi aksi- aksinya.
  • 23. 23 Orientasi _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ komplikasi _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Resolusi _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ 1. Setelah menyimak pementasan drama berjudul Ayahku Pulang, analisislah struktur drama tersebut yant terdiri dari orientasi, komplikasi, dan resolusi. 2. Analisis pula struktur drama yang lain yang berupa prolog, dan epilog. 3. Tuliskan hasil diskusi anda pada tempat yang telah disediakan. 4. Presentasikan hasil diskusi Anda di depan kelas. 5. Lanjutkan ke bagian tugas berikutnya berupa menjawab soal-soal pilihan ganda 1. Hasil analisis struktur drama Tugas dan Langkah Kegiatan
  • 24. 24 Tugas 2 2. Analisis drama Ayahku Pulang A. Prolog _ __ _ __ _ __ _ __ _ __ B. Dialog _ __ _ __ _ __ _ __ _ __ C. Epilog _ __ _ __ _ __ _ __ _ __ A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Setelah menonton pertunjukkan drama berjudul ayahku Pulang terdapat dialog seperti berikut Raden Saleh memandang anak-anaknya satu persatu lalu keluar dengan perlahan sambil terbatuk batuk. Berjalan lemh diiringi suara bedug dan takbir yang sayup-ssyup terdengar, sementara hujan mulai turun dengan deras Ibu: (sambil menangis) “Malam hari raya dia pergi dan datang Untuk pergi kembali. Seperti gelombang yang dimainkan oleh angin topan. Demikianlah nasib Ibu, Nak.” Mintarsih: (Sambil Menangis Menghampiri Gunarto, Lalu Bergerak Kedekat Jendela) “Bang…. bagaimanakah Abang? Tidak dapatkah Abang memaafkan Ayah? Besok hari raya, sudah semestinya kita saling memaafkan. Abang tidak kasihan? Kemana dia akan pergi setua itu. Hujan semakin deras Maimun: (Kesal) “Tidak ada rasa belas kasihan. Tidak ada rasa tanggung jawab terhadap adik-adiknya yang tidak berAyah lagi.”
  • 25. 25 Mintarsih: “Dalam hujan lebat seperti ini, Abang suruh dia pergi. Dia Ayah kita Bang. Ayah kita sendiri! Gunarto: (Memandang Adiknya) “Janganlah kalian lihat aku sebagai terdakwa. Mengapa kalian menyalahkan aku saja? Aku sudah hilangkan semua rasa itu! Sekarang kalian harus pilih, dia atau aku!” Maimun: (Tiba-Tiba Bangkit Marahnya) “Tidak! Aku akan panggil kembali Ayahku pulang! Aku tidak perduli apa yang Abang mau lakukan? Kalau perlu bunuh saja aku kalau Abang mau! Aku akan panggil Ayahku! Ayahku pulang! Ayahku mesti pulang!” MAIMUN LARI KELUAR RUMAH, SEMENTARA HUJAN MAKIN LEBAT DIIRINGI SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN SAYUP-SAYUP TERDENGAR Konflik penggalan teks drama tersebut terutama dipicu oleh…. A. Asih yang kesal terhadap Gunarto B. Maimun yang marah terhadap Asih C. Gumarto memaksakan kehendak yang sulit dipenuhi D. Ibu menangis pada saat malam takbiran E. Gunarto yang tidak mau menerima ayahnya yang kembali pulang 2. Pernyataan berikut yang merupakan deskripsi yang sesuai dengan tokoh Gunarto A. Gunarto berwatak jahat karena menolak kehadiran ayahnya B. Gumarto merasa senang karena ayahnya sudah pulang. C. Gunarto menyambut kedatangan ayahnya dengan rasa haru D. Gumarto berwatak baik karena ia menghormati ayahnya E. Gunarto berwatak baik karena mengambilkan air untuk ayahnya 3. Perhatikan kutipan dialog drama berikut! I b u: “Gunarto!” (Mintarsih Dan Ibu Menangis) Maimun: “Bang!” Mintarsih: “Bang!” Maimun: (Dengan Suara Agak Sedih) “Tapi, Bang. Lihat Ayah sudah Seperti ini sekarang. Ia sudah tua bang Narto.” Gunarto: “Maimun, sering benar kau ucapkan kalimat “Ayah” kepada orang yang tidak berarti ini? Cuma karena ada seorang tua yang masuk ke rumah ini dan ia mengatakan kalau ia Ayah kita, lalu kau sebut pula ia Ayah kita? Padahal dia tidak kita kenal. Sama sekali tidak Maimun. Coba kau perhatikan
  • 26. 26 apakah kau benar-benar bisa merasakan kalau kau sedang berhadapan dengan Ayah mu?” Maimun: “Bang Narto, kita adalah darah dagingnya. Bagaimanapun buruknya kelakuan dia kita tetap anaknya yang harus merawatnya.” Gunarto: “Jadi maksudmu ini adalah kewajiban kita? Sesudah melepaskan hawa nafsunya dimana-mana, lalu sekarang ia kembali lagi kesini karena sudah tua dan kita harus memeliharanya? Huh, enak betul!” I b u: (Bingung, Serba-Salah) “Gunarto, sampai hati benar kau Berkata begitu terhadap Ayahmu. Ayah kandungmu. Dialog yang berisi pesan/amanat dalam kutipan drama tersebut diucapkan oleh… A. Ibu B. Mintarsih C. Gunarto D. Maimun E. Ayah 4. Tokoh yang pergi meninggalkan keluarganya pada saat malam takbiran adalah… A. Gunarto B. Ibu/Tina C. Maimun D. Mintarsih E. Raden Saleh 5. Amanat yang dapat dipetik dari drama Ayahku pulang adalah, kecuali…. A. Seburuk apapun perbuatan orang tua hendaklah kita selalu hormat kepada orang tua. B. Berbicara terhadap orang tua dengan bahasa yang sopan C. Bagaimanapun buruknya orang tua sebagai anak kita yang harus merawatnya. D. Perlakukanlah orang tuamu sekehendak hatimu! E. Perlakukanlah orang tua dengan penuh kasih saying dan sopan santu Kunci Jawaban 1. E 2. A 3. D 4. E 5. D
  • 27. 27 Tugas dan langkah Kegiatan 1. Dengarkanlah naskah drama berdasarkan pembacaan (bermain peran) yang dilakukan oleh beberapa teman Anda! 2. Tuliskan hasil analisis sesuai dengan kemampuan Anda dengan membuat catatan tentang tema, latar, alur, tokoh dan perwatakan tokoh, konflik, amanat dan hal hal yang penting dalam drama tersebut! 3. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda di depan kelas! 1. Dengarkan pembacaan naskah drama berjudul Arloji karya P Hariyanto yang akan dibacakan oleh beberapa temanmu! 2. Tuliskan tokoh-tokoh drama tersebut • • • • 3. Tentukan a. Konflik dalam drama b. Penyebab konflik Petunjuk Belajar
  • 28. 28 c. Peristiwa akibat konflik d. Tentukan tema drama tersebut e. Tentukan pesan atau amanat dalam drama f. Buatlah sinopsis drama berdasarkan dialog yang Anda dengar g. Kaitkan isi drama itu dengan kehidupan sehari-hari!
  • 29. 29 1. Tontonlah sebuah drama di Gedung kesenian yang terdapat di kota Anda! 2. Laporkan hasil analisis pementasan drama yang telah Anda tonton di depan kelas 3. Hal-hal yang harus dilaporkan adalah tema, watak, latar, alur, konflik, serta amanat Laporan hasil Analisis drama yang ditonton _ Pengayaan
  • 30. 30 Refleksi 1. Apa yang saya pelajari dari aktivitas yang sudah dilakukan? 2. Apa sajakah hal yang aku pahami dan yang belum aku pahami? (tuliskan pada tabel yang disediakan Sudah paham Belum paham
  • 31. 31 3. Apa yang akan saya lakukan supaya saya lebih paham? 4. Apakah pengetahuan yang ingin aku ketahui lebih lanjut?
  • 32. 32 Lampiran Teks Drama Arloji Oleh P. Hariyanto Pak Pikun : (muncul) langsung menuju ke arah Jidul ) Ayo! Mana! Berikan kembali pada ku! Ayo! Mana! Jidul : (ber- ah-uh, sambil memberikan isyarat yang menyatakan ketidakmengertiannya) Pak Pikun : Jangan berlagak pilon! Siapa lagi kalau bukan kamu yang mengambilnya? Ayo, Jidul, kamu sembunyikan di mana, heh? Jidul : (ber-ah-uh, semakin bingung dan takut) Pak Pikun : Dasar maling! Belum sampai sebulan di sini, kamu sudah kambuh lagi, ya? Dasar nggak tahu diri! Ayo, kembalikan kepadaku! Mana, heh? Jidun : (meringkuk diam) Pak Pikun : (semakin keras suaranya) Jidun! Kamu kembaikan apa tidak? Mau insyaf apa tidak? Apa mau kupanggilkan orang-orangsekampung untuk mencincangmu, heh? Kamu mau dipukuli seperti dulu lagi? Ayo, Mana? Ibu : (muncul tergesa-gesa) Eh, ada apa, pak Pikun? Ada apa dengan si Jidul? Pak Pikun : Anak ini memang tidak pantas dikasihani, Bu. Dia mencuri lagi, Bu! Ibu : Mencuri? (tertegun) Kamu mencuri Jidul? Jidul : (ber-ah-uh sambil menggoyangkan kepala dan tangannya) Pak Pikun : Mungkir, ya? Padahal jelas, Bu! Tadi saya mandi. Setelah itu arloji saya tertinggal di kamar mandi. Lalu, dia masuk entah mengapa, lalu tidak ada lagi arloji saya, Bu. Ibu : O, jadi, arloji Pak Pikun hilang, begitu? Pak Pikun : Bukan hilang bu! Jelas telah dicurinya! Ayo, ngaku saja! Kamu ngaku saja, Jidul! Jidul : (ber-ah-uh mencoba menjelaskan ketidaktahuannya) Pak Pikun : Masih mungkir? Minta kupukul? Ibu : Sabar, Pak Pikun, sabar!
  • 33. 33 Pak Pikun : Maaf, Bu. Ini biar saya urus sendiri! Kamu baru mau ngaku kalau dipukul, ya? Sini! (mau mukul si Jidun) Jidun : (meloncat ke luar dikejar Pak Pikun) Ibu : Sabar dulu, Pak Pikun! Diperiksa dulu! (mendesah sendiri) Ya, ampun! Orang sudah tua kok, ya, masih gegabah, tidak sabar begitu Tritid : (muncul membawa buku dan alat tulis) Uh, pagi-pagi sudah mencuri. Mengganggu orang belajar saja! Ibu : Belum jelas, Tritis. Tritis : Ah, Ibu, sih, suka membela si Jidul! Siapa lagi kalau bukan dia yang mengambil arloji Pak Pikun? Apa ibu lupa? Dia, kan, dulu ketahuan mencuri ayam kita. Padahal sudah mau dipukuli orang sekampung. Untungnya, ia dibela Ayah dan ditampung di rumah kita. Keenakan dia maka kini mencuri lagi! Ibu : Ya, memang dulu pernah mencuri. Itu karena ia kelaparan. Tetapi, belum tentu sekarang dia mengambil arloji Pak Pikun, Tritis! Tritis : Kalau bukan si Jidul, apa ibu, atau aku yang mengambil arloji itu? (tertawa) Ibu : (menemukan ide) Ah! Mungkin masih di kamar mandi, Tritis! Atau, mungkin dekat tempat jemuran. Pak Pikun kan pelupa! (bersama Tritis melangkah ke kiri akan keluar, tetapi kemudian terhenti) Terdengar suara rebut-ribut, Si Jidul kembali meloncat masuk dari kanan. Maunya berlari, tetapi tersandung sesuatu. Ia jatuh terguling mengejutkan Ibu dan Tritis. Sebelum sempat bangkit, Pak Pikun sudah keburu masuk pula dan menangkapnya dengan geram. Pak Pikun : (sambil mengacung-acungkan gada besar, tangan kirinya tetap mencengkram leher kaus si Jidul) Mau lari ke mana, heh? Kupukul kamu sekarang! Ibu ; Sabar, pak! Tunggu dulu! Pak Pikun : Tunggu apa lagi Bu? Anak ngga bener ini harus saya ajar biar kapok. (akan memukulkan gadanya) Ibu : Tunggu dulu! Siapa tahu Jidul benar tidak mencuri dan Pak Pikun yang tidak benar menaruh arlojinya! Tritis : (melihat tangan Pak Pikun) Eh, lihat! Arlojinya, kan itu! Di pergelangan tangan kananmu Pak Pikun! Lihat! (tertawa ngakak) Ibu : Oh. Iya! Betul! Dasar Pak Pikun, ya pikun! (tertawa geli)
  • 34. 34 Pak Pikun : (tertegun memandang pergelangan kanannya. Dilepaskannya si Jidul. Diamat-amatinya arloji itu. Gadanya sudah dijatuhkan. Dengan sangat malu ia berjalan ke luar tertegun-tegun, diiringi gelak tawa Ibu dan Tritis, sementara itu si Jidul pun tertawa dengan caranya sendiri.) (dikutip dari Modul Cerita Rekaan dan Drama EPN 3101 dalam buku Basis. Tika Hatikah dan Mulyanis 2007) Tata Panggung: Panggung menggambarkan sebuah ruangan dalam dari sebuah rumah yang sangat sederhana dengan sebuah jendela agak tua. Dikiri kanan ruangan terdapat pintu. Disebelah kiri ruangan terdapat satu set kursi dan meja yang agak tua, disebelah kanan terdapat sebuah meja makan kecil dengan empat buah kursinya, tampak cangkir teh, kue-kue dan peralatan lainnya diatas meja. Suara adzan di latar belakang menunjukkan saat berbuka puasa. Sebelum layar diangkat sebaiknya terlebih dahulu sudah terdengar suara beduk bersahut-sahutan diiringi suara takbir beberapa kali sebagai tanda kalau esok adalah hari raya idul fitri. Suara bedug dan takbir sebaiknya terus terdengar dari mulai layar diangkat/sandiwara dimulai sampai akhir pertunjukkan ini. Ketika sandiwara dimulai/layar panggung diangkat, tampak ibu sedang duduk dikursi dekat jendela. Ekspresinya kelihatan sedih dan haru mendengar suara beduk dan takbiran yang bersahut-sahutan itu. Kemudian masuk kepanggung gunarto. Gunarto: “Ibu masih berfikir lagi…” I b u: “Malam Hari Raya Narto. Dengarlah suara bedug itu bersahut Sahutan.” “Pada malam hari raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun.” Gunarto: “Ayah…” I b u: “Keesokan harinya Hari Raya, selesai shollat ku ampun dosanya…” Gunarto: “Kenapa masih Ibu ingat lagi masa lampau itu? Mengingat orang yang sudah tidak ingat lagi kepada kita?” I b u: (Memandang Gunarto) “Aku merasa bahwa ia masih ingat kepada kita.” Gunarto: (Bergerak Ke Meja Makan) “Mintarsih kemana, Bu?” I b u: “Mintarsih keluar tadi mengantarkan jahitan, Narto.” Gunarto: (Heran) “Mintarsih masih juga mengambil upah jahitan, Bu?” “Bukankah seharusnya ia tidak usah lagi membanting tulang sekarang?” I b u: “Biarlah Narto. Karena kalau ia sudah kawin nanti, kepandaiannya itu tidak sia-sia nanti.” Gunarto: (Bergerak Mendekati Ibu, Lalu Bicara Dengan Lembut) “Sebenarnya Ibu mau mengatakan kalau penghasilanku tidak cukup untuk membiayai makan kita sekeluarga kan, Bu?” (Diam Sejenak. Pause) “Bagaimana dengan lamaran itu, Bu?” I b u: “Mintarsih nampaknya belum mau bersuami, Narto.. Tapi dari pihak orang tua anak lelaki itu terus mendesak Ibu saja..” Gunarto: “Apa salahnya, Bu? Mereka uangnya banyak!”
  • 35. 35 I b u: “Ah… uang, Narto?” Gunarto: (Sadar Karena Tadi Berbicara Salah) “Maaf Bu… bukan maksud aku mau menjual adik sendiri” (Lalu Bicara Dengan Dirinya Sendiri). “Ah… aku jadi mata duitan… yah mungkin karena hidup yang penuh penderitaan ini…” I b u: (Menerawang) “Ayahmu seorang hartawan yang mempunyai tanah dan kekayaan yang sangat banyak, mewah diwaktu kami menikah dulu. Tetapi kemudian, seperti pokok yang ditiup angin kencang, buahnya gugur karena…” (Suasana Sejenak Hening, Penuh Tekanan Bathin, Suara Ibu Lemah Tertekan) “Uang Narto! Tidak Narto, tidak… aku tidak mau terkena dua kali, aku tidak mau adikmu bersuamikan seorang Hartawan, tidak… cukuplah aku saja sendiri. Biarlah ia hidup sederhana, Mintarsih mestilah bersuamikan orang yang berbudi tinggi, mesti, mesti…” Gunarto: (Coba Menghibur Ibu) “Tapi kalau bisa kedua-duanya Sekaligus Bu? Ada harta ada budi.” I b u:”Dimanalah dicari, Narto? Adik kau Mintarsih hanyalah seorang gadis biasa. Apalagi sekarang ini keadaan kita susah? Kita tidak punya uang dirumah? Sebentar hari lagi uang simpananku yang terakhirpun akan habis pula.” Gunarto: (Diam Berfikir, Kemudian Kesal) “Semua ini adalah karena ulah Ayah! Hingga Mintarsih harus menderita pula! Sejak kecil Mintarsih sudah merasakan pahit getirnya kehidupan. Tapi kita harus mengatasi kesulitan ini, Bu! Harus! Ini kewajibanku sebagai abangnya, aku harus lebih keras lagi berusaha!” (Hening Sejenak Pause. Lalu Bicara Kepada Dirinya Sendiri) Kalau saja aku punya uang sejuta… I b u: “Buat perkawinan Mintarsih, lima ratus ribu rupiah saja sudah cukup,Narto.” (Ibu Coba Tersenyum) “Sesudah Mintarsih nanti, datanglah giliranmu Narto…” Gunarto: (Kaget) “Aku kawin,Bu? Belum bisa aku memikirkan kesenangan untuk diriku sendiri sekarang ini, Bu. Sebelum saudara-saudaraku senang dan Ibu ikut mengecap kebahagiaan atas jerih payahku nanti Bu.” SUARA BEDUG DAN TAKBIR TERDENGAR LEBIH KERAS SEDIKIT. I b u: “Aku sudah merasa bahagia kalau kau bahagia, Narto. Karena nasibku bersuami tidak baik benar.” (Kembali Fikirannya Menerawang) “Dan kata orang bahagia itu akan turun kepada anaknya.” (Pause Lalu Terdengar Suara Bedug Takbir Lebih Keras Lagi. Ibu Mulai Bicara Lagi) “Malam hari raya sewaktu ia pergi itu, tak tahu aku apa yang mesti aku kerjakan? Tetapi…” (KEMBALI SEDIH DAN HARU) Gunarto: (Tampak Kesal Lalu Mengalihkan Pembicaraan) “Maimun lambat benar pulang hari ini, Bu?” I b u: “Barangkali banyak yang harus dikerjakannya? Karena katanya mungkin bulan depan dia naik gaji.” Gunarto: “Betul bu itu? Maimun memang pintar, otaknya encer. Tapi karena kita tak punya uang kita tak bisa membiayai sekolahnya lebih lanjut lagi. Tapi kalau ia mau bekerja keras, tentu ia akan menjadi orang yang berharga di masyarakat!” I b u : (Agak Mengoda) “Narto… siapa gadis yang sering ku lihat bersepeda bersamamu?” Gunarto: (Kaget. Gugup) “Ah…dia itu cuma teman sekerja, Bu.” I b u: “Tapi Ibu rasa pantas sekali dia buat kau, Narto. Meskipun Ibu lihat dia bukanlah orang yang
  • 36. 36 rendah seperti kita derajatnya. Tapi kalau kau suka…” Gunarto(Memotong Bicara Ibu) “Ah… buat apa memikirkan kawin sekarang, Bu? Mungkin kalau sepuluh tahun lagi nanti kalau sudah beres.” I b u: “Tapi kalau Mintarsih nanti sudah kawin, kau mesti juga Narto? Kau kan lebih tua.” (Diam Sebentar Lalu Terkenang) “Waktu Ayahmu pergi pada malam hari raya itu, ku peluk kalian anak- anakku semuanya, hilang akalku…” Gunarto: “Sudahlah Bu. Buat apa mengulang kaji lama?” MASUK MAIMUN DIA TAMPAK KELIHATAN SENANG. Maimun: (Setelah Meletakkan Tas Kerjanya Lalu Bicara) ”Lama menunggu, Bu? Bang?” Gunarto: “Ah tidak…” I b u: “Agak lambat hari ini, Mun? Dimana kau berbuka puasa tadi?” Maimun: “Kerja lembur, Bu. Tadi aku berbuka puasa bersama teman dikantor. Tapi biarlah, buat perkawinan Mintarsih nanti. Eh, mana dia Bu?” I b u: “Mengantarkan jahitan…” Maimun: (Menghampiri Gunarto Lalu Duduk Disebelahnya) “Bang, ada Kabar aneh, nih! Tadi pagi aku berjumpa dengan seorang tua yang serupa benar dengan Ayah?” Gunarto: (Tampak Tak Terlalu Mendengarkan) “Oh, begitu?” Maimun: “Waktu Pak Tirto berbelanja disentral, tiba-tiba ia berhadapan dengan seorang tua kira-kira berumur enam puluh tahun. Ia kaget juga?! Karena orang tua itu seperti yang pernah dikenalnya? Katanya orang tua itu serupa benar dengan Raden Saleh. Tapi kemudian orang itu menyingkirkan diri lalu menghilang dikerumunan orang banyak!” Gunarto: “Ah, tidak mungkin dia ada disini…” I b u: (Setelah Diam Sebentar) “Aku kira juga dia sudah meninggal dunia atau keluar negeri. Sudah dua puluh tahun semenjak dia pergi pada malam hari raya seperti ini.” Maimun: “Ada orang mengatakan dia ada Singapur, Bu?” I b u: “Tapi itu sudah sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu kata orang dia mempunyai toko yang sangat besar disana. Dan kata orang juga yang pernah melihat, hidupnya sangat mewah.” Gunarto: (Kesal) “Ya! Tapi anaknya makan lumpur!” I b u: (Seperti Tidak Mendengar Gunarto) “Tapi kemudian tak ada lagi sama sekali kabar apapun tentang Ayahmu. Apalagi sesudah perang sekarang ini, dimana kita dapat bertanya?” Maimun: “Bagaimana rupa Ayah yang sebenarnya, Bu?” I b u: “Waktu ia masih muda, ia tak suka belajar. Tidak seperti kau. Ia lebih suka berfoya-foya. Ayahmu pada masa itu sangat disegani orang. Ia suka meminjamkan uang kesana kemari. Dan itulah…” Gunarto: (Kesal Lalu Mengalihkan Pembicaraan) “Selama hari raya ini berapa hari kau libur, Mun?” Maimun: “Dua hari, Bang.” I b u: “Oh ya! Hampir lupa masih ada makanan yang belum Ibu Taruh dimeja. IBU LALU MASUK KEDALAM Gunarto: (Setelah Diam Sebentar) “Pak Tirto bertemu dengan orang tua Itu kapan, Mun?”
  • 37. 37 Maimun: “Kemarin sore, Bang. Kira-kira jam setengah tujuh.” Gunarto: “Bagaimana pakaiannya?” Maimun: “Tak begitu bagus lagi katanya. Pakaiannya sudah compang camping dan kopiahnya sudah hampir putih.” Gunarto: (Acuh Saja) “Oh begitu?” Maimun: “Kau masih ingat rupa Ayah, Bang?” Gunarto: (Cepat) “Tidak ingat lagi aku.” Maimun: “Semestinya abang ingat, karena umur abang waktu itu sudah delapan tahun. Sedangkan aku saja masih ingat, walaupun samar-samar.” Gunarto: (Agak Kesal) “Tidak ingat lagi aku. Sudah lama aku paksa Diriku untuk melupakannya.” Maimun: (Terus Bicara) “Pak Tirto banyak cari tanya tentang Ayah.” IBU KELUAR KEMBALI MEMBAWA MAKANAN LALU BERGABUNG LAGI DENGAN MEREKA. I b u: “Ya, kata orang Ayahmu seorang yang baik hati.” (MENERAWANG) “Jika ia berada disini sekarang, dirumah ini, besok hari raya, tentu ia bisa bersenang-senang dengan anak-anaknya…” Gunarto: (Mengalihkan Pembicaraan) “Eh, Mintarsih seharusnya sudah pulang sekarang… jam berapa sekarang ini?” Maimun: “Bang Narto. Ada kabar aneh lagi nih! Tadi pagi aku Berkenalan dengan orang India. Dia mengajarkan aku bahasa Urdu, dan aku memberikan pelajaran bahasa Indonesia kepada dia! Gunarto: “Baguslah itu. Kau memang harus mengumpulkan ilmu sebanyak-banyaknya. Supaya nanti dapat dibanggakan kalau kau bisa jadi orang yang sangat berguna bagi masyarakat! Jangan seperti aku ini, hanya lulusan sekolah rendah. Aku tidak pernah merasakan atau bisa lebih tinggi lagi, karena aku tidak punya Ayah. Tidak ada orang yang mau membantu aku. Tapi kau Maimun, yang sekolah cukup tinggi, bekerjalah sekuat tenagamu! Aku percaya kau pasti bisa memenuhi tuntutan zaman sekarang ini!” MASUK MINTARSIH SEORANG ANAK GADIS YANG TAMPAK RIANG. IA MEMBAWA SESUATU YANG TAMPAKNYA UNTUK KEPERLUAN HARI RAYA BESOK. Mintarsih: “Ah…. sudah berbuka puasa semuanya?” I b u: “Tadi kami menunggu kau, tapi lama benar?” (Mintarsih Bergerak Mendekati Jendela Lalu Melongokkan Kepalanya Melihat Keluar) “Makanlah… Apa yang kau lihat diluar?”Mintarsih: “Waktu saya lewat disitu tadi…” (Menoleh Melihat GunartoYang Tampak Acuh Saja) “Bang Narto… dengarlah dulu…” Gunarto: (Tenang) “Ya, aku dengar.” Mintarsih: “Ada orang tua diujung jalan ini. Dari jembatan sana melihat lihat kearah rumah kita. Nampaknya seperti seorang pengemis.” (Semua Diam) “Yah… kenapa semua jadi diam?” GUNARTO TERTUNDUK MEMBISU Maimun: (Dengan Cepat) “Orang tua? Bagaimana rupanya?” Mintarsih: “Hari agak gelap. Jadi tidak begitu jelas kelihatannya… tapi orangnya…” TINGGI ATAU PENDEK TERGANTUNG PEMERAN, SUARA BEDUG AGAK KERAS TERDENGAR. Maimun: (Bangkit Dari Duduknya Lalu Melihat Ke Jendela) “Coba ku lihat!”
  • 38. 38 KEMUDIAN MAIMUN KELUAR TAK LAMA MASUK KEMBALI, LALU MELONGOKKAN KEPALANYA KE JENDELA LAGI Gunarto: (Menoleh Sedikit Kepada Maimun) “ Siapa Mun?” Maimun: “Tak ada orang kelihatannya?!” (Duduk Kembali) I b u: (Tampak Sedih) “Malam hari raya seperti ini ia berlalu dulu itu…” (Terkenang) Mungkin …” Gunarto: (Agak Kesal) “Ah Bu, lupakan sajalah apa yang sudah berlalu itu.” SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN TERDENGAR AGAK JELAS KETIKA SUASANA HENING, SAMBIL MENUNGGU DIALOG. I b u: “Waktu kami masih sama-sama muda, kami sangat berkasih kasihan. Sejelek-jelek Ayahmu, banyak juga kenangan-kenangan di masa itu yang tak dapat Ibu lupakan. Nak, mungkin ia kembali juga?” SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN MAKIN SAYUP-SAYUP LALU TERDENGAR SUARA ORANG MEMBERI SALAM DARI PINTU LUAR. R. Saleh: “Assalamualaikum, assalamualaikum… apa disini rumahnya Nyonya Saleh?” I b u: “Astagfirullah! Seperti suara Ayahmu, nak? Ayahmu pulang, nak! “ IBU BERGERAK MENDEKATI PINTU RUMAH LALU MEMBUKA PINTU LEBIH LEBAR. DAN NAMPAK RADEN SALEH BERDIRI DIHADAPANNYA. SUASANA JADI HENING TIBA-TIBA. HANYA TERDENGAR SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN YANG SAYUP-SAYUP NAMUN JELAS TERDENGAR. R. Saleh: (Setelah Lama Berpandangan) “Tina? Engkau Tina?” I b u: (Agak Gugup) “Saleh? Engkau Saleh? Engkau banyak berubah, Saleh.” R. Saleh: (Tersenyum Malu) “Ya aku berubah, Tina. Dua puluh tahun perceraian merubah wajahku.” (Kemudian Memandangi Anak-Anaknya Satu Persatu) “Dan ini tentunya anak-anak kita semua?” I b u: “Ya, memang ini adalah anak-anakmu semua. Sudah lebih besar dari Ayahnya. Mari duduk, dan pandangilah mereka. R. Saleh: (Ragu) “Apa? Aku boleh duduk, Tina?” MINTARSIH MENARIK KURSI UNTUK MEMPERSILAHKAN RADEN SALEH DUDUK. I b u: “Tentu saja boleh. Mari…” (Menuntun raden saleh sampai ke kursi) Ayahmu pulang, Nak. Maimun: (Gembira Lalu Berlutut Dihadapan Raden Saleh) ”Ayah, aku Maimun.” R. Saleh: “Maimun? Engkau sudah besar sekarang, Nak. Waktu aku Pergi dulu, engkau masih kecil sekali. Kakimu masih lemah, belum dapat berdiri.” (Diam sebentar lalu melihat mintarsih) “Dan Nona ini, siapa?” Mintarsih: “Saya Mintarsih, Ayah.” (Lalu Mencium Tangan Ayahnya) R. Saleh: “Ya, ya… Mintarsih. Aku dengar dari jauh bahwa aku mendapat seorang anak lagi. Seorang putri”. (Memandang Wajah Mintarsih) “Engkau cantik, Mintarsih. Seperti Ibumu dimasa muda.” (Ibu Tersipu Malu) “Aku senang sekali. Tak tahu apa yang harus ku lakukan?” I b u: “Aku sendiri tidak tahu dimana aku harus memulai berbicara? Anak-anak semuanya sudah besar seperti ini. Aku kira inilah bahagia yang paling besar.”
  • 39. 39 R. Saleh: (Tersenyum Pahit) “Ya, rupanya anak-anak dapat juga besar walaupun tidak dengan Ayahnya.” I b u: “Mereka semua sudah jadi orang pandai sekarang. Gunarto bekerja diperusahaan tenun. Dan Maimun tak pernah tinggal kelas selama bersekolah. Tiap kali keluar sebagai yang pertama dalam ujian. Sekarang mereka sudah mempunyai penghasilan masing-masing. Dan Mintarsih dia ini membantu aku menjahit.” Mintarsih: (Malu) “Ah, Ibu.” R. Saleh: (Sambil Batuk-Batuk) “Sepuluh tahun aku menjadi seorang saudagar besar disingapur. Aku menjadi kepala perusahaan dengan pegawai berpuluh-puluh orang. Tapi malang bagiku, toko itu habis terbakar. Lalu seolah-olah seperti masih belum puas menyeret aku kelembah kehancuran, saham- saham yang ku beli merosot semua nilainya sehabis perang ini. Sesudah itu semua segala yang kukerjakan tak ada lagi yang sempurna. Sementara aku sudah mulai tua. Lalu tempat tinggalku, keluargaku, anak isteriku tergambar kembali didepan mata dan jiwaku. Kalian seperti mengharapkan kasihku.” (Batuk-batuk. Lalu memandang Gunarto) “Maukah engkau memberikan air segelas buat ku Gunarto? Hanya engkau yang tidak…” I b u: (Gelisah Serba Salah) “Narto, Ayahmu yang berbicara itu.” “Mestinya engkau gembira, nak. Sudah semestinya Ayah berjumpa kembali dengan anak-anaknya yang sudah sekian lama tidak bertemu.” R. Saleh: “Kalau Narto tak mau, engkaulah Maimun. Maukah kau memberikan Ayah air segelas?” Maimun: “Baik, Ayah.” MAIMUN BERGERAK HENDAK MENGAMBILKAN AIR MINUM, TAPI NIATNYA TERHENTI OLEH TEGURAN KERAS GUNARTO. Gunarto: “Maimun! Kapan kau mempunyai seorang Ayah!” I b u: “Gunarto!” (Sedih, Gelisah Dan Mulai Menangis) Gunarto: (Bicara Perlahan Tapi Pahit) “Kami tidak mempunyai Ayah, Bu. Kapan kami mempunyai seorang Ayah?” I b u: (Agak Keras Tapi Tertahan) “Gunarto! Apa katamu itu!” Gunarto: “Kami tidak mempunyai seorang Ayah kataku. Kalau kami mempunyai Ayah, lalu apa perlunya kami membanting tulang selama ini? Jadi budak orang! Waktu aku berumur delapan tahun, aku dan Ibu hampir saja terjun kedalam laut, untung Ibu cepat sadar. Dan jika kami mempunyai Ayah, lalu apa perlunya aku menjadi anak suruhan waktu aku berumur sepuluh tahun? Kami tidak mempunyai seorang Ayah. Kami besar dalam keadaan sengsara. Rasa gembira didalam hati sedikitpun tidak ada. Dan kau Maimun,. Lupakah engkau waktu menangis disekolah rendah dulu? Karena kau tidak bisa membeli kelereng seperti kawan-kawanmu yang lain. Dan kau pergi kesekolah dengan pakaian yang sudah robek dan tambalan sana-sini? Itu semua terjadi karena kita tidak mempunyai seorang Ayah! Kalau kita punya seorang Ayah, lalu kenapa hidup kita melarat selama ini!” IBU DAN MINTARSIH MULAI MENANGIS DAN MAIMUN MERASA SEDIH. Maimun: “Tapi bang, Narto. Ibu saja sudah memaafkannya. Kenapa kita tidak?” Gunarto: (Sikapnya Dingin, Namun Keras) “Ibu seorang perempuan. Waktu aku kecil dulu, aku pernah menangis dipangkuan Ibu karena lapar, dingin dan penyakitan, dan Ibu selalu bilang “Ini semua adalah
  • 40. 40 kesalahan Ayahmu, Ayahmu yang harus disalahkan.” Lalu kemudian aku jadi budak suruhan orang! Dan Ibu jadi babu mencuci pakaian kotor orang lain! Tapi aku berusaha bekerja sekuat tenagaku! Aku buktikan kalau aku dapat memberi makan keluargaku! Aku berteriak kepada dunia, aku tidak butuh pertolongan orang lain! Yah.. orang yang meninggalkan anak dan isterinya dalam keadaan sengsara. Tapi aku sanggup menjadi orang yang berharga, meskipun aku tidak mengenal kasih sayang seorarng ayah! Waktu aku berumur delapan belas tahun, tak lain yang selalu terbayang dan terlihat diruang mataku hanya gambaran Ayahku yang telah sesat! Ia melarikan diri dengan seorang perempuan asing yang lalu menyeretnya kedalam lembah kedurjanaan! Lupa ia kepada anak dan isterinya! Juga lupa ia kepada kewajibannya karena nafsunya telah membawanya kepintu neraka! Hutangnya yang ditinggalkan kepada kita bertimbun-timbun! Sampai-sampai buku tabunganku yang disimpan oleh Ibu ikut hilang juga bersama Ayah yang minggat itu! Yah, masa kecil kita sungguh-sungguh sangat tersiksa. Maka jika memang kita mempunyai Ayah, maka Ayah itulah musuhku yang sebesar-besarnya!” I b u: “Gunarto!” (Mintarsih Dan Ibu Menangis) Maimun: “Bang!” Mintarsih: “Bang!” KALAU MUNGKIN DIALOG MEREKA BERTIGA TADI DIUCAPKAN BERBARENGAN Maimun: (Dengan Suara Agak Sedih) “Tapi, Bang. Lihat Ayah sudah Seperti ini sekarang. Ia sudah tua bang Narto.” Gunarto: “Maimun, sering benar kau ucapkan kalimat “Ayah” kepada orang yang tidak berarti ini? Cuma karena ada seorang tua yang masuk kerumah ini dan ia mengatakan kalau ia Ayah kita, lalu kau sebut pula ia Ayah kita? Padahal dia tidak kita kenal. Sama sekali tidak Maimun. Coba kau perhatikan apakah kau benar-benar bisa merasakan kalau kau sedang berhadapan dengan Ayah mu?” Maimun: “Bang Narto, kita adalah darah dagingnya. Bagaimanapun buruknya kelakuan dia kita tetap anaknya yang harus merawatnya.” Gunarto: “Jadi maksudmu ini adalah kewajiban kita? Sesudah melepaskan hawa nafsunya dimana- mana, lalu sekarang ia kembali lagi kesini karena sudah tua dan kita harus memeliharanya? Huh, enak betul!” I b u: (Bingung, Serba-Salah) “Gunarto, sampai hati benar kau Berkata begitu terhadap Ayahmu. Ayah kandungmu. Gunarto: (Cepat) “Ayah kandung? Memang Gunarto yang dulu pernah punya Ayah, tapi dia sudah meninggal dunia dua puluh tahun yang lalu. Dan Gunarto yang sekarang adalah Gunarto yang dibentuk oleh Gunarto sendiri! aku tidak pernah berhutang budi kepada siapapun diatas dunia ini. Aku merdeka, semerdeka merdekanya, Bu!” SUARA BEDUG DAN TAKBIR BERSAHUT-SAHUTAN DIIRINGI SUARA TANGIS IBU DAN MINTARSIH. R. Saleh: (Diantara Batuknya) “Aku memang berdosa dulu itu. Aku mengaku. Dan itulah sebabnya aku kembali pada hari ini. Pada hari tuaku untuk memperbaiki kesalahan dan dosaku. Tapi ternyata sekarang…. yah, benar katamu Narto. Aku seorang tua dan aku tidak bermaksud untuk mendorong- dorongkan diri agar diterima dimana tempat yang aku tidak dikehendaki.” (Berfikir,sementara maimun
  • 41. 41 tertunduk diam dan mintarsih menangis dipelukan ibunya) “Baiklah aku akan pergi. Tapi tahukah kau Narto, bagaimana sedih rasa hatiku. Aku yang pernah dihormati, orang kaya yang memiliki uang berjuta-juta banyaknya, sekarang diusir sebagai pengemis oleh seorang anak kandungnya sendiri… tapi biarlah sedalam apapun aku terjerumus kedalam kesengsaraan, aku tidak akan mengganggu kalian lagi.” (Berdiri Hendak Pergi, Tetap Batuk-Batuk) Maimun: (Menahan) “Tunggu dulu, Ayah! Jika Bang Narto tidak mau menerima Ayah, akulah yang menerima Ayah. Aku tidak perduli apa yang terjadi!” Gunarto: “Maimun! Apa pernah kau menerima pertolongan dari orang tua seperti ini? Aku pernah menerima tamparan dan tendangan juga pukulan dari dia dulu! Tapi sebiji djarahpun, tak pernah aku menerima apa-apa dari dia!” Maimun: “Jangan begitu keras, Bang Narto.” Gunarto: (Marah, Dengan Cepat) “Jangan kau membela dia! Ingat, siapa yang membesarkan kau! Kau lupa! Akulah yang membiayaimu selama ini dari penghasilanku sebagai kuli dan kacung suruhan! Ayahmu yang sebenar-benarnya adalah aku!” Mintarsih: “Engkau menyakiti hati Ibu, Bang.” (Sambil Tersedu-Sedu) Gunarto: “Kau ikut pula membela-bela dia! Sedangkan untuk kau, aku juga yang bertindak menjadi Ayahmu selama ini! Baiklah, peliharalah orang itu jika memang kalian cinta kepadanya! Mungkin kau tidak merasakan dulu pahit getirnya hidup karena kita tidak punya seorang Ayah. Tapi sudahlah, demi kebahagiaan saudara-saudaraku, jangan sampai menderita seperti aku ini.” IBU DAN MINTARSIH TERUS MENANGIS, SEMENTARA MAIMUN DIA KAKU, SUARA BEDUG DAN TAKBIR TERUS BERSAHUT-SAHUTAN. LALU TERDENGAR SUARA GEMURUH PETIR DAN HUJANPUN TURUN. R. Saleh: “Aku mengerti… bagiku tidak ada jalan untuk kembali. Jika Aku kembali aku hanya mengganggu kedamaian dan kebahagiaan anakku saja. Biarlah aku pergi. Inilah jalan yang terbaik. Tidak ada jalan untuk kembali. RADEN SALEH BERGERAK PERLAHAN SAMBIL BATUK-BATUK, SEMENTARA MAIMUN MENGIKUTI DARI BELAKANG. Maimun: “Ayah, apa Ayah punya uang? Ayah sudah makan?” Mintarsih: (Dengan Air Mata Tangisan) “Kemana Ayah akan pergi sekarang?” R. Saleh: “Tepi jalan atau dalam sungai. Aku cuma seorang pengemis sekarang. Seharusnya memang aku malu untuk masuk kedalam rumah ini yang kutinggalkan dulu. Aku sudah tua lemah dan sadar, langkahku terayun kembali. Yah, sudah tiga hari aku berdiri didepan sana, tapi aku malu tak sanggup sebenarnya untuk masuk kesini. Aku sudah tua, dan…” RADEN SALEH MEMANDANGI ANAK- ANAKNYA SATU PERSATU LALU KELUAR DENGAN PERLAHAN SAMBIL BATUK-BATUK. BERJALAN LEMAH DIIRINGI SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN YANG SAYUP-SAYUP MASIH TERDENGAR, SEMENTARA HUJAN MULAI TURUN DENGAN DERAS. I b u: (Sambil Menangis) “Malam hari raya dia pergi dan datang Untuk pergi kembali. Seperti gelombang yang dimainkan oleh angin topan. Demikianlah nasib Ibu, Nak.”
  • 42. 42 Mintarsih: (Sambil Menangis Menghampiri Gunarto, Lalu Bergerak Kedekat Jendela) “Bang…. bagaimanakah Abang? Tidak dapatkah Abang memaafkan Ayah? Besok hari raya, sudah semestinya kita saling memaafkan. Abang tidak kasihan? Kemana dia akan pergi setua itu?” HUJAN SEMAKIN DERAS Maimun: (Kesal) “Tidak ada rasa belas kasihan. Tidak ada rasa tanggung jawab terhadap adik-adiknya yang tidak berAyah lagi.” Mintarsih: “Dalam hujan lebat seperti ini, Abang suruh dia pergi. Dia Ayah kita Bang. Ayah kita sendiri! Gunarto: (Memandang Adiknya) “Janganlah kalian lihat aku sebagai terdakwa. Mengapa kalian menyalahkan aku saja? Aku sudah hilangkan semua rasa itu! Sekarang kalian harus pilih, dia atau aku!” Maimun: (Tiba-Tiba Bangkit Marahnya) “Tidak! Aku akan panggil kembali Ayahku pulang! Aku tidak perduli apa yang Abang mau lakukan? Kalau perlu bunuh saja aku kalau Abang mau! Aku akan panggil Ayahku! Ayahku pulang! Ayahku mesti pulang!” MAIMUN LARI KELUAR RUMAH, SEMENTARA HUJAN MAKIN LEBAT DIIRINGI SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN SAYUP-SAYUP TERDENGAR.. Gunarto: “Maimun kembali!” GUNARTO CEPAT HENDAK MENYUSUL MAIMUN TAPI TIDAK JADI LALU PERLAHAN-LAHAN DUDUK KEMBALI. IBU DAN MINTARSIH MENANGIS. SUASANA HENING SEJENAK HANYA TERDENGAR SUARA BEDUG DAN TAKBIRAN SERTA GEMURUH HUJAN. TAK BERAPA LAMA TAMPAK MAIMUN MASUK KEMBALI. NAMUN IA HANYA MEMBAWA PAKAIAN DAN KOPIAH AYAHNYA SAJA. MAIMUN KELIHATAN MENANGIS. Mintarsih: “Mana Ayah, Bang?” I bu: “Mana Ayahmu?” Maimun: “Tidak aku lihat. Hanya kopiah dan bajunya saja yang kudapati…” Gunarto: “Maimun, dimana kau dapatkan baju dan kopiah itu?” Maimun: “Dibawah lampu dekat jembatan…” Gunarto: “Lalu Ayah? Bagaimana dengan Ayah? Dimana Ayah?” Maimun: “Aku tidak tahu…” Gunarto:(Kaget dan Sadar) “Jadi, jadi Ayah meloncat kedalam sungai!” I b u: (Menjerit) “Gunarto….!” Gunarto: (Berbicara Sendiri Sambil Memeggang Pakaian Dan Kopiah Ayahnya. Tampak Menyesal) “Dia tak tahan menerima penghinaan dariku. Dia yang biasa dihormati orang, dan dia yang angkuh, yah, angkuh seperti diriku juga… Ayahku. Aku telah membunuh Ayahku. Ayahku sendiri. Ayahku pulang, Ayahku pulang…” GUNARTO BERTERIAK MEMANGGIL-MANGGIL AYAHNYA LALU LARI KELUAR RUMAH DAN TERUS BERTERIAK-TERIAK SEPERTI ORANG GILA. IBU MINTARSIH DAN MAIMUN BERBARENGAN BERTERIAK MEMANGGIL GUNARTO “GUNARTO….!!” SUARA BEDUG BERSAHUT-SAHUTAN DIIRINGI TAKBIR. SEMENTARA HUJAN MASIH SAJA TURUN DENGAN DERASNYA. LAMPU PANGGUNG PERLAHAN-LAHAN MATI LALU LAYAR TURUN.