SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
FARMAKOTERAPI
Penyakit Epilepsi
Farmakoterapi 1
Program Pasca Sarjana Farmasi Klinik
Universitas Andalas
2018
Kelompok I
1. Renyiska Yula
2. Wijaya Adi Putra
3. Rahmi Amini
DEFINISI
EPILEPSI
Fisiologis:
Cetusan listrik lokal pada
substansia grisea otak
yang terjadi sewaktu-
waktu, mendadak, dan
sangat cepat. (Hughlings
Jackson)
Klinis:
Gangguan paroksismal
di mana cetusan
neuron korteks serebri
mengakibatkan serangan
penurunan kesadaran,
perubahan fungsi
motorik atau sensorik,
perilaku atau emosional
yang intermiten dan
stereotipik.
Prevalensi
- 1 % dari populasi
- 20 – 50 pasien baru terdiagnosis per
100.000 per tahun
- Sekitar 50 juta penderita seluruh
dunia (WHO)
- Angka kematian per tahun 2 per
100.000
- 30 % dari penderita epilepsi memiliki
keluarga dengan gangguan konvulsi
- Angka kejadian pada pria lebih tinggi
dari wanita
Epidemiologi
•Agak sulit mengestimasi jumlah kasus epilepsy 
pada kondisi tanpa serangan, pasien terlihat normal
dan semua data lab juga normal, selain itu ada stigma
tertentu pada penderita epilepsy  malu/enggan
mengakui
•Insiden paling tinggi pada umur 20 tahun pertama,
menurun sampai umur 50 th, dan meningkat lagi
setelahnya terkait dg kemungkinan terjadinya penyakit
cerebrovaskular
•Pada 75% pasien, epilepsy terjadi sebelum umur 18 th
- Prognosis umumnya baik, 70 – 80%
pasien yang mengalami epilepsy akan
sembuh, dan kurang lebih separo pasien
akan bisa lepas obat
- 20 - 30% mungkin akan berkembang
menjadi epilepsi kronis  pengobatan
semakin sulit  5 % di antaranya akan
tergantung pada orang lain dalam
kehidupan sehari-hari
- Pasien dg lebih dari satu jenis epilepsi,
mengalami retardasi mental, dan
gangguan psikiatri dan neurologik 
prognosis jelek
- Penderita epilepsi memiliki tingkat
kematian yg lebih tinggi daripada populasi
umum
PROGNOSIS
turunnya potensial
membran akibat
gangguan elektrolit
neuron-neuronnya pada
kondisi tertentu (misalnya
dengan naiknya pH) akan
dimuati bersama-sama
(sinkron).
pengaruh pada pompa Na+
-K+ akibat defisiensi energi
(misalnya akibat
hipoglikemia, hipoksia,
inhibitor enzim)
Sekelompok neuron yang
mudah terangsang
(neuron ‘epileptik’)
membentuk suatu fokus
(‘pengatur langkah’,
satuan epileptik
fungsional)
depolarisasi membran
sel akibat naiknya
konsentrasi
neurotransmiter eksitasi
atau turunnya
konsentrasi
neurotransmiter inhibisi
gagalnya sinapsis
inhibitorik
PATOFISIOLOGI
EPILEPSI
KLASIFIKASI
berdasarkan deskripsi klinis dan temuan elektrofisiologis
Kejang Umum
Absen, Myoklonik, Klonik,
Tonik, Tonik-Klonik, Atonik,
Spasme Infantil (kedua
hemisfere otak secara
bersama)
Status Epileptikus
Kejang parsial
1. Sederhana
2. Kompleks
(daerah tertentu otak)
Kejang Tidak Dapat Diklasifikasi
KLASIFIKASIEPI
LEPSI
Kejang umum terbagi atas:
• Tonic-clonic convulsion = grand mal
• merupakan bentuk paling banyak terjadi
• pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar air
liur
• bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah
• terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan,
sakit kepala atau tidur
• Abscense attacks = petit mal
• jenis yang jarang
• umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja
• penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan
kepala terkulai
• kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari
• Myoclonic seizure
• biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur
• pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba
• jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal
• Atonic seizure
• jarang terjadi
• pasien tiba-tiba kehilangan
kekuatan otot  jatuh, tapi bisa
segera recovered
Petit mal
Kejang parsial terbagi menjadi :
• Simple partial seizures
• pasien tidak kehilangan kesadaran
• terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh
• Complex partial seizures
• pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan
mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran
Kejang parsial
IDIOPATIK
tidak diketahui penyebabnya,
seringkali menunjukkan predisposisi
genetik (contoh: epilepsi mayor,
dalam persentase yang kecil
disebabkan juga oleh faktor
keturunan)
SIMTOMATIK
adanya lesi struktural fokal di otak (trauma, infrak,
perdarahan, tumor, dll) atau oleh proses yang lebih difus
(penurunan ketersediaan substansi yang dibutuhkan untuk
metabolisme normal otak – hipoksia, hipoglikemia; penyakit
metabolik – hipotermia, defisiensi vitamin; inflamasi otak
atau selaput otak – ensefalitis, meningitis); obat-obatan –
opiat, antidepresan, hipnotik, alkohol, petidin; keracunan
timah hitam).
ETIOLOGI EPILEPSI
Penyebab Epilepsi Simtomatik
Neonatus
Trauma persalinan Perdarahan intrakranial Hipoksia
Hipoglikemia
Hipokalsemia
Anak-anak
Anomali congenital
Sklerosis tuberose
Penyakit penimbunan metabolik
Dewasa muda
Cedera kepala
Obat-obatan dan alcohol
Dewasa, usia pertengahan
Tumor serebri
Usia lanjut
Penyakit serebrovaskular
Penyakit degenerative (Alzheimer, penyakit prion)
Tidak semua penyebab diatas harus terjadi sesuai golongan usia tertentu;
misalnya tumor dapat terjadi pada semua usia. Beberapa penyebab tidak terbatas pada
kelompok usia tertentu: Infeksi, seperti meningitis, ensefalitis, abses, sistiserkosis
Inflamasi – sklerosis multipel (jarang), vaskulitis
GEJALA DIAGNOSA PEMERIKSAAN
LAB
KEJANG Tes neurologi
dan tingkah-laku
TIDAK ADA.
Kecuali untuk melihat
penyebab kejang, misal:
hipoglikemia, perubahan
konsentrasi elektrolit,
infeksi, infeksi timbal,
anemia, dan sebagainya
GAMBARAN KLINIS
CT SCAN MRI EEG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tatalaksana terapi
• Non farmakologi:
• Amati faktor pemicu
• Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau
alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.
• Farmakologi : menggunakan obat-obat antiepilepsi
TERAPI FARMAKOLOGI
Sasaran Terapi
Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan meminimalisasi adverse
effect of drug
mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik
syaraf yang berlebihan  melalui perubahan pada
kanal ion atau mengatur ketersediaan
neurotransmitter
Strategi Terapi
Prinsip umum terapi epilepsi:
• monoterapi lebih baik  mengurangi potensi adverse effect,
meningkatkan kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa politerapi
lebih baik dari monoterapi dan biasanya kurang efektif karena
interaksi antar obat justru akan mengganggu efektivitasnya dan
akumulasi efek samping dg politerapi
• hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif 
toleransi, efek pada intelegensia, memori, kemampuan motorik
bisa menetap selama pengobatan
• jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-sedatif, jika
gagal baru diberi sedatif atau politerapi
• berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya
• Memperhatikan risk-benefit ratio terapi
• Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan sedapat
mungkin dalam jangka waktu pendek
• mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan
sesuai dg kondisi klinis pasien  penting : kepatuhan
pasien
• ada variasi individual terhadap respon obat
antiepilepsi  perlu pemantauan ketat dan
penyesuaian dosis
• jika suatu obat gagal mencapai terapi yang diharapkan
 pelan-pelan dihentikan dan diganti dengan obat
lain (jgn politerapi)
OBAT ANTI EPILEPSI/AED
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi
kanal Na+:
Inaktivasi kanal Na  menurunkan
kemampuan syaraf untuk menghantarkan
muatan listrik
Contoh: fenitoin, karbamazepin,
lamotrigin, okskarbazepin, valproat
Obat-obat yang meningkatkan transmisi
inhibitori GABAergik:
1. Agonis reseptor GABA  meningkatkan
transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja
reseptor GABA 
contoh: benzodiazepin, barbiturat
2. Menghambat GABA transaminase 
konsentrasi GABA meningkat  contoh:
Vigabatrin
3. Menghambat GABA transporter 
memperlama aksi GABA  contoh:
Tiagabin
4. Meningkatkan konsentrasi GABA pada
cairan cerebrospinal pasien  mungkin
dg menstimulasi pelepasan GABA dari
non-vesikular pool  contoh: Gabapentin
Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya
Kejang
parsial
Kejang Umum (generalized seizures)
Tonic-clonic Abscense Myoclonic,
atonic
Drug of
choice
Karbamazepi
n
Fenitoin
Valproat
Valproat
Karbamaze
pin
Fenitoin
Etosuksimi
d
Valproat
Valproat
Alternativ
es
Lamotrigin
Gabapentin
Topiramat
Tiagabin
Primidon
Fenobarbital
Lamotrigin
Topiramat
Primidon
Fenobarbita
l
Clonazepa
m
Lamotrigin
Klonazepa
m
Lamotrigin
Topiramat
Felbamat
Diagnosa positif
Mulai pengobatan dg satu AED
Pilih berdasar klasifikasi kejang
dan efek samping
Sembuh ?
Ya
Efek samping dapat ditoleransi ?
Tidak
Ya
Turunkan dosis
Kualitas hidup
optimal ?
Ya Tidak
Lanjutka
n
terapi
Tidak
Efek samping dapat ditolerans
Tingkatkan dosis Turunkan dosis
Tambah AED 2
Tidak
Ya
Sembuh?
Hentikan
AED1
Tetap gunakan
AED2
Pertimbangkan,
Atasi dg tepat
Ya Tidak
lanjut
lanjut
ALGORITMA
TATALAKSANA
EPILEPSI
lanjutan
Lanjutka
n
terapi
Tidak sembuh
Tidak kambuh
Selama > 2 th ?
ya tidak
Hentikan
pengobatan
Kembali ke
Assesment
awal
Efek samping dapat ditoleransi ?
Ya
Tidak
Hentikan AED yang tdk
efektif,
Tambahkan AED2 yang lain
Tingkatkan dosis
AED2, cek interaksi
Cek kepatuhan
Sembuh ?
Tidak
Y
a
Lanjutkan terapi Rekonfirmasi diagnosis,
Pertimbangkan pembedahan
Atau AED lain
Profil obat
•Karbamazepin (carbamazepin)
Dimetabolisme di liver carbamazepin – 10, 11 –
epoxide (metabolit aktif) 
Antikonvulsan
Neurotoksisitas  ES : mual, bingung, mengantuk,
pandangan kabur, ataksia
ES jarang : agranulositosis
Kons serum meningkat linier dg dosis (beda dg fenitoin)
•Fenitoin
Terhidroksilasi di liver mell sistem penjenuhan enzim,
kec metab bervariasi antar individu
Diperlukan sampai 20 hari u mencapai kadar level
stabil sesudah perub dosis shg perlu dicegah ↑
dosis secara gradual atau sampai tjd tanda gangg
serebral (nistagmus, ataksia, pergerakan involuntar)
Perlu monitoring kons serum scr ketat  ↑ dosis
kecil menghasilkan kadar toksik obat dlm serum
ES lain : hipertrofi gusi, jerawat, kulit berlemak,
gambaran muka kasar dan hirsutism
• Lamotrigin
Dapat digunakan dlm btk tunggal, spt fenitoin dg ES <
ES : pandangan kabur, bingung, mengantuk
Reaksi kulit serius terutama pd anak kecil
•Fenobarbital
Kmk sama efektifnya dg karbamazepin & fenitoin pd
pengobatan kejang tonik-klonik dan parsial, ttp ES
sedatif >
Toleransi tjd pd pemakaian jangka panjang dan
withdrawl scr tiba2 yg dpt memicu status epileptikus.
ES : simptom serebral (sedasi, ataksia, nistagmus),
mengantuk (pd dws), dan hiperkinesia pd anak2
Primidon dimetab mjd metabolit aktif antikonvulsan,
salah satunya adl fenobarbital
•Vigabatrin, gabapentin, dan topiramat
Digunakan sbg : “ add-on” drugs pd penderita epilepsi
yg tdk mencapai efek baik dg obat antiepilepsi lain
Vigabatrin sedikit / jarang digunakan krn dpt
mengurangi daerah pandang (visual fields) sampai
1/3 penderita
Gabapentin & karbamazepin juga digunakan utk
mengobati nyeri neuropatik (shooting & stabbing) yg
krg berespon thdp analgesik konvensional
• Ethosuximide
Hanya efektif pd pengobatan kejang mioklonik (tanpa efek kehilangan
kesadaran)
• Valproat
Keuntungan : risiko sedatif <, spektrum aktivitas luas & ES mual,
peningkatan BB, perdarahan & rambut rontok relatif kecil
Kerugian utama : kdg2 respon idiosinkratik menyebabkan toksisitas
hepatik parah / fatal
• Benzodiazepin : Clonazepam
Antikonvulsan poten, efektif pd absences, tonic-clonic seizures &
myoclonic seizures
Bersifat sedatif dan toleransi kuat dimana tjd pada pemberian oral yg
lama
Pemberian obat antiepilepsi pada anak
• Terjadi defisiensi kognitif spesifik akibat : bangkitan epilepsi,
faktor etiologi, munculnya bangkitan pada usia dini, sering
mengalami bangkitan, dan obat antiepilepsi
• Pengaruh beberapa obat antiepilepsi :
• Fenobarbital →hiperaktif
• Fenitoin (dosis tinggi)→enselofati progresif, retardasi mental
dan penurunan kemampuan membaca
• Karbamazepin dan asam valproat →gangguan kognitif ringan
• Valproat (dosis tinggi)→mengganggu fungsi motorik
Efek obat antiepilepsi pada anak
• Jurnal Pediatr Neurol. th 2006 : obat2 antiepilepsi (asam valproat,
carbamazepin, oxcarbazepin) dapat menurunkan densitas tulang pada
anak.
• Perlu monitoring pemakaian jangka panjang pada anak, di samping perlu
dipertimbangkan pemberian suplemen utk tulang.
Penatalaksanaan epilepsi pada lanjut
usia
•Perlu pertimbangan : penyakit lain yg menyertai,
polifarmasi yg menyebabkan interaksi obat,
perubahan fisiologi tubuh (absorpsi obat, ikatan
protein, metabolisme dan eliminasi obat)
•Prinsip terapi : dosis tunggal atau dua kali sehari, tidak
ada efek samping atau minimal, tidak ada interaksi
obat atau minimal, ikatan protein rendah,
farmakokinetik linier, tidak berpotensi reaksi alergi
atau idiosinkrasi, dan ada ketersediaan dlm bentuk
parenteral
Status epileptikus
•= kejang umum yang terjadi selama 5 menit atau lebih
atau kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa pemulihan
kesadaran di antara dua kejadian tersebut
•Merupakan kondisi darurat yg memerlukan
pengobatan yang tepat untuk meminimalkan
kerusakan neurologik permanen maupun kematian
Terapi ?
• Non-farmakologi:
• Tanda-tanda vital dipantau
• Pelihara ventilasi
• Berikan oksigen
• Cek gas darah utk memantau asidosis respiratory atau
metabolik
• Kadang terjadi hipoglikemi  berikan glukosa
• Farmakologi : dengan obat-obatan
Algoritma tatalaksana pada status epileptikus
Pada kehamilan
Akibat epilepsi pd kehamilan :
Kejang maternal 25 – 30% penderita
Komplikasi kehamilan
ES pd fetus meliputi penyakit dan obat antiepilepsi
•Efek obat antiepilepsi pd kehamilan  malformasi
kongenital
Barbiturat & fenitoin  congenital heart malformation,
orofacial clefts & malformasi lain
Valproat & carbamazepin spina bifida (neural tube
defect) & hypospadias
ES pd kehamilan yg bukan akibat obat antiepilepsi :
hambatan pertumb, psikomotor, retardasi mental,
BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
KIE pada wanita epilepsi yg hamil
•Intake asam folat (~0,4 – 1 mg/hari) pd
prenatalmencegah efek teratogenik
•Obat antiepilepsi secara monoterapi, dosis serendah
mgk mengurangi efek teratogenik
•Obat2 antiepilepsi yg lebih baru punya efek
teratogenik <
•Pemberian vit K pd bulan terakhir kehamilan dg dosis
10 mg oral setiap hari mencegah koagulopati
KIE pada ibu menyusui
• Meski distribusi obat antiepilepsi dilaporkan rendah pada air susu,
namun perlu diperhatikan efek pada bayi (sedasi, iritabilitas, poor
feeding) terutama pada pemakaian barbiturat & benzodiazepin
- Perlu dipertimbangkan terapi operatif
(terutama utk epilepsi
refrakter/kambuhan)
- Yang paling aman & efektif : reseksi
lobus temporal bagian anterior, jenis
yang lain : reseksi korteks otak,
hemisferektomi, pembedahan korpus
kalosum, reseksi multilobar pada bayi
- Lebih kurang 70-80 % penderita yg
mengalami operasi terbebas dari
bangkitan, walaupun beberapa
diantaranya harus tetap minum obat
Jika terapi farmakologi gagal, bagaimana ?
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
Mekanisme Transport Na dan K
Mekanisme  Transport Na dan KMekanisme  Transport Na dan K
Mekanisme Transport Na dan Kawarisusanti
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatSapan Nada
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Bayu Mario
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikLia Oktaviani
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllIkhsan Bz
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderAprizal Tsumaruto
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptxadaptifakhlak
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 

What's hot (20)

Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Mekanisme Transport Na dan K
Mekanisme  Transport Na dan KMekanisme  Transport Na dan K
Mekanisme Transport Na dan K
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
Soal formulasi dasar 2
Soal formulasi dasar 2Soal formulasi dasar 2
Soal formulasi dasar 2
 
Antiangina
AntianginaAntiangina
Antiangina
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Farmakologi Analgetik
Farmakologi AnalgetikFarmakologi Analgetik
Farmakologi Analgetik
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Titrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dllTitrasi serimetri dll
Titrasi serimetri dll
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunderFistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
Fistan materi 1 metabolit primer dan sekunder
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 

Similar to Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit

Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Nova Lestary
 
Bedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsiBedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsiwidia ningsih
 
Epilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptxEpilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptxsocmed6
 
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwanaEpilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwanaDyah Sekar Nirwana
 
EPILEPSI_JADI.pptx
EPILEPSI_JADI.pptxEPILEPSI_JADI.pptx
EPILEPSI_JADI.pptxabuamar11
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanardiners
 
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptxPPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptxssuser13bf79
 
Online Class - Epilepsy (Done) (1).pptx
Online Class - Epilepsy (Done) (1).pptxOnline Class - Epilepsy (Done) (1).pptx
Online Class - Epilepsy (Done) (1).pptxAhmadSofyanAtsauri
 
Clinical study oksa
Clinical study oksaClinical study oksa
Clinical study oksashintasissy
 
Manajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan komaManajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan komaJuin Siswanto
 
penatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
penatalaksaanaan kasus status epilepsi barupenatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
penatalaksaanaan kasus status epilepsi barusetianingsihparamita
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013muhammadfahman
 

Similar to Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit (20)

Farmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsiFarmakologi antiepilepsi
Farmakologi antiepilepsi
 
Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2Patofisologi farmasi semster2
Patofisologi farmasi semster2
 
EPILEPSI.pptx
EPILEPSI.pptxEPILEPSI.pptx
EPILEPSI.pptx
 
Bedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsiBedah saraf kejang epilepsi
Bedah saraf kejang epilepsi
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdfkupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
 
Epilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptxEpilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptx
 
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwanaEpilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
Epilepsi dan anti epilepsi . dyah sekar nirwana
 
Epilepsi s1-va
Epilepsi s1-vaEpilepsi s1-va
Epilepsi s1-va
 
EPILEPSI_JADI.pptx
EPILEPSI_JADI.pptxEPILEPSI_JADI.pptx
EPILEPSI_JADI.pptx
 
Epilepsi 0
Epilepsi 0Epilepsi 0
Epilepsi 0
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
 
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptxPPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx
 
Kejang
KejangKejang
Kejang
 
38128375 epilepsi
38128375 epilepsi38128375 epilepsi
38128375 epilepsi
 
Online Class - Epilepsy (Done) (1).pptx
Online Class - Epilepsy (Done) (1).pptxOnline Class - Epilepsy (Done) (1).pptx
Online Class - Epilepsy (Done) (1).pptx
 
Clinical study oksa
Clinical study oksaClinical study oksa
Clinical study oksa
 
Manajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan komaManajemen pasien stupor dan koma
Manajemen pasien stupor dan koma
 
penatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
penatalaksaanaan kasus status epilepsi barupenatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
penatalaksaanaan kasus status epilepsi baru
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013
 

More from LisaSofitriana

MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,LisaSofitriana
 
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptxGAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptxLisaSofitriana
 
ppt farmasi klinik fika.pptx
ppt farmasi klinik fika.pptxppt farmasi klinik fika.pptx
ppt farmasi klinik fika.pptxLisaSofitriana
 
PC for Patient With Spesific disease
PC for Patient With Spesific diseasePC for Patient With Spesific disease
PC for Patient With Spesific diseaseLisaSofitriana
 
KELOMPOK VIII Kromatografi penukar ion metode pemisahan.pptx
KELOMPOK VIII Kromatografi penukar ion metode pemisahan.pptxKELOMPOK VIII Kromatografi penukar ion metode pemisahan.pptx
KELOMPOK VIII Kromatografi penukar ion metode pemisahan.pptxLisaSofitriana
 

More from LisaSofitriana (6)

MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptxGAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
GAGAL JANTUNG AKUT PPT.pptx
 
Ca Mammae.pptx
Ca Mammae.pptxCa Mammae.pptx
Ca Mammae.pptx
 
ppt farmasi klinik fika.pptx
ppt farmasi klinik fika.pptxppt farmasi klinik fika.pptx
ppt farmasi klinik fika.pptx
 
PC for Patient With Spesific disease
PC for Patient With Spesific diseasePC for Patient With Spesific disease
PC for Patient With Spesific disease
 
KELOMPOK VIII Kromatografi penukar ion metode pemisahan.pptx
KELOMPOK VIII Kromatografi penukar ion metode pemisahan.pptxKELOMPOK VIII Kromatografi penukar ion metode pemisahan.pptx
KELOMPOK VIII Kromatografi penukar ion metode pemisahan.pptx
 

Recently uploaded

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 

Recently uploaded (20)

MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 

Farmakoterapi EPILEPSI, farmasi, penyakit

  • 1. FARMAKOTERAPI Penyakit Epilepsi Farmakoterapi 1 Program Pasca Sarjana Farmasi Klinik Universitas Andalas 2018
  • 2. Kelompok I 1. Renyiska Yula 2. Wijaya Adi Putra 3. Rahmi Amini
  • 3. DEFINISI EPILEPSI Fisiologis: Cetusan listrik lokal pada substansia grisea otak yang terjadi sewaktu- waktu, mendadak, dan sangat cepat. (Hughlings Jackson) Klinis: Gangguan paroksismal di mana cetusan neuron korteks serebri mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan stereotipik.
  • 4. Prevalensi - 1 % dari populasi - 20 – 50 pasien baru terdiagnosis per 100.000 per tahun - Sekitar 50 juta penderita seluruh dunia (WHO) - Angka kematian per tahun 2 per 100.000 - 30 % dari penderita epilepsi memiliki keluarga dengan gangguan konvulsi - Angka kejadian pada pria lebih tinggi dari wanita
  • 5. Epidemiologi •Agak sulit mengestimasi jumlah kasus epilepsy  pada kondisi tanpa serangan, pasien terlihat normal dan semua data lab juga normal, selain itu ada stigma tertentu pada penderita epilepsy  malu/enggan mengakui •Insiden paling tinggi pada umur 20 tahun pertama, menurun sampai umur 50 th, dan meningkat lagi setelahnya terkait dg kemungkinan terjadinya penyakit cerebrovaskular •Pada 75% pasien, epilepsy terjadi sebelum umur 18 th
  • 6. - Prognosis umumnya baik, 70 – 80% pasien yang mengalami epilepsy akan sembuh, dan kurang lebih separo pasien akan bisa lepas obat - 20 - 30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi kronis  pengobatan semakin sulit  5 % di antaranya akan tergantung pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari - Pasien dg lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami retardasi mental, dan gangguan psikiatri dan neurologik  prognosis jelek - Penderita epilepsi memiliki tingkat kematian yg lebih tinggi daripada populasi umum PROGNOSIS
  • 7. turunnya potensial membran akibat gangguan elektrolit neuron-neuronnya pada kondisi tertentu (misalnya dengan naiknya pH) akan dimuati bersama-sama (sinkron). pengaruh pada pompa Na+ -K+ akibat defisiensi energi (misalnya akibat hipoglikemia, hipoksia, inhibitor enzim) Sekelompok neuron yang mudah terangsang (neuron ‘epileptik’) membentuk suatu fokus (‘pengatur langkah’, satuan epileptik fungsional) depolarisasi membran sel akibat naiknya konsentrasi neurotransmiter eksitasi atau turunnya konsentrasi neurotransmiter inhibisi gagalnya sinapsis inhibitorik PATOFISIOLOGI EPILEPSI
  • 8.
  • 9. KLASIFIKASI berdasarkan deskripsi klinis dan temuan elektrofisiologis Kejang Umum Absen, Myoklonik, Klonik, Tonik, Tonik-Klonik, Atonik, Spasme Infantil (kedua hemisfere otak secara bersama) Status Epileptikus Kejang parsial 1. Sederhana 2. Kompleks (daerah tertentu otak) Kejang Tidak Dapat Diklasifikasi KLASIFIKASIEPI LEPSI
  • 10. Kejang umum terbagi atas: • Tonic-clonic convulsion = grand mal • merupakan bentuk paling banyak terjadi • pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-engah, keluar air liur • bisa terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah • terjadi beberapa menit, kemudian diikuti lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidur
  • 11. • Abscense attacks = petit mal • jenis yang jarang • umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak atau awal remaja • penderita tiba-tiba melotot, atau matanya berkedip-kedip, dengan kepala terkulai • kejadiannya cuma beberapa detik, dan bahkan sering tidak disadari • Myoclonic seizure • biasanya tjd pada pagi hari, setelah bangun tidur • pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba • jenis yang sama (tapi non-epileptik) bisa terjadi pada pasien normal • Atonic seizure • jarang terjadi • pasien tiba-tiba kehilangan kekuatan otot  jatuh, tapi bisa segera recovered Petit mal
  • 12. Kejang parsial terbagi menjadi : • Simple partial seizures • pasien tidak kehilangan kesadaran • terjadi sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh • Complex partial seizures • pasien melakukan gerakan-gerakan tak terkendali: gerakan mengunyah, meringis, dll tanpa kesadaran Kejang parsial
  • 13. IDIOPATIK tidak diketahui penyebabnya, seringkali menunjukkan predisposisi genetik (contoh: epilepsi mayor, dalam persentase yang kecil disebabkan juga oleh faktor keturunan) SIMTOMATIK adanya lesi struktural fokal di otak (trauma, infrak, perdarahan, tumor, dll) atau oleh proses yang lebih difus (penurunan ketersediaan substansi yang dibutuhkan untuk metabolisme normal otak – hipoksia, hipoglikemia; penyakit metabolik – hipotermia, defisiensi vitamin; inflamasi otak atau selaput otak – ensefalitis, meningitis); obat-obatan – opiat, antidepresan, hipnotik, alkohol, petidin; keracunan timah hitam). ETIOLOGI EPILEPSI
  • 14. Penyebab Epilepsi Simtomatik Neonatus Trauma persalinan Perdarahan intrakranial Hipoksia Hipoglikemia Hipokalsemia Anak-anak Anomali congenital Sklerosis tuberose Penyakit penimbunan metabolik Dewasa muda Cedera kepala Obat-obatan dan alcohol Dewasa, usia pertengahan Tumor serebri Usia lanjut Penyakit serebrovaskular Penyakit degenerative (Alzheimer, penyakit prion) Tidak semua penyebab diatas harus terjadi sesuai golongan usia tertentu; misalnya tumor dapat terjadi pada semua usia. Beberapa penyebab tidak terbatas pada kelompok usia tertentu: Infeksi, seperti meningitis, ensefalitis, abses, sistiserkosis Inflamasi – sklerosis multipel (jarang), vaskulitis
  • 15. GEJALA DIAGNOSA PEMERIKSAAN LAB KEJANG Tes neurologi dan tingkah-laku TIDAK ADA. Kecuali untuk melihat penyebab kejang, misal: hipoglikemia, perubahan konsentrasi elektrolit, infeksi, infeksi timbal, anemia, dan sebagainya GAMBARAN KLINIS
  • 16. CT SCAN MRI EEG PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 17. Tatalaksana terapi • Non farmakologi: • Amati faktor pemicu • Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi kopi atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll. • Farmakologi : menggunakan obat-obat antiepilepsi
  • 19. Sasaran Terapi Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan meminimalisasi adverse effect of drug mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik syaraf yang berlebihan  melalui perubahan pada kanal ion atau mengatur ketersediaan neurotransmitter Strategi Terapi
  • 20. Prinsip umum terapi epilepsi: • monoterapi lebih baik  mengurangi potensi adverse effect, meningkatkan kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa politerapi lebih baik dari monoterapi dan biasanya kurang efektif karena interaksi antar obat justru akan mengganggu efektivitasnya dan akumulasi efek samping dg politerapi • hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif  toleransi, efek pada intelegensia, memori, kemampuan motorik bisa menetap selama pengobatan • jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-sedatif, jika gagal baru diberi sedatif atau politerapi • berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya • Memperhatikan risk-benefit ratio terapi • Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan sedapat mungkin dalam jangka waktu pendek
  • 21. • mulai dengan dosis terkecil dan dapat ditingkatkan sesuai dg kondisi klinis pasien  penting : kepatuhan pasien • ada variasi individual terhadap respon obat antiepilepsi  perlu pemantauan ketat dan penyesuaian dosis • jika suatu obat gagal mencapai terapi yang diharapkan  pelan-pelan dihentikan dan diganti dengan obat lain (jgn politerapi)
  • 22.
  • 23. OBAT ANTI EPILEPSI/AED Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+: Inaktivasi kanal Na  menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik: 1. Agonis reseptor GABA  meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor GABA  contoh: benzodiazepin, barbiturat 2. Menghambat GABA transaminase  konsentrasi GABA meningkat  contoh: Vigabatrin 3. Menghambat GABA transporter  memperlama aksi GABA  contoh: Tiagabin 4. Meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien  mungkin dg menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool  contoh: Gabapentin
  • 24. Pemilihan obat : Tergantung pada jenis epilepsinya Kejang parsial Kejang Umum (generalized seizures) Tonic-clonic Abscense Myoclonic, atonic Drug of choice Karbamazepi n Fenitoin Valproat Valproat Karbamaze pin Fenitoin Etosuksimi d Valproat Valproat Alternativ es Lamotrigin Gabapentin Topiramat Tiagabin Primidon Fenobarbital Lamotrigin Topiramat Primidon Fenobarbita l Clonazepa m Lamotrigin Klonazepa m Lamotrigin Topiramat Felbamat
  • 25. Diagnosa positif Mulai pengobatan dg satu AED Pilih berdasar klasifikasi kejang dan efek samping Sembuh ? Ya Efek samping dapat ditoleransi ? Tidak Ya Turunkan dosis Kualitas hidup optimal ? Ya Tidak Lanjutka n terapi Tidak Efek samping dapat ditolerans Tingkatkan dosis Turunkan dosis Tambah AED 2 Tidak Ya Sembuh? Hentikan AED1 Tetap gunakan AED2 Pertimbangkan, Atasi dg tepat Ya Tidak lanjut lanjut ALGORITMA TATALAKSANA EPILEPSI
  • 26. lanjutan Lanjutka n terapi Tidak sembuh Tidak kambuh Selama > 2 th ? ya tidak Hentikan pengobatan Kembali ke Assesment awal Efek samping dapat ditoleransi ? Ya Tidak Hentikan AED yang tdk efektif, Tambahkan AED2 yang lain Tingkatkan dosis AED2, cek interaksi Cek kepatuhan Sembuh ? Tidak Y a Lanjutkan terapi Rekonfirmasi diagnosis, Pertimbangkan pembedahan Atau AED lain
  • 27. Profil obat •Karbamazepin (carbamazepin) Dimetabolisme di liver carbamazepin – 10, 11 – epoxide (metabolit aktif)  Antikonvulsan Neurotoksisitas  ES : mual, bingung, mengantuk, pandangan kabur, ataksia ES jarang : agranulositosis Kons serum meningkat linier dg dosis (beda dg fenitoin)
  • 28. •Fenitoin Terhidroksilasi di liver mell sistem penjenuhan enzim, kec metab bervariasi antar individu Diperlukan sampai 20 hari u mencapai kadar level stabil sesudah perub dosis shg perlu dicegah ↑ dosis secara gradual atau sampai tjd tanda gangg serebral (nistagmus, ataksia, pergerakan involuntar) Perlu monitoring kons serum scr ketat  ↑ dosis kecil menghasilkan kadar toksik obat dlm serum ES lain : hipertrofi gusi, jerawat, kulit berlemak, gambaran muka kasar dan hirsutism
  • 29. • Lamotrigin Dapat digunakan dlm btk tunggal, spt fenitoin dg ES < ES : pandangan kabur, bingung, mengantuk Reaksi kulit serius terutama pd anak kecil
  • 30. •Fenobarbital Kmk sama efektifnya dg karbamazepin & fenitoin pd pengobatan kejang tonik-klonik dan parsial, ttp ES sedatif > Toleransi tjd pd pemakaian jangka panjang dan withdrawl scr tiba2 yg dpt memicu status epileptikus. ES : simptom serebral (sedasi, ataksia, nistagmus), mengantuk (pd dws), dan hiperkinesia pd anak2 Primidon dimetab mjd metabolit aktif antikonvulsan, salah satunya adl fenobarbital
  • 31. •Vigabatrin, gabapentin, dan topiramat Digunakan sbg : “ add-on” drugs pd penderita epilepsi yg tdk mencapai efek baik dg obat antiepilepsi lain Vigabatrin sedikit / jarang digunakan krn dpt mengurangi daerah pandang (visual fields) sampai 1/3 penderita Gabapentin & karbamazepin juga digunakan utk mengobati nyeri neuropatik (shooting & stabbing) yg krg berespon thdp analgesik konvensional
  • 32. • Ethosuximide Hanya efektif pd pengobatan kejang mioklonik (tanpa efek kehilangan kesadaran)
  • 33. • Valproat Keuntungan : risiko sedatif <, spektrum aktivitas luas & ES mual, peningkatan BB, perdarahan & rambut rontok relatif kecil Kerugian utama : kdg2 respon idiosinkratik menyebabkan toksisitas hepatik parah / fatal
  • 34. • Benzodiazepin : Clonazepam Antikonvulsan poten, efektif pd absences, tonic-clonic seizures & myoclonic seizures Bersifat sedatif dan toleransi kuat dimana tjd pada pemberian oral yg lama
  • 35. Pemberian obat antiepilepsi pada anak • Terjadi defisiensi kognitif spesifik akibat : bangkitan epilepsi, faktor etiologi, munculnya bangkitan pada usia dini, sering mengalami bangkitan, dan obat antiepilepsi • Pengaruh beberapa obat antiepilepsi : • Fenobarbital →hiperaktif • Fenitoin (dosis tinggi)→enselofati progresif, retardasi mental dan penurunan kemampuan membaca • Karbamazepin dan asam valproat →gangguan kognitif ringan • Valproat (dosis tinggi)→mengganggu fungsi motorik
  • 36. Efek obat antiepilepsi pada anak • Jurnal Pediatr Neurol. th 2006 : obat2 antiepilepsi (asam valproat, carbamazepin, oxcarbazepin) dapat menurunkan densitas tulang pada anak. • Perlu monitoring pemakaian jangka panjang pada anak, di samping perlu dipertimbangkan pemberian suplemen utk tulang.
  • 37. Penatalaksanaan epilepsi pada lanjut usia •Perlu pertimbangan : penyakit lain yg menyertai, polifarmasi yg menyebabkan interaksi obat, perubahan fisiologi tubuh (absorpsi obat, ikatan protein, metabolisme dan eliminasi obat) •Prinsip terapi : dosis tunggal atau dua kali sehari, tidak ada efek samping atau minimal, tidak ada interaksi obat atau minimal, ikatan protein rendah, farmakokinetik linier, tidak berpotensi reaksi alergi atau idiosinkrasi, dan ada ketersediaan dlm bentuk parenteral
  • 38. Status epileptikus •= kejang umum yang terjadi selama 5 menit atau lebih atau kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa pemulihan kesadaran di antara dua kejadian tersebut •Merupakan kondisi darurat yg memerlukan pengobatan yang tepat untuk meminimalkan kerusakan neurologik permanen maupun kematian
  • 39. Terapi ? • Non-farmakologi: • Tanda-tanda vital dipantau • Pelihara ventilasi • Berikan oksigen • Cek gas darah utk memantau asidosis respiratory atau metabolik • Kadang terjadi hipoglikemi  berikan glukosa • Farmakologi : dengan obat-obatan
  • 40. Algoritma tatalaksana pada status epileptikus
  • 41.
  • 42. Pada kehamilan Akibat epilepsi pd kehamilan : Kejang maternal 25 – 30% penderita Komplikasi kehamilan ES pd fetus meliputi penyakit dan obat antiepilepsi
  • 43. •Efek obat antiepilepsi pd kehamilan  malformasi kongenital Barbiturat & fenitoin  congenital heart malformation, orofacial clefts & malformasi lain Valproat & carbamazepin spina bifida (neural tube defect) & hypospadias ES pd kehamilan yg bukan akibat obat antiepilepsi : hambatan pertumb, psikomotor, retardasi mental, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
  • 44. KIE pada wanita epilepsi yg hamil •Intake asam folat (~0,4 – 1 mg/hari) pd prenatalmencegah efek teratogenik •Obat antiepilepsi secara monoterapi, dosis serendah mgk mengurangi efek teratogenik •Obat2 antiepilepsi yg lebih baru punya efek teratogenik < •Pemberian vit K pd bulan terakhir kehamilan dg dosis 10 mg oral setiap hari mencegah koagulopati
  • 45. KIE pada ibu menyusui • Meski distribusi obat antiepilepsi dilaporkan rendah pada air susu, namun perlu diperhatikan efek pada bayi (sedasi, iritabilitas, poor feeding) terutama pada pemakaian barbiturat & benzodiazepin
  • 46. - Perlu dipertimbangkan terapi operatif (terutama utk epilepsi refrakter/kambuhan) - Yang paling aman & efektif : reseksi lobus temporal bagian anterior, jenis yang lain : reseksi korteks otak, hemisferektomi, pembedahan korpus kalosum, reseksi multilobar pada bayi - Lebih kurang 70-80 % penderita yg mengalami operasi terbebas dari bangkitan, walaupun beberapa diantaranya harus tetap minum obat Jika terapi farmakologi gagal, bagaimana ?