2. Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka
mortalitas dan morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara
berkembang termasuk Indonesia.
World Health Organization (WHO) menggambarkan bahwa meningkatnya
jumlah penyakit gagal jantung di dunia, termasuk Asia diakibatkan oleh
meningkatnya angka perokok, tingkat obesitas, dislipidemia, dan diabetes.
Insiden pada laki–laki dengan gagal jantung (per 1000 kejadian) meningkat
dari 3 pada usia 50 - 59 tahun menjadi 27 pada usia 80 – 89 tahun,
sementara wanita memiliki insiden gagal jantung yang relatif lebih rendah
dibanding pada laki–laki (wanita sepertiga lebih rendah)
(Siswanto,B.B., 2020)
.
EPIDEMIOLOGI
4. Portfolio Presentation
Gagal jantung adalah merupakan abnormalitas dari
struktur jantung atau fungsinya yang menyebabkan
kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen
ke seluruh tubuh.
Gagal Jantung merupakan kumpulan gejala klinis
pasien dengan gejala dan ciri :
Gejala khas gagal jantung: Sesak nafas saat istirahat
atau aktivitas, kelelahan, edema tungkai
Tanda khas gagal jantung: takikardia, takipnu, ronki
paru, efusi pleura, peningkatan tekanan vena jugularis,
edema perifer, hepatomegali.
Tanda objektif gangguan struktur atau fungsional
jantung saat istirahat kardiomegali, suara jantung tiga,
murmur jantung, abnormalitas dalam ekokardiografi,
kenaikkan konsentrasi peptide natriuretic.
DEFENISI
5. Gagal Jantung Akut
(Acute Decompensated Heart Failure)
◾ Gejala dengan onset cepat atau perubahan dalam
tanda dan gejala dari gagal jantung yang
membutuhkan terapi segera.
◾ Gejala biasanya diakibatkan dari kongesti pulmonal
yang berat akibat peningkatan tekanan di ventrikel kiri
(dengan atau tanpa penurunan Cardiac Output)
6. The Power of PowerPoint |
thepopp.com
6
Berdasarkan Kelainan struktural jantung Berdasarkan kapasitas fungsional
Stadium A :
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal
jantung. Tidak terdapat gangguan struktural atau fugsional
jantung, dan juga tidak tampak tanda atau gejala.
Stadium B
Telah terbentuk kelainan pada struktur jantung yang
berhubungan dengan perkembangan gagal jantung tapi
tidak terdapat tanda atau gejala.
Stadium C
Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dg penyakit
struktural jantung yg mendasari.
Stadium D
Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala gagal
jantung yg muncul saat istirahat walaupun sudah
mendapat terapi farmakologi maksimal.
Kelas I
Tidak ada batasan aktivitas fisik, aktifitas fisik sehari- hari
tidak menimbulkan kelelahan, berdebar atau sesak nafas.
Kelas II
Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan
saat istrahat, namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan
kelelahan, berdebar atau sesak nafas.
Kelas III
Terdapat batasan aktivitas yang bermakna. Tidak terdapat
keluhan saat istrahat, namun aktifitas fisik ringan
menyebabkan kelelahan, berdebar atau sesak nafas.
Kelas IV
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan.
Terdapat gejala saat istrahat. Keluhan meningkat saat
melakukan aktivitas.
Klasifikasi
9. Kondisi Klinis GJA
Syok Kardiogenik
sebagaibukti hipoperfusi jaringanyang disebabkan
oleh gagal jantung setelah koreksi preload. Syok
kardiogenik biasanya ditandai dengan tekanan darah
berkurang (tekanan darahsistolik tekananarteri
rata-rata >30mmHg) dan atauurinoutput rendah (60
bpmdengan atau tanpa bukti organ kongesti
04
High Output Failure
ditandai dengan curahjantung yang tinggi,biasanya dengan
detak jantung yang tinggi (yang disebabkan oleh aritmia,
tirotoksikosis, anemia,penyakit Paget, latrogenik ataudengan
mekanisme lain), denganperiferyang hangat kongesti paru,dan
kadang-kadang dengan BP rendahseperti pada syok septik
05
Gagal Jantung Kanan
ditandai dengansindromoutput yangrendahdengan
peningkatan tekananvenajugularis, peningkatanukuran hati
danhipotensi .
06
AcuteDecompesatedHeartFailure
(denovoatau sebagai dekompensasi gagal jantungkronis)
dengantanda dangejalagagal jantung akut, yang ringandan
tidak memenuhikriteria untuk syok kardiogenik, edemaparu
atau krisis hipertensi.
01
Hipertensi AHF
Tandadan gejala gagal jantung yang disertaidengan
tekanan darahtinggi dan yang disertaidengan
penurunan fungsiventrikel kiridengan rontgen dada
edema paru akut.
.
02
Edema Paru
diverifikasi oleh dada x-ray disertai dengan
gangguan pernapasan berat, dengan crackles
paru-paru atas dan ortopneu, biasanya dengan
saturasi O2
03
10.
11. Pemeriksaan Labor
• Pemeriksaan rutin meliputi elektrolit dan glukosa darah,
serta kreatinin serum dan BUN untukmenilai fungsi
ginjal
• Jumlah sel darah lengkap diukur untukmenentukan
apakah ada anemia atau infeksi
• Kreatin kinase dan/atau konsentrasi troponin digunakan
untuk mendiagnosis iskemia, transaminase hati diukur
untuk menilai kegagalan hati
• Tes fungsi tiroid diukur untuk menilai hipertiroidismeatau
hipotiroidisme sebagai penyebab AHF.
• Screening toksikologi jika pasien dicurigai
menggunakan obat-obatan terlarang
12. Modern
Portfolio
Presentation
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. You can simply impress your
audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations. Easy to
change colors, photos and Text. Get a
modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
Hal yang Perlu di Monitoring di RS
13. Tujuan Terapi Pada GJA
Memperbaiki
penyebab/faktor
pencetus
1
Meringankan
gejala pasien
2
Meningkatkan
hemodinamik
3
Mengoptimalkan
pengobatan
regimen oral
4
Mengedukasi pasien
perihal kepatuhan,
modifikasi gaya hidup
dan regimen obat
5
15. Terapi Farmakologis
Obat-obatan
1. Diuretik
Diuretik loop, termasuk furosemide, bumetanide, dan torsemide, adalah diuretik pilihan dalam
pengelolaan GJA. Furosemide adalah yang paling umum digunakan.
Pasien yang memiliki kelebihan volume yang signifikan sering mengalaminyagangguan penyerapan
diuretik loop oral karena usus edema atau perubahan waktu transit. Oleh karena itu, dosis biasanya
diberikan melalui IV bolus atau infus IV terus menerus.
Dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan untuk pasien dengan insufisiensi ginjal karena penurunan
pengiriman obat ke lokasiaksi di lengkung Henle
16. Cont..
2. Vasodilator
Vasodilator IV menyebabkan penurunan tonus arteri yang cepat,
akibatnya dalam penurunan SVR (Systemic Vascular resistance) dan
peningkatan berikutnya dalam SV (Stroke Volume) dan CO (Cardiac
Output).
Selain itu, vasodilator mengurangi tekanan pengisian ventrikel(PCWP
“Pulmonary Capillary Wedge Pressure)) dalam 24 hingga 48 jam,
mengurangi konsumsi oksigen miokard,dan menurunkan beban kerja
ventrikel.
Vasodilator adalah umumnya digunakan pada pasien dengan GJA
disertai oleh kemacetan sedang hingga parah. Kelas ini termasuk
nitrogliserin,nitroprusida, dan nesiritida
17. Cont..
3. Inotropic Agent
Agen inotropik positif yang tersedia saat ini bekerja melalui peningkatan konsentrasi siklik adenosin
monofosfat (cAMP) intraseluler melalui mekanisme yang berbeda-beda.
β-agonis aktif adenilat siklase melalui stimulasi reseptor β-adrenergik,yang kemudian mengkatalisis
konversi ATP menjadi cAMP
Peningkatan yang dihasilkan di tingkat cAMP mengarah ke peningkatan aktivitas fosfolipase, yang
kemudian meningkatkan laju dan luasnya masuknya kalsium selama periode sistolik, sehingga
meningkatkan kontraktilitas. Selain itu, selama diastole, cAMP meningkatkan penyerapan kalsium oleh
retikulum sarkoplasma, yang kemudian meningkatkan jantung untuk relaksasi
Contoh : dobutamine, dopamine, inhibitor fosfodiesterase
20. Terapi -
Pembedahan
Intraaortic balloon counterpulsation (IABC) or
intraaortic balloon pumps (IABPs)
01
Alat bantu ventrikel (VAD)
02
Transplatasi Jantung
03
adalah implan pembedahan pompa yang
mengurangi atau menggantikan kerja kanan, kiri,
atau kedua ventrikel.
21.
22. Evaluasi Keberhasilan Terapi
Step 1
Step 2
Step 3
Step 4
Fokus kepada perbaikan
gejala dan hemodinamik
pada terapi melalui IV
Kriteria aman
keluar dari
RS
Mengoptamalisasi terapi oral.
Karena terapi oral dapat memperbaiki gejala dan
memperpanjang kelangsungan hidup. Memastikan regimen
pengobatan mencakup vasodilator, B-blocker, diuretic
dengan dosis yang memadai dan antagonis digoksin atau
aldosterone jika ada indikasi untuk digunakan
23. CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik
Thanks!