SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
STRUCTURE
STATE OF THE ART AND CHALLENGES IN EPILEPSY–
A NARRATIVE REVIEW
Disusun oleh :
Nadine Annisa Andre
Patricia Bong Napitupulu
Nassya Priliandari
Muhammad Salik Faza
Deffani Adeline
JOURNAL READING
Dosen Pembimbing :
dr. Adinda Putri Larastiti, Sp. N
IDENTITAS JURNAL
Judul : State of the Art and Challenges in Epilepsy–A Narrative Review
Penulis : Manole AM, Sirbu CA, Mititelu MR, Vasiliu O, Lorusso L, Sirbu OM, Radu FI
Jurnal : Journal of Personalized Medicine
Tahun : 2023
Volume : 13
8 - 10% dari populasi
mengalami kejang
epilepsi
dampak dari kejang
dan epilepsi tersebut
seringkali menyebar
luas namun diabaikan.
Kejang epilepsi
menyumbang 1-2%
dari kunjungan ke
ruang gawat darurat
Epilepsi merupakan
kondisi yang umum
ditemui di dunia, dengan
kurang lebih 50 juta
populasi memiliki kondisi
tersebut.
kejadian kejang
tunggal tidak sama
dengan epilepsi,
hampir 10% populasi
dapat mengalami
kejang selama hidup
mereka.
kualitas hidup tidak
hanya dipengaruhi oleh
kontrol kejang, namun
juga dengan reaksi obat
antiepilepsi, tingkat
pekerjaan, dll.
LATAR BELAKANG
TUJUAN
Meningkatkan pengetahuan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Tujuan lainnnya adalah untuk mempelajari kondisi terkini mengenai epilepsi dan
tantangan yang dihadapi tenaga medis maupun pasien epilepsi.
ABSTRAK
Epilepsi merupakan kondisi yang umum terjadi dengan sekitar 50 juta orang mengalaminya.
Seseorang yang mengalami kejang tunggal tidak berarti mengalami epilepsi; hampir 10% dari
populasi dapat mengalami kejang dalam hidupnya. Terdapat banyak kelainan sistem saraf pusat
selain epilepsi yang dapat membuat kejang muncul, baik bersifat sementara ataupun sebagai
kondisi komorbid. Dampak terjadinya kejang dan epilepsi sangat luas. Sekitar 70% pasien
dengan epilepsi diperkirakan dapat bebas dari kejang jika didiagnosis dan diterapi dengan
tepat. Bagi pasien dengan epilepsi, kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh pengendalian
kejang, tetapi juga dari reaksi merugikan obat antiepilepsi (drug-adverse reaction), akses
pendidikan, suasana perasaan (mood), pekerjaan, dan transportasi.
PENDAHULUAN
Epilepsi adalah gangguan heterogen yang ditandai dengan sindrom epilepsi, etiologi yang beragam, dan
prognosis yang bervariasi. Kejang epilepsi cukup umum terjadi, mempengaruhi antara 8 dan 10% dari populasi
sepanjang hidup mereka dan menyumbang 1-2% dari kunjungan ke ruang gawat darurat, dan sekitar
seperempat dari jumlah tersebut merupakan kejang pertama dengan jenis yang berbeda
Onset Fokal
Sadar/gangguan kesadaran
Onset motorik :
• Automatisme
• Atonik
• Klonik
• Spasme epileptik
• Hiperkinetik
• Mioklonik
• Tonik
Onset nonmotorik:
• Autonomik
• Behaviour arrest
• Kognitif
• Emosional
• Sensorik
Onset Umum
Onset motorik :
• Tonik-klonik
• Klonik
• Tonik
• Mioklonik
• Mioklonik-tonik-klonik
• Mioklonik-atonik
• Atonik
• Spasme epileptok
Onset nonmotorik (absens):
• Tipikal
• Atipikal
• Mioklonik
• Mioklonia kelopak mata
Onset Tidak Diketahui
Onset motorik :
• Tonik-klonik
• Spasme epileptik
Onset nonmotorik:
• Behaviour arrest
DEFINISI DAN TERMINOLOGI
Pada tahun 2014, ILAE telah mengembangkan definisi dari epilepsi, dimana dalam epilepsi
setidaknya ditemukan satu dari ketentuan berikut:
• Terdapat setidaknya dua kejang spomtan (refleks) yang terjadi dengan jarak lebih 24 jam
• Kejang spontan (refleks) yang kemungkinan untuk terjadinya serangan berikutnya serupa
terhadap risiko keseluruhan (setidaknya 60%, disertai dengan perubahan klinis, EEG, atau
perubahan neuroimaging) setelah dua kejang yang tidak dipicu dalam waktu 10 tahun
kedepan.
• Diagnosis sindrom epilepsi
Menurut International League Against Epilepsy (ILAE), Epilepsi didefinisikan sebagai
kejadian sementara dari tanda dan/atau gejala akibat aktivitas abnormal neuron otak, baik
aktivitas yang berlebihan atau tidak sinkron.
ETIOLOGI
• Penyebab kejang bervariasi di segala usia
• Bayi baru lahir → kejang menjadi gejala dari etiologi yang bisa diidentifikasi
(ensefalopati neonatal, gangguan metabolisme, infeksi sistemik SSP)
• Bayi lebih tua dan anak kecil → kejang demam
• Ditentukan ketika kelainan ada pada neuroimaging, tanda gejala kejang, EEG
Genetik
• Epilepsi absen pada kanak-kanak
• Epilepsi absen dan mioklonik pada remaja
• Sindrom Dravet
Metabolik
• Penyakit mitokondria
• Hipertermia
• Hiperglikemia
• Hipokalsemia
• Hiponatremia
• Ensefalopati hepatik dan uremik
ETIOLOGI
Kekebalan tubuh
• Ensefalitis Rasmussen
• Ensefalitis reseptor anti-
NMDA
• Ensefalitis autoimun
• Ensefalitis anti-leusin
Infeksi
• Neurosistiserkosis HIV
• Sitomegalovirus
• Toksoplasmosis serebral
• TBC
Struktural
• Stroke
• Tumor
• Penyakit neurodegeneratif
• Alzheimer
• Malformasi pembuluh darah
• Trauma kepala
• Lesi perkembangan saraf
ASPEK KLINIS
<6 Tahun >6 Tahun & Dewasa
Anak-anak yang berusia lebih dari 6 tahun cenderung mengalami kejang
yang mirip dengan orang dewasa, sementara anak-anak dengan usia lebih
muda memiliki perilaku kompleks yang lebih sedikit, terutama kejang fokal
dengan gangguan kesadaran.
ASPEK KLINIS
Sindrom
West
Sindrom
Dravet
Kejang
Demam
Benign Rolandic Epilepsy
Kejang Absans
Tipikal
Juvenile Myoclonic Epilepsy
Sindrom Lennaux-
Gastaut
Sindrom yang paling umum terjadi pada anak-anak
ASPEK KLINIS
Kejang fokal bervariasi sesuai dengan lokasi:
Epilepsi Lobus Frontal Epilepsi Lobus Parietal & Oksipital
Epilepsi Lobus Temporal
Merupakan lokasi epilepsi tersering kedua
setelah lobus temporal. Epilepsi lobus
frontal didominasi oleh motorik dengan
durasi yang lebih pendek dan terjadi pada
malam hari.
Epilepsi lobus temporal adalah salah satu jenis epilepsi yang paling khas.
Gejala awalnya seringkali disebut aura, seperti "deja vu", "jamais vu", dan
“kupu-kupu di perut” yang disebut aura epigastrium.
Wilayah oksipital terkait dengan
halusinasi visual elementer, berbeda
dengan lobus temporal, di mana
halusinasi visual kompleks terjadi.
Epilepsi lobus parietal mungkin dapat
muncul dengan aura somatosensori, yang
dapat bersifat unilateral atau bilateral.
DIAGNOSTIK EPILEPSI
Hal pertama diagnosis epilepsi —> menentukan kejadian klinis paroksismal
merupakan serangan epilepsi atau karena patologis lain.
Diagnosis Banding perlu dipertimbangkan terkait dengan:
• Perubahan tingkat kesadaran
• Perubahan status mental
• Manifestasi motorik dan sensorik
• Kejang yang umunya terjadi pada keadaan epilepsi lain.
PEMERIKSAAN PENUNJANG EPILEPSI
DIAGNOSTIK EPILEPSI
EE
G
Video-EEG dan
Monitoring
CT-Scan Kepala
Brain MRI
PET-Scan
Tes Laboratorium
Tes Genetik
Prognosis -> kemungkinan tidak ada lagi
kejang setelah pengobatan dimulai
Faktor prognostik :
• Etiologi
• Perubahan patologi EEG
• Jenis dan jumlah kejang
• Respon terapi
Kualitas hidup pasien :
• Dampak diagnosis
• Efek samping obat
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Kemandirian
EVOLUSI, KOMPLIKASI, PROGNOSTIK
Komplikasi :
• Penyakit mental
• Cedera/trauma -> akibat jatuh saat
kejang, epilepsi tidak terkontrol,
gangguan kesadaran
Faktor yang mempengaruhi :
• Frekuensi kejang
• Jenis pengobatan
• Onset dini
• Pelepasan interiktal
• Pendidikan
• Polifarmasi
EVOLUSI, KOMPLIKASI, PROGNOSTIK
Kegawatan neurologis
Status epileptikus
Kejang berlangsung min 5 menit atau 2 atau
lebih kejang dengan pemulihan kesadaran tidak
sempurna
Status epileptikus non kejang
Tanpa gejala motorik yang menonjol, >10 menit
Status epileptikus refraktori
Persistensi klinis dan EEG kejang setelah inisiasi
benzodiazepin lini 1 dan terapi lini 2
Status epileptikus super refrakter
Frekuensi kejang berkelanjangan 24 jam setelah
pengobatan anestesi dimulai
Penyebab kematian tersering -> SUDEP (sudden unexpected death in epilepsy)
Faktor risiko :
• Kejang tonik-klonik umum
• >3 kali kejang tonik-klonik umum per tahun
• Epilepsi tidak terkontrol dan resisten obat
PELAYANAN KESEHATAN EPILEPSI
Tujuan: mempertahankan keseimbangan antara restriksi yang direncanakan agar
mempertahankan kesehatan dan keselamatan selama periode ictal dan mempertahankan
gaya hidup yang aktif selama periode bebas kejang.
Tantangan layanan kesehatan: Kualitas hidup ditentukan tidak hanya dari pengendalian kejang
namun juga dari efek samping pengobatan, hubungan interpersonal, pendidikan, pekerjaan, dan
transportasi.
PELAYANAN KESEHATAN EPILEPSI
Masalah psikiatri
Prevalensi
kumulatif depresi:
23%; ansietas:
20%
sulitnya
membedakan
gejala yang serupa
diantara kedua
penyakit
Pikiran bunuh diri
2x lipat lebih tinggi
daripada populasi
umum
3x lipat lebih tinggi
untuk melakukan
bunuh diri
daripada populasi
umum
Strategi Penanganan
• Melakukan uji neuropsikologis untuk menentukan strategi terapi yang tepat
• Melakukan screening depresi
• Memilih antiepilepsi yang memiliki efek mood stabilizer dan memiliki dampak
minimal pada fungsi kognitif
PELAYANAN KESEHATAN EPILEPSI
Risiko cidera
Epilepsi dengan
penurunan
kesadaran dapat
meningkatkan
risiko cidera
Cidera yang sering
terjadi umumnya
laserasi, fraktur,
kontusi, dan luka
bakar
Kecelakaan yang
sering terjadi antara
lain: luka bakar,
tenggelam, dan
kecelakaan lalu
lintas
Kecelakaan yang
berkaitan dengan
epilepsi umumnya
memilik tingkat
keparahan ringan
s.d sedang
Strategi Penanganan
• Meningkatkan kontrol kejang
• Mempersonalisasi penanganan kejang dengan mempertimbangkan
karakteristik kejang dan profil pasien
PELAYANAN KESEHATAN EPILEPSI
Strategi Penanganan risiko cidera
• Memakai helm saat bersepeda maupun berkendara
• Dilarang berenang tanpa pengawasan
• Hindari mandi menggunakan bathtub
• Hindari mengunci pintu kamar maupun kamar mandi
• Menggunakan kasur dengan ketinggian rendah
• Berhati-hati saat menggunakan tangga
• Memperhatikan aturan berkendara bagi orang dengan epilepsi
• Konsumsi obat sesuai anjuran
TERAPI EPILEPSI
Faktor utama dalam memilih
terapi antiepilepsi adalah jenis
kejang dan epilepsi. Klasifikasi
kejang sebagai fokal atau umum
membantu dalam menentukan
pengobatan yang tepat.
TERAPI EPILEPSI
Faktor-faktor yang membantu dalam memilih antiepilepsi
Karakteristik
Sosial Ekonomi
Hasil meta-analisis didapatkan medikamentosa unggulan untuk tiap
jenis kejang yang berbeda, yaitu:
1.Kejang fokal: lamotrigine dan levetiracetam
2.Kejang umum: asam valproat
3.Kejang fokal yang baru ditegakkan diagnosisnya: carbamazepine dan
lamotrigine
TERAPI EPILEPSI
EPILEPSI RESISTEN OBAT
• Epilepsi dikatakan resisten terhadap obat jika setidaknya dengan dua obat antikejang kejang
masih belum terkendali
• Kejang fokal: monoterapi lini pertama → antikonvulsan
⚬ Lamotrigin, oxcarbazepine, levetiracetam, pregabalin, clobazam, zonisamide,
eslicarbazepine acetate, brivaracetam, gabapentin, lacosamide, topiramate, valproate,
vigabatrin, dan perampanel.
• Epilepsi umum idiopatik, sekitar 35% memerlukan terapi tambahan. Perampanel dapat
mengurangi frekuensi kejang hingga 76,5%.
• Antiepilepsi lain seperti lamotrigin, levetiracetam, dan topiramate menunjukkan efikasi untuk
kejang tonik-klonik umum yang tidak terkontrol oleh monoterapi lini pertama atau tambahan.
• Monoterapi tidak berhasil → penambahan antiepilepsi kedua
• Tantangan: Efikasi Toleransi Farmakokinetik Interaksi obat Frekuensi
EPILEPSI RESISTEN OBAT
• Agar polterapi rasional:
• Kombinasi yang disarankan:
⚬ Obat dengan mekanisme kerja berbeda
⚬ Oat yang memiliki >1 mekanisme kerja
• Epilepsi umum:
• Pasien dengan sindrom Dravet atau sindrom Lennox-Gastaut:
⚬ Menghambat enzim → konsentrasi metabolit aktif clobazam dalam serum ↑
• Alternatif epilepsi yang farmakoresisten:
Efek sinergis
(Efikasi gabungan > masing-masing)
Toksisitas
(Toksisitas gabungan < masing-masing)
Asam valproat + lamotrigin
Cannabidiol
Pembedahan Vagal nerve stimulation (VNS)
Responsive neurostimulation (RNS) Deep brain stimulation (DBS) Stereotactic radiosurgery
Laser interstitial thermal therapy (LITT)
EPILEPSI RESISTEN OBAT
• Indikasi operasi resektif untuk epilepsi fokal:
⚬ Epilepsi lobus temporal mesial atau epilepsi neokortikal;
⚬ Epilepsi lesi karena patologi struktural fokal (glioma grade rendah, malformasi kavernosa);
⚬ Epilepsi fokal nonlesional.
• Perlu dilakukan evaluasi pra-bedah (pre-op):
⚬ Obat antiepilepsi dikurangi untuk meningkatkan kesempatan merekam kejang (fase ictal)
⚬ Brain imaging resolusi tinggi → struktur abnormal otak → kejang
⚬ Uji neuropsikologis: memeriksa defisit pra-bedah dan pasca-bedah
⚬ MRI negatif → positron emission tomography (PET) → hiipometabolisme → epileptogenic
site
• Setelah evaluasi, jika lokasi epilepsi
⚬ Sudah jelas → pembedahan
⚬ Meragukan → EEG intrakranial
KESIMPULAN
• Penting untuk menyampaikan penjelasan mengenai epilepsi, seperti pemicu kejang, reaksi
merugikan (adverse reaction) dari pengobatan, dan berbagai risiko yang membuat pasien
rentan mengalami penyakit kepada pasien sebagai langkah penting dalam penanganan yang
secara tidak langsung membuat integrasi yang lebih mudah kepada masyarakat.
• Penting untuk mempertimbangkan populasi yang lebih luas karena pasien yang tidak
mendapat pelayanan dari spesialis cenderung mengalami hasil yang lebih buruk. Hal ini dapat
diperbaiki jika layanan rawat jalan lebih mudah diakses oleh masyarakat.
• Kombinasi dari berbagai aspek ini membuat perhatian lebih perlu ditujukan pada kebutuhan
pasien dan perawatan yang perlu dilakukan dalam menangani penyakit yang mendasari dan
penyakit terkait yang mungkin merupakan penyakit sekunder dari pengobatan.
Critical Appraisal
1. Is the generator of the narrative a credible or appropriate source?
Ya, tinjauan naratif ini dibuat oleh sumber yang kredibel dan penyusun yang terlibat bekerja di bidang
yang sesuai dengan bahasan yang ditinjau.
2. Is the relationship between the text and its context explained? (where, when, who with, how)
Ya, jurnal ini menjelaskan terkait epilepsi dengan konteks yang luas mencakup tingkat kejadian dan
prevalensi di dunia, kondisi epilepsi pada usia yang berbeda-beda, manifestasi klinis pada pasien,
dampaknya terhadap kehidupan pasien, hingga terapi untuk epilepsi.
3. Does the narrative present the events using a logical sequence so the reader or listener can
understand how it unfolds?
Ya, penjelasan dalam jurnal bersifat runtut dan logis, serta sistematis antar-subbab, sehingga pembaca
dapat mengerti uraian penjelasan yang tertulis. Terdapat korelasi yang jelas pada tiap subbab juga.
4. Do you, as reader or listener of the narrative, arrive at similar conclusions to those drawn by the narrator?
Ya, kesimpulan dalam jurnal ini sesuai dengan tujuan penulis dimana tulisan naratif dalam jurnal ini dapat meningkatkan
pengetahuan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya untuk mempelajari kondisi terkini mengenai epilepsi
dan tantangan yang dihadapi tenaga medis maupun pasien epilepsi.
5. Do the conclusions flow from the narrative account?
Ya, pada kesimpulan tinjauan naratif ini dijelaskan kembali mengenai tujuan penulis. Penulis bertujuan untuk
menginformasikan kepada pembaca mengenai seluruh aspek patologis dari epilepsi, seperti pemicu kejang, efek samping
dari pengobatan, serta kemungkinan risiko yang mungkin dapat terjadi, dimana semua bahasan tersebut sudah dijelaskan
dalam tinjauan naratif ini.
6. Do you consider this account to be a narrative?
Ya, pada tinjauan narative ini penulis dapat membahas berbagai aspek dari topik utama yang berupa epilepsi dengan
runtut dan jelas. Aspek epilepsi yang dibahas cukup lengkap mulai dari definisi, terminologi, etiologi, aspek klinis,
diagnosis, perkembangan penyakit, komplikasi, prognosis, hingga pengobatan yang seluruhnya telah ditinjau dengan
penilaian objektif dari penelitian sebelumnya.
Terima Kasih

More Related Content

Similar to PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx

Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryoDiagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryoZeeZee Zerlina
 
penyuluhan epilepsi.pptx
penyuluhan epilepsi.pptxpenyuluhan epilepsi.pptx
penyuluhan epilepsi.pptxDaynuriDaynuri
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanardiners
 
Clinical study oksa
Clinical study oksaClinical study oksa
Clinical study oksashintasissy
 
Diagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkapDiagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkapAtiqahAzman75
 
Psikiatri geriatri
Psikiatri geriatriPsikiatri geriatri
Psikiatri geriatrifikri asyura
 
Referat jiwai
Referat jiwaiReferat jiwai
Referat jiwaiicatria
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisSumadin1112
 
Epilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptxEpilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptxsocmed6
 
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdfPenyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdfAyuAAmsari
 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafDinagayo
 
440133974-Leaflet-Epilepsi.pdf
440133974-Leaflet-Epilepsi.pdf440133974-Leaflet-Epilepsi.pdf
440133974-Leaflet-Epilepsi.pdfTanSri4
 

Similar to PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx (20)

Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryoDiagnosis epilepsi utoyo sunaryo
Diagnosis epilepsi utoyo sunaryo
 
penyuluhan epilepsi.pptx
penyuluhan epilepsi.pptxpenyuluhan epilepsi.pptx
penyuluhan epilepsi.pptx
 
EPILEPSI.pptx
EPILEPSI.pptxEPILEPSI.pptx
EPILEPSI.pptx
 
Sawan babi
Sawan babiSawan babi
Sawan babi
 
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafanPatofisiologi kelainan sistem persarafan
Patofisiologi kelainan sistem persarafan
 
Clinical study oksa
Clinical study oksaClinical study oksa
Clinical study oksa
 
Diagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkapDiagnosis epilepsi lengkap
Diagnosis epilepsi lengkap
 
Psikiatri geriatri
Psikiatri geriatriPsikiatri geriatri
Psikiatri geriatri
 
Presentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan IntrakranialPresentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan Intrakranial
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdfkupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
kupdf.net_ppt-epilepsi.pdf
 
Referat jiwai
Referat jiwaiReferat jiwai
Referat jiwai
 
Status Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptxStatus Epileptikus.pptx
Status Epileptikus.pptx
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
Epilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptxEpilepsi _ status epileptikus.pptx
Epilepsi _ status epileptikus.pptx
 
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdfPenyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
Penyuluhan Ayu dan Dhesty.pdf
 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
 
440133974-Leaflet-Epilepsi.pdf
440133974-Leaflet-Epilepsi.pdf440133974-Leaflet-Epilepsi.pdf
440133974-Leaflet-Epilepsi.pdf
 
Epilepsi.docx
Epilepsi.docxEpilepsi.docx
Epilepsi.docx
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (18)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

PPT_State of the Art and Challenges in Epilepsy.pptx

  • 1. STRUCTURE STATE OF THE ART AND CHALLENGES IN EPILEPSY– A NARRATIVE REVIEW Disusun oleh : Nadine Annisa Andre Patricia Bong Napitupulu Nassya Priliandari Muhammad Salik Faza Deffani Adeline JOURNAL READING Dosen Pembimbing : dr. Adinda Putri Larastiti, Sp. N
  • 2. IDENTITAS JURNAL Judul : State of the Art and Challenges in Epilepsy–A Narrative Review Penulis : Manole AM, Sirbu CA, Mititelu MR, Vasiliu O, Lorusso L, Sirbu OM, Radu FI Jurnal : Journal of Personalized Medicine Tahun : 2023 Volume : 13
  • 3. 8 - 10% dari populasi mengalami kejang epilepsi dampak dari kejang dan epilepsi tersebut seringkali menyebar luas namun diabaikan. Kejang epilepsi menyumbang 1-2% dari kunjungan ke ruang gawat darurat Epilepsi merupakan kondisi yang umum ditemui di dunia, dengan kurang lebih 50 juta populasi memiliki kondisi tersebut. kejadian kejang tunggal tidak sama dengan epilepsi, hampir 10% populasi dapat mengalami kejang selama hidup mereka. kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh kontrol kejang, namun juga dengan reaksi obat antiepilepsi, tingkat pekerjaan, dll. LATAR BELAKANG
  • 4. TUJUAN Meningkatkan pengetahuan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Tujuan lainnnya adalah untuk mempelajari kondisi terkini mengenai epilepsi dan tantangan yang dihadapi tenaga medis maupun pasien epilepsi.
  • 5. ABSTRAK Epilepsi merupakan kondisi yang umum terjadi dengan sekitar 50 juta orang mengalaminya. Seseorang yang mengalami kejang tunggal tidak berarti mengalami epilepsi; hampir 10% dari populasi dapat mengalami kejang dalam hidupnya. Terdapat banyak kelainan sistem saraf pusat selain epilepsi yang dapat membuat kejang muncul, baik bersifat sementara ataupun sebagai kondisi komorbid. Dampak terjadinya kejang dan epilepsi sangat luas. Sekitar 70% pasien dengan epilepsi diperkirakan dapat bebas dari kejang jika didiagnosis dan diterapi dengan tepat. Bagi pasien dengan epilepsi, kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh pengendalian kejang, tetapi juga dari reaksi merugikan obat antiepilepsi (drug-adverse reaction), akses pendidikan, suasana perasaan (mood), pekerjaan, dan transportasi.
  • 6. PENDAHULUAN Epilepsi adalah gangguan heterogen yang ditandai dengan sindrom epilepsi, etiologi yang beragam, dan prognosis yang bervariasi. Kejang epilepsi cukup umum terjadi, mempengaruhi antara 8 dan 10% dari populasi sepanjang hidup mereka dan menyumbang 1-2% dari kunjungan ke ruang gawat darurat, dan sekitar seperempat dari jumlah tersebut merupakan kejang pertama dengan jenis yang berbeda Onset Fokal Sadar/gangguan kesadaran Onset motorik : • Automatisme • Atonik • Klonik • Spasme epileptik • Hiperkinetik • Mioklonik • Tonik Onset nonmotorik: • Autonomik • Behaviour arrest • Kognitif • Emosional • Sensorik Onset Umum Onset motorik : • Tonik-klonik • Klonik • Tonik • Mioklonik • Mioklonik-tonik-klonik • Mioklonik-atonik • Atonik • Spasme epileptok Onset nonmotorik (absens): • Tipikal • Atipikal • Mioklonik • Mioklonia kelopak mata Onset Tidak Diketahui Onset motorik : • Tonik-klonik • Spasme epileptik Onset nonmotorik: • Behaviour arrest
  • 7. DEFINISI DAN TERMINOLOGI Pada tahun 2014, ILAE telah mengembangkan definisi dari epilepsi, dimana dalam epilepsi setidaknya ditemukan satu dari ketentuan berikut: • Terdapat setidaknya dua kejang spomtan (refleks) yang terjadi dengan jarak lebih 24 jam • Kejang spontan (refleks) yang kemungkinan untuk terjadinya serangan berikutnya serupa terhadap risiko keseluruhan (setidaknya 60%, disertai dengan perubahan klinis, EEG, atau perubahan neuroimaging) setelah dua kejang yang tidak dipicu dalam waktu 10 tahun kedepan. • Diagnosis sindrom epilepsi Menurut International League Against Epilepsy (ILAE), Epilepsi didefinisikan sebagai kejadian sementara dari tanda dan/atau gejala akibat aktivitas abnormal neuron otak, baik aktivitas yang berlebihan atau tidak sinkron.
  • 8. ETIOLOGI • Penyebab kejang bervariasi di segala usia • Bayi baru lahir → kejang menjadi gejala dari etiologi yang bisa diidentifikasi (ensefalopati neonatal, gangguan metabolisme, infeksi sistemik SSP) • Bayi lebih tua dan anak kecil → kejang demam • Ditentukan ketika kelainan ada pada neuroimaging, tanda gejala kejang, EEG Genetik • Epilepsi absen pada kanak-kanak • Epilepsi absen dan mioklonik pada remaja • Sindrom Dravet Metabolik • Penyakit mitokondria • Hipertermia • Hiperglikemia • Hipokalsemia • Hiponatremia • Ensefalopati hepatik dan uremik
  • 9. ETIOLOGI Kekebalan tubuh • Ensefalitis Rasmussen • Ensefalitis reseptor anti- NMDA • Ensefalitis autoimun • Ensefalitis anti-leusin Infeksi • Neurosistiserkosis HIV • Sitomegalovirus • Toksoplasmosis serebral • TBC Struktural • Stroke • Tumor • Penyakit neurodegeneratif • Alzheimer • Malformasi pembuluh darah • Trauma kepala • Lesi perkembangan saraf
  • 10. ASPEK KLINIS <6 Tahun >6 Tahun & Dewasa Anak-anak yang berusia lebih dari 6 tahun cenderung mengalami kejang yang mirip dengan orang dewasa, sementara anak-anak dengan usia lebih muda memiliki perilaku kompleks yang lebih sedikit, terutama kejang fokal dengan gangguan kesadaran.
  • 11. ASPEK KLINIS Sindrom West Sindrom Dravet Kejang Demam Benign Rolandic Epilepsy Kejang Absans Tipikal Juvenile Myoclonic Epilepsy Sindrom Lennaux- Gastaut Sindrom yang paling umum terjadi pada anak-anak
  • 12. ASPEK KLINIS Kejang fokal bervariasi sesuai dengan lokasi: Epilepsi Lobus Frontal Epilepsi Lobus Parietal & Oksipital Epilepsi Lobus Temporal Merupakan lokasi epilepsi tersering kedua setelah lobus temporal. Epilepsi lobus frontal didominasi oleh motorik dengan durasi yang lebih pendek dan terjadi pada malam hari. Epilepsi lobus temporal adalah salah satu jenis epilepsi yang paling khas. Gejala awalnya seringkali disebut aura, seperti "deja vu", "jamais vu", dan “kupu-kupu di perut” yang disebut aura epigastrium. Wilayah oksipital terkait dengan halusinasi visual elementer, berbeda dengan lobus temporal, di mana halusinasi visual kompleks terjadi. Epilepsi lobus parietal mungkin dapat muncul dengan aura somatosensori, yang dapat bersifat unilateral atau bilateral.
  • 13. DIAGNOSTIK EPILEPSI Hal pertama diagnosis epilepsi —> menentukan kejadian klinis paroksismal merupakan serangan epilepsi atau karena patologis lain. Diagnosis Banding perlu dipertimbangkan terkait dengan: • Perubahan tingkat kesadaran • Perubahan status mental • Manifestasi motorik dan sensorik • Kejang yang umunya terjadi pada keadaan epilepsi lain.
  • 14. PEMERIKSAAN PENUNJANG EPILEPSI DIAGNOSTIK EPILEPSI EE G Video-EEG dan Monitoring CT-Scan Kepala Brain MRI PET-Scan Tes Laboratorium Tes Genetik
  • 15. Prognosis -> kemungkinan tidak ada lagi kejang setelah pengobatan dimulai Faktor prognostik : • Etiologi • Perubahan patologi EEG • Jenis dan jumlah kejang • Respon terapi Kualitas hidup pasien : • Dampak diagnosis • Efek samping obat • Pendidikan • Pekerjaan • Kemandirian EVOLUSI, KOMPLIKASI, PROGNOSTIK Komplikasi : • Penyakit mental • Cedera/trauma -> akibat jatuh saat kejang, epilepsi tidak terkontrol, gangguan kesadaran Faktor yang mempengaruhi : • Frekuensi kejang • Jenis pengobatan • Onset dini • Pelepasan interiktal • Pendidikan • Polifarmasi
  • 16. EVOLUSI, KOMPLIKASI, PROGNOSTIK Kegawatan neurologis Status epileptikus Kejang berlangsung min 5 menit atau 2 atau lebih kejang dengan pemulihan kesadaran tidak sempurna Status epileptikus non kejang Tanpa gejala motorik yang menonjol, >10 menit Status epileptikus refraktori Persistensi klinis dan EEG kejang setelah inisiasi benzodiazepin lini 1 dan terapi lini 2 Status epileptikus super refrakter Frekuensi kejang berkelanjangan 24 jam setelah pengobatan anestesi dimulai Penyebab kematian tersering -> SUDEP (sudden unexpected death in epilepsy) Faktor risiko : • Kejang tonik-klonik umum • >3 kali kejang tonik-klonik umum per tahun • Epilepsi tidak terkontrol dan resisten obat
  • 17. PELAYANAN KESEHATAN EPILEPSI Tujuan: mempertahankan keseimbangan antara restriksi yang direncanakan agar mempertahankan kesehatan dan keselamatan selama periode ictal dan mempertahankan gaya hidup yang aktif selama periode bebas kejang. Tantangan layanan kesehatan: Kualitas hidup ditentukan tidak hanya dari pengendalian kejang namun juga dari efek samping pengobatan, hubungan interpersonal, pendidikan, pekerjaan, dan transportasi.
  • 18. PELAYANAN KESEHATAN EPILEPSI Masalah psikiatri Prevalensi kumulatif depresi: 23%; ansietas: 20% sulitnya membedakan gejala yang serupa diantara kedua penyakit Pikiran bunuh diri 2x lipat lebih tinggi daripada populasi umum 3x lipat lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri daripada populasi umum Strategi Penanganan • Melakukan uji neuropsikologis untuk menentukan strategi terapi yang tepat • Melakukan screening depresi • Memilih antiepilepsi yang memiliki efek mood stabilizer dan memiliki dampak minimal pada fungsi kognitif
  • 19. PELAYANAN KESEHATAN EPILEPSI Risiko cidera Epilepsi dengan penurunan kesadaran dapat meningkatkan risiko cidera Cidera yang sering terjadi umumnya laserasi, fraktur, kontusi, dan luka bakar Kecelakaan yang sering terjadi antara lain: luka bakar, tenggelam, dan kecelakaan lalu lintas Kecelakaan yang berkaitan dengan epilepsi umumnya memilik tingkat keparahan ringan s.d sedang Strategi Penanganan • Meningkatkan kontrol kejang • Mempersonalisasi penanganan kejang dengan mempertimbangkan karakteristik kejang dan profil pasien
  • 20. PELAYANAN KESEHATAN EPILEPSI Strategi Penanganan risiko cidera • Memakai helm saat bersepeda maupun berkendara • Dilarang berenang tanpa pengawasan • Hindari mandi menggunakan bathtub • Hindari mengunci pintu kamar maupun kamar mandi • Menggunakan kasur dengan ketinggian rendah • Berhati-hati saat menggunakan tangga • Memperhatikan aturan berkendara bagi orang dengan epilepsi • Konsumsi obat sesuai anjuran
  • 21. TERAPI EPILEPSI Faktor utama dalam memilih terapi antiepilepsi adalah jenis kejang dan epilepsi. Klasifikasi kejang sebagai fokal atau umum membantu dalam menentukan pengobatan yang tepat.
  • 22. TERAPI EPILEPSI Faktor-faktor yang membantu dalam memilih antiepilepsi Karakteristik Sosial Ekonomi
  • 23. Hasil meta-analisis didapatkan medikamentosa unggulan untuk tiap jenis kejang yang berbeda, yaitu: 1.Kejang fokal: lamotrigine dan levetiracetam 2.Kejang umum: asam valproat 3.Kejang fokal yang baru ditegakkan diagnosisnya: carbamazepine dan lamotrigine TERAPI EPILEPSI
  • 24. EPILEPSI RESISTEN OBAT • Epilepsi dikatakan resisten terhadap obat jika setidaknya dengan dua obat antikejang kejang masih belum terkendali • Kejang fokal: monoterapi lini pertama → antikonvulsan ⚬ Lamotrigin, oxcarbazepine, levetiracetam, pregabalin, clobazam, zonisamide, eslicarbazepine acetate, brivaracetam, gabapentin, lacosamide, topiramate, valproate, vigabatrin, dan perampanel. • Epilepsi umum idiopatik, sekitar 35% memerlukan terapi tambahan. Perampanel dapat mengurangi frekuensi kejang hingga 76,5%. • Antiepilepsi lain seperti lamotrigin, levetiracetam, dan topiramate menunjukkan efikasi untuk kejang tonik-klonik umum yang tidak terkontrol oleh monoterapi lini pertama atau tambahan. • Monoterapi tidak berhasil → penambahan antiepilepsi kedua • Tantangan: Efikasi Toleransi Farmakokinetik Interaksi obat Frekuensi
  • 25. EPILEPSI RESISTEN OBAT • Agar polterapi rasional: • Kombinasi yang disarankan: ⚬ Obat dengan mekanisme kerja berbeda ⚬ Oat yang memiliki >1 mekanisme kerja • Epilepsi umum: • Pasien dengan sindrom Dravet atau sindrom Lennox-Gastaut: ⚬ Menghambat enzim → konsentrasi metabolit aktif clobazam dalam serum ↑ • Alternatif epilepsi yang farmakoresisten: Efek sinergis (Efikasi gabungan > masing-masing) Toksisitas (Toksisitas gabungan < masing-masing) Asam valproat + lamotrigin Cannabidiol Pembedahan Vagal nerve stimulation (VNS) Responsive neurostimulation (RNS) Deep brain stimulation (DBS) Stereotactic radiosurgery Laser interstitial thermal therapy (LITT)
  • 26. EPILEPSI RESISTEN OBAT • Indikasi operasi resektif untuk epilepsi fokal: ⚬ Epilepsi lobus temporal mesial atau epilepsi neokortikal; ⚬ Epilepsi lesi karena patologi struktural fokal (glioma grade rendah, malformasi kavernosa); ⚬ Epilepsi fokal nonlesional. • Perlu dilakukan evaluasi pra-bedah (pre-op): ⚬ Obat antiepilepsi dikurangi untuk meningkatkan kesempatan merekam kejang (fase ictal) ⚬ Brain imaging resolusi tinggi → struktur abnormal otak → kejang ⚬ Uji neuropsikologis: memeriksa defisit pra-bedah dan pasca-bedah ⚬ MRI negatif → positron emission tomography (PET) → hiipometabolisme → epileptogenic site • Setelah evaluasi, jika lokasi epilepsi ⚬ Sudah jelas → pembedahan ⚬ Meragukan → EEG intrakranial
  • 27. KESIMPULAN • Penting untuk menyampaikan penjelasan mengenai epilepsi, seperti pemicu kejang, reaksi merugikan (adverse reaction) dari pengobatan, dan berbagai risiko yang membuat pasien rentan mengalami penyakit kepada pasien sebagai langkah penting dalam penanganan yang secara tidak langsung membuat integrasi yang lebih mudah kepada masyarakat. • Penting untuk mempertimbangkan populasi yang lebih luas karena pasien yang tidak mendapat pelayanan dari spesialis cenderung mengalami hasil yang lebih buruk. Hal ini dapat diperbaiki jika layanan rawat jalan lebih mudah diakses oleh masyarakat. • Kombinasi dari berbagai aspek ini membuat perhatian lebih perlu ditujukan pada kebutuhan pasien dan perawatan yang perlu dilakukan dalam menangani penyakit yang mendasari dan penyakit terkait yang mungkin merupakan penyakit sekunder dari pengobatan.
  • 29. 1. Is the generator of the narrative a credible or appropriate source? Ya, tinjauan naratif ini dibuat oleh sumber yang kredibel dan penyusun yang terlibat bekerja di bidang yang sesuai dengan bahasan yang ditinjau. 2. Is the relationship between the text and its context explained? (where, when, who with, how) Ya, jurnal ini menjelaskan terkait epilepsi dengan konteks yang luas mencakup tingkat kejadian dan prevalensi di dunia, kondisi epilepsi pada usia yang berbeda-beda, manifestasi klinis pada pasien, dampaknya terhadap kehidupan pasien, hingga terapi untuk epilepsi. 3. Does the narrative present the events using a logical sequence so the reader or listener can understand how it unfolds? Ya, penjelasan dalam jurnal bersifat runtut dan logis, serta sistematis antar-subbab, sehingga pembaca dapat mengerti uraian penjelasan yang tertulis. Terdapat korelasi yang jelas pada tiap subbab juga.
  • 30. 4. Do you, as reader or listener of the narrative, arrive at similar conclusions to those drawn by the narrator? Ya, kesimpulan dalam jurnal ini sesuai dengan tujuan penulis dimana tulisan naratif dalam jurnal ini dapat meningkatkan pengetahuan pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya untuk mempelajari kondisi terkini mengenai epilepsi dan tantangan yang dihadapi tenaga medis maupun pasien epilepsi. 5. Do the conclusions flow from the narrative account? Ya, pada kesimpulan tinjauan naratif ini dijelaskan kembali mengenai tujuan penulis. Penulis bertujuan untuk menginformasikan kepada pembaca mengenai seluruh aspek patologis dari epilepsi, seperti pemicu kejang, efek samping dari pengobatan, serta kemungkinan risiko yang mungkin dapat terjadi, dimana semua bahasan tersebut sudah dijelaskan dalam tinjauan naratif ini. 6. Do you consider this account to be a narrative? Ya, pada tinjauan narative ini penulis dapat membahas berbagai aspek dari topik utama yang berupa epilepsi dengan runtut dan jelas. Aspek epilepsi yang dibahas cukup lengkap mulai dari definisi, terminologi, etiologi, aspek klinis, diagnosis, perkembangan penyakit, komplikasi, prognosis, hingga pengobatan yang seluruhnya telah ditinjau dengan penilaian objektif dari penelitian sebelumnya.

Editor's Notes

  1. 1.7.2013
  2. 1.7.2013
  3. 1.7.2013
  4. 1.7.2013
  5. 1.7.2013
  6. 1.7.2013
  7. 1.7.2013
  8. 1.7.2013
  9. 1.7.2013
  10. 1.7.2013
  11. 1.7.2013
  12. 1.7.2013
  13. 1.7.2013
  14. 1.7.2013
  15. 1.7.2013
  16. 1.7.2013
  17. 1.7.2013
  18. 1.7.2013
  19. 1.7.2013
  20. 1.7.2013
  21. 1.7.2013
  22. 1.7.2013
  23. 1.7.2013
  24. 1.7.2013
  25. 1.7.2013
  26. 1.7.2013
  27. 1.7.2013
  28. 1.7.2013
  29. 1.7.2013