SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Demokrasi Sistem Rusak dan Merusak
Oleh : Lilis Holisah, Pendidik Generasi di HSG SD Khoiru Ummah Ma’had al-
Abqary Serang – Banten
Tahun 2014 adalah tahun politik, dimana di tahun ini Indonesia menggelar pesta
demokrasi lima tahunan yang sangat besar, pemilu legislatif dan pemilu presiden.
Pemilu legislatif telah dilaksanakan tanggal 9 April 2014 lalu, sedangkan Pilpres baru
akan dilaksanakan tanggal 9 Juli mendatang.
Banyak kaum muslim yang masih terlibat aktif dalam pemilu kali ini. Banyak di antara
mereka yang masih berharap ‘kebaikan’ dari demokrasi meski telah berulang kali pula
mereka ditipu. Fakta yang tak terbantahkan adalah ketika pergantian rezim, keadaan
Indonesia tidaklah lebih baik. Bahkan pergantian rezim seringnya diiringi dengan
kebijakan yang mencekik rakyat, misalnya kenaikan BBM.
Demokrasi telah melakukan tipu daya yang sangat kejam, dikatakan bahwa pemilu
akan memberikan perubahan yang lebih baik. Rakyat dibohongi bahwa ketika mereka
terlibat aktif dalam pemilu, mereka dikatakan berdaulat. Ketika rakyat memilih,
dikatakan bahwa kebebasan memilih itulah yang menunjukkan rakyat berdaulat.
Dalam pemilu kali ini keterlibatan perempuan digiring untuk masuk ke kancah
kekuasaan dan legislasi. Dengan kuota 30 persen, perempuan ‘dipaksa’ mengikuti
aturan agar memenuhi kuota tersebut. Alhasil, para ibu digiring keluar rumah,
meninggalkan peran utama mereka sebagai ibu dan manager rumah tangga (Umm wa
Rabb al-Bayt).
Ketika para perempuan lebih asyik dan sibuk di luar rumah meninggalkan kewajiban
mereka sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, hal ini berimbas kepada keharmonisan
keluarga. Kurangnya perhatian para ibu kepada anak-anaknya dan suaminya
menyebabkan perselisihan di antara mereka. Para suami tidak mendapatkan haknya
dari para istri dan perselisihanpun tidak bisa dihindari yang berakibat pada perceraian
dan kehancuran keluarga. Anak-anak yang ‘ditelantarkan’ akan mencari pelampiasan di
luar rumah, karena mereka kurang mendapat kasih sayang yang seharusnya di dalam
rumah. Alhasil, anak-anak akan menjadi generasi yang kurang perhatian, terlibat
narkoba, seks bebas dan kenakalan remaja lainnya. Inilah sekelumit persoalan dari
sekian banyak persoalan yang dilahirkan dari sistem demokrasi yang rusak dan
merusak. Kehancuran keluarga dan generasi!
Kerusakan-Kerusakan Demokrasi
1. Yang Penting Kuantitas Bukan Kualitas
Dalam demokrasi, suara seorang professor sama dengan suara seorang preman.
Suara seorang artis yang tidak mengerti politik dinilai sama dengan suara seorang
politisi. Suara seorang yang memilih dengan analisa sama dengan suara orang yang
dibayar, sama-sama dihitung satu. Ya, demokrasi hanya menghitung jumlah, bukan
kualitas. Bahkan memilih partai apapun akan dinilai sama saja. Memilih partai Islam
atau sekuler, sama saja. Karena suara kaum muslim pun akan dijual ke partai
sekuler dengan nama ‘koalisi’. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad
Iqbal, seorang penyair, politisi, dan filsuf besar abad ke-20 dari India yang juga
menjadi pelopor pembentukan Negara Pakistan. “Demokrasi menghitung jumlah
kepala tanpa memperhatikan isi kepala”.
2. Kedaulatan Semu
Demokasi telah membohongi kita semua. Meski demokrasi menyatakan bahwa rakyat
memiliki kedaulatan, dimana rakyat berdaulat menentukan nasib sendiri dengan
membuat UU sendiri. Rakyat yang mana? Karena senyatanya, tidak mungkin
mengumpulkan seluruh rakyat di satu tempat atau ditanyai satu per satu tentang
satu perkara hukum. Maka mekanisme pembuatan hukum dilakukan melalui
perwakilan di Badan Legislatif yakni Dewan Perwakilan Rakyat atau Parlemen. Maka,
rakyat yang dimaksud bukanlah rakyat dalam arti sesungguhnya, namun perwakilan
orang-orang tertentu yang memiliki kepentingan. Jadi, hakikatnya apa yang terjadi di
parlemen bukanlah mewakili suara rakyat, tetapi mewakili segelintir orang yang
‘berkepentingan’.
3. Suara Mayoritas
Demokrasi mengagungkan pendapat mayoritas. Suara mayoritas adalah kebenaran
dalam klaim demokrasi. Maka, meski kita memperjuangkan yang Haq yang
datangnya dari Sang Maha Pencipta, jika tidak didukung dengan suara mayoritas
maka kebenaran itu akan tereliminasi, digantikan dengan ‘kebenaran’ versi
demokrasi, yaitu suara mayoritas.
Dalam demokrasi, wakil rakyat di parlemen lah yang memutuskan dan mengesahkan
suatu undang-undang untuk diberlakukan di tengah masyarakat, tentunya
berdasarkan suara mayoritas, bukan berdasarkan halal haram. Dengan mekanisme
seperti ini, ketetapan Allah SWT yang pasti (Qoth’i) yang tertuang di dalam kitab-Nya
dan melalui lisan Rasul-Nya memerlukan persetujuan dari hamba-hamba Allah. Jika
pendapat mayoritas anggota parlemen bertentangan dengan apa yang tertuang
dalam Kitab-Nya, maka yang akan dimenangkan adalah pendapat mayoritas anggota
parlemen.
Wakil rakyat yang ada di parlemen di klaim sebagai wakil rakyat meski tidak mewakili
kepentingan rakyat. Karena demokrasi benar-benar berintikan perwakilan. Sampai-
sampai, kesejahteraan rakyat pun telah diwakili oleh anggota parlemen dan kroni-
kroni penguasa. Mereka bertambah sejahtera sementara rakyat semakin menderita.
4. Mahal dan Menyuburkan Korupsi
Persoalan korupsi di negeri ini tumbuh subur laksana jamur di musim penghujan.
Belum selesai kasus korupsi yang satu, muncul kasus korupsi lainnya. Belum selesai
skandal Bank Century, muncul kasus korupsi baru yang melibatkan Menteri Agama
Suradharma Ali, yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus
korupsi dana haji. Betapa korupsi sudah menjadi habit di negeri yang mayoritas
muslim ini.
Bila ditelisik, sesungguhnya sangat wajar kasus korupsi terus merebak di era
kecanggihan teknologi sekarang yang di dalamnya diberlakukan aturan buatan
manusia, yaitu sistem demokrasi.
Sebagaimana telah diketahui, partai politik dan politisi memerlukan dana sangat
besar untuk modal dalam pemilihan umum. Tanpa modal besar, mustahil rasanya
bisa ikut dalam pesta lima tahunan tersebut.
Dalam sebuah pilkada calon gubernur dan wakilnya membutuhkan biaya pemilu
sebesar 100 hingga 150 miliar rupiah. Sementara, gaji gubernur dalam setahun Rp.
1,2 miliar. Jika masa jabatan 5 tahun, maka gubernur mendapat penghasilan sekitar
Rp. 6 milliar.
Bagaimana mereka menutupi biaya politik yang sangat mahal itu? Banyak cara yang
dilakukan agar bisa mengembalikan modal politik mereka, diantaranya:
a. Mengutip dari anggaran proyek yang jatuh kepada pemenang tender, biasanya
pemenang tender adalah pengusaha rekanan atau perusahaan keluarga mereka.
b. Dengan jual beli kebijakan diantaranya mengeluarkan perizinan atau konsensi
dengan imbalan sejumlah uang dari penerima izin atau konsensi tersebut.
c. Menggelembungkan anggaran belanja agar ada margin yang bisa disisihkan untuk
mereka.
Untuk memuluskan permainan kotor ini, semua pihak yang terkait dilibatkan
termasuk Dewan Perwakilan. Hingga kita mengenal istilah “Korupsi Berjamaah”.
5. Hanya Untuk Korporasi
Sebagaimana telah disebutkan, bahwa partisipasi dalam demokrasi membutuhkan
dana yang besar. Hal ini tentunya tidak bisa tertanggulangi bagi yang tidak dan
kurang memiliki modal. Maka bantuan dari pengusaha dan korporasi/perusahaan
adalah hal yang niscaya, agar dapat melaju menuju kekuasaan. Maka tak pelak,
keberhasilan para politisi dan partai politik dalam pemilu akan berimbas pada
kebijakan yang dikeluarkan sebagai konsekuensi logis karena telah dibantu modal
menuju kursi kekuasaan.
Tak heran, bila dalam masa jabatan seorang penguasa tertentu, kebijakan-
kebijakannya tidak memihak rakyat tetapi memenangkan kepentingan para
pengusaha dan korporasi/perusahaan yang telah berani mengeluarkan modal besar
untuk mensukseskan mereka menuju tampuk kekuasaan.
Penguasa yang dibantu kemenangannya dengan modal yang sangat besar oleh
pengusaha pastinya akan membalas budi (Balas jasa) pada pengusaha tersebut.
karena sejak awal pastinya bantuan para pengusaha tentu punya maksud tertentu.
Paling tidak, agar terjamin keberlangsungan bisnisnya; bisa juga demi mendapatkan
proyek dari pemerintah. Akibatnya, penguasa didikte oleh pengusaha. Walhasil,
sistem demokrasi kemudian melahirkan Negara yang dikontrol oleh korporasi, yang
ciri utamanya adalah: lebih melayani kepentingan pengusaha (bisnis) daripada
rakyat.
Negara korporasi tak ubahnya perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan.
Rakyat pun hanya diposisikan layaknya konsumen dan negara sebagai penjual.
Dalam negara korporasi, subsidi terhadap rakyat, yang sebenarnya merupakan hak
rakyat, dianggap pemborosan. Aset-aset negara yang sejatinya milik rakyat pun
dijual. Itulah negara korporasi, yang tidak bisa dilepaskan dari sistem
pemerintahannya: demokrasi.
Negara korporasi telah merubah demokrasi menjadi Dari Korporasi, Oleh Korporasi
dan Untuk Korporasi.
6. Alat Penjajahan
Demokrasi diusung oleh Negara besar seperti Amerika Serikat dan Negara-negara
Barat lainnya, dalam rangka melestarikan penjajahan dan mengeruk kekayaan alam
negeri-negeri Islam. Demokrasi sejatinya adalah alat penjajahan.
Sebagaimana yang pernah diutarakan oleh George W. Bush, mantan presiden AS,
“Jika kita mau melindungi negara kita dalam jangka panjang, hal terbaik yang
dilakukan adalah menyebarkan kebebasan dan demokrasi”
Artinya jika kita tetap melanggengkan demokrasi sebagai sebuah sistem yang
diterapkan di negeri ini, berarti kita tetap mempertahankan penjajahan negara-
negara besar seperti AS yang memperdaya kita. Relakah kita tetap dijajah?
Bagaimana Seharusnya?
Indonesia sebagai negeri muslim terbesar di dunia semestinya tidak lagi mengandalkan
sebuah sistem rusak dan merusak buatan manusia, seperti halnya demokrasi. Sebagai
negeri muslim, Indonesia semestinya menyandarkan kehidupan berbangsa dan
bernegara hanya kepada Pencipta saja. Menyerahkan kehidupan diatur hanya dengan
aturan yang datang dari Pencipta yang mengetahui kelemahan, kekurangan dan
keterbatasan manusia. Karena menyandarkan kepada demokrasi bukan hanya telah
nyata kerusakannya, namun juga demokrasi bertentangan dengan Islam dalam segala
hal hingga dalam masalah aqidah, karena demokrasi dibangun diatas asas atau aqidah
sekulerisme yang bertentangan dengan aqidah Islam.
Aqidah demokrasi adalah sekulerisme, sebuah paham yang memisahkan agama dari
negara, yang artinya memisahkan aturan Syariat Islam dari pengaturan urusan
masyarakat. Kehidupan berbangsa dan bernegara dalam demokrasi harus steril dari
aturan Pencipta. Manusia dijadikan ‘Tuhan’ mengalahkan Tuhan Pencipta alam semesta,
manusia dan kehidupan yaitu Allah SWT.
Urusan masyarakat dalam sistem demokrasi diatur dengan hukum dan perundang-
undangan yang dibuat oleh manusia dengan mengikuti kecenderungan hawa nafsu.
Padahal Allah SWT berfirman :
َ‫ون‬‫م‬‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ال‬ َ‫ين‬ِ َّ‫اَّل‬ َ‫اء‬َ‫ْو‬‫ه‬َ‫أ‬ ْ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬‫أ‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ع‬‫ي‬ِ َ‫َش‬ َ‫َل‬َ‫ع‬ َ‫اك‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ َّ ‫م‬‫ُث‬
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui.” (QS Al-Jatsiyah [45]: 18)
Maka, seharusnya sebagai muslim, kita tak memerlukan demokrasi karena aturan Allah
telah ada sejak dahulu kala yang telah Allah turunkan untuk mengatur kehidupan umat
manusia seluruhnya, bukan hanya muslim. Dan kita tak perlu membela demokrasi yang
rusak dan merusak, yang telah nyata pertentangannya dengan Islam. Maka seharusnya
kita campakkan demokrasi, dan menggantinya dengan sebuah sistem terbaik yang
datangnya dari Allah SWT yaitu Khilafah Islamiyah.
Khilafah sebagai sebuah model pemerintahan terbaik semestinya kita kembalikan
perannya dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Khilafah sebagai
sebuah institusi yang akan menerapkan aturan Islam di dalam dan di luar negeri akan
melahirkan kesejahteraan, keselamatan, keamanan yang secara fitrah sangat
dibutuhkan oleh umat manusia manapun.
Maka, tugas umat Islam adalah bersegera meruntuhkan bangunan sistem demokrasi
dan menggantinya dengan sistem Khilafah.
Wa Allahu ‘alam.

More Related Content

What's hot

Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaEry Arifullah
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGiovanni Promesso
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia windari27
 
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptorMakalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptorIka Nurrohmah
 
Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaBunda Violyn
 
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakterMakalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakterDidi Sisoeloeng AnRy
 
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaPenanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaZaka Firma Aditya
 
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPLaporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPyaumilannisa
 
Makalah pemberantasan korupsi dengan konsep kerja keras
Makalah pemberantasan korupsi dengan  konsep kerja kerasMakalah pemberantasan korupsi dengan  konsep kerja keras
Makalah pemberantasan korupsi dengan konsep kerja kerasDebyNurulSyafda
 
Tugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsiTugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsiYuni Sist
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 

What's hot (19)

Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
 
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan KorupsiGereja dan Pemberantasan Korupsi
Gereja dan Pemberantasan Korupsi
 
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di IndonesiaMakalah Masalah Korupsi Di Indonesia
Makalah Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
 
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptorMakalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
Makalah Wacana hukuman mati bagi koruptor
 
Analisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesiaAnalisa korupsi di indonesia
Analisa korupsi di indonesia
 
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakterMakalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
Makalah mengenai-kasus-hukum-dalam-bidang-ekonomi-pambangunan-karakter
 
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di IndonesiaPenanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
Penanggulangan Kasus Korupsi di Indonesia
 
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPLaporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
 
Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Makalah pemberantasan korupsi dengan konsep kerja keras
Makalah pemberantasan korupsi dengan  konsep kerja kerasMakalah pemberantasan korupsi dengan  konsep kerja keras
Makalah pemberantasan korupsi dengan konsep kerja keras
 
Tugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsiTugas makalah korupsi
Tugas makalah korupsi
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Korups
KorupsKorups
Korups
 

Similar to Demokrasi sistem rusak dan merusak

Irhamna, MAN Darussalam Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...
Irhamna, MAN Darussalam Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...Irhamna, MAN Darussalam Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...
Irhamna, MAN Darussalam Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...Konsultan Pendidikan
 
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...Konsultan Pendidikan
 
Resensi buku negara dan bandit demokrasi
Resensi buku negara dan bandit demokrasiResensi buku negara dan bandit demokrasi
Resensi buku negara dan bandit demokrasiTaufiq Ms
 
Kewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
Kewarganegaraan (KWN)_DemokrasiKewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
Kewarganegaraan (KWN)_Demokrasinoussevarenna
 
Cici Ariska, SMAN 13 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...
Cici Ariska, SMAN 13 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...Cici Ariska, SMAN 13 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...
Cici Ariska, SMAN 13 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...Konsultan Pendidikan
 
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatifTugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatifDanny Ardiyansyah
 
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiAktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiRizky Faisal
 
PRINSIP NEGARA DEMOKRASI fiks.pptx
PRINSIP NEGARA DEMOKRASI fiks.pptxPRINSIP NEGARA DEMOKRASI fiks.pptx
PRINSIP NEGARA DEMOKRASI fiks.pptxIMRONSURYAWAN
 
Demokrasi sistem gagal
Demokrasi  sistem gagalDemokrasi  sistem gagal
Demokrasi sistem gagalRizky Faisal
 
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan ElitMusni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elitmusniumar
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik Koran Sindo 7 Juni 2014-5 Juli 2014
(Sindonews.com) Opini hukum-politik Koran Sindo 7 Juni 2014-5 Juli 2014(Sindonews.com) Opini hukum-politik Koran Sindo 7 Juni 2014-5 Juli 2014
(Sindonews.com) Opini hukum-politik Koran Sindo 7 Juni 2014-5 Juli 2014ekho109
 

Similar to Demokrasi sistem rusak dan merusak (20)

Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Irhamna, MAN Darussalam Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...
Irhamna, MAN Darussalam Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...Irhamna, MAN Darussalam Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...
Irhamna, MAN Darussalam Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menul...
 
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...
Abdi Kurniawan, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Men...
 
Resensi buku negara dan bandit demokrasi
Resensi buku negara dan bandit demokrasiResensi buku negara dan bandit demokrasi
Resensi buku negara dan bandit demokrasi
 
Pengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesiaPengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesia
 
Kewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
Kewarganegaraan (KWN)_DemokrasiKewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
Kewarganegaraan (KWN)_Demokrasi
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
Cici Ariska, SMAN 13 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...
Cici Ariska, SMAN 13 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...Cici Ariska, SMAN 13 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...
Cici Ariska, SMAN 13 Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis ...
 
DEMOKRASI.pptx
DEMOKRASI.pptxDEMOKRASI.pptx
DEMOKRASI.pptx
 
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatifTugas  politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
Tugas politik_transaksional_di_lembaga_legislatif
 
Transfusi parpol
Transfusi parpolTransfusi parpol
Transfusi parpol
 
Makalalah demokrasi pancasila
Makalalah  demokrasi pancasilaMakalalah  demokrasi pancasila
Makalalah demokrasi pancasila
 
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiAktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
 
PRINSIP NEGARA DEMOKRASI fiks.pptx
PRINSIP NEGARA DEMOKRASI fiks.pptxPRINSIP NEGARA DEMOKRASI fiks.pptx
PRINSIP NEGARA DEMOKRASI fiks.pptx
 
Demokrasi sistem gagal
Demokrasi  sistem gagalDemokrasi  sistem gagal
Demokrasi sistem gagal
 
PKn Kelas 8 Demokrasi
PKn Kelas 8 DemokrasiPKn Kelas 8 Demokrasi
PKn Kelas 8 Demokrasi
 
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan ElitMusni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik Koran Sindo 7 Juni 2014-5 Juli 2014
(Sindonews.com) Opini hukum-politik Koran Sindo 7 Juni 2014-5 Juli 2014(Sindonews.com) Opini hukum-politik Koran Sindo 7 Juni 2014-5 Juli 2014
(Sindonews.com) Opini hukum-politik Koran Sindo 7 Juni 2014-5 Juli 2014
 

More from Lilis Holisah

Syariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatSyariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatLilis Holisah
 
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaikPendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaikLilis Holisah
 
9. aktivitas kaum wanita
9. aktivitas kaum wanita9. aktivitas kaum wanita
9. aktivitas kaum wanitaLilis Holisah
 
8. kedudukan wanita dan pria di hadapan syariah
8. kedudukan wanita dan pria di hadapan syariah8. kedudukan wanita dan pria di hadapan syariah
8. kedudukan wanita dan pria di hadapan syariahLilis Holisah
 
7. wanita muslimah tidak wajib menutup wajahnya
7. wanita muslimah tidak wajib menutup wajahnya7. wanita muslimah tidak wajib menutup wajahnya
7. wanita muslimah tidak wajib menutup wajahnyaLilis Holisah
 
5. kewajiban memisahkan laki2 dan perempuan dalam islam
5. kewajiban memisahkan laki2 dan perempuan dalam islam5. kewajiban memisahkan laki2 dan perempuan dalam islam
5. kewajiban memisahkan laki2 dan perempuan dalam islamLilis Holisah
 
1. laki laki dan perempuan
1. laki laki dan perempuan1. laki laki dan perempuan
1. laki laki dan perempuanLilis Holisah
 
3. pengaturan hubungan laki laki dan perempuan
3. pengaturan hubungan laki laki dan perempuan3. pengaturan hubungan laki laki dan perempuan
3. pengaturan hubungan laki laki dan perempuanLilis Holisah
 
2. pengaruh pandangan terhadap hubungan pria dan wanita
2. pengaruh pandangan terhadap hubungan pria dan wanita2. pengaruh pandangan terhadap hubungan pria dan wanita
2. pengaruh pandangan terhadap hubungan pria dan wanitaLilis Holisah
 

More from Lilis Holisah (15)

Syariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahatSyariat membawa mashlahat
Syariat membawa mashlahat
 
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaikPendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaik
 
Selalu
SelaluSelalu
Selalu
 
Untuk sahabat
Untuk sahabatUntuk sahabat
Untuk sahabat
 
Berfikir
BerfikirBerfikir
Berfikir
 
10. jama'ah islam
10. jama'ah islam10. jama'ah islam
10. jama'ah islam
 
9. aktivitas kaum wanita
9. aktivitas kaum wanita9. aktivitas kaum wanita
9. aktivitas kaum wanita
 
8. kedudukan wanita dan pria di hadapan syariah
8. kedudukan wanita dan pria di hadapan syariah8. kedudukan wanita dan pria di hadapan syariah
8. kedudukan wanita dan pria di hadapan syariah
 
7. wanita muslimah tidak wajib menutup wajahnya
7. wanita muslimah tidak wajib menutup wajahnya7. wanita muslimah tidak wajib menutup wajahnya
7. wanita muslimah tidak wajib menutup wajahnya
 
6. melihat wanita
6. melihat wanita6. melihat wanita
6. melihat wanita
 
5. kewajiban memisahkan laki2 dan perempuan dalam islam
5. kewajiban memisahkan laki2 dan perempuan dalam islam5. kewajiban memisahkan laki2 dan perempuan dalam islam
5. kewajiban memisahkan laki2 dan perempuan dalam islam
 
4. kehidupan khusus
4. kehidupan khusus4. kehidupan khusus
4. kehidupan khusus
 
1. laki laki dan perempuan
1. laki laki dan perempuan1. laki laki dan perempuan
1. laki laki dan perempuan
 
3. pengaturan hubungan laki laki dan perempuan
3. pengaturan hubungan laki laki dan perempuan3. pengaturan hubungan laki laki dan perempuan
3. pengaturan hubungan laki laki dan perempuan
 
2. pengaruh pandangan terhadap hubungan pria dan wanita
2. pengaruh pandangan terhadap hubungan pria dan wanita2. pengaruh pandangan terhadap hubungan pria dan wanita
2. pengaruh pandangan terhadap hubungan pria dan wanita
 

Demokrasi sistem rusak dan merusak

  • 1. Demokrasi Sistem Rusak dan Merusak Oleh : Lilis Holisah, Pendidik Generasi di HSG SD Khoiru Ummah Ma’had al- Abqary Serang – Banten Tahun 2014 adalah tahun politik, dimana di tahun ini Indonesia menggelar pesta demokrasi lima tahunan yang sangat besar, pemilu legislatif dan pemilu presiden. Pemilu legislatif telah dilaksanakan tanggal 9 April 2014 lalu, sedangkan Pilpres baru akan dilaksanakan tanggal 9 Juli mendatang. Banyak kaum muslim yang masih terlibat aktif dalam pemilu kali ini. Banyak di antara mereka yang masih berharap ‘kebaikan’ dari demokrasi meski telah berulang kali pula mereka ditipu. Fakta yang tak terbantahkan adalah ketika pergantian rezim, keadaan Indonesia tidaklah lebih baik. Bahkan pergantian rezim seringnya diiringi dengan kebijakan yang mencekik rakyat, misalnya kenaikan BBM. Demokrasi telah melakukan tipu daya yang sangat kejam, dikatakan bahwa pemilu akan memberikan perubahan yang lebih baik. Rakyat dibohongi bahwa ketika mereka terlibat aktif dalam pemilu, mereka dikatakan berdaulat. Ketika rakyat memilih, dikatakan bahwa kebebasan memilih itulah yang menunjukkan rakyat berdaulat. Dalam pemilu kali ini keterlibatan perempuan digiring untuk masuk ke kancah kekuasaan dan legislasi. Dengan kuota 30 persen, perempuan ‘dipaksa’ mengikuti aturan agar memenuhi kuota tersebut. Alhasil, para ibu digiring keluar rumah, meninggalkan peran utama mereka sebagai ibu dan manager rumah tangga (Umm wa Rabb al-Bayt). Ketika para perempuan lebih asyik dan sibuk di luar rumah meninggalkan kewajiban mereka sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, hal ini berimbas kepada keharmonisan keluarga. Kurangnya perhatian para ibu kepada anak-anaknya dan suaminya menyebabkan perselisihan di antara mereka. Para suami tidak mendapatkan haknya dari para istri dan perselisihanpun tidak bisa dihindari yang berakibat pada perceraian
  • 2. dan kehancuran keluarga. Anak-anak yang ‘ditelantarkan’ akan mencari pelampiasan di luar rumah, karena mereka kurang mendapat kasih sayang yang seharusnya di dalam rumah. Alhasil, anak-anak akan menjadi generasi yang kurang perhatian, terlibat narkoba, seks bebas dan kenakalan remaja lainnya. Inilah sekelumit persoalan dari sekian banyak persoalan yang dilahirkan dari sistem demokrasi yang rusak dan merusak. Kehancuran keluarga dan generasi! Kerusakan-Kerusakan Demokrasi 1. Yang Penting Kuantitas Bukan Kualitas Dalam demokrasi, suara seorang professor sama dengan suara seorang preman. Suara seorang artis yang tidak mengerti politik dinilai sama dengan suara seorang politisi. Suara seorang yang memilih dengan analisa sama dengan suara orang yang dibayar, sama-sama dihitung satu. Ya, demokrasi hanya menghitung jumlah, bukan kualitas. Bahkan memilih partai apapun akan dinilai sama saja. Memilih partai Islam atau sekuler, sama saja. Karena suara kaum muslim pun akan dijual ke partai sekuler dengan nama ‘koalisi’. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Iqbal, seorang penyair, politisi, dan filsuf besar abad ke-20 dari India yang juga menjadi pelopor pembentukan Negara Pakistan. “Demokrasi menghitung jumlah kepala tanpa memperhatikan isi kepala”. 2. Kedaulatan Semu Demokasi telah membohongi kita semua. Meski demokrasi menyatakan bahwa rakyat memiliki kedaulatan, dimana rakyat berdaulat menentukan nasib sendiri dengan membuat UU sendiri. Rakyat yang mana? Karena senyatanya, tidak mungkin mengumpulkan seluruh rakyat di satu tempat atau ditanyai satu per satu tentang satu perkara hukum. Maka mekanisme pembuatan hukum dilakukan melalui perwakilan di Badan Legislatif yakni Dewan Perwakilan Rakyat atau Parlemen. Maka, rakyat yang dimaksud bukanlah rakyat dalam arti sesungguhnya, namun perwakilan orang-orang tertentu yang memiliki kepentingan. Jadi, hakikatnya apa yang terjadi di
  • 3. parlemen bukanlah mewakili suara rakyat, tetapi mewakili segelintir orang yang ‘berkepentingan’. 3. Suara Mayoritas Demokrasi mengagungkan pendapat mayoritas. Suara mayoritas adalah kebenaran dalam klaim demokrasi. Maka, meski kita memperjuangkan yang Haq yang datangnya dari Sang Maha Pencipta, jika tidak didukung dengan suara mayoritas maka kebenaran itu akan tereliminasi, digantikan dengan ‘kebenaran’ versi demokrasi, yaitu suara mayoritas. Dalam demokrasi, wakil rakyat di parlemen lah yang memutuskan dan mengesahkan suatu undang-undang untuk diberlakukan di tengah masyarakat, tentunya berdasarkan suara mayoritas, bukan berdasarkan halal haram. Dengan mekanisme seperti ini, ketetapan Allah SWT yang pasti (Qoth’i) yang tertuang di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya memerlukan persetujuan dari hamba-hamba Allah. Jika pendapat mayoritas anggota parlemen bertentangan dengan apa yang tertuang dalam Kitab-Nya, maka yang akan dimenangkan adalah pendapat mayoritas anggota parlemen. Wakil rakyat yang ada di parlemen di klaim sebagai wakil rakyat meski tidak mewakili kepentingan rakyat. Karena demokrasi benar-benar berintikan perwakilan. Sampai- sampai, kesejahteraan rakyat pun telah diwakili oleh anggota parlemen dan kroni- kroni penguasa. Mereka bertambah sejahtera sementara rakyat semakin menderita. 4. Mahal dan Menyuburkan Korupsi Persoalan korupsi di negeri ini tumbuh subur laksana jamur di musim penghujan. Belum selesai kasus korupsi yang satu, muncul kasus korupsi lainnya. Belum selesai skandal Bank Century, muncul kasus korupsi baru yang melibatkan Menteri Agama Suradharma Ali, yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi dana haji. Betapa korupsi sudah menjadi habit di negeri yang mayoritas muslim ini.
  • 4. Bila ditelisik, sesungguhnya sangat wajar kasus korupsi terus merebak di era kecanggihan teknologi sekarang yang di dalamnya diberlakukan aturan buatan manusia, yaitu sistem demokrasi. Sebagaimana telah diketahui, partai politik dan politisi memerlukan dana sangat besar untuk modal dalam pemilihan umum. Tanpa modal besar, mustahil rasanya bisa ikut dalam pesta lima tahunan tersebut. Dalam sebuah pilkada calon gubernur dan wakilnya membutuhkan biaya pemilu sebesar 100 hingga 150 miliar rupiah. Sementara, gaji gubernur dalam setahun Rp. 1,2 miliar. Jika masa jabatan 5 tahun, maka gubernur mendapat penghasilan sekitar Rp. 6 milliar. Bagaimana mereka menutupi biaya politik yang sangat mahal itu? Banyak cara yang dilakukan agar bisa mengembalikan modal politik mereka, diantaranya: a. Mengutip dari anggaran proyek yang jatuh kepada pemenang tender, biasanya pemenang tender adalah pengusaha rekanan atau perusahaan keluarga mereka. b. Dengan jual beli kebijakan diantaranya mengeluarkan perizinan atau konsensi dengan imbalan sejumlah uang dari penerima izin atau konsensi tersebut. c. Menggelembungkan anggaran belanja agar ada margin yang bisa disisihkan untuk mereka. Untuk memuluskan permainan kotor ini, semua pihak yang terkait dilibatkan termasuk Dewan Perwakilan. Hingga kita mengenal istilah “Korupsi Berjamaah”. 5. Hanya Untuk Korporasi Sebagaimana telah disebutkan, bahwa partisipasi dalam demokrasi membutuhkan dana yang besar. Hal ini tentunya tidak bisa tertanggulangi bagi yang tidak dan kurang memiliki modal. Maka bantuan dari pengusaha dan korporasi/perusahaan adalah hal yang niscaya, agar dapat melaju menuju kekuasaan. Maka tak pelak, keberhasilan para politisi dan partai politik dalam pemilu akan berimbas pada
  • 5. kebijakan yang dikeluarkan sebagai konsekuensi logis karena telah dibantu modal menuju kursi kekuasaan. Tak heran, bila dalam masa jabatan seorang penguasa tertentu, kebijakan- kebijakannya tidak memihak rakyat tetapi memenangkan kepentingan para pengusaha dan korporasi/perusahaan yang telah berani mengeluarkan modal besar untuk mensukseskan mereka menuju tampuk kekuasaan. Penguasa yang dibantu kemenangannya dengan modal yang sangat besar oleh pengusaha pastinya akan membalas budi (Balas jasa) pada pengusaha tersebut. karena sejak awal pastinya bantuan para pengusaha tentu punya maksud tertentu. Paling tidak, agar terjamin keberlangsungan bisnisnya; bisa juga demi mendapatkan proyek dari pemerintah. Akibatnya, penguasa didikte oleh pengusaha. Walhasil, sistem demokrasi kemudian melahirkan Negara yang dikontrol oleh korporasi, yang ciri utamanya adalah: lebih melayani kepentingan pengusaha (bisnis) daripada rakyat. Negara korporasi tak ubahnya perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan. Rakyat pun hanya diposisikan layaknya konsumen dan negara sebagai penjual. Dalam negara korporasi, subsidi terhadap rakyat, yang sebenarnya merupakan hak rakyat, dianggap pemborosan. Aset-aset negara yang sejatinya milik rakyat pun dijual. Itulah negara korporasi, yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pemerintahannya: demokrasi. Negara korporasi telah merubah demokrasi menjadi Dari Korporasi, Oleh Korporasi dan Untuk Korporasi. 6. Alat Penjajahan Demokrasi diusung oleh Negara besar seperti Amerika Serikat dan Negara-negara Barat lainnya, dalam rangka melestarikan penjajahan dan mengeruk kekayaan alam negeri-negeri Islam. Demokrasi sejatinya adalah alat penjajahan. Sebagaimana yang pernah diutarakan oleh George W. Bush, mantan presiden AS, “Jika kita mau melindungi negara kita dalam jangka panjang, hal terbaik yang dilakukan adalah menyebarkan kebebasan dan demokrasi”
  • 6. Artinya jika kita tetap melanggengkan demokrasi sebagai sebuah sistem yang diterapkan di negeri ini, berarti kita tetap mempertahankan penjajahan negara- negara besar seperti AS yang memperdaya kita. Relakah kita tetap dijajah? Bagaimana Seharusnya? Indonesia sebagai negeri muslim terbesar di dunia semestinya tidak lagi mengandalkan sebuah sistem rusak dan merusak buatan manusia, seperti halnya demokrasi. Sebagai negeri muslim, Indonesia semestinya menyandarkan kehidupan berbangsa dan bernegara hanya kepada Pencipta saja. Menyerahkan kehidupan diatur hanya dengan aturan yang datang dari Pencipta yang mengetahui kelemahan, kekurangan dan keterbatasan manusia. Karena menyandarkan kepada demokrasi bukan hanya telah nyata kerusakannya, namun juga demokrasi bertentangan dengan Islam dalam segala hal hingga dalam masalah aqidah, karena demokrasi dibangun diatas asas atau aqidah sekulerisme yang bertentangan dengan aqidah Islam. Aqidah demokrasi adalah sekulerisme, sebuah paham yang memisahkan agama dari negara, yang artinya memisahkan aturan Syariat Islam dari pengaturan urusan masyarakat. Kehidupan berbangsa dan bernegara dalam demokrasi harus steril dari aturan Pencipta. Manusia dijadikan ‘Tuhan’ mengalahkan Tuhan Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan yaitu Allah SWT. Urusan masyarakat dalam sistem demokrasi diatur dengan hukum dan perundang- undangan yang dibuat oleh manusia dengan mengikuti kecenderungan hawa nafsu. Padahal Allah SWT berfirman : َ‫ون‬‫م‬‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ال‬ َ‫ين‬ِ َّ‫اَّل‬ َ‫اء‬َ‫ْو‬‫ه‬َ‫أ‬ ْ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ ‫ال‬َ‫و‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬‫أ‬‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ع‬‫ي‬ِ َ‫َش‬ َ‫َل‬َ‫ع‬ َ‫اك‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ َّ ‫م‬‫ُث‬ “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS Al-Jatsiyah [45]: 18)
  • 7. Maka, seharusnya sebagai muslim, kita tak memerlukan demokrasi karena aturan Allah telah ada sejak dahulu kala yang telah Allah turunkan untuk mengatur kehidupan umat manusia seluruhnya, bukan hanya muslim. Dan kita tak perlu membela demokrasi yang rusak dan merusak, yang telah nyata pertentangannya dengan Islam. Maka seharusnya kita campakkan demokrasi, dan menggantinya dengan sebuah sistem terbaik yang datangnya dari Allah SWT yaitu Khilafah Islamiyah. Khilafah sebagai sebuah model pemerintahan terbaik semestinya kita kembalikan perannya dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Khilafah sebagai sebuah institusi yang akan menerapkan aturan Islam di dalam dan di luar negeri akan melahirkan kesejahteraan, keselamatan, keamanan yang secara fitrah sangat dibutuhkan oleh umat manusia manapun. Maka, tugas umat Islam adalah bersegera meruntuhkan bangunan sistem demokrasi dan menggantinya dengan sistem Khilafah. Wa Allahu ‘alam.