Dokumen tersebut membahas perbedaan antara kehidupan umum dan kehidupan khusus menurut agama Islam. Kehidupan umum merupakan tempat bersosialisasi dengan orang lain seperti jalan raya atau sekolah, sedangkan kehidupan khusus adalah rumah pribadi seseorang. Dokumen tersebut juga menjelaskan aturan-aturan ketika memasuki ruang privasi orang lain seperti harus meminta ijin terlebih dahulu
3. Kehidupan Umum
• Tempat manusia hidup bersama individu
masyarakat lainnya seperti di kota, desa, pasar,
jalan, terminal, rumah sakit, berada di angkutan
umum, sekolah, masjid, dll.
• Tidak perlu ijin ketika memasuki kehidupan
umum
• Terdapat sejumlah hukum yang ada ketika berada
dalam kehidupan umum (ghadul bashar, larangan
khalwat, larangan safar sendirian bagi wanita
kecuali ada mahram, menutup aurat, dll)
4. Kehidupan Khusus
• Tempat manusia hidup di rumahnya bersama
anggota keluarga lainnya. Yang termasuk
kehidupan khusus adalah rumah, kamar, mobil
pribadi.
• Harus ada ijin ketika memasuki kehidupan
khusus
• Terdapat sejumlah aturan yang ada ketika
memasuki kehidupan khusus
5. • Interaksi laki-laki asing (bukan mahram) dg
perempuan di kehidupan khusus :HARAM, kecuali
bersamanya mahrom
• Wanita Hidup bersama mahromnya ataupun
bersama wanita lainnya (Hanya kepadanya
wanita boleh menampakkan auratnya)
• Rumah Ada yang berpenghuni : kontrol &
wewenang ada pd penghuninya, mau menerima
tamu atau tidak hak penghuni, maka harus ada
ijin dari penghuni ketika akan memasukinya
• Rumah Tidak berpenghuni : boleh memasukinya
bila ada hajat
6. Firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum
meminta ijin dan memberi salam kepada
penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu
agar kamu (selalu) ingat”. (QS. An-Nuur : 27)
Hukum Permintaan ijin untuk menjaga
penghuni penghuni akan merasa aman
Berlaku utk selain penghuni (mahram atau pun
bukan) kecuali hamba sahaya, anak2 kecuali dalam
3 waktu aurat
7. Sabda Rasulullah SAW :
• “Siapa saja yang memasukkan pandangannya
ke dalam rumah orang lain tanpa seijin
penghuninya, berarti ia telah menghancurkan
rumah itu”. (HR. Imam ath-Thabari)
8. Firman Allah SWT :
• “Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya,
maka janganlah kamu masuk sebelum kamu
mendapat ijin, dan jika di katakan kepadamu
‘kembalilah’, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih
bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”. (TQS An-Nuur : 28)
Tidak boleh memaksa masuk rumah orang
lain tanpa ijin berlaku bagi rumah yang
berpenghuni
9. Firman Allah SWT :
• “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-
budak (laki2 dan perempuan) yang kamu miliki, dan
orang-orang yang belum baligh diantara kamu,
meminta ijin kepada kamu tiga kali (dlm satu hari)
yaitu : sebelum shalat shubuh, ketika kamu
menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengah hari dan
sesudah shalat isya. (itulah) tiga aurat untukmu. Tidak
ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain
dari (3 waktu) itu. Mereka melayani kamu, sedangkan
kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yg lain). Dan
apabila anak2mu telah baligh, maka hendaklah mereka
meminta ijin, seperti orang-orang yang sebelum
mereka meminta ijin. ..” (TQS an-Nuur : 58-59)
10. Firman Allah SWT :
• “Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah
yang tidak disediakan untuk didiami, yang
didalamnya ada keperluanmu, dan Allah
mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa
yang kamu sembunyikan”. (TQS. An-Nuur : 29)
boleh masuk tanpa ijin jika ada keperluan,
tidak boleh masuk jika tidak memiliki
keperluan berlaku bagi rumah yang tidak
berpenghuni