V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
Study LARAP Tol KATARAJA - KAMAL MUARA-RAJEG
1. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 1
1.1. Latar Belakang
Pembangunan jalan TOL Kataraja (Kamal Muara - Teluknaga – Rajeg) merupakan
kebutuhan yang mendesak, sehingga proses pengadaan tanah harus segera
dilaksanakan karena membutuhkan waktu yang cukup panjang. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 serta perubahan-perubahannya tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah untuk Kepentingan Umum, pengadaan tanah untuk kepentingan umum
meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu:
1. Perencanaan;
2. Persiapan;
3. Pelaksanaan;
4. Penyerahan Hasil.
Sebagai tahap awal untuk memulai proses pengadaan tanah untuk pembangunan
jalan Tol ini, perlu dilakukan studi Land Acquisition and Resettlement Action Plan
(LARAP) pembangunan Jalan Tol Kataraja untuk mengetahui kelayakan lokasi,
perkiraan kebutuhan lahan, dan aspek manfaat bagi wilayah dan masyarakat.
Tahapan selanjutnya yang harus dilaksanakan adalah tahap persiapan dan
pelaksanaan pengadaan tanah. Laporan ini merupakan tahap awal dari
pengadaan tanah untuk pembangunan jalan Tol.
Sebagai tahap awal perencanaan pengadaan tanah di lokasi Pembangunan jalan
Tol Kataraja ini, Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (LARAP) yang
dihasilkan dalam studi ini bersifat sementara dan tidak mengikat sampai
ditetapkannya seluruh pelaksanaan dokumen pengadaan tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB 1 PENDAHULUAN
2. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 2
Berdasarkan pada peraturan tentang kebijakan Pemerintah terkait penataan
ruang kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur
(Jabodetabekpunjur) melalui Peraturan Presiden No. 54/2008 yang di dalamnya
mengamanatkan tentang pemanfaatan ruang di Kawasan Pantura Jakarta. Selain
itu, Perda 1/2012 tentang RTRW DKI Jakarta 2030 memberikan arahan bahwa
Kawasan Pantura sebagai Kawasan Strategis Provinsi melalui pengembangan
areal reklamasi dan kawasan daratan pantai dilakukan secara terpadu yang
bersama-sama.
Kawasan reklamasi Pantura ini diharapkan mampu mendukung penyediaan lahan
Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi sebagai wilayah pengembangan pusat niaga
baru dengan skala internasional serta pengembangan kawasan water front city
sebagai ruang terbuka yang terintegrasi dengan pusat kegiatan dengan luas
kawasan total + 5000 Ha diperkirakan akan didiami penduduk + 750.000 KK.
Pengembangan Kawasan Reklamasi Pantura yang bersifat mandiri dan tidak
membebani permasalahan daratan DKI Jakarta diharapkan mampu mewujudkan
revitalisasi daratan pantai utara Jakarta dan pengembangan Kawasan Strategis
Pantura Jakarta.
Berpijak dari harapan terhadap kemandirian kawasan maka jalan tol
merupakan salah satu infrastruktur yang dipersiapkan guna mengantisipasi
perkembangan bangkitan kawasan. Selain itu, jalan tol yang direncanakan
melayani Kawasan Strategis Pantura ini yaitu dari Kamal - Teluknaga - Rajeg
merupakan jalan alternatif guna menjadi solusi, karena menjanjikan banyak
keuntungan diantaranya bebas hambatan, gangguan terhadap perkembangan sisi
jalan yang terbatas serta secara finansial berkelanjutan dimana pemeliharaan
dibiayai dengan dana yang berasal dari pendapatan jalan tol itu sendiri.
Jalan Tol Kamal - Teluknaga – Rajeg ini direncanakan sebagai bagian dari sistem
jaringan jalan tol diKawasan Jabodetabek dimana selanjutnya di dalam proses
perencanaannya tidak lepas dari sistem jaringan jalan Jabodetabek.Jalan bebas
hambatan dan jalan tol merupakan jalan yang dibiayai dengan investasi yang
sangat besar dikarenakan volume pekerjaan yang besar serta ruang/lahan yang
akan terkena pelaksanaan fisiknya juga sangat luas. Oleh sebab itu perlu
3. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 3
perencanaan dan informasi yang akurat sehingga volume pekerjaan maupun
lahan yang akan terkena pembangunan sedini mungkin sudah bisa terdata
dengan baik. Sebagai tahap awal dari pengadaan tanah, diharapkan melalui
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (LARAP,) proses
pengadaan tanah dapat segera dilaksanakan dan dapat terealisasi sesuai dengan
rencana.
1.2. Dasar Hukum
Dasar Hukum terkait dengan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum adalah sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
2) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
3) Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
4) Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
5) Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
6) Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
7) Peraturan Menteri keuangan No 58/PMK.02/2008 tentang biaya panitia
Pengadaan Tanah bagi Pelaksaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
8) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
1.3. Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden
Nomor 71 Tahun 2012, instansi yang membutuhkan tanah harus membuat
4. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 4
dokumen perencanaan pengadaan tanah. Sebagai instansi yang membutuhkan
tanah, PT Duta Graha Karya perlu untuk menyusun Dokumen Rencana Pengadaan
Tanah melalui Paket Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan
Tanah.
Tujuan dari Paket Pekerjaan Penyusunan Perencanaan Pengadaan Tanah
adalah tersusunnya dokumen rencana pengadaan tanah yang memuat:
1) Tersedianya data awal ruas jalan tol meliputi data gambaran umum
pemilik dan status tanah;
2) Tersedianya perkiraan nilai harga ganti rugi objek pengadaan tanah;
3) Tersedianya data luas kebutuhan pengadaan tanah;
4) Tersedianya gambaran umum kondisi trase jalan tol.
Sasaran dari Paket Pekerjaan Penyusunan Perencanaan Pengadaan Tanah
adalah tersusunnya dokumen rencana pengadaan tanah yang terdiri dari :
1) Maksud Dan Tujuan Rencana Pembangunan;
2) Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Rencana
Pembangunan Nasional Dan Daerah;
3) Letak Tanah;
4) Luas Tanah Yang Dibutuhkan;
5) Gambaran Umum Status Tanah;
6) Perkiraan Waktu Pelaksanaan Pengadaan Tanah;
7) Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan;
8) Perkiraan Nilai Tanah; Dan
9) Rencana Penganggaran
1.4. Lingkup Studi
Ruang lingkup kegiatan studi yang akan dilakukan :
1. Melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh informasi tentang :
- Jumlah dan nama KK yang terkena proyek, luas tanah dan jumlah
rumah yang akan terkena proyek.
- Penyebaran lokasi pemukiman padat warga
- Jenis mata pencaharian, tingkat pendapatan dan pengaruh proyek
terhadap mata pencaharian tersebut
5. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 5
- Fasilitas umum, infrastruktur dan public utilities yang terkena proyek
- Pandangan awal penduduk mengenai proyek, harapan dan bentuk
serta besarnya ganti rugi.
- Perkiraan kasar mengenai ganti rugi tanah, bangunan atau aset yang
akan terkena proyek.
2. Melakukan survey sosial ekonomi dengan cara sensus untuk memperoleh
informasi mengenai :
- Kecocokan jumlah dan nama warga yang berhak mendapatkan
kompensasi dalam pengadaan tanah berdasarkan informasi yang
diperoleh dari suvai pendahuluan
- Jumlah penduduk, rumah tangga yang terkena proyek serta yang
harus dipindahkan
- Umur, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat kehidupan
dan biaya hidup penduduk.
- Jumlah, jenis dan besaran usaha informal yang berada di lokasi
- Ketersediaan dan penggunaan prasarana lingkungan dan utilitas
- Jenis, besaran, kondisi dan status nilai tanah serta bangunan yang
akan terkena proyek
- Kemungkinan dampak positif dan negatip proyek terhadap warga
melalui Persepsi warga terhadap manfaat dan dampak negative serta
keinginan penduduk mengenai proses pelaksanaan proyek,
kompensasi dan upaya untuk meminimalkan dampak negatif proyek.
3. Akan melakukan diskusi dengan Pemda dan instansi terkait untuk
memberikan alternatif tentang bentuk, cara penilaian dan besarnya ganti
rugi serta upaya upaya untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan
oleh proyek.
4. Bersama dengan Pemda akan melakukan konsultasi dengan warga dan
sosialisasi mengenai rencana pengadaan tanah, pemukiman kembali dan
pembinaan kepada warga.
5. Memprediksi jadwal pelaksanaan pengadaan tanah meliputi:
Jadwal Pembentukan dan Fungsionalisasi Panitia Pengadaan Tanah
(PPT)
Jadwal Sosialisasi yang dilaksanakan oleh PPT kepada warga
6. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 6
Jadwal pelaksanaan Identifikasi tanah, bangunan, tanaman dan asset
lain yang dilakukan oleh PPT
Jadwal Pelaksanaan Musyawarah PPT dengan warga.
Jadwal Pembayaran Kompensasi
Jadwal Pengamanan Lahan yang telah di bebaskan
Jadwal Sertifikasi Lahan
Jadwal Pembongkaran asset yang terkena proyek
Jadwal Penyampaian Keluhan dan Komplain
Jadwal Pemantauan dan Evaluasi
1.5. Lokasi Proyek
Lokasi Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Jalan Tol
Kamal-Teluknaga-Rajeg (Kataraja) terletak di Kota Jakarta Utara provinsi DKI
Jakarta dan Kabupaten Tangerang provinsi Banten. Seperti terlihat pada Gambar
1.1 dibawah ini.
1.6. Kesesuaian dengan Tata Ruang
Rencana Pembangunan Jalan Tol Kamal – Teluk Naga – Rajeg (KATARAJA) telah
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13
Tahun 2017 Tentang Perubahan atas PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional Lampiran III Jalan Bebas Hambatan di Pulau
Jawa dalam kota point (27) Kamal – Teluk Naga – Rajeg.
1.6.1.Rencana Tata Ruang dan Wilayah Jakarta 2010-2030
1) Berdasarkan RTRW Provinsi DKI Jakarta, rencana Pembangunan Jalan Tol
Kamal – Teluk Naga – Rajeg (KATARAJA) telah tercantum dalam Peraturan
Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah tahun 2030 (Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Tol),
2) Rencana pengembangan wilayah DKI Jakarta diatur dalam Perda No.2 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 DKI Jakarta,
3) Sesuai surat penjelasan zonasi dari Suku Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Utara, bahwa berdasarkan Perda no. 1
tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, lokasi
yang dilalui/terkena rencana jalan tol Kamal–Teluk Naga–Rajeg (KATARAJA)
7. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 7
hampir sebagian besar wilayahnya merupakan Zona terbuka Lindung dan
beberapa bagian merupakan zona Perumahan KDB-Sedang Tinggi dan Zona
Perkantoran, Perdagangan dan Jasa KDB Rendah, yang dijelaskan melalui
peta operasional Kecamatan Penjaringan (lampiran peta-peta).
Pengembangan wilayah ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi
fisik, dan lingkungan, kependudukan, sosial budaya, ekonomi dan
kebencanaan. Berikut rencana pengembangan wilayah yang terkait dengan
wilayah studi.
9. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 9
1.6.1.1. Kebijakan Pengembangan Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta
1) Memantapkan fungsi kota Jakarta sebagai kota jasa skala nasional dan
internasional
2) Memprioritaskan arah pengembangan kota ke arah koridor timur,
barat, utara dan membatasi pengembangan ke arah selatan agar
tercapai keseimbangan ekosistem
3) Melestarikan fungsi dan keserasian lingkungan hidup di dalam penataan
ruang dengan mengoptimalkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup
4) Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang
berintegrasi dengan sistem regional, nasional dan internasional.
1.6.1.2. Wilayah Pengembangan Provinsi DKI Jakarta
Sesuai dengan karakteristik fisik dan perkembangannya, Jakarta dibagi
atas 3 (tiga) Wilayah Pengembangan (WP) utama, dengan kebijakan
pembangunan untuk masing-masing Wilayah Pengembangan (WP) sebagai
berikut:
1) Wilayah Pengembangan (WP) Utara terdiri atas:
WP Kepulauan Seribu (WP-KS), dengan kebijakan pengembangan
yang terutama diarahkan untuk meningkatkan kegiatan pariwisata,
kualitas kehidupan masyarakat nelayan melalui peningkatan budidaya
laut dan pemanfaatan sumber daya perikanan dengan konservasi
ekosistem terumbu karang dan hutan mangrove.
WP Pantai Utara (WP-PU), dengan kebijakan meliputi:
a. Pantai Lama:Meningkatkan dan melestarikan kualitas lingkungan
Jakarta Utara; Mempertahankan permukiman nelayan;
pengembangkan fungsi pelabuhan dan perniagaan
b. Pantai Baru: melalui pengembangan reklamasi yang terpisah
secara fisik dari pantai lama dengan kegiatan utama jasa dan
perdagangan berskala internasional, perumahan, pelabuhan serta
pariwisata.
2) Wilayah Pengembangan (WP) Tengah terdiri dari:
10. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 10
a. WP Tengah Pusat (WP-TP), dengan kebijakan pengembangan yang
diarahkan untu pusat pemerintahan, pusat kegiatan perdagangan
dan jasa serta permukiman intensitas tinggi
b. WP Tengah Barat (WP-TB), dengan kebijakan pengembangan untuk
permukiman yang ditunjang dengan pengembangan Sentra Primer
Baru Barat
c. WP Tengah Timur (WP-TT), dengan kebijakan pengembangan untuk
pusat industri / pergudangan serta permukiman yang ditunjang
dengan pengembangan Sentra Primer Baru Timur.
3) Wilayah Pengembangan (WP) Selatan terdiri atas:
a. WP Selatan Utara (WP-SU), dengan kebijakan untuk
pengembangan kawasan permukiman dengan intensitas
sedang sampai tinggi
b. WP Selatan Selatan (WP-SS), dengan kebijakan untuk
pengembangan permukiman secara terbatas dengan
penerapan Koefisien Dasar Bangunan rendah untuk
mempertahankan fungsinya sebagai kawasan resapan air.
1.6.1.3. Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Jalan Kota Jakarta Utara
Rencana Strategis Pengembangan Jakarta Utara :
1) Menata kembali kawasan pantai lama secara terpadu dengan
pengembangan reklamasi untuk memperbaiki kualitas lingkungannya;
2) Mendorong revitalisasi kawasan kota tua dan bangunan bersejarah
sebagai obyek wisata dengan meningkatkan prasarana dan sarana
pendukungnya;
3) Mengembangkan kawasan reklamasi untuk pembangunan pusat niaga
bertaraf internasional perumahan dan pariwisata; internasional ,
perumahan , dan pariwisata;
4) Mempertahankan dan memulihkan kelestarian hutan lindung Angke
Kapuk, cagar alamMuara Angke, dan hutan wisata Kamal ;
5) Mengembangkan sistem jaringan transportasi darat dan laut untuk
angkutan penumpang dan angkutan barang secara terpadu dengan
sistem transportasi makro;
11. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 11
6) Mengendalikan pemanfaatan ruang pada daerah hilir aliran sungai dan
kanal untuk kawasan terbangun serta mempertahankan dan
mengembangkan kawasan terbuka hijau pada sempadannya;
7) Membangun Banjir Kanal Timur dan mengembangkan pembangunan
situ atau waduk baru di wilayah rawan banjir;
8) Memanfaatkan badan air permukaan untuk kegiatan pariwisata.
12. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 12
Gambar 1.2 Peta Kawasan Strategis Wilayah DKI Jakarta 2010 - 2030
13. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 13
Gambar 1.3 Peta Rencana Struktur Ruang DKI Jakarta 2010-2030
14. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 14
Gambar 1.4 Peta Rencana Jaringan Jalan DKI Jakarta 2010-2030
15. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 15
Gambar 1.5 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Tol DKI Jakarta 2010-2030
16. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 16
Gambar 1.6 Peta Segmentasi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan DKI Jakarta 2010-2030
18. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 18
Gambar 1.8 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Jakarta Utara 2010-2030
19. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 19
Gambar 1.9 Peta Rencana Pola Ruang Kota Jakarta Utara 2010-2030
20. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 20
1.6.2.Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Banten
1) Berdasarkan RTRW Provinsi Banten, rencana Pembangunan Jalan Tol Kamal –
Teluk Naga – Rajeg (KATARAJA) telah tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi
Banten No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah No. 2 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010 – 2030
Pasal 18 huruf d masuk dalam rencana pola ruang kawasan permukiman dan
kawasan pertanian lahan basah,
2) Pengembangan wilyah di Provinsi Banten diatur dalam Perda No. 2 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010-2030. Tujuan dari
pengembangan wilayah itu sendiri adalah mewujudkan ruang wilayah banten
sebagai pintu gerbang simpul penyebaran primer nasional-internasional yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan melalui pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan yang mendukung ketahanan pangan, industri, dan pariwisata.
1.6.2.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Banten
Sistem perkotaan merupakan rencana pusat-pusat kegiatan pada wilayah
provinsi yang menjadi pusat pertumbuhan wilayah provinsi. Tujuan
pengembangan sistem perkotaan untuk mendorong proses pertumbuhan
pada kota-kota yang berpotensi untuk berkembang dengan menghindari
terjadinya ketidakefisienan kota-kota yang berperan sebagai pusat
pertumbuhan wilayah. Sistem perkotaan wilayah Kabupaten Tangerang
diarahkan memiliki 3 (Tiga) hierarki pusat pelayanan, yaitu:
1) Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
2) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
3) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan maupun
pertimbangan yang telah disampaikan di atas maka rencana struktur pusat
kegiatan di Provinsi Banten sampai tahun 2030meliputi:
3) Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang meliputi Kawasan
PerkotaanTangerang dan Kawasan Perkotaan Tangerang Selatan
21. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 21
(Jabodetabek),Kawasan Perkotaan Serang, dan Kawasan Perkotaan
Cilegon.
4) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang meliputi Kawasan Perkotaan
Pandeglang dan Kawasan Perkotaan Rangkasbitung. Sedangkan yang
diusulkan untuk menjadi Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) yaitu
Panimbang, Bayah, Maja, Balaraja dan Teluk Naga.
5) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang meliputi perkotaan: Labuan, Cibaliung,
Malingping, Anyar, Baros, Kragilan, Kronjo, dan Tigaraksa.
1.6.2.2. Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Jalan Raya Provinsi Banten
Pengembangan jaringan jalan nasional yang meliputi jaringan jalan arteri
primer, kolektor primer, dan jalantol/bebas hambatan Provinsi Banten,
meliputi:
1) Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan arteri primer di Provinsi
Banten meliputi Merak – Cilegon – Serang – Tangerang – Batas DKI
Jakarta, Merak – Cilegon – Ciwandan – Anyer – Carita – Labuan –
Panimbang – Cigeulis – Cibaliung – Muarabinuangeun – Malingping –
Simpang – Bayah – Cisolok – batas Provinsi Jawa Barat untuk
mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring Barat-Selatan’ Provinsi
Banten sebagai perwujudan pengembangan jaringan jalan arteri lintas
selatan pulau Jawa, mewujudkan pengembangan jaringan jalan ‘Ring
Utara’ pada ruas Pantura Bojonegara – Banten Lama – Tirtayasa – Kronjo
– Mauk – Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta.
2) Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan jalan kolektor primer di
Provinsi Banten meliputi Merak – Suralaya – Pulo Ampel Bojonegara –
Cilegon, Tangerang – Bandara Soekarno Hatta untuk menghubungkan
simpul-simpul transportasi nasional, Labuan – Saketi – Pandeglang –
Rangkasbitung – Cipanas – batas Provinsi Jawa Barat.
3) Pengembangan jaringan jalan tol/bebas hambatan dalam kota di Provinsi
Banten meliputi Jakarta – Tangerang, Pondok Aren – Ulujami, Pondok
Aren – Serpong, JORR II (Jakarta Outer Ring Road II) : Kamal – Teluk Naga
22. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 22
– Batuceper, Benda – Batuceper – Kunciran, Kunciran – Serpong,
Serpong – Cinere, Cinere – Cimanggis, Cimanggis – Cibitung, Cibitung –
Cilincing.
4) Pengembangan jaringan jalan tol/bebas hambatan antar kota di
ProvinsiBanten meliputi Jembatan Selat Sunda, Tangerang – Merak,
Cilegon – Bojonegara, Serpong – Tigaraksa – Balaraja, Balaraja –
Teluknaga – Bandara Soekarno Hatta (Lingkar Utara).
5) Usulan jalan bebas hambatan prospektif (bersyarat)/jalan strategis
nasional prospektif Kragilan (Kabupaten Serang) – Warunggunung
(Kabupaten Lebak) – Panimbang (Kabupaten Pandeglang) – Bandar
Udara Banten Selatan.
1.6.3.Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Tangerang 2011 – 2031
1.6.3.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang
1) Berdasarkan Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011 – 2031, bahwa rencana
Jaringan jalan tol dalam sistem Jaringan Transportasi Darat Kabupaten
Tangerang, terdapat rencana jalan tol JORR II dan Rencana jalan tol lingkar
utara – bandara Soekarno Hatta serta masuk dalam pola ruang kawasan
pertanian, kawasan pemukiman kepadatan sedang, dan kawasan industri.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6.
2) Berdasarkan Rekomendasi Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kabupaten
Tangerang No 659/513-DTRB/2018 bahwa rencana Tol Kataraja sudah
sesuai dengan Rencana Jaringan Jalan Tol pada Sistim Jaringan Transportasi
Darat dalam RTRW Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031.
Sistem perkotaan merupakan rencana pusat-pusat kegiatan pada wilayah
provinsi yang menjadi pusat pertumbuhan wilayah provinsi. Tujuan
pengembangan sistem perkotaan untuk mendorong proses pertumbuhan pada
kota-kota yang berpotensi untuk berkembang dengan menghindari terjadinya
ketidakefisienan kota-kota yang berperan sebagai pusat pertumbuhan wilayah.
23. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 23
Sistem perkotaan wilayah Kabupaten Tangerang diarahkan memiliki 4 (empat)
hierarki pusat pelayanan, yaitu:
1) Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp), yaitu pusat kegiatan yang
dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKW.
2) Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu kawasan pusat kegiatan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
3) Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp),yaitu pusat kegiatan yang
dipromosikan untuk dikemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL.
4) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu pusat kawasan pusat kegiatan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa
desa.
Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan pengembangan maupun
pertimbangan yang telah disampaikan di atas maka rencana struktur pusat
kegiatan di Kabupaten Tangerang sampai tahun 2031 terdiri dari 2 (dua) PKWp,
2 (dua) PKL, 7 (tujuh) PKLp, dan 18 (delapan belas) PPK. Adapun penjabaran
wilayah kecamatan berdasarkan Hierarki sistem perkotaan:
1) PKWp perkotaan Kecamatan Balaraja; dan Kecamatan Teluknaga,
2) PKL perkotaan Kecamatan Kronjo; dan Kecamatan Tigaraksa,
3) PKLp perkotaan Kecamatan Curug; Kecamatan Mauk; Kecamatan
Kosambi; Kecamatan Sepatan; Kecamatan Pasar Kemis; Kecamatan
Cikupa; dan Kecamatan Kelapa Dua.
PPK perkotaan Kecamatan Mekar Baru; Kecamatan Gunung Kaler; Kecamatan
Kresek; Kecamatan Kemiri; Kecamatan Sukamulya; Kecamatan Sindang Jaya;
Kecamatan Jayanti; Kecamatan Cisoka; Kecamatan Solear; Kecamatan Jambe;
Kecamatan Cisauk; Kecamatan Pagedangan; Kecamatan Legok; Kecamatan
Panongan; Kecamatan Rajeg; Kecamatan Sepatan Timur; Kecamatan Pakuhaji;
dan Kecamatan Sukadiri.
24. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 24
1.6.3.2. Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Jalan Raya
Berdasarkan Peraturan Daerah No 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011 – 2031, rencana jaringan jalan tol
meliputi:
1. Jalan tol Tangerang–Merak melewati Kecamatan Kelapa Dua,
Kecamatan Curug, Kecamatan Cikupa, Kecamatan Balaraja
danKecamatan Jayanti;
2. Rencana ruas jalan tol Sepatan Timur–Pakuhaji–Teluknaga–Kosambi–
Bandara Soekarno Hatta melalui Kecamatan Sepatan Timur,Kecamatan
Pakuhaji, Kecamatan Teluknaga, dan Kecamatan Kosambiyang
merupakan bagian sistem jaringan jalan tol JORR II;
3. Rencana ruas jalan tol Balaraja–Serpong melewati Kecamatan Balaraja,
Kecamatan Cikupa, Kecamatan Panongan, Kecamatan Legok
danKecamatan Pagedangan;
4. Rencana ruas jalan tol Lingkar Utara mulai dari Cikupa–Rajeg–Mauk -tol
JORR II melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan Sindang
Jaya,Kecamatan Rajeg, dan Kecamatan Mauk;
5. Rencana pembukaan pintu tol ke arah Merak di pintu tol BalarajaTimur
berada di Kecamatan Balaraja; dan
6. rencana pembukaan pintu tol ke arah Merak di pintu tol Cikupaberada di
Kecamatan Cikupa.
25. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 25
Gambar 1.10 Peta Rencana Kawasan Strategis Provinsi Banten 2010 – 2030
26. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 26
Gambar 1.11 Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Banten 2010 – 2030
27. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 27
Gambar 1.12 Peta Rencana Sistem Jaringan Jalan Provinsi Banten 2010 – 2030
28. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 28
Gambar 1.13 Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Banten 2010 – 2030
29. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 29
Gambar 1.14 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Tangerang 2011 – 2031
30. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 30
Gambar 1.15 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tangerang 2011 – 2031
31. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 31
Gambar 1.16 Peta Rencana Sistem Jaringan Transportasi Kabupaten Tangerang 2011 – 2031
32. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 32
Gambar 1.17 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tangerang 2011 – 2031
33. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 33
1.7. Hasil Studi Kelayakan dan Bisnis Plan Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg
1.7.1. Kawasan Pemukiman/Komersial
Beberapa konsentrasi kawasan permukiman yang akan terkena koridor rencana
tapak program dan/atau rencana kegiatan pembangunan jalan tol Kamal-Teluknaga-
Rajeg disajikan pada Gambar-gambar berikut.
Gambar 1.18 Visualisasi Kawasan Permukiman Yang Akan Terkena Dampak
Trase Jalan Tol
Di Sekitar STA 0+750 – 1+500 Desa Dadap Kec. Kosambi
34. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 34
Gambar 1.19 Visualisasi Kawasan Permukiman Yang Akan Terkena Dampak
Trase Jalan Tol
Di Sekitar STA 10+500 – 11+250 Desa Tegalangus
Gambar 1.20 Visualisasi Kawasan Permukiman Yang Akan Terkena Dampak
Trase Jalan Tol
Di Sekitar STA 18+750 – 19+500 Desa Kramat dan Desa Sukawali
Kawasan Permukiman Yang Akan Terkena Dampak
Trase Jalan Tol
Di Sekitar STA 10+500 – 11+250 Desa Tegalanus
Kawasan Permukiman Yang Akan Terkena Dampak
Trase Jalan Tol
Di Sekitar STA 18+750 – 19+500 Desa Kramat dan
Desa Sukawali
35. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 35
Gambar 1.21 Visualisasi Kawasan Permukiman Yang Akan Terkena Dampak Trase
jalan Tol
Di Sekitar STA 38+250 – 39+000 Desa Sukatani
1.7.2. Pemilihan Rute Tol
Sesuai dengan maksud yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan sistem jaringan jalan
dalam melayani lalu lintas dan mendukung kawasan Tangerang dan DKI Jakarta,
maka jaringan tol yang direncanakan selain menjadi alternatif bagi jalan-jalan yang
ada juga mendukung berkembangnya kawasan Pantai Utara Jakarta dan kawasan
Tangerang. Melihat klasifikasi fungsional jaringan jalan yang ada, jaringan jalan tol
mempunyai potensi untuk membantu peranan jalan-jalan arteri primer dan kolektor
primer yang ada.
Berdasarkan uraian di atas dalam studi ini dikembangkan Koridor Jaringan Jalan Tol
dari Kamal-Teluknaga-Rajeg yang akan menghubungkan Jalan Tol kawasan Pantai
Utara Jakarta dengan kawasan Banten. Ditinjau secara tata guna lahan rencana
trase jalan tol Kamal-Teluknaga-Rajeg berupa lahan kosong, rawa dan sedikit
Kawasan Permukiman yang akan terkena
Dampak Trase Jalan Tol di sekitar STA
38+250 – 39+000 Ds Sukatani
36. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 36
melewati permukiman padat sehingga proses pembebasan lahan akan relatif lebih
mudah. Gambar berikut menyajikan alternatif pilihan rencana koridor jalan tol.
Pemilihan Alternatif Rute Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg ini mempertimbangkan
besarnya beban lalu – lintas yang akan memasuki Tangerang dan DKI Jakarta
dimasa akan datang. Selain itu dalam rangka mendukung kawasan strategis Pantai
Utara Jakarta merupakan pertimbangan penting di sisi yang lain.
Gambar 1.22 Alternatif Trase Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg
37. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 37
Tabel 1.1 Matriks Pemilihan Alternatif Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg
1
No Alternatif 1 Score Alternatif 2 Score Alternatif 3 Score Alternatif 4 Score Alternatif 5 Score
2
1a. Panjang Jalan (km) 38.60 10.00 38.90 9.93 45.28 8.53 38.62 9.99 50.70 7.62
1b. Waktu perjalanan (menit) 28.95 10.00 29.18 9.93 33.96 8.53 28.97 9.99 38.03 7.62
1c. Kemudahan Pelaksanaan Konstruksi
* Perlu Teknologi Khusus Ya Ya Ya Ya Ya
* Elivated 1,883 10.00 1,883 10.00 32,584 0.58 1,883 10.00 1,883 10.00
* Inter Change 7 10.00 7 10.00 7 10.00 7 10.00 7 10.00
1d. Biaya Konstruksi 8,341,864,139,205.2 10.00 8,403,354,899,205.2 9.93 15,900,489,945,803.6 5.25 8,396,411,983,205.2 9.94 10,812,955,081,713.6 7.71
3
2a. Guna Lahan yang perlu dibebaskan (m2
) 1,930,000 10.00 1,945,000 9.92 2,263,750 8.53 1,931,000 9.99 2,535,199 7.62
* Konservasi (m2
) - - - - -
* Pergudangan(m2
) - - - - -
* Perdagangan, Jasa dan Komersial (m2
) 3,088 10.00 3,890 7.94 4,528 6.82 3,862 8.00 5,070 6.09
* Jalan dan Prasarana (m2
) 38,600 10.00 58,350 6.62 67,913 5.68 67,585 5.71 76,056 5.08
* Permukiman (m2
) 145,166 5.45 245,456 3.22 79,128 10.00 112,532 7.03 151,800 5.21
* Semak/Belukar Rawa (m2
) 1,733,096 7.56 1,627,254 7.09 2,093,422 9.13 1,733,621 7.56 2,293,897 10.00
* Laut atau Sungai (m2
) 10,050.0 8.33 10,050.0 8.33 18,760.0 4.46 13,400.0 6.25 8,375.0 10.00
2b. Kondisi topografi trase
* Perkiraan Galian (m2
)
* Perkiraan Timbunan (m2
)
2c. Kondisi Daya Dukung Tanah
4
3a. Tertuang Dalam RTRWN Ya Ya Ya Ya Ya
3b. Tertuang Dalam RTRWP Ya Ya Ya Ya Ya
3c. Tertuang Dalam RTRWK Ya Ya Ya Ya Ya
3d. Tertuang Dalam Dokumen Perencanaan Lain Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
5
4a. Hirarki dan integrasi dengan jalan di sekitarnya
4b. Integrasi dengan Jaringan Moda Transportasi Lain
6
5a. Keberadaan Kawasan Cagar Budaya Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
5b. Keberadaan Sentra Ekonomi
7
7a. Keberadaan kawasan (flora dan Fauna) yang dilindungi
7b. Keberadaan daerah konservasi
7c. Estimasi Relokasi Perumahan (m2
) 145,165.58 245,455.75 79,127.69 112,532.24 151,800.31
NILAI 101.34 92.91 77.50 94.47 86.94
Gambar
Kriteria/Kandidat Variabel
Karakteristik Teknis
Kesesuaian Lahan dan Fisik Lahan
Keseuaian dengan Rencana Tata Ruang dan Dokumen
Perencanaan Lainnya
Intregrasi Jaringan Jalan dan Jaringan Moda Lain
Dampak Terhadap Budaya dan Ekonomi
Dampak Lingkungan
39. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 39
1.8. Deskripsi Proyek
1.8.1. Kawasan Yang Dilalui
Rencana kawasan yang dilalui oleh TOL Kataraja adalah sebagai berikut :
1. Kawasan yang dilalui jalan Tol Kamal – Teluk Naga – Rajeg (KATARAJA)
menurut wilayah administrasi Jakarta Utara di wilayah Kecamatan
Penjaringan, Kelurahan Kamal Muara (merupakan kawasan zona terbuka
lindung yang saat ini adalah tambak ikan yang sudah tidak berfungsi, zona
perumahan KDB sedang-tinggi di wilayah RW 01 Kelurahan Kamal Muara, dan
Zona Perkantoran, Perdagangan dan Jasa KDB Rendah).
2. Kawasan yang dilalui jalan Tol Kamal – Teluk Naga – Rajeg (KATARAJA)
menurut wilayah administrasi Kabupaten Tangerang, yang melintasi 7 (tujuh)
kecamatan yang dimulai dari Kecamatan Kosambi – Kecamatan Teluk Naga –
Kecamatan Pakuhaji – Kecamatan Sukadiri – Kecamatan Mauk – Kecamatan
Rajeg – Kecamatan Sindang Jaya (yang merupakan ujung ramp IC Rajeg).
Tabel 1.2 Kecamatan dan Kelurahan/Desa Yang Dilintasi Jalan Tol Di Wilayah
Jakarta Utara dan Kabupaten Tangerang
No Kecamatan Kelurahan / Desa
1 Penjaringan Kamal Muara
2 Kosambi 1. Dadap
2. Kosambi Barat
3. Kosambi Timur
4. Selembaran Jati
5. Selembaran Jaya
6. Cengklong
3 Mauk 1. Gunungsari
2. Ketapang
3. Margamulya
4. Mauk Timur
5. Sasak
6. Tegalkunir Lor
4 Pakuhaji 1. Kohod
2. Kramat
40. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 40
No Kecamatan Kelurahan / Desa
3. Sukawali
4. Surya bahari
5. Kalibaru
5 Rajeg 1. Rancabango
2. Sukamanah
3. Sukatani
6 Sukadiri 1. Sukadiri
2. Pekayon
7 Teluk Naga 1. Kampung Besar
2. Lemo
3. Muara
4. Pangkalan
5. Tanjung Burung
6. Tanjung Pasir
7. Tegal Angus
8 Sindang Jaya 1. Sindang Jaya
1.8.2. Uraian Singkat Kegiatan
A) Rencana Teknis Jalan Tol KATARAJA (Main Road)
Panjang Jalan Tol : 39, 9 km
Type Jalan : 8/2 D
Klas Jalan : I
Lebar Lajur : 3,50 m
Lebar Median : 1,00 m
Lebar Bahu Dalam : 2 x 1,00 m
Lebar Bahu Luar : 2 x 2,50 m
Lebar Saluran samping : u-ditch Precast,saluran
Struktur, deck drain
Kemiringan Horisontal : 2 – 6 %
ROW : ± 60 m
41. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 41
Type Perkerasan : Aspal di atas struktur
Rigid di embukment
B) Rencana Teknis Jalan Tol KATARAJA (Ramp)
Tabel 1.3 Rencana teknis ramp jalan tol KATARAJA
Keterangan Ramp Sedyatmo Ramp Kosambi
Ramp Teluk Naga,
Tanjung Pasir,
Kohod, Surya Bahari,
Pakuhaji, Mauk
Ramp Rajeg
Type jalan I/I
Klas jalan I
Lebar lajur 2 x 3,50 m 2 x 3,50 m 2 x 3,5 m 1 x 4 m 1 x 4 m 2 x 3,6 m
Lebar bahu dalam 1 m 0,5 m 0,5 m 1 m 1 m 0,75 m
Lebar bahu luar 2 m 0,5 m 0,5 m 3 m 3 m 0,75 m
Lebar Saluran samping u-ditch Precast, saluran Struktur, deck drain
Kemiringan Jalan 2 – 8 %
C) Interchange (8 Lokasi) dari jalan tol ke arteri
Interchange Kosambi, panjang akses 1,200 m
Interchange Teluk Naga, panjang akses 1.365 m
Interchange Tanjung Pasir panjang akses 5,818 m
Interchange Kohod panjang akses 8,259 m
Interchange Surya Bahari panjang akses 1,364 m
Interchange Pakuhaji panjang akses 1,477 m
Interchange Mauk panjang akses 2,106 m
Interchange Rajeg (tidak ada jalan akses karena bentuk IC tol)
Keseluruhan interchange merupakan pintu tol masuk dan keluar.
D) Junction dari jalan tol ke jalan tol
Terdapat 1 (satu) junction yaitu junction Sedyatmo.
E) Crossing dengan Jalan Eksisting
Op Tanjung Pasir (Mr Sta.11+085.488)
Op Sukawali 1 (Mr Sta.19+667.864)
Op Suryabahari (Mr Sta.21+437.343)
42. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 42
Op Kronjo Mauk (Mr Sta.30+495.547)
Op Ranca Bango (Mr Sta.33+596.397)
Op Rangon (Mr Sta. 35+707.600)
Up Desa Limo 1 (Mr Sta.9+894.970)
Up Tanjung Mauk (Mr Sta.28+617.869)
Up Frontage Sukamanah (Mr Sta.35+707.600)
Up Bridge Desa Sukamanah (Mr Sta.17+736.733)
Up Bridge Sukawali 2 (Mr. Sta.20+636.528)
F) Jembatan
Jembatan yang akan dibangun sebanyak 10 unit dengan panjang berkisar antara
47,0 m sampai 1.881,0 m dan total panjang 11.831,48 m.
Jembatan yang akan dibangun terdiri dari Jembatan Mainroad 1 STA 0+000,000
- 1+881,000 Kamal Muara Kec. Penjaringan SMPN 102, Jembatan Mainroad 2
STA 3+825,000-4+104,630 Desa Kosambi Timur Kec. Kosambi area tidak ada
pemukiman dan bangunan, Jembatan Mainroad 3 STA 5+360,000-6+425,000
Desa Kosambi Barat, Jembatan Mainroad 4 STA 7+548,513-7+898,125 Desa
Selembaran Jaya Kec. Kosambi area tidak ada pemukiman dan bangunan,
Jembatan Mainroad 5 STA 14+755,457-14+755,457 Desa Tanjung Burung Kec.
Teluk Naga, Jembatan Mainroad 6 STA 16+537,482-17+119,430 Desa Kohod
Kec. Teluk Naga, Jembatan Mainroad 7 STA 18+837,528-19+427,140 Desa
Sukawali Kec. Paku Haji, Jembatan Mainroad 8 STA 20+614,000-20+661,000
Desa Sukawali Kec. Paku Haji area tidak ada pemukiman dan bangunan,
Jembatan Mainroad 9 STA 23+064,858-23+568,771 Desa Tegal Kunir, Kec.
Sukadiri, Jembatan Mainroad 9 34+908,212-35+263,824 Desa Sukamanah dan
Lembangsari Kec. Rajeg.
43. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 43
Tabel 1.4 Jumlah, Lokasi dan Panjang Jembatan
No. STRUKTUR STA AWAL STA AKHIR SPAN
TOTAL
PANJANG Keterangan
(M)
1 JEMBATAN MAINROAD 1 0+000,000 1+881,000 53 1881,00 Sungai Kamal
2 JEMBATAN MAINROAD 2 3+825,000 4+104,630 9 279,63 Kali Prancis
3 JEMBATAN MAINROAD 3 5+360,000 6+425,000 1065,00 Jalan Kolektor
4 JEMBATAN MAINROAD 4 7+548,513 7+898,125 9 349,61 Kali Tahang
5 JEMBATAN MAINROAD 5 14+755,457 15+290,609 14 535,15 Jalan
6 JEMBATAN MAINROAD 6 16+537,482 17+119,430 17 581,95
Saluran irigasi
dan Jalan
7 JEMBATAN MAINROAD 7 18+837,528 19+427,140 15 589,61 Sungai Cisadane
8 JEMBATAN MAINROAD 8 20+614,000 20+661,000 1 47,00 Jalan dan Irigasi
9 JEMBATAN MAINROAD 9 23+064,858 23+568,771 13 503,91 Sungai Sukadiri
10 JEMBATAN MAINROAD 10 34+908,212 35+263,824 9 355,61
Jalan dan Irigasi
Cirangoon
Total 11831,48
G) Overpass & Underpass
Underpass Tanjung Pasir STA 11+085.488 Desa Tanjung Pasir Kec. Teluk Naga,
OP Sukawali 1 STA 19+667.864 Desa Sukawali Kec. Paku Haji, OP Surya Bahari
STA 21+437.343 Desa Surya Bahari Kec. Paku Haji area tidak ada pemukiman
dan bangunan, OP Kronjo Mauk STA 30+495.547 OP Ranca Bango STA.
33+596.397 Desa Rancabango Kec. Rejeg, OP Rangon STA. 35+707.600 Desa
Sukamanah kec. Rejeg Desa area dengan pemukiman yang jarang.
Underpass Desa Limo STA 9+894.970 Desa Lemo Kec. Teluk Naga, Tanjung
Mauk, UP Frontage Sukamanah STA 35+707.600, UP Bridge Desa Sukamanah
STA 17+736.733 Desa Keramat Kec. Paku Haji pemukiman hanya ada satu
rumah dan sisanya jauh, UP Bridge Sukawali STA 20+636.528 Desa Sukawali
Kec. Paku Haji pemukiman jarang ada beberapa rumah.
44. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 44
Tabel 1.5 Posisi Overpass dan Underpass yang akan dibangun
No. OVERPASS & UNDERPASS Keterangan
1 OP TANJUNG PASIR (MR STA.11+085.488) Panjang 600 m
2 OP SUKAWALI 1 (MR STA.19+667.864) Panjang 650 m
3 OP SURYABAHARI (MR STA.21+437.343) Panjang 606 m
4 OP KRONJO MAUK (MR STA.30+495.547) Panjang 500 m
5 OP RANCA BANGO (MR STA.33+596.397) Panjang 525 m
6 OP RANGON (MR STA. 35+707.600) Panjang 600 m
1 UP DESA LIMO 1 (MR STA.9+894.970) BOX TRAFFIC, panjang 65 m
2 UP TANJUNG MAUK (MR STA.28+617.869) BOX TRAFFIC, panjang 47 m
3 UP FRONTAGE SUKAMANAH (MR STA.35+707.600) BOX TRAFFIC, panjang 45 m
4 UP BRIDGE DESA SUKAMANAH (MR STA.17+736.733) PEDESTRIAN, Panjang 45 m
5 UP BRIDGE SUKAWALI 2 (MR. STA.20+636.528)
Underpass yang dibangun terdiri dari Under Pass Tanjung Pasir STA 11+085.488
Desa Tanjung Pasir Kec. Teluk Naga, OP Sukawali 1 STA 19+667.864 Desa
Sukawali Kec. Paku Haji, OP Surya Bahari STA21+437.343 Desa Surya Bahari
Kec. Paku Haji area tidak ada pemukiman dan bangunan, OP Kronjo Mauk
STA30+495.547 Rejeg, OP Ranca Bango STA.33+596.397 Desa Rancabango
Kec. Rejeg, OP Rangon STA. 35+707.600 Desa Sukamanah kec. Rejeg Desa area
dengan pemukiman yang jarang. Under Pass Desa Limo STA9+894.970 Desa
Lemo Kec. Teluk Naga, Tanjung Mauk, UP Frontage Sukamanah STA
35+707.600, UP Bridge Desa Sukamanah STA 17+736.733 Desa Keramat Kec.
Paku Haji pemukiman hanya ada satu rumah dan sisanya jauh, UP Bridge
Sukawali STA 20+636.528 Desa Sukawali Kec. Paku Haji pemukiman jarang
ada beberapa rumah.
Tabel 1.6 Crossing Jalan Lokal pada jalan tol Kataraja
No STA Nama Jalan Status Jalan Struktur
1 9+894.970 Jl. Desa Lemo 1 Jalan Kabupaten Underpass
2 9+998.632 Jl. Desa Lemo 2 Jalan Kabupaten Underpass
3 11+085.488 Jl. Tanjung Pasir Jalan Kabupaten Overpass
4 16+501.210 Jl. Karnapung Alarjiban 1 Jalan Kabupaten Underpass
5 16+839.247 Jl. Karnapung Alarjiban 2 Jalan Kabupaten Underpass
6 17+736.733 Jl. Desa Kramat Jalan Kabupaten Box Pedestrian
7 19+667.864 Jl. Sukawali 1 Jalan Kabupaten Overpass
45. Study Penyusunan LARAP
Pembangunan Jalan TOL KATARAJA
Bab 1 Pendahuluan|1 - 45
8 20+636.528 Jl. Sukawali 2 Jalan Kabupaten Underpass
9 21+437.343 Jl. Suryabahari Jalan Kabupaten Overpass
10 28+053.044 Jl. Tanjung Mauk 1 Jalan Kabupaten Overpass
11 28+617.869 Jl. Tanjung Mauk 2 Jalan Kabupaten Underpass
12 30+495.547 Jl. Raya Kronjo-Mauk Jalan Provinsi Overpass
13 33+696.397 Jl. Ranca Bango Jalan Kabupaten Overpass
14 34+400 Jl. Lingkungan Jalan Kabupaten JPO
15 35+707.600 Jl. Rangon Jalan Kabupaten Overpass
16 42+190.391 Jl. Badakan Anom 2 Jalan Kabupaten Overpass