5. Ibarat sebuah pintu, syurga memerlukan
sebuah kunci untuk membuka pintu-pintunya.
Namun, tahukah Anda apakah kunci syurga itu ?
Bagi yang merindukan syurga, tentu akan
berusaha mencari kuncinya walaupun harus
mengorbankan nyawa. Tetapi anda tidak perlu
gelisah, Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wa
sallam telah menunjukkan pada umatnya apakah
kunci syurga itu.
6. Beliau bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa yang akhir ucapannya (sebelum
mati) adalah kalimat Laa ilaaha illallah maka dia
akan masuk surga.” [HR. Abu Daud dari
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, Shahihul
Jami’: 11425]
7. Beliau bersabda (yang artinya):
“Barang siapa mengucapkan kalimat Laa ilaaha
illalloh dengan penuh keikhlasan, maka dia akan
masuk syurga. “ (HR. Imam Ahmad dengan
sanad yang shohih).
8.
9.
10. Bukankah banyak orang yang
siang malam mengucapkan kalimat
Laa ilaaha illalloh, tetapi mereka
masih meminta-minta (berdo’a dan
beribadah) kepada selain Allah,
percaya kepada dukun-dukun dan
melakukan perbuatan syirik lainnya.
11.
12.
13. Kunci surga adalah kalimat Laa ilaaha
illallah. Ibarat kita sudah didepan pintu surga
tetapi, Tidak semua orang yang memiliki kunci
tersebut mampu membuka pintu surga,
dikarenakan kunci mereka tidak bergerigi. Ada
riwayat dari Al-iman Al-bukhori didalam
shohihnnya
14. “Bukankah Laa ilaaha illalloh itu kunci syurga ?
“Wahab menjawab :
“Benar, akan tetapi setiap kunci yang bergerigi. Jika
engkau membawa kunci yang bergerigi, maka pintu
syurga itu akan di bukakan untukmu !”.
15.
16.
17.
18. Kata syahadat ()الشهادة yang biasa
diterjemahkan dengan “persaksian” berasal
dari kata ()شهد secara bahasa maknanya
adalah,
أنيخبربمارأىوأنيقربماعلم
“Seorang yang mengabarkan apa yang dia
lihat dan menetapkan (meyakini) apa yang dia
ketahui.” [Al-Mu’jamul Washit, 1/497]
19. berkata Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Hasan rahimahumallah,
“Seorang yang bersyahadat Laa ilaaha illallah adalah orang yang
mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan mengetahui maknanya,
mengamalkan konsekuensinya secara batin dan lahir. Maka harus
ada dalam dua kalimat syahadat; ilmu, yakin dan mengamalkan
kandungannya.” [Fathul Majid, hal. 65-66]
. Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Hasan rahimahumallah berkata,
“Adapun sekedar mengucapkan syahadat tanpa memahami
maknanya, tidak pula meyakini dan mengamalkan konsekuensinya,
yaitu berlepas diri dari syirik dan mengikhlaskan ucapan dan
perbuatan, baik ucapan hati dan lisan, maupun amalan hati dan lisan
(jika tidak dipersembahkan hanya bagi Allah) maka ucapan tersebut
tidak bermanfaat berdasarkan kesepakatan ulama.” [Fathul Majid,
hal. 66]
20.
21. الَمعبودَحقإالهللا
“Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah.”
Artinya, segala sesuatu yang disembah oleh manusia selain Allah ta’ala
adalah sesembahan yang salah (batil), karena tidak ada sesembahan yang
benar (haq) kecuali Allah tabaraka wa ta’ala. Sebagaimana telah Allah
ta’ala tegaskan dalam Al-Qur’an,
َكِلذَنأِبَاَللَوُهَقحْالَنأوامَونُعْديَِمَْنَِهِنُودَُلِاطبْال
“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah sesembahan yang
benar dan sesungguhnya apa saja yang mereka sembah selain dari Allah
adalah salah.” [Al-Hajj: 62 dan Luqman: 30]
22.
23. ~ An-Nafyu (penafikan) yang terdapat dalam
kalimat Laa ilaaha, yang bermakna menafikan
atau menganggap salah semua sesembahan
selain Allah ta’ala.
~ Al-Itsbat (penetapan) yang terdapat dalam
kalimat illallah, yang bermakna menetapkan
atau meyakini bahwa yang berhak disembah
hanyalah Allah ta’ala.
24. Seorang hamba belum dianggap sebagai muslim
sebelum dia mengamalkan dua rukun ini. Andaikan
ada seorang hamba yang beribadah kepada Allah
ta’ala; melakukan sholat, puasa, zakat dan ibadah-
ibadah lainnya, namun dia tidak meyakini bahwa Allah
ta’ala sebagai satu-satunya sesembahan yang benar
dan selain-Nya adalah salah maka dia bukan muslim
atau menjadi murtad karena tidak mengamalkan
kalimat Laa ilaaha illallah yang merupakan pintu untuk
masuk ke dalam Islam.
27. Firman Allah ta’ala, “Maka barangsiapa
mengingkari thoghut (sesembahan selain
Allah)” adalah penafikan seluruh
sesembahan selain Allah ta’ala. Adapun
firman-Nya, “Dan hanya beriman kepada
Allah” adalah penetapan bahwa hanya
Allah ta’ala satu-satunya sesembahan
yang benar.
30. Al-‘Ilmu (mengetahui)
Al-Yaqiinu (meyakini)
Al-Qobulu (manerima)
Al-Inqiyaadu (tunduk atau patuh)
Ash-Shidqu (jujur atau benar)
Al-Ikhlas (ikhlas atau murni)
Al-Mahabbah (mencintai)
Al-Kufru bimaa siwaahu (mengingkari sesembahan
yang lainnya)
Mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah
Mengamalkan makna Laa ilaaha illallah
31. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap
hamba untuk memahami kalimat syahadat Laa
ilaaha illallah dengan baik dan mengamalkannya.
Sebab tidak ada manfaatnya sama sekali jika
seseorang hanya mengucapkan kalimat Laa ilaaha
illallah, meskipun dia berzikir dengannya seribu kali
setiap hari, tanpa memahami dan mengamalkannya,
inilah yang dimaksud memiliki kunci tanpa gerigi.