SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Nama : Nurani Fajri 
NIM : 06081281320015 
Prodi/Jurusan : FKIP/Pendidikan Matematika 
RINGKASAN MATERI AMKAI 
Materi 1 
I. Makna Syahadatain 
Membaca dua kalimat syahadat merupakan rukun islam dimana orang yang tidak 
mengucapkan dua kalimat syahadat ini bukan termasuk orang islam. Syahadat juga kita 
ketahui adalah gerbang untuk menuju agama Islam bagi pemeluk agama lain. Konsep yang 
terkandung dalam kalimat laa ilaaha illallaah adalah konsep pembebasan manusia dari 
penghambaan apapun kecuali Allah SWT semata-mata. Kalimat syahadah ini memberikan 
pemahaman kepada kita dalam memahami dan bersikap bahwa tidak ada pencipta kecuali 
Allah saja, tiada pemberi rizki selain Allah, tiada pemilik selain Allah, tiada yang dicintai 
selain Allah, tiada yang ditakuti selain Allah, tiada yang diharapkan selain Allah, tiada yang 
menghidupkan dan mematikan selain Allah, tiada yang melindungi selain Allah, tiada daya 
dan kekuatan selain Allah dan tiada yang diagungkan selain Allah. Kemudian pengakuan 
Muhammad Rasulullah adalah menerima cara menghambakan diri berasal dari Rasulullah 
SAW sehingga tata cara penghambaan hanya berasal dari tuntunan Allah yang disampaikan 
kepada rasul-Nya. 
II. Definisi Syahadah 
Secara bahasa, “Asyhadu” berarti saya bersaksi. Kesaksian ini bisa dilihat dari waktu, 
termasuk dalam aktivitas yang sedang berlangsung dan masih sedang dilakukan ketika 
diucapkan Asyhadu ini sendiri memiliki tiga arti: 
a. Al I’lan (pernyataan), QS. Ali Imran (3) : 18 
b. Al Wa’d (janji), QS. Ali Imran (3) : 81 
c. Al Qosam (sumpah), QS. Al Munafiqun (63) : 2 
Secara istilah syahadat merupakan pernyataan, janji sekaligus sumpah untuk beriman 
kepada Allah dan Rasul-Nya 
melalui : 
a. Pembenaran dalam hati (tasdiqu bil qolbi) 
b. Dinyatakan dengan lisan (al qaulu bil lisan) 
c. Dibuktikan dengan perbuatan (al ’amalu bil arkan 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
III. Makna Laa ilaaha Illallah 
‘Laa Ilaaha Illallah’ berarti membuang seluruh ilah dan illahllah berarti menetapkan Allah 
sebagai satu-satunya Ilah yang sebenar-benarnya berhak di sembah. "Ilah" di dalam bahasa 
Arab memiliki akar kata alaha yang berarti antara lain : tenteram, lindungan, cinta, dan 
sembah. Hal ini sesuai dengan firman Allah : 
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. 
Ingatlah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram"(QS. Ar Ra’ad(13) : 
28) 
Jadi dengan demikian maka kalimat Laa Ilaaha Illallah mengandung beberapa pengertian 
sebagai yaitu : Laa khaliqa Illallah (Tiada Pencipta kecuali Allah), Laa Raziqa Illallah (Tiada 
Pemberi Rizqi kecuali Allah), Laa Mudabbira Illallah (Tiada Pengelola kecuali Allah), Laa 
Hakima Illallah (Tiada Pembuat Hukum kecuali Allah), Laa Waliyya Illallah (Tiada Pelindung 
kecuali Allah), Laa Ghayata Illallah (Tiada Tujuan kecuali Allah), Laa Ma’buda Illallah (Tiada 
Sesembahan kecuali Allah). 
IV. Makna Muhammadurrasulullah 
Rasulullah merupakan contoh teladan yang utama bagi setiap muslim dan keteladanan ini 
bersifat total baik secara vertikal kepada Allah yang berupa ibadah-ibadah khusus maupun 
yang bersifat horisontal kepada sesama makhluk yang berupa ibadah-ibadah yang bersifat 
umum. 
V. Syarat syahadat dan yang membatalkan syahadat 
Syarat syahadat ada tujuh, yaitu: 
1. Pengetahuan 
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib 
memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi 
ucapannya. 
2. Keyakinan 
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat 
tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut. 
3. Keikhlasan 
Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna 
syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak 
akan diterima oleh Allah SWT. 
4. Kejujuran 
Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus 
dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan. 
5. Kecintaan 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orangorang yang beriman. Cinta juga 
harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan 
dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah 
Rasulullah SAW. 
6. Penerimaan 
Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan 
Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan 
jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran 
yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali 
Al Qur’an dan Sunnah Rasul. 
7. Ketundukan 
Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara 
lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah- 
Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan 
ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan 
dengan fisik. Oleh karena itu, setiap muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan 
ajaran Islam dalam kehidupannya. 
Yang membatalkan syahadat 
1. Thaghut: 
 Bekerja untuk selain Allah 
 Memberikan kepada selain Allah (melakukan sesuatu dan meninggalkan sesuatu bukan 
karena Allah) 
 Memberikan ketaatan kepada selain Allah 
 Berhukum kepada selain Allah 
 Benci dan lari meninggalkan keyakinan terhadap keesaan Allah 
 Tidak mengenal Allah dengan cara yang benar, tidak bersumber pada AlQu’an dan 
sunnah 
2. Syirik: 
 Berjampi/meru’yah tidak sesuai dengan AlQur’an dan sunnah 
 Berhubungan dengan jin (secara langsung) 
 Meminta tolong kepada yang berhubungan dengan jin 
 Meramal nasib 
 Menghadiri majelis dukun dan paranormal 
 Meminta berkah kepada kuburan 
 Meminta tolong kepada orang yang telah meninggal 
 Bersumpah kepada selain Allah 
 Merasa sial karena melihat/mendengar sesuatu 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Materi 2 
Ma’rifatullah Dan Ma’rifatul Islam 
Sebuah hal yang harus tertanam dalam diri manusia karena pada dasarnya manusia telah 
bersaksi bahwa Allah adalah Rabbnya (Q.S 7:172) dan dalam hadits Rasululllah dikatakan 
bahwa jiwa manusia adalah fitrah. 
1. Dengan mengenal Allah kita akan mengenal diri kita. 
2. Perlu mengenal Allah karena begitu banyak dalil yang terhampar di sekitar kita yang 
tidak mungkin dinafikkan baik secara akal sehat maupun dengan berbagai pendekatan 
ilmu. Setiap ayat Allah akan menjadi bahan berfikir dan penambah keimanan serta 
ketakwaan. 
3. Hasil dari pengenalan kepada Allah adalah bertambahnya iman dan takwa sehingga 
dapat memberikan ketenangan, memberikan keamanan, mendapatkan kebebasan, 
memperoleh keberkahan, menjadi pemimpin dunia, mendapatkan kehidupan yang baik, 
kebahagian di akhirat kita akan dimasukkan kedalam surga dan mendapatkan 
keridhaan Allah. 
4. Merupakan kewajiban bagi seorang muslim 
5. Mengenal Allah dengan mentadaburi ayat-ayat-Nya adalah sangat penting dan utama 
agar selamat dari api neraka. 
Untuk mengenal Allah kita memerlukan jalan,yaitu: 
1. Lewat akal: 
 Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini: 
 fenomena terjadinya alam (52:35) 
 fenomena kehendak yang tinggi(67:3) 
 fenomena kehidupan (24:45) 
 fenomena petunjuk dan ilham (20:50) 
 fenomena pengabulan doa (6:63) 
 Ayat Qur'aniyah/ayat Allah di dalam Al-Qur’an: 
 keindahan Al-Qur' an (2:23) 
 pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70] 
 pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55) 
2. Lewat memahami Asma’ul Husna: 
 Allah sebagai Al-Khaliq (40:62) 
 Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6) 
 Allah sebagai pemilik (2:284) 
 Dan sebagainya (59:22-24) 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
3. Melalui para Rasul 
 Manusia juga bisa mengenal Allah melalui kisah Rasul-rasul yang diutus-Nya untuk 
menyebarkan risalah-Nya. 
Hal-hal yang dapat menghalangi kita untuk mengenal Allah, yaitu: 
1. Kesombongan (QS 7:146; 25:21). 
2. Dzalim (QS 4:153) 
3. Bersandar pada panca indera (QS 2:55) . 
4. Dusta (QS 7:176) 
5. Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) . 
6. Berbuat kerusakan/Fasad . 
7. Lalai (QS 21:1-3) . 
8. Banyak berbuat ma’siyat . 
9. Ragu-ragu (QS 6:109-110) 
Hakikat Rukun Islam 
Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu Rukun Islam. Rukun Islam merupakan landasan 
operasional dari Rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan 
Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya. 
 Syahadat adalah agreement (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT 
[7.172]. Seseorang yang telah menyatakan Laa ilaaha ilallaah berarti telah siap untuk 
fight (bertarung) melawan segala bentuk ilah di luar Allah dida1am kehidupannya 
[29:2]. 
 Shalat adalah training: sebagai latihan agar setiap muslim di dalam kehidupannya 
adalah dalam rangka sujud (beribadah) kepada Allah [6:162] 
 Zakat adalah training, yaitu sebagai latihan agar menginfakkan hartanya, karena 
setiap harta seorang muslim adalah milik Allah.[57:7, 59:7]. "Engkau ambil zakat itu 
dari orang-orang kaya mereka dan engkau kembalikan kepada orang-orang fakir 
mereka” (HR Mutafaqun ‘alahi). 
 Shoum adalah training, yaitu sebagai latihan pengendalian kebiasaan pada jasmani, 
yaitu makan dan minum dan ruhani, yaitu hawa nafsu. [2:185] 
 Haji adalah training, yaitu sebagai latihan dalam pengorbanan jiwa dan harta di jalan 
Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia. 
[22:27-28] 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Defenisi Islam secara Ethimologi/Bahasa : 
 Islamuk Wajih : menundukkan wajah [Q.S. 4:125] 
 Al-istislaam : Tunduk patuh, berserah diri [Q.S. 2: 131, 3:83] 
 As-saliim : Suci bersih [Q.S. 26: 89] 
 As-salam : Selamat dan sejahtera [Q.S. 6: 54] 
 As-silm : Perdamaian [Q.S. 47: 35] 
 Sullam : Tangga, yang berarti bertahap 
Defenisi Islam secara Istilah : 
Islam adalah ketundukan (al-khudhu’) kepada wahyu Illahi [Q.S. 53: 4, 21:7] yang 
diturunkan kepada para nabi dan rasul [Q.S. 2:136, 3: 84] khususnya Muhammad saw, 
sebagai hukum/ aturan Allah swt [Q.S. 5: 48-50] yang membimbing ummat manusia ke jalan 
yang lurus [Q.S. 6: 153] manuju kebahagiaan dunia dan akhirat [Q.S. 16: 97, 2: 200, 28: 77] 
Defenisi Islam secara Terminologis : 
Menurut Sa’id Hawa dalam bukunya Al-Islam, Al-Islam adalah “menerima segala perintah 
dan larangan Allah swt, yang telah diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul.” 
Letak Kesempuranaan Islam 
 Sempurna sistemnya (Syumuliatul Minhaj) 
 Berlaku sepanjang zaman (Syumuliatuzzaman) 
 Berlaku dimanapun dan kondisi apapun (Syumuliatul makaan) 
Materi 3 
Ma’rifaturrasul 
Nabi Muhammad SAW seorang hamba yang dipilih Allah untuk menyampaikan ajaran Islam. 
Rasul kita ini terlahir dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib 
pada tanggal 12 Rabbiul awal 571 M di Mekkah, sebuah daerah di bagian agak selatan 
Jazirah Arab. Daerah ini biasa dibilang masih terbelakang, jauh dari pusat perdagangan, 
apalagi seni dan pengatuhan, di usia enam tahun ibundanya pun pergi ke alam Baqo’. 
Sedih……of course ! Muhammad melewati masa-masa yang sulit, dia hidup dengan kakeknya 
yang telah berusia senja tetapi sangat menyayangi beliau. Kehidupan harus terus berjalan, 
Muhammad pun menjadi sosok cerdas dan cakap. Kedewasaan jiwanya tertempa dengan baik. 
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat jujur dan adil, sabar, bijaksana, cerdas. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Materi 4 
Ghauzul Fikr 
Upaya – upaya yang dilakukan oleh orang kafir dilakukan secara terus menerus tanpa 
mengenal lelah(Q.s 2 : 217). Tujuan merek adalah untuk menjauhkan kita dari agama islam 
dan masuk kedalam agama mereka, paling tidak kita dibuatnya lalai dalam melaksanakan 
ajaran islam. Dalam bahasa arab, GF masudnya ialah serangan pemikiran yang dilancarkan 
oleh musuh-musuh islam secara terus-menerus dan terorganisir untuk merubah agama dan 
kepribadian umat islam. Dan sebagai sasaran yang paling utama adalah remaja atau pemuda 
islam. Dampaknya dari semua usaha mereka itu adalah lahirnya generasi-generasi islam yang 
kosong dari pemahaman islam yang tidak mengenal agama sendiri. Untuk menjauhkan kita 
dari agama islam yang kita cintai ini, yaitu diantaranya melalui : 
1. Fun (hiburan) 6. Sexs 
2. Food (makanan) 7. Sinema (Film) 
3. Fashion (mode) 8. School (sekolah) 
4. Foundation (yayasan/ lembaga) 9.Sport (Olahraga) 
5. Song ( musik/lagu) 
Sasaran Ghowzul Fikr 
1. Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. QS. 17:73 ; QS. 5:49 
2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir. QS. 2;217, QS. 
2;120 
3. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS. 9;32 
Metode Ghowzul Fikr 
1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas. 
 Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan) Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan 
dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya. 
 Tasywih (Pencemaran/pelecehan) Upaya orang kafir untuk menghilangkan 
kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara 
buruk. 
 Tadhlil (penyesatan) 
 Upaya orana kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara yang 
kasar. 
 Taghrib (pembaratan/westernisasi) Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi 
Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku 
barat. 
2. Menyerang Islam dari dalam 
 Penyebaran faham sekuralisme 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan 
bernegara. 
 Penyebaran faham nasionalisme 
Nasionalisme mmbunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat 
Islam. (Hadits 1) . 
 Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya. 
Hasil Ghowzul Fikr 
1. Umat Islam menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah QS 25:30 
2. Minder dan rendah diri QS 3:139 
3. Ikut-ikutan QS 17:36 
4. Terpecah-belah QS 30:32 
Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas dan pasti. Tetapi musuh Islam berusaha 
menghilangkan nilai keislaman dari umat Islam secara perlahan-lahan. Maka disodorkanlah 
pada muslimin nilai yang tidak Islami. Mulanya umat Islam tidak menerimanya (tidak terasa) 
tapi lama kelamaan karena usaha mereka yang terus-menerus ditambah umat Islam yang 
malas mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam dengan 
nilai-nilai non Islam tersebut, bahkan nilai-nilai yang menyimpang dengan Islam sudah 
danggap biasa. Dan sebaiknya ketika disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau 
menerima Islam dan menjauh, seperti yang terjadi sekarang ini. 
Materi 5 
Baca, Tulis Al-Qur’an 
Al-Quran adalah kalam Allah swt, yang dengan membacanya akan mempunyai nilai ibadah. 
Sebagaimana ibadah yang lain, maka dalam membaca Al-Quran harus diperhatikan adab-adabnya. 
Salah satu di antara adab tersebut adalah membaca dengan tartil. Tartil adalah 
membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Quran dengan terang dan teratur, mengenal tempat-tempat 
waqaf, sesuai dengan aturan-aturan tajwid, serta tidak terburu-buru. Semua ulama 
sepakat bahwa membaca Al-Quran dengan baik dan benar adalah sebuah kewajiban bagi 
seorang muslim. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Definisi Ilmu Tajwid 
Lafaz tajwid menurut bahsa artinya membaguskan. Sedangkan menurut istilah, 
”mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan haknya dan 
mustahak-nya.” Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya 
seperti sifat al-jahr, isiti’la’, istifal, dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan 
mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa’, 
dan lain sebagainya. 
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid 
Hukum mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu kifayah. Sedangkan membaca 
Al-Quran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya fardhu ‘ain. Jadi, mungkin saja terjadi 
seorang qari’ (pembaca Al-Quran), bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali tidak 
mengetahui ilmu-ilmu tajwid, seperti idzhar, mad wajib, mad jaiz, dan lain sebagainya. Maka 
baginya sudah cukup apabila muslim yang lain sudah banyak mempelajari teori ilmu tajwid, 
karena hal ini fardhu kifayah. 
Firman Allah swt. dalam Al-Quran : 
“...Dan bacalah Al-Quran dengan tartil.” (Al Muzammil: 4) Ali ra. menjelaskan arti tartil 
dalam ayat ini, yaitu men-tajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqaf. 
Hukum Nun Mati dan Tanwin 
1. Idzhar, artinya jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf 
idzhar ( ع غ خ ح ه ء ). Contoh; مَْق رََ يق اًم وَْق 
2. Idgham, artinya memasukkan. Kaidah ini ada dua macam, yaitu : Pertama, idgham 
ma’alghunnah (idgham bighunnah), artinya memasukkan dengan disertai dengung. Apabila 
ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ( و م ن ي ) maka dibaca dengan disertai 
dengung. Kedua, idgham bilaghunnah, artinya memasukkan tanpa dengung. Apabila ada nun 
mati atau tanwin bertemu dengan huruf ل dan ر maka dibaca tanpa disertai dengan 
dengungan. Contoh idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah sebagai berikut : , انْرَبًم ا حَتًم 
مَ وَرَ ررْرَمَق 
3. Iqlab; artinya mengubah. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf , ب 
maka berubah menjadi mim dan disertai dengan dengung. Contoh : انَق لَْ خق 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4. Ikhfa’. Artinya menutupi. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf 
ikhfa’ maka dibaca dengan samar-samar (antara idzhar dan idgham). Huruf-huruf ikhfa’ ada 
15 yaitu semua huruf selain huruf-huruf di atas. Contoh : اْنَق ا تَحْ حم 
Hukum Mim Mati 
Apabila terdapat mim mati dalam bacaan Al-Quran, maka hokum bacaannya adalah sebagai 
berikut : 
1. Ikhfa’ syafawi, yaitu jika ada mim mati bertemu ba’, maka cara membacanya mim tampak 
samar disertai dengan ghunnah. Contoh : ( ت – مَق ) مَق مَق مَْق رَق ا بَنْق 
2. Idgham mislain; yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan mim, maka cara membacanya 
harus disertai dengan dengungan. 
Contoh : ( م – مَق ) بَْح مَق انَيْمْرَ نق 
3. Idzhar syafawi; yaitu apabila terdapat mim mati bertemu dengan selain dua huruf di 
atas, maka mim harus dibaca dengan jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu dengan 
fa’ dan waw. Contoh : ( ب – مَق ) ا يَاْرَق تَْْ رم رحقِ مَْْق 
Hukum Mad 
Arti mad menurut bahasa adalah ‘tambahan’, sedangkan secara istilah berarti 
memanjangkan suara dengan lama ketika mengucapkan huruf mad. Hukum mad ada tiga, 
yaitu : 
1. Waw sukun yang huruf sebelumnya berharakat dhammah; 
2. Ya’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah; 
3. Alif yang sebelumnya berharakat fathah. 
Adapun mad terbagi sebagai berikut : 
Pertama, mad tahabi’I atau mad asli. Panjangnya 2 harakat. Contoh : ا وِد – ايِد – اَد 
اهِيَح وِد . Kedua, mad far’i. Panjangnya dua sampai enam harakat. Pemanjangan mad ini 
ada yang disebabkan bertemu dengan hamzah dan ada yang disebabkan waqaf (berhenti), 
ada yang disebabkan bertemu huruf sukun dan ada yang karena aslinya harus dibaca 
panjang. 
Mad far’i terbagi menjadi dua, yaitu : 
A. Mad yang dibaca panjang karena bertemu dengan huruf hamzah : 
 Mad wajib muttasil, yaitu apabila mad bertemu dengan hamzah dalam satu kata. 
panjangnya 5 harakat ketika easaal (terus) dan 6 harakat ketika waqaf. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Contoh حَْ ءَحقَد : 
 Mad jaiz munfasil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kata 
yang terpisah. Panjangnya 2 sampai 5 harakat. Pembacaannya pun harus seragam. 
Kalau memulai dengan 2 harakat, maka seterusnya harus dibaca 2 harakat. 
Contoh : 
 Mad shillah thawillah, yaitu apabila ba’ dhamir bertemu dengan hamzah dalam kata 
yang terpisah. Panjangnya sama dengan mad jaiz munfasil. 
Contoh : 
 Mad badal, yaitu apabila hamzah bertemu dengan huruf mad. Panjangnya 2 
harakat.Contoh : 
B. Mad yang dibaca panjang karena sukun 
 Mad ‘arid lis sukun, yaitu apabila mad thabi’i jatuh sebelum huruf yang 
diwaqaf-kan. Panjangnya 2 sampai 6 harakat. Contoh : 
 Mad layin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf yang sebelumnya waw 
sukun atau ya’ sukun yang didahului oleh huruf berharakat fathah. 
Panjangnya 2 sampai 6 harakat. Contoh : 
 Mad ‘iwadz, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin fathah. Panjangnya 2 
harakat. Contoh : 
 Mad tankiin, yaitu apabila ada ya’ ber-tasydid bertemu dengan ya’ sukun. 
Panjangnya 2 harakat. Contoh : 
 Mad lazim mutsaqal kalimi, yaitu apabila ada huruf sukun jatuh sesudah mad 
badal. Panjangnya 6 harakat. Contoh : 
 Mad farq, yaitu apabila terdapat huruf yang ber-tasydid jatuhsetelah mad 
badal panjangnya 6 harakat. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
 Mad lazim harmiy usyba’, yaitu huruf-huruf yang terdapat dalam pembukaan 
surat. Huruf ini dibaca 6 harakat. 
 Mad lazim mukhaffaf harmiy, yaitu huruf yang juga terdapat dalam 
pembukaan surat. Huruf ini dibaca 2 harakat. 
Tanda Tanda Waqof 
Dalam Al Quran ada beberapa tanda waqof yang harus difahami agar seorang pembaca Al-quran 
dapat membaca alquran dengan baik tanpa mengurangi arti dari ayat ayat yang 
dibacanya. Hal ini disebabkan bacaan Al-quran apabila dibaca dan berhenti ditempat yang 
salah maka akan berubahlah artinya. Tanda-tanda waqof itu adalah sebagai berikut: 
 Dilarang berhenti / wajib terus لا 
 Dilarang terus / wajib berhenti م 
 Sebaiknya berhenti خْ 
 Sebaiknya terus صخ 
“Bacalah Al-Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi orang-orang 
yang mempelajari dan menaatinya.” (HR. Muslim) 
Istilah-Istilah dalam Al-Quran 
 Pertama, sajdah; sunnah melakukan sujud tilawah. Sajadah terdapat di 15 surat 
dalam Al-Quran. Sujud ketika menjumpai sajdah dalam Al- Quran hukumnya sunnah 
dilakukan di dalam dan di luar shalat, disunnahkan bagi yang membaca dan 
mendengarkannya. Kecuali di dalam shalat, kalau imam tidak sujud, maka makamum 
mengikuti imam. Disyaratkan bagi yang melakukan menghadap kiblat, suci dari 
hadats, boleh dilakukan dengan diawali berdiri atau duduk, boleh juga diawali dengan 
takbiratul ikram atau tanpa dengannya, diakhiri tanpa salam atau dengannya. 
...Subhaa narabbiyal ’alaa.. (Maha suci Allah yang Maha tinggi) 
 Kedua, saktah; berhenti sejenak tanpa bernafas. Menurut Imam Hafs, saktah hanya 
ada di empat tempat, cirinya ada huruf sin, yaitu : 
 Surat Al-Kahfi : 1-2 
 Surat Yasin : 52 
 Surat Al-Qiyamah : 27 
 Surat Al-Muthaffifin : 14 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tujuan membaca saktah untuk meluruskan arti ayat-ayat tersebut di atas. Ketiga, 
isymam; yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir, cara ini 
harus langsung melihat dari seorang guru yang pernah ber-talaqqi. Isymam dibaca 
ketika membaca surat Yusuf ayat 11. 
 Keempat, imalah; artinya membaca fathah yang miring ke kasrah. Imalah dibaca 
ketika membaca surat Hud ayat 41, pada ra’ dibaca re’ (baca : seperti remote). Jadi 
majreha. 
 Kelima, tashil; artinya membaca hamzah dengan suara yang tidak jelas sehingga mirip 
ha dengan tujuan agar lebih mudah. Tashil dibaca dalam surat Fushilat ayat 44. 
Dalam riwayat lain, tashil dibaca dengan menyatukan hamzah dan alif. 
 Keenam, ash-shofr al-mustadir; yaitu bulatan sempurna, tanda ini biasanya terdapat 
di mushaf-mushaf Timur Tengah, diletakkan di atas huruf mad yang menunjukkan 
bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika wasal (terus) atau waqaf. 
 Ketujuh, ash-shofr al-mustadir, yaitu bulatan sempurna, tanda ini biasanya terdapat 
pada mushaf – mushaf Timur Tengah, diletakkan di atas huruf mad yang 
menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika wasal atau 
waqaf. Contoh : دو ئَك 
 Kedelapan, ash-shofr al-mustatilul qaim; bulatan lonjong tegak, biasanya diletakkan 
di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika wasal, namun dibaca panjang 
ketika waqaf. Contoh: خ هر حْ د 
 Kesembilan, naql; memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya. Contoh : 
سم لإ د ب ئس dibaca ب ئ س ل سم 
Materi 6 
Catatan Fiqih 
THAHARAH (Bersuci) 
Thaharah artinya bersuci yaitu membersihkan diri dari najis dan hadast kecil atau besar 
dan cara mensucikannya. Menurut hukum syara’, kedudukan bersuci dalam ibadah Islam 
sangat penting. Thaharah termasuk syarat yang menentukan diterima atau ditolak oleh 
Allah SWT ibadah seseorang. 
Air dan macam-macamnya. 
1. Air mutlak, hukumnya ialah bahwa ia suci lagi menyucikan. Artinya bahwa ia suci pada 
dirinya dan menyucikan bagi lainnya. Antara lain : 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
a. Air hujan, salju atau es, dan air embun. Berdasarkan firman Allah SWT, ”..Dan Allah 
menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu.” (Q.S.Al-Anfal : 11). 
b. Air laut, berdasarkan hadist Abu Hurairah r.a. katanya : “Seorang laki-laki 
menanyakan kepada Rasulullah, katanya : Ya Rasulullah, kami biasa berlayar di lautan 
dan hanya membawa air sedikit. Jika kami pakai air untuk berwudhu, akibatnya kami 
akan kehausan, maka bolehkah kami berwudhu dengan air laut? Berkata Rasulullah 
SAW : “Laut itu airnya suci lagi menyucikan, dan bangkainya halal dimakan.” 
c. Air telaga, karena apa yang diriwayatkan dari Ali r.a.yang artinya bahwa Rasulullah 
SAW meminta seemberpenuh dari air zam-zam, lalu diminumnya sedikit dan 
dipakainya buat berwudhu. (H.R.Ahmad) 
d. Air yang berubah disebabkan lama tergenang atau tidak mengalir. 
2. Air musta’mal, yang terpakai. Yaitu air yang telah terpisah dari anggota-anggota orang 
yang berwudhu dan mandi. Hukumnya suci lagi menyucikan seperti halnya air mutlak. Hal itu 
dikarenakan asalnya yang suci, sedang tidak dijumpai suatu alasan pun yang membatalkannya 
dari kesucian itu. 
3. Air yang bercampur dengan barang yang suci. Misalnya dengan sabun, tepung, dan lain-lain 
yang bisanya terpisah dari air. Hukumnya tetap menyucikan selama kemutlakannya masih 
terplihara. Jika sudah tidak, hingga ia tak dapat lagi dikatakan air mutlak, maka hukumnya 
ialah suci pada dirinya, tidak menyucikan bagi lainnya. 
4. Air yang bernajis, dalam hal ini terdapat dua macam pendapat : 
a. Bila najis itu mengubah salah satu diantara rasa, warna, atau baunya. Dalam keadaan 
ini para ulama besepakat bahwa air itu tidak dapat dipakai untuk bersuci. 
b. Bila air tetap dalam keadaan mutlak, dengan arti salah satu diantara sifat tiga tadi 
tidak berubah, hukumnya ia adalah suci dan menyucikan, dengan jumlah yang sedikit 
atau pun banyak. 
Perihal Najis 
Najis adalah kotoran yang bagi setiap Muslim wajib mensucikan diri dari padanya dan 
mensucikan apa yang dikenainya. 
Macam-macam najis : 
1. Bangkai, kecuali : 
a. Bangkai ikan dan belalang. 
b. Bangkai binatang yang tidak mempunyai darah mengalir, seperti semut. 
c. Tulang dari bangkai, tanduk, bulu, rambut, kuku, dan kulit. 
2. Darah, baik ia mengalir atau tertumpah. Misalnya yang mengalir dari hewan yang 
disembelih. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
3. Daging babi. 
4. Muntah. 
5. Kencing. 
6. Kotoran manusia. 
7. Wadi, yaitu air putih kental yang keluar mengiringi kencing. 
8. Madzi, yaitu air putih bergetah yang keluar sewaktu mengingat senggama atau ketika 
sedang bercanda. 
9. Mani. Sebagian para ulama berpendapat bahwa ia najis. Pendapat yang kuat ia adalah suci, 
tetapi disunatkan mencucinya bila ia basah, dan mengoreknya bila kering. 
10. Kencing dan kotoran binatang yang tidak dimakan dagingnya. 
11. Binatang jallalah, yaitu binatang yang memakan kotoran yang dagingnya tidak baik bagi 
manusia. 
12. Khamar yaitu arak. 
13. Anjing. 
Macam-macam najis ada 4 tingkatan : 
1. Najis mughallazah, yaitu najis yang berat. Disucikan dengan menggunakan air tujuh kali 
dan satu kali dengan tanah atau debu yang suci. Contoh : benda atau anggota badan yang 
dijilat anjing. 
2. Najis mutawwasitah, yaitu najis yang sedang. Disucikan dengan menghilangkan najisnya 
dengan air, bau, rasa, dan warnanya. Najis mutawwasitah ada 2 jenis, yaitu najis ainiah dan 
najis hukmiah. Najis ainiah yang masih ada najisnya maka dibersihkan sampai tidak ada lagi 
bau, rasa, dan warnanya. Najis hukmiah yaitu najis yang sudah kering dan tidak ada lagi 
najisnya, maka disucikan dengan menyiramkan air pada yang terkena najis. 
3. Najis mukhaffafah, yaitu najis yang ringan. Contohnya : kencing bayi laki-laki yang belum 
makan kecuali ASI. Mensucikannya cukup dengan memercikkan air pada yang terkena najis. 
4. Najis Ma’fu yaitu najis yang dimaafkan. Contohnya percikkan air yang tidak tentu 
asalnya. Maka tidak perlu disucikan dan syah dipakai shalat atau tawaf. 
Perihal hadast. 
Hadast artinya yang menghalangi seorang muslim melaksanakan kewajiban ibadah seperti 
sholat dan thawaf. Sebab seseorang yang sedang berhadast berada dalam keadaan tidak 
suci. 
Hadast ada dua macam : 
a. Hadast kecil penyebabnya, 
1. Keluar sesuatu dari kubul atau dubur. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2. Mengeluarkan angin berbau atau tidak berbau. 
3. Mengeluarkan mazi dan wadi. 
4. Menyentuh kelamin dengan telapak tangan tanpa memakai alas. 
b. Hadast besar, yaitu beradanya seorang muslim dalam keadaan kotor atau jumud. 
Wajib mandi janabah (junub) sebelum shalat dan thawaf. Penyebabnya : 
1. Keluar mani bagi laki-laki karena mimpi waktu tidur siang atau malam. 
2. Hubungan kelamin atau berzina (senggama) dengan mengeluarkan mani 
ataupun tidak. 
3. Seorang muslimah yang baru berhenti dari haid. 
4. Seorang wanita muslim yang baru selesai nifas. 
Tata cara mandi Janabah : 
a. Membaca basmalah, dengan niat semata karena Allah. 
b. Mencuci kotoran yang melekat pada kemaluan. 
c. Berwudhu sama dengan wudhu untuk shalat, kecuali mencuci kedua kaki 
ditangguhkan. 
d. Menuangkan air sampai rata ke sekujur tubuh, mulai dari pangkal rambut 
sampai ujung kaki didahulukan anggota yang kanan. 
e. Membasuh kedua kaki dengan mendahulukan kaki kanan. 
Wudhu 
Wudhu adalah bersuci dengan air mengenai muka, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki. 
Wudhu itu mempunyai fardhu dan rukun-rukun yang tersusun secara tertib. Perinciannya 
adalah sebagai berikut : 
1. Niat 
2. Menyapu muka satu kali, batas muka itu panjangnya ialah dari puncak kening sampai dagu, 
sedang lebarnya dari pinggir telinga sampai ke pinggir telinga yang lainnya. 
3. Membasuh kedua tangan sampai siku. 
4. Membasuh kepala. 
5. Membasuh kedua kaki sampai ke mata kaki. 
6. Tertib dan berurutan. 
Sunah-sunah wudhu : 
1. Memulai dengan basmalah. 
2. Menggosok gigi atau siwak. 
3. Membasuh dua telapak tangan sewaktu hendak memulai wudhu. 
4. Berkumur sebanyak 3 kali. 
5. Memasukkan air ke hidung kemudian mengeluarkannya sebanyak 3 kali. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
6. Menyilang-nyilangi jenggot. 
7. Menyilang-nyilangi anak jari. 
8. Membasuh tiga kali setiap pelaksanaan fadhu wudhu. 
9. Tayamun, artinya mulai membasuh yang kanan dari yang kiri. 
10. Menggosok, maksudnya melewatkan tangan ke atas anggota wudhu bersama air atau di 
belakangnya. 
11. Muwalat, artinya berturut-turut membasuh anggota badan jangan sampai orang yang 
berwudhu itu menyela wudhunya dengan pekerjaan lain. 
12. Menyapu kedua telinga. 
Hikmah thaharah 
Arti thaharah dalam pengertian yang lebih luas lagi mencakupi seluruh kegiatan manusia 
yang berhubungan dengan maha Pencipta Allah SWT, maupun yang berhubungan dengan diri 
sendiri dan sesama manusia. Thaharah yang berhubungan dengan Allah yaitu ibadah manusia 
yang beribadah wajib dalam keadaan suci. Suci niat, badan, dan pikiran jadi meliputi jasmani 
dan rohani. 
FIQH SHOLAT 
A. Pengertian Shalat 
Shalat secara lughawi berasal dari kata Bahasa Arab shallayushalli- shalaatan mengandung 
makna doa atau pujian. Shalat menurut syariat Islam adalah ibadah yang terdiri dari 
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan 
syarat dan rukun tertentu. 
Beberapa keistimewaan shalat antara lain : 
1. Shalat merupakan amalan yang disyariatkan hanya untuk umat Muhammad. 
2. Perintah shalat diterima langsung oleh Nabi Muhammad dari Allah azza wa jalla. 
3. Shalat merupakan media komunikasi yang canggih bagi seorang hamba kepada Allah. 
4. Dengan shalat seseorang mampu menundukkan jiwa dan raganya di hadapan Allah dan 
dapat merasakan betapa keagungan dan kekuasaan-Nya meliputi segala ciptaan-Nya. 
Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab kelak di akhirat, jika baik shalatnya, 
maka baik pula amal ibadahnya yang lain. Bila buruk shalatnya, maka buruk pula amal 
ibadahnya yang lain. 
B. Dalil Wajib Shalat 
Dalam Q.S. Al-Hajj : 77 
“Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan 
perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Q.S. Al-Baqarah : 43 
Q.S. An-Nisa : 103 
C. Eksistensi Shalat dalam Islam 
1. Shalat adalah tiang agama Rasulullah SAW bersabda : 
“Pokok urusan ialah Islam, sedangkan tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah berjuang 
di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Mu’adz) 
2. Ibadah yang pertama kali diwajibkan 
3. Ibadah yang pertama kali dihisab. 
4. Amalan yang membedakan dengan orang kafir. 
5. Amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. 
6. Shalat adalah kewajiban yang tak bias ditawar-tawar. 
D. Hikmah disyariatkannya shalat 
1. Mencegah perbuatan mungkar (Q.S. Al-ankabut : 45). Dalam sabda Rasulullah SAW : 
“Barangsiapa yang shalatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, 
maka tidaklah ia mendapat apapun dari Allah kecuali hanya bertambah jauh.” (HR. 
Thabrani). 
2. Mendidik menjadi pribadi disiplin. 
3. Melatih menjadi pribadi yang tangguh. 
4. Meninggikan derajat. 
5. Diampuni dosanya. 
6. Shalat melatih hidup secara tertib dan teratur. 
7. Shalat mengajarkan sifat tawadhu dan rendah hati. 
8. Shalat meningkatkan kesehatan jasmani secara optimal. 
9. Mukjizat gerakan shalat. Dalam buku “Mukjizat Gerakan Shalat”, Drs. Madyo 
Wratsongko MBA mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat saraf, 
mengaktifkan sistem keringat, dan sistem pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu 
oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari dalam tubuh, membiaskan 
pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, dan membuka pembuluh darah di 
bagian dalam tubuh. 
E. Ancaman Bagi yang Enggan Shalat 
1. Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa udzur sampai batas waktu habis 
maka ia telah kafir. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Jabir RA Rasulullah SAW 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
bersabda : “Batas antara seseorang dengan kekeafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. 
Muslim, Ahmad dan ash-habus Sunan). 
2. Tidak akan memperoleh cahaya pada hari kiamat. 
F. Syarat Wajib Shalat 
1. Islam 
2. Berakal 
3. Baligh 
4. Suci dari haid dan nifas 
5. Terjaga (sadar) 
6. Telah sampai perintah shalat kepadanya. 
G. Syarat Sah Shalat 
1. Sudah masuk waktu shalat. 
2. Suci dari hadast besar dan hadast kecil. 
3. Suci dari najis. 
4. Menghadap kiblat. 
5. Menutup aurat. 
H. Rukun Shalat 
1. Niat 
2. Berdiri (bagi yang mampu) 
3. Takbiratul Ihram 
4. Membaca surah Al Fatihah 
5. Ruku’ 
6. I’tidal 
7. Sujud 
8. Duduk di antara 2 sujud 
9. Duduk tasyahud akhir 
10. Membaca do’a tasyahud akhir 
11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW 
12. Memberi salam 
13. Tertib 
I. Sunah-sunah Shalat 
1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, akan melakukan rukuk, bangkit dari 
rukuk, dan berdiri pada rakaat yang ketiga (setelah tahiyat awal). 
2. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri ketika bersedekap. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
3. Membaca do’a iftitah sesudah takbiratul ihram. 
4. Membaca “aamiin” setelah membaca surah Al-Fatihah. 
5. Membaca ayat atau surah Al-Qur’an sesudah membaca surah Al-Fatihah pada rakaat 
pertama dan kedua. 
6. Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan ayat atau surah Al-Quran pada rakaat pertama dan 
kedua dalam shalat Maghrib, Isya, dan Subuh bagi imam. 
7. Membaca takbir ketika berpindah rukun. 
8. Meluruskan bagian belakang kepala dengan punggung ketika rukuk. 
9. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud. 
10. Membaca “Sami’allahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk dan membaca “Rabbanaa 
walakal-hamdu”. 
11. Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha ketika duduk tasyahud. 
12. Duduk Iftirasy dalam semua duduk shalat. 
13. Duduk tawarruk ‘bersimpuh’ pada waktu tasyahud akhir. 
14. Membaca salam yang kedua. 
15. Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri pada waktu membaca salam yang pertama dan 
kedua. 
J. Hal-hal Yang Makruh Dalam Shalat 
1. Tidak menyempurnakan rukuk dan sujud. 
2. Berpaling ke kanan atau ke kiri ketika shalat. 
3. Menengadah ke langit. 
4. Menggerak-gerakkan anggota badan. 
5. Meludah ke depan. 
6. Bertolak pinggang. 
7. Menguap. 
8. Membunyikan ruas jari tangan. 
9. Menahan buang air besar, air kecil, maupun kentut. 
10. Menahan keinginan makan dan minum sesudah makanan 
tersedia. 
11. Memejamkan mata. 
12. Melakukan shalat ketika sedang mengantuk. 
13. Menurunkan kain hingga mengenai lantai (bagi laki-laki). 
K. Hal-hal Yang Membatalkan Shalat 
1. Meninggalkan salah satu syarat sahnya shalat. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2. Meninggalkan salah satu rukun atau sengaja tidak menyempurnakannya seperti melakukan 
i’tidal sebelum rukuk. 
3. Banyak bergerak. 
4. Berbicara dengan sengaja. 
5. Makan dan minum. 
PENYELENGGARAAN JENAZAH MENURUT TUNTUNAN ISLAM 
A. PERSIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN 
Berkenaan dengan kematian orang lain, maka kitapun harus mempunyai persiapan untuk 
menghadapinya, dari orang tersebut sakit, sekarat, sampai meninggal. 
Menjenguk Orang Sakit 
Menjenguk orang sakit hukumnya sunah. Guna menghibur kesedihannya. 
Menghadapi Orang Sakit Parah 
Orang yang sudah sakit parah, sedang menghadapi sekarat dan kemungkkinan akan 
menghembuskan nafas yang terakhir, kepadanya hendaklah dilakukan beberapa hal yang 
disunahkan Rasulullah, diantaranya yaitu : 1. Dihadapkan ke kiblat, 2. Ditalqinkan dengan 
kalimat tauhid, 3. Sebaiknya dibacakan Surat Yaasiiin. 
Mengurus Mayat Yang Baru Meninggal 
1. Memejamkan matanya, menyebut yang baik-baik saja, mendoakan dan memintakan ampun 
atas dosanya. 
2. Menyedekapkan tangannya diatas perut, meluruskan kakinya, dan mengatupkan mulutnya 
jika ternganga, bila diperlukan boleh memakai tali pengikat. 
3. Meletakkan mayat dengan posisi menghadap kiblat, sebagaimana ketika sedang sakit 
parah. 
4. Menutupi seluruh badanya dengan kain. Ini dilakukan agar auratnya tertutup sebagai 
kehormatan baginya. 
5. Dibolehkan bagi yang masih hidup mencium mayat tersebut sebagai tanda sayang dan 
duka cita atas kematiannya. 
6. Jika mayat punya hutang segera dibayarkan, baik dari harta peninggalan si mayat atau 
dari harta keluarganya. 
7. Memberitahukan kematiannya kepada keluarga, kaum kerabat, dan kaum muslimin. 
8. Tidak boleh meratapi kematiannya, karena semuanya sudah menjadi ketentuan Allah 
SWT karenanya keluarganya harus melepasnya dengan rela dan ikhlas. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
9. Harus dihindari dari segala sesuatu yang mengandung unsure syirik, khurafat, tahayul, 
dan bid’ah seperti membakar kemenyan, membaca mantra-mantra dan lainnya 
B. MEMANDIKAN JENAZAH 
Hukum Memandikan Jenazah 
Memandikan jenazah hukumnya fardhu kifayah (wajib kolektif). Semua orang islam yang 
meninggal harus dimandikan selagi dapat dijumpai tubuhnya atau sebagian tubuhnya., kecuali 
ada beberapa oranng yang tidak wajib dimandikan, yaitu: 
1. Orang yang mati syahid, yaitu gugur dalam jihad membela agama Allah, perang melawan 
orang kafir. 
2. Tubuhnya tidak memungkinkan untuk dimandikan. Seperti orang yang mati terbakar, 
kulitnya melepuh atau hangus, jika dimandikan akan terkelupas atau yang lainnya. 
3. Bayi yang gugur sebelum sempurna masanya dalam kandungan, dan ketika keluar sudah 
tidak bernyawa (keguguran) 
Persiapan Memandikan Jenazah 
1. Tempat Pemandian Jenazah 
Tempat ini harus tertutup agar tidak terlihat oleh orang lain dari luar, dan luas supaya 
memudahkan proses memandikan. 
2. Peralatan mandi jenazah, diantaranya: 
a. Wadah air bersih, seperti drum, bak air, dan lain-lain. 
b. Wadah air kecil, seperti ember untuk wadah air kapur barus, air sabun, air bedara, dan 
lain-lain. 
c. Siduk atau gayung air. 
d. Dipan atau bangku untuk meletakkan jenazah, bagian kepala lebih ditinggikan, jika ada, 
kalau tidak ada bisa dipangku. 
e. Kapas untuk membersihkan kotoran jenazah. 
f. Sarung tangan untuk menceboki jenazah. 
g. Haduk untuk mengeringkan badan jenazah. 
h. Kain jari untuk tutup seperlunya. 
i. Orang yang akan memandikan jenazah. 
Orang yang paling berhak memandikan jenazah adalah keluarga dekatnya, seperti anak, 
orang tua, suami, istri, kakak, adik, paman, keponakan, dan seterusnya dari kalangan mahram 
atau kerabatnya. Kalau tidak ada keluarganya boleh orang lain. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Cara Memandikan Jenazah 
1. Baringkan jenazah di atas dipan atau bangku dengan meninggikan bagian kepalanya. 
2. Ambil kain untuk menutupi aurat jenazah, kemudian lepaskan pakaian yang semula dipakai 
oleh jenazah yang biasanya dalam keadaan kotor. 
3. Yang memandikan hendaknya mulai dengan niat memandikan jenazah, lalu membaca 
Basmalah. 
4. Kepala dan punggung jenazah diangkat (posisi setengah duduk) lalu perutnya diurut pelan-pelan 
(untuk mengeluarkan kotorannya) sambil disiram air. Setelah yakin kotorannya habis 
jenazah diceboki sampai bersih (sebaiknya menggunakan sarung tangan), kemudian 
masukkan jari-jari kemulutnya untuk membersihkan gigi dan mulutnya untuk membersihkan 
gigi dan mulutnya (juga sebaiknya menggunakan saung tangan yang bersih), selanjutnya juga 
bersihkan pula kotoran-kotoran yang ada di telinga, mata, dan hidungnya dengan kapas. 
5. Jenazah di wudhu’kan sebagaimana wudhu’ untuk shalat, dengan anggota wudhu’ untuk 
muka, kedua tangan sampai siku, kepala, dan kedua kaki sampai mata kaki. (wudhu’ ini juga 
boleh dikerjakan setelah selesai memandikannya). 
6. Jenazah dimiringkan ke kiri, lalu siram bagian kanannya sampai kaki dengan air bersih 
tiga kali sambil di gosokpelanpelan dengan air sabun. Kemudian miringkan jenazah ke kanan, 
lalu siram bagian kirinya dari kepala sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil digosok 
pelan-pelan dengan air sabun. Kemudian jenazah diterlentangkan kemudian siram bagian 
depannya dari kepala (muka) sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil digosok pelan-pelan 
dengan air sabun. Selanjutnya bilaslah jenazah tersebut secukupnya hingga bersih 
tidak ada air sabunnya lagi. 
7. Setelah jenazah bersih, siramlah bagian kanan, kiri, dan depannya (mengulangi 
sebagaimana pada posisi/cara sebelumnya) dengan air kapur barus, air bidara atau 
harumharuman lainnya dari kepala sampai kaki sebanyak tiga kalitiga kali, atau boleh juga 
satu atau lima kali. 
8. Keringkan badan jenazah dengan handuk dengan mengambil kain basahannya diganti 
dengan kain kering bersih yang bias menutup seluruh tubuh jenazah. 
9. Terakhir, angkatlah jenazah pelan-pelan menuju tempat untuk mengkafaninya dengan 
kain kafan yang sudah disediakan. Perlu diingat, bahwa orang yang memandikan jenazah 
tidak boleh mengomentari atau membeberkan aib jenazah yang dia saksikan. 
C. MENGKAFANI JENAZAH 
Yang dimaksud mengkafani jenazah ialah membungkus jenazah dengan kain kafan setelah 
dimandikan dan sebelum dishalatkan dengan syarat-syarat tertentu sesuai dengan syariat 
islam. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Hukum Mengafani Jenazah 
Hukum mengkafani jenazah fardhu kifayah sebagaimana hukum memandikannya, bagi orang 
yang masih hidup, untuk jenazah orang yang beragama islam. Ada beberapa hal yang harus 
diperhatikan berkenaan dengan mengafani jenazah ini, diantaranya adalah: 
1. Kain kafan diambil dari harta peninggalan jenazah. 
2. Pemakaian kain kafan harus disempurnakan (dengan sebaik-baiknya). 
3. Tidak boleh berlebih-lebihan memillih kain kafan dengan harga yang mahal. 
4. Jumlah kain kafan paling sedikit satu lapis, baik untuk laki-laki atau perempuan, hal ini 
sudah memadai dan mencukupi tuntunan syari’at. Namun disunahkan tiga lapis untuk laki-laki 
dan lima lapis unutk perempuan. 
5. Warna kain kafan boleh warna apapun, namun sebaiknya warna putih. 
Persiapan mengkafani Jenazah 
1. Kain kafan (kain pembungkus jenazah). 
2. Tikar, untuk alas bawah tempat meletakkan mayat. 
3. Kapas secukupnya, untuk menutup lubang-lubang, lekukan, dan lipatan tubuh jenazah. 
4. Kapur barus, ramuan daun bedara, dan minyak wangi. 
5. Gunting untuk memotong, menyobek, dan melobangi kain kafan. 
6. Jarum peniti, jika diperlukan dan lain-lain yang diperlukan. 
Persiapan Kain Kafan 
Kain kafan yang perlu dipersiapkan lebih kurang panjangnya 10 sampai 12 meter, disesuaikan 
dengan besar kecilnya Jenazah (simulasi-peraga). Jika kain kafannya banyak yang perlu 
dipersiapkan adalah: 
1. Kain pembungkus sekujur tubuh jenazah 
Buat kain pembungkus sekuju tubuh jenazah sepanjang badan jenazah dan lebihkan kira-kira 
tiga jengkal untuk ikatan diatas kepala dan dibawah telapak kaki. Buat lima utas tali 
dari pinggiran kain kafan untuk pengikat jenazah setelah dibungkus. 
2. Kain Baju 
Yaitu kain kafan yang dipola seperti baju sederhana. Ukurannya sepanjang bahu sampai 
selangkangan/pantat jenazahkali dua rangkap. Kain dilipat dua lalu dibuat lobang ditengah 
sebesar ukuran leher jenazah, bagian depan digunting untuk memasukkan kepala. 
3. Kain sarung 
Kain yang dipakai untuk bawahan jenazah. Ukuran panjangnya sepanjang ukuran pusat 
sampai mata kaki jenazah, sedangkan lebarnya selebar kain kafan yang tersedia atau bias 
dibalutkan dan menutupi bagian bawah jenazah (perut sampai mata kaki). 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
4. Cawat (celana dalam Jenazah) 
Cawat dibuat segi empat panjang, besarnya sesuaikan dengan besar kecilnya tubuh jenazah. 
Lalu digunting kedua sisinya sampai keujun untuk tali pengikat. 
5. Sarung kaki dan sarung tangan 
Cara pembuatanya sama dengan membuat caat (sebagaimana gambar diatas). Ukurannya 
disesuaikan dengan besar kecilnya telapak kaki dan telapak tangan jenazah. 
6. Sorban dan Kerudung 
Sorban untuk menutup kepala jenazah laki-laki, praktis dibuat berbentuk segitiga. 
Sedangkan kerudung untuk menutup kepala jenazah perempuan, dibuat segi empat. 
7. Selain kain kafan, bentuk pula kapas dilebarkan secukupnya untuk menutupi lubang, 
lipatan, dan persendian jenazah. 
Cara Mengkafani Jenazah 
1. Terlebih dahulu bentangkan tali pengikat lima utas di atas tikar pada posisi diatas kepala 
(untuk pocong atas), di leher, perut, lutut, dan dibawah telapak kaki (untuk poconh bawah). 
Kemudian kain kafan disusun diata stali tersebut, dengan aturan susunanya adlah kain kafan 
paling luar diletakkan paling bawah dan kain kafan yang melekat langsung dengan tubuh 
jenazah diletakkan paling atas. 
2. Setelah semua kain kafan siap, jenazah diletakkan diatas kain kafan tsb, lalu semua 
lobang lipatan, dan lekukan tubuh jenazah sebagaimana tersebut diatas ditutp dengan kapas 
yang sudah ditaburih ramuan. Kemudian satu per satu kain tersebut dipakaikan kepada 
jenazah dengan tetap menjaga agar aurat jenazah tidak terlihat. 
3. Sebelum dibungkus, pakaikan sarung tangan dan sarung kaki dengan membungkus 
telapaknya lalu diikat dibagian pergelangannya dengan tali yang ada dibagian kain tersebut. 
Tangan disedekapkan kembali. 
4. Yang pertama dipakaikan adalah cawat, dengan melipatkan baigan bawah keatas bagian 
perut, hingga menutupi kemaluannya, lalu tali diikatkan dipinggang, layaknya memakaikan 
pempes kepada anak kecil. 
5. Kemudian llipatkan (bungkuskan) kain saurng sehingga menutupi aurat dari pusat sampai 
mata kaki. 
6. Selanjutnya pakaikan baju, dengan melipatkan bagian depan yang ada pada posisi atas ke 
dada dan perut jenazah. Kepala dimasukkan melalui lobang yang tersedia. Lalu tali diikatkan 
antara dua lipatan kain pada lengan dan badan jenazah, layaknya orang memakai mantel 
hujan. 
7. Lalu pakaikan sorban atau kerudung yang dibakutkan di kepalanya. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
8. Terakhir, bungkuskan kain panjang keseluruh tubuh jenazah, dengan cara 
mempertemukan kedua sisi kanan dan kiri kain tersebut, lalu kedua sisi digulung arah yang 
berlawanan antara bagian bawah (dada ke kaki) dan bagian atas (dada ke kepala) 
9. Setelah sekujur badan terbungkus, jenazah diikat dengan tali yang telah disediakan. 
Jumlah sebaiknya lima utas, yang diperuntukan: di bagian atas kepala (pocong atas), pada 
leher, perut, lutut, dan di bagian bawah kaki (pocong bawah). 
2 SHALAT JENAZAH 
Shalat jenazah adalah shalat yang dilaksanakan untuk mendoakan jenazah orang Islam 
setelah dimandikan, dikafani dan sebelum dikuburkan, sesuai dengan tuntunan syari’at 
Islam. Pelaksanaan shalat berbeda dengan shalat biasa, yakni tanpa ruku’ dan sujud, dan 
hanya empat kali takbir. Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah, sebagaimana hukum 
penyelenggaraan jenazah secara keseluruhan. Orang yang menshalatkan jenazah akan 
mendapatkan pahala yang besar. 
Syarat Sah dan Rukun Shalat Jenazah 
Syarat sah shalat jenazah adalah : 
1. Sebagaimana shalat biasa, maka syaratnya harus menutup aurat, suci dari hadats dan 
najis dan menghadap kiblat. 
2. Dilaksanakan setelah jenazah dimandikan dan dikafani. 
3. Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang menshalati, kecuali shalat jenazah itu 
dilaksanakan di atas kubur atau shalat jenazah ghaib. 
Sedangkan Rukun shalat jenazah adalah : 
1. Niat, sebagaimana shalat yang lain. 
2. Berdiri jika kuasa. 
3. Takbir empat kali, termasuk takbiratul ikhram. 
4. Membaca surat Al-Fatihah setelah takbiratul ikhram (takbir pertama). 
5. Membaca shalawat Nabi, setelah takbir ke dua. 
6. Mendoakan jenazah setelah takbir ke tiga. 
7. Salam, setelah takbir ke empat. 
Persiapan shalat jenazah 
1. Berwudhu’, untuk menghilangkan hadats kecil. Dan jika hadats besar harus mandi junub 
terlebih dahulu. Juga badan harus suci dari najis. 
2. Memakai pakaian yang menutup aurat dan suci dari najis. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
3. Memilih tempat yang luas dan memadai, boleh dirumah atau dimasjid. Tempat harus suci 
dari najis. 
4. Jenazah harus sudah dimandikan dan dikafani. 
5. Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang menshalati, membujur kepala disebelah 
utara dan kaki disebelah selatan (hendaknya jenazah diletakkan ditempat yang agak tinggi, 
seperti bangku atau ringgoringgo). 
6. Sholat jenazah boleh dilakukan sendirian, namun sebaiknya dilakukan berjamaah. 
7. Bila berjamaah, maka iman tegak tepat di arah kepala, jika jenazah laki-laki, dan di arah 
perut/pinggang, jika jenazahnnya perempuan. 
8. Hendaknya shaf atau barisan shalat minimal tiga baris ke belakang . Usahakan sebaiknya 
jamaah minimal empat puluh orang. 
9. Sebaiknya yang menjadi imam adalah keluarga dekat jenazah. 
10. Setelah segalanya siap maka shalat dimulai 
Cara Melaksanakan Shalat Jenazah 
1. Niat untuk melakukan shalat jenazah. “Ushalli ‘ala hazel mayyiti arba’a takbiratin fardlal 
kifayati (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala” 
2. Takbiratul ikhram (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana 
shalat biasa. 
3. Membaca Surat al-Fatihah satu kali. 
4. Takbir yang kedua (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana 
takbiratul ikhram. 
5. Membaca shalawat Nabi satu kali, (sebagaimana shalawat ketika tahiyat akhir dalam 
shalat biasa). 
6. Takbir yang ketiga (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana 
takbiratul ikhram. 
7. Mendoakan jenazah (wajib). 
a. Jika mayatnya dewasa (sudah baligh) 
“Allahummaghfir lahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. Wa akrim nuzulahu wa wassi’ 
madkhalahu, wa aghsilhu bi ma’in wa isaljin wa baradin. Wa naqqihi minal khathaya yunaqqats 
tsaubul abyadu minad danasi. Wa abdilhu daran Khairan min darihi wa ahlan khairan min 
ahlihi. Wa qihi fitnatul qabri wa ‘azaban nar” 
b. Jika mayatnya anak-anak 
“Allahummaj ‘alhu lana salafan wa farathan wa ajran” 
8. Takbir yang keempat (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, 
sebagaimana takbiratul ikhram 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
9. Mendoakan jenazah lagi (sunah) 
“Allahumma la tahrimna ajrahhu, wa la taftinna ba’dahu, waghfir lana walahu. Wali 
ikhwaninal lazina sabaquna bil iman, wa la taj’al fi qulubina ghillan lil lazina amanu, rabbana 
innaka ra’ufur rahim” 
10. Salam, dengan membaca assalammu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Sambil 
menoleh kekanan dan salam lagi sambil menoleh ke kiri. 
11. Shalat jenazah selesai. 
RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU 
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

More Related Content

What's hot (20)

Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam
Makalah Konsep Aqidah Dalam IslamMakalah Konsep Aqidah Dalam Islam
Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam
 
Makalah akidah islamiyah
Makalah akidah islamiyahMakalah akidah islamiyah
Makalah akidah islamiyah
 
Makalah aqidah iman kepada allah
Makalah aqidah iman kepada allah Makalah aqidah iman kepada allah
Makalah aqidah iman kepada allah
 
10.konsep taqwa dlm islam
10.konsep taqwa dlm islam10.konsep taqwa dlm islam
10.konsep taqwa dlm islam
 
Presentasi Aqidah Akhlak
Presentasi Aqidah AkhlakPresentasi Aqidah Akhlak
Presentasi Aqidah Akhlak
 
Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannyaWeek 4 konsep syahadah&tuntutannya
Week 4 konsep syahadah&tuntutannya
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Keimanan dan ketaqwaan
Keimanan dan ketaqwaanKeimanan dan ketaqwaan
Keimanan dan ketaqwaan
 
HIA 3013 Tauhid
HIA 3013 TauhidHIA 3013 Tauhid
HIA 3013 Tauhid
 
Makna syahadat
Makna syahadatMakna syahadat
Makna syahadat
 
Syahadatain
SyahadatainSyahadatain
Syahadatain
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 
Tauhid ppt
Tauhid pptTauhid ppt
Tauhid ppt
 
Multi Artikel Religius Islam
Multi Artikel Religius Islam Multi Artikel Religius Islam
Multi Artikel Religius Islam
 
Rukun iman
Rukun imanRukun iman
Rukun iman
 
Ppt akidah akhlak kls.1
Ppt akidah akhlak kls.1Ppt akidah akhlak kls.1
Ppt akidah akhlak kls.1
 
Af'alullah & af'alul'ibad gabung
Af'alullah & af'alul'ibad gabungAf'alullah & af'alul'ibad gabung
Af'alullah & af'alul'ibad gabung
 
Materi ajar syahadat
Materi ajar syahadatMateri ajar syahadat
Materi ajar syahadat
 
Beberapa Prasangka Negatif terhadap Islam
Beberapa Prasangka Negatif terhadap IslamBeberapa Prasangka Negatif terhadap Islam
Beberapa Prasangka Negatif terhadap Islam
 

Similar to Ringkasan amkai

Similar to Ringkasan amkai (20)

Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptxkeimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
keimanan dan implikasi tauhid dalam islam.pptx
 
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanImplementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
 
ppt kalimat tauhid.pptx
ppt  kalimat tauhid.pptxppt  kalimat tauhid.pptx
ppt kalimat tauhid.pptx
 
kerangka dasar agama islam
kerangka dasar agama islamkerangka dasar agama islam
kerangka dasar agama islam
 
pendidikan islam
pendidikan islampendidikan islam
pendidikan islam
 
Tauhid baru
Tauhid baruTauhid baru
Tauhid baru
 
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamatMakalah konsep iman takdir dan hari kiamat
Makalah konsep iman takdir dan hari kiamat
 
Iman khufur dan syirik
Iman khufur dan syirikIman khufur dan syirik
Iman khufur dan syirik
 
Materi AA kELAS X SEMESTER 1
Materi AA kELAS X SEMESTER 1Materi AA kELAS X SEMESTER 1
Materi AA kELAS X SEMESTER 1
 
Konsep syahadah-dan-tuntutannya
Konsep syahadah-dan-tuntutannyaKonsep syahadah-dan-tuntutannya
Konsep syahadah-dan-tuntutannya
 
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
19245815 perkara-yang-merosakkan-aqidah (1)
 
Agama Islam
Agama IslamAgama Islam
Agama Islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 

Recently uploaded

hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (10)

hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Ringkasan amkai

  • 1. Nama : Nurani Fajri NIM : 06081281320015 Prodi/Jurusan : FKIP/Pendidikan Matematika RINGKASAN MATERI AMKAI Materi 1 I. Makna Syahadatain Membaca dua kalimat syahadat merupakan rukun islam dimana orang yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat ini bukan termasuk orang islam. Syahadat juga kita ketahui adalah gerbang untuk menuju agama Islam bagi pemeluk agama lain. Konsep yang terkandung dalam kalimat laa ilaaha illallaah adalah konsep pembebasan manusia dari penghambaan apapun kecuali Allah SWT semata-mata. Kalimat syahadah ini memberikan pemahaman kepada kita dalam memahami dan bersikap bahwa tidak ada pencipta kecuali Allah saja, tiada pemberi rizki selain Allah, tiada pemilik selain Allah, tiada yang dicintai selain Allah, tiada yang ditakuti selain Allah, tiada yang diharapkan selain Allah, tiada yang menghidupkan dan mematikan selain Allah, tiada yang melindungi selain Allah, tiada daya dan kekuatan selain Allah dan tiada yang diagungkan selain Allah. Kemudian pengakuan Muhammad Rasulullah adalah menerima cara menghambakan diri berasal dari Rasulullah SAW sehingga tata cara penghambaan hanya berasal dari tuntunan Allah yang disampaikan kepada rasul-Nya. II. Definisi Syahadah Secara bahasa, “Asyhadu” berarti saya bersaksi. Kesaksian ini bisa dilihat dari waktu, termasuk dalam aktivitas yang sedang berlangsung dan masih sedang dilakukan ketika diucapkan Asyhadu ini sendiri memiliki tiga arti: a. Al I’lan (pernyataan), QS. Ali Imran (3) : 18 b. Al Wa’d (janji), QS. Ali Imran (3) : 81 c. Al Qosam (sumpah), QS. Al Munafiqun (63) : 2 Secara istilah syahadat merupakan pernyataan, janji sekaligus sumpah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melalui : a. Pembenaran dalam hati (tasdiqu bil qolbi) b. Dinyatakan dengan lisan (al qaulu bil lisan) c. Dibuktikan dengan perbuatan (al ’amalu bil arkan RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 2. III. Makna Laa ilaaha Illallah ‘Laa Ilaaha Illallah’ berarti membuang seluruh ilah dan illahllah berarti menetapkan Allah sebagai satu-satunya Ilah yang sebenar-benarnya berhak di sembah. "Ilah" di dalam bahasa Arab memiliki akar kata alaha yang berarti antara lain : tenteram, lindungan, cinta, dan sembah. Hal ini sesuai dengan firman Allah : "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram"(QS. Ar Ra’ad(13) : 28) Jadi dengan demikian maka kalimat Laa Ilaaha Illallah mengandung beberapa pengertian sebagai yaitu : Laa khaliqa Illallah (Tiada Pencipta kecuali Allah), Laa Raziqa Illallah (Tiada Pemberi Rizqi kecuali Allah), Laa Mudabbira Illallah (Tiada Pengelola kecuali Allah), Laa Hakima Illallah (Tiada Pembuat Hukum kecuali Allah), Laa Waliyya Illallah (Tiada Pelindung kecuali Allah), Laa Ghayata Illallah (Tiada Tujuan kecuali Allah), Laa Ma’buda Illallah (Tiada Sesembahan kecuali Allah). IV. Makna Muhammadurrasulullah Rasulullah merupakan contoh teladan yang utama bagi setiap muslim dan keteladanan ini bersifat total baik secara vertikal kepada Allah yang berupa ibadah-ibadah khusus maupun yang bersifat horisontal kepada sesama makhluk yang berupa ibadah-ibadah yang bersifat umum. V. Syarat syahadat dan yang membatalkan syahadat Syarat syahadat ada tujuh, yaitu: 1. Pengetahuan Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya. 2. Keyakinan Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut. 3. Keikhlasan Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah SWT. 4. Kejujuran Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan. 5. Kecintaan RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 3. Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orangorang yang beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW. 6. Penerimaan Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur’an dan Sunnah Rasul. 7. Ketundukan Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah- Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik. Oleh karena itu, setiap muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya. Yang membatalkan syahadat 1. Thaghut:  Bekerja untuk selain Allah  Memberikan kepada selain Allah (melakukan sesuatu dan meninggalkan sesuatu bukan karena Allah)  Memberikan ketaatan kepada selain Allah  Berhukum kepada selain Allah  Benci dan lari meninggalkan keyakinan terhadap keesaan Allah  Tidak mengenal Allah dengan cara yang benar, tidak bersumber pada AlQu’an dan sunnah 2. Syirik:  Berjampi/meru’yah tidak sesuai dengan AlQur’an dan sunnah  Berhubungan dengan jin (secara langsung)  Meminta tolong kepada yang berhubungan dengan jin  Meramal nasib  Menghadiri majelis dukun dan paranormal  Meminta berkah kepada kuburan  Meminta tolong kepada orang yang telah meninggal  Bersumpah kepada selain Allah  Merasa sial karena melihat/mendengar sesuatu RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 4. Materi 2 Ma’rifatullah Dan Ma’rifatul Islam Sebuah hal yang harus tertanam dalam diri manusia karena pada dasarnya manusia telah bersaksi bahwa Allah adalah Rabbnya (Q.S 7:172) dan dalam hadits Rasululllah dikatakan bahwa jiwa manusia adalah fitrah. 1. Dengan mengenal Allah kita akan mengenal diri kita. 2. Perlu mengenal Allah karena begitu banyak dalil yang terhampar di sekitar kita yang tidak mungkin dinafikkan baik secara akal sehat maupun dengan berbagai pendekatan ilmu. Setiap ayat Allah akan menjadi bahan berfikir dan penambah keimanan serta ketakwaan. 3. Hasil dari pengenalan kepada Allah adalah bertambahnya iman dan takwa sehingga dapat memberikan ketenangan, memberikan keamanan, mendapatkan kebebasan, memperoleh keberkahan, menjadi pemimpin dunia, mendapatkan kehidupan yang baik, kebahagian di akhirat kita akan dimasukkan kedalam surga dan mendapatkan keridhaan Allah. 4. Merupakan kewajiban bagi seorang muslim 5. Mengenal Allah dengan mentadaburi ayat-ayat-Nya adalah sangat penting dan utama agar selamat dari api neraka. Untuk mengenal Allah kita memerlukan jalan,yaitu: 1. Lewat akal:  Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini:  fenomena terjadinya alam (52:35)  fenomena kehendak yang tinggi(67:3)  fenomena kehidupan (24:45)  fenomena petunjuk dan ilham (20:50)  fenomena pengabulan doa (6:63)  Ayat Qur'aniyah/ayat Allah di dalam Al-Qur’an:  keindahan Al-Qur' an (2:23)  pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70]  pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55) 2. Lewat memahami Asma’ul Husna:  Allah sebagai Al-Khaliq (40:62)  Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6)  Allah sebagai pemilik (2:284)  Dan sebagainya (59:22-24) RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 5. 3. Melalui para Rasul  Manusia juga bisa mengenal Allah melalui kisah Rasul-rasul yang diutus-Nya untuk menyebarkan risalah-Nya. Hal-hal yang dapat menghalangi kita untuk mengenal Allah, yaitu: 1. Kesombongan (QS 7:146; 25:21). 2. Dzalim (QS 4:153) 3. Bersandar pada panca indera (QS 2:55) . 4. Dusta (QS 7:176) 5. Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) . 6. Berbuat kerusakan/Fasad . 7. Lalai (QS 21:1-3) . 8. Banyak berbuat ma’siyat . 9. Ragu-ragu (QS 6:109-110) Hakikat Rukun Islam Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu Rukun Islam. Rukun Islam merupakan landasan operasional dari Rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya.  Syahadat adalah agreement (perjanjian) antara seorang muslim dengan Allah SWT [7.172]. Seseorang yang telah menyatakan Laa ilaaha ilallaah berarti telah siap untuk fight (bertarung) melawan segala bentuk ilah di luar Allah dida1am kehidupannya [29:2].  Shalat adalah training: sebagai latihan agar setiap muslim di dalam kehidupannya adalah dalam rangka sujud (beribadah) kepada Allah [6:162]  Zakat adalah training, yaitu sebagai latihan agar menginfakkan hartanya, karena setiap harta seorang muslim adalah milik Allah.[57:7, 59:7]. "Engkau ambil zakat itu dari orang-orang kaya mereka dan engkau kembalikan kepada orang-orang fakir mereka” (HR Mutafaqun ‘alahi).  Shoum adalah training, yaitu sebagai latihan pengendalian kebiasaan pada jasmani, yaitu makan dan minum dan ruhani, yaitu hawa nafsu. [2:185]  Haji adalah training, yaitu sebagai latihan dalam pengorbanan jiwa dan harta di jalan Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan derajat dengan sesama manusia. [22:27-28] RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 6. Defenisi Islam secara Ethimologi/Bahasa :  Islamuk Wajih : menundukkan wajah [Q.S. 4:125]  Al-istislaam : Tunduk patuh, berserah diri [Q.S. 2: 131, 3:83]  As-saliim : Suci bersih [Q.S. 26: 89]  As-salam : Selamat dan sejahtera [Q.S. 6: 54]  As-silm : Perdamaian [Q.S. 47: 35]  Sullam : Tangga, yang berarti bertahap Defenisi Islam secara Istilah : Islam adalah ketundukan (al-khudhu’) kepada wahyu Illahi [Q.S. 53: 4, 21:7] yang diturunkan kepada para nabi dan rasul [Q.S. 2:136, 3: 84] khususnya Muhammad saw, sebagai hukum/ aturan Allah swt [Q.S. 5: 48-50] yang membimbing ummat manusia ke jalan yang lurus [Q.S. 6: 153] manuju kebahagiaan dunia dan akhirat [Q.S. 16: 97, 2: 200, 28: 77] Defenisi Islam secara Terminologis : Menurut Sa’id Hawa dalam bukunya Al-Islam, Al-Islam adalah “menerima segala perintah dan larangan Allah swt, yang telah diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul.” Letak Kesempuranaan Islam  Sempurna sistemnya (Syumuliatul Minhaj)  Berlaku sepanjang zaman (Syumuliatuzzaman)  Berlaku dimanapun dan kondisi apapun (Syumuliatul makaan) Materi 3 Ma’rifaturrasul Nabi Muhammad SAW seorang hamba yang dipilih Allah untuk menyampaikan ajaran Islam. Rasul kita ini terlahir dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib pada tanggal 12 Rabbiul awal 571 M di Mekkah, sebuah daerah di bagian agak selatan Jazirah Arab. Daerah ini biasa dibilang masih terbelakang, jauh dari pusat perdagangan, apalagi seni dan pengatuhan, di usia enam tahun ibundanya pun pergi ke alam Baqo’. Sedih……of course ! Muhammad melewati masa-masa yang sulit, dia hidup dengan kakeknya yang telah berusia senja tetapi sangat menyayangi beliau. Kehidupan harus terus berjalan, Muhammad pun menjadi sosok cerdas dan cakap. Kedewasaan jiwanya tertempa dengan baik. Nabi Muhammad SAW memiliki sifat jujur dan adil, sabar, bijaksana, cerdas. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 7. Materi 4 Ghauzul Fikr Upaya – upaya yang dilakukan oleh orang kafir dilakukan secara terus menerus tanpa mengenal lelah(Q.s 2 : 217). Tujuan merek adalah untuk menjauhkan kita dari agama islam dan masuk kedalam agama mereka, paling tidak kita dibuatnya lalai dalam melaksanakan ajaran islam. Dalam bahasa arab, GF masudnya ialah serangan pemikiran yang dilancarkan oleh musuh-musuh islam secara terus-menerus dan terorganisir untuk merubah agama dan kepribadian umat islam. Dan sebagai sasaran yang paling utama adalah remaja atau pemuda islam. Dampaknya dari semua usaha mereka itu adalah lahirnya generasi-generasi islam yang kosong dari pemahaman islam yang tidak mengenal agama sendiri. Untuk menjauhkan kita dari agama islam yang kita cintai ini, yaitu diantaranya melalui : 1. Fun (hiburan) 6. Sexs 2. Food (makanan) 7. Sinema (Film) 3. Fashion (mode) 8. School (sekolah) 4. Foundation (yayasan/ lembaga) 9.Sport (Olahraga) 5. Song ( musik/lagu) Sasaran Ghowzul Fikr 1. Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. QS. 17:73 ; QS. 5:49 2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir. QS. 2;217, QS. 2;120 3. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS. 9;32 Metode Ghowzul Fikr 1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas.  Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan) Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.  Tasywih (Pencemaran/pelecehan) Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.  Tadhlil (penyesatan)  Upaya orana kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara yang kasar.  Taghrib (pembaratan/westernisasi) Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat. 2. Menyerang Islam dari dalam  Penyebaran faham sekuralisme RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 8. Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.  Penyebaran faham nasionalisme Nasionalisme mmbunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas kekuatan umat Islam. (Hadits 1) .  Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya. Hasil Ghowzul Fikr 1. Umat Islam menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah QS 25:30 2. Minder dan rendah diri QS 3:139 3. Ikut-ikutan QS 17:36 4. Terpecah-belah QS 30:32 Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas dan pasti. Tetapi musuh Islam berusaha menghilangkan nilai keislaman dari umat Islam secara perlahan-lahan. Maka disodorkanlah pada muslimin nilai yang tidak Islami. Mulanya umat Islam tidak menerimanya (tidak terasa) tapi lama kelamaan karena usaha mereka yang terus-menerus ditambah umat Islam yang malas mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam dengan nilai-nilai non Islam tersebut, bahkan nilai-nilai yang menyimpang dengan Islam sudah danggap biasa. Dan sebaiknya ketika disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau menerima Islam dan menjauh, seperti yang terjadi sekarang ini. Materi 5 Baca, Tulis Al-Qur’an Al-Quran adalah kalam Allah swt, yang dengan membacanya akan mempunyai nilai ibadah. Sebagaimana ibadah yang lain, maka dalam membaca Al-Quran harus diperhatikan adab-adabnya. Salah satu di antara adab tersebut adalah membaca dengan tartil. Tartil adalah membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Quran dengan terang dan teratur, mengenal tempat-tempat waqaf, sesuai dengan aturan-aturan tajwid, serta tidak terburu-buru. Semua ulama sepakat bahwa membaca Al-Quran dengan baik dan benar adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 9. Definisi Ilmu Tajwid Lafaz tajwid menurut bahsa artinya membaguskan. Sedangkan menurut istilah, ”mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan haknya dan mustahak-nya.” Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya seperti sifat al-jahr, isiti’la’, istifal, dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa’, dan lain sebagainya. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid Hukum mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu kifayah. Sedangkan membaca Al-Quran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid hukumnya fardhu ‘ain. Jadi, mungkin saja terjadi seorang qari’ (pembaca Al-Quran), bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali tidak mengetahui ilmu-ilmu tajwid, seperti idzhar, mad wajib, mad jaiz, dan lain sebagainya. Maka baginya sudah cukup apabila muslim yang lain sudah banyak mempelajari teori ilmu tajwid, karena hal ini fardhu kifayah. Firman Allah swt. dalam Al-Quran : “...Dan bacalah Al-Quran dengan tartil.” (Al Muzammil: 4) Ali ra. menjelaskan arti tartil dalam ayat ini, yaitu men-tajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqaf. Hukum Nun Mati dan Tanwin 1. Idzhar, artinya jelas. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idzhar ( ع غ خ ح ه ء ). Contoh; مَْق رََ يق اًم وَْق 2. Idgham, artinya memasukkan. Kaidah ini ada dua macam, yaitu : Pertama, idgham ma’alghunnah (idgham bighunnah), artinya memasukkan dengan disertai dengung. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ( و م ن ي ) maka dibaca dengan disertai dengung. Kedua, idgham bilaghunnah, artinya memasukkan tanpa dengung. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ل dan ر maka dibaca tanpa disertai dengan dengungan. Contoh idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah sebagai berikut : , انْرَبًم ا حَتًم مَ وَرَ ررْرَمَق 3. Iqlab; artinya mengubah. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf , ب maka berubah menjadi mim dan disertai dengan dengung. Contoh : انَق لَْ خق RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 10. 4. Ikhfa’. Artinya menutupi. Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf ikhfa’ maka dibaca dengan samar-samar (antara idzhar dan idgham). Huruf-huruf ikhfa’ ada 15 yaitu semua huruf selain huruf-huruf di atas. Contoh : اْنَق ا تَحْ حم Hukum Mim Mati Apabila terdapat mim mati dalam bacaan Al-Quran, maka hokum bacaannya adalah sebagai berikut : 1. Ikhfa’ syafawi, yaitu jika ada mim mati bertemu ba’, maka cara membacanya mim tampak samar disertai dengan ghunnah. Contoh : ( ت – مَق ) مَق مَق مَْق رَق ا بَنْق 2. Idgham mislain; yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan mim, maka cara membacanya harus disertai dengan dengungan. Contoh : ( م – مَق ) بَْح مَق انَيْمْرَ نق 3. Idzhar syafawi; yaitu apabila terdapat mim mati bertemu dengan selain dua huruf di atas, maka mim harus dibaca dengan jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu dengan fa’ dan waw. Contoh : ( ب – مَق ) ا يَاْرَق تَْْ رم رحقِ مَْْق Hukum Mad Arti mad menurut bahasa adalah ‘tambahan’, sedangkan secara istilah berarti memanjangkan suara dengan lama ketika mengucapkan huruf mad. Hukum mad ada tiga, yaitu : 1. Waw sukun yang huruf sebelumnya berharakat dhammah; 2. Ya’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah; 3. Alif yang sebelumnya berharakat fathah. Adapun mad terbagi sebagai berikut : Pertama, mad tahabi’I atau mad asli. Panjangnya 2 harakat. Contoh : ا وِد – ايِد – اَد اهِيَح وِد . Kedua, mad far’i. Panjangnya dua sampai enam harakat. Pemanjangan mad ini ada yang disebabkan bertemu dengan hamzah dan ada yang disebabkan waqaf (berhenti), ada yang disebabkan bertemu huruf sukun dan ada yang karena aslinya harus dibaca panjang. Mad far’i terbagi menjadi dua, yaitu : A. Mad yang dibaca panjang karena bertemu dengan huruf hamzah :  Mad wajib muttasil, yaitu apabila mad bertemu dengan hamzah dalam satu kata. panjangnya 5 harakat ketika easaal (terus) dan 6 harakat ketika waqaf. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 11. Contoh حَْ ءَحقَد :  Mad jaiz munfasil, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kata yang terpisah. Panjangnya 2 sampai 5 harakat. Pembacaannya pun harus seragam. Kalau memulai dengan 2 harakat, maka seterusnya harus dibaca 2 harakat. Contoh :  Mad shillah thawillah, yaitu apabila ba’ dhamir bertemu dengan hamzah dalam kata yang terpisah. Panjangnya sama dengan mad jaiz munfasil. Contoh :  Mad badal, yaitu apabila hamzah bertemu dengan huruf mad. Panjangnya 2 harakat.Contoh : B. Mad yang dibaca panjang karena sukun  Mad ‘arid lis sukun, yaitu apabila mad thabi’i jatuh sebelum huruf yang diwaqaf-kan. Panjangnya 2 sampai 6 harakat. Contoh :  Mad layin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf yang sebelumnya waw sukun atau ya’ sukun yang didahului oleh huruf berharakat fathah. Panjangnya 2 sampai 6 harakat. Contoh :  Mad ‘iwadz, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin fathah. Panjangnya 2 harakat. Contoh :  Mad tankiin, yaitu apabila ada ya’ ber-tasydid bertemu dengan ya’ sukun. Panjangnya 2 harakat. Contoh :  Mad lazim mutsaqal kalimi, yaitu apabila ada huruf sukun jatuh sesudah mad badal. Panjangnya 6 harakat. Contoh :  Mad farq, yaitu apabila terdapat huruf yang ber-tasydid jatuhsetelah mad badal panjangnya 6 harakat. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 12.  Mad lazim harmiy usyba’, yaitu huruf-huruf yang terdapat dalam pembukaan surat. Huruf ini dibaca 6 harakat.  Mad lazim mukhaffaf harmiy, yaitu huruf yang juga terdapat dalam pembukaan surat. Huruf ini dibaca 2 harakat. Tanda Tanda Waqof Dalam Al Quran ada beberapa tanda waqof yang harus difahami agar seorang pembaca Al-quran dapat membaca alquran dengan baik tanpa mengurangi arti dari ayat ayat yang dibacanya. Hal ini disebabkan bacaan Al-quran apabila dibaca dan berhenti ditempat yang salah maka akan berubahlah artinya. Tanda-tanda waqof itu adalah sebagai berikut:  Dilarang berhenti / wajib terus لا  Dilarang terus / wajib berhenti م  Sebaiknya berhenti خْ  Sebaiknya terus صخ “Bacalah Al-Quran, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela bagi orang-orang yang mempelajari dan menaatinya.” (HR. Muslim) Istilah-Istilah dalam Al-Quran  Pertama, sajdah; sunnah melakukan sujud tilawah. Sajadah terdapat di 15 surat dalam Al-Quran. Sujud ketika menjumpai sajdah dalam Al- Quran hukumnya sunnah dilakukan di dalam dan di luar shalat, disunnahkan bagi yang membaca dan mendengarkannya. Kecuali di dalam shalat, kalau imam tidak sujud, maka makamum mengikuti imam. Disyaratkan bagi yang melakukan menghadap kiblat, suci dari hadats, boleh dilakukan dengan diawali berdiri atau duduk, boleh juga diawali dengan takbiratul ikram atau tanpa dengannya, diakhiri tanpa salam atau dengannya. ...Subhaa narabbiyal ’alaa.. (Maha suci Allah yang Maha tinggi)  Kedua, saktah; berhenti sejenak tanpa bernafas. Menurut Imam Hafs, saktah hanya ada di empat tempat, cirinya ada huruf sin, yaitu :  Surat Al-Kahfi : 1-2  Surat Yasin : 52  Surat Al-Qiyamah : 27  Surat Al-Muthaffifin : 14 RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 13. Tujuan membaca saktah untuk meluruskan arti ayat-ayat tersebut di atas. Ketiga, isymam; yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir, cara ini harus langsung melihat dari seorang guru yang pernah ber-talaqqi. Isymam dibaca ketika membaca surat Yusuf ayat 11.  Keempat, imalah; artinya membaca fathah yang miring ke kasrah. Imalah dibaca ketika membaca surat Hud ayat 41, pada ra’ dibaca re’ (baca : seperti remote). Jadi majreha.  Kelima, tashil; artinya membaca hamzah dengan suara yang tidak jelas sehingga mirip ha dengan tujuan agar lebih mudah. Tashil dibaca dalam surat Fushilat ayat 44. Dalam riwayat lain, tashil dibaca dengan menyatukan hamzah dan alif.  Keenam, ash-shofr al-mustadir; yaitu bulatan sempurna, tanda ini biasanya terdapat di mushaf-mushaf Timur Tengah, diletakkan di atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika wasal (terus) atau waqaf.  Ketujuh, ash-shofr al-mustadir, yaitu bulatan sempurna, tanda ini biasanya terdapat pada mushaf – mushaf Timur Tengah, diletakkan di atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika wasal atau waqaf. Contoh : دو ئَك  Kedelapan, ash-shofr al-mustatilul qaim; bulatan lonjong tegak, biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika wasal, namun dibaca panjang ketika waqaf. Contoh: خ هر حْ د  Kesembilan, naql; memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya. Contoh : سم لإ د ب ئس dibaca ب ئ س ل سم Materi 6 Catatan Fiqih THAHARAH (Bersuci) Thaharah artinya bersuci yaitu membersihkan diri dari najis dan hadast kecil atau besar dan cara mensucikannya. Menurut hukum syara’, kedudukan bersuci dalam ibadah Islam sangat penting. Thaharah termasuk syarat yang menentukan diterima atau ditolak oleh Allah SWT ibadah seseorang. Air dan macam-macamnya. 1. Air mutlak, hukumnya ialah bahwa ia suci lagi menyucikan. Artinya bahwa ia suci pada dirinya dan menyucikan bagi lainnya. Antara lain : RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 14. a. Air hujan, salju atau es, dan air embun. Berdasarkan firman Allah SWT, ”..Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu.” (Q.S.Al-Anfal : 11). b. Air laut, berdasarkan hadist Abu Hurairah r.a. katanya : “Seorang laki-laki menanyakan kepada Rasulullah, katanya : Ya Rasulullah, kami biasa berlayar di lautan dan hanya membawa air sedikit. Jika kami pakai air untuk berwudhu, akibatnya kami akan kehausan, maka bolehkah kami berwudhu dengan air laut? Berkata Rasulullah SAW : “Laut itu airnya suci lagi menyucikan, dan bangkainya halal dimakan.” c. Air telaga, karena apa yang diriwayatkan dari Ali r.a.yang artinya bahwa Rasulullah SAW meminta seemberpenuh dari air zam-zam, lalu diminumnya sedikit dan dipakainya buat berwudhu. (H.R.Ahmad) d. Air yang berubah disebabkan lama tergenang atau tidak mengalir. 2. Air musta’mal, yang terpakai. Yaitu air yang telah terpisah dari anggota-anggota orang yang berwudhu dan mandi. Hukumnya suci lagi menyucikan seperti halnya air mutlak. Hal itu dikarenakan asalnya yang suci, sedang tidak dijumpai suatu alasan pun yang membatalkannya dari kesucian itu. 3. Air yang bercampur dengan barang yang suci. Misalnya dengan sabun, tepung, dan lain-lain yang bisanya terpisah dari air. Hukumnya tetap menyucikan selama kemutlakannya masih terplihara. Jika sudah tidak, hingga ia tak dapat lagi dikatakan air mutlak, maka hukumnya ialah suci pada dirinya, tidak menyucikan bagi lainnya. 4. Air yang bernajis, dalam hal ini terdapat dua macam pendapat : a. Bila najis itu mengubah salah satu diantara rasa, warna, atau baunya. Dalam keadaan ini para ulama besepakat bahwa air itu tidak dapat dipakai untuk bersuci. b. Bila air tetap dalam keadaan mutlak, dengan arti salah satu diantara sifat tiga tadi tidak berubah, hukumnya ia adalah suci dan menyucikan, dengan jumlah yang sedikit atau pun banyak. Perihal Najis Najis adalah kotoran yang bagi setiap Muslim wajib mensucikan diri dari padanya dan mensucikan apa yang dikenainya. Macam-macam najis : 1. Bangkai, kecuali : a. Bangkai ikan dan belalang. b. Bangkai binatang yang tidak mempunyai darah mengalir, seperti semut. c. Tulang dari bangkai, tanduk, bulu, rambut, kuku, dan kulit. 2. Darah, baik ia mengalir atau tertumpah. Misalnya yang mengalir dari hewan yang disembelih. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 15. 3. Daging babi. 4. Muntah. 5. Kencing. 6. Kotoran manusia. 7. Wadi, yaitu air putih kental yang keluar mengiringi kencing. 8. Madzi, yaitu air putih bergetah yang keluar sewaktu mengingat senggama atau ketika sedang bercanda. 9. Mani. Sebagian para ulama berpendapat bahwa ia najis. Pendapat yang kuat ia adalah suci, tetapi disunatkan mencucinya bila ia basah, dan mengoreknya bila kering. 10. Kencing dan kotoran binatang yang tidak dimakan dagingnya. 11. Binatang jallalah, yaitu binatang yang memakan kotoran yang dagingnya tidak baik bagi manusia. 12. Khamar yaitu arak. 13. Anjing. Macam-macam najis ada 4 tingkatan : 1. Najis mughallazah, yaitu najis yang berat. Disucikan dengan menggunakan air tujuh kali dan satu kali dengan tanah atau debu yang suci. Contoh : benda atau anggota badan yang dijilat anjing. 2. Najis mutawwasitah, yaitu najis yang sedang. Disucikan dengan menghilangkan najisnya dengan air, bau, rasa, dan warnanya. Najis mutawwasitah ada 2 jenis, yaitu najis ainiah dan najis hukmiah. Najis ainiah yang masih ada najisnya maka dibersihkan sampai tidak ada lagi bau, rasa, dan warnanya. Najis hukmiah yaitu najis yang sudah kering dan tidak ada lagi najisnya, maka disucikan dengan menyiramkan air pada yang terkena najis. 3. Najis mukhaffafah, yaitu najis yang ringan. Contohnya : kencing bayi laki-laki yang belum makan kecuali ASI. Mensucikannya cukup dengan memercikkan air pada yang terkena najis. 4. Najis Ma’fu yaitu najis yang dimaafkan. Contohnya percikkan air yang tidak tentu asalnya. Maka tidak perlu disucikan dan syah dipakai shalat atau tawaf. Perihal hadast. Hadast artinya yang menghalangi seorang muslim melaksanakan kewajiban ibadah seperti sholat dan thawaf. Sebab seseorang yang sedang berhadast berada dalam keadaan tidak suci. Hadast ada dua macam : a. Hadast kecil penyebabnya, 1. Keluar sesuatu dari kubul atau dubur. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 16. 2. Mengeluarkan angin berbau atau tidak berbau. 3. Mengeluarkan mazi dan wadi. 4. Menyentuh kelamin dengan telapak tangan tanpa memakai alas. b. Hadast besar, yaitu beradanya seorang muslim dalam keadaan kotor atau jumud. Wajib mandi janabah (junub) sebelum shalat dan thawaf. Penyebabnya : 1. Keluar mani bagi laki-laki karena mimpi waktu tidur siang atau malam. 2. Hubungan kelamin atau berzina (senggama) dengan mengeluarkan mani ataupun tidak. 3. Seorang muslimah yang baru berhenti dari haid. 4. Seorang wanita muslim yang baru selesai nifas. Tata cara mandi Janabah : a. Membaca basmalah, dengan niat semata karena Allah. b. Mencuci kotoran yang melekat pada kemaluan. c. Berwudhu sama dengan wudhu untuk shalat, kecuali mencuci kedua kaki ditangguhkan. d. Menuangkan air sampai rata ke sekujur tubuh, mulai dari pangkal rambut sampai ujung kaki didahulukan anggota yang kanan. e. Membasuh kedua kaki dengan mendahulukan kaki kanan. Wudhu Wudhu adalah bersuci dengan air mengenai muka, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki. Wudhu itu mempunyai fardhu dan rukun-rukun yang tersusun secara tertib. Perinciannya adalah sebagai berikut : 1. Niat 2. Menyapu muka satu kali, batas muka itu panjangnya ialah dari puncak kening sampai dagu, sedang lebarnya dari pinggir telinga sampai ke pinggir telinga yang lainnya. 3. Membasuh kedua tangan sampai siku. 4. Membasuh kepala. 5. Membasuh kedua kaki sampai ke mata kaki. 6. Tertib dan berurutan. Sunah-sunah wudhu : 1. Memulai dengan basmalah. 2. Menggosok gigi atau siwak. 3. Membasuh dua telapak tangan sewaktu hendak memulai wudhu. 4. Berkumur sebanyak 3 kali. 5. Memasukkan air ke hidung kemudian mengeluarkannya sebanyak 3 kali. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 17. 6. Menyilang-nyilangi jenggot. 7. Menyilang-nyilangi anak jari. 8. Membasuh tiga kali setiap pelaksanaan fadhu wudhu. 9. Tayamun, artinya mulai membasuh yang kanan dari yang kiri. 10. Menggosok, maksudnya melewatkan tangan ke atas anggota wudhu bersama air atau di belakangnya. 11. Muwalat, artinya berturut-turut membasuh anggota badan jangan sampai orang yang berwudhu itu menyela wudhunya dengan pekerjaan lain. 12. Menyapu kedua telinga. Hikmah thaharah Arti thaharah dalam pengertian yang lebih luas lagi mencakupi seluruh kegiatan manusia yang berhubungan dengan maha Pencipta Allah SWT, maupun yang berhubungan dengan diri sendiri dan sesama manusia. Thaharah yang berhubungan dengan Allah yaitu ibadah manusia yang beribadah wajib dalam keadaan suci. Suci niat, badan, dan pikiran jadi meliputi jasmani dan rohani. FIQH SHOLAT A. Pengertian Shalat Shalat secara lughawi berasal dari kata Bahasa Arab shallayushalli- shalaatan mengandung makna doa atau pujian. Shalat menurut syariat Islam adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun tertentu. Beberapa keistimewaan shalat antara lain : 1. Shalat merupakan amalan yang disyariatkan hanya untuk umat Muhammad. 2. Perintah shalat diterima langsung oleh Nabi Muhammad dari Allah azza wa jalla. 3. Shalat merupakan media komunikasi yang canggih bagi seorang hamba kepada Allah. 4. Dengan shalat seseorang mampu menundukkan jiwa dan raganya di hadapan Allah dan dapat merasakan betapa keagungan dan kekuasaan-Nya meliputi segala ciptaan-Nya. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab kelak di akhirat, jika baik shalatnya, maka baik pula amal ibadahnya yang lain. Bila buruk shalatnya, maka buruk pula amal ibadahnya yang lain. B. Dalil Wajib Shalat Dalam Q.S. Al-Hajj : 77 “Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 18. Q.S. Al-Baqarah : 43 Q.S. An-Nisa : 103 C. Eksistensi Shalat dalam Islam 1. Shalat adalah tiang agama Rasulullah SAW bersabda : “Pokok urusan ialah Islam, sedangkan tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Mu’adz) 2. Ibadah yang pertama kali diwajibkan 3. Ibadah yang pertama kali dihisab. 4. Amalan yang membedakan dengan orang kafir. 5. Amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. 6. Shalat adalah kewajiban yang tak bias ditawar-tawar. D. Hikmah disyariatkannya shalat 1. Mencegah perbuatan mungkar (Q.S. Al-ankabut : 45). Dalam sabda Rasulullah SAW : “Barangsiapa yang shalatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, maka tidaklah ia mendapat apapun dari Allah kecuali hanya bertambah jauh.” (HR. Thabrani). 2. Mendidik menjadi pribadi disiplin. 3. Melatih menjadi pribadi yang tangguh. 4. Meninggikan derajat. 5. Diampuni dosanya. 6. Shalat melatih hidup secara tertib dan teratur. 7. Shalat mengajarkan sifat tawadhu dan rendah hati. 8. Shalat meningkatkan kesehatan jasmani secara optimal. 9. Mukjizat gerakan shalat. Dalam buku “Mukjizat Gerakan Shalat”, Drs. Madyo Wratsongko MBA mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat saraf, mengaktifkan sistem keringat, dan sistem pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari dalam tubuh, membiaskan pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, dan membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh. E. Ancaman Bagi yang Enggan Shalat 1. Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa udzur sampai batas waktu habis maka ia telah kafir. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan dari Jabir RA Rasulullah SAW RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 19. bersabda : “Batas antara seseorang dengan kekeafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, Ahmad dan ash-habus Sunan). 2. Tidak akan memperoleh cahaya pada hari kiamat. F. Syarat Wajib Shalat 1. Islam 2. Berakal 3. Baligh 4. Suci dari haid dan nifas 5. Terjaga (sadar) 6. Telah sampai perintah shalat kepadanya. G. Syarat Sah Shalat 1. Sudah masuk waktu shalat. 2. Suci dari hadast besar dan hadast kecil. 3. Suci dari najis. 4. Menghadap kiblat. 5. Menutup aurat. H. Rukun Shalat 1. Niat 2. Berdiri (bagi yang mampu) 3. Takbiratul Ihram 4. Membaca surah Al Fatihah 5. Ruku’ 6. I’tidal 7. Sujud 8. Duduk di antara 2 sujud 9. Duduk tasyahud akhir 10. Membaca do’a tasyahud akhir 11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW 12. Memberi salam 13. Tertib I. Sunah-sunah Shalat 1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, akan melakukan rukuk, bangkit dari rukuk, dan berdiri pada rakaat yang ketiga (setelah tahiyat awal). 2. Meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri ketika bersedekap. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 20. 3. Membaca do’a iftitah sesudah takbiratul ihram. 4. Membaca “aamiin” setelah membaca surah Al-Fatihah. 5. Membaca ayat atau surah Al-Qur’an sesudah membaca surah Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua. 6. Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan ayat atau surah Al-Quran pada rakaat pertama dan kedua dalam shalat Maghrib, Isya, dan Subuh bagi imam. 7. Membaca takbir ketika berpindah rukun. 8. Meluruskan bagian belakang kepala dengan punggung ketika rukuk. 9. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud. 10. Membaca “Sami’allahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk dan membaca “Rabbanaa walakal-hamdu”. 11. Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha ketika duduk tasyahud. 12. Duduk Iftirasy dalam semua duduk shalat. 13. Duduk tawarruk ‘bersimpuh’ pada waktu tasyahud akhir. 14. Membaca salam yang kedua. 15. Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri pada waktu membaca salam yang pertama dan kedua. J. Hal-hal Yang Makruh Dalam Shalat 1. Tidak menyempurnakan rukuk dan sujud. 2. Berpaling ke kanan atau ke kiri ketika shalat. 3. Menengadah ke langit. 4. Menggerak-gerakkan anggota badan. 5. Meludah ke depan. 6. Bertolak pinggang. 7. Menguap. 8. Membunyikan ruas jari tangan. 9. Menahan buang air besar, air kecil, maupun kentut. 10. Menahan keinginan makan dan minum sesudah makanan tersedia. 11. Memejamkan mata. 12. Melakukan shalat ketika sedang mengantuk. 13. Menurunkan kain hingga mengenai lantai (bagi laki-laki). K. Hal-hal Yang Membatalkan Shalat 1. Meninggalkan salah satu syarat sahnya shalat. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 21. 2. Meninggalkan salah satu rukun atau sengaja tidak menyempurnakannya seperti melakukan i’tidal sebelum rukuk. 3. Banyak bergerak. 4. Berbicara dengan sengaja. 5. Makan dan minum. PENYELENGGARAAN JENAZAH MENURUT TUNTUNAN ISLAM A. PERSIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN Berkenaan dengan kematian orang lain, maka kitapun harus mempunyai persiapan untuk menghadapinya, dari orang tersebut sakit, sekarat, sampai meninggal. Menjenguk Orang Sakit Menjenguk orang sakit hukumnya sunah. Guna menghibur kesedihannya. Menghadapi Orang Sakit Parah Orang yang sudah sakit parah, sedang menghadapi sekarat dan kemungkkinan akan menghembuskan nafas yang terakhir, kepadanya hendaklah dilakukan beberapa hal yang disunahkan Rasulullah, diantaranya yaitu : 1. Dihadapkan ke kiblat, 2. Ditalqinkan dengan kalimat tauhid, 3. Sebaiknya dibacakan Surat Yaasiiin. Mengurus Mayat Yang Baru Meninggal 1. Memejamkan matanya, menyebut yang baik-baik saja, mendoakan dan memintakan ampun atas dosanya. 2. Menyedekapkan tangannya diatas perut, meluruskan kakinya, dan mengatupkan mulutnya jika ternganga, bila diperlukan boleh memakai tali pengikat. 3. Meletakkan mayat dengan posisi menghadap kiblat, sebagaimana ketika sedang sakit parah. 4. Menutupi seluruh badanya dengan kain. Ini dilakukan agar auratnya tertutup sebagai kehormatan baginya. 5. Dibolehkan bagi yang masih hidup mencium mayat tersebut sebagai tanda sayang dan duka cita atas kematiannya. 6. Jika mayat punya hutang segera dibayarkan, baik dari harta peninggalan si mayat atau dari harta keluarganya. 7. Memberitahukan kematiannya kepada keluarga, kaum kerabat, dan kaum muslimin. 8. Tidak boleh meratapi kematiannya, karena semuanya sudah menjadi ketentuan Allah SWT karenanya keluarganya harus melepasnya dengan rela dan ikhlas. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 22. 9. Harus dihindari dari segala sesuatu yang mengandung unsure syirik, khurafat, tahayul, dan bid’ah seperti membakar kemenyan, membaca mantra-mantra dan lainnya B. MEMANDIKAN JENAZAH Hukum Memandikan Jenazah Memandikan jenazah hukumnya fardhu kifayah (wajib kolektif). Semua orang islam yang meninggal harus dimandikan selagi dapat dijumpai tubuhnya atau sebagian tubuhnya., kecuali ada beberapa oranng yang tidak wajib dimandikan, yaitu: 1. Orang yang mati syahid, yaitu gugur dalam jihad membela agama Allah, perang melawan orang kafir. 2. Tubuhnya tidak memungkinkan untuk dimandikan. Seperti orang yang mati terbakar, kulitnya melepuh atau hangus, jika dimandikan akan terkelupas atau yang lainnya. 3. Bayi yang gugur sebelum sempurna masanya dalam kandungan, dan ketika keluar sudah tidak bernyawa (keguguran) Persiapan Memandikan Jenazah 1. Tempat Pemandian Jenazah Tempat ini harus tertutup agar tidak terlihat oleh orang lain dari luar, dan luas supaya memudahkan proses memandikan. 2. Peralatan mandi jenazah, diantaranya: a. Wadah air bersih, seperti drum, bak air, dan lain-lain. b. Wadah air kecil, seperti ember untuk wadah air kapur barus, air sabun, air bedara, dan lain-lain. c. Siduk atau gayung air. d. Dipan atau bangku untuk meletakkan jenazah, bagian kepala lebih ditinggikan, jika ada, kalau tidak ada bisa dipangku. e. Kapas untuk membersihkan kotoran jenazah. f. Sarung tangan untuk menceboki jenazah. g. Haduk untuk mengeringkan badan jenazah. h. Kain jari untuk tutup seperlunya. i. Orang yang akan memandikan jenazah. Orang yang paling berhak memandikan jenazah adalah keluarga dekatnya, seperti anak, orang tua, suami, istri, kakak, adik, paman, keponakan, dan seterusnya dari kalangan mahram atau kerabatnya. Kalau tidak ada keluarganya boleh orang lain. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 23. Cara Memandikan Jenazah 1. Baringkan jenazah di atas dipan atau bangku dengan meninggikan bagian kepalanya. 2. Ambil kain untuk menutupi aurat jenazah, kemudian lepaskan pakaian yang semula dipakai oleh jenazah yang biasanya dalam keadaan kotor. 3. Yang memandikan hendaknya mulai dengan niat memandikan jenazah, lalu membaca Basmalah. 4. Kepala dan punggung jenazah diangkat (posisi setengah duduk) lalu perutnya diurut pelan-pelan (untuk mengeluarkan kotorannya) sambil disiram air. Setelah yakin kotorannya habis jenazah diceboki sampai bersih (sebaiknya menggunakan sarung tangan), kemudian masukkan jari-jari kemulutnya untuk membersihkan gigi dan mulutnya untuk membersihkan gigi dan mulutnya (juga sebaiknya menggunakan saung tangan yang bersih), selanjutnya juga bersihkan pula kotoran-kotoran yang ada di telinga, mata, dan hidungnya dengan kapas. 5. Jenazah di wudhu’kan sebagaimana wudhu’ untuk shalat, dengan anggota wudhu’ untuk muka, kedua tangan sampai siku, kepala, dan kedua kaki sampai mata kaki. (wudhu’ ini juga boleh dikerjakan setelah selesai memandikannya). 6. Jenazah dimiringkan ke kiri, lalu siram bagian kanannya sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil di gosokpelanpelan dengan air sabun. Kemudian miringkan jenazah ke kanan, lalu siram bagian kirinya dari kepala sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil digosok pelan-pelan dengan air sabun. Kemudian jenazah diterlentangkan kemudian siram bagian depannya dari kepala (muka) sampai kaki dengan air bersih tiga kali sambil digosok pelan-pelan dengan air sabun. Selanjutnya bilaslah jenazah tersebut secukupnya hingga bersih tidak ada air sabunnya lagi. 7. Setelah jenazah bersih, siramlah bagian kanan, kiri, dan depannya (mengulangi sebagaimana pada posisi/cara sebelumnya) dengan air kapur barus, air bidara atau harumharuman lainnya dari kepala sampai kaki sebanyak tiga kalitiga kali, atau boleh juga satu atau lima kali. 8. Keringkan badan jenazah dengan handuk dengan mengambil kain basahannya diganti dengan kain kering bersih yang bias menutup seluruh tubuh jenazah. 9. Terakhir, angkatlah jenazah pelan-pelan menuju tempat untuk mengkafaninya dengan kain kafan yang sudah disediakan. Perlu diingat, bahwa orang yang memandikan jenazah tidak boleh mengomentari atau membeberkan aib jenazah yang dia saksikan. C. MENGKAFANI JENAZAH Yang dimaksud mengkafani jenazah ialah membungkus jenazah dengan kain kafan setelah dimandikan dan sebelum dishalatkan dengan syarat-syarat tertentu sesuai dengan syariat islam. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 24. Hukum Mengafani Jenazah Hukum mengkafani jenazah fardhu kifayah sebagaimana hukum memandikannya, bagi orang yang masih hidup, untuk jenazah orang yang beragama islam. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan mengafani jenazah ini, diantaranya adalah: 1. Kain kafan diambil dari harta peninggalan jenazah. 2. Pemakaian kain kafan harus disempurnakan (dengan sebaik-baiknya). 3. Tidak boleh berlebih-lebihan memillih kain kafan dengan harga yang mahal. 4. Jumlah kain kafan paling sedikit satu lapis, baik untuk laki-laki atau perempuan, hal ini sudah memadai dan mencukupi tuntunan syari’at. Namun disunahkan tiga lapis untuk laki-laki dan lima lapis unutk perempuan. 5. Warna kain kafan boleh warna apapun, namun sebaiknya warna putih. Persiapan mengkafani Jenazah 1. Kain kafan (kain pembungkus jenazah). 2. Tikar, untuk alas bawah tempat meletakkan mayat. 3. Kapas secukupnya, untuk menutup lubang-lubang, lekukan, dan lipatan tubuh jenazah. 4. Kapur barus, ramuan daun bedara, dan minyak wangi. 5. Gunting untuk memotong, menyobek, dan melobangi kain kafan. 6. Jarum peniti, jika diperlukan dan lain-lain yang diperlukan. Persiapan Kain Kafan Kain kafan yang perlu dipersiapkan lebih kurang panjangnya 10 sampai 12 meter, disesuaikan dengan besar kecilnya Jenazah (simulasi-peraga). Jika kain kafannya banyak yang perlu dipersiapkan adalah: 1. Kain pembungkus sekujur tubuh jenazah Buat kain pembungkus sekuju tubuh jenazah sepanjang badan jenazah dan lebihkan kira-kira tiga jengkal untuk ikatan diatas kepala dan dibawah telapak kaki. Buat lima utas tali dari pinggiran kain kafan untuk pengikat jenazah setelah dibungkus. 2. Kain Baju Yaitu kain kafan yang dipola seperti baju sederhana. Ukurannya sepanjang bahu sampai selangkangan/pantat jenazahkali dua rangkap. Kain dilipat dua lalu dibuat lobang ditengah sebesar ukuran leher jenazah, bagian depan digunting untuk memasukkan kepala. 3. Kain sarung Kain yang dipakai untuk bawahan jenazah. Ukuran panjangnya sepanjang ukuran pusat sampai mata kaki jenazah, sedangkan lebarnya selebar kain kafan yang tersedia atau bias dibalutkan dan menutupi bagian bawah jenazah (perut sampai mata kaki). RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 25. 4. Cawat (celana dalam Jenazah) Cawat dibuat segi empat panjang, besarnya sesuaikan dengan besar kecilnya tubuh jenazah. Lalu digunting kedua sisinya sampai keujun untuk tali pengikat. 5. Sarung kaki dan sarung tangan Cara pembuatanya sama dengan membuat caat (sebagaimana gambar diatas). Ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya telapak kaki dan telapak tangan jenazah. 6. Sorban dan Kerudung Sorban untuk menutup kepala jenazah laki-laki, praktis dibuat berbentuk segitiga. Sedangkan kerudung untuk menutup kepala jenazah perempuan, dibuat segi empat. 7. Selain kain kafan, bentuk pula kapas dilebarkan secukupnya untuk menutupi lubang, lipatan, dan persendian jenazah. Cara Mengkafani Jenazah 1. Terlebih dahulu bentangkan tali pengikat lima utas di atas tikar pada posisi diatas kepala (untuk pocong atas), di leher, perut, lutut, dan dibawah telapak kaki (untuk poconh bawah). Kemudian kain kafan disusun diata stali tersebut, dengan aturan susunanya adlah kain kafan paling luar diletakkan paling bawah dan kain kafan yang melekat langsung dengan tubuh jenazah diletakkan paling atas. 2. Setelah semua kain kafan siap, jenazah diletakkan diatas kain kafan tsb, lalu semua lobang lipatan, dan lekukan tubuh jenazah sebagaimana tersebut diatas ditutp dengan kapas yang sudah ditaburih ramuan. Kemudian satu per satu kain tersebut dipakaikan kepada jenazah dengan tetap menjaga agar aurat jenazah tidak terlihat. 3. Sebelum dibungkus, pakaikan sarung tangan dan sarung kaki dengan membungkus telapaknya lalu diikat dibagian pergelangannya dengan tali yang ada dibagian kain tersebut. Tangan disedekapkan kembali. 4. Yang pertama dipakaikan adalah cawat, dengan melipatkan baigan bawah keatas bagian perut, hingga menutupi kemaluannya, lalu tali diikatkan dipinggang, layaknya memakaikan pempes kepada anak kecil. 5. Kemudian llipatkan (bungkuskan) kain saurng sehingga menutupi aurat dari pusat sampai mata kaki. 6. Selanjutnya pakaikan baju, dengan melipatkan bagian depan yang ada pada posisi atas ke dada dan perut jenazah. Kepala dimasukkan melalui lobang yang tersedia. Lalu tali diikatkan antara dua lipatan kain pada lengan dan badan jenazah, layaknya orang memakai mantel hujan. 7. Lalu pakaikan sorban atau kerudung yang dibakutkan di kepalanya. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 26. 8. Terakhir, bungkuskan kain panjang keseluruh tubuh jenazah, dengan cara mempertemukan kedua sisi kanan dan kiri kain tersebut, lalu kedua sisi digulung arah yang berlawanan antara bagian bawah (dada ke kaki) dan bagian atas (dada ke kepala) 9. Setelah sekujur badan terbungkus, jenazah diikat dengan tali yang telah disediakan. Jumlah sebaiknya lima utas, yang diperuntukan: di bagian atas kepala (pocong atas), pada leher, perut, lutut, dan di bagian bawah kaki (pocong bawah). 2 SHALAT JENAZAH Shalat jenazah adalah shalat yang dilaksanakan untuk mendoakan jenazah orang Islam setelah dimandikan, dikafani dan sebelum dikuburkan, sesuai dengan tuntunan syari’at Islam. Pelaksanaan shalat berbeda dengan shalat biasa, yakni tanpa ruku’ dan sujud, dan hanya empat kali takbir. Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah, sebagaimana hukum penyelenggaraan jenazah secara keseluruhan. Orang yang menshalatkan jenazah akan mendapatkan pahala yang besar. Syarat Sah dan Rukun Shalat Jenazah Syarat sah shalat jenazah adalah : 1. Sebagaimana shalat biasa, maka syaratnya harus menutup aurat, suci dari hadats dan najis dan menghadap kiblat. 2. Dilaksanakan setelah jenazah dimandikan dan dikafani. 3. Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang menshalati, kecuali shalat jenazah itu dilaksanakan di atas kubur atau shalat jenazah ghaib. Sedangkan Rukun shalat jenazah adalah : 1. Niat, sebagaimana shalat yang lain. 2. Berdiri jika kuasa. 3. Takbir empat kali, termasuk takbiratul ikhram. 4. Membaca surat Al-Fatihah setelah takbiratul ikhram (takbir pertama). 5. Membaca shalawat Nabi, setelah takbir ke dua. 6. Mendoakan jenazah setelah takbir ke tiga. 7. Salam, setelah takbir ke empat. Persiapan shalat jenazah 1. Berwudhu’, untuk menghilangkan hadats kecil. Dan jika hadats besar harus mandi junub terlebih dahulu. Juga badan harus suci dari najis. 2. Memakai pakaian yang menutup aurat dan suci dari najis. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 27. 3. Memilih tempat yang luas dan memadai, boleh dirumah atau dimasjid. Tempat harus suci dari najis. 4. Jenazah harus sudah dimandikan dan dikafani. 5. Jenazah diletakkan di sebelah kiblat orang yang menshalati, membujur kepala disebelah utara dan kaki disebelah selatan (hendaknya jenazah diletakkan ditempat yang agak tinggi, seperti bangku atau ringgoringgo). 6. Sholat jenazah boleh dilakukan sendirian, namun sebaiknya dilakukan berjamaah. 7. Bila berjamaah, maka iman tegak tepat di arah kepala, jika jenazah laki-laki, dan di arah perut/pinggang, jika jenazahnnya perempuan. 8. Hendaknya shaf atau barisan shalat minimal tiga baris ke belakang . Usahakan sebaiknya jamaah minimal empat puluh orang. 9. Sebaiknya yang menjadi imam adalah keluarga dekat jenazah. 10. Setelah segalanya siap maka shalat dimulai Cara Melaksanakan Shalat Jenazah 1. Niat untuk melakukan shalat jenazah. “Ushalli ‘ala hazel mayyiti arba’a takbiratin fardlal kifayati (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala” 2. Takbiratul ikhram (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana shalat biasa. 3. Membaca Surat al-Fatihah satu kali. 4. Takbir yang kedua (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana takbiratul ikhram. 5. Membaca shalawat Nabi satu kali, (sebagaimana shalawat ketika tahiyat akhir dalam shalat biasa). 6. Takbir yang ketiga (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana takbiratul ikhram. 7. Mendoakan jenazah (wajib). a. Jika mayatnya dewasa (sudah baligh) “Allahummaghfir lahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu. Wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalahu, wa aghsilhu bi ma’in wa isaljin wa baradin. Wa naqqihi minal khathaya yunaqqats tsaubul abyadu minad danasi. Wa abdilhu daran Khairan min darihi wa ahlan khairan min ahlihi. Wa qihi fitnatul qabri wa ‘azaban nar” b. Jika mayatnya anak-anak “Allahummaj ‘alhu lana salafan wa farathan wa ajran” 8. Takbir yang keempat (membaca Allahu Akbar), tangan diangkat lalu sedekap, sebagaimana takbiratul ikhram RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 28. 9. Mendoakan jenazah lagi (sunah) “Allahumma la tahrimna ajrahhu, wa la taftinna ba’dahu, waghfir lana walahu. Wali ikhwaninal lazina sabaquna bil iman, wa la taj’al fi qulubina ghillan lil lazina amanu, rabbana innaka ra’ufur rahim” 10. Salam, dengan membaca assalammu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh. Sambil menoleh kekanan dan salam lagi sambil menoleh ke kiri. 11. Shalat jenazah selesai. RINGKASAN MATERI AMKAI NURANI FAJRI (06081281320015) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA