Kalimat Laa Ilaaha Illallah memiliki arti bahwa tidak ada yang disembah selain Allah semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kalimat ini memiliki dua rukun yaitu peniadaan segala tuhan selain Allah dan penetapan bahwa sifat ketuhanan hanya milik Allah. Terdapat tujuh syarat untuk mengucapkan kalimat ini secara sah, yaitu berilmu, yakin, menerima, tunduk, jujur, ikhlas,
1. Laa Ilaaha Illallah
(“Tidak ada pencipta selain Allah” )
Tidak ada yang disembah di langit dan di
bumi kecuali Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya
2. Maknanya
• Tidak ada yang disembah di langit dan di bumi kecuali Allah
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesuatu yg disembah dg
bathil banyak jumlahnya tapi yg disembah dg hak hanya
Allah saja.
• “(Kuasa Allah) yg demikian itu, adalah karena sesungguh
nya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa
saja yg mereka seru selain Allah, itulah yg batil, dan
sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar” (Al Hajj 62)
• Orang2 kafir Quraisy yg diutus kpd mereka Rasulullah SAW
mengakui bahwa Sang Pencipta dan Pengatur alam ini
adalah Allah ta’ala, akan tetapi mereka mengingkari
penghambaan (ibadah) seluruhnya milik Allah semata tidak
ada yg menyekutukannya.
3. Ibadah selain Allah
• “Mengapa ia menjadikan tuhan2 itu Tuhan Yg Satu saja ? Sesungguhnya
ini benar2 satu hal yg sangat mengherankan”(Shad 5)
• Dari ayat ini bahwa semua ibadah yg ditujukan kepada selain Allah adalah
batal. Artinya bahwa ibadah se-mata2 untuk Allah. Akan tetapi mereka
(kafir Quraisy) tidak menghendaki demikian, oleh karenanya Rasulullah
SAWmemerangi mereka hingga bersaksi bahwa tidak ada ilah yg
disembah selain Allah serta menunaikan hak2-Nya yaitu mengesa-kannya
dlm beribadah kepada-Nya semata.
• Kelirulah apa yg diyakini oleh para penyembah kuburan pd masa ini dan
orang2 semacam mereka yang menyatakan bahwa makna Laa ilaaha
illallah adalah persaksian bahwa Allah ada atau bahwa Dia adalah Khaliq
sang Pencipta yg mampu untuk meciptakan dan yg semacamnya dan
bahwa yg berkeyakinan seperti itu berarti dia telah mewujudkan Tauhid yg
sempurna meskipun dia melakukan berbagai hal seperti beribadah kpd
selain Allah dan berdoa kpd orang mati atau beribadah kpd mereka dg
melakukan nazar atau thawaf dikuburannya dan mengambil berkah dg
tanah kuburannya.
4. Kandungan Laa ilaaha Illallah
• Orang2 kafir Quraisy telah mengetahui sebelumnya Laa ilaaha Illallah
mengandung konsekwensi yaitu ditinggalkannya ibadah kpd selain Allah dan
hanya mengesakan Allah dlm ibadahnya.
• Seandainya mereka mengucapkan kalimat tsb dan tetap menyembah kpd berhala,
maka sesungguhnya hal itu merupakan perbuatan yg bertolak belakang dan
mereka memang telah memulainya dari sesuatu yg bertentangan.
• Sedangkan para penyembah kuburan zaman sekarang tidak memulainya dari
sesuatu yg bertentangan, mereka mengatakan Laa ilaaha Illallah, kemudian mereka
membatalkannya dg doa terhadap orang mati yg terdiri dari para wali, orang2
sholeh serta beribadah di kuburan mereka dg berbagai macam ibadah. Celakalah
bagi mereka sebagaimana celakanya Abu Lahab dan Abu Jahal walaupun keduanya
mengetahui Laa Ilaaha Illallah.
• Semua ibadah terhadap selain Allah baik dg meminta syafaat ataupun pertolongan
, serta mengesakan Allah dlm beribadah, itulah petunjuk dan agama yg haq yg
karenanya Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab2-Nya.
• Tauhid itu sendiri bahkan justu beribadah dg ikhlas kpd selain Allah dlm bentuk
doa, takut , menyembelih, nazar, minta pertolongan, tawakkal serta yang lainnya
dari berbagai bentuk ibadah .
5. Mengujutkan Laa ilaaha illallah
• Penghambaan yg iklas kpd Allah semata dg penuh penghormatan, rasa
takut, cinta, pengharapan, pengagungan dan tawakkal yg semua itu
memenuhi ruang hatinya dan disingkirkannya penghambaan terhadap
selain-Nya dari para makhluk.
• Jika semua itu terwujud maka tidak akan ada lagi rasa cinta, keinginan dan
permintaan selain apa yg dikehendaki Allah serta apa yg dicintai-Nya dan
dituntut-Nya.
• Demikian juga akan tersingkir dari hati semua keinginan nafsu syahwat
dan bisikan2 syaitan, maka siapa yg mencintai sesuatu atau menta’atinya
atau mecintai dan membenci karenanya maka dia itu adalah tuhannya,
dan siapa yg mencintai dan membenci se-mata2 karena Allah, ta’at dan
memusuhi karena Allah, maka Allah baginya adalah tuhan yg sebenarnya.
• Siapa yang mencintai karena hawa nafsunya dan membenci juga
karenanya, atau ta’at dan memusuhi karena hawa nafsunya, maka hawa
nafsu baginya adalah tuhannya.
• “Tidakkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
tuhan ?” (Al Furqon 43)
6. Keutamaan Laa Ilaaha Illallah
• Dlm kalimat Ikhlas (Laa Ilaaha Illallah) terkumpul keutamaan yg banyak, dan faedah
yg ber-macam2
• Keutamaan yg paling utama adalah bahwa orang yg mengucapkannya dg ikhlas se-mata2
karena mencari ridho-Nya maka Allah ta’ala haramkan baginya api neraka.
• “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi siapa yang mengatakan: Laa
Ilaaha Illallah semata-mata karena mencari ridho Allah” (Muttafaq Alaih). Sabda
Rasulullah SAW.
• karena jika seseorang mengucapkannya (Laa Ilaaha Illallah) dg ikhlas dan penuh
keyakinan maka dia tidak mungkin berbuat dosa terus menerus, karena
kesempurnaan keikhlasan dan keyakinan menuntutnya untuk menjadikan Allah
sebagai sesuatu yg lebih dicintainya dari segala sesuatu.
• maka tidak ada lagi dlm hatinya keinginan terhadap apa yg diharamkan Allah ta’ala
dan membenci apa g Allah perintahkan. Hal seperti itulah yg membuatnya diharam
kan dari api neraka meskipun dia melakukan dosa sebelumnya, karena keimanan,
taubat, keikhlasan, kecintaan dan keyakinannya membuat dosa yg ada padanya
terhapus bagaikan malam yg menghapus siang.
7. Rukun Laa Ilaaha Illallah
• Syahadat memiliki dua rukun :
1. Peniadaan (Nafy) dlm kalimat: “Laa Ilaaha”.
2. Penetapan (Itsbat) dlm kalimat: “Illallah”.
Maka “Laa Ilaaha” berarti meniadakan segala
tuhan selain Allah, dan “Illallah” berarti
menetapkan bahwa sifat ketuhanan hanya milik
Allah semata dan tidak ada yang
menyekutukannya
8. Syarat-syarat Laa Ilaaha Illallah
• Para ulama menyatakan bahwa ada tujuh syarat bagi
kalimat Laa Ilaaha Illallah. Kalimat tersebut tidak sah
selama ketujuh syarat tersebut tidak terkumpul dan
sempurna dalam diri seseorang, serta mengamalkan
segala apa yang terdapat didalamnya serta tidak
melakukan sesuatu yang bertentangan dengannya.
• Yang dimaksud bukanlah sekedar menghitung lafaz-lafaznya
dan menghafalnya, sebab betapa banyak
orang yang hafal kalimatnya akan tetapi ia bagaikan
anak panah yang melesat (keluar dari Islam) sehingga
anda akan lihat dia banyak melakukan banyak
perbuatan yang bertentangan.
9. 1. Berilmu
• Memiliki ilmu terhadap maknanya (kalimat Laa Ilaaha Illallah) baik dlm hal
nafy maupun itsbat dan segala amal yg dituntut darinya.
• Jika seorang hamba mengetahui bahwa Allah ta’ala adalah se-mata2 yg
disembah dan bahwa penyembahan kpd selainnya adalah bathil,
kemudian dia mengamalkan sesuai dg ilmunya tsb.
• Lawan dari mengetahui adalah bodoh, karena dia tidak mengetahui
wajibnya mengesakan Allah dlm ibadah, bahkan dia menilai bolehnya
beribadah kpd selain Allah disamping beribadah kepada-Nya.
• “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yg Haq)
melainkan Allah” (Muhammad 19)
• “Akan tetapi (orang yg dapat memberi syafaat ialah) orang yg mengakui
yg hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)” (Az Zukhruf 86)
• Maksudnya adalah: Siapa yg bersaksi sedangkan hati mereka mengetahui
apa yg diucapkan lisan mereka.
10. 2. Yakin
• Syahadat dg keyakinan sehingga hatinya tenang di dlmnya,
tanpa sedikitpun pengaruh keraguan yg disebarkan oleh
syetan2 jin dan manusia, bahkan dia mengucapkannya dg
penuh keyakinan atas kandungan yg ada didalamnya.
• Siapa yang mengucapkannya maka wajib baginya
meyakininya didalam hati dan mempercayai kebenaran apa
yang diucapkannya yaitu adanya hak ketuhanan yang
dimiliki Allah ta’ala dan tidak adanya sifat ketuhanan
kepada segala sesuatu selain-Nya.
• “Sesungguhnya orang2 yg beriman hanyalah orang2 yg
beriman kpd Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak
ragu2 ”
11. 3. Menerima
• Menerima semua ajaran yg terdapat dlm kalimat tsb dlm hatinya dan
lisannya. Dia membenarkan dan beriman atas semua berita dan apa yg
disampaikan Allah dan Rasul-Nya, tidak ada sedikitpun yg ditolaknya dan
tidak berani memberikan penafsiran yg keliru atau perubahan atas nash2
yg ada sebagaimana hal tsb dilarang Allah ta’ala.
• “Katakanlah, kami beriman kpd Allah dan apa yg diturunkan kepada kami”
(Al Baqarah 136)
• Lawan dari menerima adalah menolak. Ada sebagian orang yg mengetahui
makna syahadatain dan yakin akan kandungan yg ada didalamnya akan
tetapi dia menolaknya karena kesombongannya dan kedengkiannya.
• “Karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi
orang2 yg zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah” (Al An’am 33)
• “Wahai orang2 yg beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya”(Al Baqarah 208)
12. 4. Tunduk
• Tunduk atas apa yg diajarkan dlm kalimat Ikhlas, yaitu dg
menyerahkan dan merendahkan diri serta tidak membantah
terhadap hukum2 Allah.
• “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya …” (Az Zumar 54)
• Tunduk terhadap apa yg dibawa Rasulullah SAW dg diiringi sikap
ridho dan mengamalkannya tanpa bantahan serta tidak menambah
atau mengurangi.
• Jika seseorang telah mengetahui makna Laa Ilaaha Illallah dan yakin
serta menerimanya, akan tetapi dia tidak tunduk dan menyerahkan
diri dlm melaksanakan kandungannya maka semua itu tidak
memberinya manfaat. Termasuk dikatakan tidak tunduk juga adalah
tidak menjadikan syariat Allah sebagai sumber hukum dan
menggantinya dengan undang2 buatan manusia.
13. 5. Jujur
• jujur dg keimanannya dan aqidahnya, selama itu terwujud
maka dia dikatakan orang yg membenarkan terhadap kitab
Allah ta’ala dan sunnahnya.
• Lawan dari jujur adalah dusta, jika seorang hamba berdusta
dlm keimanannya, maka seseorang tidak dianggap beriman
bahkan dia dikatakan munafiq walaupun mengucapkan
syahadat dg lisannya, maka syahadat tsb baginya tidak
menyelamatkannya.
• Termasuk yg menghilangkan sahnya syahadat adalah
mendustakan apa yg dibawa Rasulullah atau mendustakan
sebagian yg dibawanya, karena Allah ta’ala telah memerin
tahkan kita untuk ta’at kepadanya dan membenarkannya
dan mengaitkannya dg ketaatan kepada-Nya.
14. 6. Ikhlas
• Mensucikan setiap amal perbuatan dg niat yg murni dari kotoran2 syirik,
yg demikian itu terwujud dari apa yg tampak dlm perkataan dan
perbuatan yg se-mata2 karena Allah ta’ala dan karena mencari ridho-Nya.
• Tidak ada didalamnya kotoran riya’ dan ingin dikenal, atau tujuan duniawi
dan pribadi, atau juga melakukan sesuatu karena kecintaannya terhadap
seseorang atau golongannya atau partainya dimana dia menyerahkan
dirinya kepadanya tanpa petunjuk Allah ta’ala.
• “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)” (Az
Zumar 3)
• “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan
lurus”(Al Bayinah 5).
• Lawan dari ikhlas adalah Syirik dan riya’, yaitu mencari keridhoan selain
Allah ta’ala. Jika seseorang telah kehilangan dasar keikhlasannya, maka
syahadat tidak bermanfaat baginya.
15. 7. Cinta
• Mencintai kalimat yg agung ini serta semua ajaran dan konsekwensi yg
terkandung didlmnya maka dia mencintai Allah dan Rasul-Nya dan
mendahulukan kecintaan kpd keduanya atas semua kecintaan kpd yg
lainnya serta melakukan semua syarat2-nya dan konsekwensinya. Cinta
terhadap Allah adalah rasa cinta yang diiringi dg rasa pengangungan dan
rasa takut dan pengharapan.
• Termasuk cinta kepada Allah adalah mendahulukan apa yang Allah cintai
atas apa yang dicintai hawa nafsu dan segala tuntutannya, termasuk juga
rasa cinta adalah membenci apa yg Allah benci, maka dirinya membenci
orang2 kafir serta memusuhi mereka. Dia juga membenci kekufuran,
kefasikan dan kemaksiatan.
• “Katakanlah: “Jika kamu (benar2) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa2 mu”, Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang” (Ali Imran 30)
• Lawan dari cinta adalah benci. Yaitu membenci kalimat ini dan semua
ajaran yang terkandung didalamnya atau mencinta sesuatu yang disembah
selain Allah bersama kecintaannya terhadap Allah.
16. MAKNA PERSAKSIAN (SYAHADAT) BAHWA
MUHAMMAD ADALAH RASULULLAH
• Taat terhadapnya atas apa yg diperintahkannya dan membenarkan
atas apa yg diberitakannya serta menjauhi apa yg dilarang dan
diancamnya. Tidak beribadah kepada Allah kecuali apa yg dia
syariatkan. Setiap muslim harus mewujudkan syahadat ini, sehingga
tidak dikatakan syahadat seseorang terhadap kerasulannya
sempurna manakala dia sekedar mengucapkannya dg lisan namun
meninggalkan perintahkannya dan melanggar larangannya serta
taat kepada selainnya atau beribadah kepada Allah tidak
berdasarkan ajarannya.
• “Siapa yg taat kpd Ku maka dia telah taat kpd Allah dan siapa yg
durhaka kepadaku maka dia telah durhaka kpd Allah” (Riwayat
Bukhori)
• “Siapa yg meng-ada2 dlm urusan (agama) kami yg tidak termasuk
didlm nya maka dia tertolak”(Muttafaq alaih)
17. “(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya
Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja
yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan
sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha
Besar” (Al Hajj 62)
Disari dari : Thauhid dan syahadatain
oleh Abduloh Haidir