Dokumen tersebut membahas tentang pengertian tauhid dan beberapa bentuk syirik besar dan kecil dalam beribadah seperti meminta pertolongan selain Allah, menyembelih untuk selain Allah, dan bernadzar untuk selain Allah. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa tauhid berarti menetapkan Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan objek ibadah.
3. ada 2 :
Nafi (pengingkaran)
Nafi pada kalimat ‘’Lā ilāha’’ artinya
tidak ada Tuhan yang berhak disembah.
Maksudnya adalah mengingkari tuhan–
tuhan selain Allāh.
Itsbat (penetapan)
Itsbat pada kalimat ‘’illallāh” artinya
kecuali Allāh. Maksudnya adalah
menetapkan Allāh sebagai satu-satunya
sesembahan.
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah,
Az Zuhruf : 26
Apabila seseorang beribadah kepada Allāh dan
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh,
siapapun dia, entah itu seorang Nabi, Malaikat atau
yang lain maka inilah yang dinamakan dengan syirik
yaitu menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla di
dalam beribadah
’’Barangsiapa yang mengatakan ‘’Lā ilāha illallāh’’ dan
mengingkari segala sesuatu yang disembah selain
Allāh maka haram hartanya dan darahnya (artinya
tidak boleh diganggu) dan perhitungannya (hisabnya)
adalah atas Allāh Subhānahu wa Ta’āla ‘’
(Hadits shahīh, HR. Imam Muslim)
HIS - 6
4. Termasuk Syirik
Memakai Jimat
Allāh Azza wa Jalla adalah Dzat yang memberi manfaat dan
mudharat.
Kalau Allāh menghendaki memberikan manfaat kepada
seseorang maka tidak akan ada yang bisa mencegahnya.
Demikian pula sebaliknya.
Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang Muslim
untuk hanya bergantung kepada Allāh semata. Dan merasa
cukup dengan Allāh dalam usaha mendapatkan manfaat dan
menghindari mudharat, seperti dalam mencari rejeki, mencari
keselamatan, mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain.
Dan tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang
dikeramatkan seperti jimat, wafaq, susuk dan berbagai
jenisnya
Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab
(perantara) maka ini termasuk syirik kecil, karena dia telah
menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab.
Padahal yang berhak untuk menentukan sesuatu itu sebab
atau tidak adalah Dzat yang menciptakan yaitu Allāh
Subhānahu wa Ta’āla. Kemudian apabila dia meyakini bahwa
barang tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan
memberikan mudharat maka ini termasuk syirik besar, yang
bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
HIS - 7
5. Bertabarruk (Mencari
Berkah)
Barakah adalah banyaknya kebaikan dan
langgengnya.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat yang
berbarakah, artinya zat yang banyak kebaikannya.
Ka’bah diberikan barakah oleh Allāh Subhānahu wa
Ta’āla dan cara mendapatkan barakahnya adalah
dengan melakukan ibadah disana.
Malam Laylatul Qadr adalah malam yang
berbarakah dan cara mendapatkan barakahnya dan
juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah
di malam tersebut.
Seorang ulama berbarakah dengan ilmunya dan
dakwahnya, cara mendapatkan keberkahannya dan
juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari
ulama darinya
Adapun meminta barakah dari Allāh
dengan sebab yang tidak
disyari’atkan seperti dengan:
❌ Mengusap dinding masjid tertentu
❌ Mengambil tanah kuburan tertentu
Maka ini termasuk dalam syirik kecil
HIS - 8
6. Termasuk Syirik Besar Menyembelih
Untuk Selain Allah
Menyembelih termasuk
ibadah yang agung di dalam
agama Islam. Didalamnya
ada pengagungan terhadap
Allāh, Rabb semesta alam,
diantara wujud cinta kepada
Allah adalah dengan
mengorbankan sebagian
harta kita untuk Allāh
HIS - 9
Barang siapa yang menyerahkan ibadah
menyembelih ini untuk selain Allāh dalam
rangka mengagungkan dan mendekatkan diri
kepada selain Allāh, baik kepada seorang
Nabi atau kepada seorang wali atau kepada
jin dan lain-lain, maka dia:
Telah terjatuh kedalam SYIRIK BESAR
yang mengeluarkan seseorang dari Islam,
Membatalkan amalan, dan Terkena ancaman
laknat dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
7. Termasuk Syirik Bernadzar Untuk Selain
Allah
Bernadzar untuk selain Allāh
adalah termasuk syirik besar
yang mengeluarkan seseorang
dari Islam, seperti seseorang
bernadzar “Apabila seseorang
sembuh dari penyakit maka
akan menyembelih untuk wali
fulan atau berpuasa untuk
syaikh fulan dan lain-lain”
HIS – 10
Bernadzar untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla
adalah seseorang mengatakan : “Wajib bagi
saya melakukan ibadah ini dan itu untuk
Allāh” atau dengan mengatakan misalnya
: “Saya bernadzar untuk Allāh bila terlaksana
hajat saya”
Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang
kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim
tidak ada seorang penolongpun baginya