SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
LOGO
Dr. Irvan Medison, SpP(K) FISR, FAPSR
Program Studi Pulmonologi dan
Kedokteran Rsirasi FK Unand / KSM
Paru RSUP DR M Djamil Padang
PDPI Cabang Sumatera Barat
Ventile
Pneumothorax
Definisi
Pneumotoraks
 Adanya udara atau gas di rongga pleura ( ruang
potensial antara pleura visceral dan parietal), yang
menyebabkan paru menjadi collapse
Definisi
Ventile Pneumothorax
(Pneumotoraks ventil) atau Tension
Pneumothorax :
Adalah suatu keadaan dimana udara masuk rongga pleura tetapi tidak
dapat keluar, hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam
rongga pleura secara progresif, kolapsnya jaringan paru secara
progresif dan menyebabkan pendorongan mediastinum ke sisi yang
berlawanan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi
kardiopulmoner
Epidemiologi
 Insiden pneumotoraks yang dilaporkan
 18 -28 / 100.000 kasus per tahun untuk pria dan
 1.2 - 6 / 100.000 untuk wanita
 Kemungkinan insiden pneumotoraks spontan tidak
terdeteksi hingga 10% dari pasien, mungkin tanpa
gejala, atau mungkin dengan gejala ringan tidak datang
ke pelayanan kesehatan.
 Data epidemiologi bervariasi di antara klasifikasi
pneumotoraks
EPIDEMIOLOGI
Pneumotoraks Ventil
 Insiden pneumotoraks ventil bervariasi:
 Pneumotoraks ventil 5.4 % pasien trauma
 Penelitian lain mendapatkan angka 0,7% – 30 % (yang
mendapatkan needle decompression)
 Penelitian post mortem pasien yg dirawat di ICU
didapatkan kejadian pneumotorak ventil 1.1 % – 3,8 %.
(yg sebelumnya tidak terdiagnosis), kemungkinan
penyebabnya; pengunaan ventilasi mekanik atau
tindakan resusitasi.
Pneumotoraks Spontan Primer (PSP )
 Terjadi pada orang berusia 20-30 tahun, dengan
puncak kejadiannya di awal 20-an.
 PSP jarang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.
 Kejadian PSP yang menurut usia adalah:
• 7,4 -18 kasus /100.000 orang per tahun untuk pria dan
• 1,2 - 6 kasus /100.000 orang per tahun untuk wanita.
 Rasio kejadian ptx antara pria : wanita adalah 6,2 : 1
Faktor Risiko dan Etiologi
Pneumotoraks
Pneumotoraks Spontan Sekunder (PSS) :
Lebih sering terjadi pada pasien berusia 60-65
tahun.
 Insiden SSP berdasarkan usia adalah 6,3 kasus per
100.000 orang per tahun untuk pria dan 2 kasus per
100.000 orang per tahun untuk wanita.
 Rasio pria-wanita yang disesuaikan berdasarkan usia
adalah 3,2: 1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
merupakan penyebab pneumotoraks spontan sekunder
yang sering dengan insiden 26 kasus per 100.000 orang.
Faktor Risiko dan Etiologi
Pneumotoraks
Risiko pneumotoraks dan pneumotoraks
berulang meningkat secara proporsional dengan
peningkatan jumlah rokok yang dihisap
Pada pria, risiko pneumotoraks spontan adalah
102 kali lebih tinggi pada perokok berat dari
pada bukan perokok.
Pneumotoraks spontan paling sering terjadi
pada pria tinggi dan kurus berusia 20-40 tahun
Faktor Risiko dan Etiologi
Pneumotoraks
Faktor risiko pneumotoraks ventil
Pneumotoraks ventil adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan
kewaspadaan yg tinggi dalam berbagai situasi klinis tertentu
Situasi klinis tertentu di mana
pneumotoraks ventil dapat terjadi
Klasifikasi Pneumotoraks
Pneumotoraks diklasifikasikan sebagai:
 Pneumotoraks spontan
 yang terjadi tanpa adanya trauma sebelumnya atau penyebab
lain yang jelas.
• Pneumotoraks Spontan Primer. ( PSP)
• Pneumotoraks Spontan Sekunder
 Pneumotoraks traumatis
 yang terjadi sebagai akibat trauma langsung atau tidak langsung
pada dinding dada.
 Pneumotoraks traumatik dapat dikelompokkan menjadi:
• Pneumotorak iatrogenik, terjadi sebagai hasil dari prosedur
diagnostik atau terapeutik tertentu
• non-iatrogenik.
(Light RW, 2016)
Kedua bentuk pneumotoraks ini dapat
berkembang menjadi pneumotoraks ventil
Patogenesis Pneumotoraks
Pneumotoraks spontan primer:
 Terjadi akibat robekan pleura viseral, akibat
pecahnya blebs pleura dan bula.
Pneumotoraks spontan sekunder.
dua mekanisme dapat menyebabkan:
 Hiper ekspansi dari ruang udara distal karena
obstruksi jalan napas yang megalamiimflamasi. atau
 Robekan pleura visceral akibat erosi pleura viseral
oleh proses parenkim inflamasi yang mendasarinya
seperti pneumonia nekrotikans.
Patogenesis Pneumotoraks ventil
Pneumotoraks Ventil
 Pleura yang robek berfungsi sebagai katup satu
arah, (udara masuk ke rongga pleura saat inspirasi
tetapi tidak dapat keluar saat ekspirasi) yang
menyebabkan peningkatan tekanan rongga pleura
ipsilateral.
 Ini akan menyebabkan:
• Kolaps paru lebih lanjut
• Ekspansi dinding dada
• Penekanan terhadap diafragma
• Kompresi paru kontralateral
www.themegallery.com
 Diagnosis pneumotoraks ventil
ditegakan berdasarkan temuan
klinis.
 Keluhan
 Gejala klinis
Diagnosis Pneumotoraks
ventil
Tatalaksana pneumotoraks ventil tidak
boleh ditunda menunggu konfirmasi
radiografi
Pemeriksaan imaging penunjang
diagnosis Pneumotoraks
The following numerous imaging
modalities have been employed for the
diagnosis and management of
pneumothorax:
1. Standard erect PA chest x-ray.
2. Lateral x-rays.
3. Expiratory films.
4. Supine and lateral decubitus x-rays.
5. Ultrasound scanning.
6. Digital imaging.
7. CTscanning.
 Standard erect PA chest x-ray.Ini telah menjadi andalan manajemen klinis
pneumotoraks primer dan sekunder selama bertahun-tahun, meskipun diakui
memiliki keterbatasan seperti kesulitan dalam mengukur ukuran pneumotoraks
secara akurat.
 Lateral x-rays, ini dapat memberikan informasi tambahan ketika pneumotoraks
yang dicurigai tidak terlihat pada foto PA.
 Supine and lateral decubitus x-rays , Teknik-teknik pencitraan ini sebagian
besar telah digunakan untuk pasien trauma yang tidak dapat dipindahkan
dengan aman.(sekarang sudah digntikan dengan pemeriksan USG dan CT scan)
 Ultrasound scanning, gambaran spesifik pada pemindaian ultrasound adalah
diagnostik pneumotoraks, teknik ini terutama untuk manajemen pasien trauma
telentang
 Digital imaging ,Dibanding dengan foto toraks konvensional, memberikan
banyak keuntungan seperti pembesaran, pengukuran dan manipulasi kontras,
kemudahan transmisi, penyimpanan, dan reproduksi.
 CT scanning, pemeriksaan Ini dapat dianggap sebagai 'standar emas' dalam
pendeteksian pneumotoraks kecil dan estimasi ukuran
Pemeriksaan imaging penunjang
diagnosis Pneumotoraks
Pengukuran luas pneumotoraks
Investigations:
1.Erect CXR if poss. If supine, check base of lungs & near cardiac shadow for line of PTX
or there may be a deep sulcus sign with radiolucency along the costophrenic sulcus.
Expiration films used to be preferred but not now. CT if ?Dx or complex.
2.Estimating size from CXR: (NB. AID = Ave. interpleural dist = (a+b+c)/3)
o BTS guidelines: m<2cm = small, else large.
o Collins’ Method: 4 + 14*AID
o ACCP guidelines: a<3cm = small else large
o Rhea/Choi Method: 4 + 9*AID
o Light Method: 100*(1 - (x/y)3) using widths at
hila level (m).
Tends to ↑estimate mod & large PTX.
Penggunaan USG untuk mengevaluasi
Pneumotorak
Penempatan Probe
Pada dinding dada anterior RIC 3 – 4 pada linia mid
clavicula
Udara lebih banyak pada anterior ronggga dada
Kemungkinan pemeriksaan anterior dinding dada sangat
cepat untuk menyingkirkan dengan tepat kemungkinan
Pneumotorak
Pada posisi logitudinal dengan posisi marker mengarah
ke sepalic
Penggunaan USG untuk mengevaluasi
Pneumotoraks
Penggunaan USG untuk mengevaluasi
Pneumotoraks
 Adanya sliding paru patokan untuk menyingkirkan
kemungkinan pneumotorak dengan kepastian 100%
 Tidak adanya sliding paru mengindikasikan kemungkinan
pneumotorak.
Namun juga bisa ditemukan pada
 Apnea
 Perlengketan pleura
 Intubasi pada cabang utam bronkus
 Sumbatan pada cabang utama bronkus
 Kelaian parenkim paru yang sangat berat ( infiltrat /kontusio / ARDS/
Atelektasis
 Udara terlokalisir dalam kavum pleura paling bagus terlihat pada
posisi terlentang dengan posisi probe dipegang tegak lurus di
dinding anterior dada.
B –Mode VS M-Mode pada paru normal
Normal Pneumothorax
Tanda-tanda baru pneumotoraks pada USG paru yang
tidak biasa
Treatment Pneumothorax:
• Osigen (jika saturak rendah, atau untuk mempercepat pengembangan
paru. (Kontra indikasi relatif jika retensi CO2- pada PPOK)
• IVFD.
Tension pneumothorax
• Dekompresi segera dengan kanula 16 G pada ruang inter costal 2
LMC, lepaskan jarum, plester ke dada, kemudian pasang chest tube
• Pneumotoraks traumatik - masukkan drainase dada
Manajemen Pneumotraks
Spontaneous pneumothorax – Masih perselisihan internasional
tentang manajemen terbaik.
Small PTX <20%
• Konservatif – pengembangan paru spontan terjadi pada 2% per hari
(kisaran 1,25 %-2,2% per hari) kemungkinan pengembangan paru
meningkat 4x lipat dengan pemberian O2 (meningkatkan gradien
reabsorsi N2). 90% sukses.
2. Pig-tail drain (8-14F) bersifat kurang traumatis / ukuran kecil dari
Chest drain  memungkinkan dilakukan aspirasi atau drainase lebih
lanjut. Sukses 74-100%. Tidak digunakan untuk pneumotoraks
traumatis.
• Teknik Seldinger - paling umum pada RIC 5 L Axilaris Ant seperti
untuk Chest Tube . Lakukan aspirasi seperti simple aspiration. Jika >
2.5 L, pasang WSD & Rawat inap
Mod/Large PTX>20%, atau dengan gejala klinis yang jelas
1. Simple Aspiration – Popular in UK/Europe, not in US. Keberhasilan
50-83%, kurang berhasil pada usia lanjut atau pneumotoraks yg luas.
• 1% lidocaine
• 16G cannula  RIC 2 LMC
• Lepaskan jarum, sambungkan dengan 3-way lakukan taping
• Lakukan aspirasi dengan syringe 50ml sampai 3L atau pasien batuk
batuk.
• Ulang foto toraks setelah 6 jam
Manajemen Pneumotraks
Mod/Large PTX>20%, or sig. symptomatic
3. Chest drain (ICC) – Untuk Pneumotoraks traumatik, decompressed tension,
pneumotoraks bilateral & Pneumotoraks berulang 2°. SE: Bersifat lebih
taraumatik/ perdarahan/ jaringan parut . keberhasilan 66-97%.
Manajemen Pneumotraks
• Sedasi / analgesia,
• Abduksi penuh lengan ipsilateral & mengidentifikasi RIC 5 Linea Axilaris anterior /
media
• Desinfeksi kulit dengan yodium / clorhexidine
• Lakukan anestesi kulit dan jaringan sampai pleura dengan 1% lignokain
• Buat sayatan 2-4 cm di sesuai garis iga & diseksi tumpul dengan forsep arteri & jari di
sisi atas iga ke-6 (hindari bundel n-v di bawah rusuk ke-5)
• Gunakan chest tube 14-22 F (untuk pneumotoraks spontan) atau 28-32F (untuk
pneumotoraks traumatis) tanpa trochar
• Hubungkan ke saluran WSD
• Jahitan sayatan & salah satu ujung benang diikat di sekitar chest tube
• Tutup dengan kain kasa dan pita perekat
• Periksa drain drain. Simpan botol WSD lehih rendah dari pasien & jangan dijepit
• Lakukan pemeriksaan foto toraks ulang  jika tidak menggembang kembali maka
lakukan reposisi chest tube dan fraksi, menambahkan suction lembut atau bahkan drain
kedua.
 Supplemental O2
 Decompression Needle Thoracostomy
Manajemen Pneumotraks ventil
Procedure Decompression Needle
Thoracostomy
Manajemen Pneumotraks ventil
• Gunakan IV cateter (no 14-16 G)
• Identifikasi ruang interkostal kedua pada garis midclavicular
(1-2 cm lateral angulus sterni).
• Siapkan area dengan Betadine
• Masukkan jarum langsung di sisi atas dari iga ke-3. (Ini
mencegah cedera pada bundel neurovaskular yang terletak
pada sisi bawah setiap iga).
• Masukkan jarum tegak lurus ke dinding dada, sekitar
kedalaman 3-6 cm
• Hentikan penusukan jarum saat mendengar desis /
pelepasan tekanan dari ruang pleura.
• Angkat jarum; tinggalkan kateter di tempatnya
Manajemen Pneumotraks Ventil
 Prosedur Needle thoracostomy (decompresi jarum) adalah
prosedur untuk menyelamatkan yang dimaksudkan untuk dengan
cepat mendiagnosis dan mengubah pneumotoraks ventil menjadi
pneumotoraks terbuka.
 Caranya, dengan menggunakan jarum IV kateter 14-G ke ruang
interkostal 2 pada garis midclavicula
 Penatalaksanan Pneumotoraks dengan oksigen dan decompresi
jarum.
 (pada kondisi tertentu canula standar mungkin tidak cukup
panjang jika digunakan di ruang interkostal kedua.
• Identifikasi dan persiapkan area dengan Betadine di ICS 4 atau 5
di sepanjang garis axillary media atau anterior
• Anestesi area (jaringan subkutan, otot interkostal) dengan
Lidocaine.
• Buat sayatan 2 cm
• Masukkan klem tumpul yang besar pada sisi atas iga (mencegah
kerusakan pada bundel neurovaskular yang terletak di sisi bawah
iga).
• Berikan tekanan lembut sampai pleura parietal tertembus.
• Buka klem untuk membuat saluran untuk chest tube.
• Diseksi dengan jari.
• Jepit ujung proksimal chest tube secara tangensial dengan klem.
• Masukkan chest tube melalui sisi atas iga ke dalam rongga
pleura.
• Masukkan chest tube melewati lubang yang terakhir dari chest
tube.
• Perhatikan bahwa lubang terakhir memutus garis radiopak — ini
untuk konfirmasi radiografi.
• chest tube jahit .
Pemasangan chest Tube. -- WSD
Dilajutkan dengan
Manajemen Pneumotraks ventil
• Peumotoraks ventil adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa
yang dapat dengan cepat menyebabkan kolaps dan syok
kardiovaskular.
• Intervensi segera harus dimulai jika ada kecurigaan klinis yang
tinggi dari tension pneumothorax.
• Intervensi termasuk decompression needle thoracostomy diikuti oleh
chest tube thoracostomy, diikuti oleh rontgen dada portabel untuk
mengkonfirmasi penempatan chest tube dan luasnya paru yang
kolaps.
• Laboratorium dan tes diagnostik dapat mengkonfirmasi diagnosis
Peumotoraks ventil (mis. AGD, foto toraks, USG toraks) namun
diagnosis ditegakkan terutama dari gejala klinis yang muncul.
Kesimpulan
Program Studi Pulmonologi dan
Kedokteran Rsirasi FK Unand / KSM
Paru RSUP DR M Djamil Padang
Terimakasih
PDPI Cabang Wilayah
Sumatera Barat

More Related Content

What's hot

Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
yudhasetya01
 
Spondilitis Tuberkulosis
Spondilitis TuberkulosisSpondilitis Tuberkulosis
Spondilitis Tuberkulosis
Afiqah Jasmi
 

What's hot (20)

Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Atresia ani
Atresia aniAtresia ani
Atresia ani
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Perdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran CernaPerdarahan Saluran Cerna
Perdarahan Saluran Cerna
 
Ruptur esofagus&amp;trauma hepar
Ruptur esofagus&amp;trauma heparRuptur esofagus&amp;trauma hepar
Ruptur esofagus&amp;trauma hepar
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Gbr bimb tumor tulang
Gbr bimb tumor tulangGbr bimb tumor tulang
Gbr bimb tumor tulang
 
Foto thorax
Foto thoraxFoto thorax
Foto thorax
 
Hidrokel nakal
Hidrokel nakalHidrokel nakal
Hidrokel nakal
 
Spondilitis Tuberkulosis
Spondilitis TuberkulosisSpondilitis Tuberkulosis
Spondilitis Tuberkulosis
 
Hydrocele hidrokel anak optek aai
Hydrocele hidrokel  anak optek aaiHydrocele hidrokel  anak optek aai
Hydrocele hidrokel anak optek aai
 
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.pptPemeriksaan Neurologis_1.ppt
Pemeriksaan Neurologis_1.ppt
 
USG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilanUSG dasar dalam kehamilan
USG dasar dalam kehamilan
 
Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)Radioanatomi (presentasi)
Radioanatomi (presentasi)
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 
Invaginasi
InvaginasiInvaginasi
Invaginasi
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 

Similar to 5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf

Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxAsuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Marito Simanungkalit
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdfefusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
MeizaIhsanFakhri
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
syifa sari
 
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptxLaporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
ssusere849b2
 
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdflaporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
PanduAkbar6
 
kegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.pptkegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.ppt
wisnukuncoro11
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptxefusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
AbedNegoSebayang
 
Tinjauan Pustaka Pneumotoraks secondary spontan pneumotoraks .pptx
Tinjauan Pustaka Pneumotoraks secondary spontan pneumotoraks .pptxTinjauan Pustaka Pneumotoraks secondary spontan pneumotoraks .pptx
Tinjauan Pustaka Pneumotoraks secondary spontan pneumotoraks .pptx
MuhammadAri43
 

Similar to 5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf (20)

pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdfpneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
 
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptxYohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
 
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptxYohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
Yohan Parulian Sinaga Pneumothorax.pptx
 
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothoraxAsuhan keperawatan ps dg pneumothorax
Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax
 
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNAPneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumotoraks
PneumotoraksPneumotoraks
Pneumotoraks
 
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptxJurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdfefusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks.pdf
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
 
Recurrent peumothorax gwanita (1).pptx
Recurrent peumothorax gwanita (1).pptxRecurrent peumothorax gwanita (1).pptx
Recurrent peumothorax gwanita (1).pptx
 
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptxLaporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
 
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdflaporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
 
Cancer paru
Cancer paruCancer paru
Cancer paru
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
kegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.pptkegawatdaruratan paru.ppt
kegawatdaruratan paru.ppt
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptxefusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
 
Tinjauan Pustaka Pneumotoraks secondary spontan pneumotoraks .pptx
Tinjauan Pustaka Pneumotoraks secondary spontan pneumotoraks .pptxTinjauan Pustaka Pneumotoraks secondary spontan pneumotoraks .pptx
Tinjauan Pustaka Pneumotoraks secondary spontan pneumotoraks .pptx
 
Kolaps paru
Kolaps paruKolaps paru
Kolaps paru
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf

  • 1. LOGO Dr. Irvan Medison, SpP(K) FISR, FAPSR Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Rsirasi FK Unand / KSM Paru RSUP DR M Djamil Padang PDPI Cabang Sumatera Barat Ventile Pneumothorax
  • 2. Definisi Pneumotoraks  Adanya udara atau gas di rongga pleura ( ruang potensial antara pleura visceral dan parietal), yang menyebabkan paru menjadi collapse
  • 3. Definisi Ventile Pneumothorax (Pneumotoraks ventil) atau Tension Pneumothorax : Adalah suatu keadaan dimana udara masuk rongga pleura tetapi tidak dapat keluar, hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam rongga pleura secara progresif, kolapsnya jaringan paru secara progresif dan menyebabkan pendorongan mediastinum ke sisi yang berlawanan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi kardiopulmoner
  • 4. Epidemiologi  Insiden pneumotoraks yang dilaporkan  18 -28 / 100.000 kasus per tahun untuk pria dan  1.2 - 6 / 100.000 untuk wanita  Kemungkinan insiden pneumotoraks spontan tidak terdeteksi hingga 10% dari pasien, mungkin tanpa gejala, atau mungkin dengan gejala ringan tidak datang ke pelayanan kesehatan.  Data epidemiologi bervariasi di antara klasifikasi pneumotoraks
  • 5. EPIDEMIOLOGI Pneumotoraks Ventil  Insiden pneumotoraks ventil bervariasi:  Pneumotoraks ventil 5.4 % pasien trauma  Penelitian lain mendapatkan angka 0,7% – 30 % (yang mendapatkan needle decompression)  Penelitian post mortem pasien yg dirawat di ICU didapatkan kejadian pneumotorak ventil 1.1 % – 3,8 %. (yg sebelumnya tidak terdiagnosis), kemungkinan penyebabnya; pengunaan ventilasi mekanik atau tindakan resusitasi.
  • 6. Pneumotoraks Spontan Primer (PSP )  Terjadi pada orang berusia 20-30 tahun, dengan puncak kejadiannya di awal 20-an.  PSP jarang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.  Kejadian PSP yang menurut usia adalah: • 7,4 -18 kasus /100.000 orang per tahun untuk pria dan • 1,2 - 6 kasus /100.000 orang per tahun untuk wanita.  Rasio kejadian ptx antara pria : wanita adalah 6,2 : 1 Faktor Risiko dan Etiologi Pneumotoraks
  • 7. Pneumotoraks Spontan Sekunder (PSS) : Lebih sering terjadi pada pasien berusia 60-65 tahun.  Insiden SSP berdasarkan usia adalah 6,3 kasus per 100.000 orang per tahun untuk pria dan 2 kasus per 100.000 orang per tahun untuk wanita.  Rasio pria-wanita yang disesuaikan berdasarkan usia adalah 3,2: 1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab pneumotoraks spontan sekunder yang sering dengan insiden 26 kasus per 100.000 orang. Faktor Risiko dan Etiologi Pneumotoraks
  • 8. Risiko pneumotoraks dan pneumotoraks berulang meningkat secara proporsional dengan peningkatan jumlah rokok yang dihisap Pada pria, risiko pneumotoraks spontan adalah 102 kali lebih tinggi pada perokok berat dari pada bukan perokok. Pneumotoraks spontan paling sering terjadi pada pria tinggi dan kurus berusia 20-40 tahun Faktor Risiko dan Etiologi Pneumotoraks
  • 10. Pneumotoraks ventil adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan kewaspadaan yg tinggi dalam berbagai situasi klinis tertentu Situasi klinis tertentu di mana pneumotoraks ventil dapat terjadi
  • 11. Klasifikasi Pneumotoraks Pneumotoraks diklasifikasikan sebagai:  Pneumotoraks spontan  yang terjadi tanpa adanya trauma sebelumnya atau penyebab lain yang jelas. • Pneumotoraks Spontan Primer. ( PSP) • Pneumotoraks Spontan Sekunder  Pneumotoraks traumatis  yang terjadi sebagai akibat trauma langsung atau tidak langsung pada dinding dada.  Pneumotoraks traumatik dapat dikelompokkan menjadi: • Pneumotorak iatrogenik, terjadi sebagai hasil dari prosedur diagnostik atau terapeutik tertentu • non-iatrogenik. (Light RW, 2016) Kedua bentuk pneumotoraks ini dapat berkembang menjadi pneumotoraks ventil
  • 12. Patogenesis Pneumotoraks Pneumotoraks spontan primer:  Terjadi akibat robekan pleura viseral, akibat pecahnya blebs pleura dan bula. Pneumotoraks spontan sekunder. dua mekanisme dapat menyebabkan:  Hiper ekspansi dari ruang udara distal karena obstruksi jalan napas yang megalamiimflamasi. atau  Robekan pleura visceral akibat erosi pleura viseral oleh proses parenkim inflamasi yang mendasarinya seperti pneumonia nekrotikans.
  • 13. Patogenesis Pneumotoraks ventil Pneumotoraks Ventil  Pleura yang robek berfungsi sebagai katup satu arah, (udara masuk ke rongga pleura saat inspirasi tetapi tidak dapat keluar saat ekspirasi) yang menyebabkan peningkatan tekanan rongga pleura ipsilateral.  Ini akan menyebabkan: • Kolaps paru lebih lanjut • Ekspansi dinding dada • Penekanan terhadap diafragma • Kompresi paru kontralateral www.themegallery.com
  • 14.  Diagnosis pneumotoraks ventil ditegakan berdasarkan temuan klinis.  Keluhan  Gejala klinis Diagnosis Pneumotoraks ventil Tatalaksana pneumotoraks ventil tidak boleh ditunda menunggu konfirmasi radiografi
  • 15. Pemeriksaan imaging penunjang diagnosis Pneumotoraks The following numerous imaging modalities have been employed for the diagnosis and management of pneumothorax: 1. Standard erect PA chest x-ray. 2. Lateral x-rays. 3. Expiratory films. 4. Supine and lateral decubitus x-rays. 5. Ultrasound scanning. 6. Digital imaging. 7. CTscanning.
  • 16.  Standard erect PA chest x-ray.Ini telah menjadi andalan manajemen klinis pneumotoraks primer dan sekunder selama bertahun-tahun, meskipun diakui memiliki keterbatasan seperti kesulitan dalam mengukur ukuran pneumotoraks secara akurat.  Lateral x-rays, ini dapat memberikan informasi tambahan ketika pneumotoraks yang dicurigai tidak terlihat pada foto PA.  Supine and lateral decubitus x-rays , Teknik-teknik pencitraan ini sebagian besar telah digunakan untuk pasien trauma yang tidak dapat dipindahkan dengan aman.(sekarang sudah digntikan dengan pemeriksan USG dan CT scan)  Ultrasound scanning, gambaran spesifik pada pemindaian ultrasound adalah diagnostik pneumotoraks, teknik ini terutama untuk manajemen pasien trauma telentang  Digital imaging ,Dibanding dengan foto toraks konvensional, memberikan banyak keuntungan seperti pembesaran, pengukuran dan manipulasi kontras, kemudahan transmisi, penyimpanan, dan reproduksi.  CT scanning, pemeriksaan Ini dapat dianggap sebagai 'standar emas' dalam pendeteksian pneumotoraks kecil dan estimasi ukuran Pemeriksaan imaging penunjang diagnosis Pneumotoraks
  • 17. Pengukuran luas pneumotoraks Investigations: 1.Erect CXR if poss. If supine, check base of lungs & near cardiac shadow for line of PTX or there may be a deep sulcus sign with radiolucency along the costophrenic sulcus. Expiration films used to be preferred but not now. CT if ?Dx or complex. 2.Estimating size from CXR: (NB. AID = Ave. interpleural dist = (a+b+c)/3) o BTS guidelines: m<2cm = small, else large. o Collins’ Method: 4 + 14*AID o ACCP guidelines: a<3cm = small else large o Rhea/Choi Method: 4 + 9*AID o Light Method: 100*(1 - (x/y)3) using widths at hila level (m). Tends to ↑estimate mod & large PTX.
  • 18. Penggunaan USG untuk mengevaluasi Pneumotorak Penempatan Probe Pada dinding dada anterior RIC 3 – 4 pada linia mid clavicula Udara lebih banyak pada anterior ronggga dada Kemungkinan pemeriksaan anterior dinding dada sangat cepat untuk menyingkirkan dengan tepat kemungkinan Pneumotorak Pada posisi logitudinal dengan posisi marker mengarah ke sepalic
  • 19. Penggunaan USG untuk mengevaluasi Pneumotoraks
  • 20. Penggunaan USG untuk mengevaluasi Pneumotoraks  Adanya sliding paru patokan untuk menyingkirkan kemungkinan pneumotorak dengan kepastian 100%  Tidak adanya sliding paru mengindikasikan kemungkinan pneumotorak. Namun juga bisa ditemukan pada  Apnea  Perlengketan pleura  Intubasi pada cabang utam bronkus  Sumbatan pada cabang utama bronkus  Kelaian parenkim paru yang sangat berat ( infiltrat /kontusio / ARDS/ Atelektasis  Udara terlokalisir dalam kavum pleura paling bagus terlihat pada posisi terlentang dengan posisi probe dipegang tegak lurus di dinding anterior dada.
  • 21. B –Mode VS M-Mode pada paru normal
  • 23.
  • 24. Tanda-tanda baru pneumotoraks pada USG paru yang tidak biasa
  • 25. Treatment Pneumothorax: • Osigen (jika saturak rendah, atau untuk mempercepat pengembangan paru. (Kontra indikasi relatif jika retensi CO2- pada PPOK) • IVFD. Tension pneumothorax • Dekompresi segera dengan kanula 16 G pada ruang inter costal 2 LMC, lepaskan jarum, plester ke dada, kemudian pasang chest tube • Pneumotoraks traumatik - masukkan drainase dada Manajemen Pneumotraks Spontaneous pneumothorax – Masih perselisihan internasional tentang manajemen terbaik. Small PTX <20% • Konservatif – pengembangan paru spontan terjadi pada 2% per hari (kisaran 1,25 %-2,2% per hari) kemungkinan pengembangan paru meningkat 4x lipat dengan pemberian O2 (meningkatkan gradien reabsorsi N2). 90% sukses.
  • 26. 2. Pig-tail drain (8-14F) bersifat kurang traumatis / ukuran kecil dari Chest drain  memungkinkan dilakukan aspirasi atau drainase lebih lanjut. Sukses 74-100%. Tidak digunakan untuk pneumotoraks traumatis. • Teknik Seldinger - paling umum pada RIC 5 L Axilaris Ant seperti untuk Chest Tube . Lakukan aspirasi seperti simple aspiration. Jika > 2.5 L, pasang WSD & Rawat inap Mod/Large PTX>20%, atau dengan gejala klinis yang jelas 1. Simple Aspiration – Popular in UK/Europe, not in US. Keberhasilan 50-83%, kurang berhasil pada usia lanjut atau pneumotoraks yg luas. • 1% lidocaine • 16G cannula  RIC 2 LMC • Lepaskan jarum, sambungkan dengan 3-way lakukan taping • Lakukan aspirasi dengan syringe 50ml sampai 3L atau pasien batuk batuk. • Ulang foto toraks setelah 6 jam Manajemen Pneumotraks
  • 27. Mod/Large PTX>20%, or sig. symptomatic 3. Chest drain (ICC) – Untuk Pneumotoraks traumatik, decompressed tension, pneumotoraks bilateral & Pneumotoraks berulang 2°. SE: Bersifat lebih taraumatik/ perdarahan/ jaringan parut . keberhasilan 66-97%. Manajemen Pneumotraks • Sedasi / analgesia, • Abduksi penuh lengan ipsilateral & mengidentifikasi RIC 5 Linea Axilaris anterior / media • Desinfeksi kulit dengan yodium / clorhexidine • Lakukan anestesi kulit dan jaringan sampai pleura dengan 1% lignokain • Buat sayatan 2-4 cm di sesuai garis iga & diseksi tumpul dengan forsep arteri & jari di sisi atas iga ke-6 (hindari bundel n-v di bawah rusuk ke-5) • Gunakan chest tube 14-22 F (untuk pneumotoraks spontan) atau 28-32F (untuk pneumotoraks traumatis) tanpa trochar • Hubungkan ke saluran WSD • Jahitan sayatan & salah satu ujung benang diikat di sekitar chest tube • Tutup dengan kain kasa dan pita perekat • Periksa drain drain. Simpan botol WSD lehih rendah dari pasien & jangan dijepit • Lakukan pemeriksaan foto toraks ulang  jika tidak menggembang kembali maka lakukan reposisi chest tube dan fraksi, menambahkan suction lembut atau bahkan drain kedua.
  • 28.  Supplemental O2  Decompression Needle Thoracostomy Manajemen Pneumotraks ventil
  • 29. Procedure Decompression Needle Thoracostomy Manajemen Pneumotraks ventil • Gunakan IV cateter (no 14-16 G) • Identifikasi ruang interkostal kedua pada garis midclavicular (1-2 cm lateral angulus sterni). • Siapkan area dengan Betadine • Masukkan jarum langsung di sisi atas dari iga ke-3. (Ini mencegah cedera pada bundel neurovaskular yang terletak pada sisi bawah setiap iga). • Masukkan jarum tegak lurus ke dinding dada, sekitar kedalaman 3-6 cm • Hentikan penusukan jarum saat mendengar desis / pelepasan tekanan dari ruang pleura. • Angkat jarum; tinggalkan kateter di tempatnya
  • 30. Manajemen Pneumotraks Ventil  Prosedur Needle thoracostomy (decompresi jarum) adalah prosedur untuk menyelamatkan yang dimaksudkan untuk dengan cepat mendiagnosis dan mengubah pneumotoraks ventil menjadi pneumotoraks terbuka.  Caranya, dengan menggunakan jarum IV kateter 14-G ke ruang interkostal 2 pada garis midclavicula  Penatalaksanan Pneumotoraks dengan oksigen dan decompresi jarum.  (pada kondisi tertentu canula standar mungkin tidak cukup panjang jika digunakan di ruang interkostal kedua.
  • 31. • Identifikasi dan persiapkan area dengan Betadine di ICS 4 atau 5 di sepanjang garis axillary media atau anterior • Anestesi area (jaringan subkutan, otot interkostal) dengan Lidocaine. • Buat sayatan 2 cm • Masukkan klem tumpul yang besar pada sisi atas iga (mencegah kerusakan pada bundel neurovaskular yang terletak di sisi bawah iga). • Berikan tekanan lembut sampai pleura parietal tertembus. • Buka klem untuk membuat saluran untuk chest tube. • Diseksi dengan jari. • Jepit ujung proksimal chest tube secara tangensial dengan klem. • Masukkan chest tube melalui sisi atas iga ke dalam rongga pleura. • Masukkan chest tube melewati lubang yang terakhir dari chest tube. • Perhatikan bahwa lubang terakhir memutus garis radiopak — ini untuk konfirmasi radiografi. • chest tube jahit . Pemasangan chest Tube. -- WSD Dilajutkan dengan Manajemen Pneumotraks ventil
  • 32. • Peumotoraks ventil adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa yang dapat dengan cepat menyebabkan kolaps dan syok kardiovaskular. • Intervensi segera harus dimulai jika ada kecurigaan klinis yang tinggi dari tension pneumothorax. • Intervensi termasuk decompression needle thoracostomy diikuti oleh chest tube thoracostomy, diikuti oleh rontgen dada portabel untuk mengkonfirmasi penempatan chest tube dan luasnya paru yang kolaps. • Laboratorium dan tes diagnostik dapat mengkonfirmasi diagnosis Peumotoraks ventil (mis. AGD, foto toraks, USG toraks) namun diagnosis ditegakkan terutama dari gejala klinis yang muncul. Kesimpulan
  • 33. Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Rsirasi FK Unand / KSM Paru RSUP DR M Djamil Padang Terimakasih PDPI Cabang Wilayah Sumatera Barat