SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena 
menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Gulma yang selalu tumbuh di 
sekitar pertanaman (crop) mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan serta hasil akhir. 
Adanya gulma tersebut membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan dan 
menghalangi tercapainya sasaran produksi pertanaman pada umumnya. Pengendalian 
gulma hendaknya dilaksanakan jika kita telah memiliki pengetahuan tentang gulma itu. 
Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih 
murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun 
kegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah pemberantasan.
BAB II 
PEMBAHASAN 
Pengendalian gulma secara preventif adalah pengendalian dengan cara mencegah 
terjadinya infeksi dari pada mengobati. Pengendalian gulma secara preventif terbagi atas 
karantina, penggunaan biji yang bersih, memperhatikan sisa-sisa tanaman pertanian(jerami) 
yang akan dipergunakan sebagai pakan ternak, tidak menggunakan pupuk kandang yang 
masih baru, mencegah hewan ternak berpindah langsung ke daerah lain, penggunaan alat 
pertanian, penggunaan tanah atau pasir, pembersihan bahan tanaman yang akan ditanam, 
pembersihan tebung-tebing saluran pengairan, pembersihan gulma di tepi jalan, mencegah 
terbentuknya biji-biji gulma dengan cara melakukan pembabatan gulma sebelum berbunga, 
dan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat. 
Cara ini teruatama ditujukan terhadap species-species gulma yang sangat 
merugikan dan belum terdapat tumbuh di lingkungan kita. Species gulma asing yang 
cocok tumbuh di tempat-tempat baru dapat menjadi pengganggu yang dahsyat 
(eksplosif). Misalnya kaktus di Australia, eceng gondok di Asia-Afrika. Cara-cara 
pencegahan masuk dan menyebarkan gulma baru antara lain adalah : 
a. Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma. 
b. Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang. 
c. Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak. 
d. Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan. 
e. Pembersihan ternak yang akan diangkut. 
f. Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya. 
Apabila hal-hal tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus 
dicegah pula agar jangan sampai gulma berbuah dan berbunga. Di samping itu juga 
mencegah gulma tahunan (perennial weeds) jangan sampai berbiak terutama dengan cara 
vegetatif. 
Tindakan paling dini dalam upaya menghindari kerugian akibat invasi gulma adalah 
pencegahan (preventif). Pencegahan dimaksud untuk mengurangi pertumbuhan gulma agar 
usaha pengendalian sedapat mungkin dikurangi atau ditiadakan. 
Pencegahan sebenarnya merupakan langkah yang paling tepat karena kerugian yang 
sesungguhnya pada tanaman budidaya belum terjadi. Pencegahan biasanya lebih murah, 
namun demikian tidak selalu lebih mudah. Pengetahuan tentang cara-cara penyebaran gulma 
sangat penting jika hendak melakukan dengan tepat.
A. Peniadaan Sumber Invasi dan Sanitasi 
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk meniadakan sumber invasi adalah 
1. Menggunakan biji tanaman yang bersih dan tidak tercampur biji lain terutama biji-biji 
gulma. 
2. Menghindari penggunaan pupuk kandang yang belum matang. 
3. Membersihkan tanah-tanah yang berasal dari tempat lain, tubuh dan kaki ternak dari 
biji-biji gulma. 
4. Mencegah pengangkutan tanaman beserta tanahnya dari tempat-tempat lain, karena 
pada bongkahan tanah tersebut kemungkinan mengandung biji-biji gulma. 
5. Pembersihan gulma dipinggir-pinggir sungai dan saluran air. 
6. Menyaring air pengairan agar tidak membawa biji-biji gulma ke petak-petak 
pertanaman yang diairi. 
B. Karantina Tumbuhan 
Karantina tumbuhan mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan lewat 
perantaraan lalu-lintas/perdagangan. Karantina tumbuhan merupakan cara pengendalian tidak 
langsung dan relatif paling murah. 
Karantina dapat diartikan 
 Menempatkan sesuatu didalam suatu tempat tertentu yang terpisah. 
 Menempatkan sesuatu didalam suatu tempat tertentu yang terpisah dalam jangka 
waktu tertentu. 
 Kegiatan pengasingan(isolasi) 
 pembatasan. 
 Pencegahan 
Karantina adalah tempat pengasingan atau suatu tindakan sebagai upaya pencegahan masuk 
dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu tanaman dari luar negeri dan 
dari suatu area ke area lain didalam negeri.atau keluarnya dari dalam wilayah. 
Adapun tujuan dari karantina adalah 
 Mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri 
kedalam negeri. 
 Mencegah tersebarnya organisme penggangu tumbuhan karantina dari suatu area 
kearea lain. 
 Menjaga kesehatan manusia dari residu pestisida yang ada pada hasil pertanian.
Hal itu dilakukan guna untuk mencegah masuknya organisme penggangu tanaman agar tidak 
masuk kesuatu Negara karena organism pengganggu tanaman tersebut dapat menjadi hama 
utama di Negara tersebut,yang dapat merusak pertanian yang ada dinegara tersebut 
Adapun tujuan dari karantina adalah 
- Mencegah masuknya organisme penggangu tumbuhan karantinabagi luar negri 
kedalam negri 
- Mencegah tersebarnya organime pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke 
area lain 
- Menjaga kesehatan manusia dari residu yang ada pada hasil pertanian. 
Hal itu dilakukan guna mencegah masuknya organime penggangu tanaman agar tidak 
masuk ke suatu negara karena organisme penggangu tanaman tersebut dapat menjadi hama 
utama di negara tersebut. Yang dapat merusdak pertanian yang ada di negara area tersebut. 
Dalam kegiatan karantina tumbuhan. Pemerintah mengeluarkan perpu tentang mencegah 
masuknya organisme penggangu tanaman (OPT) adalah pelindungan tanaman yaitu UU. No 
12 tahun 1992, tentang sistem budi daya tanaman pada pasal 1. UU tersebut organisme 
penggangu tumbuhan di defenisikan sebagai semua organisme yang dapat merusak 
menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan. 
Secara botanis tumbuhan mencangkup berbagai jenis organisme mulai dari tumbuhan 
berbunga Algae, bahkan sampai pada jamur tumbuhan berbeda dengan tanaman hanya dalam 
keterlibatan manusia dalam membudi dayakan, dalam hal ini tumbuhan mencakup yang 
tumbuhan liar maupun yang di budi dayakan sedangkan tanaman mencangkuphanya yang di 
budidayakan. 
Bila defenisi organisme penggangu tumbuhan tidak disikapi dengan hati-hati maka justru 
akan membingungkan gulma termaksud tumbuhan dan oleh karena itu musuh alaminya 
menurut defenisi di atas merupakan organisme pengganggu tumbuhan padahal sebenarnya, 
musuh alaminya gulma adalah sarana pengendalian dalam pelindungan tanaman melalui 
tindakan pengendalian. Demikan juga dengan jamur yang juga tergolong sebagai tumbuhan 
sehingga semua organime yang dapat merusak, menggangu kehidupan atau menyebabkan 
kematian tumbuhan harus dikatagorikan sebagai organisme penggangu tumbuhan. Padahal 
berbagai jenis jamur, sebagai halnya gulma justru merupakan organisme yang merusak, 
menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan lain dalam hal ini tanaman. 
Selain itu mengingat konsep tumbuhan yang mencangkup tumbuhan liar atau tumbuhan budi 
daya (tanaman) segala jenis organisme yang dapat merusak, menggangu kehidupan atau 
menyebabkan kematian tumbuhan liar juga harus dikatagorikan sebagai OPT. Dan dalam hal 
ini tentu saja termaksud unsur alami gulma dan musuh alami jamur perusak tanaman. Akan 
tetapi karena perlindungan tanaman didefenisikan sebagai segala upaya mencegah kerugian 
pada budidaya tanaman tidak mencangkup perlindungan terhadap tumbuhan liar, sekalipun 
terhadap gangguan yang disebabkan oleh OPT yang mengancam kepunahan tumbuhan liar 
tesebut.
Bagaiman dengan kerusakan ganguan terhadap kehidupan atau kematian tanaman yang di 
sebabkan oleh pencuri ? manusia adalah juga organisme dan pencurian, meskipun mungkin 
bisa dan mungkin juga tidak merusak. Menggangu kehidupan untuk menyebabkan kematian 
tanaman, jelas menimbulkan kehilangan hasil. Beberapa defenisi mengenai perlindungan 
tanaman antaranya definisi menurut Wikipedia memasukan pencuri sebagai OPT. Karena 
pencuri saja dapat digolongkan OPT. Apalagi ternak yang di biarkan berkeliaran oleh 
pemiliknya sehingga dapat merusak, menggangu kehidupan atau bahkan menyebabkan 
kematian tanaman dengan sendirinya dapat di golongkan sebagai OPT. Hal yang sama juga 
berlaku bagi satwa liar yang dilindungi seperti gajah bila masuk kepermukinan penduduk dan 
merusak menggangu kehidupan atau mematikan tanaman. Maka dapat berstatus sebagai OPT 
hanya saja, karena manusia, ternak,dan satwa liar tidak dapat disamakan dari segi nilainya 
dengan jenis OPT lainya maka upanya perlindungan tanaman terhadap pencurian, dan 
terhadap kerusakan, gangguan kehidupan atau kematian yang disebabkan oleh ternak dan 
satwa liar tidak dapat sama dengan yang dilakukan, terhadap serangga hama yaitu dengan 
membunuhnya ( apalagi dengan prestesida) OPT khusus ini perlindungan tanaman secara 
khusus misalnya dengan memberikan sanksi hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan 
yang berlaku, untuk perlakuan yang berbeda juga berlaku bagi OPT berbahaya di 
negara asing tetapi belum terdapat di indonesia yang karena potensi berbahaya yang 
ditimbulkannya di tetapkan sebagai OPT melalui peraturan perundang-undangan 
perlindungan tanaman terhadap OPT. Katagori ini dilakukan melalui tindakan pencegahan 
masuk, menyebar , atau keluar oleh instasi karantina. 
Defenisi organisme pengganggu tumbuhan sebagaimana yang telah di uraikan merupakan 
defenisi menurut undang-undang yang belaku sehingga meskipun agak rancu dan 
membingungkan tetap Harus diterima karena bersifat mengikat meskipun demikian 
pertanyaan yang timbul adalah bagaimana kaitan istilah organisme pengganggu tumbuhan 
dengan istilah hama, penyakit, dan gulma yang telah digunakan sebelum undang-undang No. 
12 ditetapkan hama dan gulma adalah organisme sehingga dengan sendirinya merupakan 
kategori dari OPT. Tetapi penyakit bukan organisme melainkan proses yang terjadi pada 
tanaman ketika tanaman dirusak atau diganggu kehidupanya oleh organisme lain golongan 
tertentu. Oleh karena itu panyakit bukan merupakan organisme pengganggu tumbuhan. 
Organisme seperti ini adalah organisme yang menjadi penyebab terjadinya penyakit atau 
lazim disebut patogen dengan demikian, organisme pengganggu tumbuhan terdiri atas hama, 
patogen, dan gulma, bukan terdiri atas hama penyakit dan gulma. 
Sistem pengendalian hama terpadu adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat 
serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari 
berbagai tehnik pengendalian yang di kembangkan dalam satu kesatuan untuk mencegah 
timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Namun penjelasan ini 
bukanya memperjelas tetapi justru menimbulkan dua permasalahan baru. pertama 
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan di defenisikan semata-mata berdasarkan atas 
dasar populasi atau tingkat serangan tanpa mencangkup nilai dari tumbuhan yang dirusak, 
diganggu atau dimatikan. kedua defenisi ini menyiratkan seakan-akan pengendalian hama 
terpadu hanya mencangkup tindakan pengendalian. padahal sebagai sistem perlindungan 
tanaman pengendalian hama terpadu seharusnya juga mencangkup pencegahan masuk/keluar, 
pengendalian, dan eradikasi.
KATA PENGANTAR 
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah- 
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makah ini dengan baik yang berjudul 
“ PENGENDALIAN GULMA SECARA PREVENTIF”. 
Penyusunan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan teman-teman serta dosen 
kami. Sehingga makalah ini terselesaikan dengan tepat waktu. 
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, kritik dan saran yang 
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. 
Raha, November 2014 
Penulis
TUGAS 
PENGENDALIAN GULMA 
SECARA PREVENTIF 
DISUSUN OLEH : 
KELOMPOK 1 
1. IQBAL TANDO 
2. WA BAENA 
3. WA ODE HUSNI 
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA 
( STIP WUNA ) 
2014

More Related Content

What's hot

Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaNurma Fauzaniar
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaSeptian Muna Barakati
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Laporan pengaruh auksin(limited edition)Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Laporan pengaruh auksin(limited edition)Malikul Mulki
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiAGROTEKNOLOGI
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianperdos5 cuy
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaWarnet Raha
 

What's hot (20)

Diagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: HamaDiagnosis Laboratorium: Hama
Diagnosis Laboratorium: Hama
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Hama teh
Hama tehHama teh
Hama teh
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
Makalah_65 Laporan akhir praktikum mikrobiologi.
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Laporan pengaruh auksin(limited edition)Laporan pengaruh auksin(limited edition)
Laporan pengaruh auksin(limited edition)
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Biokontrol
BiokontrolBiokontrol
Biokontrol
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 

Viewers also liked

Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduEla Afellay
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulmaDina akib
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 

Viewers also liked (8)

Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Cara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulmaCara cara pengendalian gulma
Cara cara pengendalian gulma
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 

Similar to OPT Pencegahan

Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifWarnet Raha
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifSeptian Muna Barakati
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifSeptian Muna Barakati
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanAbdul Wahid
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaOperator Warnet Vast Raha
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumuloanisasptiany
 
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxMata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxENTRYLEVEL
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 

Similar to OPT Pencegahan (20)

Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 
Ilmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhanIlmu hama tumbuhan
Ilmu hama tumbuhan
 
Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1
 
Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxMata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
 
Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Makalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventifMakalah pengendalian gulma secara preventif
Makalah pengendalian gulma secara preventif
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

OPT Pencegahan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Gulma yang selalu tumbuh di sekitar pertanaman (crop) mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan serta hasil akhir. Adanya gulma tersebut membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan dan menghalangi tercapainya sasaran produksi pertanaman pada umumnya. Pengendalian gulma hendaknya dilaksanakan jika kita telah memiliki pengetahuan tentang gulma itu. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah pemberantasan.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN Pengendalian gulma secara preventif adalah pengendalian dengan cara mencegah terjadinya infeksi dari pada mengobati. Pengendalian gulma secara preventif terbagi atas karantina, penggunaan biji yang bersih, memperhatikan sisa-sisa tanaman pertanian(jerami) yang akan dipergunakan sebagai pakan ternak, tidak menggunakan pupuk kandang yang masih baru, mencegah hewan ternak berpindah langsung ke daerah lain, penggunaan alat pertanian, penggunaan tanah atau pasir, pembersihan bahan tanaman yang akan ditanam, pembersihan tebung-tebing saluran pengairan, pembersihan gulma di tepi jalan, mencegah terbentuknya biji-biji gulma dengan cara melakukan pembabatan gulma sebelum berbunga, dan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat. Cara ini teruatama ditujukan terhadap species-species gulma yang sangat merugikan dan belum terdapat tumbuh di lingkungan kita. Species gulma asing yang cocok tumbuh di tempat-tempat baru dapat menjadi pengganggu yang dahsyat (eksplosif). Misalnya kaktus di Australia, eceng gondok di Asia-Afrika. Cara-cara pencegahan masuk dan menyebarkan gulma baru antara lain adalah : a. Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma. b. Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang. c. Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak. d. Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan. e. Pembersihan ternak yang akan diangkut. f. Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya. Apabila hal-hal tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus dicegah pula agar jangan sampai gulma berbuah dan berbunga. Di samping itu juga mencegah gulma tahunan (perennial weeds) jangan sampai berbiak terutama dengan cara vegetatif. Tindakan paling dini dalam upaya menghindari kerugian akibat invasi gulma adalah pencegahan (preventif). Pencegahan dimaksud untuk mengurangi pertumbuhan gulma agar usaha pengendalian sedapat mungkin dikurangi atau ditiadakan. Pencegahan sebenarnya merupakan langkah yang paling tepat karena kerugian yang sesungguhnya pada tanaman budidaya belum terjadi. Pencegahan biasanya lebih murah, namun demikian tidak selalu lebih mudah. Pengetahuan tentang cara-cara penyebaran gulma sangat penting jika hendak melakukan dengan tepat.
  • 3. A. Peniadaan Sumber Invasi dan Sanitasi Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk meniadakan sumber invasi adalah 1. Menggunakan biji tanaman yang bersih dan tidak tercampur biji lain terutama biji-biji gulma. 2. Menghindari penggunaan pupuk kandang yang belum matang. 3. Membersihkan tanah-tanah yang berasal dari tempat lain, tubuh dan kaki ternak dari biji-biji gulma. 4. Mencegah pengangkutan tanaman beserta tanahnya dari tempat-tempat lain, karena pada bongkahan tanah tersebut kemungkinan mengandung biji-biji gulma. 5. Pembersihan gulma dipinggir-pinggir sungai dan saluran air. 6. Menyaring air pengairan agar tidak membawa biji-biji gulma ke petak-petak pertanaman yang diairi. B. Karantina Tumbuhan Karantina tumbuhan mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan lewat perantaraan lalu-lintas/perdagangan. Karantina tumbuhan merupakan cara pengendalian tidak langsung dan relatif paling murah. Karantina dapat diartikan  Menempatkan sesuatu didalam suatu tempat tertentu yang terpisah.  Menempatkan sesuatu didalam suatu tempat tertentu yang terpisah dalam jangka waktu tertentu.  Kegiatan pengasingan(isolasi)  pembatasan.  Pencegahan Karantina adalah tempat pengasingan atau suatu tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu tanaman dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain didalam negeri.atau keluarnya dari dalam wilayah. Adapun tujuan dari karantina adalah  Mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri kedalam negeri.  Mencegah tersebarnya organisme penggangu tumbuhan karantina dari suatu area kearea lain.  Menjaga kesehatan manusia dari residu pestisida yang ada pada hasil pertanian.
  • 4. Hal itu dilakukan guna untuk mencegah masuknya organisme penggangu tanaman agar tidak masuk kesuatu Negara karena organism pengganggu tanaman tersebut dapat menjadi hama utama di Negara tersebut,yang dapat merusak pertanian yang ada dinegara tersebut Adapun tujuan dari karantina adalah - Mencegah masuknya organisme penggangu tumbuhan karantinabagi luar negri kedalam negri - Mencegah tersebarnya organime pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain - Menjaga kesehatan manusia dari residu yang ada pada hasil pertanian. Hal itu dilakukan guna mencegah masuknya organime penggangu tanaman agar tidak masuk ke suatu negara karena organisme penggangu tanaman tersebut dapat menjadi hama utama di negara tersebut. Yang dapat merusdak pertanian yang ada di negara area tersebut. Dalam kegiatan karantina tumbuhan. Pemerintah mengeluarkan perpu tentang mencegah masuknya organisme penggangu tanaman (OPT) adalah pelindungan tanaman yaitu UU. No 12 tahun 1992, tentang sistem budi daya tanaman pada pasal 1. UU tersebut organisme penggangu tumbuhan di defenisikan sebagai semua organisme yang dapat merusak menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan. Secara botanis tumbuhan mencangkup berbagai jenis organisme mulai dari tumbuhan berbunga Algae, bahkan sampai pada jamur tumbuhan berbeda dengan tanaman hanya dalam keterlibatan manusia dalam membudi dayakan, dalam hal ini tumbuhan mencakup yang tumbuhan liar maupun yang di budi dayakan sedangkan tanaman mencangkuphanya yang di budidayakan. Bila defenisi organisme penggangu tumbuhan tidak disikapi dengan hati-hati maka justru akan membingungkan gulma termaksud tumbuhan dan oleh karena itu musuh alaminya menurut defenisi di atas merupakan organisme pengganggu tumbuhan padahal sebenarnya, musuh alaminya gulma adalah sarana pengendalian dalam pelindungan tanaman melalui tindakan pengendalian. Demikan juga dengan jamur yang juga tergolong sebagai tumbuhan sehingga semua organime yang dapat merusak, menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan harus dikatagorikan sebagai organisme penggangu tumbuhan. Padahal berbagai jenis jamur, sebagai halnya gulma justru merupakan organisme yang merusak, menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan lain dalam hal ini tanaman. Selain itu mengingat konsep tumbuhan yang mencangkup tumbuhan liar atau tumbuhan budi daya (tanaman) segala jenis organisme yang dapat merusak, menggangu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan liar juga harus dikatagorikan sebagai OPT. Dan dalam hal ini tentu saja termaksud unsur alami gulma dan musuh alami jamur perusak tanaman. Akan tetapi karena perlindungan tanaman didefenisikan sebagai segala upaya mencegah kerugian pada budidaya tanaman tidak mencangkup perlindungan terhadap tumbuhan liar, sekalipun terhadap gangguan yang disebabkan oleh OPT yang mengancam kepunahan tumbuhan liar tesebut.
  • 5. Bagaiman dengan kerusakan ganguan terhadap kehidupan atau kematian tanaman yang di sebabkan oleh pencuri ? manusia adalah juga organisme dan pencurian, meskipun mungkin bisa dan mungkin juga tidak merusak. Menggangu kehidupan untuk menyebabkan kematian tanaman, jelas menimbulkan kehilangan hasil. Beberapa defenisi mengenai perlindungan tanaman antaranya definisi menurut Wikipedia memasukan pencuri sebagai OPT. Karena pencuri saja dapat digolongkan OPT. Apalagi ternak yang di biarkan berkeliaran oleh pemiliknya sehingga dapat merusak, menggangu kehidupan atau bahkan menyebabkan kematian tanaman dengan sendirinya dapat di golongkan sebagai OPT. Hal yang sama juga berlaku bagi satwa liar yang dilindungi seperti gajah bila masuk kepermukinan penduduk dan merusak menggangu kehidupan atau mematikan tanaman. Maka dapat berstatus sebagai OPT hanya saja, karena manusia, ternak,dan satwa liar tidak dapat disamakan dari segi nilainya dengan jenis OPT lainya maka upanya perlindungan tanaman terhadap pencurian, dan terhadap kerusakan, gangguan kehidupan atau kematian yang disebabkan oleh ternak dan satwa liar tidak dapat sama dengan yang dilakukan, terhadap serangga hama yaitu dengan membunuhnya ( apalagi dengan prestesida) OPT khusus ini perlindungan tanaman secara khusus misalnya dengan memberikan sanksi hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk perlakuan yang berbeda juga berlaku bagi OPT berbahaya di negara asing tetapi belum terdapat di indonesia yang karena potensi berbahaya yang ditimbulkannya di tetapkan sebagai OPT melalui peraturan perundang-undangan perlindungan tanaman terhadap OPT. Katagori ini dilakukan melalui tindakan pencegahan masuk, menyebar , atau keluar oleh instasi karantina. Defenisi organisme pengganggu tumbuhan sebagaimana yang telah di uraikan merupakan defenisi menurut undang-undang yang belaku sehingga meskipun agak rancu dan membingungkan tetap Harus diterima karena bersifat mengikat meskipun demikian pertanyaan yang timbul adalah bagaimana kaitan istilah organisme pengganggu tumbuhan dengan istilah hama, penyakit, dan gulma yang telah digunakan sebelum undang-undang No. 12 ditetapkan hama dan gulma adalah organisme sehingga dengan sendirinya merupakan kategori dari OPT. Tetapi penyakit bukan organisme melainkan proses yang terjadi pada tanaman ketika tanaman dirusak atau diganggu kehidupanya oleh organisme lain golongan tertentu. Oleh karena itu panyakit bukan merupakan organisme pengganggu tumbuhan. Organisme seperti ini adalah organisme yang menjadi penyebab terjadinya penyakit atau lazim disebut patogen dengan demikian, organisme pengganggu tumbuhan terdiri atas hama, patogen, dan gulma, bukan terdiri atas hama penyakit dan gulma. Sistem pengendalian hama terpadu adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai tehnik pengendalian yang di kembangkan dalam satu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Namun penjelasan ini bukanya memperjelas tetapi justru menimbulkan dua permasalahan baru. pertama pengendalian organisme pengganggu tumbuhan di defenisikan semata-mata berdasarkan atas dasar populasi atau tingkat serangan tanpa mencangkup nilai dari tumbuhan yang dirusak, diganggu atau dimatikan. kedua defenisi ini menyiratkan seakan-akan pengendalian hama terpadu hanya mencangkup tindakan pengendalian. padahal sebagai sistem perlindungan tanaman pengendalian hama terpadu seharusnya juga mencangkup pencegahan masuk/keluar, pengendalian, dan eradikasi.
  • 6. KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makah ini dengan baik yang berjudul “ PENGENDALIAN GULMA SECARA PREVENTIF”. Penyusunan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan teman-teman serta dosen kami. Sehingga makalah ini terselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Raha, November 2014 Penulis
  • 7. TUGAS PENGENDALIAN GULMA SECARA PREVENTIF DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 1. IQBAL TANDO 2. WA BAENA 3. WA ODE HUSNI SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA ( STIP WUNA ) 2014