Dokumen tersebut membahas konsep kekuasaan, politik, dan hukum dalam organisasi. Kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, politik melibatkan penggunaan sumber daya untuk pengambilan keputusan, dan hukum mengatur tata kelola masyarakat. Kasus Lapindo Brantas mengilustrasikan hubungan antara ketiga konsep tersebut di mana penggunaan kekuasaan oleh manajemen menyebabkan b
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
KONSEP KEKUASAAN
1. PERILAKU ORGANISASI
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIV. WIDYA MANDIRA KUPANG
2017
Oleh:
Renzi L. Magneficta 331 14 074
Yohanes E. Hasi 331 14 093
Antonio S. J. Jebaru 331 14 157
Andria A. Laka 331 14 158
Hildegardis K. Ngga 331 14 165
Amandus M. Wali 331 14 173
KONSEP KEKUASAAN, POLITIK DAN
HUKUM DALAM ORGANISASI
2. PENGERTIAN
1.Kekuasaan
a. Miriam Budiardjo, kekuasaan
adalah kemampuan seseorang
atau kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku
orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku.
b. Russel menyatakan bahwa
kekuasaan adalah konsep dasar
dalam ilmu sosial. Kekuasaan
penting dalam kehidupan
organisasi, dan bahwa kekuasaan
dalam organisasi terikat dengan
status seseorang.
c. Menurut Ramlan Surbakti,
kekuasaan merupakan
kemampuan mempengaruhi
pihak lain untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan
kehendak yang mempengaruhi.
Kata kunci :
a. Mempengaruhi tingkah laku
b. Status seseorang
c. Mempengaruhi pihak lain
Jadi, kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi tingkah
laku individu atau kelompok
lain berdasarkan status individu
atau kelompok tersebut
sehingga apa yang diinginkan
individu atau kelompok tersebut
menjadi kenyataan.
3. a. Aristoteles mengatakan politik
adalah usaha yang ditempuh
warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama.
b. Greenberg dan Baron (1997)
menyatakan bahwa politik
keorganisasian adalah
serangkaian tindakan yang secara
formal tidak diterima dalam
suatu organisasi dengan cara
mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan individu.
c. Fairholm mendefinisikan politik
keorganisasian sebagai tindakan
yang diambil untuk memperoleh
dan menggunakan kekuasaan
dalam hal pengendalian sumber
daya organisasi demi mencapai
hasil yang diharapkan oleh satu
pihak diperhadapkan dengan pihak
lainnya.
Kata kunci :
a. Kebaikan bersama
b. Tindakan yang formal
c. Pengendalian sumberdaya
Jadi, politik dalam organisasi adalah
usaha, aktivitas dan serangkaian
tindakan formal yang
menggunakan kekuasaan dalam
pengendalian sumberdaya untuk
mengambil keputusan sehingga
memperoleh hasil yang
diinginkan.
2.Politik
4. a. Menurut Tullius Cicerco
hukum merupakan akal
tertinggi yang ditanamkan
oleh alam kepada diri setiap
manusia untuk memutuskan
segala sesuatu yang boleh
dilakukan dan tidak boleh
dilakukan.
b.Menurut Prof. Dr. Van Kan
hukum merupakan segala
peraturan yang mempunyai
sifat memaksa yang
diadakan untuk mengatur
dan melindungi kepentingan
orang di dalam masyarakat.
c. Menurut Plato hukum
merupakan segala peraturan
yang tersusun dengan baik
dan teratur yang mempunyai
sifat mengikat hakim dan
masyarakat.
d. Menurut Ridwan Halim
hukum merupakan semua
peraturan tertulis maupun
tidak tertulis yang intinya
peraturan itu berlaku dan
diakui sebagai peraturan
yang harus ditaati dan
dipatuhi dalam kehidupan di
masyarakat.
3.Hukum
5. e. Menurut R. Soeroso hukum merupakan kumpulan peraturan
yang diciptakan oleh pihak berwenang untuk mengatur tata
kehidupan bermasyarakat dan memiliki ciri memerintah,
melarang atau memaksa dengan memberikan sanksi hukum
bagi pelanggarnya.
Kata kunci :
a. Akal tertinggi
b.Bersifat memaksa
c. Tersusun baik dan teratur
d.Tertulis dan tidak tertulis
e. Mengatur tata kehidupan bermasyarakat
Jadi, hukum adalah akal tertinggi yang dimiliki setiap
manusia, tersusun secara baik dan teratur dalam bentuk
tertulis atau tidak tertulis, bersifat memaksa untuk
mengatur tata kehidupan bermasyarakat.
6. LANDASAN KEKUASAAN
1. Kekuasaan Formal
a. Kekusaaan Keorsif
(Coersive Power)
b. Kekuatan Imbalan
(Legitimate Power)
c. Kekuatan Legitimasi
(Legitimate Power)
2. Kekuasaan Pribadi
a. Kekuasaan karena keahlian
( Expert Power)
b. Kekuasaan rujukan
(Referent Power)
7. MUNCULNYA POLITIK DALAM ORGANISASI
1. Personalitas individu
Karakteristik kepribadian misalnya orang
yang punya kebutuhan kekuasaan (nPow)
tinggi.
2. Ketidakmenentuan
Ada berbagai jenis ketidakmenentuan
yang menjadi alasan munculnya nuansa
politik di dalam organisasi.
3. Ukuran organisasi
Politicking lebih sering muncul pada
organisasi skala besar ketimbang kecil.
4. Level hirarki
Politik juga kerap ditemukan dalam
manajer tingkat atas, karena kekuasaan
yang dibutuhkan untuk terlibat dalam
politik biasanya terkonsentrasi diantara
para manajer tingkat atas tersebut.
5. Heterogenitas anggota
Anggota dalam organisasi yang
heterogen biasanya saling berbagi
kepentingan dan nilai yang sedikit
dan lebih lanjut mencari sesuatu
yang berbeda sehingga proses politik
cenderung muncul dimana setiap
anggota bersaing untuk memutuskan
kepentingan siapa yang terpuaskan
dan siapa yang tidak.
6. Pentingnya keputusan
Keputusan yang sifatnya penting
lebih memancing aktivitas politik
organisasi ketimbang keputusan
yang biasa-biasa saja. Ini
diakibatkan sebuah keputusan
penting punya dampak besar dalam
menarik perhatian para anggota
organisasi.
8. HUBUNGAN ANTARA KEKUASAAN, POLITIK DAN
HUKUM DALAM ORGANISASI
Kekuasaan
Politik
Hukum
1. Kekuasaan dan politik :
Hubungan kekuasaan dan politik adalah
kemampuan individu atau kelompok untuk
memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang
menunjang kekuasaannya untuk mencapai tujuan.
2. Kekuasaan dan hukum :
a. Hukum ada karena kekuasaan yang sah yang
menciptakan hukum.
b. Kekuasaan itu adalah hukum, namun kekuasaan
tidak identik dengan hukum.
c. Rule of law
d. Hukum dan kekuasaan saling mempengaruhi
3. Hukum dan politik
Hukum mengatur tata cara bagaiamana politik itu
berjalan.
9. CONTOH KASUS
Lapindo Brantas Inc. Merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan. Perusahaan ini memperoleh izin dari negara
untuk melakukan penambangan minyak dan gas di daratan di desa
Porong Kabupaten Sidoharjo.
Pada saat melakukan pengeboran yang dikoordinasikan oleh
pemenang tender yaitu PT TMMJ (Tiga Musim Masa Jaya) di tempat
tersebut terjadi keadaan yang tidak diinginkan berupa semburan lumpur
cair yang menyembur ke permukaan daratan.
Berdasarkan berita Harian Surya edisi 30/06/2006, sehari sebelum
semburan gas terjadi, salah satu pekerja pengeboran telah melaporkan
bahwa terdapat kemungkinan kebocoran lumpur apabila pengeboran
tetap dipaksakan kepada Lapindo Brantas tapi hal tersebut diabaikan.
10. Direktur Regional II Badan Perencanaan dan Pembangunan
Nasional (Bappenas) Suprayoga Hadi, menyebutkan bahwa kajian
kerugian total yang ditimbulkan akibat lumpur lapindo mencapai
Rp27,4 triliun selaa sembilan bulan terakhir (29 Mei 2006 – 8 Maret
2007), yang terjadi atas kerugian sebesar Rp11,0 triliun dan kerugian
tidak langsung Rp16,4 triliun.
Laporan awal penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana
tersebut menyebutkan angka kerugian berpotensial meningkat menjadi
Rp44,7 triliun, akibat potensi kerugian dampak tidak langsung menjadi
Rp33,7 triliun, jika terus berlangsung dalam jangka panjang.
Sedangkan, angka kerusakan langsung selama 9 bulan sebenarnya
mencapai Rp3,7 triliun sehingga total kerusakan dan kerugian langsung
menjadi Rp11,0 triliun. (Antar aNews.com)
11. ANALISIS
Dalam situasi dan kondisi bagaimana pun, jika seseorang
berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka
aktivitas seperti itu telah melibatkannya ke dalam aktivitas
kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki oleh para petinggi Lapindo
Brantas juga mempengaruhi jalannya kasus dan tuntutan yang
mengarah pada kasus lumpur lapindo. Hal tersebut merupakan
gambaran kekuasaan dan politik dalam kaitannya dengan elemen
lingkungan di luar organisasi. Adapun hubungan dominant
coalition dengan anggota dalam organisasi pasti sangat
ditentukan oleh direktur dan pemegang saham di Lapindo Brantas
sebagai pihak yang menguasai sumber daya dari Lapindo Brantas
Inc.
12. Didalam kasus ini penggunaan kekuasaan dan politik untuk
mengelola suatu organisasi sangat menentukan arah dari
organisasi yang bersangkutan. Terlihat bahwa kaitan antara
organisasi, politik, dan kekuasaan menunjukkan adanya pengaruh
kuat dari politik, kekuasaan dari dominant coalition di Lapindo
Brantas Inc. Seorang pemimpin menggunakan kekuasaannya
untuk mencari keuntungan sendiri dengan cara mengabaikan
laporan dari seorang pekerja akan kemungkinan terjadinya
kebocoran lumpur. Sikap pemimpin dalam menggunakan
kekuasaannya adalah penyebab utama terjadinya konflik dalam
kasus ini. Kasus seperti ini perlu dibawah pada proses hukum.