SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Politik Hukum
Politik Dalam Ruang Lingkup Hukum di Indonesia

Disusun oleh :
Nicky Ganjar Nugroho
Npm: 110110080339

UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS HUKUM
BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Law is a command of the Lawgiver (hukum adalah perintah dari
penguasa), dalam arti perintah dari mereka yang memiliki kekuasaan
tertinggi atau yang memegang kedaulatan. Demikian John Austin, seperti
dikutip oleh Prof Lili Rasyidi.1Hukum adalah sistem yang terpenting dalam
pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk
penyalahgunaan

kekuasaan

dalam

bidang

politik,

ekonomi

dan

masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama
dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam
hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku
dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan
hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan
politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.
Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari
pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara
berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan
peraturan atau tindakan militer.filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah
1

Lili Rasyidi & Ira Rasyidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, Cet. ke VIII, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2001, hlm. 58
supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan
peraturan tirani yang merajalela."
Pengertian politik hukum menurut Padmo Wahjono mengatakan
bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar yang menentukan arah,
bentuk, maupun isi hukum yang akan dibentuk.2 Ini dapat diperjelas
dengan

mengatakan

bahwa

politik

hukum

adalah

kebijakan

peneyelenggaraan negara tentang apa yang dijadikan kriteria untuk
menghukum

sesuatu

yang

di

dalamnya

mencakup

pembentukan,

penerapan, dan penegakan hukum.
Von Savigny berpendapat Kekuatan untuk membentuk hukum
terletak

pada

rakyat

yg

terdiri

dr

kompleksitas

individu

dan

perkumpulan.Pembuat undang- undang harus mendapat bahannya dari
rakyat dan ahli hukum dengan mempertimbangkan perasaan hukum dan
perasaan keadilan masyarakat.Hal ini dipertegas pernyataan dari John
Austin yang menyatakan hukum merupakan perintah dari kekuasaan
politik yang berdaulat dalam suatu negara.
Mengenai politik dan hukum dalam suatu negara sebenarnya ada di
tangan pemerintah, sebagai pihak yang berwenang menjalankan roda
kenegaraan berhak untuk mengeluarkan produk hukum yang sesuai
dengan corak politik yang berlaku pada saat itu, dengan tujuan untuk

2

Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, hlm.
160.
menciptakan

suatu aturan yang mengarah

kepada

keadilan

dan

kesejahteraan. Namun kemauan politik pada tingkat nasional akan kurang
berarti apabila tidak diteruskan sampai ke lapisan kehidupan yang lebih
rendah. Bahkan tidak berlebihan kiranya, apabila dikatakan indikator untuk
keberhasilan pelaksanaan kemauan tersebut sebaiknya dilihat pada
tempat-tempat yang jauh dari pusat kekuasaan atau pemerintah.Bukan
hanya di Jakarta, Bandung, Surabaya atau Semarang, melainkan harus
menjangkau sampai ke pelosok desa yang terpencil di seluruh tanah air.
Dengan demikian ukurannya bukan “sudah berapa jumlah undangundang yang dibuat”, “berapa tambahan gedung pengadilan” dan
sebagainya, melainkan apakah “jalan masuk kepada keadilan” itu telah
dirasakan oleh kebanyakan orang di Indonesia, khususnya dari lapisan
bawah. Hukum merupakan alat yang dipergunakan untuk menata
kehidupan sosial yang penuh dengan gejolak dan dinamika.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari gambaran di atas, maka penulis dalam tulisan ini ingin
memberikan atau membagi permasalahan menjadi 2 pokok permasalahan:
1. Apakah pengaruh politik terhadap hukum
2. Bagaimanakah format kekuasaan politik dalam negara hukum
Indonesia
3. Apakah Hukum lebih determinan dibandingkan politik atau sebaliknya?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Politik Terhadap Hukum
Banyak sekali peraturan hukum

yang tumpul tidak mampu memotong

kesewenang-wenangan. Bahkan produk hukum banyak diwarnai oleh
kepentingan-kepentingan politik pemegang kekuasaan dominan.Politik
kerapkali melakukan intervensi atas pembuatan dan pelaksanaan
hukum.Sebelum itu kita lihat dulu asumsi bahwa hukum merupakan produk
politik.Hukum

dianggap

sebagai

dependent

variable

(variabel

terpengaruh), sedangkan politik diletakan sebagai independent variable
(variabel berpengaruh).Peletakan hukum sebagai variabel yang tergantung
atas politik atau politik yang determinan atas hukum ini mudah
dipahami.Sidang parlemen yang dibuat untuk membuat undang-undang
sebagai produk hukum pada hakikatnya merupakan adegan kontestasi
agar kepentingan dan aspirasi semua partai politik dapat termuat dalam
keputusan dan menjadi undang-undang.3
Menurut Daniel S. Lev, yang paling menentukan dalam proses
hukum adalah konsepsi dan struktur kekuasaan politik. Yaitu bahwa
hukum sedikit banyak selalu merupakan alat politik, dan bahwa tempat
3

Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2009, hlm. 9-10.
hukum dalam negara, tergangtung pada keseimbangan politik, defenisi
kekuasaan, evolusi idiologi politik, ekonomi, sosial, dan seterusnya.
Walaupun kemudian proses hukum yang dimaksud tersebut tidak
diidentikan dengan maksud pembentukan hukum, namun dalam prateknya
seringkali proses dan dinamika pembentukan hukum mengalami hal yang
sama, yakni konsepsi dan struktur kekuasaan politiklah yang berlaku di
tengah masyarakat yang sangat menentukan terbentuknya suatu produk
hukum. Maka untuk memahami hubungan antara politik dan hukum di
negara mana pun, perlu dipelajari latar belakang kebudayaan, ekonomi,
kekuatan politik di dalam masyarakat, keadaan lembaga negara, dan
struktur sosialnya, selain institusi hukumnya sendiri.
Dari kenyataan ini disadari, adanya suatu ruang yang absah bagi
masuknya suatu proses politik melalui wadah institusi politik untuk
terbentuknya suatu produk hukum. Sehubungan dengan itu, ada dua kata
kunci yang akan diteliti lebih jauh tentang pengaruh kekuasaan dalam
hukum yakni mencakup kata “process” dan kata “institutions,” dalam
mewujudkan suatu peraturan perundang-undangan sebagai produk politik.
Pengaruh itu akan semakin nampak pada produk peraturan perundangundang oleh suatu institusi politik yang sangat dpengarhi oleh kekuatakekuatan politik yang besar dalam institusi politik. Sehubungan dengan
masalah ini, Miriam Budiarjo berpendapat bahwa kekuasaan politik
diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum
(pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya, sesuai dengan
pemegang kekuasaan.4 Dalam proses pembentukan peraturan hukum
oleh institusi politik peranan kekuatan politik yang duduk dalam institusi
politik itu adalah sangat menentukan. Institusi politik secara resmi
diberikan otoritas untuk membentuk hukum hanyalah sebuah institusi yang
vacum tanpa diisi oleh mereka diberikan kewenangan untuk itu.karena itu
institusi politik hanya alat belaka dari kelompok pemegang kekuasaan
politik. Kekuatan- kekuatan politik dapat dilihat dari dua sisi yakni sisi
kekuasaan yang dimiliki oleh kekuatan politik formal (institusi politik) dalam
hal ini yang tercermin dalam struktur kekuasaan lembaga negara, seperti
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat dan lembaga-lembaga negara lainnya
dan sisi kekuatan politik dari infrastruktur politik adalah seperti: partai
politik, tokoh-tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, Lembaga
Swadaya Masyarakat, organisasi profesi dan lain-lain. Dengan demikian
dapatlah disimpilkan bahwa pembentukan produk hukum adalah lahir dari
pengaruh kekuatan politik melalui proses politik dalam institusi negara
yang diberikan otoritas untuk itu.

4

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cet. ke 27, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005,
hlm. 118.
B. Format Kekuasaan Politik Dalam Negara Hukum Indonesia
Kriteria bagi suatu negara modern adalah apabila kekuasaan
memerintah

dalam

suatu

negara

diselenggarakan

berdasarkan

hukum.Dengan pengertian bahwa suatu negara hukum, pemerintah dan
lembaga-lembaga kenegaraan lainnya, harus sesuai dengan konstitusi
yang telah disepakati bersama demi tegaknya negara hukum.Dalam hal ini
semua komponen bangsa, baik masyarakat, organisasi sosial dan politik,
maupun lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif selaku instrumen politik,
harus secara sadar melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan
aturan hukum. Namun hukum hanya memberikan kerangka idiologis dalam
perubahan-perubahan sosial yang dikehendaki, yaitu jaminan orang akan
diperlakukan sama. Hal ini sangat penting, karena tanpa jaminan tersebut,
maka perubahan-perubahan social yang dikehendaki alam masyarakat
hampir tidak mungkin, karena orang tidak percaya lagi kepada negara
(pemerintah), kepada struktur dalam masyarakat, atau kepada siapa saja.
Keadaan tersebut dapat dilihat sekarang, bahwa sikap-sikap dari elit politik
yang masih berperan pada kepentingan politik yang sempit dan partisan,
daripada memperjuangkan kepentingan masyarakat luas.Retorika populis
yang disampaikan hanya sebatas pada mencari popularitas dan dukungan
politik, bukan sebagai langkah untuk menciptakan budaya politik yang
demokratis dan egaliter.Hal ini merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan krisis yang berkepanjangan di Indonesia, karena runtuhnya
penghormatan institusi negara terhadap ketentuan hukum sebagai
kerangka pengaturan kehidupan sebuah masyarakat modern.Akibatnya
suhu politik meningkat terus, sehingga dapat menghilangkan kepercayaan
masyarakat, baik dari dalam negeri maupun dunia Internasional.Padahal
secara normatif UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa Indonesia
berdasarkan negara hukum, bukan negara kekuasaan.Segala sesuatu
kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan institusi negara lainnya harus
berdasarkan kepada hukum.Dengan demikian konstitusi yang telah
diciptakan tersebut untuk mengatur dan membatasi tindakan-tindakan
pemerintah dan rakyat dalam melaksanakan tugas dan kewajiban masingmasing.Tentunya konstitusi yang dibuat itu tidaklah statis namun dinamis,
yaitu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh
karena itu konstitusi dapat saja diubah karena tidak sesuai lagi dengan
kondisi yang ada, sebagaimana yang telah dilakukan mulai dari tahun
1999 sampai dengan tahun 2002, melalui perubahan pertama sampai
dengan perubahan keempat, hal ini dengan tujuan untuk menjaga
stabilitas roda kenegaraan, agar tidak terjadi kekacauan. Sehubungan
dengan itu maka pembentukan hukum harus memperlihatkan kesadaran
hukum masyarakat.Di samping itu tidak tertutup kemungkinan bahwa
hukum menciptakan pola-pola baru di dalam masyarakat, sehingga pada
akhirnya menciptakan kesadaran hukum baru sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan.5
Suatu sistem hukum yang modern haruslah merupakan hukum
yang baik, dalam arti hukum tersebut harus mencerminkan rasa keadilan
bagi semua pihak dan sesuai dengan kondisi masyarakat.Hukum dibuat
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, dan juga harus dimengerti
atau dipahami oleh masyarakat secara keseluruhan Supaya hukum benarbenar dapat mempengaruhi perilaku warga masyarakat, maka ketentuan
hukum tersebut harus disebarluaskan sehingga melembaga dalam
masyarakat. Adanya alat komunikasi merupakan salah satu syarat bagi
penyebaran serta pelembagaan hukum, baik secara formal maupun
informal, sehingga apa yang diinginkan oleh hukum dapat tercapai. Dari
sini kelihatan bahwa jaminan terhadap negara hukum itu adalah ditentukan
oleh dua persoalan, yaitu apakah hukumnya dibuat melalui proses yang
sesuai dan kemudian diratifikasi secara demokratis, serta apakah hukum
itu ditaati dan dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh rakyat yang
diperintahnya secara tersurat maupun tersirat. Jawaban positif terhadap
kedua hal ini menentukan juga kadar keseimbangan politik yang dihasilkan
oleh konstitusi (hukum) yang bersangkutan. Dari pernyataan ini dapat
dipahami
5

bahwa

konstitusi

(hukum)

suatu

negara,

harus

dibuat

blog Prof DR Zainudin Ali “Hubungan Timbal Balik Antara Hukum Dan Politik Dalam Penegakkan
Hukum Dilihat Dari Aspek Sosiologi Hukum” www.google.com. Di akses 7 November 2013. Pada jam
23.50 WIB.
berdasarkan keseimbangan politik yang ada.Sehingga hukum itu dapat
mengakomodir semua kalangan dan tidak cenderung menguntungkan
salah satu pihak.

C. Dominasi Politik Pada Hukum Di Indonesia
Apabila melihat dari suasana politik di Indonesia.Saat ini negara
Indonesia sedang terjadi relasi Das sein, dimana politik dominan terhadap
produk hukum.Sehingga produk yang dihasilkan tak lebih dari kristalisasi
tawar-menawar antara elite politik. Ilmu hukum juga merupakan ilmu bantu
dalam ilmu politik. Hal ini dapat dipahami karena sejak dahulu terutama di
Eropa barat ilmu hukum dan politik memang sudah demikian erat.Keduaduanya memiliki persamaan daya “mengatur dan memaksakan undangundang” (law enforcement) yang merupakan salah satu kewajiban negara
yang begitu penting.Di samping itu analisis-analisis mengenai hukum serta
hubungannnya dengan Negara.
Dengan demikian maka ada kecenderungan pada ilmu hukum untuk
“meremehkan” kekuatan-kekuatan social dan budaya.Namun, dari aspekaspek daya yang “memaksa” inilah ilmu politik memandang perlu untuk
mengungkap

dalam

kaitannya

seprti

dengan

kesadaran

maupun

partisipasi politik.Hal ini sesuai dengan pendapat Hans Kelsen, bahwa
negara

sebagai

suatu

badan

hukukm

atau

Rechtsperson
(juristicperson).6Dalam pengertian tersebut badan hukum merupakan
sekelompok orangyang oleh hukum diperlaskukan sebagai suatu kesatuan
sebagai suatu individu yang mempunyai hak dan kewajiban.Setelah
mengurai mengenai hubungan antara politik dan hukum, maka saya
mengambil satu asumsi determinan, yaitu politik yang determinan terhadap
hokum.
Selain pendekatan yuridis normatif dalam pengkajian hukum,
hukum juga masih mempunyai sisinya yang lain, yaitu hukum dalam
kenyataannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.Dalam kenyataan
sosial itulah hukum menemukan kenyataannya yang paling hakiki, bahwa
sebagai salah satu dari sub sistem sosial, hukum tidak lepas dari pengaruh
sub sistem sosial lainnya, termasuk politik.
Dalam Black’s Law Dictionary, dominasi (dominate) diartikan
sebagai to master (someone or something) or to control (someone or
something).7 Yaitu, keadaan menguasai seseorang atau sesuatu. Tanpa
disadari oleh manusia, politik merupakan sub sistem sosial yang sangat
berpengaruh terhadap kehidupan sub sistem sosial lainnya.Politik dapat
mempengaruhi kehidupan sosial, mempengaruhi keadaan ekonomi,
mempengaruhi keberlangsungan budaya, dan tentunya mempengaruhi

6

Hans Kelsen, General Theory of Law and State (New York: Russeil & Russell, 1961), Hal. 181-191
Bryan A Garner, Black’s Law Dictionary, seventh edition, West Group, St.Paul Minn, 1999.

7
hukum.Jadi, dapat dikatakan bahwa politik merupakan dominasi dalam
sistem sosial.
Max steiner, mengutarakan idiom bahwa “sejemput kekuasaan lebih
bermanfaat daripada sekarung hak”.8 Hal ini menggambarkan betapa
besarnya pengaruh politik pada hukum. Secara politis historis, terbuktikan
bahwa perkembangan masyarakat dapat dihambat oleh beberapa negara
yang mampunyai pemerintahan absolut atau pemerintahan colonial.9
Seperti Indonesia pada masa 200 tahun pertama pemerintahan Hindia
Belanda, pada masa tersebut, masyarakat cederung bersifat keaderahan,
belum menyadari kesatuannya karena dijejali politik devide et impera,
sehingga belum bersatu padu.

8

L.J. Van Appledoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramitha, Jakarta, 2008. Hal. 57
bid, Hal. 163

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hukum tidak bisa dipisahkan dengan politik, hukum membentuk suatu
peraturan yang berguna bagi masyarakat untuk mengatur kehidupan.Tetapi
hukum di buat oleh lembaga politik yaitu legislatif.Hal ini membuat hasil yang
dibuat oleh DPR adalah produk politik bukan produk hukum.
konstitusi suatu negara, harus dibuat berdasarkan keseimbangan politik yang
ada. Sehingga hukum itu dapat mengakomodir semua kalangan dan tidak
cenderung

menguntungkan

salah

satu

pihak.Disinilah

perlu

adanya

kesamaan pandangan atau persepsi terhadap kandungan dari peraturan
hukum yang diciptakan dari berbagai pihak, baik dari unsur masyarakat,
partai politik, organisasi sosial maupun pemerintah dan lembaga-lembaga
kenegaraan lainnya.
Adanya perbedaan jawaban pertanyaan tentang mana yang lebih
determinan diantara keduanya, terutama perbedaan antara alternatif jawaban
yang pertama dan kedua pada bab terdahulu, disebabkan oleh perbedaan
cara para ahli memandang kedua subsistem kemasyarakatan tersebut.
Mereka yang hanya memandang hukum dari sudut das sollen (keharusan)
atau para idealis berpegang teguh pada pandangan bahwa hukum harus
merupakan pedoman dalam segala tingkatan hubungan antar anggota
masyarakat termasuk daam segala kegiatan politik.Sedangkan mereka yang
memandang hukum dari segi das sein (kenyataan) atau para penganut
paham empiris melihat secara realistis bahwa produk hukum sangat
dipengaruhi oleh politik, bukan saja dalam pembuatannya tetapi juga dalam
kenyataan-kenyataan empirisnya.10
Karena subsistem politik memiliki konsentrasi energi yang lebih besar
daripada hukum, maka jika harus berhadapan dengan politik, hukum berada
dalam kedudukan yang lebih lemah.11 Karena lebih kuatnya konsentrasi
energi politik, maka menjadi beralasan adanya konstatasi bahwa kerapkali
otonomi hukum di Indonesia ini diintervensi oleh politik.

10

Moh Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Pustaka LP3ES, Jakarta, 1998, hal. 8
Ibid, Hal. 13

11
DAFTAR PUSTAKA.

Lili Rasyidi & Ira Rasyidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2001
Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1986,
Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2009
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005
blog Prof DR Zainudin Ali “Hubungan Timbal Balik Antara Hukum Dan Politik
Dalam Penegakkan Hukum Dilihat Dari Aspek Sosiologi Hukum”
www.google.com. Di akses 7 November 2013. Pada jam 23.50 WIB.
Hans Kelsen, General Theory of Law and State, New York: Russeil & Russell,
1961
Bryan A Garner, Black’s Law Dictionary, seventh edition, West Group, St.Paul
Minn, 1999
L.J. Van Appledoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramitha, Jakarta,
2008

More Related Content

What's hot

Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)noidmedia virtual
 
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAMuhamad Yogi
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumInternet Explorer
 
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Silvia Kumalasari
 
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumPolitik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruairlangga03
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraRoy Pangkey
 
Teori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumTeori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumRahma L
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanRoberto Pecah
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukumiwan Alit
 
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumPoltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 

What's hot (20)

Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
Problematika penegakan hukum di indonesia(1) (1)
 
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILAIMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
IMPLEMENTASI PENEGAK HUKUM DALAM NEGARA YANG BERDASARKAN PANCASILA
 
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukumMakalah kedudukan dan fungsi hukum
Makalah kedudukan dan fungsi hukum
 
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
Makalah hukum administrasi negara silvia-8111412028
 
Law Sociology
Law SociologyLaw Sociology
Law Sociology
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukumPolitik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
Politik Hukum - Pertemuan Keenam - 6. hubungan moral hukum dengan politik hukum
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaruTugas makalah hukum perundang undangan terbaru
Tugas makalah hukum perundang undangan terbaru
 
Hukum administrasi negara
Hukum administrasi negaraHukum administrasi negara
Hukum administrasi negara
 
Penegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di IndonesiaPenegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di Indonesia
 
Teori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumTeori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukum
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Legislations sahril
Legislations sahrilLegislations sahril
Legislations sahril
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3
 
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukumPoltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
Poltik Hukum - Pertemuan Ketiga - 3. hubungan ilmu hukum dengan politik hukum
 

Viewers also liked

Nineteenth-Century Anti-Semitism in International Perspective
Nineteenth-Century Anti-Semitism in International PerspectiveNineteenth-Century Anti-Semitism in International Perspective
Nineteenth-Century Anti-Semitism in International PerspectiveDHI_Paris
 
Politik hukum agraria
Politik hukum agrariaPolitik hukum agraria
Politik hukum agrariaCanang Bagus
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 
Politik hukum dan kebijakan publik
Politik hukum dan kebijakan publikPolitik hukum dan kebijakan publik
Politik hukum dan kebijakan publikBiati Ardiansyah
 
The History of antisemitism
The History of antisemitismThe History of antisemitism
The History of antisemitismJurgen Marechal
 
The history of anti - semitism
The history of anti - semitismThe history of anti - semitism
The history of anti - semitismJurgen Marechal
 
Mapa conceptual: Troisième République.
Mapa conceptual: Troisième République.Mapa conceptual: Troisième République.
Mapa conceptual: Troisième République.Marcel Duran
 
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumMakalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumShriie Arianti
 
Struktur sosial dan diferensiasi sosial
Struktur sosial dan diferensiasi sosialStruktur sosial dan diferensiasi sosial
Struktur sosial dan diferensiasi sosialAditya Kisrianto
 
Perubahan sosial dan kebudyaan 2016
Perubahan sosial dan kebudyaan 2016Perubahan sosial dan kebudyaan 2016
Perubahan sosial dan kebudyaan 2016Muchlis Soleiman
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjitojonatanwardian
 

Viewers also liked (11)

Nineteenth-Century Anti-Semitism in International Perspective
Nineteenth-Century Anti-Semitism in International PerspectiveNineteenth-Century Anti-Semitism in International Perspective
Nineteenth-Century Anti-Semitism in International Perspective
 
Politik hukum agraria
Politik hukum agrariaPolitik hukum agraria
Politik hukum agraria
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Politik hukum dan kebijakan publik
Politik hukum dan kebijakan publikPolitik hukum dan kebijakan publik
Politik hukum dan kebijakan publik
 
The History of antisemitism
The History of antisemitismThe History of antisemitism
The History of antisemitism
 
The history of anti - semitism
The history of anti - semitismThe history of anti - semitism
The history of anti - semitism
 
Mapa conceptual: Troisième République.
Mapa conceptual: Troisième République.Mapa conceptual: Troisième République.
Mapa conceptual: Troisième République.
 
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan HukumMakalah Hukum dan Penegakan Hukum
Makalah Hukum dan Penegakan Hukum
 
Struktur sosial dan diferensiasi sosial
Struktur sosial dan diferensiasi sosialStruktur sosial dan diferensiasi sosial
Struktur sosial dan diferensiasi sosial
 
Perubahan sosial dan kebudyaan 2016
Perubahan sosial dan kebudyaan 2016Perubahan sosial dan kebudyaan 2016
Perubahan sosial dan kebudyaan 2016
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjito
 

Similar to Politik hukum

Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiatowetoe
 
84264 id-korelasi-korupsi-politik-dengan-hukum-da
84264 id-korelasi-korupsi-politik-dengan-hukum-da84264 id-korelasi-korupsi-politik-dengan-hukum-da
84264 id-korelasi-korupsi-politik-dengan-hukum-daTito Mizteriuz
 
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.docBentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.docEmir Harahap
 
Hns 2013 kenegaraan esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
Hns 2013 kenegaraan   esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaanHns 2013 kenegaraan   esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
Hns 2013 kenegaraan esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaanAminah Ibrahim
 
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukumPancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukumRizki Ramadhan
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanJosephine Fiona Ketaren
 
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...RiyandeeProject
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasiWarnet Raha
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!jesslynJC
 

Similar to Politik hukum (20)

Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesia
 
84264 id-korelasi-korupsi-politik-dengan-hukum-da
84264 id-korelasi-korupsi-politik-dengan-hukum-da84264 id-korelasi-korupsi-politik-dengan-hukum-da
84264 id-korelasi-korupsi-politik-dengan-hukum-da
 
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.docBentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
Bentuk,macam,dan prinsip Demokrasi (BAB 2) Kelas XI.doc
 
Hns 2013 kenegaraan esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
Hns 2013 kenegaraan   esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaanHns 2013 kenegaraan   esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
Hns 2013 kenegaraan esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
 
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukumPancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
Pancasila sebagai sistem_politik_dan_hukum
 
Hukum non doktrinal
Hukum non doktrinalHukum non doktrinal
Hukum non doktrinal
 
Power point demokrasi rule of law
Power point demokrasi rule of lawPower point demokrasi rule of law
Power point demokrasi rule of law
 
Power point demokrasi rule of law
Power point demokrasi rule of lawPower point demokrasi rule of law
Power point demokrasi rule of law
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
 
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
Studi perbandingan pemerintahan dan studi perbandingan politik merupakan sebu...
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Makalah demokrasi (2)
Makalah demokrasi (2)Makalah demokrasi (2)
Makalah demokrasi (2)
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Makalah demokrasi
Makalah demokrasiMakalah demokrasi
Makalah demokrasi
 
Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!Pkn bu evi presentasi!!
Pkn bu evi presentasi!!
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 
K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
K elompok 7 pkn
K elompok 7 pknK elompok 7 pkn
K elompok 7 pkn
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Politik hukum

  • 1. Politik Hukum Politik Dalam Ruang Lingkup Hukum di Indonesia Disusun oleh : Nicky Ganjar Nugroho Npm: 110110080339 UNIVERSITAS PADJAJARAN FAKULTAS HUKUM BANDUNG 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Law is a command of the Lawgiver (hukum adalah perintah dari penguasa), dalam arti perintah dari mereka yang memiliki kekuasaan tertinggi atau yang memegang kedaulatan. Demikian John Austin, seperti dikutip oleh Prof Lili Rasyidi.1Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer.filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah 1 Lili Rasyidi & Ira Rasyidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, Cet. ke VIII, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm. 58
  • 3. supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela." Pengertian politik hukum menurut Padmo Wahjono mengatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk, maupun isi hukum yang akan dibentuk.2 Ini dapat diperjelas dengan mengatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan peneyelenggaraan negara tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukum sesuatu yang di dalamnya mencakup pembentukan, penerapan, dan penegakan hukum. Von Savigny berpendapat Kekuatan untuk membentuk hukum terletak pada rakyat yg terdiri dr kompleksitas individu dan perkumpulan.Pembuat undang- undang harus mendapat bahannya dari rakyat dan ahli hukum dengan mempertimbangkan perasaan hukum dan perasaan keadilan masyarakat.Hal ini dipertegas pernyataan dari John Austin yang menyatakan hukum merupakan perintah dari kekuasaan politik yang berdaulat dalam suatu negara. Mengenai politik dan hukum dalam suatu negara sebenarnya ada di tangan pemerintah, sebagai pihak yang berwenang menjalankan roda kenegaraan berhak untuk mengeluarkan produk hukum yang sesuai dengan corak politik yang berlaku pada saat itu, dengan tujuan untuk 2 Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, hlm. 160.
  • 4. menciptakan suatu aturan yang mengarah kepada keadilan dan kesejahteraan. Namun kemauan politik pada tingkat nasional akan kurang berarti apabila tidak diteruskan sampai ke lapisan kehidupan yang lebih rendah. Bahkan tidak berlebihan kiranya, apabila dikatakan indikator untuk keberhasilan pelaksanaan kemauan tersebut sebaiknya dilihat pada tempat-tempat yang jauh dari pusat kekuasaan atau pemerintah.Bukan hanya di Jakarta, Bandung, Surabaya atau Semarang, melainkan harus menjangkau sampai ke pelosok desa yang terpencil di seluruh tanah air. Dengan demikian ukurannya bukan “sudah berapa jumlah undangundang yang dibuat”, “berapa tambahan gedung pengadilan” dan sebagainya, melainkan apakah “jalan masuk kepada keadilan” itu telah dirasakan oleh kebanyakan orang di Indonesia, khususnya dari lapisan bawah. Hukum merupakan alat yang dipergunakan untuk menata kehidupan sosial yang penuh dengan gejolak dan dinamika.
  • 5. B. IDENTIFIKASI MASALAH Dari gambaran di atas, maka penulis dalam tulisan ini ingin memberikan atau membagi permasalahan menjadi 2 pokok permasalahan: 1. Apakah pengaruh politik terhadap hukum 2. Bagaimanakah format kekuasaan politik dalam negara hukum Indonesia 3. Apakah Hukum lebih determinan dibandingkan politik atau sebaliknya?
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pengaruh Politik Terhadap Hukum Banyak sekali peraturan hukum yang tumpul tidak mampu memotong kesewenang-wenangan. Bahkan produk hukum banyak diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik pemegang kekuasaan dominan.Politik kerapkali melakukan intervensi atas pembuatan dan pelaksanaan hukum.Sebelum itu kita lihat dulu asumsi bahwa hukum merupakan produk politik.Hukum dianggap sebagai dependent variable (variabel terpengaruh), sedangkan politik diletakan sebagai independent variable (variabel berpengaruh).Peletakan hukum sebagai variabel yang tergantung atas politik atau politik yang determinan atas hukum ini mudah dipahami.Sidang parlemen yang dibuat untuk membuat undang-undang sebagai produk hukum pada hakikatnya merupakan adegan kontestasi agar kepentingan dan aspirasi semua partai politik dapat termuat dalam keputusan dan menjadi undang-undang.3 Menurut Daniel S. Lev, yang paling menentukan dalam proses hukum adalah konsepsi dan struktur kekuasaan politik. Yaitu bahwa hukum sedikit banyak selalu merupakan alat politik, dan bahwa tempat 3 Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2009, hlm. 9-10.
  • 7. hukum dalam negara, tergangtung pada keseimbangan politik, defenisi kekuasaan, evolusi idiologi politik, ekonomi, sosial, dan seterusnya. Walaupun kemudian proses hukum yang dimaksud tersebut tidak diidentikan dengan maksud pembentukan hukum, namun dalam prateknya seringkali proses dan dinamika pembentukan hukum mengalami hal yang sama, yakni konsepsi dan struktur kekuasaan politiklah yang berlaku di tengah masyarakat yang sangat menentukan terbentuknya suatu produk hukum. Maka untuk memahami hubungan antara politik dan hukum di negara mana pun, perlu dipelajari latar belakang kebudayaan, ekonomi, kekuatan politik di dalam masyarakat, keadaan lembaga negara, dan struktur sosialnya, selain institusi hukumnya sendiri. Dari kenyataan ini disadari, adanya suatu ruang yang absah bagi masuknya suatu proses politik melalui wadah institusi politik untuk terbentuknya suatu produk hukum. Sehubungan dengan itu, ada dua kata kunci yang akan diteliti lebih jauh tentang pengaruh kekuasaan dalam hukum yakni mencakup kata “process” dan kata “institutions,” dalam mewujudkan suatu peraturan perundang-undangan sebagai produk politik. Pengaruh itu akan semakin nampak pada produk peraturan perundangundang oleh suatu institusi politik yang sangat dpengarhi oleh kekuatakekuatan politik yang besar dalam institusi politik. Sehubungan dengan masalah ini, Miriam Budiarjo berpendapat bahwa kekuasaan politik diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum
  • 8. (pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat-akibatnya, sesuai dengan pemegang kekuasaan.4 Dalam proses pembentukan peraturan hukum oleh institusi politik peranan kekuatan politik yang duduk dalam institusi politik itu adalah sangat menentukan. Institusi politik secara resmi diberikan otoritas untuk membentuk hukum hanyalah sebuah institusi yang vacum tanpa diisi oleh mereka diberikan kewenangan untuk itu.karena itu institusi politik hanya alat belaka dari kelompok pemegang kekuasaan politik. Kekuatan- kekuatan politik dapat dilihat dari dua sisi yakni sisi kekuasaan yang dimiliki oleh kekuatan politik formal (institusi politik) dalam hal ini yang tercermin dalam struktur kekuasaan lembaga negara, seperti Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat dan lembaga-lembaga negara lainnya dan sisi kekuatan politik dari infrastruktur politik adalah seperti: partai politik, tokoh-tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi profesi dan lain-lain. Dengan demikian dapatlah disimpilkan bahwa pembentukan produk hukum adalah lahir dari pengaruh kekuatan politik melalui proses politik dalam institusi negara yang diberikan otoritas untuk itu. 4 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Cet. ke 27, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, hlm. 118.
  • 9. B. Format Kekuasaan Politik Dalam Negara Hukum Indonesia Kriteria bagi suatu negara modern adalah apabila kekuasaan memerintah dalam suatu negara diselenggarakan berdasarkan hukum.Dengan pengertian bahwa suatu negara hukum, pemerintah dan lembaga-lembaga kenegaraan lainnya, harus sesuai dengan konstitusi yang telah disepakati bersama demi tegaknya negara hukum.Dalam hal ini semua komponen bangsa, baik masyarakat, organisasi sosial dan politik, maupun lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif selaku instrumen politik, harus secara sadar melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan aturan hukum. Namun hukum hanya memberikan kerangka idiologis dalam perubahan-perubahan sosial yang dikehendaki, yaitu jaminan orang akan diperlakukan sama. Hal ini sangat penting, karena tanpa jaminan tersebut, maka perubahan-perubahan social yang dikehendaki alam masyarakat hampir tidak mungkin, karena orang tidak percaya lagi kepada negara (pemerintah), kepada struktur dalam masyarakat, atau kepada siapa saja. Keadaan tersebut dapat dilihat sekarang, bahwa sikap-sikap dari elit politik yang masih berperan pada kepentingan politik yang sempit dan partisan, daripada memperjuangkan kepentingan masyarakat luas.Retorika populis yang disampaikan hanya sebatas pada mencari popularitas dan dukungan politik, bukan sebagai langkah untuk menciptakan budaya politik yang demokratis dan egaliter.Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan krisis yang berkepanjangan di Indonesia, karena runtuhnya
  • 10. penghormatan institusi negara terhadap ketentuan hukum sebagai kerangka pengaturan kehidupan sebuah masyarakat modern.Akibatnya suhu politik meningkat terus, sehingga dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun dunia Internasional.Padahal secara normatif UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa Indonesia berdasarkan negara hukum, bukan negara kekuasaan.Segala sesuatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan institusi negara lainnya harus berdasarkan kepada hukum.Dengan demikian konstitusi yang telah diciptakan tersebut untuk mengatur dan membatasi tindakan-tindakan pemerintah dan rakyat dalam melaksanakan tugas dan kewajiban masingmasing.Tentunya konstitusi yang dibuat itu tidaklah statis namun dinamis, yaitu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Oleh karena itu konstitusi dapat saja diubah karena tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada, sebagaimana yang telah dilakukan mulai dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, melalui perubahan pertama sampai dengan perubahan keempat, hal ini dengan tujuan untuk menjaga stabilitas roda kenegaraan, agar tidak terjadi kekacauan. Sehubungan dengan itu maka pembentukan hukum harus memperlihatkan kesadaran hukum masyarakat.Di samping itu tidak tertutup kemungkinan bahwa hukum menciptakan pola-pola baru di dalam masyarakat, sehingga pada
  • 11. akhirnya menciptakan kesadaran hukum baru sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.5 Suatu sistem hukum yang modern haruslah merupakan hukum yang baik, dalam arti hukum tersebut harus mencerminkan rasa keadilan bagi semua pihak dan sesuai dengan kondisi masyarakat.Hukum dibuat sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, dan juga harus dimengerti atau dipahami oleh masyarakat secara keseluruhan Supaya hukum benarbenar dapat mempengaruhi perilaku warga masyarakat, maka ketentuan hukum tersebut harus disebarluaskan sehingga melembaga dalam masyarakat. Adanya alat komunikasi merupakan salah satu syarat bagi penyebaran serta pelembagaan hukum, baik secara formal maupun informal, sehingga apa yang diinginkan oleh hukum dapat tercapai. Dari sini kelihatan bahwa jaminan terhadap negara hukum itu adalah ditentukan oleh dua persoalan, yaitu apakah hukumnya dibuat melalui proses yang sesuai dan kemudian diratifikasi secara demokratis, serta apakah hukum itu ditaati dan dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh rakyat yang diperintahnya secara tersurat maupun tersirat. Jawaban positif terhadap kedua hal ini menentukan juga kadar keseimbangan politik yang dihasilkan oleh konstitusi (hukum) yang bersangkutan. Dari pernyataan ini dapat dipahami 5 bahwa konstitusi (hukum) suatu negara, harus dibuat blog Prof DR Zainudin Ali “Hubungan Timbal Balik Antara Hukum Dan Politik Dalam Penegakkan Hukum Dilihat Dari Aspek Sosiologi Hukum” www.google.com. Di akses 7 November 2013. Pada jam 23.50 WIB.
  • 12. berdasarkan keseimbangan politik yang ada.Sehingga hukum itu dapat mengakomodir semua kalangan dan tidak cenderung menguntungkan salah satu pihak. C. Dominasi Politik Pada Hukum Di Indonesia Apabila melihat dari suasana politik di Indonesia.Saat ini negara Indonesia sedang terjadi relasi Das sein, dimana politik dominan terhadap produk hukum.Sehingga produk yang dihasilkan tak lebih dari kristalisasi tawar-menawar antara elite politik. Ilmu hukum juga merupakan ilmu bantu dalam ilmu politik. Hal ini dapat dipahami karena sejak dahulu terutama di Eropa barat ilmu hukum dan politik memang sudah demikian erat.Keduaduanya memiliki persamaan daya “mengatur dan memaksakan undangundang” (law enforcement) yang merupakan salah satu kewajiban negara yang begitu penting.Di samping itu analisis-analisis mengenai hukum serta hubungannnya dengan Negara. Dengan demikian maka ada kecenderungan pada ilmu hukum untuk “meremehkan” kekuatan-kekuatan social dan budaya.Namun, dari aspekaspek daya yang “memaksa” inilah ilmu politik memandang perlu untuk mengungkap dalam kaitannya seprti dengan kesadaran maupun partisipasi politik.Hal ini sesuai dengan pendapat Hans Kelsen, bahwa negara sebagai suatu badan hukukm atau Rechtsperson
  • 13. (juristicperson).6Dalam pengertian tersebut badan hukum merupakan sekelompok orangyang oleh hukum diperlaskukan sebagai suatu kesatuan sebagai suatu individu yang mempunyai hak dan kewajiban.Setelah mengurai mengenai hubungan antara politik dan hukum, maka saya mengambil satu asumsi determinan, yaitu politik yang determinan terhadap hokum. Selain pendekatan yuridis normatif dalam pengkajian hukum, hukum juga masih mempunyai sisinya yang lain, yaitu hukum dalam kenyataannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.Dalam kenyataan sosial itulah hukum menemukan kenyataannya yang paling hakiki, bahwa sebagai salah satu dari sub sistem sosial, hukum tidak lepas dari pengaruh sub sistem sosial lainnya, termasuk politik. Dalam Black’s Law Dictionary, dominasi (dominate) diartikan sebagai to master (someone or something) or to control (someone or something).7 Yaitu, keadaan menguasai seseorang atau sesuatu. Tanpa disadari oleh manusia, politik merupakan sub sistem sosial yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sub sistem sosial lainnya.Politik dapat mempengaruhi kehidupan sosial, mempengaruhi keadaan ekonomi, mempengaruhi keberlangsungan budaya, dan tentunya mempengaruhi 6 Hans Kelsen, General Theory of Law and State (New York: Russeil & Russell, 1961), Hal. 181-191 Bryan A Garner, Black’s Law Dictionary, seventh edition, West Group, St.Paul Minn, 1999. 7
  • 14. hukum.Jadi, dapat dikatakan bahwa politik merupakan dominasi dalam sistem sosial. Max steiner, mengutarakan idiom bahwa “sejemput kekuasaan lebih bermanfaat daripada sekarung hak”.8 Hal ini menggambarkan betapa besarnya pengaruh politik pada hukum. Secara politis historis, terbuktikan bahwa perkembangan masyarakat dapat dihambat oleh beberapa negara yang mampunyai pemerintahan absolut atau pemerintahan colonial.9 Seperti Indonesia pada masa 200 tahun pertama pemerintahan Hindia Belanda, pada masa tersebut, masyarakat cederung bersifat keaderahan, belum menyadari kesatuannya karena dijejali politik devide et impera, sehingga belum bersatu padu. 8 L.J. Van Appledoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramitha, Jakarta, 2008. Hal. 57 bid, Hal. 163 9
  • 15. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Hukum tidak bisa dipisahkan dengan politik, hukum membentuk suatu peraturan yang berguna bagi masyarakat untuk mengatur kehidupan.Tetapi hukum di buat oleh lembaga politik yaitu legislatif.Hal ini membuat hasil yang dibuat oleh DPR adalah produk politik bukan produk hukum. konstitusi suatu negara, harus dibuat berdasarkan keseimbangan politik yang ada. Sehingga hukum itu dapat mengakomodir semua kalangan dan tidak cenderung menguntungkan salah satu pihak.Disinilah perlu adanya kesamaan pandangan atau persepsi terhadap kandungan dari peraturan hukum yang diciptakan dari berbagai pihak, baik dari unsur masyarakat, partai politik, organisasi sosial maupun pemerintah dan lembaga-lembaga kenegaraan lainnya. Adanya perbedaan jawaban pertanyaan tentang mana yang lebih determinan diantara keduanya, terutama perbedaan antara alternatif jawaban yang pertama dan kedua pada bab terdahulu, disebabkan oleh perbedaan cara para ahli memandang kedua subsistem kemasyarakatan tersebut. Mereka yang hanya memandang hukum dari sudut das sollen (keharusan) atau para idealis berpegang teguh pada pandangan bahwa hukum harus
  • 16. merupakan pedoman dalam segala tingkatan hubungan antar anggota masyarakat termasuk daam segala kegiatan politik.Sedangkan mereka yang memandang hukum dari segi das sein (kenyataan) atau para penganut paham empiris melihat secara realistis bahwa produk hukum sangat dipengaruhi oleh politik, bukan saja dalam pembuatannya tetapi juga dalam kenyataan-kenyataan empirisnya.10 Karena subsistem politik memiliki konsentrasi energi yang lebih besar daripada hukum, maka jika harus berhadapan dengan politik, hukum berada dalam kedudukan yang lebih lemah.11 Karena lebih kuatnya konsentrasi energi politik, maka menjadi beralasan adanya konstatasi bahwa kerapkali otonomi hukum di Indonesia ini diintervensi oleh politik. 10 Moh Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Pustaka LP3ES, Jakarta, 1998, hal. 8 Ibid, Hal. 13 11
  • 17. DAFTAR PUSTAKA. Lili Rasyidi & Ira Rasyidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001 Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2009 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 blog Prof DR Zainudin Ali “Hubungan Timbal Balik Antara Hukum Dan Politik Dalam Penegakkan Hukum Dilihat Dari Aspek Sosiologi Hukum” www.google.com. Di akses 7 November 2013. Pada jam 23.50 WIB. Hans Kelsen, General Theory of Law and State, New York: Russeil & Russell, 1961 Bryan A Garner, Black’s Law Dictionary, seventh edition, West Group, St.Paul Minn, 1999 L.J. Van Appledoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Pradnya Paramitha, Jakarta, 2008