SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
14. Perbedaan Hukum Tanggung Jawab
Produk di Negara Civil Law System
dan Common Law System
1. Perkembangan
Tanggung Jawab
Produk di Negara-
Negara Maju
Permasalahan hukum yang berkaitan
dengan masalah tanggung jawab produk
(product liability), bukan hanya menyangkut
hukum nasional, tetapi juga berkaitan
dengan hukum internasional (asing).
Hal ini dikarenakan semakin
berkembangnya perdagangan internasional,
maka persoalan tanggung jawab produk
menjadi masalah yang melampaui batas-
batas negara.
2. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak (Strict Liability)
dalam Tanggung Jawab Produk
Suatu produk untuk sampai kepada konsumen
biasanya melalui perantaraan seperti agen,
grosir, distributor, dan pedagang eceran.
Jika konsumen menuntut pelaku usaha
(produsen) dengan dasar perbuatan melawan
hukum melalui pengadilan, akan memakan
waktu yang lama dan biaya yang tinggi.
Sementara, tidak semua konsumen mempunyai
kemampuan ekonomi yang baik
Alasan mengapa prinsip tanggung jawab
mutlak (strict liability) diterapkan dalam hukum
tentang product liability adalah :
1. Di antara korban atau konsumen di satu pihak
dan produsen di lain pihak, beban kerugian
(risiko) seharusnya ditanggung oleh pihak yang
memproduksi/mengeluarkan barang-barang
cacat/berbahaya tersebut di pasaran.
2. Proses industrialisasi memunculkan masalah
hukum jika produk yang dihasilkan mengandung
cacat yang dapat merugikan konsumen.
Instrumen hukumnya adalah dengan melakukan
gugatan perbuatan melawan hukum (tort).
Gugatan perbuatan melawan hukum (tort)
dalam praktiknya sulit dilakukan, karena:
2. Dengan menempatkan/mengedarkan
barang-barang dipasaran, berarti produsen
menjamin bahwa barang-baang tersebut
aman dan pantas untuk dipergunakan dan
bilamana terbukti tidak demikian, dia harus
bertanggung jawab.
1. Untuk tuntutan yang didasarkan perbuatan
melawan hukum, menggunakan prinsip
tanggung jawab atas dasar adanya unsur
kesalahan (based on fault liability), dimana
pihak penggugat (konsumen) harus membukti
kan adanya unsur kesalahan dipihak tergugat
(produsen). Bila penggugat gagal membukti-
kan adanya unsur kesalahan dipihak tergugat,
maka gugatannya gagal.
3. Sebenarnya tanpa menerapkan prinsip
tanggung jawab mutlak pun produsen yang
melakukan kesalahan tersebut dapat
dituntut melalui proses penuntutan
beruntun, yaitu konsumen kepada
pedagang eceran, pengecer kepada grosir,
grosir kepada distributor, distributor kepada
agen, dan agen kepada produsen.
Alasan-alasan lain yang memperkuat penerapan prinsip strict
liability tersebut yang didasarkan pada social climate theory:
Manufacturer
Pihak yang berada dalam posisi keuangan yang lebih baik
untuk menanggung beban kerugian dan pada setiap kasus
yang mengharuskannya mengganti kerugian dia akan
meneruskan kerugian tersebut dan membagi risikonya
kepada banyak pihak dengan cara menutup asuransi yang
preminya dimasukkan ke dalam perhitungan harga dari
barang hasil produksinya. Hal ini dikenal dengan deep
pockets theory.
01
manufacturing
Terdapatnya kesulitan dalam membuktikan adanya
unsur kesalahan dalam suatu proses manufacturing
yang demikian kompleks pada perusahaan besar
(industri) bagi seorang konsumen/korban/penggugat
secara individual.
02
Hal-hal yang dapat membebaskan tanggung jawab produsen
4. Terjadinya cacat pada produk
tersebut akibat keharusan
memenuhi kewajiban yang
ditentukan dalam peraturan
yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
1. Jika produsen tidak
mengedarkan produknya (put
into circulation)
3. Produk tersebut tidak dibuat oleh
produsen baik untuk dijual atau
diedarkan untuk tujuan ekonomis
maupun untuk diedarkan dalam
rangka bisnis.
2. Cacat yang menyebabkan
kerugian tersebut tidak ada
pada saat produk diedarkan
oleh produsen atau terjadinya
cacat tersebut baru timbul
kemudian.
5. Secara ilmiah dan teknik (state of scientific an
technical knowledge, state or art defense) pada saat
produk tersebut diedarkan tidak mungkin cacat.
6. Dalam hal produsen dari suatu komponen, bahwa
cacat tersebut disebabkan oleh desain dari produk itu
sendiri di mana komponen telah dicocokkan atau
disebabkan kesalahan pada petunjuk yang diberikan
oleh pihak produsen tersebut.
7. Bila pihak yang menderita kerugian atau pihak ketiga
turut menyebabkan terjadinya kerugian tersebut
(contributory nigligence).
8. Kerugian yang terjadi diakibatkan oleh Acts of God
atau force majeur.
Sejarah perkembangan pertanggungjawaban produk di
negara-negara yang menganut civil law system di kawasan
Eropa, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh Product Liability
Directive 1985 yang ditetapkan oleh Masyarakat Eropa
(European Community).
Belanda yang menganut civil law system, sebagai salah satu
anggota dari Masyarakat Eropa harus pula
mengimplementasikan Directive tersebut di dalam hukum
nasionalnya.
Burgerlijk Wetboek (BW) 1838 yang kemudian menjadi Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Indonesia,
merupakan BW ketiga yang pernah berlaku di negeri
Belanda.
3. Tanggung Jawab Produk di Negara
yang Menganut Civil Law System
Di dalam konsep pertanggungjawaban ini, unsur
kesalahan bukan ditiadakan (without fault), melainkan
dialihkan beban pembuktiannya (shifting the burden of
proof) dari pihak yang dirugikan kepada pihak yang
merugikan.
Jika konsep ini digunakan dalam pertanggungjawaban
produk, maka konsumen yang menuntut ganti rugi
meskipun masih harus membuktikan adanya ketiga
unsur dalam perbuatan melawan hukum, namun tidak
perlu membuktikan adanya unsur kesalahan pada
produsen.
Sebaliknya segera setelah terjadi peristiwa
yang merugikan konsumen, produsen
langsung dianggap bersalah (presumption of
fault), sehingga sebagai konsekuensinya
produsen harus membuktikan bahwa ia tidak
bersalah.
Liability based on risk pada dasarnya merupakan
derivasi (turunan) dari pertanggungjawaban atas dasar
perbuatan melawan oleh Purwahid Patrik :
“Tanggung gugat berdasarkan risiko adalah tanggung gugat yang
tidak memperhatikan kesalahan dari pembuat, artinya ada
kesalahan atau tidak ada kesalahan jika pembuat menimbulkan
kerugian kepada orang lain ia harus menanggung risikony hukum
(tortious liability), sebagaimana dikemukakan a atau ia harus
bertanggung gugat atas kerugian itu.
Yang menurut hukum inggris dikatakan sebagai tanggung gugat
mutlak (absolute liability atau strict liability) bahwa orang berbuat
dengan risiko dan bertanggung gugat terhadap kerugian yang
diakibatkannya.
4. Tanggung Jawab Produk di Negara yang
Menganut Common Law System
Tanggung jawab mutlak adalah doktrin yang membebankan
tanggung jawab kepada suatu pihak, apapun kesalahannya, begitu
ditemukan unsur-unsur “kerusakan” yang berpotensi/hampir
menyebabkan cidera, kerusakan, atau kerugian dan ditemukan
unsur-unsur pengendalian dari perusahaan produsen sebuah produk
yang dapat dibuktikan.
Warren Freedman dalam merumuskan strict liability sebagai berikut :
E.M. Meijers menamakan
pertanggungjawaban seperti ini
sebagai quasi onrechtmatigedaad.
T h a n k s

More Related Content

Similar to 14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system

Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumanindia putri
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumanindiaputri762
 
9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen
9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen
9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumenGindha Wayka
 
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...Muhammad Ramadhan
 
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...AgungAgungPangestu
 
12. tanggung jawab produk dalam uupk
12. tanggung jawab produk dalam uupk12. tanggung jawab produk dalam uupk
12. tanggung jawab produk dalam uupkGindha Wayka
 
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen & tanggung jaw...
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen &  tanggung jaw...Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen &  tanggung jaw...
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen & tanggung jaw...Hayyu Safitri
 
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...Hefti Juliza
 
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Dyana Anggraini
 
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...An Nisa Rizki Yulianti
 
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...Giriyogodwis
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...Dyana Anggraini
 
4.tinjauan hukum tentang hubungan antara produsen dan konsumen
4.tinjauan hukum tentang hubungan antara produsen dan konsumen4.tinjauan hukum tentang hubungan antara produsen dan konsumen
4.tinjauan hukum tentang hubungan antara produsen dan konsumenGindha Wayka
 
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumenPrinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumenKathleen Pontoh
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumanindia putri
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumanindiaputri762
 
Hbl forum dan quiz minggu 9
Hbl forum dan quiz minggu 9Hbl forum dan quiz minggu 9
Hbl forum dan quiz minggu 9rifaaa_092
 
4, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, marketing ethics, universitas mercu buana...
4, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, marketing ethics, universitas mercu buana...4, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, marketing ethics, universitas mercu buana...
4, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, marketing ethics, universitas mercu buana...Gunawan Adam
 

Similar to 14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system (20)

Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
 
9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen
9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen
9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen
 
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
HBL9. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 9 hbl, perlindungan konsumen ...
 
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
 
12. tanggung jawab produk dalam uupk
12. tanggung jawab produk dalam uupk12. tanggung jawab produk dalam uupk
12. tanggung jawab produk dalam uupk
 
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen & tanggung jaw...
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen &  tanggung jaw...Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen &  tanggung jaw...
Tugas 7. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, perlindungan konsumen & tanggung jaw...
 
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
Hbl minggu 9, hefti juliza, hapzi ali, perlindungan konsumen, universitas mer...
 
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
 
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
 
hukum
hukumhukum
hukum
 
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
HBL,9,Giri Yogo,Hapzi Ali,Perlindungan konsumen dan perlidungan hukum,Univers...
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
 
Tanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab perusahaanTanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab perusahaan
 
4.tinjauan hukum tentang hubungan antara produsen dan konsumen
4.tinjauan hukum tentang hubungan antara produsen dan konsumen4.tinjauan hukum tentang hubungan antara produsen dan konsumen
4.tinjauan hukum tentang hubungan antara produsen dan konsumen
 
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumenPrinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
Prinsip prinsip tanggung jawab dalam hukum perlindungan konsumen
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
 
Hbl forum dan quiz minggu 9
Hbl forum dan quiz minggu 9Hbl forum dan quiz minggu 9
Hbl forum dan quiz minggu 9
 
4, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, marketing ethics, universitas mercu buana...
4, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, marketing ethics, universitas mercu buana...4, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, marketing ethics, universitas mercu buana...
4, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, marketing ethics, universitas mercu buana...
 

More from Gindha Wayka

13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitasGindha Wayka
 
12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhanGindha Wayka
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerjaGindha Wayka
 
10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock outGindha Wayka
 
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerjaGindha Wayka
 
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerjaGindha Wayka
 
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerjaGindha Wayka
 
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerjaGindha Wayka
 
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaanGindha Wayka
 
3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaanGindha Wayka
 
15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronikGindha Wayka
 
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeriGindha Wayka
 
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor imporGindha Wayka
 
11. rahasia dagang
11. rahasia dagang11. rahasia dagang
11. rahasia dagangGindha Wayka
 
10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaanGindha Wayka
 

More from Gindha Wayka (20)

14. omnibus law
14. omnibus law14. omnibus law
14. omnibus law
 
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
 
12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
 
10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out
 
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
 
8. upah
8. upah8. upah
8. upah
 
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
 
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
 
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
 
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
 
2. ketenagakerjan
2. ketenagakerjan2. ketenagakerjan
2. ketenagakerjan
 
1. pendahuluan
1. pendahuluan1. pendahuluan
1. pendahuluan
 
3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan
 
15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik
 
14. waralaba
14. waralaba14. waralaba
14. waralaba
 
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
 
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
 
11. rahasia dagang
11. rahasia dagang11. rahasia dagang
11. rahasia dagang
 
10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan
 

Recently uploaded

pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (11)

pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

14. perbedaan hukum tanggung jawab produk di negara civil law system

  • 1. 14. Perbedaan Hukum Tanggung Jawab Produk di Negara Civil Law System dan Common Law System
  • 2. 1. Perkembangan Tanggung Jawab Produk di Negara- Negara Maju Permasalahan hukum yang berkaitan dengan masalah tanggung jawab produk (product liability), bukan hanya menyangkut hukum nasional, tetapi juga berkaitan dengan hukum internasional (asing). Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya perdagangan internasional, maka persoalan tanggung jawab produk menjadi masalah yang melampaui batas- batas negara.
  • 3. 2. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak (Strict Liability) dalam Tanggung Jawab Produk Suatu produk untuk sampai kepada konsumen biasanya melalui perantaraan seperti agen, grosir, distributor, dan pedagang eceran. Jika konsumen menuntut pelaku usaha (produsen) dengan dasar perbuatan melawan hukum melalui pengadilan, akan memakan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Sementara, tidak semua konsumen mempunyai kemampuan ekonomi yang baik
  • 4. Alasan mengapa prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) diterapkan dalam hukum tentang product liability adalah : 1. Di antara korban atau konsumen di satu pihak dan produsen di lain pihak, beban kerugian (risiko) seharusnya ditanggung oleh pihak yang memproduksi/mengeluarkan barang-barang cacat/berbahaya tersebut di pasaran. 2. Proses industrialisasi memunculkan masalah hukum jika produk yang dihasilkan mengandung cacat yang dapat merugikan konsumen. Instrumen hukumnya adalah dengan melakukan gugatan perbuatan melawan hukum (tort).
  • 5. Gugatan perbuatan melawan hukum (tort) dalam praktiknya sulit dilakukan, karena: 2. Dengan menempatkan/mengedarkan barang-barang dipasaran, berarti produsen menjamin bahwa barang-baang tersebut aman dan pantas untuk dipergunakan dan bilamana terbukti tidak demikian, dia harus bertanggung jawab. 1. Untuk tuntutan yang didasarkan perbuatan melawan hukum, menggunakan prinsip tanggung jawab atas dasar adanya unsur kesalahan (based on fault liability), dimana pihak penggugat (konsumen) harus membukti kan adanya unsur kesalahan dipihak tergugat (produsen). Bila penggugat gagal membukti- kan adanya unsur kesalahan dipihak tergugat, maka gugatannya gagal. 3. Sebenarnya tanpa menerapkan prinsip tanggung jawab mutlak pun produsen yang melakukan kesalahan tersebut dapat dituntut melalui proses penuntutan beruntun, yaitu konsumen kepada pedagang eceran, pengecer kepada grosir, grosir kepada distributor, distributor kepada agen, dan agen kepada produsen.
  • 6. Alasan-alasan lain yang memperkuat penerapan prinsip strict liability tersebut yang didasarkan pada social climate theory: Manufacturer Pihak yang berada dalam posisi keuangan yang lebih baik untuk menanggung beban kerugian dan pada setiap kasus yang mengharuskannya mengganti kerugian dia akan meneruskan kerugian tersebut dan membagi risikonya kepada banyak pihak dengan cara menutup asuransi yang preminya dimasukkan ke dalam perhitungan harga dari barang hasil produksinya. Hal ini dikenal dengan deep pockets theory. 01 manufacturing Terdapatnya kesulitan dalam membuktikan adanya unsur kesalahan dalam suatu proses manufacturing yang demikian kompleks pada perusahaan besar (industri) bagi seorang konsumen/korban/penggugat secara individual. 02
  • 7. Hal-hal yang dapat membebaskan tanggung jawab produsen 4. Terjadinya cacat pada produk tersebut akibat keharusan memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. 1. Jika produsen tidak mengedarkan produknya (put into circulation) 3. Produk tersebut tidak dibuat oleh produsen baik untuk dijual atau diedarkan untuk tujuan ekonomis maupun untuk diedarkan dalam rangka bisnis. 2. Cacat yang menyebabkan kerugian tersebut tidak ada pada saat produk diedarkan oleh produsen atau terjadinya cacat tersebut baru timbul kemudian.
  • 8. 5. Secara ilmiah dan teknik (state of scientific an technical knowledge, state or art defense) pada saat produk tersebut diedarkan tidak mungkin cacat. 6. Dalam hal produsen dari suatu komponen, bahwa cacat tersebut disebabkan oleh desain dari produk itu sendiri di mana komponen telah dicocokkan atau disebabkan kesalahan pada petunjuk yang diberikan oleh pihak produsen tersebut. 7. Bila pihak yang menderita kerugian atau pihak ketiga turut menyebabkan terjadinya kerugian tersebut (contributory nigligence). 8. Kerugian yang terjadi diakibatkan oleh Acts of God atau force majeur.
  • 9. Sejarah perkembangan pertanggungjawaban produk di negara-negara yang menganut civil law system di kawasan Eropa, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh Product Liability Directive 1985 yang ditetapkan oleh Masyarakat Eropa (European Community). Belanda yang menganut civil law system, sebagai salah satu anggota dari Masyarakat Eropa harus pula mengimplementasikan Directive tersebut di dalam hukum nasionalnya. Burgerlijk Wetboek (BW) 1838 yang kemudian menjadi Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Indonesia, merupakan BW ketiga yang pernah berlaku di negeri Belanda. 3. Tanggung Jawab Produk di Negara yang Menganut Civil Law System
  • 10. Di dalam konsep pertanggungjawaban ini, unsur kesalahan bukan ditiadakan (without fault), melainkan dialihkan beban pembuktiannya (shifting the burden of proof) dari pihak yang dirugikan kepada pihak yang merugikan. Jika konsep ini digunakan dalam pertanggungjawaban produk, maka konsumen yang menuntut ganti rugi meskipun masih harus membuktikan adanya ketiga unsur dalam perbuatan melawan hukum, namun tidak perlu membuktikan adanya unsur kesalahan pada produsen. Sebaliknya segera setelah terjadi peristiwa yang merugikan konsumen, produsen langsung dianggap bersalah (presumption of fault), sehingga sebagai konsekuensinya produsen harus membuktikan bahwa ia tidak bersalah.
  • 11. Liability based on risk pada dasarnya merupakan derivasi (turunan) dari pertanggungjawaban atas dasar perbuatan melawan oleh Purwahid Patrik : “Tanggung gugat berdasarkan risiko adalah tanggung gugat yang tidak memperhatikan kesalahan dari pembuat, artinya ada kesalahan atau tidak ada kesalahan jika pembuat menimbulkan kerugian kepada orang lain ia harus menanggung risikony hukum (tortious liability), sebagaimana dikemukakan a atau ia harus bertanggung gugat atas kerugian itu. Yang menurut hukum inggris dikatakan sebagai tanggung gugat mutlak (absolute liability atau strict liability) bahwa orang berbuat dengan risiko dan bertanggung gugat terhadap kerugian yang diakibatkannya. 4. Tanggung Jawab Produk di Negara yang Menganut Common Law System
  • 12. Tanggung jawab mutlak adalah doktrin yang membebankan tanggung jawab kepada suatu pihak, apapun kesalahannya, begitu ditemukan unsur-unsur “kerusakan” yang berpotensi/hampir menyebabkan cidera, kerusakan, atau kerugian dan ditemukan unsur-unsur pengendalian dari perusahaan produsen sebuah produk yang dapat dibuktikan. Warren Freedman dalam merumuskan strict liability sebagai berikut : E.M. Meijers menamakan pertanggungjawaban seperti ini sebagai quasi onrechtmatigedaad.
  • 13. T h a n k s