SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
IX. PRINSIP
PERTANGGUNGJAWABAN DALAM
HUKUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN
◎ A. Prinsip-Prinsip Hukum
Perlindungan Konsumen
◎ Di Indonesia, kata “konsumen” pertama
kali masuk substansi GBHN pada 1983,
Pembangunan nasional pada umumnya
dan pembangunan ekonomi pada
khususnya, menurut GBHN harus
menguntungkan konsumen. Dan dalam
GBHN 1988 dinyatakan, pembangunan
ekonomi itu harus menjamin kepentingan
konsumen.
2
Model Kebijakan
Perlindungan Konsumen
3
Kedua, kebijakan
kompensatoris, yaitu
kebijakan yang berisikan
perlindungan terhadap
kepentingan ekonomi
konsumen (hak atas
kesehatan dan
keamanan).
Menurut Hans W. Micklitz
Pertama, kebijakan yang
bersifat komplementer,
yaitu kebijakan yang
mewajibkan pelaku usaha
memberikan informasi
yang memadai kepada
konsumen (hak atas
informasi).
Secara umum dikenal ada empat
hak dasar konsumen, yaitu :
Beberapa hal yang diinginkan oleh
konsumen pada saat hendak membeli suatu
produk:
1. Diperolehnya
informasi yang
jelas mengenai
produk yang
akan dibeli
.
2. Keyakinan
bahwa produk
yang dibeli tidak
berbahaya baik
bagi kesehatan
maupun
keamanan
jiwanya
3. Produk yang dibeli
cocok sesuai dengan
keinginannya, baik
dari segi kualitas,
ukuran, harga dan
sebagainya.
5
4. Konsumen
mengetahui cara
penggunaannya.
5. Jaminan
bahwa produk
yang dibelinya
dapat berguna
dan berfungsi
dengan baik
6. Jaminan bahwa apabila
barang yang dibeli tidak sesuai
atau tidak dapat digunakan
maka konsumen memperoleh
penggantian baik berupa produk
maupun uang
Hak Konsumen dalam dalam Resolusi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nomor
39/248 Tahun 1985
1. Perlindungan
konsumen dari
bahaya-bahaya
terhadap
kesehatan dan
keamanan.
2. Promosi dan
perlindungan dari
kepentingan
sosial, ekonomi
konsumen
3. Tersedianya
informasi yang
memadai bagi
konsumen
6
4. Pendidikan
Konsumen.
5. Tersedianya
upaya ganti rugi
yang efektif
6. Kebebasan untuk
membentuk organisasi
konsumen atau organisasi
lainnya
1. Let the buyer
beware (caveat
emptor),
Konsumen harus
berhati-hati
sehingga tidak
perlu ada proteksi
apapun bagi si
konsumen
3. The Privity of
Contract
Saling
melindungi
setelah terjalin
suatu hubungan
kontraktual
B. Kedudukan Konsumen
2. The Due Care
Theory,
pelaku usaha
mempunyai
kewajiban untuk
berhati-hati dalam
memasyarakatkan
produk, baik
barang maupun
jasa
7
C.Prinsip-Prinsip Tanggung
Jawab Dalam Hukum
1. Prinsip
tanggung
jawab
berdasarkan
unsur
kesalahan
3. Prinsip
praduga
untuk tidak
selalu
bertanggung
jawab
2.Prinsip
praduga
untuk selalu
bertanggung
jawab
4. Prinsip
tanggung
jawab
mutlak
(Strict
Liability)
6. Prinsip
Product
Liability,
Professional
Liability
5. Prinsip
tanggung
jawab
dengan
pembatasan
◎ Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat
dimintakan pertanggungjawabannya secara
hukum jika ada unsur kesalahan yang
dilakukannya.
◎ Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur
kesalahan (fault liability atau liability based on
fault) ini prinsip yang cukup umum berlaku
dalam hukum pidana dan perdata.
9
1. Prinsip tanggung jawab
berdasarkan unsur kesalahan
Dalam doktrin hukum dikenal asas
vicarious liability dan corporate
liability.
1. Vicarious Liability (atau disebut
juga respondeat superior, let the
master answer), mengandung
pengertian, majikan bertanggung
jawab atas kerugian pihak lain
yang ditimbulkan oleh orang-
orang/karyawan yang berada di
bawah pengawasannya.
Jika karyawan itu dipinjamkan ke
pihak lain, maka tanggung
jawabnya beralih pada pemakai
karyawan tadi.
2. Corporate liability pada prinsipnya
memiliki pengertian yang sama
dengan vicarious liability. Menurut
doktrin ini, lembaga (korporasi) yang
menangung suatu kelompok pekerja
mempunyai tanggung jawab terhadap
tenaga-tenaga yang dipekerjakannya.
10
2.Prinsip praduga untuk selalu bertanggungjawab
11
◎ Prinsip ini menyatakan, tergugat selalu
dianggap bertanggungjawab (presumption of
liability principle), sampai ia dapat
membuktikan, ia tidak bersalah. Jadi, beban
pembuktian ada pada si tergugat.
◎ Dalam hukum pengangkutan, khususnya
pengangkutan udara, prinsip tanggung jawab
ini pernah diakui, sebagaimana dapat dilihat
dalam Pasal 17, 18 Ayat (1), Pasal 19 jo pasal
20 Konvensi Warsawa 1929 atau Pasal 24, 25,
28 jo Pasal 29 Ordonansi Pengangkutan
Udara No. 100 Tahun 1939, kemudian dalam
perkembangannya dihapuskan dengan
Protokol Guatemala 1971.
Thanks!
12

More Related Content

Similar to 9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen

Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
AgungAgungPangestu
 
bab ii revisian perlindungan konsumen
bab ii revisian perlindungan konsumenbab ii revisian perlindungan konsumen
bab ii revisian perlindungan konsumen
Undip
 
Tugas ke 3 soft skill etika bisnis
Tugas ke 3 soft skill etika bisnisTugas ke 3 soft skill etika bisnis
Tugas ke 3 soft skill etika bisnis
Melly Gunawan
 
9, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
9, be  gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...9, be  gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
9, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
MuhammadSuryaAlam
 
Tugas softskill harits materi
Tugas softskill harits materiTugas softskill harits materi
Tugas softskill harits materi
Rietz Wiguna
 
3, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,ethics of consumer protection, unive...
3, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,ethics of consumer protection, unive...3, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,ethics of consumer protection, unive...
3, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,ethics of consumer protection, unive...
MuhammadSuryaAlam
 

Similar to 9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen (20)

Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen  tanggungj...
Hbl8, agung pangestu, hapzi ali modul 9 hbl, perlindungan konsumen tanggungj...
 
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukumHbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
Hbl,anindia putri,hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab hukum
 
bab ii revisian perlindungan konsumen
bab ii revisian perlindungan konsumenbab ii revisian perlindungan konsumen
bab ii revisian perlindungan konsumen
 
Hbl, laila choirun nisa, hapzi ali, tugas artikel perlindungan konsumen , mer...
Hbl, laila choirun nisa, hapzi ali, tugas artikel perlindungan konsumen , mer...Hbl, laila choirun nisa, hapzi ali, tugas artikel perlindungan konsumen , mer...
Hbl, laila choirun nisa, hapzi ali, tugas artikel perlindungan konsumen , mer...
 
Tugas ke 3 soft skill etika bisnis
Tugas ke 3 soft skill etika bisnisTugas ke 3 soft skill etika bisnis
Tugas ke 3 soft skill etika bisnis
 
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
 
9, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
9, be  gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...9, be  gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
9, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,corporate ethics rights, privileges...
 
Tugas softskill harits materi
Tugas softskill harits materiTugas softskill harits materi
Tugas softskill harits materi
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perlindungan konsumen dan tanggungjawab huku...
 
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
9. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung ja...
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TANGGUNGJAWA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TANGGUNGJAWA...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TANGGUNGJAWA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TANGGUNGJAWA...
 
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
Hbl 9,nurcholis muttaqin,hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggung jawab h...
 
9, BE & GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights, Privileges...
9, BE & GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights, Privileges...9, BE & GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights, Privileges...
9, BE & GG, Wahyu Nor Maryono, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights, Privileges...
 
Hbl forum dan quiz minggu 9
Hbl forum dan quiz minggu 9Hbl forum dan quiz minggu 9
Hbl forum dan quiz minggu 9
 
3, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,ethics of consumer protection, unive...
3, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,ethics of consumer protection, unive...3, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,ethics of consumer protection, unive...
3, be gg, muhammad surya alam, hapzi ali,ethics of consumer protection, unive...
 
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
HBL 9 Riny Triana Savitri, Prof. Hapzi Ali, Perlindungan Konsumen dan Tanggun...
 
Perlindungan konsumen
 Perlindungan konsumen Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen
 
9, be & gg, devin winata, hapzi ali, corporate ethics, rights, privileges...
9, be & gg, devin winata, hapzi ali, corporate ethics, rights, privileges...9, be & gg, devin winata, hapzi ali, corporate ethics, rights, privileges...
9, be & gg, devin winata, hapzi ali, corporate ethics, rights, privileges...
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggungjawab huk...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggungjawab huk...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggungjawab huk...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggungjawab huk...
 
Etika bisnis (8th week)
Etika bisnis (8th week)Etika bisnis (8th week)
Etika bisnis (8th week)
 

More from Gindha Wayka

More from Gindha Wayka (20)

14. omnibus law
14. omnibus law14. omnibus law
14. omnibus law
 
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
13. pekerja anak, perempuan dan disabilitas
 
12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan
 
11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja11. pemutusan hubungan kerja
11. pemutusan hubungan kerja
 
10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out10 mogok kerja & lock out
10 mogok kerja & lock out
 
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja
 
8. upah
8. upah8. upah
8. upah
 
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
7. hubungan kerja dan perjanjian kerja
 
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
6. pengerahan dan penempatan tenaga kerja
 
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
5. para pihak dalam hukum tenaga kerja
 
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan4. pengertian, dasar dan sumber  ketenagakerjaan
4. pengertian, dasar dan sumber ketenagakerjaan
 
2. ketenagakerjan
2. ketenagakerjan2. ketenagakerjan
2. ketenagakerjan
 
1. pendahuluan
1. pendahuluan1. pendahuluan
1. pendahuluan
 
3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan3. sejarah ketenagakerjaan
3. sejarah ketenagakerjaan
 
15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik15. perdagangan elektronik
15. perdagangan elektronik
 
14. waralaba
14. waralaba14. waralaba
14. waralaba
 
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri13. surat kredit berdokumen dalam negeri
13. surat kredit berdokumen dalam negeri
 
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor12. perjanjian perdagangan ekspor impor
12. perjanjian perdagangan ekspor impor
 
11. rahasia dagang
11. rahasia dagang11. rahasia dagang
11. rahasia dagang
 
10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan10. tata kelola perusahaan
10. tata kelola perusahaan
 

Recently uploaded

Recently uploaded (11)

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 

9. prinsip pertanggungjawaban dalam hukum perlindungan konsumen

  • 2. ◎ A. Prinsip-Prinsip Hukum Perlindungan Konsumen ◎ Di Indonesia, kata “konsumen” pertama kali masuk substansi GBHN pada 1983, Pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya, menurut GBHN harus menguntungkan konsumen. Dan dalam GBHN 1988 dinyatakan, pembangunan ekonomi itu harus menjamin kepentingan konsumen. 2
  • 3. Model Kebijakan Perlindungan Konsumen 3 Kedua, kebijakan kompensatoris, yaitu kebijakan yang berisikan perlindungan terhadap kepentingan ekonomi konsumen (hak atas kesehatan dan keamanan). Menurut Hans W. Micklitz Pertama, kebijakan yang bersifat komplementer, yaitu kebijakan yang mewajibkan pelaku usaha memberikan informasi yang memadai kepada konsumen (hak atas informasi).
  • 4. Secara umum dikenal ada empat hak dasar konsumen, yaitu :
  • 5. Beberapa hal yang diinginkan oleh konsumen pada saat hendak membeli suatu produk: 1. Diperolehnya informasi yang jelas mengenai produk yang akan dibeli . 2. Keyakinan bahwa produk yang dibeli tidak berbahaya baik bagi kesehatan maupun keamanan jiwanya 3. Produk yang dibeli cocok sesuai dengan keinginannya, baik dari segi kualitas, ukuran, harga dan sebagainya. 5 4. Konsumen mengetahui cara penggunaannya. 5. Jaminan bahwa produk yang dibelinya dapat berguna dan berfungsi dengan baik 6. Jaminan bahwa apabila barang yang dibeli tidak sesuai atau tidak dapat digunakan maka konsumen memperoleh penggantian baik berupa produk maupun uang
  • 6. Hak Konsumen dalam dalam Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nomor 39/248 Tahun 1985 1. Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanan. 2. Promosi dan perlindungan dari kepentingan sosial, ekonomi konsumen 3. Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen 6 4. Pendidikan Konsumen. 5. Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif 6. Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi lainnya
  • 7. 1. Let the buyer beware (caveat emptor), Konsumen harus berhati-hati sehingga tidak perlu ada proteksi apapun bagi si konsumen 3. The Privity of Contract Saling melindungi setelah terjalin suatu hubungan kontraktual B. Kedudukan Konsumen 2. The Due Care Theory, pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk berhati-hati dalam memasyarakatkan produk, baik barang maupun jasa 7
  • 8. C.Prinsip-Prinsip Tanggung Jawab Dalam Hukum 1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan 3. Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab 2.Prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab 4. Prinsip tanggung jawab mutlak (Strict Liability) 6. Prinsip Product Liability, Professional Liability 5. Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan
  • 9. ◎ Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya. ◎ Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (fault liability atau liability based on fault) ini prinsip yang cukup umum berlaku dalam hukum pidana dan perdata. 9 1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan
  • 10. Dalam doktrin hukum dikenal asas vicarious liability dan corporate liability. 1. Vicarious Liability (atau disebut juga respondeat superior, let the master answer), mengandung pengertian, majikan bertanggung jawab atas kerugian pihak lain yang ditimbulkan oleh orang- orang/karyawan yang berada di bawah pengawasannya. Jika karyawan itu dipinjamkan ke pihak lain, maka tanggung jawabnya beralih pada pemakai karyawan tadi. 2. Corporate liability pada prinsipnya memiliki pengertian yang sama dengan vicarious liability. Menurut doktrin ini, lembaga (korporasi) yang menangung suatu kelompok pekerja mempunyai tanggung jawab terhadap tenaga-tenaga yang dipekerjakannya. 10
  • 11. 2.Prinsip praduga untuk selalu bertanggungjawab 11 ◎ Prinsip ini menyatakan, tergugat selalu dianggap bertanggungjawab (presumption of liability principle), sampai ia dapat membuktikan, ia tidak bersalah. Jadi, beban pembuktian ada pada si tergugat. ◎ Dalam hukum pengangkutan, khususnya pengangkutan udara, prinsip tanggung jawab ini pernah diakui, sebagaimana dapat dilihat dalam Pasal 17, 18 Ayat (1), Pasal 19 jo pasal 20 Konvensi Warsawa 1929 atau Pasal 24, 25, 28 jo Pasal 29 Ordonansi Pengangkutan Udara No. 100 Tahun 1939, kemudian dalam perkembangannya dihapuskan dengan Protokol Guatemala 1971.