3. Posisi konsumen lemah.
Daya beli seringkali tidak seperti yang diinginkan
sehingga ia tidak sanggup mengungkapkan preferensi
yang sesungguhnya.
Pengetahuan tentang produk atau jasa yang tersedia di
pasaran kerap kali tidak cukup untuk mengambil
keputusan yang tepat.
Konsumen tidak memiliki keahlian maupun waktu untuk
secara seksama menyelidiki tepat tidaknya mutu dan
harga dari begitu banyak produk yang ditawarkan.
The Customer is King?.
5. Hak Konsumen
Hak atas keamanan
Hak atas informasi
Hak untuk memilih
Hak untuk didengarkan
Hak lingkungan hidup
Hak konsumen atas
pendidikan.
PERHATIAN UMUM KONSUMEN
6. Hak Atas Keamanan;
Konsumen berhak atas produk yang aman.
Produk yang tidak mempunyai kesalahan
teknis atau kesalahan lainnya yang bisa
merugikan kesehatan atau membahayakan
hidup konsumen.
Jika produk pada hakikatnya mengandung
risiko – gergaji listrik – risiko harus dibatasi
sampai tingkat seminimal mungkin.
HAK KONSUMEN
7. Hak Atas Keamanan;
Produk makanan mengandung zat pengawet
atau pewarna yang merugikan kesehatan
konsumen.
Mainan anak dilapisi cat yang tidak sesuai
standar kesehatan sehingga menyebabkan
anak terkena kanker kulit.
Tingkat keamanan mobil sangat kecil dimana
peluang penumpang untuk hidup sangat kecil
ketika terjadi tabrakan.
HAK KONSUMEN
8. Hak Atas Informasi
Informasi bahan baku produk.
Informasi pemakaian produk.
Informasi mengenai risiko yang menyertai
pemakaian produk.
Jika suatu produk diberi garansi untuk
jangka waktu tertentu, maka segala
syarat dan konsekuensi harus dijelaskan
secara lengkap.
HAK KONSUMEN
9. Hak Atas Informasi;
Informasi pada label produk harus
benar: isi, berat, tanggal
kadaluwarsa, ciri-ciri khusus.
Label harus sesuai dengan kebenaran
kondisi sesungguhnya : ‘makanan ini
halal untuk umat Islam’
HAK KONSUMEN
10. Hak untuk Memilih
Konsumen berhak untuk membandingkan
kualitas dan harga produk sebelum
mengambil keputusan untuk membeli.
Menolak sistem produksi komunis/monopoli:
hanya satu jenis produk tersedia, tidak
mengenal kompetisi.
HAK KONSUMEN
11. Hak untuk Didengarkan
Keinginan konsumen mengenai produk
atau jasa yang diinginkan harus
didengarkan/dipertimbangkan terutama
keluhannya.
Konsumen harus dikonsultasikan jika
pemerintah ingi membuat peraturan
menyangkut produk/jasa.
HAK KONSUMEN
12. Hak Lingkungan Hidup
Konsumen memanfaatkan sumber daya alam
melalui produk yang digunakannya.
Konsumen berhak atas produk yang tidak
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Konsumen berhak atas produk yang tidak
merugikan keberlanjutan proses alam.
Konsumen berhak menuntuk bahwa dengan
memanfaatkan produk ia tidak akan mengurangi
kualitas kehidupan di bumi.
Konsumen berhak atas produk yang ramah
lingkungan.
HAK KONSUMEN
13. Hak Konsumen atas Pendidikan
Konsumen memiliki hak untuk secara positif
dididik untuk menyadari hak
konsumen,mengemukakan kritik atau
keluhan jika hak nya dilanggar.
Masyarakat harus dipersiapkan menjadi
konsumen yang kritis dan sadar akan hak nya
sehingga konsumen sanggup memberikan
sumbangan yang berarti kepada mutu
kehidupan ekonomi dan bisnis.
HAK KONSUMEN
14. Hak atas keamanan
Hak atas informasi
Hak untuk memilih
Hak untuk didengarkan
Hak konsumen atas pendidikan.
Hak mendapatkan advokasi serta
perlindungan
Hak mendapatkan ganti rugi atau
penggantian jika produk tidak dalam
keadaan semestinya.
UU PERLINDUNGAN KONSUMEN
15. Pemerintah sepatutnya mendukung gerakan
konsumen.
Inisiatif dan pelaksanaannya berasal dari konsumen
sendiri yang membentuk organisasi seperti LSM.
Kekuatan organisasi konsumen yaitu dari segi
jumlahnya.
Meningkatkan kesadaran konsumen akan
kepentingannya.
Mengadakan aksi jika perlu, seperti boiko produk
GERAKAN KONSUMEN
17. Apakah produsen bertanggung jawab jika
produknya mengakibatkan kerugian bagi
konsumen?
Produsen bertanggung jawab jika kerugian
konsumen terjadi karena kesalahan produksi atau
konstruksi.
Kerugian konsumen yang terjadi karena kesalahan
konsumen atau penyalahgunaan produk menjadi
tanggung jawab konsumen, ex: produk pisau, obat
Product Liability
18. Produsen harus menjamin bahwa produk
pada saat pembelian dalam keadaan prima
sehingga bisa dipakai dengan aman, ex:
produk mobil
Bagaimana garis pemisah antara tanggung
jawab konsumen sendiri dan tanggung
jawab produsen atas produknya?
Product Liability
19. Dimana persisnya tanggung jawab
konsumen untuk melindungi dirinya
berhenti dan tanggung jawab produsen
dimulai?
Teori kontrak
Teori perhatian semestinya
Teori buaya sosial
Product Liability
20. Hubungan antara produsen dan konsumen dilihat sebagai
kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen
didasarkan atas kontrak itu.
Jika konsumen membeli produk, ia mengadakan kontrak
dengan perusahaan yang menjualnya.
Perusahaan dengan tahu & mau menyerahkan produk
dengan ciri-ciri tertentu kepada pembeli dan pembeli
membayar jumlah uang yang disetujui.
Produsen berkewajiban menyampaikan produk dengan
ciri tersebut & konsumen berhak memperoleh produk
tersebut setelah jumlah uang dilunasi
Teori Kontrak
21. Caveat emptor: hendaklah si
pembeli berhati-hati.
Pembeli dengan hati-hati harus
mempelajari keadaan produk serta
ciri-cirinya sebelum melakukan
pembayaran
Teori Kontrak
22. Kedua belah pihak harus mengetahui betul baik arti
kontrak maupun sifat-sifat produk.
Kedua belah pihak harus melukiskan dengan benar fakta
yang menjadi obyek kontrak. Jika salah satu pihak dengan
sengaja memberi gambaran palsu tentang fakta, maka
kontrak menjadi tidak sah.
Tidak boleh terjadi, kedua belah pihak mengadakan
kontrak karena dipaksa atau karena pengaruh yang
kurang wajar seperti ancaman.
Teori Kontrak dan syarat kontrak
23. Produsen melaksanakan kontrak sesuai dengan
ketentuan.
Produk yang disampaikan kepada konsumen
harus mempunyai kualitas yang dijanjikan atau
disepakati sebelumnya.
Produsen memberi kebebasan penuh kepada
konsumen untuk mengambil keputusan
pembelian.
Bait and switch tidak etis
Teori Kontrak ; Implikasi.
24. Menjamin bahwa produk bisa diandalkan dan
berfungsi sebagaimana mestinya.
Menjamin bahwa produk dapat digunakan
selama periode waktu yang diharapkan.
Menjamin bahwa produk dapat
dipelihara/diperbaiki bila rusak
Menjamin bahwa produk aman dan tidak
membahayakan kesehatan/keselamatan
pemakai
Teori Kontrak ; Implikasi.
25. Produsen & konsumen berada pada taraf yang sama, tapi
pada kenyataannya tidak terdapat persamaan antara
produsen & konsumen.
Hubungan langsung antara produsen & konsumen,
padahal konsumen kenyataannya jarang sekali
berhubungan langsung dengan produsen. Tidak ada
persetujuan antara produsen & konsumen.
Konsepsi kontrak tidak cukup melindungi konsumen
dengan baik. Konsumen terlanjur menyetujui kontrak jual
beli, padahal di situ tidak terjamin bahwa produk bisa
diandalkan.
Teori Kontrak ; Sanggahan.
26. Kedudukan produsen & konsumen tidak setara.
Konsumen selalu dalam posisi yang lemah.
Produsen mempunyai jauh lebih banyak
pengetahuan dan pengalaman tentang produk
yang tidak dimiliki konsumen.
Produsen berada pada posisi yang lebih kuat
dalam menilai produk sehingga memiliki
kewajiban menjaga agar konsumen tidak
mengalami kerugian dari produk yang dibeli.
Teori Perhatian Semestinya
27. Caveat venditor: hendaklah si penjual berhati-
hati.
Produsen bertanggung jawab atas kerugian yang
dialami konsumen dengan memakai produk,
walaupun tanggung jawab itu tidak tertera
dalam kontrak jual beli secara eksplisit.
Contoh: mainan anak. Anak terluka karena
mainan, produsen bertanggung jawab?
Teori Perhatian Semestinya
28. Produsen harus menjaga agar
produk seaman mungkin pada
saat keluar pabrik.
Tanggung jawab produsen: desain
produk, bahan baku produk,
peringatan, label pada produk.?
Teori Perhatian Semestinya
29. Kelemahan
Sulit untuk menentukan apa arti ‘semestinya’
dalam konteks produsen harus memberikan
‘perhatian semestinya’. Misal: sejauh mana mobil
harus dirancang & dikonstruksi dengan aman?
Tingkat keamanan mobil mempengaruhi harga
jual.
Produsen tidak selalu mengetahui semua akibat
negatif dari produk yang dihasilkan. Kadang
terjadi, akibat negatif suatu produk baru tampak
setelah dipakai. Misal obat tidur
Teori Perhatian Semestinya
30. Produsen bertanggung jawab atas semua
kekurangan produk dan setiap kerugian yang
dialami konsumen dalam memakai produk
tersebut.
Hal ini juga berlaku jika produsen sudah
mengambil semua tindakan yang semestinya
dalam merancang serta memproduksi produk
bersangkutan atau jika mereka sudah
memperingatkan konsumen tentang risiko yang
berkaitan dengan pemakaian produk/ Contoh:
rokok
Teori Biaya Sosial
31. Semua akibat negatif dari produk harus
dibebankan kepada produsen.
Satu-satunya cara untuk memaksakan
para produsen membuat produk-produk
yang aman.
Teori Biaya Sosial
32. Kritik
Kurang adil karena menganggap orang bertanggung
jawab atas hal-hal yang tidak diketahui atau tidak bisa
dihindarkan.
Kerugian ekonomis, produsen terpaksa harus
mengambil asuransi terhadap klaim kerugian dan
biaya asuransi bisa menjadi sangat tinggi sehingga
tidak mampu dipikul oleh banyak perusahaan.
Banyaknya tuntutan ganti rugi terhadap produsen di
pengadilan akan menyebabkan produk semakin
mahal.
Konsumen menjadi tidak bertanggung jawab
dalam menggunakan produk.
Teori Biaya Sosial
34. Tanggung jawab atas kualitas
produk
Tanggung jawab atas harga
Tanggung jawab atas
pemberian label serta
pengemasan.
Tanggung Jawab Lain
35. Produk sesuai dengan apa yang dijanjikan
oleh produsen (melalui iklan atau informasi
lainnya) dan apa yang secara wajar
diharapkan oleh konsumen.
Cara menjamin kualitas produk yaitu
memberikan garansi baik secara eksplisit
maupun implisit. Garansi implisit: spare part
mobil.
Kualitas produk merupakan tuntutan etis
sekaligus kunci sukses perusahaan
Kualitas Produk
36. Dari sistem ekonomi pasar bebas, harga yang
adil dihasilkan oleh kesepakatan antara
pembeli dan penjual atau disetujui oleh
semua pihak yang terlibat dalam proses
pembentukannya.
Akan tetapi, untuk menjadi adil, harga tidak
boleh merupakan hasil mekanisme pasar
secara murni. Perlu intervensi pemerintah
untuk menjaga stabilitas harga. Why
Harga
37. Karena:
1) Pasar praktis tidak pernah sempurna.
Beberapa produsen besar memberi
kesan menentukan harga sesuai dengan
permintaan pasar, kenyataannya
mereka berkolusi untuk secara sepihak
menetapkan harga yang
menguntungkan mereka.
Harga
38. Karena:
2) Konsumen dalam posisi yang lemah
untuk membandingkan harga serta
menganalisis semua faktor yang turut
menentukan harga.
Konsumen sering menganggap produk
yang harganya mahal memiliki kualitas
yang lebih baik, padahal belum tentu
benar.
Harga
39. Karena:
3) Fluktuasi harga bisa jadi terlalu besar
dan merugikan produsen dan
konsumen. Kelangsungan bisnis
produsen terancam dan kebutuhan
konsumen akan suatu produk terancam
tidak bisa terpenuhi.
Harga
41. Penipuan :
Beberapa produsen berkolusi untuk menentukan
harga.
Bertentangan dengan etika pasar bebas baik itu yang
bermaksud untuk mencari untung yang tidak wajar
maupun dengan maksud baik untuk melindungi
pengusaha kecil.
Tidak etis karena penentuan harga berlangsung
dengan sembunyi-sembunyi.
Mekanisme permintaan-penawaran tidak bisa
berlangsung karena harga sudah ditetapkan secara
sepihak.
Harga Tidak Adil
42. Ketidaktahuan:
Toko menawarkan barang dengan harga
obralan padahal harga obralan itu adalah
harga biasa.
Toko memberi diskon sekian persen untuk
suatu barang tertentu, padahal
sebelumnya harga dinaikkan dulu.
Toko menjual dengan slogan, beli satu
gratis satu, tetapi harganya sebenarnya
sama dengan harga dua produk.
Harga Tidak Adil
43. Penyalahgunaan Kuasa:
Pengusaha besar memasang harga
murah hingga saingannya (produsen
kecil yang tidak bisa bertahan lama
dengan harga semurah itu) tergeser
dari pasar.
Pengusaha besar menjadi monopolo
dan bisa
Harga Tidak Adil
44. Manipulasi Emosi:
Memanipulasi keadaan emosional
seseorang untuk memperoleh untung
besar melalui harga tinggi.
Contoh: rumah sakit komersial.
Harga Rp 9.900 ditetapkan dengan
sengaja karena lebih menarik
ketimbang Rp 10.000
Harga Tidak Adil
45. Informasi yang disebut dalam kemasan
harus benar.
Informasi kurang benar atau tidak pasti
merugikan konsumen dan pihak lain.
Kemungkinan minyak sawit menaikkan
kadar kolesterol.
Pengemasan & Labeling: Tuntutan Etis
46. Pengemasan tidak menyesatkan
konsumen.
Kemasan bisa dirancang tinggi besar
untuk memberi kesan isinya banyak
tetapi pada kenyataannya isinya tidak
lebih banyak dari kemasan lain.
Pengemasan & Labeling: Tuntutan Etis